• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Buku Saku Kuis Akreditasi Edit 140814[2]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Buku Saku Kuis Akreditasi Edit 140814[2]"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI BUKU SAKU KUIS AKREDITASI

I.MATERI UMUM

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Kapan Rumah Sakit Jiwa Lawang pertama dibuka secara resmi?

Tanggal 23 Juni 1902 2. Kapan Rumah Sakit Jiwa Pusat Lawang

berganti nama menjadi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang? Siapa yang meresmikannya?

Bertepatan dengan HUT ke-100 Rumah Sakit Jiwa Lawang pada tanggal 23 Juni 2002, oleh Bapak Menteri Kesehatan RI saat itu (dr. A. Sujudi, MPA) dengan SK Menteri Kesehatan nomor:

770/Menkes/VI/2002 3. Sebutkan SLOGAN organisasi RSJRW

Lawang! SIMPATIK: S –enyum I –novatif M –utu P –rofesional A –dil T –ertib I –ntegritas K –erjasama 4. Sebutkan BUDAYA KERJA organisasi

RSJRW Lawang!

a) Berpikir kreatif dan inovatif b) Bersikap cepat tanggap c) Bertindak tepat dan produktif 5. Sebutkan MOTTO organisasiRSJRW

Lawang!

PASTI

P – rofesional, adalah modalku A – nda puas, adalah tekadku

S – ejahtera bersama, adalah tujuanku

T – eknologi kedokteran modern, adalah sarana kemajuanku

I – nformasi dan komunikasi, adalah jalinan persaudaraanku

6. Sebutkan NILAI DASAR organisasiRSJRW Lawang!

BERANI B – erkeadilan E – fektif dan efisien R – esponsif

A – kuntabel N – irlaba I – nklusif 7. Sebutkan YEL-YEL RSJRW Lawang! GSM3P’s

G

erakan

S

taff

M

eningkatkan

P

elayanan Medik dan Keperawatan,

P

elayanan Administrasi dan Keuangan Serta

P

rofesionalisme

S

umber daya manusia.

8. Logo RSJRW Lawang dan penjelasannya...

(2)

a) Huruf Latin Psi adalah merupakan lambang Ilmu Kedokteran Jiwa

b) Gambar Ular Melingkar adalah simbol Ilmu Kedokteran

c) Tangga adalah upaya peningkatan mutu dan perbaikan pelayanan yang berkesinambungan secara bertahap

d) Gapura adalah replika simbol Propinsi Jawa Timur yang bermakna siap menerima informasi untuk perubahan ke arah perbaikan pelayanan Kesehatan Jiwa dalam rangka membuat rakyat sehat

e) Padi dan Kapas melambangkan upaya mencapai kesejahteraan baik fisik maupun mental melalui produktivitas yang tinggi f) Warna Biru di latar belakang gunung,

mencerminkan keluasan dan kedalaman pola pikir dalam upaya pelayanan kesehatan jiwa yang melingkupi hampir seluruh aspek kehidupan manusia secara detail dan menyeluruh (eklektik holistik, bio-psiko-sosiokultural dan spiritual)

g) Segi Lima melambangkan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Pancasila h) Latar belakang pegunungan yaitu keunggulan

yang bersifat alamiah, lokasi yang luas dengan udara pegunungan yang sejuk sehingga sangat sesuai sebagai sarana pemulihan gangguan kesehatan jiwa

II.MATERI KHUSUS

1. Pokja Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Siapa yang menerima pasien datang pertama kali di IGD?

Dokter jaga triase dan perawat  SPO triase

2. Bagaimana prosedur penerimaan pasien IGD?

SPO penerimaan pasien IGD

3. Bagaimana prosedur skrining di IGD? Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing

(3)

sebelumnya.

SPO Skrining pasien IGD

4. Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan?

SPO penerimaan pasien rawat Inap

SPO penerimaan pasien Rawat Jalan

SPO penahanan pasien untuk observasi

5. Bagaimana prosedur triase? RS melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan

kegawatannya menggunakan ESI (Emergency Severity Index)

6. Apa saja yang diinformasikan saat pasien mendaftar di bagian administrasi dan registrasi?

Pasien dan keluarga mendapat penjelasan tentang: a. Pelayanan yang ditawarkan

b. Hasil yang diharapakan c. Perkiraan biaya

d. Pelayanan tersebut

e.

Persetujuan umum (general consent) 7. Apa yang dilakukan jika ruang rawat

inap yang dibutuhkan penuh?

 Apabila TT sesuai hak pasien kelas tidak tersedia di unit kerja, maka pasien dapat dititipkan dikelas yang lebih tinggi satu tingkat max 3x24 jam

 Apabila TT tidak tersedia di seluruh RS, maka pasien akan ditempatkan di extra bed (remona, selasar)

Apabila extra bed tidak tersedia, maka pasien akan dirujuk ke RS lain

Kebijakan dan SPO pengelolaan pasien bila TT tidak tersedia di unit kerja atau di seluruh RS

8. Bagaimana RS mengidentifikasi hambatan pelayanan?

 Dengan membuat kajian datacakupan antara lain area cakupan, etnis dan agama. Selain itu juga dikaji faktor biologis dan psikososialnya.

Untuk mengatasi hambatan/kendala

keterbatasan fisik dalam populasinya, gunakan prosedur penanganan bagi mereka dengan keterbatasan fisik.

9. Bagaimana prosedur transfer yg berlaku di RS?

LIHAT TABEL 1.1 DAN TABEL 1.2 DI BAWAH 10. Siapa yang mendampingi pasien saat

proses transfer intra RS?

Petugas pendamping disesuaikan dengan derajat kegawatan (lihat formulir transfer no 9)

11. Siapa yang mendampingi saat proses transfer ke RS lain?

Petugas pendamping disesuaikan dengan derajat kegawatan (lihat formulir transfer no 9)

12. Apasaja yang dimonitor saat proses transfer ke RS lain?

SPO transfer pasien ke RS lain untuk tindakan medis/pemeriksaan

penunjang

13. Bagaimana prosedur pemulangan pasien dilakukan?

SPO pemulangan Pasien

14. Sejak kapan prosedur rencana pemulangan pasien dilakukan?

Perencanaan pemulangan pasien dibuat 2x24 jam setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap

(4)

Pasien Petugas Pendamping

(minimal)

Ketrampilan yang

dibutuhkan PeralatanUtama Derajat 0 Helper/petugas

keamanan Bantuan hidup dasar Derajat 0.5 (orang

tua/ delirium) Helper/petugas keamanan Bantuan hidup dasar

Derajat 1 Perawat dan

helper

 Bantuan hidup dasar  Pelatihan tabung gas  Pemberian obat-obatan  Kenal akan tanda

deteriorasi  Ketrampilan trakeostomi dan suction  Oksigen  Action  Tiang infus portabel  Pompa infus dengan baterai  Oksimetri denyut

Derajat 2 Perawat dan

Helper  Semua ketrampilan diatas, ditambah:  Dua tahun berpengalaman dalam perawatan intensif (oksigenase sungkup pernapasan, defibrillator monitor)  Semua peralatan diatas, ditambah:  Monitor EKG dan tekanan darah  Defibrillator Derajat 3 Dokter, perawat

dan helper

 Standar kompetensi dokter harus diatas standar minimal

Dokter

 Berpengalaman dalam perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU

minimal 6 bulan

 Ketrampilan batuan hidup dasar dan lanjut (BLS, BCLS, PPGD)

 Ketrampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan, minimal level ST 3 atau sederajat  Harus mengikuti pelatihan

untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis

Perawat

 Minimal 2 tahun bekerja di ICU

 Ketrampilan batuan hidup dasar dan lanjut

 Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis

 Monitor ICU portabel yang lengkap  Ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar minimal

