• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

PUTUSAN

Nomor

121/B/PK/PJK/2011.-DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa Perkara Pajak dalam permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai berikut dalam perkara :

DIREKTUR JENDERAL PAJAK, berkedudukan di Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta, dalam hal ini memberi kuasa kepada 1. Bambang Heru Ismiarso : Direktur Keberatan dan Banding,

Direktorat Jenderal Pajak ;

2. Erma Sulistyarini : Kepala Sub Direktorat Peninjauan Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding ;

3. Yurnalis RY : Kepala Seksi Peninjauan Kembali, Direktorat Keberatan dan Banding; 4. Daniel H.T. Naibaho : Penelaah Keberatan, Subdit Peninjauan

Kembali dan Evaluasi, Direktorat Keberatan dan Banding ;

Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : SKU-443/PJ./2009 tanggal 10 Desember 2009 ;

Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Terbanding ; m e l a w a n :

PT. BUMIPUTERA BOT FINANCE, berkedudukan di Wisma Bumiputera Lt. 11-12, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 75, Jakarta Selatan ;

Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Banding ; Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Putusan 19270/PP/ M.VIII/15/2009, tanggal 5 Agustus 2009 yang telah berkekuatan hukum tetap, dalam

Halaman 1 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pemohon Banding, dengan posita perkara pada pokoknya sebagai berikut :

Perhitungan Pajak Menurut Keputusan Yang Dibanding

Bahwa perhitungan menurut keputusan Keberatan yang diterbitkan Terbanding adalah sebagai berikut :

Keterangan Semula Dikurangi/

(Ditambah) Menjadi(Rp) Penghasilan Netto

Penghasilan Kena Pajak PPh Terutang 40.514.814.589 40.514.814.589 12.136.944.200 (42.087.797.480) (42.087.797.480) (12.626.339.100) 82.602.611.069 82.602.611.000 24.763.283.300 Kredit Pajak

Pajak Yang (Lebih)/Kurang dibayar 10.674.278.000 1.462.666.200 Nihil(12.626.339.100) 10.674.278.00014.089.005.300

Sanksi Administrasi 702.079.776 (6.060.642.768) 6.762.722.544

Jumlah Pajak yang masih harus dibayar 2.164.745.976 (18.686.981.868) 20.851.727.844 Bahwa perhitungan SKPKB PPh Badan Tahun Pajak 2002 Nomor : 00038/206/02/018/07, adalah sebagai berikut :

No. Uraian Pemohon Banding Terbanding Koreksi

1. 2. Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan 110.560.043.687 -110.560.043.687 -3.

4. Laba BrutoPenghasilan Bruto dari Luar Usaha 110.560.043.687 19.719.613.820 110.560.043.687 19.719.613.820 - -5. 6. Jumlah Penghasilan Bruto Pengurangan Penghasilan Bruto 130.279.657.507 94.640.396.675 130.279.657.507 89.764.842.918 -4.875.553.757 7. 8. Penghasilan Netto Dalam Negeri Penghasilan Netto Luar Negeri 35.639.260.832 40.514.814.589 -4.875.553.757 -9. Jumlah Penghasilan 35.639.260.832 40.514.814.589 4.875.553.757 2 Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

10. 11. Netto Penghasilan Tidak Kena Pajak Kompensasi Kerugian -12. 13. 14. Penghasilan Kena Pajak Pajak Penghasilan Terhutang PPh yang Dipotong/ Dipungut Pihak 35.639.260.832 10.674.278.000 40.514.814.589 12.136.944.200 4.875.553.7571.462.666.200 -15.

16. PPh yang Lebih BayarPPh yang Dibayar Sendiri : a PPh Pasal 25 b STP (Pokok Pajak) 10.674.278.000 10.674.278.000 12.136.944.200 10.674.278.000 -1.462.666.200 -c. Jumlah 10.674.278.000 10.674.278.000

-17. PPh yang kurang lebih

dibayar - 1.462.666.200 1.462.666.200

18. Sanksi Administrasi - 702.079.776 702.079.776

19. Jumlah yang masih

harus dibayar - 2.164.745.976 2.164.745.976

Ketentuan Formal

Bahwa permohonan banding ini Pemohon Banding ajukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1 Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan

Halaman 3 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut "UU KUP"), menyatakan sebagai berikut:

"Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak".

Bahwa selanjutnya Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut "UU Pengadilan Pajak") menyatakan sebagai berikut:

"Banding diajukan dengan Surat Banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak".

Bahwa Surat Banding dalam bahasa Indonesia Pemohon Banding ajukan terhadap Keputusan Keberatan kepada Pengadilan Pajak. Dengan demikian, Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi ketentuan formal pengajuan banding berdasarkan Pasal 27 ayat 1 UU KUP dan Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Pengadilan Pajak;

2 Pasal 27 ayat (3) UU KUP menyatakan sebagai berikut:

"Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan tersebut".

Bahwa Pasal 35 ayat (2) UU Pengadilan Pajak menyatakan sebagai berikut: "Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan perpajakan". Bahwa Surat Banding disusun secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas dan diajukan sebelum lewat tiga bulan sejak diterimanya Keputusan Keberatan yang salinannya Pemohon Banding lampirkan dalam Surat Banding ini. Dengan demikian, Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi ketentuan formal pengajuan banding berdasarkan Pasal 27 ayat 3 UU KUP dan Pasal 35 ayat 2 UU Pengadilan Pajak;

3 Pasal 36 ayat (4) Undang-Undang Pengadilan Pajak menyatakan sebagai berikut: "Selain dari persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) serta Pasal 35, dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah pajak yang terutang, Banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen)".

