• Tidak ada hasil yang ditemukan

Safety Valve Completed Materi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Safety Valve Completed Materi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SAFETY VALVE (KATUP PENGAMAN).

1. INTRODUCTION.

Pressure reliefing devices atau biasa kita sebut katup pengaman ialah suatu peralatan yang di design untuk melindungi suatu peralatan lain dari Internal Pressure yang di akibatkan suatu kondisi yang tidak normal.

Katup pengaman didesign untuk membuka sendiri bila ia mendapat tekanan sebesar tekanan yang telah diset/ ditulis pada rapture disk (set pressure).

Kondisi overpressure dapat terjadi didalam satu dari dua cara :

 Kenaikan tekanan secara gradual disebabkan oleh pengoperasian yang tidak tepat atau malfunction dari peralatan.

 Kenaikan tekanan secara cepat dan tiba2 yang disebabkan oleh tertutupnya aliran.

1.1. Data Safety Valve.

SAFETY VALVE DATA

Set Pressure (bar) Minimum Capacity (kg/ hr)

LP Drum #1 9.0 37, 404 LP Drum #2 9.3 38, 556 TOTAL 75, 960 HPSH Outlet 92.0 75, 564 HP Drum #1 99.0 102, 204 HP Drum #2 102.0 105, 012 TOTAL 282, 780

Valves didesain untuk beroperasi tanpa chatering dan untuk mencapai pengangkatan penuh pada tidak lebih dari 3% diatas setting pressurenya.

(2)

Valves menutup dalam batas 4% dari setting tekanannya, tetapi tidak kurang dari 2% dari Setting Pressurenya

Code Boiler dan Bejana Bertekanan yang terdapat di American Soceiety of Mechanical Engineers (ASME), menyatakan bahwa semua bejana tekan dan boiler yang termasuk dalam ruang lingkup standar baik SII, ASME dan lain-lain harus dilengkapi dengan piranti pelindung atau katup pengaman (dalam SII disebut katup pembebas tekanan) apapun jenisnya asalkan sesuai.

Code Boiler dan Bejana Bertekanan juga menghendaki agar safety valve mempunyai kapasitas pengamanan atau pembebasan terhadap tekanan lebih setidak tidaknya sama dengan aliran uap pada rated full load boilernya.

Jumlah safety valve yang dipasang tergantung dari disain boilernya. Suatu contoh pada suatu Boiler ada yang seperti berikut :

Aliran uap pada saat Full Load untuk Boiler yang didesain dengan Natural Gas pada sisi HP adalah 213.500 kg/ jam (59.3 kg/s) pada tekanan 80.2 bar dan aliran uap disisi LP adalah 62.640 kg/ jam (17.4 kg/ s) pada tekanan 5.5 bar.

1.2. Lokasi Pemasangan Safety Valve.

Safety valve type spring didatangkan bersamaan dengan boiler dipasang pada drums dan pada feed water (air pengisi) dan steam lines.

Contoh ini yang terdapat pada HRSG di suatu pembangkit :

 1 safety valve (HAC15AA009) terpasang pada down stream dari Low Pressure (LP) Economizer No.1.

 Ada dua drum safety valves (HAD10 AA001/ AA002) terpasang langsung pada LP. Steam Drum.

 Ada dua drum safety valves (HAD50 AA001/ AA002) terpasang langsung pada HP. Steam Drum.

 Ada satu Superhaeat Safety Valve (LBA50 AA001) terpasang langsung pada HP Superheater Outlet.

(3)

1.3. Urutan Pembukaan (Opening Sequence).

Tekanan pembukaan safety valve atau pelepasan tekanan diatur untuk mencegah semua safety valve dari terjadinya letupan (popping) dalam waktu yang bersamaan (Lihat data 1).

Pengaman Superheater, atau HP Steam outlet Safety Valve, diset dengan tekanan lebih rendah dari Drum Safety Valves. Hal ini menjamin bahwa aliran uap dipertahankan menuju superheater jika terjadi kondisi over pressure. (Gbr. 2).

 HP Steam Outlet Safety Valve (LBA50 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 92. bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 75, 564 kg uap/ jam (20.99 kg/s).

