MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
MUHAMMAD ARIANTO 090503305
PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2014
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan
price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya
sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Februari 2014
Yang membuat pernyataan
Muhammad Arianto
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MOMENTUM DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh ukuran perusahaan, momentumdan price earning ratio sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel price earning ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio
Kata Kunci : Ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return
ABSTRACT
THE EFFECT OF FIRM SIZE, MOMENTUM AND PRICE EARNING RATIO ON THE MANUFACTURING
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of firm size, momentum and price earning ratio on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by firm size, momentum and price earning ratio as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variables that firm size, momentum and price earning ratio.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai
pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang
sangat saya kagumi, Adi haryanto dan Fauziah yang tidak pernah lelah
memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen
S1 Akuntansi dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si. selaku Penasehat Akademik
yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama
4. Ibu Yeti Meliany Lubis, SE, M.Si, Ak. yang juga selaku Dosen
Pembimbing saya dan Bapak Drs. Erwin Abubakar, M.Si., Ak. selaku
Dosen Pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Yang sangat saya kasihi kakak dan abang saya Mutia Syaputri, S.Sos. dan
Muhammad Ridho Syahputra, Amd. Yang selalu memberikan doa,
semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan
2009 teristimewa Azmi, Tamam, Iwan, Aswin, Anjar, Ari, Wahyu, Taufik
Akbar dan Ruth yang tidak pernah letih memberikan kasih sayang,
semangat dan bantuan sepanjang masa perkuliahan saya. Serta semua
keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih
atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini dan saya sangat
banggakan organisasi yang telah mengajarkan saya banyak hal yaitu
Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMA) FE USU.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Februari 2014
Penulis,
Muhammad arianto
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 TujuanPenelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
2.3 Kerangka Konseptual ... 17
2.4 Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 21
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.5.1 Variabel Independen ... 27
3.5.2 Variabel Dependen ... 27
3.5.3 Indikator ... 27
3.6 Metode Analisis Data ... 29
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 29
3.6.1.1 Uji Normalitas Data ... 29
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas ... 31
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 32
3.6.1.4 Uji Autokolerasi ... 32
3.6.2 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi Dan Determinasi ... 33
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 34
3.6.3.1 Metode Regresi Linear Berganda ... 34
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ... 35
3.6.3.3 Uji t Secara Parsial ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 37
4.2 Hasil Penelitian ... 37
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37
4.2.2 Asumsi Klasik ... 39
4.2.2.1 Uji Normalitas Data ... 39
4.2.2.2 Uji Multikolineritas ... 42
4.2.2.3 Uji Heterokedasitas ... 43
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 44
4.3 Pengujian Analisis Regresi ... 46
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda... 46
4.4 Pengujian Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 48 4.5 Pengujian Hipotesis ... 49
4.5.1 Uji Signifikan Simultan ... 49
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 58
5.3 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
DAFTAR TABEL
Nama Judul
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel ... 23
Tabel 3.2 Daftar Sampel Penelitian ... 25
Tabel 3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 28
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif ... 38
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data ... 41
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas ... 43
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.5 Uji Regresi Data ... 46
Tabel 4.6 Uji Korelasi Dan Determinasi ... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 50
DAFTAR GAMBAR
Nama Judul
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 18
Gambar 4.1 Gambar Grafik Histogram ... 40
Gambar 4.2 Gambar Grafik P-Plot ... 40
Gambar 4.3 Gambar Grafik Uji Heteroskedasitas Normalitas Data ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Nama Judul
Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ... 62
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian ... 63
Data Ukuran Perusahaan ... 63
Data Momentum Perusahaan ... 64
Data Price Earning Ratio Perusahaan ... 65
Data Return Saham Perusahaan ... 66
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data SPSS 19 ... 67
Statistik Deskriptif ... 67
Hasil Uji Normalitas melalui Histogram ... 67
Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plots ... 68
Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov ... 68
Hasil Uji Multikolinearitas ... 69
Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69
Hasil Uji Autokorelasi ... 70
Hasil Uji Koefisien Regresi ... 70
Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 70
Hasil Uji F ... 71
ABSTRAK
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, MOMENTUM DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan tahun 2011. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return saham. Data yang digunakan adalah laporan tahunan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini terdiri dari pengaruh ukuran perusahaan, momentumdan price earning ratio sebagai variabel independen, dan return saham sebagai variabel dependen dengan total sampel per tahun sebanyak 90 perusahaan.
Hasil penelitian ini adalah ada dua variabel independen berpengaruh terhadap return saham yaitu masing-masing ukuran perusahaan dan momentum secara parsial dan terdapat satu variabel independen yang tidak memiliki pengaruh terhadap return saham yaitu variabel price earning ratio. Lalu hasil penelitian secara simultan terdapat pengaruh secara signifikan terhadap return saham pada ketiga variabel independen nya yaitu ukuran perusahaan, momentum dan price earning ratio
Kata Kunci : Ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return
ABSTRACT
THE EFFECT OF FIRM SIZE, MOMENTUM AND PRICE EARNING RATIO ON THE MANUFACTURING
COMPANIES THAT LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE.