Bahwa Pemohon Banding telah melakukan pembayaran atas seluruh jumlah yang terutang. Dengan demikian, Surat Banding Pemohon Banding telah memenuhi 4

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

ketentuan formal pengajuan banding yaitu Pasal 36 ayat 4 Undang-Undang Pengadilan Pajak;

4 Bahwa dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pengajuan Surat Banding atas Keputusan Keberatan yang diterbitkan Terbanding tersebut, telah dilakukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang telah disyaratkan oleh undang-undang, khususnya Pasal 27 ayat (1) dan (3) UU KUP dan Pasal 35 ayat (1) dan (2), dan Pasal 36 ayat (4) UU Pengadilan Pajak. Oleh karena itu sudah sepatutnya Surat Banding ini diterima oleh Pengadilan Pajak;

Koreksi Terbanding

Bahwa perhitungan SKPKB yang dipertahankan dan koreksi yang ditambahkan oleh Terbanding pada saat keberatan adalah sebagai berikut :

a Koreksi atas Biaya Sewa sebesar Rp. 319.127.448,00 b. Koreksi atas Rugi Derivatif sebesar Rp. 4.149.601.047,00

c. Koreksi tambahan atas Rugi Derivatif sebesar Rp. 42.491.411.742,00 Pokok Sengketa

Bahwa pokok sengketa dalam surat banding Pemohon Banding adalah seluruh koreksi Terbanding diatas, yaitu :

a Koreksi atas Biaya Sewa sebesar Rp. 319.127.448,00 b Koreksi atas Rugi Derivatif sebesar Rp. 46.641.012.789,00 Alasan Banding

Yuridis Formal

Bahwa Terbanding telah menambahkan koreksi yang mengakibatkan adanya tambahan penghasilan neto sebesar Rp. 42.087.796.480,00 yang merupakan koreksi atas rugi atas transaksi derivatif;

Bahwa penambahan koreksi di luar yang disebutkan dalam Surat keberatan Pemohon Banding tidak sesuai dengan Pasal 26 ayat (1) KUP :

"Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama dua belas bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan."

Bahwa ketentuan Pasal 26 Ayat (1) jelas menyatakan bahwa keputusan keberatan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak adalah keputusan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Banding. Direktur Jenderal Pajak tidak dapat memperluas keputusan keberatan sehingga mencakup hal-hal yang tidak diajukan atau dipersengketakan oleh Pemohon Banding;

Pasal 26 ayat 3 menyebutkan bahwa:

Halaman 5 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

"Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang terhutang".

Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 26 ayat (3) keputusan Direktur Jenderal Pajak seharusnya hanya terbatas terhadap materi atau isi yang oleh Pemohon Banding diajukan keberatan (dikenal sebagai sengketa pajak) yang memang terkandung dalam ketetapan pajak yang bersangkutan;

Bahwa dengan demikian Keputusan Keberatan yang menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah harus diartikan sebagai :

• menerima seluruhnya atau sebagian keberatan yang diajukan atas materi yang disengketakan.

• menolak keberatan atas materi yang disengketakan, yang berarti bahwa kedua hal dapat mengakibatkan berkurangnya atau tetap (tidak berkurang) jumlah pajak yang terutang, atau

• menambah nilai dan materi yang diajukan keberatan, yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah pajak yang terutang;

Bahwa selama dalam pemeriksaan sampai dengan proses keberatan Pemohon Banding telah menyampaikan data yang sama, namun Terbanding malah melakukan tambahan koreksi yang pada waktu pemeriksaan tidak dikoreksi/diterima;

Bahwa dengan koreksi baru tersebut Pemohon Banding telah diperlakukan tidak adil karena Pemohon Banding telah kehilangan haknya untuk mengajukan keberatan atas tambahan koreksi tersebut. Pemohon Banding hanya dapat melakukan banding atas tambahan koreksi tersebut. Dengan mengacu pada perlakuan yang tidak adil tersebut, Pemohon Banding mohon Majelis dapat memutuskan bahwa Keputusan Nomor : KEP-77/WPJ-01/2008 tanggal 23 Januari 2008 seharusnya batal demi hukum;

Koreksi Atas Materi

Koreksi atas Pengurangan Penghasilan Bruto Biaya Sewa sebesar Rp. 319.127.448,00

Menurut Terbanding

Bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Biaya Sewa sebesar Rp. 319.127.448,00 yang terdiri dan Biaya Sewa Kantor Cabang Bandung dan Surabaya ("Office Rent") sebesar Rp. 312.593.448,00 serta Biaya Sewa Gudang ("Garage Rent") sebesar Rp. 6.534.000,00 sehingga biaya sewa yang diakui hanya sebesar Rp. 1.296.413.962,00;

Menurut Pemohon Banding 6

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi positif Terbanding sebesar Rp. 319.127.448,00 sehingga biaya sewa yang diakui hanya sebesar Rp. 1.296.413.962,00 dengan alasan sebagai berikut:

Bahwa menurut Pemohon Banding, Terbanding telah salah melakukan koreksi atas biaya sewa dalam PPh Badan. Dalam melakukan koreksi atas biaya untuk PPh seharusnya Terbanding berpedoman pada UU PPh yang mengatur tentang biaya yang boleh dikurangkan atau yang tidak diperkenankan dikurangkan dalam menghitung penghasilan kena pajak. Demikian juga seharusnya Terbanding mempertimbangkan sistem pembukuan yang Pemohon Banding anut;

Bahwa biaya sewa per SPT PPh Badan Pemohon Banding sebesar Rp. 1.615.541.410,00 adalah merupakan biaya "Office Rent" dan "Garage Rent" yang berkaitan dengan kegiatan usaha perusahaan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sehingga seharusnya boleh dikurangkan dan penghasilan bruto pada saat menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 a dan Undang Undang Pajak Penghasilan Nomor : 17/2000 yang menyatakan sebagai berikut :

"Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan:

a. biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, hunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi, dan pajak, kecuali pajak penghasilan."

Bahwa Biaya "Office Rent" merupakan biaya sewa atas kantor yang Pemohon Banding gunakan sebagai tempat kantor Pemohon Banding dan "Garage Rent" adalah merupakan sewa atas tempat yang Pemohon Banding gunakan sebagai tempat menyimpan arsip/dokumen. Terlampir adalah tagihan atau invoice "Office Rent" dan "Garage Rent" yang dikoreksi oleh Terbanding. Sesuai dengan kutipan UU PPh diatas tidak terdapat alasan bagi Terbanding untuk melakukan koreksi;

Bahwa sistem pencatatan atas biaya sewa tersebut adalah dengan membukukan biaya sewa dibayar dimuka atas pembayaran sewa untuk periode satu tahun atau 2 tahun periode sewa, kemudian berdasarkan periode sewa tersebut setiap bulan Pemohon Banding melakukan pembebanan biaya melalui amortisasi;

Koreksi atas Pengurangan Penghasilan Bruto - Rugi Derivatif sebesar Rp. 46.461.012.789,00

Halaman 7 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Menurut Terbanding