TABEL 1.2. TRANSFER ANTAR RS

Pasien Petugas

Pendamping (minimal)

Ketrampilan yang

dibutuhkan PeralatanUtama Derajat 0 Petugas ambulan Bantuan dasar hidup (BHD) Kendaraan High

Dependency Service (HDS)/ Ambulan Derajat 0.5 (orang

tua/ delirium) Petugas ambulans dan perawat

Bantuan Dasar hidup Kendaraan HDS/ Ambulan

(5)

ambulans dan perawat  Pemberian oksigen  Pemberian obat-obatan  Mengenali tanda deteriorasi  Mampu merawat

trakeostomi dan Action

HDS/ Ambulan  Oksigen  Suction  Tiang infus portabel  Infus pulp dengan baterai  Oksimetri Derajat 2 Dokter, perawat,

dan petugas ambulans

 Semua ketrampilan diatas ditambah:

 Kemampuan menggunakan alat pernapasan

 Bantuan hidup lanjut  Penggunaan kantong pernapasan (bak-valve Mak)  Penggunaan defibrillator  Penggunaan monitor intensif  Ambulans EMS Mercedes 515  Semua peralatan diatas ditambah:  Monitor EKG dan tekanan darah  Defibrillator bila diperlukan Derajat 3 Dokter, perawat

dan petugas ambulans

Dokter

 Berpengalaman dalam perawatan pasien intensif dan bekerja di ICU

minimal 6 bulan

 Ketrampilan batuan hidup dasar dan lanjut

 Ketrampilan menangani permasalahan jalan napas dan pernapasan minimal level ST 3 atau sederajat  Harus mengikuti pelatihan

untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis

Perawat

 Minimal 2 tahun bekerja di ICU

 Ketrampilan bantuan hidup dasar dan lanjut  Harus mengikuti pelatihan

untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis

 Ambulans lengkap/ AGD 118  Monitor ICU portabel yang lengkap  Ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar minimal

2. PokjaHak Pasien dan Keluarga (HPK)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Sebutkan salah satu hak pasien menurut uu Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit!

a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit; b) Memperoleh informasi tentang hak dan

kewajiban pasien;

c) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;

d) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

e) Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik

(6)

dan materi;

f) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

g) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit;

h) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai surat izin praktik (sip) baik di dalam maupun di luar rumah sakit;

i) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya; j) Mendapat informasi yang meliputi diagnosis

dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;

k) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya; l) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis; m) Menjalankan ibadah sesuai agama atau

kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;

n) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;

o) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya; p) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang

tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;

q) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan r) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang

tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 2. Bagaimana prosedur pemberian

informed consent kepada pasien dan keluarga?

Sesuai permenkes 290/menkes/per/III/208 tentang persetujuan tindakan kedokteran dan manual persetujuan tindakan kedokteran dari konsil kedokteran indonesia:

a) Pernyataan persetujuan informed consent dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan RS dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih dalam bahasa yang dipahami oleh

(7)

pasien

b) Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi,penggunaan darah dan tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi

c) Semua tindakan kedokteran harus mendapatkan persetujuan pasien dan/atau keluarga setelah mendapatkan penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari DPJP (dokter penanggung jawab pelayanan)

3. Siapakah yang berhak memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi?

a) Pasien sendiri yaitu apabila telah berumur minimal 21 tahun atau telah menikah b) Bagi pasien dibawah 21 tahun

persetujuaninformed consent diberikan oleh mereka menurut urutan sbb :

1. Ayah/ibu kandung

2. Saudara saudara kandung

c) Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir persetujuan informed consent diberikan oleh mereka menurut urutan sbb:

1. Ayah/ibu adopsi 2. Saudara kandung 3. Induk semang

d) Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental persetujuan informed consent diberikan oleh mereka menurut urutan sbb:

1. Ayah/ibukandung 2. Wali yang sah 3. Saudara kandung

e) Bagi pasien dewas yang telah menikah / orang tua persetujuan informed consent diberikan oleh mereka menurut urutan sbb:

1. Suami/istri 2. Ayah/ibukandung 3. Anak kandung 4. Saudara kandung 4. Apa saja yang diinformasikan saat

informed consent?

Diagnosis (Diagnosis Kerja dan Diagnosis Banding), dasar diagnosis, tindakan kedokteran,indikasi tindakan,tata cara, tujuan resiko, komplikasi, prognosis alternatif dan resiko

5. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik?

a) Kriteria kekerasan fisik di lingkungan RS terdiri atas pelecehan seksual, pemukulan penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu/pengunjung pasien maupun petugas b) Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika yang berlaku

(8)

menaganai hal tersebut

d) Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam RS harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tagkaryawan 6. Bagaimana prosedur pemberian

informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga?

Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan dan diberikan olehpetugas dengan kompetensi yang sesuai meliputi:

a) Hak dan kewajiban pasien dan keluarga serta penjelasan tentang proses pemberian informed consent

b) Hal-hal yang berkaitan dengan penyakit c) Cara penggunaan obat-obatan yang efektif dan

aman

d) Potensi efek samping obat-obatan yang diberikan

e) Potensi interaksi obat dengan obat dan/atau obat dengan makanan

f) Program diet dan nutrisi g) Manajemen nyeri

h) Penggunaaan peralatan medis yang efektif dan aman

i) Teknik rehabilitasi

3. PokjaAsesmen Pasien (AP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Pasien yang dilayani di RS, harus diidentifikasi kebutuhan

pelayanannya melalui proses …...

Asesmen Pasien

2. Asesmen Pasien adalah …….. a. Asesmen untuk mengetahui pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat inap

b. Asesmen untuk mengetahui pelayanan yang dibutuhkan pasien rawat jalan

3. Agar Asesmen kebutuhan pasien konsisten, maka rumah sakit menetapkan dalam kebijakan isi minimal asesmen yang

dilaksanakan oleh Tim Kesehata, terdiri dari ……..

Dokter, Perawat, Profesi kesehatan lainnya

4. Asesmen Medis dan Keperawatan meliputi ……….

a. Asesmen awal b. Asesmen ulang

c. Asesmen perkembangan terintegrasi d. Asesmen rencana pemulangan pasien e. Asesmen pasien tahap terminal 5. Asesmen awal sangat penting untuk

mengidentifikasi ………

a. Pelayanan apa yang dicari oleh pasien b. Jenis pelayanan yang terbaik untuk pasien c. Menetapkan diagnosis awal

d. Mengetahui respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya

6. Asesmen awal Medis dan

Keperawatan harus lengkap dalam waktu ……..

24 jam atau lebih cepat, sesuai dengan kondisi pasien/kebijakan RS

(9)

7. Asesmen awal pasien, meliputi evaluasi …….

faktor fisik, psikologis, sosial dan ekonomi, riwayat kesehatan lainnya

8. Asesmen Nyeri menggunakan ……….  Usia < 1 tahun: Neonatal Infant Pain Scale

 Usia 1 – 3 tahun: FLACC (Face-Legs-Activities-Cry- Consolability) Scale

 Usia > 4 tahun – dewasa: Visual Analog Scale

 Usia > 60 tahun/demensia: PAINAD 9. Pasien dengan resiko masalah

nutrisional, maka dilakukan ………

Asesmen gizi 10. Semua pasien rawat inap dan rawat

jalan di skrining untuk rasa sakit, maka dilakukan …………..

Asesmen nyeri

11. Penerapan skrining/penyaringan, dapat memberi indikasi bahwa pasien membutuhkan asesmen lebih lanjut/lebih mendalam, bertujuan untuk ……..

