• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (HANDOUT) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN FIQIH MUAMALAH PADA MATERI HIMPUNAN - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran

1. Arti dan Makna Pembelajaran

Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara di sengaja di kelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan responds terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.25 Sehingga di dalam proses pembelajaran

sangat erat kaitannya mengenai mengajarkan sesuatu hal kepada objek tertentu, pengertian mengajar itu bersumber dari 6 pendapat, yaitu: (1) mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, (2) mengajar adalah mewariskan keudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, (3) mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tututan masyarakat,

(2)

(6) mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.26

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep mendidik dalam mengajar sangatlah diutamakan untuk menciptakan pola pikir siswa. Menurut Langeveld mendidik adalah mempengaruhi dan membimbing anak dalam usahanya dalam mencapai kedewasaan, dan menurut tokoh pendidikan di Indonesia, yaitu Ki Hajar Dewantara mengatakan, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.27

2. Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.28 Menurut Blanchard, Berns, dan Ericksons mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

26Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hal.

44-52

27 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,

(Jakarta: PT. Rajawali Press, 2009), hal. 10

(3)

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja.29

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah situasi belajar peserta didik yang di dalam proses pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk menghubungkan anatara materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari/pertistiwa dunia nyata dari peserta didik.

Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karkateristik yang membedakan dari pembelajaran yang laim. Menurut Johnson mengidentifikasikan delapan karakteristik Contextual Teaching and Learning, yaitu:30

a. Making meaningful connections (membuat hubungan penuh makna)

Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar aktif dalam mengembangkan minatnnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).

b. Doing significant work (melakukan pekerjaan penting)

Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat.

29Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT.

Rafika Aditama, 2013), hal. 6

(4)

c. Self-regulated learning (belajar mengatur sendiri)

Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan oran lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produk/hasil yang sifatnya nyata.

d. Collaborating (kerja sama)

Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka mahami bagaimana mereka saling mepengaruhi dan saling berkomunikasi.

e. Critical and creative thinking (berfikir kritis dan kreatif)

Siswa dapat menggunakan tingkat berfikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif: dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan bukti-bukti dan logika.

f. Nurturing the individual (memelihara individu)

Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri.

g. Reaching high standards (mencapai standar tinggi)

Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasikan tujuan dan motivasi siswa untuk mencapainya.

h. Using Authentic Assesment (mengadakan asesmen autentik)

(5)

menggambarkan informasi akademisyang telah mereka pelajari untuk diaplikasikan dalam dunia nyata.

Sedangkan menurut Soundres menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual difokuskan pada REACT (Relating: belajar dalam konteks pengalaman hidup; Experiencing: belajar dalam konteks dan penemuan; Applying: belajar ketika pengetahuan diperkenalkan dalam konteks

penggunaannya; Cooperative: belajar melalui konteks kominikasi interpersonal dan saling berbagi; Trsnsfering: belajar penggunaan pengetahuan dalam suatu konteks atau situasi baru.31

B. Fiqih Muamalah 1. Fiqih

a. Pengertian

Perkataan fiqh yang ditulis fiqih atau kadang-kadang feqih setelah diindonesiakan artinya paham atau pengertian.32 Menurut etimologi

(bahasa), fiqih adalah (

ُ مْهَفْلَا

)(paham), seperti pernyataan: (

َُسْرَدلا

ُ تْهَقَ ف

(.

Menurut terminologi, fiqih pada mulanya berarti pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik berupa akidah akhlak, maupun amaliah (ibadah), yakni sama arti Syari’ah Islamiyah.33 Menurut Imam Abu Hanifah, segala pengetahuan mengenai