Bahwa Terbanding menambah koreksi atas Rugi Derivatif menjadi sebesar Rp. 46.641.012.789,-, karena Terbanding berpendapat bahwa Akuntansi Lindung Nilai yang dilakukan oleh Pemohon Banding tidak memenuhi syarat sebagaimana yang disebutkan dalam Pemyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 55 paragraf 27 yaitu : "Instrumen lindung nilai yang ditentukan dan aktiva kewajiban yang dilindung nilai memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh dari kriteria berikut dan kriteria sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28 terpenuhi: (a) pada awal timbulnya lindung nilai, terdapat kebijakan-kebijakan tertulis mengenai lindung nilai, tujuan manajemen risiko entitas dan strategi untuk melaksanakan lindung nilai, termasuk identifikasi instrumen lindung nilai, transaksi/saldo yang dilindungi, sifat dari risiko yang dan bagaimana menilai efektivitas instrumen lindung nilai dalam menutup risiko peruhahan nilai wajar transaksi saldo yang dilindungi sebagai akihat dari risiko yang dilindungi. Entitas juga harus memiliki dasar yang wajar untuk menilai efektivitas instrumen lindung nilai..."

Bahwa dengan demikian, pencatatan lindung nilai yang dilakukan oleh Pemohon Banding tidak dapat diakui sebagai biaya;

Menurut Pemohon Banding :

Bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan pendapat Terbanding dengan penjelasan sebagai berikut :

Bahwa transaksi derivatif diakui sesuai dengan PSAK No. 55, "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai", yang mensyaratkan bahwa seluruh instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan pada nilai wajarnya (Paragraf 17);

Bahwa untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai (Paragraf 27);

Bahwa Perubahan nilai wajar instrumen derivarif yang tidak memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, dicatat dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. (Paragraf 21 dan 29 b);

Bahwa pada Note No. 2 Laporan Keuangan Audit Pemohon Banding tercantum bahwa "Company uses foreign currency forward and cross currency swap contract solely to hedge the Company's exposure to foreign exchange rate and interest rate fluctuations related to US Dollar denominated loans. However, based on the specific requirements for hedge accounting as provided in PSAK No. 55, such derivative instruments do not qualify and therefore are not designated as effective hedge for accounting purposes. 8

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Accordingly, the changes in fair value of the said derivative instruments are recorded directly in earnings as "Gain or loss on derivative".

Bahwa Laporan keuangan Pemohon Banding untuk tahun 2002 telah diaudit oleh Akuntan Publik "Ernst & Young" Prasetio, Sarwoko & Sandjaja, dalam laporannya disebutkan bahwa Laporan Keuangan Pemohon Banding telah sesuai dengan dengan prinsip akuntansi, dalam hal ini adalah PSAK dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian. Di mana pada "Statement of Income" telah dinyatakan bahwa terdapat "Loss on Derivative" sebesar Rp. 46.641.012.789,00;

Bahwa berdasarkan hal diatas bahwa dengan menggunakan PSAK pun terdapat kerugian atas transaksi derivatif sebesar Rp.46.641.012.789,00, sehingga seharusnya tidak ada alasan yang digunakan oleh Terbanding dalam mengkoreksi rugi atas transaksi derivatif tidak dapat dipertahankan;

Bahwa selain menggunakan pendekatan melalui PSAK, Pemohon Banding juga memberikan alasan banding atas "Accrued Swap", sesuai peraturan perpajakan yang berlaku;

Bahwa dalam Pasal 6 ayat 1 huruf e UU PPh, disebutkan sebagai berikut :

(1) "Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi : (e) kerugian dari selisih kurs mata uang asing";

Bahwa penjelasan atas pasal ini adalah sebagai berikut :

(1) "Beban-beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu beban atau biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari 1 (satu) tahun merupakan beban biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya gaji, biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan limbah dan sebagainya. Sedangkan pengeluaran yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun, pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau melalui amortisasi. Di samping itu apabila dalam suatu tahun pajak didapat kerugian karena penjualan harta atau karena selisih kurs, maka kerugian-kerugian tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto;

(e) Kerugian karena selisih lairs mata uang asing dapat disebabkan oleh adanya fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari, atau oleh adanya kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter. Kerugian selisih kurs mata uang asing yang disebabkan oleh fluktuasi kurs pembebanannva dilakukan berdasarkan sistem pembukuan yang dianut, dan harus dilakukan secara taat asas. Apabila Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tetap (lairs historis), pembebanan selisih kurs dilakukan pada swat

Halaman 9 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

realisasi atas perkiraan mata uang asing tersebut. Apabila Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun, pembebanannya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun. Rugi selisih kurs karena kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter dapat dibukukan dalam perkiraan sementara di neraca dan pembebanannya dilakukan bertahap berdasarkan realisasi mata uang asing tersebut";

Bahwa sistem pembukuan yang Pemohon Banding lakukan adalah berdasarkan kurs yang sebenarnya berlaku. Pemohon Banding telah melakukan pembebanan atas biaya kerugian/keuntungan swap setiap bulan sesuai selisih antara rate/kurs pada swap dan rate/kurs yang berlaku di pasar melalui "Accrued Swap" secara konsisten;

Bahwa selain itu, Pemohon Banding menginformasikan bahwa jurnal pencatatan laba/rugi transaksi derivatif yang Pemohon Banding lakukan telah sesuai dengan PSAK No. 55. Jenis instrumen derivatif yang Pemohon Banding lakukan adalah "Foreign Exchange Swap" dan "Cross Currency Swap". Kedua instrumen derivatif tersebut dicatat dan diakui sesuai dengan nilai wajar setiap akhir tahun. Selain itu, perusahaan juga melakukan pencatatan atas akrual biava dan bunea dalam periode berjalan;

Bahwa di bawah ini penjelasan dan alur pencatatan dari masing-masing transaksi derivatif yang telah Pemohon Banding lakukan;