Dengan adanya kenaikkan tekanan pada drum, drum safety valve diset untuk membuka pada urutan setelah superheater outlet safety valve.

 LP Drum Safety Valve yang pertama (HAD10 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 9.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 37, 404 kg uap/ jam (10.39 kg/s).

 LP Drum Safety Valve yang kedua (HAD10 AA002) diset untuk mengangkat pada tekanan 9.3 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 38, 556 kg uap/ jam (10.71 kg/ s).

 LP Economicer 1 Safety Valve (HAC15 AA009) diset untuk mengangkat pada tekanan 21.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 24, 228 kg uap/ jam (6.73 kg/ s).

 HP Drum Safety Valve yang pertama (HAD50 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 99.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 102, 204 kg uap/ jam (28.39 kg/ s).

 HP Drum Safety Valve yang kedua (HAD50 AA002) diset untuk mengangkat pada tekanan 102.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 105, 012 kg uap/jam (29.17 kg/s).

(4)

(5)

2. BAGIAN- BAGIAN DARI KATUP PENGAMAN (SAFETY VALVE).

Safety Valve terdiri dari sebuah disc dan seat, yang membentuk seating surface. Disc ini terpasang pada valve stem, yang seluruhnya pasangan ini disebut spindle. Spindle terpasang langsung pada valve body.

 Pergerakan Spindle untuk membuka penuh katup dengan pengangkatan disc dari seating surface. Spindle tersebut mempunyai sebuah stopper yang membatasi jarak pembukaan.

 Sejumlah kecil dari total pergerakan adalah keseluruhan yang diharapkan untuk mendapatkan jarak yang sesuai sehingga spindle harus begerak dari keadaan posisi menutup keposisi membuka penuh.

.

(6)

Safety valve terdiri dari sebuah pegas, baut penekan, valve body, pengunci, dan peralatan pengangkat secara manual.

Pegas berfungsi untuk mengkontrol tekanan pada saat valve membuka, dan juga dimaksudkan untuk mengembalikan disc kepada posisi menutup.

 Ketika pegas menekan untuk memberikan daya yang diperlukan untuk mendorong disc agar tetap menyentuh seat sampai tekanan uap yang berada dibawah disc mendorong valve untuk membuka.

 Tekanan pegas atau tekanan pembukaan dapat diatur dengan pertahanan tekanan dari baut tekan pada settingnya.

 Valve diperlengkapi dengan batang pengungkit (lever) untuk dapat membuka secara manual dari jarak yang aman Pengungkit ini tidak perlu dipergunakan kecuali untuk keperluan pengetesan dan oleh orang yang qualified.

 Valve Body terpasang pada areal drum, steam line, pada discharge piping yang akan membuang uapnya ke atmosphere. Didalam valve body ada upper dan lower adjustment rings dan bagian pembuangan untuk menghilangkan tekanan uap.

Discharge piping merupakan bagian yang terpisah dari safety valve tetapi fungsi kegunaannya untuk memberikan laluan discharge dari uap yang dilepaskan.

3. FUNGSI SAFETY, RERIEF VALVE. 3.1. Safety Valve

Safety valve adalah suatu alat pelepas tekan yang bekerja secara otomatis yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve dan biasanya digunakan untuk gas dan uap (steam system). Safety valve tidak digunakan pada daerah-daerah korosif, cairan dan peralatan yang bersifat korosif. Mulai bekerja / membuka pada posisi 60 – 80 % dan terbuka penuh pada saat tekanan mencapai setting (menutup dibawah setting).

Pada safety valve terdapat 2 (dua) ring pengatur, Yaitu : Ring untuk blowdown.

Ring untuk poping. 3.2. Relief Valve

Relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatis yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Relief valve biasanya digunakan untuk pelayanan cairan dan biasanya tidak digunakan untuk pelayanan steam gas. Karakteristiknya ialah bahwa seat pada valve membuka secara proporsional sesuai dengan kenaikan

(7)

tekanan diatas setting pressure. Membuka karena tekanan melebihi setting dan menutup pada saat tekanan sama dengan setting.

3.3. Safety Relief Valve

Safety relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatic yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Safety relief valve dapat digunakan sebagai safety valve ataupun sebagai relief valve.

