• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kompetensi Guru SD melalui Pendampingan Pembelajaran berbasis Lesson Study di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan Kompetensi Guru SD melalui Pendampingan Pembelajaran berbasis Lesson Study di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

139

Peningkatan Kompetensi Guru SD melalui Pendampingan Pembelajaran

berbasis Lesson Study di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada

I Gede Margunayasa1, I Made Citra Wibawa 2, I Made Suarjana3

1,2,3 Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA

pakgun_pgsd@yahoo.com ABSTRACT

The aimed of learning assistance implemented through lesson study was to improve the competence of teachers in cluster I and II District of Sukasada. The assistance in Cluster I and II Sukasada District conducted starting in June 2016 to August 2016. The activities carried out include with seminars of socialization lesson study, workshop about typing Microsoft Word and PowerPoint, workshop about classroom action research, a workshop about the development of learning tools, mentoring about implementation of lesson study through planning activities (plan), implementation (do), and reflection (see). Participants of the activities are 32 peoples consisted of 29 teachers from primary schools in Cluster I and II Sukasada District and 3 students of PGSD department who are taking courses in the thesis. The team accompanying lesson study activities in Cluster I and II District of Sukasada were 3 people who came from the PGSD Department of the Faculty of Education Undiksha. Through the activities of lesson study was to resolve the problems experienced by teachers in cluster I and II Sukasada District. Implementation of lesson study got a very good response from participants because they thought the activities such as lesson study can add knowledge and experience as a teacher, can find out the deficiencies of teaching, increase knowledge in carrying out the teaching and learning activities, teachers have know friends from other schools, and they are very willing, expecting, and preparing to join again, especially for the implementation of the curriculum in 2013.

Keywords: competence, learning, lesson study

ABSTRAK

Tujuan dilaksananakan pendampingan pembelajaran berbasis lesson study adalah untuk meningkatkan kompetensi guru SD di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada. Pendampingan di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada dilakukan mulai bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Agustus 2016. Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat jenis IbM yang dibiayai dari DIKTI. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi seminar sosialisasi lesson study, workshop pengetikan microsoft word dan powerpoint, workshop penelitian tindakan kelas (PTK), workshop mengenai penyusunan perangkat pembelajaran, pendampingan pelaksanaan lesson study melalui kegiatan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see). Peserta kegiatan berjumlah 32 orang terdiri dari 29 orang guru yang berasal dari SD di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada dan 3 orang mahasiswa PGSD yang sedang mengambil mata kuliah skripsi. Tim yang mendampingi kegiatan lesson study di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada berjumlah 3 orang yang berasal dari Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Melalui kegiatan lesson study, masalah pembelajaran yang dialami oleh guru-guru di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada dapat diatasi. Pelaksanaan lesson study mendapat sambutan yang sangat baik dari peserta karena menurut mereka kegiatan seperti lesson study dapat menambah wawasan dan pengalaman sebagai guru, dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam mengajar, menambah ilmu dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, lebih mengenal teman guru dari sekolah lain, dan mereka sangat bersedia, mengharapkan, dan siap didampingi lagi, terutama untuk pelaksanaan kurikulum 2013.

Kata kunci: kompetensi, pembelajaran, lesson study

PENDAHULUAN Salah satu wadah dalam

(2)

141

adalah melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG). KKG merupakan salah satu wadah pengembangan profesi guru dalam

meningkatkan dan mengembangkan

kualifikasi akademik serta kompetensi secara berkelanjutan. Anggota KKG adalah guru-guru kelas di sekolah dasar (SD) yang berkumpul dalam satu gugus. Sebagai contoh, KKG Gugus I dan Gugus II Kecamatan Sukasada. KKG di kedua Gugus tersebut memiliki jumlah anggota yang berbeda-beda, tergantung pada jumlah guru kelas yang ada pada tiap sekolah.