1. Foreign Exchange Swap (Forex Swap)

Bahwa pengertian umum dari "Foreign Exchange Swap" ("Forex Swap") adalah pertukaran nilai mata uang yang berbeda. Pemohon Banding melakukan pertukaran sejumlah dana dalam suatu jenis mata uang dengan jenis mata uang lain. Adapun dana yang Pemohon Banding pergunakan untuk masuk ke dalam transaksi ini adalah dana pinjaman yang Pemohon Banding peroleh dari pihak ketiga dalam bentuk mata uang Dollar Amerika (US$) yang kemudian Pemohon Banding pinjam dalam bentuk mata uang Rupiah (IDR). Tujuan dilakukannya transaksi ini adalah untuk membiayai operasional perusahaan Pemohon Banding dan melindungi dana pinjaman dari fluktuasi nilai tukar yang tidak pasti. Dalam kontrak "Forex Swap" ("Foreign Exchange Contract") disebutkan bahwa nilai mata uang IDR yang akan diterima ditetapkan berdasarkan nilai tukar yang telah ditentukan pada awal kontrak ("Buying Rate") dan nilai mata uang IDR yang akan dikembalikan ditetapkan berdasarkan nilai tukar yang telah ditentukan pada akhir kontrak atau jatuh tempo ("Selling Rate");

10

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa dengan menggunakan salah satu kontrak "Foreign Exchange" sebagai contoh alur pencatatan/penjurnalan transaksi "Forex Swap" adalah sebagai berikut:

1 Ilustrasi dimulai pada saat Pemohon Banding menerima dana pinjaman dari pihak ketiga yaitu Bank of Tokyo Mitsubishi Singapore (BTM Singapore) dalam bentuk mata uang Dollar Amerika (US$) untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Pinjaman tersebut akan dikembalikan dengan mata uang yang sama pada saat jatuh tempo. Dana pinjaman tersebut masuk ke dalam rekening koran (USD Account) perusahaan. Dan nilai yang dicatat dalani pembukuan perusahaan adalah nilai dalam mata uang IDR dengan menggunakan nilai tukar transaksi BI pada tanggal transaksi;

Bank - USD (1020102) USD 1 000 000,00 Bank Loan BTM Singapore (2310022) USD 1.000.000,00 *Akan dikonversikan ke Rupiah menggunakan kurs BI tanggal transaksi

2. Untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, diperlukan dana dalam bentuk mata uang IDR. Oleh sebab itu, Pemohon Banding memasuki transaksi derivatif "Forex Swap" dengan pihak ketiga yaitu Bank of Tokyo Mitsubishi — Jakarta (BOTM Jakarta) pada hari yang sama pada saat menerima dana pinjaman US$ dari BOTM Singapore. Alur pencairan dana tersebut adalah sebagai berikut setelah perusahaan Pemohon Banding menerima dana pinjaman US$ dalam rekening koran (US$ Account), perusahaan langsung memindahkan atau mentransfer dana tersebut ke BOTM Jakarta dengan nilai yang sama. Pencatatan dalam pembukuan perusahaan menggunakan nilai tukar transaksi BI pada tanggal transaksi. Adapun alasan Pemohon Banding melakukan transaksi derivatif ini adalah untuk melindungi nilai pinjaman US$ yang akan Pemohon Banding kembalikan pada saat jatuh tempo dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing; FOREX SWAP Kontrak 943505-01 Amount 1.000.000,00 Spot 8.840,00 Forward 9.472,55 Period 10/07/02 – 10/01/03

Bahwa pada saat mentransfer dana pinjaman US$ dan rekening perusahaan ke rekening BOTM Jakarta :

Bank Loan - BTM Singapore (2310022) USD 1.000.000,00 Bank - USD (1020102) USD 1.000.000,00

Halaman 11 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Akan dikonversikan ke Rupiah menggunakan kurs B1 tanggal transaksi.

• Transfer sejumlah USD 1,000,000 ke pihak BTM-Jakarta.

• Transfer ke pihak BM-Jakarta dilakukan di hari yang sama dengan diterimanya pinjaman dan BTM-Singapore.

Bahwa pada saat menerima dana pinjaman yang telah menjadi mata uang IDR. BTM - Rupiah (1020101) IDR 8.840.000.000

Bank Loan (Swap) (2310021) IDR 8.840.000.000

"Menerima sejumlah IDR 8,840,000,000 dad pihak BTM-Jakarta”.

3 Bahwa selama periode berjalan, Pemohon Banding melakukan pencatatan secara akrual atas biaya yang terjadi dari Transaksi Derivatif tersebut. Biaya yang timbul dari transaksi Forex Swap adalah biaya Swap ("Swap Cost"), yaitu biaya yang berasal dan selisih lebih nilai tukar mata uang pada saat memasuki Forex Swap (Buying Rate) dengan nilai tukar mata uang pada saat jatuh tempo ("Selling Rate"). Jumal Akrual "Swap Cost" dilakukan setiap akhir bulan dengan mengalikan selisih nilai buying dan selling rate dengan jumlah hari sampai dengan akhir bulan periode yang bersangkutan dan dibagi dengan jumlah hari dalam kontrak;

Pencatatan Akrual "Swap Cost" di bulan pertama : SWAP Cost IDR 72.193.207

Accrued SWAP Cost IDR 72.193.207

"Pengakuan SWAP Cost dilakukan pada setiap akhir bulan dengan melakukan jurnal akrual”.

4 Bahwa selanjutnya akrual "Swap Cost" pada bulan pertama akan dilakukan jurnal balik secara otomotis pada awal bulan kedua. Dan pada akhir bulan kedua dilakukan kembali jurnal akrual "Swap Cost" dengan nilai akumulasi dari bulan pertama sampai dengan bulan kedua:

Accrued SWAP Cost IDR 72.193.207

SWAP Cost IDR 72.193.207

"Jurnal balik otomatis atas akrual SWAP Cost bulan sebelumnya". SWAP Cost IDR 178.764.131

Accrued SWAP Cost IDR 178.764.131

• Di bulan kedua akan dilakukan jurnal akrual SWAP Cost akumulatif dengan bulan sebelumnya.

12

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Begitu seterusnya sampai dengan akhir kontrak.