Safety relief valve biasanya digunakan pada : 1) Peralatan dengan service yang korosif.

2) Bila discharge (lubang pelepas tekanan) berada cukup jauh darai alat. Tetapi safety valve tidak dapat digunakan untuk perlatan dengan service steam boiler atau super heater.

4. JENIS-JENIS SAVETY VALVE.

(8)

Gbr. 4 Convensional Safety – Relief ValveWith Adjusting Ring For Blow Down Control

(9)

Gbr. 6 Safety – Relief Valve With O – Ring Seal

(10)

Gbr. 8 High – Presure, Pilot Operated Vallve With Optional Dual Outlets

(11)

Gbr 10. Cara Bekerjanya Katup.

(12)

5.1 Pemeriksaan Saat Baru

Seluruh jenis katup pengaman harus diinspeksi dan ditest sebelum dipasang pada peralatan yang akan diamankan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya kerusakan akibat transportasi.

5.2 Pemeriksaan Tak Terencana

Inspeksi ini biasanya dilakukan saat peralatan beroperasi (onstream), dikarenakan terjadi over pressure tetapi pada saat kondisi tekanan normal kembali katup pengaman tidak menutup kembali dengan benar atau juga jika katup pengaman tidak mau membuka padahal set pressure-nya sudah terpenuhi.

Tindakan pencegahan yang harus segera dilakukan adalah :

a. Hystorical card dan seluruh dokumen harus diteliti ulang terlebih dahulu.

b. Hubungannya dengan rencana shutdown.

c. Pelaksanaan inspeksi harus dikoordinasikan dengan bagian operasi. d. Dilakukan oleh petugas yang berwenang.

5.3 Pemeriksaan Saat Shutdown

Inilah saat yang paling ideal untuk melakukan inspeksi. Pada saat shutdown ini, terutama pada katup pengaman yang tidak dilengkapi block valve harus di periksa dan ditest, untuk mengurangi / menghindari resiko kegagalan pada saat peralatan beroperasi.

5.4 Pemeriksaan Setelah Shutdown Yang Panjang.

Bila terjadi shutdown yang panjang maka pada katup pengaman yang sudah terpasang, sebelum peralatan dioperasikan harus diperiksa, terlebih dahulu, terutama pada katup pengaman yang tertinggal pada peralatan yang saat pengujiannya belum sampai. Inspeksi ini dimaksudkan antara lain untuk memeriksa kondisi katup pengaman dari keadaan karat dll.

5.5 Pemeriksaan Saat Peralatan Proteksi Ditest Ataupun Stand-by Inspeksi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran :

a. Apakah katup pengaman telah dipasang dengan benar. b. Tag number.

c. Tidak ada blind valve dan block valve pada posisi terbuka penuh. d. Penyegelan katup pengaman telah benar.

e. Discharge ataupun ventnya telah benar. f. Bila ada lifting apakah gerak posisinya benar.

(13)

5.6 Pemeriksaan Visual Pada Saat Onstream.

Visual inspeksi saat peralatan onstream pelaksanannya semacam survey untuk mengetahui kebenaran.

a. Katup pengaman sudah terpasang dengan benar. b. Identitasnya jelas

c. Segel-segel tidak putus.

d. Block valve posisinya terbuka penuh. e. Tidak terdapat kebocoran.

f. Tidak terdapat kerusakan maupun korosi. g. Vent / dischargenya sudah benar.

h. Lifting gear posisinya benar.

i. Bila ada rupture disk diantara katup pengaman dan outlet nozzle, harus dalam keadaan tidak bertekanan.

6. KEGAGALAN KATUP PENGAMAN

Katup pengaman yang terpasang sering mengalami gangguan atau kegagalan beroperasi, banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan atau kerusakan, antara lain disebabkan oleh :

6.1. Korosi

Korosi adalah jenis penyebab yang paling banyak menyebabkan katup pengaman tidak berfungsi dengan baik. Korosi dapat menyebabkan pitting pada bagian dari katup pengaman bahkan dapat menyebabkan bagian-bagian tersebut patah.