The purpose of this research is to know the effect of firm size, momentum and price earning ratio on the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange period 2009 up to 2011. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the stock return. Data that used in this research is annual report from each company, publized through website www.idx.co.id.
Analysis method that used in this research is quantitative method with multiple regression. Variables that used in this research are This result show that stock return which is proxied by firm size, momentum and price earning ratio as variable independent, and stock return as variable dependent consist of the 90 firms.
This research concludes that two of independent variables are firm size and momentum have influence toward stock return in parcial and in simultaneous the result is significantly influence to stock return on its three independent variables that firm size, momentum and price earning ratio.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang
diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri
maupun luar negeri. Selain itu juga penanaman modal atau investasi adalah
penanaman sejumlah uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk
tujuan memperoleh keuntungan. Hasil atau keuntungan yang diperoleh dari
investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan
konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama
periode waktu yang tertentu. Ada beberapa bentuk investasi yang dapat dilakukan
oleh masyarakat, salah satunya adalah investasi dalam bentuk penyertaan modal
atau biasa dikenal dengan investasi saham. Saham merupakan instrumen yang
banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik. Investor dapat menggunakan dua macam strategi untuk
mendapatkan return, yaitu strategi kontrarian dan strategi investasi momentum.
Strategi investasi kontrarian adalah membeli saham dengan harga rendah
kemudian menjualnya ketika harga saham naik pada titik tertentu untuk
memperoleh capital gain. Strategi membeli saham pemenang (winner) pada
periode yang lalu kemudian menjualnya di periode mendatang ketika harga
sama-sama menggunakan informasi sebagai acuan dalam mengambil keputusan dalam
perdagangan saham.
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi,
membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung
dengan singkat ketentuan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas juga bersifat
likuid (mudah dirubah). Sangat penting bagi perusahaan untuk selalu
memperhatikan kepentingan para pemilik modal dengan jalan memaksimalkan
nilai perusahaan, karena nilai perusahaan merupakan ukuran keberhasilan atas
pelaksanaan fungsi-fungsi keuangannya. Motif pemilik modal atau investor
menanamkan dananya pada sekuritas adalah mendapatkan return (tingkat
pengembalian) yang maksimal dengan resiko tertentu atau memperoleh return
tertentu pada resiko yang minimal.
Penelitian tentang strategi momentum mula-mula diperkenalkan oleh
Jegadeesh (1993). Mereka menemukan pembelian saham pemenang (winners)
periode yang lalu dan menjual saham pecundang (losers) pada periode yang lalu
memperoleh abnormal return yang signifikan. Abnormal return sendiri
disebabkan perubahan harga saham yang sangat drastis. Penelitian mereka pun
menyimpulkan keuntungan momentum tidak didorong hanya pada jangka pendek
tetapi dengan mengambil return masa lalu yang tinggi untuk mengalahkan
pertumbuhan indeks pasar telah menghasilkan return jangka panjang pembelian
terus menerus. Penelitian tentang Ukuran Perusahaan (firm size), Book to Market
sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu dengan memberikan hasil penelitian
yang beragam dari setiap penelitinya.
Fenomena tersebut juga terjadi pada hubungan antara book to market ratio
dan return saham, Robert Ang (1997) menyatakan bahwa ratio book to market
merupakan rasio yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kinerja
perusahaan melalui harga pasarnya, semakin rendah rasio ini menandakan
semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para investor, dari pernyataan tersebut
dapat dikatakan bahwa secara teoritis book to market ratio memiliki pengaruh
negatif terhadap return saham, akan tetapi pada kenyataan yang terjadi di
perusahaan manufaktur di Indonesia terjadi ketidak konsistenan teori tersebut,
karena tidak selamanya book to market ratio berpengaruh negatif terhadap return
saham.
Fama (1992) menyatakan nilai book to market ratio yang tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja buruk dan cenderung
mengalami kesulitan keuangan (financial distress) atau mempunyai prospek yang
kurang baik. Fama (1992) berkesimpulan bahwa book to market ratio mempunyai
hubungan negatif terhadap return, artinya semakin besar nilai book to market
ratio maka semakin kecil return saham suatu perusahaan. Dalam penelitian lain,
Fama (1993) menyatakan bahwa firm size dan book to market ratio memiliki
sensitivitas terhadap faktor risiko yang juga merupakan faktor penentu pada
variasi stock return dan membantu menjelaskan cross sections of average return.
Bukti-bukti pada penelitian mereka menunjukkan bahwa firm size dan book to
(1993) menemukan bahwa terdapat hubungan positif antara faktor market dan size
terhadap return, tetapi tidak ditemukan link antara book to market equity terhadap
return.
Di Indonesia investor dapat melakukan investasi saham dengan cara
membeli saham-saham perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dikelompokkan berdasarkan sektor usaha yang dilakukan, salah satunya adalah
sektor manufaktur. Sektor manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar
dibandingkan sektor lain. Perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur juga
merupakan emiten yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia. Sebelum memutuskan membeli atau menjual saham, para investor
tentunya sangat memerlukan tersedianya informasi. Informasi-informasi tersebut
diperlukan untuk dapat memprediksi besarnya return saham yang akan diterima
dari investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan
faktor-faktor yang berhubungan dan memiliki pengaruh terhadap return saham.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, distress risk, firm size dan book to
market ratio adalah beberapa faktor yang diduga memiliki hubungan dengan
return saham yang dihasilkan.