Untuk mendapatkan informasi

mengenai peran KKG dalam membina empat kompetensi guru, maka dilakukan wawancara dengan salah satu orang guru dari kedua gugus tersebut. Menurut Ibu Ni Komang Muliasih, S.Pd.SD, KKG di gugus I mengadakan kegiatan KKG setiap

seminggu sekali. Kegiatan yang

dilakukan, diantaranya penyusunan

silabus dan RPP di awal semester untuk

setiap mata pelajaran berdasarkan

kurikulum yang berlaku. Disamping itu, para guru juga menerima pengarahan dari pengawas atau guru calon pengawas atau terkadang dari koordinator pengawas

tentang penyusunan RPP yang

berkarakter, pengelolaan pembelajaran, penyusunan instrumen evaluasi, ataupun penulisan karya ilmiah. Akan tetapi, pengarahan-pengarahan tersebut masih bersifat teoritis, umum, dan tanpa diikuti dengan kegiatan evaluasi setelah kegiatan

berakhir. Para guru menyatakan

ketidakpuasannya karena yang

dibutuhkan adalah contoh langsung, bukan sekedar teori, apalagi tanpa evaluasi. Jika pun pembicaranya adalah dosen, kegiatannya dilaksanakan dalam satu kecamatan sehingga para guru merasakan tidak mendapatkan apa-apa

karena tidak ada kesempatan untuk

mendapat bimbingan secara detail.

Kekurangan lain yang diungkapkan oleh

nara sumber adalah pembinaan

kompetensi personal dan sosial para guru belum pernah disinggung setiap ada kegiatan KKG.

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak I Nyoman Dana, S.Pd.SD, para guru membutuhkan bimbingan secara intensif oleh para ahli di bidang pendidikan. Mereka menyatakan bahwa

pembicara yang biasa memberikan

pengarahan dalam kegiatan KKG belum

begitu memberikan jawaban yang

memuaskan pertanyaan-pertanyaan para guru. Tidak hanya itu, dalam kegiatan KKG pembekalan tentang konten materi pelajaran tidak pernah diberikan, terutama mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, Bahasa Indonesia, dan PKn, maupun pembelajaran yang sesuai dengan mata

pelajaran tersebut. Akibatnya,

pemahaman guru mengenai materi

pelajaran masih kurang. Ini juga

diakibatkan oleh karena guru hanya mengandalkan materi yang ada pada buku pelajaran, dan tidak ada kreativitas guru untuk mencari materi pelajaran dari sumber lain.

Dalam kegiatan KKG, tidak pernah dibahas juga mengenai metode dan model-model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan oleh guru-guru di kelas. Ini diperparah lagi dengan kondisi bahwa guru-guru tidak memiliki buku sumber berkaitan dengan metode, strategi, dan model-model pembelajaran yang inovatif. Hal ini menyebabkan guru-guru di Gugus I dan II lebih senang menggunakan pembelajaran konvensional (sekitar 98% guru). Apalagi media di sekolah hanya

tersedia sedikit sekali sehingga

(3)

142

untuk mengelola pembelajaran menjadi

lebih inovatif. Berkaitan dengan

penelitian tindakan kelas (PTK), tidak satu pun guru di gugus tersebut yang mampu menghasilkan sebuah penelitian beserta laporannya, karena tidak tahu bagaimana harus merencanakan, melaksanakan, dan melaporkannya. Salah satu akibatnya adalah para guru kesulitan mengikuti kenaikan pangkat yang disebabkan tidak memiliki karya ilmiah. Masalah lain yang diungkapkan adalah guru belum pernah dilatih untuk mengoperasikan komputer

dalam kegiatan KKG. Hal ini

menyebabkan guru selalu meminta

pegawai untuk menyelesaikan

administrasi guru. Dampak lebih lanjut adalah guru merasa takut dan asing dengan benda tersebut (Hasil wawancara, Februari 2015).

Menurut kepala UPP Kecamatan

Sukasada, keberadaan KKG belum

memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi guru. Berdasarkan hasil tanya jawab dengan narasumber, berbagai kendala yang dihadapi oleh guru, kepala sekolah, dan

pengawas saat ini dalam usaha

menciptakan KKG yang aktif dan efektif, yaitu: 1) manajemen kelompok kerja masih perlu ditingkatkan kualitasnya dalam upaya optimalisasi pembinaan kegiatan KKG, 2) program-program kegiatan KKG masih kurang sesuai