6.2. Permukaan Dudukan Katup (Permukaan seat)

Bagian ini harus benar-benar presisi, sedikit saja terjadi perubahan atau kerusakan dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran.

Beberapa penyebab kerusakan pada permukaan seating ini antara lain oleh :

a. Korosi.

b. Material asing, seperti kotoran, kerak las, corrosive deposit, dan lain-lain yang masuk ke dalam katup pengaman saat katup pengaman dalam posisi buka.

c. Hammering saat terjadi tekanan lebih yang menyebabkan katup pengaman membuka dan pada saat katup pengaman tersebut melepas tekanan yang lebih, media ikut terbawa keluar dan katup pengaman segera menutup kembali yang menyebabkan hammering action dan membuat kerusakan pada seating surface.

(14)

d. Kelalaian penanganan saat katup pengaman diperbaiki seperti jatuh, terbentur atau tergores pada bagian katup pengaman.

e. Kebocoran pada seating surface setelah katup pengaman terpasang akibat mis alignment dari bagian katup.

6.3. Pegas Katup Patah

Patah pegas/spring hampir pasti disebabkan oleh karena korosi, yaitu : - General corrosion

- Stress corrosion

a. Pengesetan Yang Tidak Benar.

b. Pengesetan yang tidak benar kebanyakan disebabkan oleh kelalaian personnel pada saat testing / perbaikan atau kurang mengertinya personnel tersebut di dalam melakukan setting antara lain merubah set pressure melebih toleransi.

c. Penyetelan setting yang melebihi toleransi dapat menyebabkan dudukan pegas menjadi tidak benar atau dapat menyebabkan strres corrosion cracking pada spring akibat tekanan yang berlebihan.

6.4. Plugging dan Sticking.

d. Plugging dan sticking ialah penyumbatan pada saluran inlet atau outlet dari katup pengaman yang diakibatkan media naik pada permukaan katup, sementara media tersebut mengandung material zat padat juga disebabkan adanya korosi.

6.5. Material Katup Tidak Sesuai.

e. Material yang tidak sesuai, bisa menyebabkan katup tidak berfungsi dengan baik.

Contoh jenis material yang berhubungan dengan temperature.

Bodi Spring Temperature

Carbon steel Carbon steel Carbon molysteel

Carbon steel Higth temp. alloy Higth temp. alloy

-20°F s.d 450°F 451°F s.d 800°F 801°F s.d 1000°F

(15)

3 ½ Nickel steel 3 ½ Nickel steel Austentic stainless steel

Carbon steel

Austentic stainless steel Austentic stainless steel

-21°F s.d -75°F -76°F s.d -150°F -151°F s.d-150°F

Dalam beberapa kasus dikarenakan faktor operasi yang sangat fluktuative maka sering kali terjadi kenaikan tekanan meskipun belum sampai pada tekanan buka penuh dari katup pengaman, tetapi katup pengaman tersebut sudah mulai bergerak.. Hal ini dapat berakibat misalignment pada valve dan akan menyebabkan terjadi kebocoran pada tekanan operasionalnya.

6.6 Identitas Yang Tidak Sesuai

Salah pemasangan antara lain disebabkan identitas katup pengaman yang tidak jelas.

6.7 Penanganan Yang Tidak Hati – Hati.

Katup pengaman adalah barang dengan presisi tinggi, penanganan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan katup pengaman tersebut tidak berfungdi sebagaimana mestinya. Penanganan yang tidak hati-hati dapat terjadi pada saat perjalanan atau saat maintenance.

Saat Shipment/perjalanan

Akibat pengepakan yang kurang rapat sehingga kotoran-kotoran dari luar dapat msauk, atau kurang kuat pengepakan sehingga pecah dan terbentur yang menyebabkan perubahan pada bagian dalam katup pengaman, atau malah terjadi kerusakan mekanik.

Saat Pemeliharaan /Maintenance

Kerusakan yang terjadi pada saat maintenance/pemeliharaan, disebabkan oleh ketidaktahuan atau kecerobohan personel, seperti resetting yang melebihi tolerance, salah pada saat lapping, salah penggantian suku cadang dan lain-lain.

