• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vida Ayu Sahara Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vida Ayu Sahara Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP

PELAKSANAAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

(Sensus Pada Dinas daerah Kota Tasikmalaya)

Vida Ayu Sahara 123403213

vidaayusahara500@yahoo.com

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komitmen organisasi, implementasi sistem pengendalian intern pemerintah dan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada dinas daerah Kota Tasikmalaya. Pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, pengaruh secara parsial maupun secara simultan komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus.Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, komitmen organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, implementasi sistem pengendalian intern pemerintah secara parsial berpengaruh positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah secara simultan berpengaruh positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

Kata Kunci : Komitmen Organisasi, Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

(2)

ABSTRACT

This research aims to find out about organizational commitment and implementation of the internal control system of government performance based budgeting at Tasikmalaya City regional organizations,organizations commitment effect towards implementation of the internal control system of government, The effect as partial although organizational commitment simultaneous implementation of the internal control system of government on performance based budgeting The research method with descriptive analysis with oncoming census.Analysis instrument using path analysis Result of the research show that: organizational commitment have a positive effect to implementation of the internal control system of government, partially, organizational commitment have a positive effect to performance based budgeting, partially, implementation of the internal control system of government have a positive effect to performance based budgeting, in simultaneously organizational commitment effect and implementation of the internal control system of government have a influence to performance based budgeting.

Keyword :organizational commitment, implementation of the internal control system of government, performance based budgeting.

PENDAHULUAN

Implementasi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, telah terjadi perubahan paradigm pemerintahan dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Dengan adanya perubahan tersebut maka konsekuensinya pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya agar lebih efisien, efektif, dan bertanggungjawab. Berdasarkan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 dan kemudian timbul hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang sehingga diperlukan pengelolaan keuangan Negara dengan cepat, tepat dan akurat dalam mencapai sasaran yang diinginkan dengan disertai perhatian dalam segi-segi efisiensi kehematannya.

Salah satu aspek dari pemerintah daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah maslaah pengelolaan keuangan daerah karena efektiifitas pengelolaan keuangan berarti tercapainya tujuan yang direncanakan dalam upaya pengembangan kapabilitas dan efektifitas pemerintah, efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan anggaran harus dipertimbangkan dalam dan di rencanakan. Agar rencana tersebut dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka perlu adanya komitmen organisasi.

Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana pegawai memihak pada organisasi dan tujuan-tujuannya yang terkadang mengacu pada sikap loyal pegawai, dimana bagi pegawai dengan komitmen organisasi tinggi maka akan berdampak pada pencapaian tujuan yang efektif dan efisien salah satu nya adalah implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, sebagai hasilnya

(3)

insentif yang cukup dibutuhkan untuk membangun perilaku agar sistem pengendalian intern pemerintah dapat tercapai.

Dalam peraturan pemerintah Nomo 60 Tahun 2008 tentang sistem pengendalian intern pemerintah dijelaskan bahwa SPIP yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, presiden selaku kepala pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern pemerintah dilingkungan pemerintahan secara menyeluruh sedangkan menteri keuangan selaku bendahara umum Negara menyelenggarakan sistem pengendalian intern di bidang perbendaharaan, menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran dan gubernur/bupati/walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah mengatur lebih lanjut dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern dilingkungan pemerintah daerah yang dipimpinnya.

Suatu pengendalian dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya, adanya implementasi sistem pengendalian intern pemerintah yaitu untuk mengatur pelaksanaan anggaran berbasis kinerja agar anggaran dipergunakan secara efektif dan efisien, salah satu kasus yang terjadi di Kota Tasikmalaya yang diungkap oleh DPRD Kota Tasikmalaya anggaran pendapatan dan belanja daerah mengalami defisit sebesar Rp. 33 miliar sebagaimana yang diketahui dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Palfon Proritas Anggaran Sementara (KUA PPAS) tahun 2016.

Anggara berbasis kinerja merupakan sebuah sistem pernecanaan yang akan dilakukan pemerintah dengan menetapkan tolok ukur kinerja sebagai pembanding dalam mencapai tujuan. (Wayan Suartana, 2012:1-3).

