• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT DATING THE PRINCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT DATING THE PRINCESS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT DATING THE

PRINCESS

Muhammad Rezha, Dona Eka Putri, SPsi., Msi Undergraduate Program, 2009

Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

key words: sexual ABSTRACT :

Courtship or dating is based on interaction of heterosexual love, mercy and compassion as well as complement each other and a permanent partner. The purpose of this study is to determine the development of courtship behavior by young women, forms of sexual behavior and what are the factors that influence and cause this behavior. The subjects in this study were young women who are dating. The subject was a 21-year-old girl. This study uses qualitative research approach with a form of case studies to gain a deep understanding (verstehen) of forms of sexual behavior, what are the factors that influence and cause this behavior and the development of courtship behavior by young girls. This research finds that the courtship behavior of female adolescent sexual behavior is oriented to have many different forms, ranging from dating, dressing up, flirting and teasing, fantasy / imagination, stimulate each other person on the phone (phone sex), touching, kissing, make out, stimulate sex couples use the organs of the mouth (oral sex), sexual intercourse until forcing couples to have sex (date rape). Such behavior is influenced by internal factors such as hormonal factors, lack of information about sex, sex, curiosity, expression of a sense of maturity, rebellion against authority figures, have pride, reduce boredom, to prove femininity / masculinity, showing loyalty to your spouse and also influence of external factors such as dating experiences, the influence of friends, the influence of adults, media influence and lack of affection from parents. Relationship behavioral development starts from the age of children (10 years) until the late teens now (21 years).

(2)

Jud ul : Perilaku Sek sual Pa da Remaja Putri Yang Berpacaran Nama/ NPM : Muhammad Rezha/ 10503115

Pembimbing : Dona Eka Putri, S.Psi, M.Si

ABSTRAKSI

Pacaran atau dating adalah inter aks i heter os ek s ual yang didasari rasa cinta, kasih dan sayang serta saling memberi dan melengkapi pasangannya yang bersifat permanen. Tujuan dari p e n e l i t i a n i n i a d a l a h u n t u k mengetahui perkembangan perilaku pacaran yang dilakukan remaja putri, bentuk perilaku seksualnya serta faktor apa sajakah yang mempengaruhi dan menyebabkan perilakunya demikian.

Subjek pada penelitian ini a d a l a h r e m a j a p u t r i y a n g berpacaran. Subyek adalah seorang remaja putri berusia 21 tahun.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan bentuk studi kasus untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam (verstehen) mengenai bentuk perilaku seksual, faktor apa sajakah yang mempengaruhi dan menyebabkan perilakunya demikian s er t a p er k e m b an g a n p er il a ku pacaran yang dilakukan remaja putri.

H a s i l p e n e l i t i a n i n i menemukan bahwa perilaku pacaran remaja putri yang berorientasi k e p a d a p e r i l a k u s e k s u a l a d a bermacam-macam bentuknya, mulai dari berkencan, berdandan, merayu dan menggoda, berfantasi/berkhayal, saling merangsang lawan bicara m el al ui te l ep on ( p ho n e s e x), b e r s e n t u h a n , b e r c i u m a n ,

bercumbuan, menstimulus organ seks pasangan menggunakan mulut (oral sex), berhubungan seksual sampai memaksa pasangan untuk melakukan hubungan seks (date rape). Perilaku tersebut dipengaruhi oleh faktor internal seperti faktor hormon, kurangnya informasi mengenai seks, jenis kelamin, rasa ingin tahu, ekspresi rasa kedewasaan, pemberontakan terhadap figur otoritas, mendapat kebanggaan tersendiri, mengurangi rasa bosan, membuktikan

fem ininitas/maskulinitas,

menunjukan kesetiaan terhadap pasangan dan juga pengaruh faktor eksternal seperti pengalaman kencan, pengaruh teman, pengaruh orang dewas a, pengar uh media dan kur angnya kas ih s ayang dari orangtua. Perkembangan perilaku berpacarannya dimulai dari usia anak-anak (10 tahun) hingga kini usia remaja akhir (21 tahun).

Kata kunci: Perilaku seksual, dan remaja putri.

