BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterate tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons.Habitat Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar. Sebagian besar hidup dilaut secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang di air.1[1]
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama pembentuk ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam jenis hewan dan ganggang. Dua puluh lima persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini. Selain itu, terumbu karang sangat indah sehingga
1[1]Rudi. 2012. “Laporan Praktikum Zoologi Coelenterata,” Blog Rudi. http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-prtikum-zoologi-coelenterata.html (20 Mei 2012).
dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan ombak untuk mencengah pengikisan pantai.2[2]
Adapun yang melatarbelakangi diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengamati struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur dan morfologi organisne yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
C. Manfaat Percobaan
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur dan morfologi organisme yang tergolong Coelenterata dan mengklasifikasikannya.
3[3]Adun Rusyana, Zoologi Invertebrata, (Bandung: ALFABETA, 2011),h.25. 4[4]Mukayat Djarubito Brotowidjojo, Zoologi Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1989),h. 74. 5[5] Rudi. 2012. “Laporan Praktikum ,” Blog Rudi.
http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-prtikum-zoologi-coelenterata.html (15 Mei 2012).
2[2] Guru. 2008. “Mengenal Phylum Coelenterata,” Blog Guru.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/ (14 Mei 2012)
3 4 5
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini yaitu : Hari/tanggal: Senin/21 Mei 2012
Pukul : 13.00 – 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata – Gowa
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu lup, papan seksi dan pinset. 2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu minimal 2 spesiemen Coelenterata misalnya Aurelia aurita.
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
a. Mengambil hydra pada kolam-kolam yang jernih. Ada dua macam hydra yang berwarna hijau
dan yang berwarna coklat (agak lebih besar), biasanya hewan ini melekat pada tumbuhan air atau benda lain.
b. Meletakkan hydra atau spesiemen lain pada papan seksi dan mengamati di bawah mikroskop
stereo, biasanya jika tersentuh hydra akan mengerut, menunggu beberapa menit hingga tubuhnya terjulur kembali.
c. Mengamati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut,
mulut ujung oral yang menghadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur, tunas (bud) hydra kecil yang baru tumbuh (secara vegetatif).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Bagian morfologi dari Aurelia aurita
Keterangan : 1. Mesoglea 2. Gonad 3. Radial canal 4. Rhopalium 5. Oral arms 6. Sub umbrella 7. Mulut 8. Ex umbrella 9. Perut
Bagian anatomi Aurelia aurita
Keterangan : 1. Mulut
2. Tentakel
3. Perut
4. Gastric pouch
5. Perradial brachial groove
6. Subgenital pit 7. Interradial gonad 8. Lengan mulut 9. Perradial canal 10. Adradial canal 11. Cincin canal 12. Bell margin 13. Interradial canal 14. Lappet 15. Rhopalium B. Pembahasan a. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.6[1]
b. Anatomi
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.7[2]
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga
6[1]“Animalia”, Scribd. http://www.scribd.com/doc/48944975/ANIMALIA (22 Mei 2012).
renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.8[3]
c. Habitat
Ubur-ubur hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut.9[4]
d. Peranan
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah ubur – ubur ada yang dapat dimakan, misalkan Aurelia. Anemon laut atau mawar laut banyak digunakan sebagai hiasan pada akuarium air laut. Di laut, hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.10[5]
e. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Aurelia aurita adalah sebagai berikut: Kingdom: Animalia Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Ordo : Decapoda Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita11[6]
8[3]Ibid. 9[4]Ibid. 10[5]Ibid. 11[6]Ibid BAB V PENUTUP
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterata adalah Aurelia
aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng
ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur
(Aurelia aurita) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Class : Scyphozoa
Ordo : Decapoda
B. Dasar Teori
Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga, enteron = usus, sering disebut sebagai hewan berongga. Coelenterata merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “Hewan Berongga” itupun masih belum tepat mengingat Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dalam kenyataan coelenteron merupakan alat yang
Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organism yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Guru Nge Blog. Mengenal Phylum Coelenterata.
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/ (Di akses pada 14 Mei 2012).
berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan ke seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh (Maskoeri, 1992: 103).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan
Rudi, 2012. Laporan Praktikum.
http://rudibiologi.blogspot.com/2012/02/laporan-pr a tikum-zoologi-coelenterata.html (Di akses pada 15 Mei 2012).
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata.
mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Jutje, 2006: 58).
Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan
Laporan Coelenterata
A. Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.
untuk kerupuk ubur-ubur. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular (Yusminah, 2007: 17).
Menurut (Mukayat, 1989) Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas yaitu : 1. Kelas Hydrozoa
Biasanya berbentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan, bahkan seluruh koloni mungkin hanya terdiri dari polip. Beberapa jenis polip membentuk medusa Istilah Coelenterata diambil dari bahasa Yunani coilos=rongga, enteron=usus. Gabungan istilah tersebut tidak diartikan sebagai hewan yang ususnya berongga, tetapi cukup disebut hewan berongga. Istilah tersebut juga mengindikasikan bahwa hewan coelenterata tidak memiliki rongga tubuh sebenarnya, melainkan hanya berupa rongga sentral yang disebut coelenterons (Suwignyo, 2005 : 41).
Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu: lapisan epidermis, dan lapisan gastrodermis atau endodermis. Karakteristik coelenterata adalah tubuhnya bersel benyak, radial simetri, diploblastik (endoderm dan ektoderm) pada epidermis terdapat nematokis/alat penyengat, mulut dikelilingi oleh tentakel, belum mempunyai alat eksresi dan respirasi khusus, belum mempunya darah, mempuyai system saraf berupa saraf diffus berbentuk jala, reproduksi seksual dan aseksual (Ahmad : 2011).
Menurut Brotowidjojo, 1989 : 74, coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu sebagai berikut: 1. Hydrozoa, hewan yang lebih terkenal dari kelas ini adalah Hydra, di mana bentuk silindris, hidup
sebagai polip, dan tidak mempunyai bentuk medusa.
2. Scyphozoa, berasal dari bahasa Yunani, skypho= mangkok, zoa= binatang. Jadi skyphozoa adalah hewan berbentuk mangkuk. Contoh: Aurellia aurita.
3.Anthozoa, bersal dari kata anthos= bunga, zoon= binatang. Jadi Anthozoa adalah bunga karang.
Contoh: anemon laut ( Metridium marginatum).
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Sebagian besar hidup berkoloni atau soliter. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa
umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Lahay, 2006 : 58).
Reproduksi Coelenterata ada 2 cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup tumbuh di dekat kaki, semakin lama semakin besar, membentuk tentakel untuk menangkap mangsanya. Tubuh anak ini akan melekat pada induknya, hingga induk membentuk kuncup yang lain. Demikianlah lama-kelamaan akan terbentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan bertemunya sperma dan ovum. Sperma dihasilkan oleh testis dan ovum oleh ovarium. Coelenterata meliputi berbagai macam hewan air, misalnya hewan tumbuhan (hewan yang nampakanya seperti tumbuhan), ubur-ubur, binatang karang, anemone laut, polip dan lain-lain (Hala, 2007 : 17).
dengan jalan pembentukan tunas. Medusa mempunyai velum, yaitu bentukan serupa laci dalam payung. Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah). Contohnya yaitu Hydra, Obelia, dan
Gonionemus.
2. Kelas Scyphozoa
Ubur-ubur yang sebenarnya adalah medusa-medusa dengan pinggiran yang berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum), saluran radial bercabang-cabang, dan gonad-gonad
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pada praktikum tersebut adalah sebagai berikut: Hari/Tanggal : Senin, 6 Mei 2013
Pukul : 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata-Gowa.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tersebut adalah Pinset, papan seksi.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan tersebut adalah awetan Solenastrea sp dan awetan Aurelia aurita.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Mengamati morfologi tubuh pada bahan yang digunakan
c. Mengamati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut,
mulut ujung oral yang menghaadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur.
d. Menggambar hasil pengamatan.
D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil pengamatan
a. Species : Awetan Solenastrea sp
Keterangan: 1. Ektoderm
2. Endoderm
b. Species : Awetan Aurelia aurita
Keterangan: 1. Gonad
2. Epidermis
3. Ripholium 4. Oral ame
dalam kantung-kantung ruang gastrikulum. Contoh Scyphozoa adalah Aurelia Aurita. Ubur-ubur ada yang dapat mencapai garis tengah beberapa kaki (sampai 150 cm).
3. Kelas Anthozoa
Anggota-anggota anthozoa (Yunani anthos = bunga) adalah anemon-anemon laut dan hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk polip, tidak ada bentuk medusa. Hewan-hewan itu tidak bertangkai dan biasanya terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut
karang, memiliki banyak tentakel (Mukayat, 1989: 53).
