PENGELOLAAN PIUTANG ROSANNA WULANDARI. S.E., M.M
PENGELOLAAN PIUTANG
Pentingnya Investasi Pada Piutang
Pada dewasa ini, dengan semakin tingginya tingkat persaingan antar perusahaan akan memaksa perusahaan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pelanggannya. Pembayaran tunai yang ditawarkan oleh suatu perusahaan menjadi suatu yang sangat mustahil, sebab pesaing akan memberikan kemudahan dalam persyaratan pembayaran. Oleh karena itu penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan. Dengan penjualan secara kredit, maka akan muncul piutang dagang dan dengan munculnya piutang ini berarti perusahaan harus menyisihkan sejumlah dana yang akan diinvestasikan ke dalam piutang tersebut. Dengan demikian piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan secara kredit. Seperti di uraikan diatas bahwa dengan adanya piutang ini berarti perusahaan harus menyediakan dana yang diinvestasikan ke dalam piutang tersebut, apalagi dalam piutang selalu akan timbul masalah piutang tidak tertagih. Oleh karena itu dalam memberikan kredit harus direncanakan dengan baik, agar masalah piutang macet bisa di kendalikan. Di samping itu karena setiap dana yang digunakan perusahaan selalu ada biaya dananya, maka perlu direncanakan besarnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang tersebut.
Besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
Fakto-faktor yang mempengaruhi Besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang 1. Besarnya Volume penjualan kredit
Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut menentukan besar-kecilnya investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit akan semakin besar investasi pada piutang. Demikian sebaliknya bila volume penjualan kredit sedikit akan menurunkan investasi pada piutang.
2. Syarat Pembayaran
Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang tersebut jatuh tempo dan apakah ada diskon yang diberikan. Contoh : 5/10-n/60,
artinya bila piutang di bayar paling lambat 10hari dari tanggal penjualan akan diberikan diskon sebesar 5%, dan batas akhir pembayaran selama 60 hari.
Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan semakin besar investasi pada piutang.
3. Plafond kredit
Pada system penjualan kredit, pelanggan akan diberi batas maksimal kredit yang bisa diambil (plafon kredit).
Plafond kredit untuk masing-masing pelanggan tidak harus sama, tergantung pada besarnya usaha yang dimiliki oleh pelanggan dan tingkat kepercayaan perusahaan terhadap pelanggan. Semakin besar plafond kredit yang diberikan semakin besar investasi dalam piutang
4. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Dalam syarat pembayaran biasanya menawarkan diskon atau potongan bila di bayar lebih awal. Apabila kebiasaan pelanggan dalam membayar memanfaatkan discount, maka investasi pada piutang semakin kecil, tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin besar.
5. Kebijaksanaan Pengumpulan piutang
Biasanya memberikan piutang jauh lebih mudah dibandingkan dengan penagihannya. Oleh karena itu ada perusahaan yang menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang sangat ketat dan ada yang longgar.
Bila menggunakan kebijaksanaan yang ketat, maka apabila ada pelanggan yang belum melunasi piutang pada saat jatuh tempo, tidak akan diberi kredit sampai dilunasinya piutang tersebut, tapi ada juga yang longgar sehingga walaupun belum membayar saat jatuh tempo masih d beri kredit lagi. Dengan demikian semakin ketat kebijakan pengumpulan piutang semakin kecil investasi pada piutang, dan bila longgar piutangnya juga akan semakin besar.
Prinsip Pemberian Kredit
Kredit yang diberikan akan memunculkan piutang dagang, dan piutang dagang ini tidak ada jaminan undang-undangnya, sehingga ketika terjadi piutang tidak terbayar (macet) maka sulit diselesaikan di pengadilan. Resiko yang dihadapi oleh perusahaan yang menjual produknya secara kredit adalah tidak terbayarnya piutang tersebut.
Oleh karena itu untuk mengantisipasi sedini mungkin terjadinya resiko kredit tersebut maka sebelum memberikan kredit perlu diadakan evaluasi terhadap calon-calon pelanggannya. Pertimbangan yang lazim digunakan untuk mengevaluasi calon pelanggan sering di sebut dengan prinsip S C atau five C’s principles.
Prinsip 5 C
1. CHARACTER
Adalah kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaannya, cara hidup dan keadaan latar belakang keluarga maupun hobbynya.
Character ini untuk mengetahui apakah nantinya calon nasabah ini secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya atau willingness to pay.