31Ibid, hal. 8

32 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1990), hal. 48

(6)

kepercayaan dan ilmu furu’ (perbuatan manusia) termasuk bdang

pembahasan fiqih. Bidang kepercayaan dinamakannya Fiqih Akbar. Menurut Ibnu Hazam, dalam kitabnya “Al-Ihkam fi Usulil Ahkam” fiqih meliputi: pengantar ilmu tafsir, pengantar ilmu hadis, dasar-dasar usul fiqih, hukum-hukum fiqih yang disepakati dan yang diperselisihkan.34 Hukum fiqih sebagai hukum yang diterapkan pada kasus tertentu dalam keadaan konkret, mungkin mungkin berubah dari masa ke masa dan mungkin pula berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Hukum islam, baik secara syariat ataupun secara fiqih, dapat dibagi menjadi dua, (1) mengenai ibadah dan (2) mengenai muamalah.35

Ciri-ciri hukum islam adalah sebagai berikut: (1) merupakan bagian yang bersumber dari agama islam; (2) mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah dan kesusilaan atau akhlak islam; (3) mempunyai dua istilah kunci yaitu syariat dan fiqih;(4) terdiri dari dua bidang yakni ibadah dan muamalah; (5) strukturnya berlapis yakni dari nas al-qur’an dan sunnah nabi muhammad SAW; (6) mendahulukan kewajiban dari hak, amal dari ibadah; (7) terbagi menjadi hukum jaiz, sunnat, makruh, wajib dan haram, dan terbagi pula pada hukum yang mengandung sebab, syarat, halangan terjadi atau terwujudnya hubungan hukum.36

34Saifudin Zuhri, Ushul Fiqih, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 14

(7)

Berdasarkan penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hukum fiqih adalah bentuk pemahaman dari salah satu sumber dari hukum islam yang menjadi pengantar dari ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu ushul fiqih, untuk mengatur kegiatan ibadah dan muamalah umat islam.

2. Fiqih Muamalah

a. Pengertian Fiqih Muamalah

Menurut etimologi, kata Muamalah (

ُ ةَلَمُاَع مْلا

) adalah bentuk masdar

dari kata ‘amala (

ُ ةَلَماَع م

ُ لِماَع ي

ُ

ُ-

َُلَماَع

) wazannya adalah (

ُ ةَلَعاَف م

ُُ

-

ُُ

ُ لِعاَف ي

ُُ

-

َُلَعاَف

)

yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan saling beramal. Pengertian fiqih muamalah dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengertian dalam arti luas dan dalam ari sempit. Pengertian fiqih muamalah dalam arti luas berdasarkan beberapa ulama adalah sebagai berikut: menurut Ad-Dimyati mengemukakan bahwa aktivitas untuk menghasilkan duniawi menyebabkan keberhasilan ukhrawi. Menurut Muhammad Yusuf Musa mengatakan peraturan-peraturan Alloh yang diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia.37

(8)

Hal ini menunjukkan pengertian ringkas fiqih muamalah dalam arti luas adalah segala aturan dari Alloh yang harus diikuti dan ditaati untuk mencari kepentingan duniawi yang menyebabkan keberhasilan ukhrawi. Sedangkan pengertian fiqih muamalah dalam arti sempit berdasarkan beberapa ulama adalah sebagai berikut: menurut Idris Ahmad mengemukakan bahwa muamalah adalah aturan Alloh yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya untuk mendapatkan alat-alat keperluan jasmani dengan cara yang paling baik. Sedangkan menurut Rasyid Ridho muamalah adalah tukar-menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.38

Dapat disimpulkan bahwa pengertian fiqih muamalah dalam arti sempit adalah sesuatu aturan Alloh yang mengurus hubungan manusia dengan manusia dalam segala usaha untuk mendapatkan keperluan jasmani dengan cara yang bermanfaat dan cara yang ditentukan.

b. Pembagian Fiqih Muamalah

Pembagian dari fiqih muamalah menurut Fikri, dalam kitab Al-Muamalah Al-Madiyah, wa Al-Adabiyah, membagi fiqih muamalah

menjadi dua bagian:39

38Ibid, hal. 15-16

(9)

1) Al-Muamalah Al-Madiyah

Al-Muamalah Al-Madiyah adalah muamalah yang mengkaji

segi objeknya, yaitu benda. Sebagian ulama berpendapat bahwa Al-Muamalah Al-Madiyah bersifat kebendaan, yakni benda yang

halal, haram, dan syubhat untuk dimiliki, diperjualberlikan atau diusahakan, benda yang menimbulkan kemudaratan dan mendatangkan kemslahatan bagi manusia, dan lain-lain.