6.8 Selisih Setting Pressure Dengan Tekanan Kerja.

Selisih setting pressure dengan tekanan kerja harus cukup, sehingga pasti saat katup dapat merapat dengan baik. Selisih antara setting pressure dengan tekanan kerja yang kecil, bisa menyebabkan terjadinya kebocoran uap yang menyebabkan terjadinya erosi.

(16)

7.1 Pemeriksaan Secara Visual.

Hal – hal yang harus dicatat saat melakukan visual inspection : a. Name plate dan informasi penting lain,

b. Periksa segel

c. Periksa bonnet untuk mengetahui apakah type venting atau bellow. d. Periksa kondisi-kondisi yang tidak biasa dan bagian-bagian yang

hilang.

e. Catat nomor identifikasi (dengan nomor).

7.2 Pembongkaran katup a. Buka cap dan Lever. b. Buka release nut.

c. Longgarkan jam nut pada adjusting screw. d. Lepaskan bonnet atau yoke.

e. Lepaskan spring dan washers. f. Lepaskan spindle dan disk g. Lepaskan ring pin.

h. Catat adjusting rings, nozzle guide seperlunya.

7.3 Pembersihan Bagian – Bagian Katup

a. Satukan (ikat) seluruh bagian-bagian yang kecil.

b. Jangan dibersihkan dengan bahan-bahan kimia kecuali dengan system yang benar

c. Lindungi setting surface dan name plates saat pembersihan

d. Periksa spring dari kerusakan-kerusakan seperti erosi, kororsi, retak dan lain-lain.

e. Periksa nozzle dari cacat atau kelainan (bila perlu dengan NDT)

f. Periksa disk dari retak atau kondisi tidak biasa (Bila perlu dengan NDT) g. Periksa spindle, bearing areas, kondisi thread (tapak).

h. Periksa guide.

(17)

j. Periksa ring pins.

k. Periksa bellows (Bila ada) l. Periksa flange

7.4 Machining.

Machining nozzle dan disk seperlunya jangan melampui grafik penunjukan dimensi kritis (critical dimension chart).

7.5 Lapping.

Lapping secara manual atau dengan mesin pada disk maupun nozzle untuk memastikan kerapatan/kerataan (flateness).

7.6 Adjusting Ring.

Kembalikan lower ring dan guide ring pada posisi asal.

7.7 Borrings Points.

Bubut dan periksa kebulatannya.

7.8 Testing.

Lakukan test sesuai dengan rekomendasi oleh pabrik pembuat atau sesuai dengan standar.

7.9. Sealing

Setelah pengetesan dinyatakan berhasil dilakukan penyegelan oleh badan / inspector /orang yang berwenang.

7.10.Name Plate

(18)
(19)

8. SETTING / PENYETELAN 8.1 Persiapan.

1) Peralatan / tools, pembersih abu dan benda asing lainnya didalam katup.

2) Pembersih instalasi dan perangkat keras lainnya 3) Persiapan braging untuk hydraulic test.

4) Bersihkan cat yang melekat pada permukaan dari kotoran didalam bagian katup.

8.2 Pembongkaran

1) Buka lever pin, lepas lever, buka cap secrew dan buka cap. 2) Buka tutup spring.

3) Buka mur spindle.

4) Beri tanda pada kepala baut sampai ke top bonnet ukur dan catat hasil pengukuran tersebut, maksudnya untuk mencocokan pada saat dirakit / reassemble.

5) Buka baut adjust dan lock nut. 6) Buka baut-baut bonnet pada body.

7) Buka spindle, disc (holder dan insert), guide, (adjust) ring, bersihkan dan periksa.

8) Beri tanda lokasi guide ring untuk setting gerakan katup.

9) Buka set screw nozzle ring dan beri tanda agar posisinya tidak tertukar.

8.3 Pemeriksaan Kerusakan.Pemeriksaan pada seat.

Akibat benda asing yang mengganjal pada seat dan disc, pada aliran uap yang mengakibatkan seat ring tergores.

Pengencangan lifting gear.

Toleransi antara fork dan lifting nut, jika katup dibuka penuh dan berhubungan dengan lifting mekanis seat akan tertekan hal ini akan menyebabkan katup bocor, agar diusahakan toleransi seat / disc tidak melebihi (±) 1/16”.