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah mengkaji mengenai komitmen organisasi, implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, dan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja diantaranya : Nopa Purnama (2009) yang mengemukakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, Ajeng Dewi Aulia (2015) komitmen organisasi dan penerapan sistem penegndalian intern pemerintah terhadap kinerja instansi pemerintah di OPD Kota Tegal berpengaruh positif.

Adapun Tujuan untuk Penelitian ini adalah :

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan komitmen organisasi, implementasi sistem pengendalian intern pemerintah, dan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Kota Tasikmalaya.

b. Pengaruh komitmen organisasi terhadap implementasi sistem pengendalian intern pemerintah pada Dinas Kota Tasikmalaya.

c. Pengaruh komitmen organisasi serta implementasi sistem pengendalian intern pemerintah secara parsial terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja pada Dinas Kota Tasikmalaya.

(4)

d. Pengaruh komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah secara simultan terhdap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalh metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analisis adalah suatu metode yang meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Mohammad Nazir, 2003:54).

OPERASIONAL VARIABEL

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel dimana variabel tersebut disesuaikan dengan judul penelitian yaitu : “pengaruh komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadpa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja (Sensus pada Dinas daerah Kota Tasikmalaya). Adapun variabel tersebut adalah :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Sebaliknya variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan dipengaruhi variabel lainnya. Berdasarkan judul diatas maka yang merupakan variabel bebasnya adalah komitmen orgaisasi dan implementasi sistem pengendaliana intern pemerintah.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Berdasarkan judul diatas, maka yang merupakan variabel terikatnya adalah pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan prosedur pengumpulan sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Resesrch)

Yaitu penelitian secara langsung pada objek penelitian dengan tujuan memperoleh data – data primer. Pengumpulan data – data primer tersebut dilakukan melalui :

a) Kuesioner, kuesioner adalah daftar isian terstruktur yang diajukan oleh penulis kepada responden yang berhubungan erat dengan topik permasalahan, kuesioner yang penulis ajukan kepada responden mengacu kepada indikator dari variabel independen maupun variabel dependen. b) Study Kepustakaan (Library Study)

Teknik ini dilaksanakan untuk memperoleh data – data sekunder guna mendukung data – data primer yang diperoleh selama penelitian. Dan sekunder ini diperoleh dari buku – buku serta referensi – referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian.

(5)

JENIS DATA

1. Data Primer

Yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari perorangan maupun dari sumber lain yang asli serta berhubungan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Adapun data primer berkenaan dengan informasi mengenai variabel yang akan diteliti yang diperoleh dari tangan pertama.

2. Data Sekunder

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur untuk melengkapi dan mendukung data yang dibutuhkan dalam penelitian.

TEKNIK ANALISIS DATA

Data mentah yang diperoleh dari jawaban responden terhadap instrumen penelitian (kuisioner) yang disebar harus diolah menjadi data baku, instrumen penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasi data kualitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan. Adapun perubahan instrumen meliputi:

1. Pendefinisian operasionalisasi variabel kedalam indikatornya 2. Menjabarkan indikator kedalam pernyataan

3. Pemberian skala pengukuran untuk setiap jawaban responden

Responden diminta untuk mengisi kuisioner yang dibuat secara terstruktur, didalamnya meliputi beberapa item pertanyaan yang disertai alternatif jawaban sesuai persepsi/ penilaian mereka. Satuan pengukuran yang digunakan adalah

scoring, yaitu pemberian nilai skor pada setiap alternatif jawaban yang disediakan

dalam pertanyaan dengan kategori jawaban yang bersifat tertutup terdiri atas 5 (lima) pilihan dengan menggunakan skala likert.

Untuk analisis kuantitatif maka pemberian skor untuk setiap item kuisioner dgunakan skala likert yang jumlahnya ganjil dengan nilai 1 sampai 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2007:132). Skala likert adalah skala yang dirancang untuk menguji apakah responden sangat tidak setuju (strongly disagree) atau sangat setuju (strongly agree) terhadap objek psikologis yang dinilainya (Sugiama, 2008:98).

UJI KUALITAS DATA

Uji Validitas Data

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk kuesioner, sehingga pengujian validitas yang digunakan berupa validitas isi (content validity). Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Nilai koefisien korelasi antara skor setiap item dengan skor total dihitung dengan korelasi product moment. Uji Reliabilitas Data

(6)

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurannya. Besarnya tingkat reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α).