Dengan kata lain, Al-Muamalah Al-Madiyah adalah segala aturan berdasarkan hukum islam yang ditetapkan dari segi objek muamalah atau segala hukum yang mengatur kegiatan manusia seperti jual beli, riba (bertambah), salam (sesuatu yang tidak dilihat dari zatnya), serikat (perseroan), qirad (pemberian modal), musaqah (paroan kebun), muzara’ah dan mukharabah (paroan

sawah atau ladang), mempersewakan, ji’alah (pengembalian

barang), utang piutang, jaminan, hiwalah (memindahkan hutang), daman (menjamin hutang), hajru (melarang membelanjakan harta), sulhu (perdamaian), ‘ariyah (pinjam-meminjam), wakaf, luqatah

(barang temuan) dan lain-lain.

2) Al-Muamalah Al-Adabiyah

(10)

indera manusia, sedangkan unsur-unsur penegaknya adalah hak dan kewajiban, seperti jujur, hasud, iri, dendam, dan lain-lain.

Secara ringkas Al-Muamalah Al-Adabiyah adalah segala aturan dari Alloh yang mengatur aktivitas dari manusia di dalam melakukan hubungan bermasyarakat dengan manusia lainnya, adapun aktivasnya seperti ijab kabul, akad, berbohong, berhianat, dan lain-lain.

Berdasarkan pembagian dari fiqih muamalah tersebut pada penelitian dan pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan fiqih muamalah ini akan memuat materi fiqih muamalah yang berkaiatan dengan Al-Muamalah Al-Madiyah yaitu ba’i (jual-beli) sebagai ilustrasi kontekstual yang berkaitan

dengan materi himpunan pada matematika. Adapun hal tersebut di pilih dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya untuk mempersiapkan hal tersebut.

c. Ba’i (jual-beli)

1)Pengertian Ba’i (jual-beli)

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara tertentu (akad).40 Sedangkan menurut Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmu’:41

(11)

ا كْيِلََُْ ٍلاَُِِ ٍلاَمُ ةَلَ بُاَق م

Artinya: pertukaran harta dengan harta untuk kepemilikan.

Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mugni:42

ُ ِلاَمْلاِبُ ِلاَمْلاُ ةَلَدُاَب م

ُ لََََوُا كْيِلََْ

ا ك

Artinya: pertukaran harta dengan harta, untuk saling menjadikan

milik.

Berdasarkan pengertian di atas ba’i (jual-beli) adalah pertukaran barang dengan barang tertentu seperti uang ditukarkan dengan buah, sayur, mobil, dll ataupun sebaliknya ynag pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan tertentu di dalam kepemilikannya.

2)Rukun jual beli

Menurut ulama Syafi’iyah mesyaratkan 22 syarat, yang

berkaitan dengan aqid, shighat, ma’qud alaih, syarat-syarat tersebut sebagai berikut:43

a) Syarat Aqid (penjual dan pembeli) (1) Dewasa atau sadar,

(2) Tidak di paksa atau tanpa hak, (3) Islam,

42 Ibid, hal. 74

(12)

Dipandang tidak sah, orang kafir yang membeli kitab al-quran atau kitab-kitab yang berkaitan dengan agama islam.

(4) Pembeli bukan musuh.

Umat islam dilarang menjual barang, khususnya senjata, kepada musuh yang akan digunakan utnuk memerangi dan menghancurkan kaum muslimin.

b) Syarat Shighat (akad) (1) Berhadap-hadapan,

(2) Ditujukan pada seluruh badan yang akad,

(3) Qabul diucapkan oleh orang yang dituju dalam ijab, (4) Harus menyebutkan barang atau harga,

(5) Ketika mengucapkan shighat harus disertai niat (maksud), (6) Pengucapan ijab dan qabul harus sempurna,

(7) Ijab qabul tidak terpisah,

(8) Antara ijab dan qabul tidak terpisah dengan pernyataan yang lain,

(9) Tidak berubah lafadz,

(10) Bersesuaian antara ijab dan qabul secara sempurna, (11) Tidak dikaitkan dengan sesuatu,

(13)

c) Syarat Ma’qud ‘Alaih (barang) (1) Suci,

(2) Bermanfaat, (3) Dapat diserahkan,

(4) Barang milik sendiri atau menjadi wakil dari orang lain, (5) Jelas dan diketahui oleh kedua orang yang telah melakukan

akad.

C. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Menurut National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang di maksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah alat bantu pendidik/guru di dalam melancarkan pembelajaran yang dilaksanakan.

Jenis-jenis bahan ajar yang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yakni: 44

(14)

a. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. b. Bahan ajar dengar (audio) antara lain kaset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio

c. Bahan ajar pandang dengar (audio-visual) antara lain video compact disk, film.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) antara lain multimedia interaktif, compact disk interaktif.

2. Bahan Ajar Cetak a. Handout

Handout atau HO adalah bahan ajar yang di tulis dalam beberapa lembar kertas. HO berisi informasi dan materi pelajaran yang diberikan kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan teori. HO dapat berisi uraian materi satu kompetensi dasar, diagram/chart atau petunjuk/informasi belajar yang diperlukan selama proses pembelajaran teori.45

Mohammad memaknai handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Adapun dalam kamus Oxford, hand out dimaknai

45

(15)

sebagai is prepared statement given atau pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicaraan.46

Sehingga berdasarkan berbagai pernyataan di atas dapat di pahami bahwa hand out adalah bahan ajar cetak yang sudah dipersiapkan pendidik/guru secara ringkas, sehingga hand out terdiri dari beberapa lembar dan berisi sebagian materi ataupun tugas yang diberikan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung.

Secara lebih terperinci, berikut dipaparkan mengenai fungsi, tujuan, dan kegunaan hand out bagi kegiatan pembelajaran, penjelasan sebagai berikut:47

1) Fungsi Handout

Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt, fungsi handout antara lain: a) Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat,

b) Sebagai pendamping penjelasan pendidik, c) Sebagai bahan rujukan peserta didik,

d) Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar, e) Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan, f) Memberi umpan balik, dan

g) Menilai hasil belajar.

(16)

2) Tujuan pembuatan Handout

Dalam fungsi pembelajaran, pembuatan hand out memiliki beberapa tujuan, yaitu:

a) Untuk memperlancar dan memberikan sebagai informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagai peserta didik, b) Untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, dan

c) Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.

3) Kegunaan Handout

Penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, di antaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran, sertamelengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik.

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

(17)

universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat,dan mengomunikasikan elemen di kuantitas.48

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah yang memberikan kesempatan kepada siswa agar bisa berpikir logis, kritis, dan sistematis. Dalam mempelajari matematika seorang siswa harus mempunyai kemampuan bernalar yang tinggi, karena materi dalam matematika lebih banyak disajikan dalam bahasa simbol yang padat dan penuh dengan makna. Oleh sebab itu sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika mempelajari matematika.

Menurut Ruseffendi “matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.” Kline juga

mengemukakan bahwa “matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri

utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif.”49

Secara umum definisi matematika dapat di deskripsikan sebagai berikut, yaitu:50

a. Matematika sebagai struktur yang terorganisasi

Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas beberapa komponen, yang meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif, dan

48 Mulyono Abdurrohman, Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnois dan Remediasinya,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal. 202

49 Ibid, hal. 252

50 Abu Halim Fathani, Matematika: Hakikat dan Logika , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

(18)

dalil/teorema (termasuk di dalam lemma (teorema pengantar/kecil) dan corolly/sifat)

b. Matematika sebagai alat (tool)

Matematika juga sering di pandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Matematika sebagai pola pikir deduktif

Suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat di terima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).

d. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)

Matematika dapat pula di pandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal, seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum, atau sifat matematika yang sistematis.

e. Matematika sebagai bahasa artifisial

Simbol merupakan ciri yang paling menonjol dalam matematika. Bahasa matematika adalah bahasa simbol yang bersifat artifisial, yang baru memiliki arti bila dikenakan pada suatu konteks.

f. Matematika sebagai seni yang kreatif

(19)

E. Materi Pembelajaran 1. Himpunan51

Himpunan adalah salah satu materi yang dipelajari peserta didik kelas VII pada semester genap. adapun penjabaran materi sebagai berikut:

a. Pengertian Himpunan

Himpunan adalah kumplan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut.