(20)

Distortion.

Rusak akibat pengembangan yang tidak normal, karena berkembangnya atau beratnya pipa itu sendiri terhadap katup, juga ketidak lurusan dari bagian katup menjadi besar.

Impruper ring adjustment.

Ketika ring adjust dikendorkan keluar, katup akan bocor karena membuka. Pada saat katup bergerak kearah menutup jadi kurang tepat, maka ring harus diadjust lagi agar tidak terjadi pembukaan blowdown yang lama.

Wrong operating pressure

Jika tekanan operasi dan set tekanan katup rendah maka akan terjadi fluktuasi didalam aliran uap, getaran dan sebagainya, biasanya juga terjadi kebocoran.

9. Perbaikan.Seat Nozzle

Letakan laping block yang diberi pasta yang kasar (gride 320) pada bagian atas seat nozzle dan lakukan gesekan pada nozzle tersebut secara merata dan ganti pasta dengan yang lebih halus dan seterusnya lebih halus sampai kontak 100%.

Pengencangan lifting gear.

Agar tidak terjadi kebocoran gerakan lifting gear pada saat full open lifting nut akan menyentuh seat nozzle, untuk menghindari hal tersebut lifting nut diadjust (dikendorkan) agar tidak melebihi kontak dengan seat nozzle tersebut.

10. Pemasangan Kembali.

Apabila bagian – bagian yang rusak sudah diperbaiki / sudah di lapping, semua sudah siap maka kita rakit sebagai berikut :

1) Seat nozzle ring agar dipasang kembali sesuai tanda pada waktu membongkar.

2) Nozzle dan disc seat dibersihkan dengan majun, guide ring dan spindle telah dibaut pada body katup, guide ring posisinya disamakan pada waktu dibongkar.

3) Memasukan spindle assy kedalam rumah katup dengan hati-hati dan periksa kelurusannya agar tidak terjadi misalignment.

4) Pasang spring spindle posisi bebas.

5) Pasang baut-baut bonnet dan adjust antara baut adjust sampai top bonnet sesuai tanda yang sudah diberikan pada saat membongkar. 6) Kencangkan Guide (adjust) dan nozzle ring.

(21)

11. Pengetesan Dengan Safety Valve Test Gag.

Gbr. 12 Safety Valve test Gag.

1.Lepas lifting gear, jangan sampai katupnya ikut membuka, kemudian pasang Gag dan kencangkan dengan jari (lihat gambar berikut)

 Setelah Gag terpasang dalam kondisi operasi penuh.

 Kita set pressure 3 %, kemudian katup akan membuka untuk poping sampai blowdown, setelah itu katup diset lagi 4 %.

Untuk ketepatan pembukaan katup sequen terus menerus ada 2 tingkat, yaitu :

a. Bila tekanan uap di bawah disc melebihi set point dari tekanan adjust / set katup, maka disc akan mendorong spring naik keatas perlahan-lahan dan membuka katup untuk popping, dengan tekanan rendah sebagian uap melewati nozzle ring (lihat gambar).

(22)

Gbr.13. Guide (Adjusting) Ring.

b. Uap masuk dibawah disc langsung mengangkat disc sehingga pembukaannya tinggi, karena posisinya sudah di adjust 3 % diatas tekanan set pointnya dan katup akan menutup cepat setelah diset 4 % tekanan dibawah settingnya (lihat gambar).

Dua Cara Pengujian Katup Pengaman :

a. Di tempat artinya pengujian dilakukan dilokasi katup terpasang, caranya  Buka lifting gear.

 Buka cup.  Pasang cage.

 Pasang sarana hydraulic test ke katup, set pressure pada katup sesuai yang diinginkan.

 Catat data-datanya.

b. Di bongkar artinya pengetesan dilakukan pada saat overhaul (katup dibawa kebengkel) :

 Setelah katup diadakan pekerjaan repair dan perbaikan serta ganti parts siapkan hydraulic test.

 Pasang / katup yang akan di test.

Sambung slang hydraulic pada sisi suction katup, pompa sampai tekanannya sesuai set point katup yang dikehendaki. Bila pada set point katup membuka maka dinyatakan baik, tapi bila set pointnya tidak bisa membuka / kerja maka harus dilakukan overhaul lagi.