5. Filamen 6. Mouth 7. Subrella 8. Radial coral 9. Arum bracellia 10. Stomach 2. Pembahasan a. Solanastrea sp 1. Morfologi
Adapun morfologi dari Solanastrea sp adalah Hewan ini tampak seperti mankuk terbalik dan berbentuk koloni, berbentuk seperti atak manusia. Berwarana putih , tubuh berbentuk oliv, tentakel berbasis sekitar mulutnya, memiliki alat tubuh seperti mulut yang berfungsi untuk tempat masuknya makanan, alat gerak, alat pertahanan dan basal sebagai tempat melekatnya substrak.
2. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi dari Solenastrea sp adalah berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membentuk kungcup dan nantinya tumbuh hewan baru yang masing-masing menseresikan zat kapur sebagai rangka tubuh.
3. Habitat
Umumnya terdapat dilaut yang mengandung O2 fluktuasi suhu yang tidak melebihi 6 derajat celcius air lautnya jernih dan bersalinitas tinggi.
4. Peranan
Adapun peranan Solanastrea sp adalah hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.
5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Solanastrea sp adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Coelenterata
Class : Anthozoa
Famili : Solanastreae
Genus : Solanastrea
Spesies : Solanastrea sp (Muhammad, 2013)
b. Aurelia aurita
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah: Hari/tanggal : Rabu/08 Mei 2013
Waktu : 10.00-12.00 Wita
Tempat : Laboraturium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Samata-Gowa
Adapun morfologi dari Aurelia aurita adalah tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek
menggantung ke bawah.
2. Sistem Reproduksi
Adapun sistem reproduksi dari Aurelia aurita adalah memiliki sistem reproduksi yang unik, yaitu baik yang berjenis kelamin laki-laki maupun dan perempuan akan melepaskan sperma dan telur ke dalam air sekitarnya, di mana telur yang telah dibuahi dan tumbuh menjadi organisme baru.
3. Habitat
Adapun habitat dari Aurelia aurita adalah hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut.
4. Peranan
Adapun peranan dari Aurelia aurita adalah ada yang dapat dimakan, misalkan Aurelia. Anemon laut atau mawar laut banyak digunakan sebagai hiasan pada akuarium air laut. Di laut, hewan ini membentuk suatu terumbu karang yang indah sehingga merupakan taman laut yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain itu, terumbu karang merupakan lingkungan yang baik bagi ikan sehingga dihuni oleh berbagai jenis ikan.
5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Aurelia aurita adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Ordo : Decapoda Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita (Ahmad, 2011)
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah coelenterata adalah hewan berongga mempunyai bentuk tubuh polip dan medusa yang terbentuk dalam siklus hidupnya. Polip
berbentuk tubular, sessil. Sedangkan Medusa berbentuk seperti payung. Dinding tubuhnya secara esensial hanya tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu: lapisan epidermis, dan lapisan
2. Alat dan Bahan a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mikroskop, papan seksi, pinset, dan lup.
b. Bahan
simetri, diploblastik (endoderm dan ektoderm) pada epidermis terdapat nematokis/ alat
penyengat, mulut dikelilingi oleh tentakel, belum mempunyai alat eksresi dan respirasi khusus, belum mempunya darah, mempuyai system saraf berupa saraf diffus berbentuk jala, reproduksi seksual dan aseksual Coelenterata terdiri atas 3 kelas yaitu Hydrozoa, Anthozoa, Scyphozoa. Adapun klasifikasi dari Solanastrea sp dan Aurelia aurita adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Solanastrea sp: Kingdom : Animalia Filum : Coelenterata Class : Anthozoa Famili : Solanastreae Genus : Solanastrea Spesies : Solanastrea sp
Klasifikasi Aurelia aurita:
Kingdom : Animalia Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Ordo : Decapoda Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
2. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar
praktikan membawa lebih banyak spesimenagar organisme yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, 2011. Blog Ahmad. Berbagi Ilmu Coelenterata.http://ahmad hasanuddin.Blogspot.com (10 mei 2013).
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989. Hala,Yusminah. Dasar Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007.
Jutje S, Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006
Muhammad, 2013. Mengenal Seluk Beluk Phylum Coelenterata. http://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 8 Mei 2013).