Contoh: Sekumpulan orang yang gemar sholat shubuh berjamaah, sekumpulan hewan yang halal untuk di makan, dll

b. Notasi dan Anggota Himpunan

Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) A, B, C, ..., Z. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.

Setiap benda atau objek yang berada dalam suatu himpunan disebut anggota atau elemen dari himpunan itu dan dinotasikan dengan . Adapun benda atu objek yang tidak termasuk dalam suatu himpunan

51Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya Untuk SMP/MTs

(20)

dikatakan bukan anggota himpunan dan dinotasikan dengan . Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan � .

Contoh:

H adalah himpunan suatu bilangan cacah 2 dan 5, maka 3, 4 Himpunan

H, namun -1, -2, ..., -n Himpunan H dan n(H) = 2.

c. Menyatakan Suatu Himpunan

Suatu himpunan dapat dinyatakan menggunakan tiga cara sebagai berikut:

1) Dengan kata-kata

Dengan menyebutkan semua syarat/sifat keanggotaannya. Contoh: P adalah himpunan bilangan prima anta 10 dan 40 Ditulis P = { himpunan bilangan prima antara 10 dan 40 } 2) Dengan notasi pembentuk himpunan

Sama seperti menyatakan suatu himpunan dengan kata-kata, pada cara ini disebutkan semua syarat dan sifat keanggotaannya. Namun, anggota himpunannya dinyatakan dengan suatu peubah. Peubah yang biasa digunakan adalah x dan y.

Contoh: P = {himpunan bilangan prima antara 10 dan 40 } dengan notasi pembentuk himpunan, ditulis � = { < � < 4 , �

(21)

3) Dengan mendaftar anggota-anggotanya

Dengan cara menyebutkan anggota-anggotanya, menuliskannya dengan menggunakan kurung kurawal, dan anggota-anggotannya dipisahkan dengan tanda koma.

Contoh: P = { 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37 } A = { 1, 2, 3, 4, 5 }

d. Himpunan berhingga dan tak berhingga

Pada materi sebelumnya kita sudah mempelajari mengenai banyaknya anggota suatu himpunan A maka dapat ditulis dengan n(A). Bagian ini akan membahas tentang anggota himpunan yang dapat diketahui banyak anggotanya (BERHINGGA) dan himpunan yang tak diketahui berapa banyak anggotanya (TAK BERHINGGA).

Referensi

Dokumen terkait

1 Surat Pernyataan bahwa Perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya atau peserta perorangan, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut dan tidak sedang dihentikan

Pada hari ini, Rabu Tanggal Lima bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sebelas dimulai pukul 09.10 WIB hingga selesai, kami yang betanda tangan dibawah ini, selaku Panitia

Rendahnya keterampilan berpikir siswa di Indonesia menurut Mustaji (2013) yakni dalam hal berpikir analisis- sintesis dan evaluasi kreasi disebabkan karena

Didalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung

(1) BPIH Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dikembalikan oleh Kementerian Agama kepada PIHK sesuai dengan jumlah Jemaah Haji yang telah melunasi

58 Pembangunan Kantor BUMDes Desa Sukaraja

Ada dua kondisi yang menyelimuti Ketetapan MPR pasca amandemen yaitu di satu sisi Ketetapan MPR dinyatakan tidak ada lagi dalam hierarki Peraturan Perundangan-Undangan,

Hipotesis kelima (5) menyatakan bahwa human capital berpengaruh terhadap reduced audit quality dengan budaya etika organisasi sebagai variabel moderating dimana dengan adanya