5 Bahwa sesuai dengan PSAK Nomor 55 paragraf 17 seperti yang disebutkan diatas, maka instrumen derivatif tersebut hams diakui sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan keuangan dan disajikan dengan menggunakan nilai wajar. Nilai wajar yang Pemohon Banding pergunakan adalah nilai wajar yang Pemohon Banding peroleh setiap akhir tahun dari pihak ketiga yaitu BOTM Jakarta. Dengan demikian pengakuan instrumen derivatif tersebut Pemohon Banding lakukan setiap akhir tahun;

6. Bahwa pencatatan atau penjumalan atas akrual-akrual biaya akan dilakukan penyesuaian setelah Pemohon Banding memperoleh nilai wajar atas transaksi derivatif yang Pemohon Banding lakukan. Pengakuan instrumen derivatif sebagai Aktiva ("Derivative Asset") atau Kewajiban ("Derivative Liabilities") disajikan dalam nilai wajar. Penyesuaian atas nilai wajar tersebut mengakibatkan laba/rugi akan diakui dalam periode tersebut;

7. Bahwa komponen-komponen yang menjadi dasar dalam perhitungan transaksi derivatif adalah :

a. Nilai kontrak pada saat jatuh tempo, yaitu total dana dalam nilai mata uang IDR yang harus Pemohon Banding kembalikan pada saat jatuh tempo dan Pemohon Banding akan menerima dana pinjaman Pemohon Banding kembali dalam mata uang US$ yang sama seperti semula;

b. Nilai kontrak pada saat tutup buku akhir tahun, yaitu transaksi derivatif yang pada saat tutup buku akhir tahun masih berjalan, Pemohon Banding nilai dengan menggunakan nilai tukar transaksi Bank Indonesia yaitu kurs tengah BI;

c. Selisih kurs yang belum terealisasi ("Unrealized Forex"), yaitu selisih antara nilai kontrak pada saat jatuh tempo ("Selling Rate") dengan nilai kontrak pada saat tutup buku akhir tahun (dalam hal ini menggunakan nilai tukar untuk pembukuan). d. Penyesuaian kembali akrual biaya swap ("Re-adjustment Accrued Swap Cost"),

yaitu penyesuaian kembali atas Akrual "Swap Cost" dari kontrak derivatif yang belum jatuh tempo pada saat tutup buku akhir tahun;

e. Nilai Transaksi Derivatif pada akhir tahun, yaitu penjumlahan dari "Unrealized Forex" dengan "Re-adjustment Accrued Swap Cost" berdasarkan pembukuan perusahaan;

f. Nilai Wajar Derivatif dari Pihak Ketiga, yaitu nilai wajar atas suatu transaksi derivatif yang masih berjalan pada saat tutup buku akhir tahun yang dikeluarkan oleh pihak ketiga, dalam hal ini yang mengeluarkan adalah BOTM Jakarta;

Halaman 13 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

g. Laba/Rugi Derivatif ("Gain/Loss Derivative"), yaitu selisih nilai transaksi derivatif per akhir tahun buku dengan nilai wajar derivatif yang dikeluarkan oleh pihak ketiga. Selisih lebih atau kurang diakui sebagai laba atau rugi dari transaksi derivatif;

h. Biaya Swap yang telah dibukukan ("Swap Cost has been booked") adalah merupakan total swap cost yang benar-benar menjadi biaya bagi perusahaan yang disebabkan kontrak derivatif sudah jatuh tempo dengan akrual "Swap Cost" yang telah dicatat tetapi masih berjalan sampai dengan tutup buku akhir tahun;

i. Laba/Rugi Selisih Kurs ("Gain/Loss Forex has been booked"), yaitu nilai selisih kurs atas transaksi derivatif yang Pemohon Banding nilai berdasarkan nilai kurs tengah BI pada saat awal tahun buku dengan nilai kurs tengah BI pada saat tutup buku akhir tahun;

j. Total Laba/Rugi Selisih Kurs ("Total Gain/Loss on Derivative"), yaitu nilai keuntungan yang diterima atau kerugian yang diderita oleh perusahaan atas suatu transaksi derivatif dengan memperhitungkan laba/rugi derivatif yang dihasilkan dari penilaian dengan nilai wajar dengan swap cost yang telah dicatat perusahaan selama satu tahun dan laba/rugi selisih kurs berdasarkan pembukuan perusahaan; Bahwa Pemohon Banding melampirkan perhitungan lebih rinci atas transaksi derivatif dari "Forex Swap" sebagai data pendukung Pemohon Banding;

Bahwa jurnal akhir tahun atas transaksi Forex Swap adalah sebagai berikut : Forex Swap

Accrued Swap Cost IDR 598.172.282,61 Loss on Forex IDR 210.000.000,00 Loss on Derivative IDR 402.050.032,00

Derivative Liabilities IDR 512.050.032,00 Unrealized Forex Receivable IDR 100.000.000,00 SWAP Cost IDR 598.172.282,61

IDR 1.210.222.314,61 IDR 1.210.222.314,61

8. Bahwa pada awal tahun berikutnya, nilai derivatif atas "Derivative Asset" dan "Derivative Liabilities", "Accrued Swap cost" yang di-"Readjust", dan "Unrealized Forex" yang ditelah diakui di akhir tahun dilakukan pembalikan jurnal sehingga nilai transaksi tersebut menjadi nihil untuk menghitung kembali transaksi derivatif sesuai dengan pencatatan periode berjalan yang telah dilakukan sebelumnya dan akan seperti itu perlakuannya terus-menerus (asas konsistensi);

14

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Derivative Liabilities IDR 512.050.032,00 Derivative Asset IDR 296.122.250,61

Accrued SWAP Cost IDR 598.172.282,61 Unrealized Forex IDR 210.000.000,00 IDR 808.172.282,61 IDR 808.172.282,61 2. Cross Currency Swap

Bahwa transaksi "Cross Currency Swap" hampir sama dengan transaksi "Forex Swap", yaitu pertukaran nilai mata uang yang berbeda. Perbedaannya adalah nilai tukar saat terjadinya kontrak dan saat jatuh tempo sama. Dengan demikian, Pemohon Banding akan menerima dan mengembalikan sejumlah dana mata uang tertentu dalam jumlah yang sama. Selain itu, terdapat pembayaran bunga atas transaksi tersebut dimana tingkat bunga yang ditetapkan untuk masing-masing pihak berbeda, dimana satu pihak menetapkan tingkat bunga yang tetap ("Fixed Rate") sedangkan pihak yang lain menetapkan tingkat bunga mengambang ("Floating Rate"). Untuk bunga yang Pemohon Banding bayarkan kepada pihak ketiga, Pemohon Banding akui sebagai biaya/cost. Adapun "Cross Currency Swap" yang Pemohon Banding masuki adalah Pemohon Banding sepakat menukarkan sejumlah dana dalam bentuk mata uang US$ kepada BOTM Jakarta untuk mendapatkan sejumlah dana dalam bentuk mata uang IDR dan atas dana tersebut Pemohon Banding menetapkan tingkat bunga tetap sedangkan BOTM Jakarta menetapkan tingkat bunga mengambang;