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sternberg (dalam Tambunan, 2006) menjelaskan bahwa pada masa remaja, manusia mulai mengalami masa terjadinya perubahan- perubahan pada fisik, kognitif dan perubahan seksual, khususnya pada remaja putri. Perubahan ini berlangsung cepat termasuk perubahan seksualnya. Seiring d e n g a n s e m a k i n c e p a t n y a perkembangan seksual pada remaja, ketertarikan dengan lawan jenis pun semakin meningkat. Para remaja baik laki-laki maupun perempuan mulai saling memperhatikan, dan masing-masing timbul keingintahuan yang makin besar tentang lawan jenis nya. Biasa nya mula i dari ketertarikan fisik lalu hubungan emosi, hubungan emosi antara dua belah pihak dapat juga disebut cinta. Permasalahan seksualitas yang umum para remaja hadapi adalah dorongan seks yang meningkat pa da ha l be lum me nika h. U s ia kematangan seksual (biologis) remaja ternyata belum diimbangi ole h kem a ta nga n ps ikos os ia l. Misalnya, kemampuan memahami

dan kesiapan menerima resiko perilaku seksualnya, kemampuan mengelola dorongan dan kemampuan mengambil keputusan secara matang. Akibatnya, rasa ingin tahu yang sangat kuat, keinginan bereksplorasi dan memenuhi dorongan seksual mengalahkan pemahaman tentang norma, kontrol diri dan pemikiran rasional sehingga tampil dalam b e n t u k p e r i l a k u c o b a - c o b a berhubungan seks yang akhirnya malah bikin ketagihan.

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah bentuk perilaku seksual pada remaja putri yang berpacaran ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku tersebut ?

3. Ba ga ima na perkembangan perilaku pacaran remaja putri tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan perilaku pacaran yang dilakukan re m a ja pu tri , be n tu k pe rila ku seksualnya serta faktor apa sajakah

(4)

yang mempengaruhi dan menyebabkan perilakunya demikian. D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini adalah untuk m e n a m b a h k h a s a n a h perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi remaja, psikologi perkembangan pada manusia khususnya pada remaja putri yang berpacaran untuk lebih memahami mengenai bentuk perilaku seksual, faktor apa saja yang mempengaruhi dan b a ga i m a na pe r ke m b a n g a n perilaku berpacaran pada remaja putri.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini adalah untuk memberi informasi pada para remaja, orang tua, guru-guru dan pihak lain yang berkaitan dengan dunia remaja agar dapat lebih memahami dunia remaja dan dapat mengantisipasi dampak-dampak negatif dari pergaulan remaja yang kemudian dapat bermanfaat khususnya pada k e l ua r ga a ga r m e ng e ta h u i kontribusi pihak keluarga pada perilaku seksual remaja putri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku Seksual

 Pengertian Perilaku Seksual Perilaku seksual adalah segala aktifitas fisik yang didorong oleh hasrat seksual untuk membentuk hubungan intim dengan lawan jenis maupun sesama jenis.

 Bentuk Perilaku Seksual Menurut Reiss (dalam Duvall dan Miller, 1985) antara lain adalah:

a. Berse ntuhan (touching), pegangan tangan, berpelukan, berangkulan

b. Berciuman (kissing), batasan perilaku ini mulai dari hanya sekedar kecupan (light kissing) sampai pada french kiss (deep kissing).

c. Bercumbu (petting), segala aktifitas dengan tujuan untuk membangkitkan gairah seksual, biasanya berupa aktifitas sentuhan, rabaan pada daerah-daerah erogen/erotis tapi belum sampai melakukan hubungan kelamin/koitus.

d. Berhubungan badan (coitus), yaitu adanya kontak antara

(5)

penis dengan vagina dan terjadi penetrasi penis kedalam vagina. Kimmel dan Weiner (1995) m e n g a t a k a n m e n g e n a i pemaksaan perlakuan seksual terhadap pasangan kencan ( d a t e r a p e ) y a n g d a p a t d i k a i t ka n d e n ga n be n t u k perilaku seksual.