(23)

Kini telah di kembangkan jenis perabotan pengujian yang tidak menggunakan test drum, tetapi dapat dipakai untuk mengetes katup pengaman saat inline (unit dalam keadaan operasi atau diistilahkan Hot testing). Alat tersebut juga dapat digunakan saat unit shut off/down atau diistilahkan dengan cold testing. Kedua jenis tersebut hot / cold trevitest.

Adapun prinsip kerja trevitest ialah dengan menggunakan kekuatan spindle katup untuk mengatasi tekanan dari spring / pegas katup. Ini dapat dicapai dengan digunakannya sebuah hydrostatic power peak yang dirangkai dengan sebuah electronic force tranducer yang disambungkan dengan recorder yang mencatat kekuatan yang digunakan.

Keuntungannya antara lain :

1. Beroperasinya unit tidak terganggu saat katup pengaman di test.

2. Lebih mudah dan relative lebih cepat sebab katup pengaman tidak perlu dilepas.

3. Adanya recorder yang mencatat grafik performance katup pengaman. 4. Tidak bising.

Kelemahannya antara lain :

1. Bila lokasi katup berada pada platform dimana peralatan dipasang bertingkat, alat tidak bisa dipasang.

2. Tidak dapat digunakan untuk test kebocoran tightness testing (buble test). 3. Bila katup pengaman dipasang pada peralatan yang medianya korosif atau

beracun.

13.POWER CONTROL (ELECTROMATIC) RELIEF VALVE.

Relief Valve ini diset untuk mengangkat sebelum safety valve pertama superheater mengangkat.

 Katup ini membatasi safety valves dari pembukaan pada kelebihan tekanan yang kecil, tetapi tidak mencegah safety valves dari over pressure yang besar.

 HP ERV diset pada 92 bar pada 46, 440 kg/ jam (12.9 kg/ s).

 Katup ini dapat dioperasikan secara automatic dengan menggunakan sebuah controller yang menerima input signal dari pressure switch yang terpasang pada steam line. Katup ini pun dapat dioperasikan oleh operator

(24)

dari control room dengan menggunakan sebuah switch 3 posisi yang lokasinya di control panel.

(25)

Gbr. 15 Penampang Melintang ERV.

==US==

(26)

NO DESCRIPTION HAL

1 INTRODUCTION……….... 1

1.1 Data Safety Valve……….………. 1

1.2 Lokasi Pemasangan Safety Valve ………. 2

1.3 Urutan Pembukaan (Opening Sequen)………. 3

2 Bagian-bagian Dari Katup Pengaman (Safety Valve) ……… 5

3 FUNGSI SAFETY, RELIEF VALVE……..……… 6

3.1 Safety Valve ……….. 6

3.2 Relief Valve ……….. 6

3.3 Safety Relief Valve ……….. 7

4 JENIS-JENIS SAFETY VALVE………. 7

5 PEMERIKSAAN………. 11

5.1 Pemeriksaan Pada Saat Baru ……… 12

5.2 Pemeriksaan Tak Berencana ………. 12

5.3 Pemeriksaan Pada Saat Shut Down ………. 12

5.4 Pemeriksaan Pada Saat Shut Down Yang Panjang …….. 12

5.5 Pemeriksaan Pada Saat Peralatan Proteksi Ditest Ataupun Stanbay ……….. 12

5.6 Pemeriksaan Pada Saat On Stream ………. 13

6 KEGAGALAN KATUP PENGAMAN………. 13

6.1 Korosif ………. 13

6.2 Permukaan Dudukan Katup ……… 13

6.3 Pegas Katup Patah ……….. 14

6.4 Plugging dan Sticking……….. 14

6.5 Material Katup Tidak Sesuai ………... 14

6.6 Indentitas yang Tidak Sesuai ………. 15

(27)

