• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS GULA SEMUT ORGANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS GULA SEMUT ORGANIK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS GULA SEMUT ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Serba Usaha Jatirogo, Kabupaten Kulon Progo,

Daerah Istimewa Yogyakarta)

Hanida Gera Parastri, Minar Ferichani, Agung Wibowo

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No.36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./Fax.(0271) 637457

Email: hanidagera@gmail.com Telp. 085643352052

ABSTRACT: The purposes of this research are: (1) to analyze the internal and external factors (KSU) Jatirogo in business development of pollen coconut sugar in KSU Jatirogo, (2) analyze the position of KSU Jatirogo in pollen coconut sugar industry, (3)analyze alternative strategies that can be applied in business development of pollen coconut sugar in KSU Jatirogo,(4) analyze the best strategy as a major priority to be applied at KSU Jatirogo in development pollen coconut sugar. The data used is secondary data and primary data obtained by interviews, observation, recording and Focus Group Discussion (FGD). The data analys that used are Internal Factor Evaluation Matrix (IFE), External Factor Evaluation (EFE), Internal-External (IE), Strength, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) and Quantitative Strategic Planning (QSP). The results showed that IFE score 2.26 IFE and EFE score 3.06 that indicates the position of the cooperative at the II cells (growth). Recommendation strategies development business pollen coconut sugar based SWOT matrix are: increase promotion, increase loyalty palm sugar farmers, contracts with buyers, increase network marketing, recruit members who are competent to manage the marketing, improve competitive advantage of product, and internal reorganization. Three strategies priorities in QSPM are Improve promotional activities, improve competitive advantage of product, improve marketing network. Improve competitive advantage of product is the best strategy because it has the highest TAS (6.14).

Keywords: strategy development, pollen coconut sugar, KSU Jatirogo

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk Menganalisis faktor eksternal dan internal Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo dalam mengembangkan bisnis gula semut, menganalisis posisi KSU Jatirogo dalam industri gula semut, menganalisis alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan bisnis gula semut KSU Jatirogo, menganalisis strategi terbaik yang menjadi prioritas untuk dapat diterapkan KSU Jatirogo dalam mengembangkan gula semut. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer yang diperoleh melalui wawancara, observasi, pencatatan dan Focus Group Discussion (FGD), dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan matriks Internal Factor Evaluation

(IFE), External Factor Evaluation (EFE), Internal-External (IE), Strength, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning

(QSP). Hasil penelitian menunjukkan nilai IFE sebesar 2,26 dan EFE 3,06 sehingga matrik IE menunjukkan posisi koperasi berada di sel II. Rekomendasi strategi pengembangan bisnis gula semut KSU Jatirogo berdasarkan matriks SWOT yaitu: meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan loyalitas petani gula kelapa, melakukan kontrak dengan pihak ketiga, meningkatkan jaringan pemasaran, merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola pemasaran, meningkatkan daya saing produk, dan melakukan reorganisasi internal. Tiga prioritas strategi dalam QSPM adalah (1) Meningkatkan kegiatan promosi; (2) Meningkatkan daya saing / kualitas produk; (3) Merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola bidang pemasaran. Meningkatkan daya saing/ kualitas produk adalah strategi terbaik karena memiliki TAS terbanyak yaitu sebesar 6,14.

(2)
(3)

PENDAHULUAN

Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan. Masing-masing sub sektor memiliki peran dan potensi dalam membangun perekonomian Indonesia, salah satunya sub sektor perkebunan. Wilayah Indonesia secara geografis memiliki banyak daerah pantai dan sesuai untuk lingkungan tumbuh komoditas kelapa. Kesesuaian lingkungan untuk tumbuh dan berkembangnya komoditas kelapa di Indonesia menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara produsen kelapa (Qonita,2012). Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu wilayah di Indonesia dengan luas areal tanam komoditas kelapa yang luas. Luas tanam komoditas kelapa di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut: Tabel 1. Luas Aeal Tanam