Selain book to market ratio, ada ratio pasar lain yang digunakan investor,
yaitu price earning ratio. Price earning ratio (PER) merupakan perbandingan
antara harga pasar suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS)
dari saham yang bersangkutan. Market price adalah harga suatu saham pada saat
umum dibagi dengan jumlah saham beredar. Kegunaan PER ini adalah untuk
melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap
kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya. Dengan kata lain PER
dianggap sebagai ratio pasar suatu saham perusahaan.
Penelitian PER yang diawali basu (1977) menemukan PER berpengaruh
negative terhadap return. PER yang rendah menyebabkan return saham yang
relatif tinggi dibandingkan saham dengan PER yang tinggi. Price earning ratio
yang relatif tinggi menggambarkan dividen yield saham yang rendah karena
sebagian keuntungan digunakan internal perusahaan dimana dividen yield tersebut
adalah salah satu komponen dari return saham. Investor akan berpikir ulang
karena semakin tinggi tingkat risiko yang akan dihadapi jika saham tersebut
memiliki jangka waktu yang lama untuk memperoleh return. Pada akhirnya,
investor akan enggan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut karena
kurang memberikan keuntungan.
Dengan adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu (research gap) serta
perbedaan realita dan teori (fenomena gap), maka perlu diadakan penelitian
mengenai hubungan antara Ukuran Perusahaan (firm size), Momentum dan Price
earning ratio (PER) dengan return saham pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dery Darusman (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa Portofolio
saham dengan Book To Market Ratio yang tinggi menghasilkan return yang lebih
tinggi dari portofolio saham dengan Book To Market Ratio rendah. Portofolio
pecundang akan tetap menurun return sahamnya. Portofolio saham dengan Firm
Size kecil menghasilkan return yang lebih tinggi dibandingkan portofolio saham
dengan Firm Size besar. Hal ini sejalan dengan temuan jegandish dan Titman
(1993) yang mengatakan saham pemenang secara konsisten memperoleh return
yang lebih tinggi dibandingkan saham pecundang (losers).
Hasil temuan Fitriati (2010) dalam penelitiannya tentang analisis
hubungan distress risk, firm size, dan book to market ratio dengan return saham.
Variabel yang digunakan distress risk, firm size dan book to market ratio. Metode
yang digunakan adalah korelasi sederhana dengan mengambil sampel 20 saham
perushaan manufaktur yang listed di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana hubungan variabel tersebut terhadap return saham. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara distress risk
dengan return saham. Hubungan negatif antara firm size dengan return saham.
Hubungan positif antara book to market ratio dengan return saham.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
replikasi dari penelitian terdahulu dengan judul “Pengaruh ukuran perusahaan,
Momentum dan Price earnimg ratio (PER) terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas terlihat bahwa terdapat reseach gap dari
beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Terjadi ketidak konsistenan hasil
mengenai hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tidak terdapat pola
hubungan yang konsisten antara ukuran perusahaan, momentum, price earning
ratio dan return saham. Berdasarkan masalah penelitian tersebut, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian (research gap) sebagai berikut :
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap Return
saham?
2. Apakah Momentum berpengaruh secara signifikan terhadap Return
saham?
3. Apakah Price earning ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return
saham?
4. Apakah Ukuran Perusahaan, Momentum dan price earning ratio secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Return saham?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sebagaimana uraian dari rumusan masalah yang telah dikemukaan di atas,
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan
(firm size) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Menguji dan menganalisis hubungan antara momentum terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
3. Menguji dan menganalisis hubungan antara price earning ratio
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI).
4. Menguji dan menganalisis hubungan antara ukuran perusahaan
(firm size), momentum dan price earning ratio terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi investor
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan dalam menerapkan
strategi di pasar modal khususnya saham.
2. Bagi emiten
Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dalam pasar modal
untuk memaksimalkan capitalization market dan kebijakan harga saham.
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian ini dapat menambah temuan dalam penelitian
serupa yang nantinya dapat dikaji ulang sehingga tercapainya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang
paling populasi. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan
ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan
usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh
investor dengan membeli atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder.
2.1.2 Return Saham
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Investor tentunya tidak akan
melakukan investasi jika tanpa adanya harapan akan return yang diperoleh di
masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi.Dalam melakukan investasi terdapat beberapa metode pengurkuran
return, salah satunya adalah return total. Return total merupakan return
keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Jogiyanto
(2003) menjelaskan return total dinyatakan sebagai berikut ini :
Return saham =
–
Keterangan :
Pt =Harga saham pada periode sekarang.
Pt-1 =Harga saham pada periode sebelumnya.