Bahwa alur pencatatan atau penjurnalan transaksi "Cross Currency Swap" juga hampir sama dengan "Foreign Exchange" di atas, yang membedakannya hanya pembayaran atas bunganya saja. Untuk alur pencatatan Pemohon Banding menggunakan contoh salah satu kontrak Cross Currency Swap sebagai contoh ilustrasi pencatatan dan penjurnalan, yaitu :

Cross Currency Swap Kontrak Amount 3.000.000,00 Term 1 year Spot 7.670,00 Period 12/05/02-11/05/03 Termination 13/05/2002 Swap rate 11,68% (Fixed rate) Int receive Floating Rate (SIBOR) (sibor 6m/s)

Halaman 15 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

1. Sumber dana yang Pemohon Banding pergunakan adalah sama dengan dana yang Pemohon Banding pergunakan untuk transaksi derivatif "Forex Swap" begitu juga dengan alur dananya.

Pada saat menerima dana pinjaman dari BOTM Singapore : Bank - USD (1020102) USD 3.000.000,00

Bank Loan - BTM Singapore (2310022) USD 3.000.000,00 "Akan dikonversikan ke Rupiah menggunakan kurs BI tanggal transaksi”.

Pada saat mentransfer dana pinjaman US$ dari rekening perusahaan ke rekening BOTM Jakarta untuk masuk ke transaksi derivatif :

Bank Loan - BTM Singapore (2310022) USD 3.000.000,00 Bank - USD (1020102) USD 3.000.000,00

• Akan dikonversikan ke Rupiah menggunakan BI tanggal transaksi. • Transfer sejumlah USD 3,000,000 ke pihak BTM-Jakarta.

• Transfer ke pihak BTM-Jakarta dilakukan dihati yang sama dengan diterimanya pinjaman dan BTM-Singapore.

Pada saat menerima dana pinjaman yang telah menjadi mata uang IDR: BTM - Rupiah (1020101) IDR 23.010.000.000

Bank Loan (Swap) (2310021) IDR 23.010.000.000

"Menerima sejumlah IDR 23,010,000,000 dari pihak BTM-Jakarta.

2. Bahwa selama periode berjalan, Pemohon Banding melakukan pencatatan secara akrual atas biaya yang terjadi dari Transaksi Derivatif. Biaya yang timbul dari transaksi Cross Currency Swap adalah biaya "Cross Currency Swap" ("Cross Currency Swap Cost"), yaitu biaya bunga mengambang ("Floating rate") yang akan Pemohon Banding bayarkan pada saat jatuh tempo. Jumal Akrual "Cross Currency Swap Cost" dilakukan setiap akhir bulan dengan mengalikan nilai kontrak dengan tingkat bunga yang telah ditetapkan pada kontrak;

"Cross Currency Swap Cost" pada bulan pertama : Cross Currency SWAP Cost IDR 132.537.600 Accrued Cross Currency SWAP Cost IDR 132.537.600

"Pengakuan Cross Currency SWAP Cost dilakukan pada setiap akhir bulan dengan melakukan jurnal actual.

3. Selanjutnya akrual "Cross Currency Swap Cost" pada bulan pertama akan dilakukan jurnal balik secara otomotis pada awal bulan kedua. Dan pada akhir

16

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

bulan kedua dilakukan kembali jurnal akrual "Cross Currency Swap Cost" dengan nilai akumulasi dari bulan pertama sampai dengan bulan kedua;

Accrued Cross Currency SWAP Cost IDR 132.537.600 Cross Currency SWAP Cost IDR 132.537.600

• Jurnal balik otomatis atas akrual Cross Currency SWAP Cost bulan sebelumnya. Cross Currency SWAP Cost IDR 353.433.600

Accrued Cross Currency SWAP Cost IDR 353.433.600

• Di bulan kedua akan dilakukan jurnal akrual Cross Currency SWAP Cost akumulatif dengan bulan sebelumnya.

• Begitu seterusnya sampai dengan akhir kontrak.

4. Bahwa kemudian pada awal bulan ketiga, nilai akumulasi dari akrual pada akhir bulan kedua dilakukan jurnal balik kembali, lalu pada akhir bulan ketiga dilakukan kembali jurnal pencatatan akrual swap cost dengan nilai akumulasi dari bulan pertama sampai ketiga. Begitu seterusnya sampai dengan akhir tahun;

5. Bahwa selain itu, Pemohon Banding melakukan pencatatan secara akrual atas bunga yang akan diterima dari Transaksi Derivatif. Bunga yang timbul untuk transaksi "Cross Currency Swap" adalah bunga "Cross Currency Swap" ("Interest Cross Currency Received"), yaitu tingkat bunga tetap ("Fixed Rate") yang akan Pemohon Banding terima pada saat jatuh tempo dari BOTM Jakarta. Jurnal Akrual "Interest Cross Currency Swap" dilakukan setiap akhir bulan dengan mengalikan nilai kontrak dengan tingkat bunga mengambang yang ditetapkan pada kontrak; Receivable on Cross Currency Interest Received IDR 28.463.400,00 Interest Received IDR 28.463.400,00

• Pengakuan Cross Currency Interest Received dilakukan pada setiap akhir bulan dengan melakukan jurnal akrual.

6. Bahwa selanjutnya akrual "Interest Cross Currency Swap" pada bulan pertama akan dilakukan jurnal balik secara otomotis pada awal bulan kedua. Dan pada akhir bulan kedua dilakukan kembali jurnal akrual "Interest Cross Currency Swap" dengan nilai akumulasi dari bulan pertama sampai dengan bulan kedua;

Interest Received IDR 28.463.400,00 Receivable on Cross Currency Interest Received IDR 28.463.400,00

• Jurnal balik otomatis atas akrual Cross Currency SWAP Cost bulan sebelumnya Receivable on Cross Currency Interest Received IDR 103.890.600,00 Interest Received IDR 103.890.600,00

Halaman 17 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Pengakuan Cross Currency Interest Received dilakukan pada setiap akhir bulan dengan melakukan jurnal akrual.

• Begitu seterusnya sampai dengan akhir kontrak.