2. CHAPACITY
Merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business recordnya). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan untuk membayar.
3. CHAPITAL
Adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya, hal ini bisa dilihat dari neraca laporan rugi-laba, struktur permodalan, ratio-ratio keuntungan yang diperoleh seperti ROE, ROI, dari kondisi diatas bisa dinilai apakah calon pelanggan layak diberikan kredit, dan berapa besar plafond kredit yang layak diberikan.
4. COLLATERAL
Adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Collateral ini diperhitungkan paling akhir , artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain, maka bisa menilai harta yang mungkin bisa dijadikan jamianan.
5. CONDITION
Kredit yang diberikan juga harus mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon nasabah.
Pengukuran Efisiensi Piutang
Piutang yang diberikan kepada para pelanggan harus bisa mendatangkan manfaat bagi perusahaan. Untuk itu perlu diketahui efisiensi piutang tersebut.
Untuk mengukur tingkat efisiensi piutang bisa digunakan dua ukuran yakni tingkat perputaran piutang atau rata-rata terkumpulnya piutang.
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang semakin efisien piutang tersebut atau semakin cepat piutang di bayar semakin efisien.
Perputaran Piutang
Piutang sebagai elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar.
Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan.
Makin lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang (receivable turnover)
Penjualan kredit Receivable turnover = --- Rata – rata piutang
Sedangkan periode terikatnya dana dalam piutang atau periode pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
360
Average coll periode = --- Receivable turnover
Anggaran Pengumpulan Piutang
Piutang bagaimanapun merupakan aktiva lancar yang kurang likuid, karena tidak bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu. Perusahaan pada dasarnya lebih menginginkan aliran uang tunai (cashflow)daripada jumlah piutang yang besar, karena kas bisa segera dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dalam penjualan kredit saat penjualan barang tidak bersamaan waktunya dengan penerimaaan kas. Oleh karena itu atas penjualan kredit tersebut perlu dibuat perencanaan kapan piutang tersebut bisa diterima kas. Kegiatan perencanaan penerimaan piutang menjadi uang tunai tersebut disebut anggaran penggumpulan piutang (receivable collection Budget). Budget pengumpulan piutang dapat disusun berdasarkan anggaran penjualan kredit dengan memperhatikan kebiasaan pembayaran pelanggan dalam melunasi piutang.
Contoh :
PT Dee merencanakan membuat anggaran pengumpulan piutang untuk 6 bulan pertama tahun 2010. Anggaran penjualan kredit selama 6 bulan pertama tahun 2010 adalah sebagai berikut :
Januari Rp.100.000.000 April Rp. 120.000.000 Februari Rp.110.000.000 Mei Rp. 105.000.000 Maret Rp. 115.000.000 Juni Rp.125.000.000
Syarat pembayaran 5/10-n/60. Penjualan dianggap awal bulan penjualan bulan November dan Desember masing-masing sebesar 90.000.000 dan 95.000.000.
Menurut pengalaman, pembayaran piutang tersebut adalah sebagai berikut: 30% dibayar dengan memanfaatkan masa diskon
10% dibayar pada bulan penjualan tanpa memanfaatkan masa diskon 50% dibayar satu bulan setelah bulan penjualan
10% dibayar 2 bulan setelah bulan penjualan
Anggaran Pengumpulan Kas jan – jun 2010
Analisis Kebijakan Piutang
Tujuan perusahaan menjual barangnya secara kredit adalah untuk meningkatkan volume penjualan. Dengan naiknya volume penjulan sangat diharapkan akan menaikan keuntungan yang didapat oleh perusahaan. Oleh karena itu kebijakan pemberian piutang harus bisa menambah laba perusahaan. Hal ini dikarenakan satu sisi volume penjualan diharapkan naik, tetapi dengan penjualan kredit akan menimbulkan investasi pada piutang, dan dana yang digunakan untuk investasi pada penjualan kredit perlu dianalisis apakah memang ada tambahan manfaat (keuntungan) yang didapatkan oleh perusahaan.
Dalam analisis kebijakan piutang tersebut perlu dicari dan dibandingkan antara manfaat yang diperoleh dan pengorbanan yang akan ditanggung perusahaan, sejauh manfaat yang didapat lebih besar dibanding dengan pengorbanannya, maka kebijaksanaan pemberian piutang dapat dibenarkan secara financial.