Menurut Jogiyanto (1998: 109), return saham dibedakan menjadi dua
yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung
kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko
dimasa mendatang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa
mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Dalam melakukan investasi
investor dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) antara return
yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin
besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin
besar pula risikonya, sehingga dikatakan bahwa return ekspektasi
memiliki hubungan positif dengan risiko.
Tujuan memperoleh return dapat dinyatakan dalam keuntungan
dengan presentasi relative dan absolute tetapi tujuan tersebut memiliki tujuan
bersifat umum, yaitu :
1. Capital Preservation
Capital Preservation (Pemeliharaan Modal) dilakukan investor untuk
menjaga investasinya agar return yang didapat tidak lebih kecil dari inflasi
yang terjadi. Umumnya, strategi ini dilakukan oleh strongly risk-averse
investors atau investor penghindar risiko secara penuh. Mereka mendapatkan
return untuk tujuan jangka pendek.
2. Capital Appreciation
Capital Appreciation atau peningkatan modal adalah tujuan investor
untuk memperoleh pertumbuhan modal dari waktu ke waktu. Pertumbuhan
modal diperoleh dari capital gain. Strategi ini dilakukan oleh investor agresif
3. Current Income
Investor memperoleh return dari portofolio yang akan digunakannya
untuk memenuhi biaya hidup mereka. Investor yang menerapkan strategi ini
berkonsentrasi untuk meningkatkan pendapatan mereka dari pada capital gain.
4. Total Return
Tujuan strategi total return hampir sama dengan capital appreciation,
yaitu meningkatkan nilai portofolio dengan capital gain dan
menginvestasikannya kembali. Risiko strategi ini terletak diantara risiko
strategi current income dan capital appreciation.
Menurut Ang (1997), menyatakan bahwa tanpa adanya keuntungan
yang dapat dinikmati dari suatu investasi tentunya investor tidak mau
berinvestasi jika pada akhirnya tidak ada hasil. Lebih lanjut setiap investasi
baik jangka panjang maupun jangka pendek mempunyai tujuan untuk
mendapatkan keuntungan.
2.1.3 Ukuran Perusahaan (firm size)
Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi
sampel didalam penelitian ini. Bentuk logaritma digunakan karena pada
umumnya nilai aset perusahaan sangat besar, sehingga untuk menyeragamkan
nilai dengan variabel lainnya nilai aset sampel diubah kedalam bentuk
logaritma terlebih dahulu.
Menurut Riyanto (1999:313) yaitu :“Besar kecilnya perusahaan dilihat
Undang-undang No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil, menjelaskan bahwa perusahaan
yang memiliki hasil penjualan tahunan sebanyak Rp 1.000.000.000.000,- (satu
milyar rupiah) digolongkan ke dalam kelompok usaha kecil. Dengan adanya
ketentuan ini, maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hasil
penjualan tahunan diatas Rp 1.000.000.000.000,- (satu milyar rupiah) dapat
dikelompokkan kedalam industri menengah dan besar.
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total assets yang
dimiliki oleh perusahaan diatur dengan ketentuan BAPEPAM
No.11/PM/1997, yang menyatakan bahwa :
“Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki
jumlah kekayaan (total assets) tidak lebih daro 100 milyar rupiah”.
Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki
perusahaan, karena total aktiva perusahaan bernilai milyaran rupiah, maka hal
ini dapat disederhanakan dengan mentransformasikannya ke dalam logaritma
natural. Menurut Trisnadewi (2012 :58) ukuran perusahaan juga dapat di
hitung dengan :
= log total asset
2.1.4 Momentum
Menurut Fabbozi (2004), momentum dikatakan sebagai relative strength
of a stock. Relative strength of a stock diukur dengan rasio harga saham
dengan beberapa harga indeks. Harga indeks bisa dibentuk dari harga saham
rasio jatuh, maka diduga bahwa saham dalam kecenderungan untuk menurun
terhadap indeks. Pengambilan keputusan menjual atau membeli saham
berdasarkan informasi yang beredar baik bad news maupun good news.
Anomali yang terjadi pada pasar modal merupakan dampak dari informasi
yang beredar tentang perusahaan atau lingkungan makro perekonomian suatu
negara. Pasar yang efisien adalah pasar yang harga sahamnya telah
mencerminkan segala informasi yang beredar. Momentum terjadi pada 2 atau
4 minggu setelah pembentukan. Watkins menemukan konsistensi return yang
didapat selama 2 - 4 minggu. Momentum diartikan sebagai tingkat laju harga
atau volume sekuritas yang merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang
digunakan adalah nilai penutupan hari ini terhadap nilai penutupan hari
sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai positif, berarti telah terjadi
kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada momentum menggunakan
pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di bursa. Jika saham
diperkirakan akan mengalami kenaikan (bullish), investor akan membeli
saham dan menjualnya ketika bursa akan mengalami penurunan (bearish).
Perkiraan saham akan mengalami kenaikan atau penurunan dilihat
berdasarkan pada kinerja saham tersebut di masa lalu.