dengan kebutuhan pengembangan

profesionalitas guru, 3) kurangnya

pembinaan dari pihak akademisi karena letak wilayahnya lumayan jauh dari Undiksha (± 30 Km). Pihaknya mengakui jika meminta bantuan pelatihan dari akademisi-akademisi Undiksha ke tingkat Kabupaten, baik masalah menghubungkan dengan pihak lembaga tersebut maupun pendanaan, jalur pengusulan kegiatan

tersebut sangat rumit, dan 4) pola pikir guru yang tidak mau berubah membuat para guru tidak mampu berprestasi

sekaligus mengembangkan

kompetensinya. Harapan yang

disampaikan narasumber berkaitan

dengan kompleksnya masalah guru di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada adalah adanya peran serta pihak lembaga

pendidikan tinggi, terutama yang

berkaitan dengan pendidikan SD, untuk

ikut membantu mengembangkan

kompetensi guru di wilayahnya.

METODE

Dalam upaya mengatasi kesulitan yang dialami KKG Gugus I dan II

Kecamatan Sukasada, solusi yang

ditawarkan adalah melaksanakan

beberapa program pembinaan terhadap 4 kompetensi guru dan penyadaran pola pikir guru dalam melaksanakan tugasnya. Solusi tersebut dapat terlaksana dengan

menerapkan lesson study. Adapun

langkah-langkah pelaksanaan program adalah: 1) melakukan seminar tentang penyadaran pola pikir guru, active learning, dan lesson study, 2) workshop pembinaan kompetensi guru dan

pelaksanaan lesson study, (3)

pendampingan lesson study di sekolah, dan (4) seminar diseminasi hasil lesson study. Workshop tentang pembinaan kompetensi guru terdiri dari 3 kegiatan yaitu workshop tentang pengetikan word dan powerpoint, workshop pembuatan PTK, dan wokshop tentang perangkat pembelajaran.

HASIL

Kegiatan Pengabdian kepada

Masyarakat dengan judul IbM KKG berbasis Lesson Study di Gugus I & II Kecamatan Sukasada sampai pada bulan

(4)

143

Oktober 2016 telah dilaksanakan dengan

baik. Kegiatan-kegiatan yang telah

terlaksana adalah seminar active learning dan Lesson Study, workshop pengetikan

word dan powerpoint, workshop

penyusunan PTK, workshop penyusunan

perangkat pembelajaran sebagai

perwujudan tahap plan lesson study, kegiatan pendampingan lesson study (plan-do-see) di 2 sekolah (SDN 1 Gitgit dan SDN 2 Tegallinggah), dan kegiatan seminar hasil kegiatan lesson study dan artikel.

Pada tahap awal pelaksanaan

program, telah dilaksanakan kegiatan berupa perancangan kegiatan seminar dan

workshop, penyiapan narasumber,

sosialisasi dan koordinasi dengan ketua UPP Kecamatan Sukasada, sosialisasi dan koordinasi dengan ketua Gugus I dan II Kecamatan Sukasada, penentuan jadwal kegiatan bersama mitra, penyiapan bahan seminar dan workshop, dan penyiapan lokasi serta sarana prasarana kegiatan. Kegiatan persiapan dilaksanakan dari tanggal 6 Juni hingga tanggal 14 Juni 2016, yang juga melibatkan peran serta aktif mitra untuk menentukan skala prioritas program yang dilaksanakan dan waktu pelaksanaan.

Setelah tahap persiapan,

dilaksanakan kegiatan seminar dan

workshop sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan dilaksanakan di SDN 1 Gitgit. Seminar active learning

dilaksanakan untuk memberikan

penyegaran materi mengenai model-model atau metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif secara bertindak dan aktif berpikir. Narasumber yang diundang sebagai penyaji pada seminar ini adalah Putu Nanci Riastini, S.Pd.,M.Pd. Kegiatan seminar dilakukan pada tanggal 15 Juni 2016. Selanjutnya,

pada hari yang sama, diberikan sosialisai tentang hakikat dan pelaksanaan lesson study. Narasumber yang pada kegiatan sosialisasi ini adalah I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd. sekaligus sebagai ketua tim pelaksana. Beliau dipilih karena telah mengikuti pelatihan dan melaksanakan lesson study di beberapa sekolah dan di

kampus sehingga diharapkan mitra

mendapatkan banyak pengetahuan tentang lesson study. Seminar dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi interaktif antara narasumber mitra. Seminar hari pertama diikuti oleh Ketua UPP, para pengawas di Kecamatan Sukasada, para ketua Gugus I dan II Sukasada, guru-guru peserta kegiatan, dan 3 orang mahasiswa.