Menurut Mustika (2008), hubungan seks melalui telepon (phone sex) merupakan salah satu cara seseorang untuk mendapatkan kepuasan seksual, biasanya rangsangan berasal dari pembicaraan di telepon, d a n d i l a n j u t k a n d e n g a n imajinasi seakan-akan pasangannya berhadapan langsung dengannya.  Faktor-faktor yang m e m pe nga r uh i Pe r ila k u Seksual Me n uru t H ur loc k ( da la m Amrillah, 2005) menyatakan bahwa manifestasi dorongan seksual dalam perilaku seksual dipengaruhi oleh:

a. Faktor internal, yaitu stimulus y a n g b e r a s a l d a r i d a l a m

individu yang berupa bekerjanya hormon-hormon alat reproduksi sehingga menimbulkan dorongan seksual p a d a i n d i v i d u y a n g bersangkutan dan hal ini m e n u n t u t u n t u k s e g e r a dipuaskan.

b. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang berasal dari luar individu yang menimbulkan dorongan seksual sehingga memunculkan perilaku seksual. Dorongan e k s t e r na l te rs e b u t d a pa t diperoleh melalui pengalaman kencan, informasi mengenai seksualitas, diskusi dengan teman, pengalaman masturbasi, jenis kelamin, pengaruh orang dewasa serta pengaruh buku-buku bacaan dan tontonan porno.

B. Pacaran

Pengertian Pacaran

Pacaran atau dating adalah interaksi heteroseksual yang didasari rasa cinta, kasih dan sayang serta saling m e m b e r i d a n m e l e n g k a p i pasangannya.

(6)

C. Remaja

 Pengertian Remaja

Remaja ada la h s uatu masa transisi perkembangan antara kanak-kanak dan dewasa yang membawa pada suatu perubahan fisik, kognitif dan psikososial. BAB III METODE PENELITIAN  Dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif berupa studi kasus  Subjek penelitian dalam

penelitian ini seorang remaja putri yang melakukan kegiatan seksual dengan pacarnya.

 Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara semi berstruktur dan observasi non partisipan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Tabel Hasil Wawancara

Hasil Wawancara

Subjek

Bentuk Perilaku Hubungan seksual

(sexual

Seksual intercourse),

Seks oral (oral

seks), Berkencan (dating), Berfantasi, Berdandan, Merayu dan menggoda, Pemaksaan perlakuan seksual terhadap pasangan

(date rape) dan

seduksi, Phone sex, Bercumbuan (petting), Berciuman (kissing) dan Bersentuhan (touching)

Faktor Yang Faktor hormon, Pengalaman

Mempengaruhi kencan,

Perilaku Seksual Kurangnya informasi mengenai seks, Pengaruh teman, Jenis kelamin, Pengaruh orang dewasa, Pengaruh media, Rasa ingin tahu, Kurang kasih sayang orangtua, Mendapat kebanggaan tersendiri, Mengurangi rasa bosan, Menunjukan kesetiaan terhadap pasangan, Membuktikan femininitas/ maskulinitas dan Melemahnya nilai keyakinan dan moral.

Perkembangan Usia remaja awal (12-15 tahun)

Perilaku Pacaran subyek pertama kali mengalami menstruasi,

(7)

pertama kali berpacaran, pertama kali berkencan dan pertama kali menonton film porno. Usia remaja madya (15-18 tahun) subyek mendapatkan ciuman pertamanya, pertama kali bercumbuan dan pertama kali merasakan gairah seksual.

Usia remaja akhir (18-2 1 tahun) subyek melakukan phone sex, berpelukan, dapat membeda artikan makna sebuah ciuman, petting (bercumbu) dan subyek juga melakukan oral sex, pertama kalinya melakukan sexual intercourse (hubungan seksual) dan merekam kegiatan seksual mereka dalam sebuah handphone. B. Pembahasan

 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa subyek da pacarnya sudah melakukan hubungan seksual (sexual

intercourse), seks oral (oral seks),

berkencan (dating), berfantasi,

berdandan, merayu dan menggoda, pemaksaan perlakuan seksual terhadap pasangan (date rape) dan seduksi, phone sex, bercumbuan (petting), berciuman (kissing) dan bersentuhan

(touching).

 Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada subyek adalah faktor hormon, pengalaman kencan, kurangnya informasi mengenai seks, pengaruh teman, jenis kelamin, pengaruh orang dewasa, pengaruh media, rasa ingin tahu, kurang kasih sayang orangtua, mendapat kebanggaan tersendiri, mengurangi rasa bosan, menunjukan kesetiaan terhadap pasangan, membuktikan femininitas/ maskulinitas serta akibat melemahnya nilai keyakinan dan moral.