Penelitian Jagadesh (1993) menunjukkan bahwa terdapat asosiasi antara
momentum terhadap kinerja saham dimasa lalu. Saham-saham yang berkinerja
baik (winner) atau buruk (loser) selama tiga bulan hingga satu tahun
cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk periode
menggunakan strategi membeli saham-saham yang menunjukkan kinerja yang
baik (winner) pada 3, 6, 9, dan 12 bulan sebelumnya dan menjual
saham-saham yang memberi kinerja yang buruk (loser) mampu menghasilkan return
positif pada masa 12 bulan setelahnya. Dengan kata lain terjadi persistensi
yang positif pada harga saham di masa lalu hingga 12 bulan
kemudian.Investor akan cenderung merespon positif pada saham-saham yang
telah terbukti menunjukkan kinerja yang baik di masa lalu yang ditandai
dengan adanya aktivitas beli pada saham yang menunjukkan return positif
tersebut, dengan harapan return positif tersebut akan terus berlanjut.
Sebaliknya, investor akan cenderung memberikan respon yang negatif
terhadap saham yang memiliki return yang negatif di masa lalu. Sehinga
dengan demikian, momentum menurut Darusman (2012:31) dapat juga
dinyatakan sebagai berikut ini:
Momentum = Close price pada periode saat ini – Close price pada
periode sebelumnya yang ditentukan
Keterangan :
CP = Close price pada periode saat ini.
CN = Close price pada periode sebelumnya yang di tentukan
2.1.5 Price Earning Ratio (PER)
Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan penghasilan
atau sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio
harga dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per
Price Earnings Ratio (PER) ini menunjukkan perbandingan antara harga
saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima. Formula yang digunakan untuk menghitung PER
adalah (Harahap, 2002).
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
No Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Dery Darusman (2012)
Analisis Pengaruh Firms size, Book to Market Ratio ,Price Earning Ratio dan
Momentum terhadap Return return portofolio. Variabel Firm Size berpengaruh
Return To Buying Winners And Selling Lsers:
Implication For Stock Market Efficiency
dibandingkan saham pecundang (losers).
3 Fitriati (2010)
Analisis Hubungan Distress Risk, Firm Size dan Book to Market Ratio dengan Return Saham.
Variabel distress risk, firm size tidak berpengaruh
Pengaruh Price Earning Ratio dan Risiko Terhadap Return Saham
Variabel price earning ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Risiko berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai
hubungan antara ukuran perusahaan, momentum, price earning ratio dan return
saham, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan
Return
Kerangka konseptual
Dapat dikatakan bahwa untuk memperkirakan harga saham dapat
menggunakan analisa fundamental yang menganalisa kondisi keuangan dan
ekonomi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Analisanya dapat meliputi
trend penjualan dan keuntungan perusahaan, kualitas produk, posisi persaingan
perusahaan di pasar, hubungan kerja pihak perusahaan dengan karyawan, sumber
bahan mentah, peraturan – peraturan perusahaan dan beberapa faktor lain yang
dapat mempengaruhi nilai saham tersebut (Anastasia, 2003). Dalam melakukan
analisa saham ini terdapat dua pendekatan, yaitu analisa fundamental dan analisa
teknikal. Dalam analisa fundamental, analisis menganalisa factor-faktor ekonomi
yang mempengaruhi perusahaan untuk memprediksi perkembangan perusahaan di
masa yang akan dating. Analisa laporan keuangan dan analisa rasio termasuk
komponen yang digunakan pada analisa fundamental. Sedangkan dalam analisa
teknikal digunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi.
Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi yang dilakukan (Ang, 1997). Dapat dikatakan para
pemodal (investor) melakukan investasi untuk mendapatkan return. Husnan Momentum ( X2)
(1994) juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari
suatu investasi. Investasi harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan
memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami
kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat di pengaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian
sesaat yang di pengaruhi oleh banyak factor termasuk diantaranya kondisi
(Performance) dari perusahaan, kendala-kendala eksternal, kekuatan penawaran
dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis
investasi saham.
Ukuran Perusahaan menggambarkan nilai asset perusahaan yang di peroleh
dari investasi. Ukuran sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma
natural dari total aset perusahaan yang menjadi sampel didalam penelitian ini.
Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai aset perusahaan sangat
besar, sehingga untuk menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya nilai aset
sampel diubah kedalam bentuk logaritma terlebih dahulu.
Momentum merupakan sebagai tingkat laju harga atau volume sekuritas yang
merupakan kelanjutan dari tren. Indikator yang digunakan adalah nilai penutupan
hari ini terhadap nilai penutupan hari sebelumnya. Jika indikator tersebut bernilai
positif, berarti telah terjadi kenaikan (tren naik). Investor yang mengacu pada
momentum menggunakan pergerakan bursa untuk membeli dan menjual saham di
Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga saham di pasar
atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima. Tingkat pendapatan perusahaan yang tercermin dari EPS (Earning per
share) berhubungan erat dengan peningkatan harga saham. Apabila fluktuasi EPS
makin tinggi maka semakin tinggi juga perubahan harga sahamnya dan return
sahamnya.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang
kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan hasil
penelitian terdahulu, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap return saham.
H2 : Terdapat pengaruh momentum terhadap return saham.