Dalam pelaksanaannya, antusiasme

peserta tergolong tinggi dilihat dari

partisipasi mereka dalam diskusi

interaktif. Dalam pelaksanaan seminar ini tidak ditemukan kendala yang berarti.

Kegiatan kedua adalah workshop pengetikan word dan powerpoint, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2016 di SDN 1 Gitgit. Peserta kegiatan berjumlah 32 orang. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak I Made Citra Wibawa,

S.Pd.,M.Pd, yang juga merupakan

anggota tim kegiatan IbM. Beliau dipilih karena berpengalaman mengajar mata kuliah Dasar-dasar TIK di Jurusan PGSD. Hal-hal yang dilatihkan adalah pengetikan word dan powerpoint. Kegiatan ini

bertujuan untuk membekali mitra

kemampuan pengetikan dalam kaitannya dengan penyusunan PTK, RPP, maupun bahan presentasi lainnya. Respon mitra terhadap kegiatan pelatihan sangat baik dan mereka sangat antusias mencoba

menggunakan Microsoft Word dan

Powerpoint. Kendala dalam kegiatan ini adalah workshop berjalan lambat karena keterampilan menggunakan laptop setiap

(5)

144

peserta beragam dan belum begitu bisa menggunakannya. Tetapi hal itu dapat segera diatas karena mahasiswa yang ikut sebagai peserta diminta mendampingi guru-guru peserta pelatihan.

Kegiatan ketiga adalah Workshop Penyusunan PTK yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni 2016 di SDN 1 Gitgit. Peserta kegiatan berjumlah 32 orang. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Drs. I Made Suarjana, M.Pd, yang juga merupakan anggota kegiatan IbM. Hal yang dilatihkan adalah penyusunan PTK sesuai permasalahan yang dihadapi guru-guru. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali mitra kemampuan menyusun PTK. Respon mitra terhadap kegiatan pelatihan sangat baik. Mereka antusias menyusun peta masalah dan penyelesaian yang dilakukan sehingga masing-masing mitra menghasilkan satu judul PTK. Namun, hanya 10 judul PTK nanti yang akan diberikan bantuan dana penyusunan PTK.

Kegiatan keempat adalah Workshop

Perangkat Pembelajaran yang

dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 22 dan 23 Juni 2016 di SDN 1 Gitgit. Peserta kegiatan berjumlah 32 orang. Narasumber dalam kegiatan ini adalah I Gede Margunayasa, S.Pd, M.Pd. dan I Made Citra Wibawa, S.Pd.,M.Pd. Kegiatan ini berupa penguatan kurikulum

2013 dan workshop teknik-teknik

menyusun RPP sesuai kurikulum 2013. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali

mitra kemampuan menyusun RPP

kurikulum 2013, karena SDN 1 Gitgit sebagai sekolah inti di Gugus II dan SDN 1 Pancasari sebagai sekolah di Gugus I Kecamatan Sukasada pada tahun pelajaran

2016/2017 melaksanakan Kurikulum

2013. Respon mitra terhadap kegiatan pelatihan sangat baik. Mereka antusias

berpartisipasi dalam diskusi interaktif mengenai penyusunan RPP.

Kegiatan kelima adalah

Pendampingan Plan dari Lesson Study, untuk menyusun perangkat pembelajaran pada 27 Juni 2016. Kegiatan ini kelanjutan dari tanggal 22 dan 23 Juni 2016. Kegiatan plan diikuti oleh 32 peserta. Kegiatan plan dilaksanakan di SDN 1 Gitgit. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok didampingi oleh satu orang pendamping. Setiap kelompok melakukan diskusi untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa, materi yang ajar yang diajarkan, strategi

atau metode pembelajaran yang

digunakan pada saat pelaksanaan (do) lesson study. Adapun model/metode yang digunakan dalam mengajar adalah model pembelajaran kooperatif dan metode diskusi kelompok.

