Demensia
Demensia
Anita (406117033)
Definisi
Definisi
Gangguan fungsi intelektual dan Gangguan fungsi intelektual dan memori didapatmemori didapat yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak yang disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. (Ilmu Penyakit Dalam)
(Ilmu Penyakit Dalam)
Suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan otak Suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang biasanya bersifat
yang biasanya bersifat kronik-progresif, dimanakronik-progresif, dimana
terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel (multiple high cortical function), termasuk di
(multiple high cortical function), termasuk di dalamnya : daya ingat,
dalamnya : daya ingat, daya pikirdaya pikir, orientasi, daya, orientasi, daya tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan tangkap (comprehension), berhitung, kemampuan belajar
belajar, berbahasa, dan , berbahasa, dan daya nilai (judgement).daya nilai (judgement). (PPDGJ III)
Epidemiologi
Epidemiologi
>65 tahun : ↑2 kali lipat setiap pertambahan 5>65 tahun : ↑2 kali lipat setiap pertambahan 5
tahun tahun
Secara keseluruhan prevalensi demensia padaSecara keseluruhan prevalensi demensia pada
populasi berusia > 60 tahun adalah 5,6% populasi berusia > 60 tahun adalah 5,6%
Penyebab tersering demensia Penyebab tersering demensia di di AS dan AS dan EropaEropa
adalah penyakit Alzheimer, sedangkan di Asia adalah penyakit Alzheimer, sedangkan di Asia diperkirakan demensia vaskular merupakan diperkirakan demensia vaskular merupakan penyebab tersering demensia.
penyebab tersering demensia.
TTipe demensia yang lebih ipe demensia yang lebih jarang adalahjarang adalah
demensia
demensia tipe tipe Lewy Lewy bodybody, , Demensia Demensia Fronto
Fronto--temporal dan demensia pada penyakit Parkinson temporal dan demensia pada penyakit Parkinson
Proporsi perempuan yang mengalami penyakit Alzheimer lebih tinggi dibandingkan laki-laki (2/3
pasien adalah perempuan), hal ini disebabkan perempuan memiliki harapan hidup lebih baik, dan bukan karena perempuan lebih mudah
Berdasarkan umur Demensia Senilis Demensia Prasenilis Perjalanan Penyakit reversibel irreversibel Sifat Klinis Demensia proprius Pseudo-demensia
Menurut Kerusakan
Otak
Demensia Lewy Body Morbus Huntington Demensia Vaskular FTD Demensia non-Alzheimer Morbus Parkinson Multiple Sklerosis dll Demensia alzheimer
Klasifikasi
Keadaan yang secara potensial reversibel atau bisa dihentikan :
Intoksikasi obat (obat, termasuk alkohol, dll) Infeksi SSP
Gangguan metabolik Gangguan nutrisi
Gangguan vaskuler
Hidrosefalus bertekanan normal Pseudodemensia depresif
Penyakit degeneratif progresif :
Tanpa gejala neurologik penting lain : Penyakit Alzheimer
Penyakit Pick
Dengan gangguan neurologik lain yang prominen:
Penyakit Parkinson Penyakit Huntington
Kelumpuhan supranuklear progresif Penyakit degeneratif lain yang jarang
Patofisiologi
Demensia Alzheimer
Komponen utama :
Plak senilis dan neuritik Neurofibrillary tangles Neuronal loss
Degenerasi granulovaskuler pada sel saraf
Demensia Vaskuler
Infark multiple & abnormalitas white matter
FTD
Atrofi temporal atau frontal
Pembentukan β-amyloid
Oksidasi Excitotoxicity Agregasi
β-amyloid Inflamasi Hiperfos-forilasi protein tau Plak Senilis dengan aktivasi
mikroglial Neurofibrillary tangles Kematian sel neuron Defisit neurotransmitter
Abnormalitas kognitif dan perilaku (penyakit Alzheimer)
Gambaran Klinis
Perubahan kepribadian Halusinasi dan waham
Mood kepribadian, depresi dan kecemasan Perubahan kognitif
Reaksi katastrofik kesulitan untuk memahami
suatu konsep dan menjelaskan perbedaan konsep-konsep tersebut
Sindrom Sundowner mengantuk, bingung, ataksia
Score MMSE :
25-30 : Tidak ada gangguan kognitif 20-24 : dicurigai ada gangguan kognitif <20 : ada gangguan kognitif
Laboratorium
AAN(American Academy of Neurology)
merekomendasikan pemeriksaan rutin dari :
Fungsi thyroid Vit B12
CT/MRI
Neuroimaging akan mengidentifikasi :
primary and secondary neoplasms locate areas of infarction
diagnose subdural hematomas
Kriteria Demensia
Gangguan Memori Gangguan kemampuan mental berpikir abstrak, penilaian kepribadian, bahasa, praksis, visuospasial •Penurunan progresif • irreversible • umumnya >65 tahunKriteria Diagnosis Demensia (DSM IV)
A.