PENGUJIAN HIPOTESIS

1). Menghitung koefisien determinasi 2). Pengujian faktor residu atau sisa

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis pada dinas daerah Kota Tasikmalaya sebagai berikut:

Tabel 1

Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Variabel

No Uraian Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori 1 Saudara merasa telah memberikan seluruh

kemampuannya untuk kepentingan dinas/organisasi agar mendukung pencapaian organisasi

11 x 5 = 55 48 Sangat Baik

2 Apakah saudara merasa nyaman dan bermanfaat bekerja didalam organisasi/dinas

11 x 5 = 55 51 Sangat baik

3 Bahwa tujuan saudara selaras dengan tujuan organisasi

11 x 5 = 55 50 Sangat baik 4 Masa kerja dan masa jabatan dapat

memungkinkan keluar dari organisasi

11 x 5 = 55 47 Sangat baik 5 Pegawai bawasannya mematuhi segala

peraturan yang telah ditetapkan atau telah disepakati

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

6 Pegawai mempunyai kewajiban dalam hal untuk dapat menjaga rahasia organisasi/dinas

11 x 5 = 55 46 Sangat baik

Jumlah 291

Sumber : Data yang telah diolah

Nilai tertinggi dari keunggulan kompetitif : 11 x 5 x 6 = 330 Nilai terendah dari keunggulan kompetitif : 11 x 1 x 6 = 66 Nji = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Z Kriteria Pertanyaan

Jadi batas klasifikasi adalah = 330−66

5 = 52,8 = 53

Sehingga klasifikasi penilaiannya sebagai berikut: Nilai 88 – 158 Sangat Buruk

Nilai 159 – 229 Buruk Nilai 230 – 300 Kurang Baik Nilai 301 – 371 Baik

(7)

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari tanggapan responden mengenai komitmen organisasi pada dinas daerah kota Tasikmalaya adalah sebesar 330. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa komitmen organisasi menunjukkan klasifikasi baik. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi penilaian untuk setiap indikator komitmen organisasi secara umum menunjukkan nilai yang tinggi. Artinya, dinas di daerah Kota Tasikmalaya memiliki komitmen yang baik untuk menjalankan tugas organisasi/dinas.

Tabel 2

Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai Variabel Implementasi sistem pengendalian intern pemerintah

No Uraian Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori 1 Bahwa struktur organisasi dapat

memenuhi kebutuhan dinas atas fungsi dan tanggungjawab

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

2 Pegawai yang terpilih untuk menduduki suatu jabatan telah memiliki pengetahuan keahlian, dan kemampuan yang diperlukan

11 x 5 = 55 43 Sangat baik

3 Pimpinan menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya

11 x 5 = 55 43 Sangat baik

4 Pimpinan instansi pemerintah harus memiliki sikap yang selalu mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan dan menerapkan manajemen berbasis kinerja

11 x 5 = 55 46 Sangat baik

5 Pimpinan mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP, antara lain pencatatan dan pelaporan keuangan sistem manajemen informasi, pengelolaan pegawai dan pengawasan baik intern maupun ekstern

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

6 Menyusun dan menerapkan aturan prilaku serta kebijakan lain yang berisi tentang standar prilaku etis, praktik yang dapat diterima dan praktik yang tidak dapat diterima termasuk benturan kepentingan guna penegakan integritas dan nilai etika di lingkungan unit kerjanya

11 x 5 = 55 46 Sangat baik

7 Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian tujuan instansi pemerintah

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

8 Adanya uraian yang tepat dan jelas mengenai pendelegasian

11 x 5 = 55 47 Sangat baik

9 Penegakan etika dan integritas ini sebaiknya dinyatakan dalam bentuk peraturan tertulis seperti kode etik dan peraturan kepegawaian

11 x 5 = 55 42 Sangat baik

10 Pengawasan intern diperlukan untuk memberikan peringatan dini,

(8)

meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko serta memelihara dan meningkatkn kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah

11 Pada era globalisasi ini tidak satupun unit kerja atau organisasi yang dapat mencapai tujuan tanpa melakukan hubungan kerja dengan unit kerja yang lain

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

12 Pimpinan harus mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko tidak tercapainya tujuan

11 x 5 = 55 51 Sangat baik

13 Pimpinan harus mengambil langkah-langkah untuk mnekan bahwa terjadinya risiko

11 x 5 = 55 50 Sangat baik

14 Laporan kinerja instansi pemerintah perlu dilakukan karena untuk mengetahui kemampuan setiap instansi pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi

11 x 5 = 55 47 Sangat baik

15 Strategi pembinaan sumber daya manusia sangat penting diarahkan agar mampu berfungsi memenuhi tuntutan kerja, perkembangan teknologi dan perkembangan pembangunan

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

16 Pengendalian sistem informasi masih efektif dilakukan karena untuk mencegah ancaman dan gangguan terhadap sistem informasi akuntansi

11 x 5 = 55 46 Sangat baik

17 Adanya pedoman teknis pengendalian intern guna mewujudkan pengendalian fisik atas aktiva

11 x 5 = 55 47 Sangat baik

18 Ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi mengacu pada ukuran kinerja yang secara langsung

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

19 Pemisahan fungsi pencatatan sangat penting dilakukan agar informasi akuntansi yang dihasilkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

20 Bahwa transaksi atas kejadian harus di otorisasi oleh pejabat yang berwenang

11 x 5 = 55 47 Sangat baik

21 Adanya dokumen yang memadai atas kebijakan dan prosedur yang mendorong pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi kejadian

11 x 5 = 55 51 Sangat baik

22 Kebijakan umum tertulis atas pembatasan akses sumber daya dan pencatatannya, hanya diberikan kepada pegawai yang berwenang

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

23 Adanya penyecekan independen atas akuntanbilitas sumber daya dan dokumentasi

11 x 5 = 55 50 Sangat baik

24 Pencatatan yang akurat didukung dengan bukti transaksi dan dokumentasi

(9)

pencatatan sehingga menghindarkan kesalahpahaman

25 Informasi yang relevan, andal dan tepat waktu menghindarkan kesalahpahaman sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi akan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

26 Sistem informasi dapat dikelola dan diperbaharui sehingga akan mendukung informasi yang relevan, tepat waktu dan andal

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

27 Pimpinan harus secara terus-menerus memberikan penilaian tentang efektivitas terjadinya sistem pengendalian intern pemerintah

11 x 5 = 55 51 Sangat baik

28 Internal audit melakukan penilaian terhadap efektivitas dan melaporkan kepada pimpinan

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

29 Adanya tindak lanjut temuan-temuan tentang efektivitas pengendalian internal yang ada

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

Jumlah 1374

Sumber : Data yang telah di olah.

Nilai tertinggi dari keunggulan kompetitif : 11 x 5 x 29 = 1.595 Nilai terendah dari keunggulan kompetitif : 11 x 1 x 29 = 319 Nji = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Z Kriteria Pertanyaan

Jadi batas klasifikasi adalah = 1.595−319

5 = 255,2 = 255

Sehingga klasifikasi penilaiannya sebagai berikut: Nilai 88 – 158 Sangat Buruk

Nilai 159 – 229 Buruk Nilai 230 – 300 Kurang Baik Nilai 301 – 371 Baik

Nilai 372 – 442 Sangat Baik

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari tanggapan responden mengenai komitmen organisasi pada dinas daerah kota Tasikmalaya adalah sebesar 1.595. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa implementasi sistem pengendalian intern pemerintah menunjukkan dalam klasifikasi sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi penilaian setiap indikator sistem pengendalian intern pemerintah secara umum menunjukkan nilai yang sangat tinggi. Artinya, dinas di daerah Kota Tasikmalaya memiliki pengendalian intern yang sangat baik untuk menilai pelaksanaan anggaran yang ada di dinas daerah Kota Tasikmalaya.

(10)

Tabel 3

Rekapitulasi Tanggapan Responden mengenai variabel pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

No Uraian Skor yang

ditargetkan

Skor yang diperoleh

Kategori 1 Apakah anggaran yang telah ditetapkan

menyajikan tujuan, saran dan informasi yang jelas

11 x 5 = 55 52 Sangat baik

2 Anggota masyarakat mempunyai hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses anggaran karena menyangkut aspirasi dan kepentingan masyarakat

11 x 5 = 55 50 Sangat baik

3 Penggunaan setiap pos anggaran harus sesuai dengan kegiatan atau proyek yang diusulkan

11 x 5 = 55 51 Sangat baik 4 Realisasi belanja tidak boleh melebihi jumlah

anggaran belanja yang telah ditetapkan

11 x 5 = 55 46 Sangat baik 5 Jika dikaitkan dengan dinas, masyarakat dapat

memperoleh fasilitas secara adil

11 x 5 = 55 51 Sangat baik 6 Penyusunan anggaran harus tepat waktu, tepat

guna dan dapat dipertanggungjawabkan

11 x 5 = 55 48 Sangat baik 7 Dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan

sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan dan kesejahteraan yang maksimal

11 x 5 = 55 49 Sangat baik

8 Perencanaan alokasi biaya dalam penyusunan anggaran mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

9 Anggaran pendapatan merupakan anggaran yang terukur sedangkan anggaran belanja merupakan batas tertinggi yang dianggarkan

11 x 5 = 55 48 Sangat baik

Jumlah 443

Sumber : Data yang telah diolah

Nilai tertinggi dari keunggulan kompetitif : 11 x 5 x 9 = 495 Nilai terendah dari keunggulan kompetitif : 11 x 1 x 9 = 99 Nji = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑇𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Z Kriteria Pertanyaan

Jadi batas klasifikasi adalah = 495−99

5 = 79,2 = 79

Sehingga klasifikasi penilaiannya sebagai berikut: Nilai 88 – 158 Sangat Buruk

Nilai 159 – 229 Buruk Nilai 230 – 300 Kurang Baik Nilai 301 – 371 Baik

Nilai 372 – 442 Sangat Baik

Dengan demikian bahwa nilai yang diperoleh dari tanggapan responden mengenai komitmen organisasi pada dinas daerah kota Tasikmalaya adalah sebesar 495. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja menunjukkan dalam klasifikasi yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi penilaian setiap indikator anggaran berbasis kinerja secara umum menunjukkan nilai yang sangat tinggi. Artinya, dinas di daerah Kota

(11)

Tasikmalaya dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja telah dilaksanakan dengan sangat baik.

Pengaruh Komitmen organisasi secara parsial terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

Untuk melihat pengaruh secara parsial komitmen organisasi terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, maka dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 adalah sebesar 0,322 atau 32,2%. Hal ini menunjukkan hubungan positif antara komitmen organisasi terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukkan besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja yakni sebesar 0,033 atau 3,3% dan sisanya sebesar 0,967 atau 96,7%.

Pengaruh secara parsial implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

Untuk melihat pengaruh secara parsial implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, maka dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang diperoleh dari hasil perhitungan SPSS versi 16 adalah sebesar 0,566 atau 56,6%. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

Sedangkan koefisien determinasinya menunjukkan besarnya pengaruh komitmen organisasi terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja yakni sebesar 0,095 atau 9,5% dan sisanya sebesar 0,691 atau 69,1%.

Pengaruh secara simultan komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja

Dari hasil penelitian ini diperoleh R antara komitmen organisais dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadpa pelaksanaan anggaran berbasis kinerja sebesar 0,775 artinya hubungan positif komitmen organisasi, implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,602 atau 60,2% hal tersebut menunjukkan pengaruh total dengan nilai residu sebesar 39,8%.

PENUTUP SIMPULAN

Beradasrkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Komitmen organisasi hubungan positif terhadap implementasi sistem pengendalian intern pemerintah di Dinas daerah Kota Tasikmalaya.

(12)

b. Komitmen organisasi hubungan positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

c. Implementasi sistem pengendalian intern pemerintah hubungan positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

d. Komitmen organisasi dan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah hubungan positif terhadap pelaksanaan anggaran berbasis kinerja.

SARAN

Berdasarkan hasil pembahan dan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan Dinas yang berda di daerah Kota Tasikmalaya. Adapaun saran tersebut adalah sebagai berikut :

a. bagi Dinas dan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang penulis peroleh dari hasil jawaban responden mengenai komitmen organisasi pada umumnya sudah dijalankan oleh dinas daerah Kota Tasikmalaya, akan tetapi ada sebagian Dinas di Kota Tasikmalaya yang belum menetapkan secara maksimal komitmen organisasi. Dinas Kota Tasikmalaya agar meningkatkan sosialisasi dan pelatihan rutin bagi pimpinan maupun staff mengenai penganggaran keuangan daerah agar implementasi sistem pengendalian intern pemerintah dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga anggaran keuangan daerah dapat dipergunakan secara efektif dan efisien yang sesuai dengan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja memahami format teknis yang merujuk pada perundang-undangan.

b. bagi peneliti selanjutnya

penelitian dapat dilakukan pada ruang lingkup yang lebih menyeluruh dan mendalam karena penelitian ini hanya dilakukan di Dinas Daerah Kota Tasikmalaya.

Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk eneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pelaksanaan anggaran berbasis kinerjaa seperti etika kerja, motivasi kerja dan gaya kepemimpinan sehingga hasil penelitian tersebt dapat diperbandingkan dengan hasil penelitian penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Sabeni, Imam Gozali. 1995. Pokok-pokok Akuntansi Pemerintahan. Edisi 4. Yogyakarta. BPFE.

Ajeng Dewi Aulia. 2015. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Penerapan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah terhadap Kinerja Instansi Pemerintah.

Skripsi jurusan Akuntansi.

(13)

Bastian. 2006. Anggaran Berbasis Kinerja. Edisi 2. Semarang

Dadang Suwanda, Dallibas, 2010. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Edisi 3 Semarang.

E, Koeswara. 2000. “Menyongsong Pelaksanaan Otonomi Daerah Berdasarkan

UU No 22 Tahun 1999”, Analisis CSIS, No 1 Tahun XXIX.

Ferry Laurensius Sihalolo dan Abdul Halim. 2005. Pengaruh Faktor-Faktor

Rasional, Politik Dan Kultur Organiasasi Terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja Instansi Pemerintah. Simposiun Nasional Akuntansi

(SNA) Solo VIII. 774-790.

Fitriani. 2014. Pengaruh Independensi auditor dan komitmen organisasi

Terhadap kinerja auditor pemerintah. Skripsi Jurusan Akuntansi

Universitas Widyatama. Fakultas Ekonomi.

Friska Indriyani Yulia. 2015. Pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja

Terhadap akuntanbilitas kinerja dengan komitmen organisasi. Skripsi

Jurusan Akuntansi

Universitas Jambi. Fakultas Ekonomi.

Ghozali. 2002. Tentang Rencana-rencana Pemerintah untuk Menerapkan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah. Edisi 4. Semarang.

Griffin. 2000. Komitmen Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Gunawan Cahyaningrat. 2006. Pengaruh Profesionalisme dan Komitmen

Organisasi terhadap Kinerja Internal Auditor. Skripsi

Jurusan Akuntansi.

Universitas di Ponegoro. Fakultas Ekonomi.

Haryanto dkk. 1997. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Haspiarti. 2012. Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Undang-undang Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2002 tentang Sistem Pengendalian

(14)

Wayan Suartana. 2012. Komitmen organisasi. Surabaya : Cakra Buana. Wrihatnoro Randi. 2010. Anggaran Berbasis Kinerja. Semarang : Gemilang.

Referensi

Dokumen terkait

TULISKAN “K" DI KOLOM 1 PADA KALENDER BULAN TERAKHIR UNTUK KEHAMILAN YANG BERAKHIR DENGAN KEGUGURAN, "A" UNTUK KEHAMILAN YANG BERAKHIR DENGAN DIGUGURKAN,

Auditee Audit Internal Mutu, yaitu Audit sistem dan kepatuhan terkait implementasi capaian visi, misi, tujuan dan sasaran (VMTS) untuk Unit auditee dan sub auditee UPT

Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan mengenai bentuk konflik sosial oleh Coser yang dialami oleh

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini menggunakan tema ”Analisis Perbedaan Faktor Kredibilitas, Minat Beli, dan Kelas Produk

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING LANGKAH KAKI DENGAN SENSOR MPU6050 BERBASIS ANDROID beserta seluruh isinya

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang Tahun 2015..

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh disiplin kerja, kompensasi, dan stres kerja terhadap kepuasan kerja, hal ini mendukung hipotesis pertama,