Beberapa komentar peserta

mengenai kegiatan plan, yaitu: bahwa kegiatan plan sangat bermanfaat, karena dapat menyusun perangkat pembelajaran bersama-sama sehingga dapat saling tukar pendapat. Melalui kegiatan plan, dapat menambah wawasan mengenai pemilihan strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Melatih sikap saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain. Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk menghasilkan pembelajaran yang terbaik, menyenangkan, dan efekif.

Setelah kegiatan plan, kegiatan keenam adalah pelaksanaan Do and See lesson study di SDN 1 Gitgit dilaksanakan pada tanggal 13 dan 14 Juli 2016. Guru modelnya adalah Luh Ade Sri Lestari, S.Pd. Pada tahapan ini siklus lesson study yang diterapkan adalah do (pelaksanaan) dan see (refleksi), sedangkan tahapan plan (merencanakan) sudah dilaksanakan pada

(6)

145

Pengamat (observer) yang hadir adalah guru-guru peserta kegiatan dari sekolah

yang berada di desa Gitgit dan

Pegayaman. Tahapan ini dimulai dengan

pelaksanaan pembelajaran berbasis

kurikulum 2013 yang disampaikan guru model dan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Setelah itu, dilakukan kegiatan refleksi (see) yang dipandu oleh seorang moderator.

Berdasarkan hasil kegiatan

pelaksanaan (do) kemudian dilakukan refleksi (see) dan diperoleh bahwa: 1) guru model memilih model pembelajaran

kooperatif dalam pelaksanaan

pembelajaran karena pada kemampuan anak yang sangat beragam sehingga akan terjadi tutor sebaya, 2) dari observer

mengatakan bahwa pembelajarannya

bagus, tetapi masih ada beberapa siswa kurang aktif (nomor 8 dan 12), 3) kreatifitas guru membuat media sangat bagus, 4) guru sangat energik mengajar

sehingga semua siswa memperoleh

perhatian, 5) guru model mengajar dengan luar biasa, 6) guru memberikan reward, itu bagus sekali, meningkatkan motivasi belajar siswa, dan 7) saran kepada guru model, untuk memberikan kesempatan bagi siswa yang tidak angkat tangan.

Selanjutnya, kegiatan ketujuh

adalah pendampingan pelaksanaan

pembelajaran kurikulum 2013 dengan pola lesson study dilaksanakan di SDN 3 Tegallinggah. Pada tahapan ini siklus lesson study yang diterapkan adalah do

(pelaksanaan) dan see (refleksi),

sedangkan tahapan plan (merencanakan)

sudah dilaksanakan pada kegiatan

workshop sebelumnya. Tahapan do and see di SDN 3 Tegallingah dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2016 dengan guru model bapak Gede Suardana, S.Pd.SD. Sedangkan pengamat (observer) adalah

guru-guru peserta kegiatan dari sekolah yang berada di desa Pancasari, Wanagiri, dan Tegallinggah. Tahapan ini dimulai

dengan pelaksanaan pembelajaran

berbasis kurikulum 2013 yang

disampaikan guru model dan pengamatan yang dilakukan oleh observer. Setelah itu, dilakukan kegiatan refleksi (see) yang dipandu oleh seorang moderator.

Kegiatan kedelapan adalah Seminar Hasil Kegiatan Lesson Study dan Artikel Ilmiah yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2016 di SDN 1 Gitgit. Peserta yang hadir berjumlah 60 orang, meliputi pengawas SD di Kecamatan Sukasada, guru yang mewakili tiap sekolah di Kecamatan Sukasada, dan mahasiswa. Narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak I Gede Margunayasa, S.Pd.,M.Pd, yang juga merupakan ketua kegiatan IbM. Tujuan kegiatan seminar hasil lesson study KKG di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada adalah untuk menginformasikan dan menyebarluaskan hasil kegiatan lesson study dan hasil kegiatan lainnya yang telah dilakukan kepada khalayak luas, sehingga masyarakat luas terutama

guru-guru di Kecamatan Sukasada

memperoleh informasi berkaitan dengan kegiatan lesson study, kemudian dapat mengibaskan ke rekan guru lainnya sesama sekolah maupun dari sekolah yang lain. Sehingga guru-guru khususnya di Kecamatan Sukasada dapat mengetahui dan melaksanakannnya demi keberhasilan pendidikan di Kecamatan sukasada pada khususnya, dan pendidikan di Bali pada

umumnya. Peserta sangat antosias

mengikuti kegiatan, ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir. Peserta juga menyampaikan bahwa kegiatan yang dilakukan dari awal sangat bagus dan memberikan pengetahuan yang sangat

(7)

146

berarti mengenai pelaksanaan lesson study.