7 Apabila dalam tahun berjalan terdapat pembayaran "Cross Currency Swap Cost" maka jurnal atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Cross Currency SWAP Cost IDR 1.347.465.600,00 BTM - Rupiah (1020101) IDR 1.347.465,600,00

• Pembayaran SWAP Cost setiap enam bulan yang sesuai dengan kontrak = (23,010,000,000 x 11.68% x 183/365 = 1,347,465,600.00).

8 Bahwa apabila dalam tahun berjalan terdapat penerimaan "Interest Cross Currency Swap" maka jumal atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Bank-USD (1020102) USD 32,940.00

Interest Received USD 32,490.00

• Penerimaan Interest Received dad pihak BTM-Jakarta • =(3, 000,000 x 183/360 x 2,16 = 32,940.00)

9 Bahwa sesuai dengan PSAK Nomor 55 paragraf 17 yang disebutkan diatas, maka instrumen derivatif tersebut harus diakui sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan keuangan dan disajikan dalam nilai wajar. Nilai wajar yang Pemohon Banding pergunakan adalah nilai wajar yang Pemohon Banding peroleh setiap akhir tahun dan pihak ketiga yaitu BOTM Jakarta. Dengan demikian pengakuan instrumen derivatif tersebut Pemohon Banding lakukan setiap akhir tahun;

10. Bahwa pencatatan atau penjurnalan atas akrual-akrual biaya akan dilakukan penyesuaian setelah Pemohon Banding memperoleh nilai wajar atas transaksi derivatif yang Pemohon Banding lakukan, sehingga pengakuan instrumen derivatif sebagai aktiva ("Derivative Asset") atau kewajiban ("Derivative Liabilities") disajikan dalam nilai wajar. Dan penyesuaian atas nilai wajar yang mengakibatkan laba/rugi akan diakui dalam periode tersebut;

11. Bahwa komponen-komponen yang menjadi dasar dalam perhitungan transaksi derivatif adalah :

a. Nilai kontrak pada saat jatuh tempo, yaitu total dana dalam nilai mata uang IDR yang harus Pemohon Banding kembalikan pada saat jatuh tempo sehingga Pemohon Banding tetap menerima dana Pemohon Banding dalam mata uang US$ dengan nilai yang sama seperti semula;

18

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

b. Nilai kontrak pada saat tutup buku akhir tahun, yaitu transaksi derivatif yang pada saat tutup buku akhir tahun masih berjalan, Pemohon Banding nilai dengan menggunakan nilai tukar transaksi Bank Indonesia yaitu kurs tengah BI;

c. Selisih kurs yang belum terealisasi (Unrealized Forex), yaitu selisih antara nilai kontrak pada saat jatuh tempo dengan nilai kontrak pada saat tutup buku akhir tahun;

d. Penyesuaian kembali akrual biaya swap ("Re-adjustment Accrued Swap Cost"), yaitu penyesuaian kembali atas Akrual "Swap Cost" dan kontrak derivatif yang belum jatuh tempo pada saat tutup buku akhir tahun;

e. Penyesuaian kembali akrual pendapatan bunga ("Re-adjustment Accrued Interest Income"), yaitu penyesuaian kembali atas akrual pendapatan bunga yang telah diakui oleh perusahaan atas bunga yang akan dibayarkan BOTM Jakarta ke perusahaan dengan tingkat bunga mengambang;

f. Nilai Transaksi Derivatif pada akhir tahun, yaitu penjumlahan dari "Unrealized Forex", "Re-adjustment Accrued Swap Cost" dan "Readjustment Interest Income" berdasarkan pembukuan perusahaan;

g. Nilai Wajar Derivatif dari Pihak Ketiga, yaitu nilai wajar atas suatu transaksi derivatif yang masih berjalan pada saat tutup buku akhir tahun yang dikeluarkan oleh pihak ketiga, dalam hal ini yang mengeluarkan adalah BOTM Jakarta; h. Laba/Rugi Derivatif ("Gain/Loss Derivative"), yaitu selisih nilai transaksi

derivatif per akhir tahun buku dengan nilai wajar derivatif yang dikeluarkan oleh pihak ketiga. Selisih lebih atau kurang diakui sebagai laba atau rugi dari transaksi derivatif;

i. Biaya "Cross Currency Swap" yang telah dibukukan ("Cross Currency Swap Cost has been booked") adalah merupakan total interest yang benar-benar menjadi biaya bagi perusahaan karena kontrak derivatif sudah jatuh tempo dengan akrual "Cross Currency Swap Cost" yang dicatat tetapi masih berjalan sampai dengan tutup buku akhir tahun;

j. Laba/Rugi Selisih Kurs ("Gain/Loss Forex has been booked"), yaitu nilai selisih kurs atas transaksi derivatif yang Pemohon Banding nilai berdasarkan nilai kurs tengah BI pada saat awal tahun buku dengan nilai kurs tengah B1 pada saat tutup buku akhir tahun;

k. Pendapatan Bunga "Cross Currency Swap" yang telah dibukukan ("Interest Cross Currency has been booked"), yaitu total interest yang benar-benar menjadi pendapatan bagi perusahaan yang berasal dan kontrak derivatif yang telah jatuh

Halaman 19 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tempo dengan akrual interest yang dicatat tetapi masih berjalan sampai dengan tutup buku akhir tahun;

l. Total Laba/Rugi Selisih Kurs ("Total Gain/Loss on Derivative"), yaitu nilai keuntungan yang diterima atau kerugian yang diderita oleh perusahaan atas suatu transaksi derivatif dengan memperhitungkan laba/rugi derivatif yang dihasilkan dari penilaian yang menggunakan nilai wajar dengan swap cost dan pendapatan yang telah dicatat perusahaan selama satu tahun dan laba/rugi selisih kurs berdasarkan pembukuan perusahaan;

Bahwa Pemohon Banding melampirkan perhitungan lebih rinci atas transaksi derivatif dan "Cross Currency Swap" sebagai data pendukung Pemohon Banding; Bahwa jumal akhir tahun atas transaksi "Cross Currency Swap" adalah sebagai berikut:

Cross Currency SWAP

Derivative Asset IDR 3.743.958.283,20 Accrued Currency Swap Cost IDR 360.796.800,00 Interest Currency SWAP IDR 52.567.200,00 Loss on Derivative IDR 2.211.041.716,80