H3 : Terdapat pengaruh price earning ratio terhadap return saham.
H4: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan, momentum dan price earning
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif
dengan hubungan kasual, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian
hipotesis. Menurut Sugiono (2004:1) penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel ataupun lebih. Dengan
penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data
sekunder merupakan data primer yang telah dikelola lebih lanjut dan disajikan
baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain (Umar, 2001:69).
Data yang diperolah adalah data time series yaitu data dari suatu fenomena
tertentu yang didapat dari beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu
mingguan, bulanan, dan tahunan. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
dengan cara mendowload melalui situs www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono ( 2005: 267 ), Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI sebanyak 60 perusahaan.
Menurut Sugiyono (2005:267), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Metode pengambilan sampel dalam
penelitisn ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu dengan pertimbangan
tertentu judgment sampling( Jogiyanto,2004:9 ).
Adapun yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2009, 2010 dan 2011.
2. Perusahaan yang tidak delisting dalam jangka waktu tiga tahun
berturut-turut.
3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data
yang meliputi asset, liabilities, market capital dan close price yang valid
Setelah melakukan uji purposive sampling, maka perusahaan yang lolos uji
adalah:
Tabel 3.1
Proses seleksi sampel
No. Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3
1 Mitra Adiperkasa Tbk. X X
2 Astra Otoparts Tbk Sampel 1
3 Sepatu Bata Tbk Sampel 2
4 Pelat Timah Nusantara Tbk. X X
5 Berlina Tbk Sampel 3
6 Alumindo Light Metal Industry Tbk X X
7 Alakasa Industrindo Tbk. X X
8 PT semen Baturaja Tbk. X X
9 Goodyear Indonesia Tbk Sampel 4
10 Asiaplast Industries Tbk. X
11 HM Sampoerna Tbk Sampel 5
12 Sumi Indo Kabel Tbk Sampel 6
13 Tembaga Mulia Semanan Tbk. X X
14 Kedawung Setia Industrial Tbk. X
15 Kimia Farma Tbk Sampel 7
16 Kalbe Farma Tbk Sampel 8
17 Nippon Indosari Corpindo Tbk X X
18 Golden Eagle Energy Tbk. X X
20 Fast food Indonesia Tbk Sampel 10
21 Semen Gresik Tbk Sampel 11
22 Renuka Coalindo Tbk. X X
23 Mandom Indonesia Tbk Sampel 12
24 Nusa konstruksi Enjinirimg Tbk. X X
25 Tempo Scan pasific Tbk. Sampel 13
26 Tunas Ridean Tbk. Sampel 14
27 Astra Graphia Tbk. X X
28 Unilever Indonesia Tbk. Sampel 15
29 Indospring Tbk. Sampel 16
30 Pyridam Farma Tbk. X X
31 Delta Djakarta Tbk. Sampel 17
32 Budi Acid Jaya Tbk. Sampel 18
33 Gudang Garam Tbk. Sampel 19
34 United Tractors Tbk. Sampel 20
35 Selamat Sempurna Tbk. Sampel 21
36 Berau Coal energy Tbk X X
37 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Sampel 22
38 PT Electronic City Indonesia Tbk X X
39 Golden Energy mines Tbk. X X
40 Indofood Sukses Makmur Tbk. Sampel 23
41 Sumi Indo Kabel Tbk. Sampel 24
42 Intraco Penta Tbk. X X
44 Jaya Pari Steel Tbk. X X
1. Astra Internasional Tbk ASII
2. Astra Otoparts Tbk AUTO
3. Sepatu bata Tbk BATA
4. Indo kordosa Tbk BRAM
5. Berlina Tbk BRNA
6 Darya-varia Laboratoria Tbk DVLA
7. Goodyear IndonesiaTbk GDYR
9. HM sampoerna Tbk HMSP
10. Sumi IndoKabel Tbk IKBI
11. Indocement tungal Prakasa Tbk INTP
12. Kimia Farma Tbk KAEF
13. Kalbe Farma Tbk KLBF
14. Liom metal works Tbk LION
15. Mustika Ratu Tbk. MRAT
16. Fast food Indonesia Tbk. FAST
17. Semen Gresik Tbk. SMGR
18. Selamat Sempurna Tbk SMSM
19. Mandom IndonesiaTbk TCID
20. Pabrik kertas tjiwi kimia Tbk TKIM
21. Tempo scan pacific Tbk TSPC
28. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
29. Budi Acid jayaTbk BUDI
30. Delta Djakarta Tbk DLTA
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua
tahap. Tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi,
serta buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tahap kedua yaitu
mendokumentasikan data sekunder yang diperlukan berupa laporan-laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Data ini
diperoleh dari media internet dengan cara men-download laporan keuangan
perusahaan manufaktur melalui situs www.idx.co.id, dan dari Indonesia Stock
Exchange Fact Book tahun 2009 hingga tahun 2011.