Munculnya defisit kognitif multipel yang
bermanifestasi pada kedua keadaan berikut
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari
informasi baru atau untuk mengingat informasi yang baru saja dipelajari)
2. Satu atau lebih gangguan kognitif berikut
1. Afasia 2. Apraksia 3. Agnosia
4. Gangguan funsi eksekutif
B. Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2
menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial dan okupasi serta menunjukkan penurunan bermakna dari
Kriteria Diagnosis Demensia (PPDGJ III)
(1) Penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang (personal activities of daily living)
seperti: mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, buang air besar, dan kecil
(2) Tidak adanya gangguan kesadaran (clear conciousness)
(3) gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.
Kriteria Diagnosis Demensia Alzheimer (DSM-IV TR)
A. Munculnya defisit kognitif multipel yang
bermanifestasi pada kedua keadaan berikut
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari
informasi baru atau untuk mengingat informasi yang baru saja dipelajari)
2. Satu atau lebih gangguan kognitif berikut
1. Afasia 2. Apraksia 3. Agnosia
4. Gangguan funsi eksekutif
B. Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2
menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial dan okupasi serta menunjukkan penurunan bermakna dari fungsi sebelumnya. Defisit yang terjadi bukan terjadi khusus saat timbulnya delirium
C. Perjalanan penyakit ditandai oleh onset yang bertahap dan
penurunan kognitif yang terus menerus
D. Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 bukan karena salah satu
berikut
(1) Kondisi sistem saraf pusat lain yang menyebabkan defisit progresif dalam
daya ingat kognisi misalnya penyakit serebrovaskuler, penyakit Parkinson, penyakit Huntington, hematoma subdural , hidrosefalus tekanan normal, tumor otak
(2) Kondisi sistemik yang diketahui menyebabkan demensia misalnya,
hipotiroidisme, defisiensi vitamin B12 atau asam folat, defisiensi niasin, hiperkalsemia, neurosifilis, infeksi HIV
(3) Kondisi yang berhubungan dengan zat
E. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium F. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan aksis
Pedoman Diagnostik Demensia
Alzheimer
(1) Terdapatnya gejala demensia
(2) Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat. Onset biasanya sulit ditentukan waktunya yang persis, tiba-tiba orang lain sudah menyadari adanya kelainan tersebut. Dalam perjalanan
penyakitnya dapat terjadi suatu taraf yang stabil (plateau) secara nyata
(3) Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari pemeriksaan khusus yang menyatakan bahwa kondisi mental itu dapat disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan demensia (misalnya hipotiroidisme, hiperkalsemia, defisiensi vitamin B 12,
Defisiensi niasin, neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematom subdural)
(4) Tidak adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala
neurologik kerusakan otak fokal Seperti hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang
terjadi dalam masa dini dari gangguan itu (walaupun fenomena ini dikemudian hari dapat bertumpang tindih)
Pedoman Diagnostik Demensia Alzheimer
onset dini
(1) Demensia yang onsetnya sebelum usia 65 tahun
(2) Perkembangan gejala cepat dan progresif (deteriorasi)
(3) Adanya riwayat keluarga yang berpenyakit alzheimer merupakan faktor yang menyokong diagnosis tetapi tidak harus dipenuhi
Kriteria Diagnosis Demensia Vaskuler (DSM-IV TR)
A. Munculnya defisit kognitif multipel yang bermanifestasi
pada kedua keadaan berikut
1. Gangguan memori (ketidakmampuan untuk mempelajari informasi baru
atau untuk mengingat informasi yang baru saja dipelajari)
2. Satu atau lebih gangguan kognitif berikut
1. Afasia 2. Apraksia 3. Agnosia
4. Gangguan funsi eksekutif
B. Defisit kognitif yang terdapat pada kriteria A1 dan A2 menyebabkan
gangguan bermakna pada fungsi sosial dan okupasi serta menunjukkan penurunan bermakna dari fungsi sebelumnya. Defisit yang terjadi bukan terjadi khusus saat timbulnya delirium
C. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya; peningkatan refleks tendon
dalam, respon ekstensor palntar, palsi pseudobulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau atau tanda-tanda laboratorium
adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskuler (misalnya infark multipel yang mengenai korteks dan subtannsia putih dibawahnya) yang dianggap berhubungan secara etiologi dengan gangguan
Pedoman Diagnostik Demensia
Vaskular
(1) Terdapatnya gejala demensia
(2) Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya ingat, gangguan daya pikir, gejala neurologis fokal). Daya tilikan diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif
tetap baik
(3) Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap disertai adanya gejala neurologis fokal meningkatkan kemungkinan
diagnosis demensia vaskuler. Pada beberapa kasus, penetapan hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan atau
Pedoman Diagnostik Demensia Vaskuler
Onset Akut
Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian “stroke” akibat trombosis
Pedoman Diagnostik Demensia pada
Penyakit Pick
(1) Adanya gejala demensia yang progresif (2) Gambaran neuropatologis berupa atrofi
selektif dari lobus frontalis yang menonjol,
disertai euphoria, emosi tumpul, dan perilaku social yang kasar, disinhibisi, dan apatis atau gelisah
(3) Manifestasi gangguan perilaku pada
Pedoman Diagnostik Demensia
Creutzfeldt-Jakob
Trias :
(1) Demensia progresif merusak
(2) Penyakit piramidal dan ekstra pyramidal dengan mioklonus
Pedoman Diagnostik Demensia
Penyakit Huntington
(1) Ada kaitan antara gangguan gerakan
koreiform(Choeriform), demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit Hungtington
(2) Gerakan koreiform yang involunter, terutama pada wajah, tangan, bahu,atau cara berjalan
khas merupakan manifestasi dini dari
gangguan ini. Gejala ini biasanya mendahului gejala demensia, dan jarang sekali gejala dini tersebut tak muncul sampai demensia menjadi sangat lanjut
(3) Gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan adanya daya ingat relative masih terpelihara,
Pedoman Diagnostik Demensia pada
Penyakit Parkinson
Demensia berkembang pada seseorang dengan penyakit parkinson yang sudah parah, tidak ada gambaran klinis khusus yang dapat ditampilkan.
Pedoman Diagnostik Demensia YTT
Demensia yang terjadi bila kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi, tetapi tidak
Prognosis
Perjalanan penyakit yang klasik pada demensia
adalah awitan (onset) yang dimulai pada usia 50
atau 60-an dengan perburukan yang bertahap dalam 5 atau 10 tahun, yang sering berakhir dengan
kematian. Usia awitan dan kecepatan perburukan
bervariasi diantara jenis-jenis demensia dan kategori diagnostik masing-masing individu. Usia harapan
hidup pada pasien dengan demensia tipe Alzheimer adalah sekitar 8 tahun, dengan rentang 1 hingga 20 tahun.
DD
Demensia
Gangguan depresif (F30-F39)
Delirium (F05), F05.1 Delirium, bertumpah tindih
dengan demensia
Retardasi mental ringan dan sedang (F70-F71)
Demensia Alzheimer
Gangguan depresif (F30-F39) Delirium (F05)
Sindrom Amnestik Organik (F04)
Demensia primer penyakit lain YDK (f02)
Demensia Vaskular
Delirium (F05)
Demensia Alzheimer (F00.-) Gangguan Afektif (F30-F39)
Retardasi mental ringan dan sedang (F70-F71) Perdarahan subdural
Demensia vaskular+alzheimer (F00.2)
Demensia pada penyakit Pick
Demensia pada penyakit alzheimer (F00) Demensia vaskular (F01)
Penatalaksanaan
Terapi Psikososial Farmakoterapi Donepezil 5-10mg/hr Tacrine 4 x 10 mg/hr Vitamin E 800 – 2.000 IU/hr Ibuprofen (Mortin) Conjugated Estrogen 0,625 mg/hr Antipsikotika tipikal (Haloperidol 0,25-0,5 atau 1-2 mg) Antipsikotika atipikal (Risperidone 0,25-0,5 atau
0,75-1,75 mg)
Antixiolitika (Lorazepam 0,5-1 atau 1,5-2 mg) Antidepresif (Amitriptyline 25-50 mg)
Mood stabilizer (Carbamazepine 100-200mg)
Terapi lain