Unrealized Forex Receivable IDR 3.810.000.000,00 Accrued Interest Currency SWAP IDR 2.145.000.000,00 Interest Receivaible Currency Swap IDR 52.567.200,00 Currency SWAP Cost IDR 360.796.800,00 IDR 6.368.364.000,00 IDR 6.368.364.000,00

11. Bahwa pada awal tahun berikutnya, nilai derivatif atas "Derivative Asset" dan "Derivative Liabilities", "Accrued Swap cost" yang di-"Readjust", dan "Unrealized Forex" yang telah diakui diakhir tahun dilakukan pembalikan jumal sehingga nilai transaksi tersebut menjadi nihil untuk menghitung kembali transaksi derivatif sesuai dengan pencatatan periode berjalan yang telah dilakukan sebelumnya dan akan seperti itu perlakuannya terus-menerus (asas konsistensi);

Unrealized Forex IDR 3.810.000.000,00 Recelvable IDR 0 Gain on Forex IDR 2.145.000.000,00 Derivative Asset IDR 487.064.358,00 20

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Accrued Currency Swap IDR 901.487.671,00 Derivative Assets IDR 5.540.576.687,00 IDR 6.442.064.358,00 IDR 6.442.064.358,00 Kesimpulan

Bahwa berdasarkan uraian Pemohon Banding di atas, Pemohon Banding mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Pajak untuk mengabulkan surat bandingnya sehingga pajak yang terutang diubah menjadi sebagai berikut:

No. Uraian IDR

1 Peredaran Usaha 110.560.043.687

2 Harga Pokok Penjualan

3 Laba Bruto 110.560.043.687

4 Penghasilan Bruto dari Luar Usaha 19.719.613.820

5 Jumlah Penghasilan Bruto 130.279.657.507

6 Pengurangan Penghasilan Bruto 94.637.186.675

7 Penghasilan Netto Dalam Negeri 35.642.470.832

8 Penghasilan Netto Luar Negeri

-9 Jumlah Penghasilan Netto 35.642.470.832

10 Penghasilan Tidak Kena Pajak

11 Kompensasi Kerugian

12 Penghasilan Kena Pajak 35.642.470.832

13 Pajak Penghasilan Terhutang 10.675.241.000

14 PPh yang Dipotong I Dipungut Pihak Lain

15 PPh yang Lebih Bayar 10.675.241.000

16 PPh yang Dibayar Sendiri:

a. PPh Pasal 25 10.674.278.000

b. STP (Pokok Pajak)

-c. Jumlah 10.674.278.000

17 PPh yang kurang/lebih dibayar 963.000

18 Sanksi Administrasi 462.240

19 Jumlah yang masih harus dibayar 1.425.240

Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Putusan 19270/PP/ M.VIII/15/2009, tanggal 5 Agustus 2009 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai berikut :

• Mengabulkan seluruhnya permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-77/WPJ.04/2008 tanggal 23 Januari 2008 tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2002 Nomor : 00038/206/02/018/07 tanggal 5 Februari 2007, atas nama : PT. Bumiputera-BOT Finance, NPWP : 01.318.189.6-062.000, Alamat : Wisma Bumiputera Lt. 11-12, Jalan Jend.

Halaman 21 dari 32 halaman. Putusan Nomor 121/B/PK/PJK/2011.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Sudirman Kav. 75, Jakarta Selatan 12910, sehingga jumlah pajak yang masih harus dibayar menjadi sebagai berikut :

Penghasilan Neto Rp. 35.642.470.832,00 Penghasilan Kena Pajak Rp. 35.642.470.000,00 PPh Terutang Rp. 10.675.241.000,00 PPh yang dipotong pihak lain Rp. 0,00 PPh kurang/(lebih) dibayar Rp. 10.675.241.000,00 Kredit Pajak Rp. 10.674.278.000,00 PPh kurang/(lebih) dibayar Rp. 963.000,00 Sanksi Administrasi : Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP Rp. 462.240,00 Jumlah yang masih harus dibayar Rp. 1.425.240,00

Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Putusan 19270/PP/M.VIII/15/2009, tanggal 5 Agustus 2009 diberitahukan kepada Pemohon Peninjauan Kembali pada tanggal 29 September 2009, kemudian terhadapnya oleh Pemohon Peninjauan Kembali (dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : SKU-443/ PJ./2009, tanggal 10 Desember 2009 diajukan permohonan peninjauan kembali secara tertulis sebagaimana ternyata dari Akte Permohonan Peninjauan Kembali Nomor : PKA-886/SP.51/AB/XII/2009 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Pajak pada tanggal 28 Desember 2009, dengan disertai alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 28 Desember 2009 ;

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama pada tanggal 13 Januari 2010, kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya diajukan jawaban yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada tanggal 12 Februari 2010 ;

Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima ;

ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan-alasan peninjauan kembali yang pada pokoknya sebagai berikut :

1 Bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam permohonan Peninjauan Kembali ini adalah sebagai berikut :

Tentang Koreksi Positif Pengurang Penghasilan Bruto berupa Rugi Derivatif, sebesar Rp 46.641.012.789,00.

22

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Demikian pula dengan penelitian Mahmudah (2011), menyatakan kelainan kongenital mempunyai risiko 2,205 kali lebih besar untuk terjadinya kematian perinatal

Pengendalian hama penggorok daun dengan cara mekanis dapat dilakukan dengan cara menangkap dan membunuh hama tersebut, Kultur teknis merupakan metode pengendalian yang

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya keberhasilan lembaga pendidikan Islam tentunya tidak terlepas dari bagaimana peran birokrasi yang bersifat dialogis dalam

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-54708/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim

Ketika responden memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan harapan responden (siswa), maka mereka mempertimbangkan berbagai faktor yang terdapat dalam komponen

Putusan Pengadilan Negeri Purworejo Nomor: 07/Pdt.G/2000/PN, Putusan Pengadilan Tinggi Semarang Nomor: 467/Pdt/2000/PT.Smg, Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:

Biaya gudang adalah sebesar 20 satuan harga untuk tiap komputer yang disimpan dari bulan yang lalu ke bulan berikutnya. Diandaikan bahwa pada permulaan pesanan

Memberikan wawasan umum desain interior kepada mahasiswa menyangkut peranan desain di dalam meningkatkan mutu interior baik didalam kerangka memecahkan persoalan kinerja