Komoditas Kelapa Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 No Kabupaten/ Kota Luas (Ha) 1 2 3 4 5 Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta 17.812,65 10.460,35 9.459,60 5.149,62 21,73 Jumlah 42. 903,95 Sumber: BPS DIY (2012) Data BPS menunjukkan Kabupaten Kulon Progo memiliki luas areal tanaman komoditas kelapa terbesar. Masyarakat Kabupaten Kulon Progo memanfaatkan nira dari tanaman kelapa untuk diolah menjadi gula kelapa. Produk gula kelapa yang dihasilkan pada umumnya berbentuk silindris atau tempurung sehingga

dikenal dengan sebutan gula kelapa cetak. Seiring dengan berjalannya waktu, gula kelapa sudah mulai berkembang dalam bentuk gula kelapa kristal organik. Gula kelapa yang diproduksi dalam bentuk kristal dikenal sebagai gula semut.Gula semut organik memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi karena lebih higienis dan bebas bahan kimia, mudah larut karena berbentuk kristal; daya simpan yang lebih lama; bentuknya lebih menarik; pengemasan dan pengangkutan lebih mudah; rasa dan aromanya lebih khas (Mustaufik dan Haryanti, 2006). Pemahaman masyarakat Kabupaten Kulon Progo terhadap gula semut, tidak lepas dari peran beberapa pihak, salah satunya adalah Koperasi Serba Usaha (KSU) Jatirogo. Koperasi Serba Usaha Jatirogo (KSU) adalah Koperasi Produsen produk perkebunan organik di Kabupaten Kulon Progo dengan produk spesifik gula semut organik. Keberadaan KSU Jatirogo sangat membantu petani gula kelapa untuk lebih berkembang, memiliki posisi tawar, memiliki jaringan pemasaran, dan memudahkan petani dalam memperoleh sertifikat organik.

KSU Jatirogo bertujuan mensertifikasi kebun organik dan memasarkan bersama produk-produk hasil perkebunan organik hasil pengolahaannya, terutama gula kelapa organik untuk meningkatkan kesejahteran petani gula di Kabupaten Kulon Progo.Peran pentingnya KSU Jatirogo bagi peningkatan kesejahteraan petani gula kelapa dipengaruhi beberapa faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dan eksternal koperasi harus diidentifikasi dengan

(4)

baik sehingga menghasilkan strategi yang dapat mendukung keberhasilan pengembangan bisnis gula semut Koperasi Serba Usaha Jatirogo. Keberhasilan bisnis gula semut karena menerapkan strategi yang tepat tidak hanya menguntungkan koperasi akan tetapi juga menguntungkan petani gula kelapa organik dengan kata lain pencapaian tujuan koperasi yaitu untuk mensejahterakan petani gula kelapa organik akan terwujud.

METODE PENELITIAN

Setting penelitian di KSU Jatirogo karena KSU Jatirogo merupakan koperasi dengan produk spesifik unggulan gula semut organik danproduknya telah memenuhi standar organik internasional. Teknik penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informan kunci untuk penentuan faktor strategis, penentuan bobot dan daya tarik dilakukan dengan purosive. Informan kunci faktor strategis adalah Ketua Koperasi Jatirogo, Kepala Bidang Penjamin Kualitas, Manager, Kepala Bidang Produksi, Kepala Bidang Logistik dan Pengawas. Informan kunci untuk menentukan nilai daya tarik adalah Ketua Koperasi Serba Usaha Jatirogo.Data yang diperlukan pada penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi kondisi KSU Jatirogo, gambaran umum keorganisasian KSU Jatirogo, informasi mengenai kegiatan pemasaran gula semut dari Koperasi kepada eksportir. Data sekunder sudah tersedia di instansi terkait dengan penelitian seperti Koperasi Serba Usaha Jatirogo, Badan Pusat

Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Perdagangan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pencatatan dan Focus Group Discussion (FGD). Data yang diperoleh diusahakan kemantapan dan kebenarannya menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Metode Analisis Data

Analisis faktor internal dan eksternal menggunakan analisis matrik IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Matriks IE

(Internal External) digunakan untuk mengetahui posisi KSU Jatirogo dalam industri gula semut. Alternatif strategi yang direkomendasikan dianalisis dengan matrik SWOT dan penentuan strategi terbaik menggunakan matriks QSP

(Quantitative Strategic Planning). HASIL DAN PEMBAHASAN Profil KSU Jatirogo

Koperasi Serba Usaha Jatirogo adalah Koperasi Produsen produk perkebunan organik. Koperasi Serba Usaha Jatirogo mendapatkan badan hukum nomor 24/BH/XV.3/V/2008 dari Bupati Kulon Progo pada tanggal 3 Desember 2008. Wilayah operasional Koperasi Serba Usaha Jatirogo meliputi 28 pedukuhan, 6 desa yang tersebar di 3 Kecamatan yaitu kecamatan Kokap, Samigaluh dan Girimulyo. Koperasi Serba Usaha Jatirogo berlokasi di Jl. Sentolo-Pengasih Km 3,1 Kaligalang, Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo.

(5)

Faktor Internal dan Eksternal KSU Jatirogo

Identifikasi faktor internal menghailkan kekuatan dan kelemahan internal KSU Jatirogo. Faktor kekuatan dan kelemahan KSU

Jatirogo dapat dilihat pada tabel 2. Indentifikasi faktor eksternal menunjukkan peluang dan ancaman ekstenal KSU Jatirogo, identifikasi faktor eksternal dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 2. Identifikasi Faktor-faktor Internal KSU Jatirogo

No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

1 Produksi a. Pasokan gula semut

terkoordinir

b. Kemampuan menjaga stabilitas harga

2 Pemasaran Produk berkualitas Pemasaran belum luas

3 Sumber Daya Keuangan Lemahnya permodalan

4 Manajemen a. Memiliki badan hukum b. Adanya pelatihan untuk

meningkatkan mutu SDM c. Memiliki bidang penjamin kualitas a. Partisipasi anggota kurang aktif b. Pengurus memiliki jabatan ganda c. Tingkat kemampuan SDM kurang d. Etos kerja pengurus

rendah

Sumber: Analisis Data Primer

Tabel 3. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal KSU Jatirogo

No Faktor Eksternal Peluang Ancaman

1 Lingkungan Makro

a. Faktor ekonomi Permintaan konsumen

fluktuatif b. Faktor Teknologi Teknologi yang semakin maju

c. Politik, pemerintah, hukum

Adanya dukungan dari pemerintah

d. Sosial budaya 1) Jumlah petani gula kelapa di Kab. Kulon Progo banyak

2) Tren masyarakat ke pola konsumsi organik

Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap koperasi

e. Keadaan alam Pengaruh musim

hujan 2 Lingkungan Industri a. Pendatang baru b. Persaingan dalam industri Persaingan usaha yang semakin ketat c. Kekuatan pemasok

d. Kekuatan pembeli e. Barang Subtitusi

(6)

Analisis Posisi KSU Jatirogo dalam Industri Gula Semut

Nilai IFE KSU Jatirogo sebesar 2,26 dan nilai EFE sebesar 3,06. Nilai IFE dibawah 2,50 mengindikasikan KSU Jatirogo

lemah secara internal. Nilai EFE diatas 2,50 mengindikasikan KSU Jatirogo mampu memanfaatkan peluang dan menghidari ancaman (David,2012).

Tabel 4. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Kekuatan

1. Memiliki Badan hukum 0,08 3 0,25

2. Produk berkualitas 0,09 4 0,37

3. Pasokan gula semut terkoordinir 0,08 3 0,25

4. Kemampuan menjaga stabilitas harga 0,07 3 0,21

5. Memiliki bidang penjamin kualitas 0,09 4 0,37

6. Adanya Pelatihan untuk Meningkatkan Mutu SDM

0,08 3 0,25

Kelemahan

1. Partisipasi anggota kurang aktif 0,08 1 0,08

2. Pengurus memiliki jabatan ganda 0,07 2 0,14

3. Tingkat kemampuan SDM kurang 0,09 1 0,09

4. Etos kerja pengurus rendah 0,09 1 0,09

5. Pemasaran belum luas 0,08 1 0,08

6. Lemahnya permodalan 0,08 1 0,08

Total 1,00 2,26

Sumber: Analisis Data Primer

Tabel 5. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Peluang

1. Jumlah Petani Gula Kelapa organik di Kulon Progo Banyak

0,09 2 0,18

2. Jaringan Kerjasama dengan Pendamping/ Mitra Terjalin Baik

0,10 4 0,40

3. Peluang Pasar Luar Negeri Masih Luas 0,11 4 0,44

4. Dukungan dari Pemerintah 0,09 3 0,27

5. Teknologi yang Semakin Maju 0,09 3 0,27

6. Tren Masyarakat ke Pola Konsumsi Produk Organik

0,12 4 0,48

Ancaman

1. Permintaan Konsumen Fluktuatif 0,09 2 0,18

2. Pengaruh Musim Hujan 0,09 2 0,18

3. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi

0,10 3 0,30

4. Persaingan Usaha yang Semakin Ketat. 0,12 3 0,36

Total 1,00 3,06

(7)

Nilai dari matriks IFE dan EFE digunakan sebagai input dalam matrik IE sehingga diketahui bahwa posisi KSU Jatirogo dalam industri gula semut berada diposisi II. Posisi II adalah posisi tumbuh, berkembang dan membina koperasi. Strategi yang dapat diterapkan adalah strategi integratif dan strategi intensif.

Alternatif Strategi Pengembangan Bisnis Gula Semut

Alternatif strategi yang sesuai dengan posisi KSU Jatirogo dalam industri gula semut antara lain: Strategi SO

Strategi SO dalam

pengembangan bisnis gula semut memanfaatkan kekuatan internal untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal

Meningkatkan kegiatan promosi Kegiatan promosi produk akan memudahkan masyarakat dalam mengenal gula semut. Koperasi Serba Usaha Jatirogo sebaiknya memanfaatkan internet sebagai media promosi. Strategi yang dapat dilakukan adalah membuat website yang memuat profil lengkap Koperasi Serba Usaha Jatirogo, prestasi, produk yang dihasilkan, kolom tanya jawab, dan tata cara memesan produk

Strategi ST

Strategi ST menggunakan kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal

Meningkatkan loyalitas petani KSU Jatirogo harus menunjukkan kinerja nyata agar petani gula kelapa memiliki kepercayaan terhadap KSU Jatirogo. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan secara konsekuen memenuhi

hak dan kebutuhan petani gula kelapa.

Membuat kontrak dengan pihak ketiga

Cara yang dapat dilakukan untuk membuat kontrak yang menguntungkan KSU Jatirogo adalah dengan mencantumkan periode kontrak, jumlah produk dan harga. Kontrak juga sebaiknya mencantumkan hukuman yang diterima apabila terjadi pelanggaran dari kesepakatan yang telah disetujui Meningkatkan daya saing produk Kualitas produk yang telah dimiliki harus dijaga dan ditingkatkan melalui pengawasan dari bidang penjamin kualitas. Kualitas yang baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan sehingga pelanggan bersedia membeli kembali produk KSU Jatirogo. Diversifikasi produk juga dapat meningkatkan daya saing produk.

Strategi WO

Strategi WO adalah strategi yang memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal

Meningkatkan jaringan

pemasaran

Langkah yang dapat dilakukan untuk menambah mitra pemasaran adalah dengan menjalin relasi dengan pihak lain disertai komitmen untuk saling mendukung. Koperasi harus selektif dan jeli dalam memilih mitra, sehingga kemitraan yang dibangun saling menguntungkan. Pemerintah terutama Dinas Koperasi berperan untuk merekomendasikan Koperasi Serba Usaha Jatirogo kepihak ketiga

(8)

Merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola bidang pemasaran

Kurangnya sumber daya manusia yang mengelola kegiatan pemasaran berdampak pada terhambatnya kegiatan pemasaran.. Pemasaran menjadi hal penting yang harus dikelola dengan baik ditengah persaingan yang semakin ketat. Agar koperasi memiliki sumber daya yang berkompeten dalam pemasaran, maka diperlukan penumbuhan kesadaran dan jiwa kewirausahaan pengelola koperasi.

Strategi WT

Strategi Weakness - Treaths

adalah strategi dengan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari kelemahan internal serta menghindari ancaman internal. Melakukan Reorganisasi Internal Reorganisasi internal dimaksudkan agar individu yang tidak bertanggung jawab dan kompeten dapat digantikan dengan individu yang lebih baik. Reorganisasi internal juga memungkinkan bertambahnya tenaga baru dalam struktur organisasi sehingga tidak ada pengelola yang memiliki jabatan ganda.

Prioritas Strategi Pengembangan Bisnis Gula Semut

Dipilih beberapa alternatif strategi dari analisis matriks SWOT yang dipertimbangkan pada analisis matriks IE. Strategi yang dipertimbangkan disesuaikan dengan sumberdaya, kemampuan dan potensi Koperasi Serba Usaha Jatirogo. Alternatif strategi yang sesuai adalah meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan daya saing produk dan

merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola pemasaran.

Strategi dengan Total Atracctive Score (TAS) terendah adalah adalah strategi meningkatkan kegiatan promosi dengan total daya tarik sebesar 4,35, Merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola bidang pemasaran berada di urutan kedua dengan total daya tarik sebesar 5,00. Strategi yang menjadi prioritas adalah strategi meningkatkan daya saing produk dengan total daya tarik sebesar 6,14. Daya saing produk dapat dilihat dari aspek mutu, harga jual, desain yang lebih menarik, hingga pada pelayanan purna jual yang terjamin. Koperasi Serba Usaha Jatirogo harus mengikuti inovasi baru untuk menunjang perbaikan dalam proses produksi sehingga dapat dihasilkan produk yang lebih memiliki daya saing dalam hal kualitas, desain produk,dan efisiensi produksi

SIMPULAN

Faktor kekuatan KSU Jatirogo: memiliki badan hukum, produk berkualitas, pasokan gula semut berkelanjutan dan terkoordinir, mampu menjaga stabilitas harga, memiliki bidang penjamin kualitas, melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan mutu SDM.

Kelemahan: partisipasi anggota kurang aktif, pengurus memiliki jabatan ganda, tingkat kemapuan SDM dan profesionalisme kurang, etos kerja pengurus rendah, pemasaran belum luas, lemahnya permodalan. Peluang: jumlah petani gula kelapa organik di kulon progo banyak, jaringan kerjasama dengan pendamping/ mitra terjalin baik, peluang pasar luar negeri masih luas, dukungan dari pemerintah, teknologi

(9)

yang semakin maju, tren masyarakat ke pola konsumsi produk organik. Ancaman: permintaan konsumen fluktuatif, pengaruh musim hujan, kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi, persaingan usaha yang semakin ketat. Posisi Koperasi Serba Usaha Jatirogo dalam industri gula semut berada pada sel II(tumbuh dan membina).

Alternatif strategi pengembangan bisnis gula semut Koperasi Serba Usaha Jatirogo berdasarkan analisis SWOT, antara lain meningkatkan kegiatan promosi, meningkatkan loyalitas petani gula kelapa, melakukan kontrak dengan buyer, meningkatkan jaringan pemasaran, merekrut anggota yang berkompeten untuk mengelola pemasaran, meningkatkan daya saing produk, dan melakukan reorganisasi internal. Strategi terbaik yang dapat diprioritaskan untuk diterapkan di Koperasi Serba Usaha Jatirogo adalah meningkatkan daya saing produk.

Koperasi Serba Usaha Jatirogo dalam mengembangkan bisnis gula semut organik, harus melakukan koordinasi internal untuk memperbaiki kelemahan internal dan tanggap terhadap semua peluang

serta ancaman yang ada. KSU Jatirogo harus meningkatkan daya saing melalui diversifikasi produk dan perbaikan mutu untuk mencapai keunggulan kompetitif. Koperasi harus menambah divisi pemasaran dalam struktur organisasinya.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2012. BPS Daerah Istiewa Yogyakarta.

David, F.R.2012. Strategic Mangement Terjemahan Dono Sunardi. Salemba Empat Jakarta.

Qonita, Aulia. 2012. Motivasi Kerja Utama Petani dalam Kemitraan dengan Pusat Pengolahan Kelap Terpadu di kabupaten Kulon Progo. Jurnal SEP. Vol IX(1):90-99

Mustaufik dan P. Haryanti. 2006.Evaluasi Mutu Gula Kelapa Kristal yang Dibuat dari Bahan Baku Nira dan Gula Kelapa Cetak.Laporan Penelitian.Peneliti Muda Dikti Jakarta.Jurusan Teknologi Pertanian Unsoed. Purwokerto.

(10)

Gambar

Tabel 2. Identifikasi Faktor-faktor Internal KSU Jatirogo
Tabel 5. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Referensi

Dokumen terkait

Sekalipun memiliki sejumlah keterbatasan tertentu, orang dengan disabilitas tetap memiliki insting hidup, termasuk di dalamnya sexual instinct, tidak terkecuali pada orang dengan

pengetahuan dari pakar atau sekelompok ahli, yang nantinya pengetahuan tersebut untuk akan digunakan untuk membangun sistem berbasis pengetahuan.  Akuisisi pengetahuan pasti

Dari uraian yang telah dikemukakan, novel Rahasia Meede layak untuk dikaji melalui studi poskolonial karena novel tersebut menyatakan ketegangan- ketegangan yang terjadi antara

Pengalaman petani di Amerika Serikat selama 12 tahun menunjukkan bahwa pertanian produk biotek- nologi dapat berdampingan baik dengan pertanian organik maupun pertanian

Memberikan pemahaman kepada kader posdaya dan masyarakat mengenai peran posdaya dalam pemberadyaan masyarakat dan pentingnya potensi lokal yang dimiliki masyarakat

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat, sehingga hal itu mempengaruhi dunia pendidikan, terutama dalam proses pembelajaran. Setiap siswa memiliki kemampuan

Akun Facebook ‘ Yusuf Mansur (Official)’ merupakan akun resmi yang berlabelkan dakwah dari Ustaz Yusuf Mansur dengan jumlah foollower lebih dari Tujuh Juta orang. Dalam

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa skenario 2 yang terdiri dari variabel kuantitas, kualitas dan kecepatan kerja mempunyai korelasi yang kuat