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain (Umar,2003:50). Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Ukuran perusahaan, Momentum dan Price earning
ratio. Ukuran Perusahaan adalah ukuran sebuah perusahaan diukur dengan
menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan yang menjadi
sampel didalam penelitian. Momentum dikatakan sebagai relative strength
of a stock. Diukur dengan rasio harga saham dengan beberapa harga
indeks. Harga indeks bisa dibentuk dari harga saham dalam industri
tertentu atau indeks semua saham secara luas (fabbozi 2004). Price
Earnings Ratio (PER) merupakan rasio harga dengan penghasilan atau
sering digunakan untuk mebandingkan peluang investasi. Variabel
independen disimbolkan dengan “X1” (Ukuran perusahaan), “X2”
(Momentum), “X3” (Price earning ratio).
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhui oleh independen (Umar, 2003:50). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah return saham, Return (kembalian) adalah tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang
3.5.3 Indikator
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya
pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu.
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Price earning
3.6 Metode Analisis Data
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dalah
metode analisis statistik dengan menggunakan persamaan regresi
sederhana. Analisis data dilakukan dengan bantuan SPSS. Peneliti
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian
hipotesis yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolonearitas, Uji Heterokeditas,
3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103 ) “ Tujuan uji normalitas adalah
ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Pengujian
ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distibusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk
melakukan uji, penulis mendasarkan pada uji grafik dan uji
statistik.
a. Uji Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residu
adalah dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
normal. Namun demikian dengan melihat histrogram hal ini dapat
menyebabkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan data ploting data residual akan dibandingkan
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
Pada sumbu diagonal atau grafik atau dengan melihat histrogram
residulanya. Dasar pengambilan keputusan:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya
tidak menunjukan pola distibusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau
tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secra
statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji
grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik
nonparametik. Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig > nilai
signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolonearitas
Uji ini betujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen karena akan mengurangi keyakinan dalam pengujian
signifikan.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
multikolonearitas didalam model regresi ini dengan melihat nilai
Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah nilai VIF >
10. Apabila nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolonearitas
(Ghozhali, 2005:92).
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang
lain. Jika varians dari residual satu pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang
jelas serta titik - titik yang menyebar maka tidak tejadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Model regresi yang baik adalah terjadi heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dalam penelitian ini dengan cara melihat grafik
a. Melihat Grafik Scatterplot
Dasar analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut:
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas atau titik-titk menyebar diatas
dan dibawah angka nol pola sumbu Y, maka tidak terjadi.
3.6.1.4 Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Santoso
( 2002:218 ) dengan cara melihat besaran Durbin-Waston ( D-W )
sebagai berikut:
Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berati tidak ada
autokorelasi.
Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
3.6.2 PengujianAnalisis Koefisien Korelasi dan koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( R2 ) menunjukkan seberapa besar variable
sampai dengan satu. Apabila nilai R2 semakin mendekati satu, maka
variable-variabel indepedant member ikan semua informasi
yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya
jika nilai R2 semakin kecil, maka kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin terbatas. Nilai
R2 memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada
penambahan satu varibel independen meskipun varibel independen
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.3 Pengujian Hipotesis Penelitian
3.6.3.1 Metode Regresi Linear berganda
Regresi linear berganda ditujukan untuk menemukan
hubungan linear antar bebrapa variabel bebas yang biasa disebut
X1,X2,X3 dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y
(Situmorang, 2008:109). Model persamaannya adalah sebagian
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y = Return Saham
Α = konstanta
X2 = Momentum
X3 = Price earning ratio
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi
e = error ( pengganggu )
3.6.3.2 Uji Signifikan Simultan ( Uji- F )
Menurut Ghozali ( 2005:84 ) uji statistik F dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujian adalah Ho: bi = b2 = ... = bk = 0,
artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen dan Ha: b1 ≠ b2 ≠ ... ≠ b3 = 0, artinya semua variabel
independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen atau dengan kata lain semua variabel independen
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F
hitung dengan ketentuan jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima
dan Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak serta membandingkan
nilai F hasil perhitungan dengan F menurut tabel. Bila nilai F
hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka Ha diterima dan
sebaliknya.
3.6.3.3 Uji t ( uji secara parsial )
Uji secara parsial adalah untuk menguji apakah setiap
variabel bebas atau independen memilki pengaruh atau tidak
terhadap variabel dependen (Ghozali,2006). Bentuk pengujiannya
adalah Ho: bi = 0, artinya suatu variabel independen merupakan
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen atau dengan
kata lain variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah dengan
membandingkan siginifikansi t hitung dengan ketentuan Jika
Signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan Jika signifikansi > 0,05
maka Ha ditolak serta dengan membandingkan nilai statistic t
hitung dengan t tabel, apabila nilai statistik t hitung > t tabel maka
Ha diterima sedangkan nilai statistic t hitung < t tabel maka Ha
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh
selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Jumlah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 hingga tahun 2011 adalah sebanyak 157
perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang
telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling sehingga data yang
terkumpul sebanyak 30 perusahaan. Berdasarkan 30 perusahaan manufaktur
tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji hipotesis penelitian.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan perusahaan
manufaktur dari tahun 2009-2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan
(total asset), momentum, price earning ratio sebagai variabel independen
dan return saham sebagai variabel dependennya. Statistik deskriptif dari
terdaftar di BEI selama 2009 hingga 2011 disajikan dalam tabel dibawah
90 .00 11.94 562.20 6.2467
X2= Momentum 90 -12600.00 172050.00 715656.00 7951.7333 X3= Price Earning
Ratio
90 .80 79.82 1203.32 13.3702
Y = Return Saham 90 -.97 34.76 133.51 1.4834
Valid N (listwise) 90 Sumber: SPSS 19, Data diolah 2014
Berikut ini adalah perincian deskriptif dari data yang telah diolah:
1. Variabel Ukuran Perusahaan
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar 0.00 dengan nilai maksimum
sebesar 11.94. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 562.20 dan
rata-rata adalah 6.25 .