”Lesson study adalah suatu model pembinaan profesi pendidik melalui

pengkajian pembelajaran secara

kolaboratif dan berkelanjutan

berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun

learning community” (Rusman,

2010:384). Apabila dicermati definisi Lesson Study maka ditemukan 7 kata kunci yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan,

kolegialitas, mutual learning, dan

komunitas belajar. Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas pendidik terus menerus yang tercermin dari peningkatan mutu pembelajaran. Styler dan Hiebert (dalam Susilo dkk, 2009:3) mengatakan bahwa Lesson study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru ketika mengidentifikasi masalah pembelajaran, merancang suatu skenario pembelajaran (yang meliputi kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan diajarkan), membelajarkan peserta didik sesuai skenario (salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati), mengevaluasi dan

merevisi skenario pembelajaran,

membelajarkan lagi skenario

pembelajaran yang telah direvisi,

mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain (mendiseminasikannya).

Lesson study merupakan model

pembinaan profesi guru dalam

pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahap yang harus dilakukan. Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu

Plan (merencanakan), Do

(melaksanakan), dan See (merefleksi)

yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (continous improvement). Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat mendorong siswa belajar dalam suasana menyenangkan sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai secara efektif melalui aktivitas belajar secara aktif dan

kreatif. Tahapan pelaksanaan (Do)

pembelajaran untuk menerapkan

rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan bersama. Sedangkan langkah

refleksi (See) bertujutuan untuk

melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dirancang dan yang telah dilaksanakan.

Ada 8 (delapan) peluang yang dapat diperoleh oleh guru apabila melaksanakan lesson study secara berkesinambungan. Ke-8 peluang tersebut sangat erat

kaitannya dengan pengembangan

profesionalisme guru. Menurut Lewis (dalam Santyasa, 2009), peluang-peluang tersebut adalah (1) memikirkan dengan cermat mengenai tujuan pembelajaran, materi pokok, dan bidang studi, (2)

mengkaji dan mengembangkan

pembelajaran yang terbaik yang dapat

dikembangkan, (3) memperdalam

pengetahuan mengenai materi pokok yang

diajarkan, (4) memikirkan secara

mendalam tujuan jangka panjang yang akan dicapai yang berkaitan dengan siswa, (5) merancang pembelajaran secara kolaboratif, (6) mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta tingkah laku siswa, (7) mengembangkan pengetahuan pedagogis yang kuat penuh daya, dan (8) melihat hasil pembelajaran sendiri melalui mata siswa dan kolega.

Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan lesson study adalah: 1) meningkatnya pengetahuan guru tentang materi ajar dan pembelajarannya, 2)

(8)

147

meningkatnya pengetahuan guru tentang cara mengobservasi aktifitas belajar

siswa, 3) menguatnya hubungan

kolegalitas baik antar guru maupun dengan observer lain selain guru, 4) menguatnya hubungan antara pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dengan tujuan

pembelajaran jangka panjang, 5)

meningkatnya motivasi guru untuk

senantiasa berkembang, 6) meningkatnya kualitas rencana pembelajaran termasuk komponen-komponennya seperti bahan ajar, teaching materials(hands on) dan

strategi pembelajaran (Rusman,

2010:394).

Manfaat lain dari lesson study adalah: 1) menciptakan suasana keakraban dan kekeluargaan antar sesama guru, 2) memberi peluang bagi guru untuk memecahkan masalah dan menciptakan solusinya secara bersama-sama serta saling bertukar pengalaman, 3) guru dapat

membuat perencanaan pembelajaran

secara bersama-sama dan mempraktekan hasil kerjanya, 4) membuat guru menjadi

lebih profesional dalam mengajar

sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi siswa sebagai tujuan menelurkan siswa-siswa terbaik demi masa depan Indonesia (Anggara & Umi, 2012).