Contoh :
Bulan Piutang
Di terima Bulan
Januari Feb Maret April Mei Juni
Januari Februari Maret April Mei Juni Nov Des 100.000 110.000 115.000 120.000 105.000 125.000 90.000 95.000 Jumlah
Perusahaan Gee semula hanya menjual barangnya dengan system tunai. Penjualan yang mampu dihasilkan selama setahun dengan penjulan tunai tersebut sebesar Rp 4.000.000.000,- kemudian perusahaan merencanakan untuk mengubah system penjualannya dengan system kredit dengan n/60. Dengan penjualan secara kredit diperkirakan penjualan akan meningkat cukup pesat menjadi 5.400.000.000,-. Profit margin atau tingkat keuntungan diperkirakan 20% dan biaya dana 22%per tahun. Apakah kebijaksanaan kredit perusahaan ini secara financial layak?
MANFAAT :
Tambahan laba karena kenaikan penjualan = 20% x (5.400.000.000 – 4.000.000.000)= 280.000.000 PENGORBANAN :
Perputaran Piutang = 360:60=6x
Rata-rata piutang = 5.400.000.000 : 6 = 900.000.000 Dana investasi dlm piutang = 900.000.000 ( 1-0,2) = 720.000.000 Biaya dana untuk investasi pada piutang = 22%x720.000.000 = 158.400.000 Tambahan manfaat bersih = 121.600.000
Penjualan Kredit Dengan Diskon
Seringkali dalam menjual secara kredit perusahaan memberikan cash discount kepada pelanggannya bila dibayar selama jangka waktu tertentu.
Diskon ini diberikan dengan maksud agar para pelanggan dapat membayar lebih awal Contoh :
Dengan soal yang sama diatas perusahaan mempertimbangkan untuk memberikan diskon kepada pelanggannya sebesar 2% bila dibayar paling lambat 20 hari atau syarat pembayaran 2/20-n/60, apakah kebijaksanaan pemberian diskon tersebut menguntungkan bagi perusahaan. Atas kebijaksanaan tersebut diperkirakan 50% akan memanfaatkan masa diskon dengan pembayaran 20hari dan 50% akan memanfaatkan masa diskon dengan pembayaran 20 hari dan 50 % akan dibayar sesuai jatuh temponya. Untuk memutuskan pakah pemberian diskon ini layak atau tidak, kita menghitung tambahan manfaat dan pengorbanan antara penjualan secara kredit dengan diskon dan tanpa diskon. Tambahan manfaat atas penjualan dengan diskon adalah penurunan biaya dana akibat turunya investasi pada piutang. Sedangkan pengorbanannya berupa diskon yang diberikan kepada pelanggan.
MANFAAT :
Rata-rata pembayaran piutang = 0,5(20) + 0,5 (60) = 40 hari Perputartan piutang = 360 : 40 = 9X
Rata-rata piutang = 540.000.000:9=600.000.000
Investasi pada piutang = 600.000.000 X (1-0,2) = 480.000.000 PENURUNAN BIAYA DANA :
= 22% X (720.000.000 - 480.000.000 = 52.800.000 PENGORBANAN :
Discount yang diberikan
= 2% X 5.400.000.000 = 108.000.000 MANFAAT BERSIH (55.200.000) Piutang Tidak Tertagih
Seringkali dengan kebijaksanaan penjualan kredit mengakibatkan adanya sejumlah piutang yang tidak tertagih (bad debt). Piutang tidak tertagih ini nantinya akan diperlakukan sebagai kerugian piutang dan masuk sebagai elemen biaya operasi dalam laporan rugi-laba.
Dalam analisis kebijaksanaan kredit, taksiran piutang tidak tertagih harus diperhitungkan sebagai pengorbanan.
Contoh :
Dengan soal yang sama, ditaksir ada piutang yang tidak dapat d tagih sebesar 1% dari total penjualan.
MANFAAT :
Tambahan laba karena kenaikan penjualan = 20% x (5.400.000.000 – 4.000.000.000)= 280.000.000 PENGORBANAN :
Perputaran Piutang = 360:60 = 6x
Rata-rata piutang = 5.400.000.000 : 6 = 900.000.000
Biaya dana untuk investasi pada piutang = 22% x 720.000.000 = 158.400.000 Kerugian Piutang tidak tertagih = 1% X 5.400.000.000 = 54.000.000 Total tambahan biaya = 212.400.000