Identifikasi kebutuhan nutrisi, rehab medik, atau pelayanan fungsional lainnya

12. Program Laboratorium dan Radiologi antara lain mencakup …………

a. Orientasi karyawan baru

b. Pengembangan dan pelatihan staf c. Pengendalian infeksi nosokomial d. Pemeliharaan dan pengadaan fasilitas 13. Pedoman Pelayanan Gizi,

Laboratorium, Radiologi antara lain mencakup ……..

a. Keselamatan pasien

b. Kesehatan dan keselamatan kerja c. Pengendalian mutu

d. Standar fasilitas 14. Apabila Asesmen medis awal

dilakukan di ruang pribadi praktek dokter atau di luar rumah sakit, maka sebelum dirawat di rumah sakit, harus terjadi sebelum berapa hari?

30 hari atau riwayat medis telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik telah diulangi

15. Asesmen awal dapat mengidentifikasi kebutuhan asesmen lainnya, antara lain …….

gigi, pendengaran, mata

4. PokjaPelayanan Pasien (PP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Dimana prosedur untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan asuhan yang diberikan kepada setiap pasien?

a. Kebijakan, Panduan, Prosedur mengenai pengintegrasian dan koordinasi aktivitas asuhan pasien

b. Pengkajian dokter, perawat dan praktisi kesehatan lainnya dalam rekam medis : a.l. Catatan Terintegrasi

2. Untuk memberikan Bantuan hidup dasar semua karyawan harus sudah pelatihan ...

Basic Life Support (BLS)

3. Penggunaan alat pengikat (restraint) pelaksanaannya harus sesuai dengan...

Kebijakan/Panduan/prosedur/SPO pelayanan pasien dengan alat pengikat (restraint)

(10)

Restrain/pengikatan selain persiapan alat yang harus disiapkan

adalah ...

5. Apa saja yang termasuk pasien dan pelayanan berisiko tinggi?

a. Pasien keadaan darurat.

b. Pasien menggunakan layanan resusitasi c. Pasien yang menggunakan alat pengekang

(restraint)

d. Pasien dengan pemberian darah dan produk darah

e. Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan

6. Bagaimana para pimpinan rumah sakit bersepakat untuk memberikan proses pelayanan yang seragam?

Ada prosedur untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan asuhan yang diberikan kepada setiap pasien

7. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien?

Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan

8. Bagaimana prosedur penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal?

Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan dengan menyediakan ruangan khusus bagi pasien tahap terminal

5. PokjaPelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Zona kamar operasi ada 4, sebutkan!

 Zona 1 : bebas terbatas

 Zona 2 : bersih

 Zona 3 : Semi Steril

 Zona 4 : Steril 2. Sebutkan persiapan pasien yang

akan di lakukan tindakan pembedahan!

 Lepas perhiasan

 Lepas gigi palsu

 Baju kusus kamar operasi

 Tutup rambut 3. Pemberian label untuk spesimen

antara lain: …..

a. Nama pasien

b. Nomor R.M. (Rekam Medik) c. Tanggal operasi

d. Nama spesimen 4. Prosedur khusus penanganan

spesimen untuk Pemeriksaan Histologi adalah …..

Rendam spesimen dalam formalin 10%

5. Prosedur khusus penanganan spesimen untuk Kultur adalah …..

 Simpan dalam stoples atau tabung pemeriksaan / test tube yang steril oleh instrumenter

 Tidak boleh diberi bahan pengawet, karena jaringan harus dalam keadaan segar dan seperti asalnya

Idealnya spesimen untuk kultur dikirim segera kalau tidak spesimen tersebut harus disimpan oleh kotak yang bersuhu 5-8°C

(11)

N O

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah yang dimaksud dengan pemakaian antibiotik yang rasional dan bijak?

a) Rasional : menggunakan antibiotik yang sudah terbukti efikasinya (efficacy), keamanannya (safety), kualitasnya (quality), serta

menggunakan antibiotik dengan tepat (tepat indikasi, penderitasi, dosis, jenis , durasi), serta waspada efek samping obat.

b) Bijak : Menggunakan antibiotik secara rasional dan disesuaikan dengan pola kuman setempat (sensitivitas dan resistensi), data

farmakokinetik dan farmakodinamik, serta mempertimbangkan harga (analisis farmakoekonomi).

2. Apakah yang dimaksud dengan obat High Alert dan contoh obat yang termasuk golongan High Alert?

a) Adalah obat yang beresikotinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan dan/ataukejadian sentinel maupundampak yang tidakdiinginkan.

b) 1. ElektrolitPekat, yaituNaCL>0,9% danKCl 7,45 % injeksi

2. Narkotikainjeksi, yaituMorfin, Pethidin, Fentanyl

3 Antikoagulan, yaitu Heparin

4. Semuabentuksediaan Insulin, yaitu insulin rapid-acting, short-acting,intermediate-acting, long-actingdan insulin campuran

5. SediaanSitostatika injeksi 3. Bagaimanakah Metode untuk

menurunkan kesalahan terkait obat High Alert, ketentuan penyimpanan obat High Alert di UPF atau di ruangan rawat inap, dan

Bagaimanakah pelayanan obat High Alert?

Metode untuk menurunkan kesalahan antara lain : 1. Meningkatkan akses mendapatkan informasi

obat

2. Membatasi akses ke obat

3. Menggunakan sistem Tallmanletter, 4. Menggunakan label dan tanda peringatan

khusus ;

5. Menggunakan sistem permintaan,

penyimpanan, penyiapan dan pemberian yang terstandar

6. Petugas melakukan double check

Ketentuan penyimpanan obat High Alert di UPF atau di ruangan rawat inap :

1. Diberi label peringatantiapsediaan 2. Ditempatkan terpisah dengan obat

lain

3. Tempat penyimpanan obat high alert diberi bingkai stiker warna merah dan terkunci

(12)

4. Khusus KCl hanya boleh disimpan di Instalasi Farmasi, ruang perawatan ICU, ICCU, OKJantung

Pelayanan obat High Alert Dilakukan double check saat

1. mengambil obat 2. menyerahkan 3. menerima

Bila terjadi kesalahan pemberian obat High Alert terkait kasus KTD/KNC,petugaskesehatan wajib melaporkan kepada tim keselamatan pasien RS(merujuk SPO Pelaporan Insiden) 4. Apakah yang dimaksud obat LASA,

ketentuan penyimpanan dan pelayanannya?

a) LASA (Look Alike Sound Alike) adalah obat yang mempunyai nama mirip, rupa mirip, atau ucapan mirip dengan obat yang lain

b) Ketentuan penyimpanan 1. label peringatan

2. Obat yang mirip satu sama lain ditempatkan terpisah

3. Tall Man Leters c) Pelayanan obat LASA

Dilakukan double check saat 1. Mengambil obat

2. Menyerahkan 3. Menerima 5. Apakah yang dimaksud dengan obat

emergency dan ketentuan

penanganannya, serta apakah yang dimaksud dengan Ward Floor Stock dan Sistem UDD (Unit Dose

Dispensing)?

a) Obat emergencyadalahobat yang

ditujukanuntukkeadaandarurat (emergency) diruangrawatinap, rawatjalan, kamaroperasi. b) Ketentuan obat emergency:

1. Diletakkanpada emergency kit 2. Disegeldengansealdanterlampirdaftarobatem ergensidenganjumlahdantanggalkadaluarsan ya. 3. Diletakkanpadameja/lemari di nurse station. 4. Apabilaemergency kittersebuttidakpernahdibuka, makadilakukan pengecekanuntukkadaluarsasecaraberkalaset iapbulan

c) Ward Floor Stockadalah Obat/alkesdisimpan

di ruangan, sesuai kebutuhandankhusus keperluanemergencydimana

Farmasiberperansebagaipenyedia dan pengontrol,

adapunPerawatharusmembuatpencatatandanp elaporan

(13)

d) Sistem UDD (Unit Dose Dispensing) adalah

Sistemdistribusiyangdikemasdalambentukdosis terbagiuntukpenggunaan 24 jam dimana Jikaada yang tidakdigunakan/penghentian:kembalikefarmasi . Farmasiharuscekpemakaiansebelumnyasebelu mserahkanobat. Meningkatkanwaktuasuhankeperawatan dan efisiensibiaya.

6. Bagaimanakah prinsip penyimpanan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan apa saja simbol-simbol B3?

 Simpanlah B3 di tempatterpisah di dalamlemaribesi tertutup

 Lihatdanikuticarapenyimpananpadakemasan

 Kelompokkanberdasarkanklasifikasi (ditandaidengansimbol)

 Beri label symbol sesuaiklasifikasi

Letakkan MSDS (Material Safety Data Sheet) di dekatlemaripenyimpanan

 Bilaterjaditumpahanatauterpapar B3, lakukantindakansesuai arahandalam MSDS Simbol-simbol B3 (LIHAT DI BAWAH!)

7. Bagaimanakah prinsip peresepan (Prescribing) menurut standar MPO, Kebijakan Penulisan Resep, dan contoh singkatan apa saja yang tidak boleh digunakan.

a) Prinsip :

1. Sesuaidengan formularium/ketentuan yang berlakuRasional(tepat diagnosis, kondisi pasien, indikasi, jenis obat, dosis, cara pemakaian, lama pemakaian dan tepat informasi)

2. Sesuai Permenkes RI No. 068 /

2010:KewajibanMenggunakanObatGenerik di FasilitasPelayananKesehatanPemerintah 3. Instruksiterapitertulis di rekammedik

(RPO/Rencana Pemberian Obat)dan di resepsesuaiFormularium, Clinical Pathway, PPAB (Pedoman Penggunaan

AntiBiotik)danditulissesuai 3 C dan 1 R (clear, correct, complete, recent). 4. Bila per-telp./lisan, dicatatdalamrekam

medik/RPO

5. Ditulis lengkap (termasukinjeksi, signaditulislengkap)

6. Harusmemenuhipersyaratanadministrasi, farmasetisdan klinis

a) persyaratan administrasi meliputi : - Nama, umur, jenis kelamin

pasien

- Namadan stempel ruangan - Tanggal resep

- Nama dan paraf dokter

(14)

dengan ketentuan dari penjamin. b) Persyaratan farmasetis

meliputi:Nama obat, bentuk sediaan, kekuatan, jumlah dan aturan pakai (signa).

c) Persyaratan klinis meliputi: Tepat Obat, dosis, rute, waktu, Tidak ada Duplikasi, Interaksi obat,

Kontraindikasi, dan tidak ada Alergi obat

b) KebijakanPenulisanResep

1. Setiap obat yang diresepkan sesuai RM 2. Perubahan terapi harus diganti dengan

resep baru/RPO baru

3. Resep tidak lengkap tidak dapat dilayani oleh Instalasi Farmasi

4. Resep harus ditulis dengan jelas dan dapat dibaca

5. Aturan pakai seperti frekwensi, dosis, rute pemberian dan untuk aturan pakai ”jika perlu” (PRN) harus dituliskan indikasi untuk penggunaan dan dosis maksimal dalam sehari

6. Tidak diperbolehkan menggunakan singkatan yang berpotensi menimbulkan kesalahan interpretasi

Contoh singkatan yang tidak boleh digunakan (LIHAT TABEL 6.1 DI BAWAH!)

8. Apa sajakah terminologi keselamatan pasien dalam pelayanan

kefarmasian?

1. Kejadiantidak diharapkan/KTD (Adverse Event), contoh: Pemberianobatpada orang yang salah

2. Efekobat yang tidakdiharapkan (Adverse Drug Effect), contoh:

Mengantukpadapenggunaan (CTM) meningkatkanrisikojatuh

3. Reaksiobat yang tidakdiharapkan (Adverse Drug Reaction), contoh: Steven Johnson Syndrom.

4. Kejadiantentangobat yang tidakdiharapkan (Adverse Drug Event), contoh:

ShokAnafilaksibilameninggal (KTD berat, kejadian sentinel)

9. Apakah yang dimaksud dengan Pemantauan Rasionalitas Obat, Macam-macam Identifikasi masalah terkait obat dan Rekomendasi terapi yang bisa diberikan Apoteker kepada Dokter

a) Pemantauan Rasionalitas Obat : - PengkajianolehApoteker

- Drug Use Study (DUS) : IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dan KFT(Komite Farmasi & Terapi)

- Kepatuhanterhadappedoman:

(15)

Formularium Nasional (ForNas), e-katalog obat, DaftarObatAskes (DOA)

atauPedoman lain.

- Kepatuhanpenulisan/penggunaanGenerik b) Masalahterkaitobat (DRPs/Drug Related

Problems) adalahmasalahyangmunculterkait dengan terapiobat,

yangdapatmengganggutercapainya outcome yang optimal.

8 kategori masalah terkait obat (DRPs) 1. Ada obat tanpa Indikasi

2.Ada indikasi tidak di obati 3.Pemilihanobat yang tidaktepat

4. Obat tidak tersedia (gagal mendapatkan obat)

5. Dosis berlebih atau kurang

6. Interval, saat dan lama pemberian tidaktepat

7. Ada interakasi obat

8. Ada ESO (Efek Samping Obat) / ADRs (Adverse Drug’s Reactions)

c) Rekomendasi terapi yang bisa diberikan Apoteker kepada Dokter :

Merubahobat Merubahdosis Merubahrutepemberian Merubahwaktupemberian Menghentikanobat Melakukanpemantauan ( klinis, ujilaboratorium) Edukasipasien 10 .

Bagaimanakah prinsip penyimpanan obat sesuai standar akreditasi?

1. Sesuai persyaratan farmasetis dan kelas terapi 2. Sistem FEFO (First Expired First Out)

3. Elektrolit pekat dilarang disimpan di unit perawatan

4. Penyimpanan obat High Alert dan obat LASA (NORUM) diberi stiker

5. Obat yang dibawa pasien dari rumah harus dicatat di Rekam Medik (ada Form Serah Terima Perbekalan Farmasi Dari Pasien) 6. Penyimpanan sediaan Narkotika : sesuai UU

No. 35 th 2009 tentang Narkotika : 6.1. Di dalam almari khusus terpisah 6.2. Terkunci dan pintu ganda

6.3. Kunci almari dibuat kalung oleh Apoteker atau Asisten Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian

7. Berdasarkan stabilitas obat : harus

dikelompokkan tersendiri obat yang termolabil, obat yang terurai oleh cahaya, obat yang terurai oleh udara, obat yang bersifat

(16)

higroskopis.

8. Penyimpanan obat Termolabil (obat yang tidak stabil terhadap perubahan suhu/temperatur) harus sesuai dengan petunjuk suhu

penyimpanan yang tertera pada kemasan obat :

8.1. Suhu beku : -200 C sampai -100 C

8.2. Suhu dingin : dari 20 C sampai 80 C

8.3. Suhu sejuk : 80 C sampai 150 C

8.4. Suhu kamar : 150 C sampai 300 C

9. Almari pendingin dilengkapi dengan termometer ruangan, hanya berisi obat. 10. Dilakukan pemantauan suhu almari pendingin

dan suhu ruangan setiap hari (termasuk hari libur), ada penanggung jawab masing-masing ruangan.