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat “IbM KKG berbasis Lesson Study di Gugus I & II Kecamatan Sukasada” pada kelompok KKG di Gugus I dan II Kecamatan Sukasada yang meliputi Desa Pancasari, Wanagiri, Tegallinggah, Gitgit, dan Pegayaman, adalah: 1) Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat memberikan dampak positif

bagi pelaksanaan program, terlihat dari partisipasi peserta selama mengikuti kegiatan seminar active learning dan lesson study, workshop pengetikan word

dan powerpoint, workshop PTK,

workshop perangkat pembelajaran,

pendampingan plan-do-see di 2 sekolah mitra, dan seminar hasil kegiatan sangat antusias dan semua kegiatan dapat berjalan dengan baik. 2) Terjadinya peningkatan kompetensi guru, melalui

kegiatan seminar dan workshop

pengembangan kompetensi,

pendampingan pelaksanaan lesson study dan penyusunan PTK. 3) Pelaksanaan program mampu menghasilkan luaran-luaran yang diharapkan oleh program

pengabdian kepada masyarakat ini,

diantaranya perangkat pembelajaran,

PTK, video pembelajaran, skripsi, dan artikel.

DAFTAR RUJUKAN

Anggara dan Umi Chotimah Rian. 2012. Penerapan Lesson Study Berbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Pkn SMP Se-Kabupaten Ogan Ilir . Jurnal Forum Sosial, Vol. V, No. 02, September 2012.

Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007. Upaya

meningkatkan profesionalisme

guru berlandaskan ilmu

pendidikan dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa. Jurnal

Perspektif Ilmu Pendidikan. Vol. 16 Th VIII. Oktober 2007.

Hendayana, dkk. 2007. Lesson study suatu

strategi untuk meningkatkan

(9)

148

(Pengalaman IMSTEP-JICA). UPI Press. Bandung.

Rusman. 2010. Model-Model

Pembelajaran Mengembangkan

Profesionalisme Guru. Bandung: Raja Grafindo Persada.

Santyasa, I W. 2009. Implementasi lesson

study dalam pembelajaran.

Makalah. Disajikan dalam

”Seminar Implementasi Lesson Study dalam Pembelajaran bagi Guru-Guru TK, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Nusa Penida, Tanggal 24 Januari 2009, di Nusa Penida. Susilo, H. 2006. Apa dan Mengapa Lesson

Study Perlu Dilakukan untuk

Meningkatkan Profesionalisme

Guru dan Dosen MIPA. Makalah.

Disajikan dalam Seminar

Peningkatan Profesionalisme

Guru dan Dosen MIPA melalui Lesson Study, di Singaraja, 25 November 2006.

Susilo, dkk. 2009. Lesson Study Berbasis Sekolah Guru Konservatif Menuju

Guru Inovatif. Malang:

Referensi

Dokumen terkait

Seragam dapat membantu pengunjung mengenali petugas yang berada dilokasi untuk dimintai tolong sesuatu. Sama halnya dengan signsystem, seragam akan melengkapi daya

Kombinasi potensi-potensi alam tersebut unik dan tidak dapat ditemui di kawasan wisata alam lain sehingga Taman Wisata Alam Pulau Kembang dapat dijadikan pilihan

Kajian ini dijalankan bagi mengenalpasti faktor-faktor yang berkaitan dengan penglibatan pekebun ked} getah pemilik-pengusaha Melayu dalam membuat penilaian terhadap program

7 Perlu disediakan rambu dan marka yang mudah dibaca oleh penyandang disabilitas dan tuna netra dan disediakan dokumen informasi alur proses pelayanan dalam

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 merupakan akuntabilitas dalam pencapaian visi, misi tujuan

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, Peter Says Denim (Jl. 109, Hegarmanah) adalah citraan khas label asal Bandung yang karya-karya fashion-nya hampir mencapai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut: 1) Perkembangan kosa kata bahasa Inggris anak dalam proses

[r]