 Dari hasil penelitian, perkembangan perilaku pacaran pada subyek adalah sebagai berikut :

Usia remaja awal (12-15 tahun) subyek pertama kali mengalami menstruasi, pertama kali berpacaran, pertama kali berkencan dan pertama kali menonton film porno.

Usia remaja madya (15-18 tahun) subyek mendapatkan ciuman pertamanya, pertama kali bercumbuan

(8)

dan pertama kali merasakan gairah seksual.

Usia remaja akhir (18-21 tahun) subyek m elakukan phone sex, berpelukan, dapat membeda artikan makna sebuah ciuman, petting ( b e r c u m b u ) d a n s u b y e k j u g a melakukan oral sex, pertama kalinya melakukan sexual intercourse (hubungan seksual) dan merekam kegiatan seksual mereka dalam sebuah handphone.

BAB V KESIM PULAN DAN SARAN

Kesimpulan :

 Subjek melakukan banyak bentuk perilaku seksual dengan pacarnya khususnya yang terdapat pada Tinjauan Pustaka.  Perilaku seksual pada

subyek juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.

 Perkembangan perilaku pacaran pada subyek dimulai pada saat subyek usia 12 tahun (remaja awal) sampai 21 tahun (remaja akhir).

Saran :

1. Kelemahan penelitian ini terletak pada keterbatasan jumlah subjek, sehingga kesimpulan penelitian hanya diperoleh dari 1 orang subjek. Untuk penelitian s e l a n j u t n y a d i s a r a n k a n mengambil lebih dari 1 orang subjek agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih luas dan maksimal.

2. Hasil penelitian menunjukkan perilaku seksual remaja serta perkembangan perilaku berpacaran yang cukup memperihatinkan. Disarankan kepada para remaja terutama remaja putri agar lebih terbuka mengenai kejadian yang dialami kepada pihak keluarga, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari nilai-nilai negatif yang diperoleh dalam pergaulan. Kepada pihak keluarga khususnya orangtua agar lebih memperhatikan dan tidak terlalu memberi kebebasan kepada figur anak khususnya anak perempuan, juga kepada masyarakat dan pihak lain yang berkaitan dengan dunia remaja

(9)

agar dapat menerapkan aturan serta mengajarkan nilai-nilai norma masyarakat dan norma agama demi kebaikan ahlak dan moral remaja khususnya remaja putri dan untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat dari pergaulan remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, A.M.H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. J a k a r t a : U n i v e r s i t a s Gunadarma.

Bruess, C.E. & J.S. Greenberg (1994). Sexuality education : Theory and practice (third edition). USA : Brown & Benchmark Publishers. Duvall, E.M., & Miller, P.C. (1985).

M a r r i a g e & f a m i l y development (6th ed.). New York : Harper & Row

Haditono, S.R. (1999). Psikologi perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Hidayana, I.M. (2004). Seksualitas : Teori dan realitas. Depok : P r o g r a m G e n d e r d a n S e k s u a l i t a s F I S I P U I bekerjasama dengan Ford Foundation.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan : Suatu p e n d e k a t a n s e p a n j a n g rentang kehidupan (edisi k e e n a m ) . J a k a r t a : P T . Erlangga.

Byrne, B. (1997). Social psychology (8th Ed.). USA : Allyn & Bacon, Inc.

Dacey, John & M. Kenny (1997). Adolescent development (second edition). USA : B r o w n & B e n c h m a r k Publishers.

Dusek, J.B. (1995). Adolescene development & behaviour ( 3r d e d.). Ne w J erse y : Prentice-Hall, Inc.

Kimmel, D.C. & I.B. Weiner (1995).

Adolescence : A

developmental transition (second ed.). USA : John Wiley & Sons Inc.

Marshall, C. & Rossman . (1995). D e s i g n i n g q u a l i t a t i v e research. London: Sage Publications.

McWhirter, J.J, B.T. McWhirter, E.H . Mc Whirte r & R.J . McWhirter (2007). At risk youth : A comphrensive response. USA : Thomson

(10)
(11)

Moleong, L.J. (1990). Metode p e n e l i t i a n k u a l i t a t i f . B a n d u n g : P T . R e m a j a Rosdakarya. Moleong, L.J. (2004). Metode penelitian. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Muuss, R.E. (1990). Adolescent behaviour and society. USA : McGraw-Hill.