(17)

Contoh singkatan yang tidak boleh digunakan: Singkatan yang

dilarang

Arti Kesalahan

Interpretasi

Penulisan yang benar

U Unit 0 atau 4 Unit

IU International Unit IV atau IO International Unit

CC Centimeter Cubic Unit mL

g Microgram Mg Mcg

Ij Injeksi IV Injeksi

IN Intranasal IM atau IV Internasal

SC, SQ, Subq Subcutaneus SL (Sub Lingual) Subcut / subcutan

X.O mg X mg XO mg Jangan menulis angka “0”

dibelakang koma desimal (mg)

7. PokjaPendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

N O

PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah unit pengelola pelaksanaan edukasi/ penyuluhan di RSJRW Lawang ?

Instalasi PKMRS

(18)

dan informasi pada pasien dan keluarga ?

bidangnya masing masing) dan dikoordinasi dengan Instalasi PKMRS

3. Bagaiman model pelaksanaan dan pelaporan pendidikan pada pasien dan keluarga?

Setiap kali melaksanakan pendidikan pada pasien/ keluarga dicatat di rekam medik, untuk selanjutnya pelaporan dikirim ke Instalasi PKMRS setiap

bulannya 4. Bagaimana prosedur pemberian

edukasi dan informasi pada pasien dan keluarga ? 1.Lalukanassesmen/pengkajiankebutuhanpendidik anpasien dan keluarga(meliputipengertianpenyakit, penyebabpenyakit, gejalapenyakit, perjalananpenyakit, upayapengobatan, upayapencegahansetelahdiagnosadiketahui) 2.Berikanpenjelasansesuaikebutuhanpendidikan

pada masing-masing pasien

3.Lakukanevaluasi dan verifikasihasiledukasi yang diberikantentangmateri yang disampaikan.

4.Catatpelaksanaanedukasi dan

evaluasihasiledukasidalamRekamMedikpada lembarinformasi dan edukasi terintegrasi

5.Cantumkan tanda tangan dan

namaterangpetugaspemberiedukasi dan pasien/keluarga yang mendapatkanedukasi 6.Rujukkedisiplinilmulain apabila diperlukan dan

catatdalamRekamMedik

(edukasikolaboratif).Bantupemahamanpasiente ntangmateriedukasidenganmemberikanbahani nformasiberupabrosur,leaflet dan lain-lain 5. Bagaiamana penilaian kebutuhan

pendidikan pada pasien/ keluarga dilakukan?

Penilaian kebutuhan pasien/keluarga akan pendidikan kesehatan dilakukan ketika

pasien/keluarga pertama kali berhubungan dengan RS. Selanjutnya dilakukan penyesuaian jika diperlukan berdasarkan perubahan keadaan klinis pasien atau berdasarkan permintaan.

6. Bagaiamana bila melakukan edukasi mengalami kendala/hambatan bahasa atau fisik?

RSJRW menyediakan tenaga penterjemah bagi yang mengalami kendala bahasa/fisik

8. PokjaPeningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Insiden Keselamatan Pasien, adalah...

Setiap kejadian atau situasi yang dapat

mengakibatkan / berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dll) yang seharusnya tidak terjadi.

2. Bagaimana alur pelaporan insiden keselamatan pasien di RSJRW Lawang?

(19)

3. Sebutkan beberapa istilah dalam Insiden Keselamatan Pasien dan contohnya!

1.

KPC (KONDISI POTENSIAL

CEDERA/REPORTABLE CIRCUMSTANGE)

Suatu kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cidera, tetapi belum terjadi insiden.

Contoh:

Penempatan defibrilator standbay di IGD ternyata rusak dan tidak dapat digunakan.

2.

KNC (KEJADIAN NYARIS CEDERA/NEAR

MISS)

Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.

Contoh:

Unit trasfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.

3.

KTC (KEJADIAN TIDAK CEDERA/NO HARM

INCIDENT)

Insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak menimbulkan cidera.

Contoh:

Darah transfuse yang salah sudah dialirkan ke pasien tetapi tidak timbul cedera / gejala inkompatibilitas pada pasien tersebut.

4.

KTD (KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN / ADVERSE EVENT)

Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.

Contoh:

Transfusi yang salah mengakibatkan pasien meninggal dunia karena reaksi hemolisis.

5. KEJADIAN SENTINEL

Peristiwa yang tak terduga dan hilangnya secara permanen fungsi utama.

Yang termasuk kategori SENTINEL:

a. Kematian tidak terduga yang terjadi takada kaitannya dengan proses alami penyakit pasien atau kondisi yang melatarbelakangi

(20)

penyakit itu.

b. Hilangnya fungsi utama secara permanen tidak terkait dengan proses alami penyakit pasien atau kondisi yang melatarbelakangi penyakit itu.

c. Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien dalam pembedahan.

d. Penculikan anak atau anak yang

dipulangkan dengan orangtua yang salah. 4. Bagaimana penentuan matriks

grading risiko dari insiden berdasarkan frekuensi serta dampak insiden?

Keterangan:

 Sering digunakan.

 Untuk memetakan risiko terhadap Probabilitas/Frekuensi dan Dampak/Konsekuensi.  Sebaiknya digunakan bersama-sama oleh pihak klinis dan manajemen untuk menilai insiden/risiko.

 Bila bands/pita risiko berwarna hijau atau biru, lakukan investigasi sederhana.

 Bila bands/pita risiko berwarna kuning dan merah, lakukan analisis akar masalah.

Matriks risiko efektif:

 Mudah digunakan dan dimengerti.  Mempunyai deskripsi detil dan definisi.

 Menerangkan bagaimana risiko dapat dimitigasi (dikurangi) pada tingkat yang bisa ditolerir. 5. Tujuan pelaporan insiden adalah.... Umum:

 Menurunnya insiden keselamatan pasien serta meningkatnya mutu pelayanan dan

keselamatan pasien. Khusus:

 Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden keselamatan pasien di rumah sakit.

 Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.

 Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien agar dapat mencegah kejadian yang sama terulang lagi.

6. Siapa yang dapat melaporkan insiden?

 Staf RS yang menemukan insiden atau atasan langsungnya.

(21)

 Staf RS yang terlibat dalam kejadian atau atasan langsungnya.

Form Pelaporan Insiden dapat diperoleh di nurse station masing-masing unit kerja / dapat diminta ke Komite Penjamin Mutu.

BAGAN 8.1.

Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien

6. PokjaPencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Mengapa kita harus cuci tangan? Karena tangan merupakan media transmisi kuman tersering di rumah sakit.

2. Ada berapa cara melakukan kebersihan tangan? Sebutkan !

Ada dua cara yaitu dengan bilas dan tanpa bilas 3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan

untuk melakukan cuci tangan?

Dengan bilas = 40 – 60 detik, tanpa bilas = 20 – 30 detik.

4. Kapankah kita harus melakukan kebersihan tangan?

5 moments for hand hygiene menurut WHO : 1) Sebelum kontak dengan pasien.

2) Sebelum melakukan tindakan aseptik. 3) Setelah terpapar cairan tubuh pasien. 4) Setelah kontak dengan pasien.

5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

5. Peragakan 6 langkah mencuci tangan?

lakukan praktek 6 langkah cuci tangan d engan langkah “TEPUNG SELAJI PUPUT”

(22)

7. PokjaTata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Sebutkan ciri tata kelola RS yang baik!

Semua tenaga medis yang telah memiliki kompetensi klinis dalam melakukan praktik kedokteran di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang wajib memiliki:

1. Surat Tanda Registrasi (STR) 2. Surat Ijin Praktik Kedokteran (SIP)

3.

Surat Penugasan (Clinical Appointment) dari Direktur Utama atas rekomendasi Komite Medik dan peer group

4.

Menjalankan profesinya sesuai clinical previlege

5.

Melakukan pelayanan pada pasien

berpedoman pada Pedoman Praktek Klinik (PPK) dan Clinical Pathways

6. Mengisi Rekam Medis secara jelas, lengkap dan benar

2. Apa visi dan misi RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang?

Visi:

 Menjadi Rumah Sakit Jiwa dengan Pelayanan dan Pendidikan Kesehatan Jiwa secara Paripurna mengacu pada Standar Pelayanan Kelas Dunia pada tahun 2015 untuk

mewujudkan masyarakat sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.

Misi:

1. Mewujudkan pelayanan Kesehatan Jiwa yang prima dengan unggulan pada usia lanjut melalui pebdekatan multisektoral, multidisiplin, komprehensip dan holistik. 2. Menyediakan dan mengembangkan fasilitas

pendidikan, pelatihan dan penelitian dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa untuk meningkatkan kualitas SDM.

(23)

3. Mewujudkan sistem manajemen keuangan dan pengelolaan sumber daya secara efisien, transparan dan akuntabel.

4. Meningkatkan penanggulangan masalah psikososial di masyarakat melalui jejaring pelayanan kesehatan jiwa.

8. PokjaManajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

N O

PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana cara penggunaan APAR (dengan praktek menggunakan APAR) ?

Dengan menggunakan Metode T.A.T.S T : Tarik pin pengaman

A : Arahkan selang pada titik pokok api T : Tekan tuas handle

S : Sapukan ke kanan dan kiri sampai api padam 2. Bila terjadi kebakaran di area RSJ apa

yang anda lakukan ? a. Jangan panik, lihat apa yang terbakar, dari manaasal api, seberapa besar api. b. Lakukan usaha pemadaman api dengan

menggunakan APAR atau alat pemadam yang ada seperti karung goni, selimut yang dibasahi air dll.

c. Bila api belum bisa dipadamkan, segera keluar dan tutup pintu ruangan untuk menahan asap agar tidak menyebar.

d. Segera hubungi satgas penanggulangan kebakaran (Satpam) no. Telp. 2124 dan bunyikan alarm tanda bahaya

e. Lakukan evakuasi terhadap orang (pasien) terlebih dahulu setelah itu barang-barang menuju area evakuasi di halaman sekitar lokasi kejadian.

3. Bila terjadi tumpahan bahan berbahaya/bahan kimia di ruangan anda, apa yang anda lakukan?

a. Sebelum melakukan tindakan gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dll b. Tutup tumpahan dengan kain/bahan yang

mudah menyerap dan kosongkan area dari pasien dan pengunjung.

c. Bila tumpahan kurang dari 500 ml, petugas ruangan yang bertanggung jawab untuk membersihkan tumpahan tersebut.

d. Bila tumpahan lebih dari 500 ml hubungi petugas K3 untuk membersihkan tumpahan tersebut.

e. Semua bahan yang digunakan untuk membersihkan tumpahan harus dimasukkan dalam kantong sampah yang anti bocor. 4. Bagaimana langkah-langkah evakuasi

bila terjadi bencana/kebakaran di Ruang Rawat Inap ?

a. Jika terjadi kebakaran/bencana Petugas di lokasi kejadian segera membagi tugas menjadi 3 tim yaitu :

- Tim merah : bertugas untuk pemadaman api

- Tim biru : bertugas untuk evakuasi pasien - Tim kuning : bertugas untuk evakuasi

dokumen dan alat-alat medis

b. Tiap tim bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Lakukan pemadamanan api dan evakuasi pasien terlebih dahulu.

(24)

N O

PERTANYAAN JAWABAN

pasien yang tidak bisa jalan dengan mendorong kursi roda menuju halaman/tempat evakuasi. d. Perawat mengontrol semua kamar bila masih

ada pasien yang belum di evakuasi sambil menunggu tenaga bantuan datang.

e. Pastikan semua pasien yang ada di lokasi sudah dilakukan evakuasi.

f. Satu orang satpam langsung mengamankan lokasi, kemudian bersama petugas yang lain mengatur penempatan pasien yang sudah keluar.

g. Bila masih memungkinkan tim kuning

melakukan evakuasi dokumen yang penting dan alat-alat kesehatan.

5. Bagaimana langkah-langkah evakuasi bila terjadi bencana/kebakaran di Gedung Bertingkat ?

a.

Jangan panik, bunyikan tanda alarm bencana atau hubungi satgas kebakaran / pos satpam depan (2124)

b.

Lakukan upaya pemadaman api dengan APAR yang telah tersedia di tempat terdekat

c.

Jika kebakaran tidak dapat dikendalikan tutup semua pintu yang telah dilewati

d.

Tinggalkan ruangan mengikuti petunjuk rambu evakuasi yang ada menuju tangga kearah lantai bawah. Utamakan keselamatan jiwa.

e.

Saat berada di tangga menuju tempat berkumpul / muster point jangan panik dan jangan saling dorong. Utamakan wanita dan cacat fisik. Sepatu hak tinggi harap dilepas untuk menghindari cidera.

f.

Jika terperangkap beritahukan keberadaan anda dengan menghubungi tim satgas atau dengan memukul mukul pintu atau mengibarkan sesuatu ke jendela

g.

Tutup celah-celah pintu dan jendela dengan kain basah agar asap tidak masuk ke ruangan anda. Jika ruangan sudah penuh dengan asap

bernafaslah pendek-pendek dan merangkaklah karena udara permukaan lantai lebih bersih.

h.

Bersikaplah tenang hingga petugas datang membantu dan jangan melompat dari ketinggian 6. Dimana tempat evakuasi atau titik

kumpul bila terjadi bencana di rumah sakit ?

Tempat evakuasi di halaman/area yang luas di gedung (ruang) masing-masing

7. Dimana lokasi alarm kebakaran yang

ada di rumah sakit? Di Inst. Farmasi, Inst. Gizi, Inst. Laundry, Pos satpam, Ruang Ex-Laboratorium 8. Bagaimana alur pelaporan kejadian

kecelakaaan kerja di rumah sakit? Melaporkan ke Panitia K3 rumah sakit Panitia K3 melakukan investigasi  membuat rekomendasi dan tindak lanjut kejadian  melaporkan ke Dirut

9. Pokja Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Dapat Anda menjelaskan uraian jabatan Anda?

Uraian jabatan diuraikan berdasarkan dengan tupoksinya masing-masing dan pedoman pengorganisasian masing-masing unit kerja

(25)

10.PokjaManajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apakah di RSJ Dr. Radjiman W Lawang ada standarisasi singkatan yang boleh dan tidak boleh

digunakan serta simbol yang boleh dipakai?

1. Standarisasi singkatan yang boleh dan tidak boleh digunakan ada dalam buku

penggunaan singkatan yang boleh dan tidak boleh, simbol dan standarisasi kode warna.

2. Simbol yang boleh digunakan ada di Folder/Map Rekam Medis dengan cara memberi tanda memberi tanda centang ()

dibawah simbol yang dipakai sebagai berikut: : Indikasi Bunuh Diri

: HIV/AIDS : Risiko Jatuh

: TB Paru : Hepatitis

VR

: Kasus Visum et Repertum (VetR) 2. Adakah standarisasi kode warna

yang digunakan dalam pelayanan di RSJ Dr. Radjiman W. Lawang?

1. Triage IGD

a. Merah: Gawat darurat b. Kuning: Gawat tidak darurat c. Hijau: Tidak gawat tidak darurat d. Hitam: Meninggal/DOA

2. Gelang Identitas Pasien a. Merah: Alergi obat b. Kuning: Resiko jatuh

c. Ungu: DNR (Do Not Resucitate) d. Merah muda: Risiko bunuh diri e. Hijau: Kesulitan menelan 3. Bagaimana kebijakan RS tentang

pengisian dokumen rekam medis?

1. Yang berhak mengisi Rekam Medis adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter tamu yang bekerjasama dengan RSJ Dr. Radjiman W, residen kedokteran yang

melaksanakan kepaniteraan klinik, tenaga paramedis keperawatan, tenaga paramedis non keperawatan yang terlibat langsung dalam pelayanan kepada pasien antara lain: perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, ahli gizi, rehabilitasi medis, dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran berupa tindakan/konsultasi, membuat rekam medis adalah dokter yang ditunjuk oleh RSJ Dr. Radjiman W, Lawang.

(26)

kesehatan yang berhak hanya di tempat pelayanan (poliklinik rawat jalan, pelayanan penunjang, IGD, ruang rawat inap dan instalasi rekam medis).

3. Pengisian dokumen rekam medis oleh tenaga kesehatan yang berwenang maksimal 24 jam setelah selesai pelayanan.

4. Pengembalian dokumen rekam medis ke Instalasi Rekam Medis maksimal 24 jam setelah selesai pelayanan.

4. Bagaimana kebijakan pemusnahan dokumen rekam medis pasien jiwa di RSJ Dr. Rajiman W, Lawang?

1. Memisahkan dokumen rekam medis yang tidak pernah berobat/kontrol sama sekali dalam 10 tahun terakhir ke ruang penyiman in aktif 2. Setelah tersimpan di ruang in aktif selama 5

tahun dilakakukanretensi (pemilahan lembar yang mempunyai nilai guna)

3. Lembar rekam medis yang mempunyai nilai guna:

a. Lembar identitas sosial

b. Lembar persetujuan tindakan medis c. Lembar resume medis

d. Lembar visum et repertum (kalau ada) 4. Lembar yang mempunyai nilai guna disimpan,

sedangkan yang tidak mempunyai nilai guna dapat dimusnahkan dengan cara dibakar maupun dicacah dengan Berita Acara Pemusnahan (BAP) DRM

11.PokjaSasaran Keselamatan Pasien (SKP)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di RS?

Ada 6 sasaran keselamatan pasien di RS :

(acuan: Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 1961 tahun 2011)

a. Ketepatan identifikasi pasien

b. Peningkatan komunikasi yang efektif

c. Peningkatan keamanan obat yang perlu di waspadai

d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.

e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan

f. Pengurangan resiko pasien jatuh 2 Bagaimana prosedur di RS dalam

mengidentifikasi pasien?

a. Setiap pasien yang masuk rawat inapdipasangkan gelang identifikasi pasien b. Ada 2 identitas yaitu menggunakan

kombinasi dari NAMA PASIEN/NOMER REKAM MEDIS/TANGGAL LAHIR (tidak boleh menggunakan nomer tempat tidur dan ruangan)

(27)

dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD,ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien

3 Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien?

a. Sebelum pemberian obat

b. Sebelum pemberian tranfusi darah

c. Sebelum pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi

d. Sebelum melakukan tindakan medis. 4 Gelang identifikasi apa saja yang di

gunakan di RS?

Gelang identitas warna putih yang ditempeli stiker warna untuk:

a. Merah: alergi b. Kuning: risiko jatuh

c. Ungu: pasien DNR (Do Not Recucitate) d. Merah muda: risiko bunuh diri

e. Hijau: kesulitan menelan 5 Bagaimana prosedur pemasangan

gelang identifikasi?

A.

Persiapan:

Penampilan petugas Poliklinik,IGD,rawat inap: a. Periksa kerapihan pakaian seragam b. Periksa kelengkapan atribut

Alat – alat:

a. Printer pencetak gelang identitas b. Kamera

c. Komputer

d. Berkas rekam medis

B.

Pelaksanaan:

1. Pasien datang ke IGD/Poliklinik

2. Dokter poli/IGD/Ruangan, melakukan pemeriksaan awal/skrining mengenai kondisi pasien dan kondisi lain yang memerlukan penanda tambahan pada gelang identifikasi berupa stiker warna:

-Merah: alergi - Kuning: risiko jatuh

-Ungu: pasien DNR (Do Not Recucitate) - Merah muda: risiko bunuh diri

- Hijau: kesulitan menelan

3. Petugas admisi Rawat Inap mencetak gelang identitasberisi identitas pasien sesuai berkas rekam medis pasien , dan memasang stiker warna pada gelang sesuai kondisi pasien yang telah dipastikan oleh dokter, dan menyerahkan gelang identifikasi pasien kepada perawat poli/IGD

4. Petugas perawat poli/IGD mendatangi pasien dan keluarganya

(28)

5. Ucapkan salam

6. Sebutkan nama dan departemen/unit kerja anda.

7. Pastikan identitas pasien dengan pertanyaan terbuka dan tertutup kepada pasien dan/atau keluarga, mencocokkan dengan data rekam medis.

8. Jelaskan tujuan pemasangan gelang identifikasi kepada pasien dan keluarganya.

9. Pasangkan gelang identifikasi pada pergelangan tangan kanan, bila tidak memungkinkan maka dipasang pada pergelangan tangan kiri. Lakukan pemasangan pada kaki bila pada tangan tidak memungkinkan. Dipasang dipakaian bila ditangan dan kaki tidak memungkinkan juga dan pasien alergi dengan gelang (sesuai dengan kondisi)

10. Informasikan kepada pasien dan atau keluarga bahwa gelang identifikasi ini harus selalu dipakai hingga pasien diperbolehkan pulang

11. Ucapkan terimakasih atas kerjasamanya

C. Hal yang harus diperhatikan

 Bila pasien tidak dapat melakukan komunikasi verbal (gangguan psikiatri, koma, tuna wicara, bayi, dll) konfirmasi identifikasi dilakukan dengan bertanya kepada keluarga pasien.

 Bila gelang identitas mengalami kerusakan, pergantian pada hari kerja oleh petugas admisi poli PKJ dan di luar jam kerja petugas admisi IGD, petugas perawat ruangan/ poli / IGD melaporkan hal tersebut kepada petugas admisi (hari kerja di PKJ, untuk di luar jam kerja di IGD), untuk kemudian dibuatkan gelang identitas baru dan diserahkan kepada petugas perawat pelapor untuk dilakukan pemasang gelang identitas yang baru.

 Selama masa rawat inap, risiko dinilai berkala secara kolaboratif

 Apabila pasien KRS, gelang identitas dilepas oleh perawat ruangan

6 Dapatkah anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di RS?

a. RS menggunakan tekhnik SBAR (situation -background - assesment - recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar

(29)

pemberi layanan.

b. Situation: kondisi terkini yang terjadi pada pasien

c. Background: informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini d. Assessment: hasil pengkajian kondisi pasien

terkini

e. Recommendation: apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. f. RS Konsisten dalam melakukan verifikasi

terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan dengan catat, baca kembali konfirmasi ulang (CABAK) terhadap perintah yang diberikan.

g. PELAPORAN KONDISI pasien kepada DP JP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.

7 Apa yang termasuk obat – obat hight alert medication di RS?

Obat – obatan yang termasuk dalam hight

alert medication adalah:

1. Elektrolit pekat : KCL, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCL>0,9 %.

2.

NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) /

LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat –

obat yang terlihat mirip dan kedengaran mirip.