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu spesimen Coelenterata misalnya Aurelia aurita dan Solenastrea sp.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Mengambil hydra pada kolam-kolam yang jernih. Ada dua macam hydra yang berwarna hijau dan yang berwarna coklat (agak lebih besar), biasanya hewan ini melekat pada tumbuhan air atau benda lain.
2. Meletakkan hydra atau spesiemen lain pada papan seksi dan mengamati di bawah mikroskop stereo, biasanya jika tersentuh hydra akan mengerut, menunggu beberapa menit hingga tubuhnya terjulur kembali.
3. Mengamati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut, mulut ujung oral yang menghadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur, tunas (bud) hydra kecil yang baru tumbuh (secara vegetatif).
4. Menggambar dan mendeksripsikan ciri-cirinya dan susunan klasifikasinya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan a. Solenastrea sp
Keterangan: 1. Pori-pori 2. Substrat
b. Aurilia aurita Keterangan: 1. Epidermis 2. Gonad 3. Ex umbrella 4. Filament 5. Tentakel 6. Mulut 7. Saluran radial 8. Gastrodermis 9. Gastrovaskuler 10. Mesogea 2. Pembahasan a. Solenastrea sp 1. Morfologi
Hewan ini tampak seperti mankuk terbalik dan berbentuk koloni, berbentuk seperti atak manusia. Berwarana putih , tubuh berbentuk oliv, tentakel berbasis sekitar mulutnya, memiliki alat tubuh seperti mulut yang berfungsi untuk tempat masuknya makanan, alat gerak, alat pertahanan dan basal sebagai tempat melekatnya substrack.
2. Anatomi
Memilki organ anteron yang membuat pelipatan seperti konsntris yang biasa disebut septa. Lapisan mesoglea bersifat seluler. Letak mulut tidak berlangsung berhubungan dengan rongga enteron melaingkan langsung berhubungan kerongkongan. Memiliki nematokosit yang ada pada bagian sebalah dalam dan gonad berasal dari lapisan gastrodernal.
3. Habitat
Umumnya terdapat dilaut yang mengandung fluktuasi suhu yang tidak melebihi celcius air lautnya jernih dan bersalinitas tinggi.
4. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Makannya terlebih dahulu dihancurka oleh racun yang dihasilkan oleh nematosit yang kemudian ditelan melalui stomedium hingga didalam rongga gastrovaskuler. Kemudian akan dicerna menggunakan enzim yang terkangdung dan partikel yang tidak dicerna dimuntahkan kembali melalui mulut .
b. Sistem respirasi
Dalam hal respirasi, Pemasukan dan pengeluara berlangsung secar difusi – osmosis secara langsung dipermukaan tubuh.
c. Sistem ekskresi
Dalam hal ekskresi, Solenastrea sp mengsekresikan hasil buangannya melalui pori-pori. d. Sistem reproduksi
Berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membentuk kuncup nantinya tumbuh hewan baru yang masimg – masing mensekresikan zat kapur sabagai rangka tubuh. 5. Klasifikasi Solenastrea sp Kingdom : Animalia Pilum : Coelenterata Class : Anthozoa Ordo : Zoantharia Family : Scypisthomae Genus : Solanastrea
Species : Solanastrea sp (Mukayat, 1989).
b. Aurelia aurita 1. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5
mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
2. Anatomi
Bentuk Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysit, terkenal yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
3. Habitat
Aurelia aurita hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut.
4. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Pada Aurelia aurita sistem pencernaan makanannya bersistem gastrovaskuler. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub-umbrella) muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut berjumlah empat, setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang merentang panjang disebut tangan mulut. Aurelia aurita makanannya berupa zooplankton, udang-udang kecil, cacing, larva-larva insecta maupun telur-telur hewan lain yang bersama plankton. Zat lendir atau mukosa yang ada pada tubuhnya sangat
membantu dalam pengumpulan hewan yang menjadi mangsanya. Bulu-bulu getar yang menghiasi rumbai tangan mulut cukup selektif dalam hal memilih makanan. Makanan yang telah terkumpul di bagian bawah tubuh akan disapu oleh flagella yang selanjutnya akan ditangkap tangan-tangan mulut untuk dimasukkan ke dalam mulut. Bahan makanan setelah masuk ke dalam perut kemudian melalui lorong manubrium akan ditampung di dalam perut untuk digarap oleh nematosit. Selanjutnya makanan itu dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh sel kelenjar sehingga makanan yang berupa protein, karbohidrat, lemak, dan zat kitin akan hancur. Partikel makanan yang telah dicerna akan disalurkan ke seluruh cabang saluran sistem gastrovaskuler dan sari-sarinya akan diserap oleh sel-sel nutritif dengan diedarkan oleh sel-sel pengembara atau sel amoeboid. Aurelia aurita akan menyimpan cadangan makanannya berupa butir-butir glikogen dalam sel-sel gastrodermalnya.