2. Variabel Momemtum
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar -12600 dengan nilai maksimum
sebesar 172050. jumlah nilai sample pada variable ini sebesar 715656 dan
3. Variabel Price Earnign Ratio
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar 0.80 dengan nilai maksimum
sebesar 79.82. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 1203.32 dan
rata-rata adalah 13.37.
4. Variabel Return Saham
Variabel ini memiliki nilai terkecil sebesar -97 dengan nilai maksimum
sebesar 34.76. jumlah nilai sample pada variabel ini sebesar 133.51 dan
rata-rata adalah 1.48.
4.2.2 Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas Data
1. Uji Grafik
Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pola distribusi
yang tidak menceng ke kiri dan kekanan maka dapat dinyatakan bahwa
distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Pengujian
normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila titik-titik pada
P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan bahwa distribusi
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Dari hasil spss diatas terlihat bahwa kurva sama besar dan tidak ada
terjadi kemencengan garis baik kekanan maupun kekiri sehingga dapat
dinyatakn bahwa data ini memang memiliki data yang berdistribusi
normal.
Berdasarkan hasil histogram dan diagram P-P Plot diatas dapat
diketahui bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal
dan titik-titik menyebar di sekitar garis lurus, seperti tampak pada gambar
p-plot di atas, hal ini berarti bahwa data penelitian ini telah diambil dari
populasi yang terdistribusi normal.
2. Uji Statistik
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik nonparametik Kolomogrov-Smirnov. Jika nilai
Asymp.sig > nilai signifikansi (0,05) maka data berdistribusi normal
(Ghozali, 2006).
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation 1.15260662 Most Extreme
Differences
Absolute .090
Positive .090
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .724
Asymp. Sig. (2-tailed) .670
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: SPSS 19 data diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi
dengan nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.670 atau probabilitas diatas
0.05, maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2005), pengujian multikolinearitas dilakukan untuk
membuktikan apakah variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan
tidak saling berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat.
Kriteria dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama
lain ketika ;
1. Jika nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10, maka dapa
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel
independen dalam model regresi.
Table 4.3
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 X1= Ukuran Perusahaan .809 1.236
X2= Momentum .961 1.040
X3= Price Earning Ratio .782 1.279
a. Dependent Variable: Y = Return Saham b. Sumber : SPSS 19 diolah 2014
Dari hasil analisis dan pengujian terhadap ketiga variabel bebas
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Hal ini dijelaskan oleh hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel
bebas yang memiliki nilai kurang dari 0,10. Begitu juga dengan hasil
perhitungan nilai VIF, diketahui bahwa ketiga variabel tersebut memiliki
nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi ini.
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah residu
pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila bersifat
heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu meramalkan
dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada penelitian
ini untuk mengatahui ada atau tidaknya problem heteroskedastisitas
plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu, maka dapat
dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala heteroskedastisitas
(Ghozali,2005).
Ganbar 4.3
Uji Heterokedasitas Normalitas Data
Berdasarkan grafik scatter plot diatas dapat disimpulkan bahwa model
regresi tidak terkendala heteroskedastisitas, karena diagram pencar tidak
membentuk pola tertentu.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data
yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini
sehingga perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh
autokorelasi atau tidak.
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto
(2009:91) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah
sebagai berikut:
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi,
c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Table 4.4
Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.793
a. Predictors: (Constant), X3= Price Earning Ratio, X2= Momentum, X1= Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Y = Return Saham sumber: SPSS 19, diolah 2014
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1,793 angka ini
terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan
4.3Pengujian Analisis Regresi linear
4.3.1 Metode Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan regresi linear, dilakukan dengan
menggunakan metode enter, dimana semua variabel dimasukkan untuk
mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui
meregresikan. Dari pengujian asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa model
regresi dapat digunakan dalam pengolahan data. Untuk menguji hipotesis
digunakan uji regresi berganda. Berdasarkan pengolahan data dengan
menggunakan SPSS 19, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 4.5
X1= Ukuran Perusahaan -.850 .247 -.404
X2= Momentum .301 .078 .414
X3= Price Earning Ratio .255 .281 .109
a. Dependent Variable: Y = Return Saham Sumber: SPSS 19, diolah 2014
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -2.02 - 0.85 X1 + 0.301 X2 + 0.255X3