Pengelolaan hight alertmedication:

a. Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna “Hight Alert“

b. NaCL>0,9 % dan KCL tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif (ICU)

c. Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit di simpan di lokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi wewenang. d. Obat di beri penandaan yang jelas berupa

stiker berwarna merah bertulisan “Hight Alert” dan khusus untuk elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit

pekat, harus di encerkan sebelum di berikan “

8 Bagaiman prosedur penandaan lokasi yang yang akan dioperasindi RS ini?

a. Orang yang bertanggung jawab untuk membuat tanda pada pasien adalah operator/orang yang akan melakukan tindakan. b. Operator yang membuat tanda itu harus hadir

pada operasi tersebut.

c. Penandaan titik yang akan dioperasi adalah sebelum pasien dipindahkan ke ruang dimana

(30)

operasi akan dilakukan, pasien ikut dilibatkan, terjaga sadar, sebaiknya dilakukan sebelum pemberian obat pre-medikasi.

d. Tanda berupa di titik yang akan dioperasi e. Tanda itu harus dibuat dengan pena atau

spidol permanen berwarna hitam dan jika memungkinkan harus terlihat sampai pasien disiapkan dan diselimuti.

f. Lokasi untuk semua prosedur yang melibatkan sayatan, tusukan perkutan, atau penyisipan instrumen harus ditandai.

g. Semua penandaan harus dilakukan bersamaan saat pengecekan hasil pencitraan pasien diagnosis misalnya ; sinar X, scan, pencitraan elektronik atau hasil tes lainya dan pastikan dengan catatan medis dan gelang identitas pasien.

h. Lokasi operas iditandai pada semua kasus termasuk sisi (laterally), struktur multipel (jari tangan, jari kaki, lesi) atau multipel level (tulang belakang).

Beberapa prosedur yang tidak memerlukan penandaan :

1. Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)

2. Kasus intervensi seperti kateter jantung. 3. Kasus yang melibatkan gigi

4. Prosedur yang melibatkan bayi prematur dimana penandaan akan menyebabkan tato permanen

Dalam kasus-kasus dimana tidak dilakukan penandaan, alasan harus dapat dijelaskan dan dipertanggungjawabkan. Untuk pasien dengan warnakulit gelap, boleh digunakan warna selain hitam atau biru gelap (biru tua) agar penandaan jelas terlihat, misalnya warna merah. Pada kasusu-kasus seperti operasi dua tahap yang meliputi penandaan pre-operatif perlevel spinal (yang akan dioperasi) dan interspace specifik intra-operatif menggunakan radiographic marking.

Proses team time out ini merupakan standart operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sebelum pasien dianestesi di holding area, time out yang di lakukan di ruang operasi sesaat

(31)

sebelum incisi pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan sign out ini di pandu oleh perawat serkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.

9 Bagaimana standar prosedur cuci tangan yang benar di RS?

Semua petugas RS termasuk dokter melakukan 6

LANGKAH kebersihan tangan pada 5 momen yang

telah ditentukan :

a. Sebelum kontak dengan pasien b. Ssudah kontak dengan pasien c. Sebelum tindakan asepsis

d. Sesudah terkena cairan ubuh pasien

e. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. HANDWASH: dengan air mengalir, waktunya: 40-60 detik

2. HAND RUP: dengan gel berbasis alkohol, waktunya: 20-30 detik.

(lihat soal pokja PPI) 10 Bagaimana cara mengkaji pasien

resiko jatuh?

Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan mengguakan metode pengkajian resiko jatuh yang telah ditetapkan oleh Rumah Sakit Jiwa Lawang:

 Skala penilaian resiko jatuh dewasa/lansia: skala Morse

 Skala penilaian resiko jatuh anak – anak: skala Humpty Dumpty

Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih laanjut.

Petugas perawat poli/IGD memasang stiker resiko jatuh berwarna Kuning di pergelangan tangan kanan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut.

SPO pengkajian dan pencegahan pasien resiko jatuh

Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian resiko jatuh dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan. 11 Apa yang anda lakukan jika ada

pasien yang jatuh?

Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien

(32)

12.PokjaMilenium Development Goals (MDG’s)

NO PERTANYAAN JAWABAN

1. Apa kepanjangan TB DOTS? Tuberculosis direct observed treatment short course 2. Apa maksud dari TB DOTS? Pengobatan Tuberkulosis dengan metode regimen

pengobatan terpantau dan dalam kurun waktu singkat

3. Kapan kita curiga seseorang terinfeksi TB?

Batuk lebih dari 2 minggu tidak membaik dengan pengobatan

4. Apa tindakan pertama bila ada pengunjung dengan kecurigaan TB?

Pemberian masker kemudian antar ke poli TB 5. Apa standar diagnosis TB BTA sputum positif/ditemukan kuman TBC dalam

dahak 6. Apakah tuberkulosis bisa

disembuhkan?

Bisa dengan pengobatan sesuai aturan 7. Jelaskan Etika batuk yang benar! Menutup mulut dengan tangan atau lengan,

membersihkan tangan dan membuang tissue di tempat yang disediakan, gunakan masker

8. Berapa lama pengobatan TB? Minimal 6 bulan, jika belum sembuh bisa ditambah sampai 9 bulan atau sesuai dengan petunjuk dokter 9. Sebutkan fase pengobatan TB! 1. Fase awal/intensif: minum obat TB setiap hari

selama 8 minggu

2. Fase sisipan: diberikan selama 1 bulan jika kuman TB masih aktif diakhir pengobatan fase awal

3. Fase lanjutan: minum obat seminggu 3 kali selama 16 minggu

10. Apa efek samping yang perlu diwaspadai pada penggunaan obat anti TB (OAT)?

Hepatitis imbas obat

8. Bagaimana prosedur pencatatan pasien TB-DOTS di RS ini? Siapa yang mencatat?

1. Catat daftar tersangka pasien/suspect yang diperiksa dahak di formulir tb 06

2. Tulis formulir permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak

3. Tulis identitas pasien yang mendapat pengobatan TB di formulir tb 02

4. Tulis pasien yang mendapat pengobatan TB di formulir tb 01

5. Tulis register pasien yang mendapat pengobatan TB di formulir tb 03 6. Tulis pasien yang telah mendapatkan

pengobatan TB dan pindah ke Puskesmas/RS lain di formulir tb 09

7. Tulis hasil akhir pengobatan dari pasien TB pindahan di formulir tb 10

Yang melakukan pencatatan adalah perawat di poli umum

Gambar

TABEL 1.1. TRANSFER INTRA RS
TABEL 1.2. TRANSFER ANTAR RS

Referensi

Dokumen terkait

Prototipe Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas Kabupaten Pacitan ini mengintegrasikan pengelolaan data rekam medis RSUD dan puskesmas

Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya dimulai sebelum masa pubertas dan  berhenti sebelum usia'$.8ejala yang spesifik berupa rasa gatal yang hebat,

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin berkembang pesatnya teknologi pada saat ini maka dibutuhkan suatu konfigurasi jaringan yang efesien

Jika dalam satu jam tempat parkir tersebut terisi penuh dan tidak ada kendaraan yang keluar atau masuk, hasil maksimum usaha jasa parkir tersebut selama 1 jam adalah.....

Proses yang dilakukan oleh pengrajin Ardhina Batik Medan dilakukan dengan teknik batik cap, proses ini sangat efektif mengingat cara dan pengerjaannya terbilang mudah

2.10 Implement and Evaluate Prototypes Membuat mockup pada sistem InfoKHS, sehingga dilakukan implementasi dari hasil usecase diagram yang sudah ada pada tahapan

Terdapat hasil yang sama dengan penelitian Syuhada (2013) yang mencoba meneliti topik yang sama yaitu Perbandingan Kinerja Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muamalat Indonesia

o O er ir EL at g s CO ANALYSES KELAYAKAN FINANSIAL Pemimpang &amp;Barang Operasi lainnya &amp;NonOperasi Biaya Investasi (Proyek) Biaya Operasional &amp; Pemeliharaan Total