b. Sistem respirasi
Dalam hal respirasi, Aurelia aurita tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Begitu pula dengan sistem ekskresi. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan tubuh. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskuler sangat membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi. Gas oksigen yang terlarut dalam air yang berada di dalam daerah eksternal secara difusi-osmosis akan masuk ke dalam lapisan epidermis maupun gastrodermis, tetapo sebaliknya gas karbondioksida yang terbentuk dari proses pernapasan juga akan dikeluarkan dari daerah intern secara difusi-osmosis. Begitu pula zat-zat sampah, terutama berupa zat-zat nitrogen yang merupakan sisa-sisa metabolisme akan dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodermis ke dalam eksternal.
c. Sistem ekskresi
Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai mulut dan sebagai tempat ekskresi, melalui lubang bukaan inilah Aurelia aurita mengeluarkan hasil ekskresinya.
d. Sistem reproduksi
Dalam bereproduksi, Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, berarti ada Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang dikeluarkan oleh Aurelia aurita jantan lalu berenang-renang mencari tubuh Aurelia aurita betina. Bila telah bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut selanjutnya sampai ke dalam enteron maka spermatozoid membuahi sel telur yang dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan
dikeluarkan kembali melalui mulut. Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zygot akan berkembang menjadi larva yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara untuk sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada di dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya seperti terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut, dan tentakel. Bila scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah secara transversal sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing berbentuk seperti cakram, scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila, sedang bentuk cangkram sebagai hasil pembelahan dinamakan
ephyra. Selanjutnya ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di ujung strobila akan
melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri kemudian itulah yang disebut Aurelia aurita dewasa.
5. Adapun klasifikasi Aurelia aurita yaitu:
Kingdom : Animalia Pilum : Cnidaria Class : Scyphozoa Ordo : Decapoda Family : Aureliae Genus : Aurelia
Species : Aurelia aurita (Mukayat, 1989).
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterata contohnya Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Solenastrea sp adalah organisme yang termasuk dalam pylum coelenterata, hewan ini mempunyai banyak pori-pori pada tubuhnya dan mempunyai substrat. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia aurita) dan Solenastrea sp adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Pilum : Cnidaria Class : Scyphozoa Ordo : Decapoda Family : Aureliae Genus : Aurelia
Species : Aurelia aurita (Mukayat, 1989). b. Klasifikasi Solanastrea sp Kingdom : Animalia Pilum : Coelenterata Class : Anthozoa Ordo : Zoantharia Family : Scypisthomae Genus : Solanastrea
Species : Solanastrea sp (Mukayat, 1989). 2. Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989. Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007. Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar, 2006
BAB II
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki anus.[1]
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan.[2]
Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain.[3]
Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah.[4]
Hydra, hidup di air tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom atau danau) menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup bersimbiosis dengan ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh makanan dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai kaki dengan kontraksi memendek memanjang.[5]
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho=mangkuk,
zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa
yunani, anthus=bunga, zoa=hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang).[6]
[1] Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 58.
[2] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 41.
[3] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 5.
[4] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar: UIN Press). h., 17.
[5] Ibid.
[6]
Mengenal Phylum Coelenterata (Cnidaria). http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 29 Juni 2011).
BAB III
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut : Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan seksi 1 buah dan 1 set alat bedah.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minimal 2 spesimen porifera misalnya, Obelia, Metridium, Fungia, Aurelia aurita, Acropora, Tubipora musica.
C. Prosedur Kerja
1. Mengambil bintang laut kemudian letakkan pada papan seksi
2. Mengamati bagian-bagian tubuh . Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat
palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Aurelia aurita
1. Bagian Dorsal
Keterangan gambar :
1. Ex-umbrella 6. Mulut
2. Radial canal 7. Sub umbrella 3. Epidermis
4. Perut 5. Oral canal 2. Bagian Ventral
Keterangan gambar :
1. Benang gastral 6. Tentakel 2. Saluran adrial 7. Lengan mulut 3. Saluran sirkulasi 8. Mulut
4. Tentakulosit 5. Saluran paradial
B. Pembahasan a. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
b. Anatomi
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat
memberikan gerak kuat. Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf. Tidak ada otak mengendalikan atau sistem saraf pusat untuk koordinasi bantuan.
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
c. Habitat
Ubur-ubur hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut. d. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
BAB V PENUTUP
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterate adalah Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk tseperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia
aurita) adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organism yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007. Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006
Mengenal Seluk Beluk Phylum Coelenterata. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 29 Juni
2011).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan,
alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki anus.[1]
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan.[2]
Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain.[3]
Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah.[4]
Hydra, hidup di air tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom atau danau) menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh makanan dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai kaki dengan kontraksi memendek memanjang.[5]
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho=mangkuk,
zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus=bunga, zoa=hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta
perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang).[6]
[1] Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 58.
[2] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 41.
[3] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 5.
[4] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar: UIN Press). h., 17.
[5] Ibid.
[6]
Mengenal Phylum Coelenterata (Cnidaria). http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 29 Juni 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut : Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan seksi 1 buah dan 1 set alat bedah.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minimal 2 spesimen porifera misalnya, Obelia, Metridium, Fungia, Aurelia aurita, Acropora, Tubipora musica.
C. Prosedur Kerja
1. Mengambil bintang laut kemudian letakkan pada papan seksi
2. Mengamati bagian-bagian tubuh . Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat
palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Aurelia aurita
1. Bagian Dorsal
Keterangan gambar :
1. Ex-umbrella 6. Mulut
2. Radial canal 7. Sub umbrella 3. Epidermis 4. Perut 5. Oral canal 2. Bagian Ventral Keterangan gambar :
1. Benang gastral 6. Tentakel 2. Saluran adrial 7. Lengan mulut 3. Saluran sirkulasi 8. Mulut
4. Tentakulosit 5. Saluran paradial
B. Pembahasan a. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
b. Anatomi
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat. Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf. Tidak ada otak mengendalikan atau sistem saraf pusat untuk koordinasi bantuan.
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
c. Habitat
Ubur-ubur hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut. d. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterate adalah Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk tseperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia
aurita) adalah sebagai berikut
Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organism yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007. Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006
Mengenal Seluk Beluk Phylum Coelenterata. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 29 Juni
2011).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenerata merupakan hewan yang belum memiliki anus.[1]
Coelenterata termasuk hewan diploblastis, yaitu memiliki dua lapisan lembaga berupa ectoderm dan endoderm. Dinding tubuh terdiri atas epidermis dan gastrodermis, dan diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan mesoglea. Baik epidermis, maupun gestrodermis dilengkapi dengan sel-sel jelatang, deman didalamnya terdapat kantung yang berisis racun dan dilengkapi dengan alat penyengat dan disebut nematosit yang berfungsi sebagai alat pertahanan, melumpuhkan mangsanya, dan terlibat dalam proses pencernaan.[2]
Karang sering kali hanya merupakan bagian rangka kapur atau bagian penguat yang keras, bagian lunaknya sudah hilang/mati. Untuk pengamatan yang masih hidup, amati dimana
letak bagian yang lunak tadi. Hydra merupakan polip yang hidup soliter dalam arti tidak berkoloni, hidup di air tawar misalnya di kolam, di empang, di danau, rawa-rawa dan lain-lain. Dapat berpindah tempat, tetapi biasanya terikat atau melekat pada suatu objek, misalnya batu-batuan, pokok kayu, tanaman air an lain-lain.[3]
Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. polipAurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek didasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkonan pendek menggantung ke bawah.[4]
Hydra, hidup di air tawar yang jernih dinginn tidak hangat,air tergenang (kolom atau danau) menempel pada batu-batuan atau daun tanaman air. Ada yang hidup bersimbiosis dengan ganggang hijau. Karena hidup menempel maka untuk memperoleh makanan dibutuhkan peergerakan. Pergerakan dengan membengkokkan atas bantuan tentakel yang melekatkan dirinya pada substrat maka kaki dapat terangkat dan pindah posisi atau dapat pulau dengan berenang dan dapat pula menggunakan tentakel sebagai kaki dengan kontraksi memendek memanjang.[5]
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa. Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya. Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia, dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut. Obelia memiliki bentuk polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho=mangkuk,
zoa=hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2–40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus=bunga, zoa=hewan) memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga. Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut dangkal secara berkoloni. Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria. Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang. Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral. Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur. Rangka koloni dari polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang).[6]
[1] Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. (Makassar: Universitas Negeri Makassar). h., 58.
[2] Sugiarti suwignyo. Avetebrata Air Jilid 2. (Bogor: Penebar Swadaya). h., 41.
[3] Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. (Makassar: UIN Press). h., 5.
[4] Yusminah Hala. Daras Biologi Umum II. (Makassar: UIN Press). h., 17.
[6]
Mengenal Phylum Coelenterata (Cnidaria). http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 29 Juni 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut : Waktu : Pukul 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan 1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah papan seksi 1 buah dan 1 set alat bedah.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah minimal 2 spesimen porifera misalnya, Obelia, Metridium, Fungia, Aurelia aurita, Acropora, Tubipora musica.
C. Prosedur Kerja
1. Mengambil bintang laut kemudian letakkan pada papan seksi
2. Mengamati bagian-bagian tubuh . Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat
palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Aurelia aurita
1. Bagian Dorsal
Keterangan gambar :
1. Ex-umbrella 6. Mulut
2. Radial canal 7. Sub umbrella 3. Epidermis
4. Perut 5. Oral canal
2. Bagian Ventral
Keterangan gambar :
1. Benang gastral 6. Tentakel 2. Saluran adrial 7. Lengan mulut 3. Saluran sirkulasi 8. Mulut
4. Tentakulosit 5. Saluran paradial
B. Pembahasan
a. Morfologi
Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk tseperti paying atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengahpermukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
b. Anatomi
Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat empat mulut pusat. ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah, seperti mencabut
drawstrings di tas. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan. Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi. Pada ubur-ubur dengan berbentuk piring ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat. Kontraksi otot-otot perifer dikendalikan oleh jaringan saraf. Tidak ada otak mengendalikan atau sistem saraf pusat untuk koordinasi bantuan.
Pada dinding delapan sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri. Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan. Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,. Ada juga renda kecil tentakel bel dari medusa. Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysts terkenal, yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
c. Habitat
Ubur-ubur hanya berhabitat di perairan dangkal dan dalam di laut.
d. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Ubur-ubur (Aurelia aurita) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterate adalah Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk tseperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia
aurita) adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia Filum : Cnidaria Class : Scyphozoa Famili : Aureliae Genus : Aurelia
Spesies : Aurelia aurita
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum ini adalah agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organism yang diamati lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hala,Yusminah. Daras Biologi Umum II. Makassar: Alauddin Press. 2007. Jutje S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri Makassar. 2006
Mengenal Seluk Beluk Phylum Coelenterata. http. File://gurungeblog.wordpress.com. (Tanggal 29 Juni
2011).
Suwignyo,Sugiarto. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta: Penebar Swadaya. 2005.
Tim Dosen. Penuntun Praktikum Zoologi Invetebrata. Makassar: Uin Alauddin Makassar.2011
Struktur Tubuh dan Fitur Umum Coelenterata
Coelenterata adalah hewan invertebrata (berarti mereka tidak memiliki tulang punggung, seperti serangga, cacing dan spons) yang sebagian besar hidup di laut pada berbagai kedalaman dan suhu. Nama coelenterata atau cnidria berasal dari kata Yunani yang artinya jelatang penyengat, ‘Cnidos‘, karena mereka memiliki ribuan sel penyengat pada tentakel mereka. Setiap sel penyengat melepaskan struktur seperti tombak yang menyuntikkan racun ke mangsanya, yang dapat melukai, melumpuhkan atau bahkan membunuh mereka.
Coelenterata dapat memiliki dua bentuk tubuh dasar: polip dan medusa. Anemon dan karang umumnya mereka sebagai polip (organisme dengan mulut dan tentakel menghadap ke atas, sisi lainnya melekat pada batu atau permukaan lainnya) sedangkan ubur-ubur sejati memiliki bentuk medusa (berenang bebas dengan mulut dan tentakel menggantung ke bawah).
Beberapa coelenterata melewati kedua tahap dalam siklus hidup mereka. Sebuah kasus yang sangat menarik adalah mereka dari ubur abadi (Turritopsis nutricula) digambarkan di sini, yang