6.8 Selisih Setting Pressure Dengan Tekanan Kerja ………… 16

7 PERBAIKAN/ PERAWATAN KATUP………. 16

7.1 Pemeriksaan Secara Visual ……… 16

7.2 Pembongkaran Katup ……….. 16

7.3 Pembersihan Bagian-bagian Katup ……….. 16

7.4 Machining ……….. 17 7.5 Lapping ……….. 17 7.6 Adjusting Ring ……….. 17 7.7 Boring Point ……….. 17 7.8 Testing ……… 17 7.9 Sealing ……… 17 7.10 Name Plate ……… 17 8 SETTING……… 18 8.1 Persiapan ……….. 18 8.2 Pembongkaran ………. 19 8.3 Pemeriksaan kerusakan……….. 19 9 PERBAIKAN……… 20 10 PEMASANGAN KEMBALI ……….. 20

11 PENGETESAN DENGAN SAFETY VALVE TEST GAG…. 20 12 PERALATAN UJI TREVITEST……… 22 13 POWER CONTROL (ELECTROMATIC) RELIEF VALVE 23

==US== PRE / FINAL TEST

1. Sebutkan jenis2 katup yang anda ketahui? (min 5 bh). 2. Sebutkan fungsi dari Safety Valve dan Reliev Valve.

3. Sebutkan jenis2 katup yang digunakan sebagai pengaman pada pressure vessel atau boiler (3 macam).

4. Jelaskan apa perbedaan yang prinsif dalam pengoperasiannya antara Savety Valve dan Relief Valve.

(28)

6. Umumnya ada 4 tahapan didalam pemeliharaan safety valve yang dimulai dengan pembongkaran dan diakhiri dengan testing, sebutkan keempat tahapan tersebut.

7. Data apa saja yang ada pada name plate suatu safety valve? (min 3). 8. Sebutkan dimana saja terpasang safety valve pada HRSG?

9. Kegagalan2 apa saja yang terjadi pada safety valve? (min 5 bh).

10.Peralatan2 apa saja yang digunakan pada saat pengetesan safety valve (min 5 bh).

11. Perbedaan apakah yang prinsif antara Safety- Relief Valve yang konvensional dengan ERV (Electromatic Relief Valve).

12.Dapatkah Gate Valve dijadikan katup pengatur? Jelaskan.

13.Dapatkah boiler tetap beroperasi jika ERV system electriknya tidak berfungsi.

14.Dapatkah Trevitest digunakan untuk Cold dan Hot test?

15.Apakah kelemahanya menggunakan Alat Uji dengan Trevitest.? 16.Jenis katup apakah yang sesuai digunakan untuk katup pengatur? 17.Apakah bedanya yang prinsif antara Nedle Valve dan Non Return Valve

jika ditinjau dari arah aliran.

18.Institusi atau instansi dari manakah yang diberi wewenang untuk memberikan penyegelan terhadap Safety Valve.

19.Berikan penjelasan bagaimana melakukan lapping yang baik?

20.Apa yang terjadi bila tekanan spring kita rendahkan dari tekanan setting pressurenya.

Referensi

Dokumen terkait

4 Bahwa sehubungan dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak sebagaimana tersebut di atas yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor

Sistem informasi akuntansi laporan keuangan di CV Mitra Tani Farm saat ini dilakukan dengan cara manual dan semi-manual, yaitu mencatat data transaksi secara manual di

Melalui Model Discovery Learning dengan media Whatsapp siswa memiliki pengetahuan tentang menyebutkan pengertian Tri Mala menyebutkan bagian-bagian Tri Mala beserta

Tahap 1, pada tahap ini akan dilakukan pengujian langsung terhadap sistem yaitu dengan cara menginputkan nilai pada matrik berpasangan kemudian sistem akan memberikan hasil

Fokus utama pada bulan-bulan tersebut ialah penstabilan operasional Direktorat Layanan, Direktorat Pendukung dan Administrasi (Direktorat P&A) dan juga Direktorat

LAHIR JENIS KELAMIN AGAMA KARPEG PANGKAT

Memperhatikan dari hasil pengukuran suhu yang diperoleh pada empat stasiun pengamatan yang berbeda di keramba jaring apung sangat baik untuk menunjang

Proses evaluasi kepatuhan terhadap POB penyusunan evaluasi Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Renstra, Renop, Program Kerja, Rencana Induk Penelitian dan Rencana Induk Pengabdian