Nazir, M. (1999). Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Newman, B.M. & P.R. Newman

(1979). Development trough life a psychological approach (revised ed.). USA.

Oxford University Press. (1991). Kamus Oxford learner’s pocket dictionary, (new ed.). USA.

Oxford University Press. (2005). Oxford advanced learners dictionary, International Student Edition. (7th ed.). USA.

Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan P s i k o l o g i ( L P S P 3 ) Universitas Indonesia.

Poerwandari, E. K. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. J a k a r t a : L e m b a g a P e n g e m b a n g a n S a r a n a Pengukuran dan Pendidikan P s i k o l o g i ( L P S P 3 ) Universitas Indonesia.

Kartono, K. (1989). Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual. Bandung : Mandar Maju.

Santrock, J.W. (1996). Adolescene : Adolescene psychology (6th ed.). USA : McGraw Hill, Inc. Santrock, J.W. (2001). Adolescene :

Adolescene psychology (8th ed.). USA : McGraw Hill, Inc. Santrock, J.W. (2003). Adolescene :

Adolescene psychology (9th ed.). USA : McGraw Hill, Inc. Sarwono, S.W. (2001). Psikologi

r e m a j a . J a k a r t a : P T . Rajagrafindo Persada.

Papalia, D.E. & S.W. Old (1995). Human development (6th ed.). USA : McGraw-Hill.

Poerwandari, E. (1998). Pendekatan kualitatif dan penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga

Soehartono. (2002). Metode penelitian sosial : Suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan sosial dan ilmu sosial lainnya. Bandung : P. T. Remaja Rosdakarya Offset.

(12)

Stewart, J.C., & B. Cash (1982). Interviewing principles and practices (third edition). U S A : W M . C . B r o w n Company Publishers.

Turner, J.S & D.B. Helms. (1995). Lifespan developmental (5th ed.). New Jersey : Prentice- Hall, Inc.

Witgoren, D. & S. Buckley. (1996). Issues in adolescent sexuality. USA : A Simon & Schuster Company.

Yandianto, Drs. (2000). Kamus umum bahasa Indonesia. Bandung : M2S

Referensi Elektronik

Amrillah, A.A. (2005). Hubungan antara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua-anak dengan perilaku seksual pranikah. http://search.yahoo.com/searc h;_ylt=A0oGkxl5D7xHzUU BJO5XNyoA?p=seksualitas+ kualitas&fr=my-vert-web-top&ei=UTF-8 Astuti, Y. (2005): http.www.ditplb.or.id/2006/i ndex.php?menu=profile&pro = 246 Budi, S. (2008) :id.answer.yahoo.com/ question/index?id=2007 1212 230 126AA6qt HE Damayanti, R. (2008): http://www.komunitasuntuks emua.com Mustika, V. (2008) :http://www.detikhot.c om/readqa/0/ILPD 12529473/ 2008/12/16 /phone -sex-berbahayakah Muzayyanah, N. (2008): http://www.halalsehat.com Tambunan, R. (2006): http://www.e-psikologi.com/remaja/cinta.ht m

Wahyurini, C. dan Yahya Ma’shum PKBI Pusat (Sumber: Modul 2 P K B I ) 9 ja n ua ri 2 0 0 4 http://64.203.71 .1 1/kompas-cetak/040 1 /09/muda/789320. htm

Referensi

Dokumen terkait

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia dapat dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen kimia yang digunakan (Waluyo, 2007).. Dalam

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2002 sampai tahun 2008. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak

Untuk memenuhi kebutuhan air pada suatu pabrik yang umumnya memanfaatkan air dari sumur, sungai, laut, danau, pegunungan sebagai sumber airnya. Pemilihan jenis air

Waralaba format bisnis adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang kepada pihak lain, lisensi tersebut memberikan hak kepada penerima waralaba untuk berusaha dengan

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Matematika Materi oprasi hitung perkalian yang hasilnya tiga angka dengan menggunakan pendekatan Realistic

Dengan demikian dibutuhkan suatu sistem pertahanan didalam server itu sendiri yang bisa menganalisa langsung apakah setiap paket yang masuk tersebut adalah yang diharapkan

Alternatif strategi pengembangan bisnis gula semut Koperasi Serba Usaha Jatirogo berdasarkan analisis SWOT, antara lain meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan