• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 1 LAPORAN SOSIALISASI

HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013

I. PENDAHULUAN

Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan oleh Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tanggal 30 Mei di Swiss-belhotel Kendari.

Sosialisasi tersebut dihadiri oleh sekira 100 peserta yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi yang berada di kota Kendari. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dipaparkan 4 topik yaitu: (i) Rencana Isu Konferensi Tingkat Menteri WTO ke - IX 2013 yang disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Multilateral; (ii) Perkembangan Posisi Indonesia Pada Sektor Jasa Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang disampaikan oleh Kasubdit Jasa Transportasi dan Logisitik Direktorat Perundingan Perdagangan Jasa; (iii) Indonesia Menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yang disampaikan oleh Kasubdit Mitra Dialog I Direktorat Kerja Sama ASEAN; dan (iv) Perdagangan Internasional (Peluang atau Tantangan Terhadap Perekonomian Indonesia) yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Sulawesi Tenggara.

II. PEMBAHASAN

1. Rencana Isu Konferensi Tingkat Menteri WTO ke - IX 2013

Pada paparan ini disampaikan keputusan General Council WTO yang telah memutuskan Indonesia sebagai tuan rumah KTM IX WTO pada tanggal 3-6 Desember 2013 di Bali. Adapun beberapa isu yang akan menjadi isu pada KTM IX WTO antara lain:

(2)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 2 - Menciptakan suatu regulasi untuk terwujudnya kerja sama yang efektif dan harmonis antar Negara Anggota WTO khususnya sektor kepabeanan serta instansi yang berwenang lainnya di bidang Fasilitasi Perdagangan.

- Mewujudkan iklim perdagangan yang kondusif dengan mengurangi hambatan – hambatan di sektor arus lalu lintas ekspor – impor. - Memberikan dukungan bantuan teknis serta capacity building bagi

Negara – Negara berkembang dan LDC’s dengan menjunjung semangat Special and Differential Treatment (S&DT).

b. Least developed countries (LDCs’ package) yang merupakan upaya negara LDCs untuk menembus akses pasar negara anggota WTO. LDCs Pertama kali disampaikan pada Ministerial Conference 8 Desember 2011, yang sebelumnya sudah dalam sidang informal Trade Negotiation Committee (TNC) pada bulan Mei 2011 bahwa KTM WTO 8 dapat menjadikan beberapa LDCs isu menjadi early harvest. LDCs package mencakup antara lain: (i) Duty free-quota free; (ii) Rules of Origin under Duty Free Quota Free; (iii) The LDCs Services waiver; dan (iv) Cotton

c. Tariff Rate Quota (TRQ) merupakan kebijakan perdagangan untuk membatasi masuknya impor produk tertentu dengan cara menerapkan tingkat tarif yang lebih rendah atau nol untuk produk impor dalam kuantitas tertentu (in-quota tariff) dan penerapan tingkat tarif yang lebih tinggi untuk volume di atas kuota (out-quota tariff). Indonesia merupakan salah satu anggota yang memiliki komitmen TRQ atas produk milk and cream of fat and its product dan rice. Mengingat Indonesia menerapkan applied tariff impor atas produk tersebut lebih rendah dari in quota tarif, maka Indonesia tidak memiliki TRQ underfill. Bahkan Indonesia telah memberikan akses pasar yang lebih besar dari yang dikomitmenkan untuk produk beras dan milk.

d. Public stockholding for Food Security

Negara Berkembang (G-33) menginginkan pengecualian atau perlakuan berbeda (S&DT) yang diberikan kepada negara berkembang bahwa pemerintah dapat melakukan: (i) Pembelian stok pangan dengan tujuan

(3)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 3 mendukung produsen berpendapatan rendah (low income and poor resources producers/petani miskin); dan (ii) Pemerintah dapat melakukan dukungan dalam rangka farmer settlement, program land reform, pembangunan pedesaan dan keamanan penghidupan desa (melalui pengecualian reduction dalam perhitungan komitmen subsidi dalam Domestic Support yang trade distorting).

e. Information Technology Agreement (ITA)

AS dan EU menyampaikan proposal ITA Expansion (ITA II), yang memperluas cakupan produk ITA dalam ITA I. Posisi Indonesia belum berminat untuk berpartisipasi dalam ITA II karena perkembangan yang ada dari ITA I tidak menunjukkan adanya pertumbuhan industri Information and Communications Technology (ICT) di Indonesia.

f. Strategi Pemerintah

Indonesia akan menjembatani beberapa negara key players untuk isu deliverables pada KTM WTO sebagai isu yang “balance” menguntungan bagi negara berkembang dan negara maju.

2. Perkembangan Posisi Indonesia Pada Sektor Jasa Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Paparan diawali dengan penyampaian Peranan Jasa dalam Perdagangan Internasional sebagai bidang yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan bidang lainnya. Selanjutnya secara umum dipaparkan mengenai esensi GATS, dengan salah satu concern terletak pada adanya kesulitan yang ditemui dalam melakukan perundingan jasa secara multilateral karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota yang mempengaruhi kemampuan suatu negara dalam menghasilkan peraturan/kebijakan dan cara pandangnya. Adapun untuk perundingan perdagangan jasa di ASEAN dipaparkan mengenai prinsip dasarnya yaitu legally binding, GATS Plus. Liberalisasi jasa pada kerangka ASEAN dilakukan melalui putaran negosiasi di bawah Coordinating Committee on Services (CCS). ASEAN memfasilitasi free flow of services, penyusunan saling pengakuan kualifikasi tenaga kerja profesional (mutual recognition

(4)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 4 arrangements). Adapun perkembangan pada perundingan ASEAN antara lain: (i) ASEAN telah menyelesaikan delapan Paket Komitmen AFAS sampai dengan tahun 2012, dengan 80 subsektor jasa telah diintegrasikan; dan (ii) Saat ini negara-negara ASEAN telah memasuki Paket Komitmen AFAS ke-9 dengan 104 subsektor yang akan diintegrasikan. Sebagai penutup, pembicara juga menyampaikan tantangan persaingan harus dihadapi dan peluang yang harus mampu dimanfaatkan dalam menghadapi persaingan global maupun regional.

3. Indonesia Menuju ASEAN Economic Community (AEC) 2015

Pada paparan ini disampaikan beberapa hal terkait dengan kesiapan Indonesia menghadapi AEC serta peluang dan tantangan yang dihadapi oleh Indonesia antara lain:

a. Bahwa setiap negara membutuhkan dan pasti melakukan hubungan dengan negara lain, baik politik maupun ekonomi.

b. ASEAN terbentuk didasarkan karena rasa kebersamaan tentang perlunya kestabilan politik dan keamanan di wilayah Asia Tenggara. Namun hal tersebut tidak cukup, sehingga cakupan dari tujuan pembentukan ASEAN diperluas untuk bagaimana bisa menyejahterakan penduduk di wilayah Asia Tenggara, yaitu dengan memberdayakan ekonomi.

c. Proses integrasi ekonomi telah dimulai sejak tahun 1977 pada saat FTA disepakati dan visi Masyarakat Ekonomi ASEAN 20120 disepakati pada saat Bali Concord 2003 dan pada tahun 2007 pencapaian visi dipercepat menjadi 2015.

d. Ada empat aspek perekonomian dalam MEA yang akan diintegrasikan yaitu bahwa ASEAN Harus menjadi pasar dan basis produksi tunggal, kawasan yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan kawasan yang terintegrasi dengan perekonomian dunia.

e. Untuk mempersiapkan dalam menghadapi MEA, masyarakat diharapkan dapat mempersiapkan diri, terutama dalam hal

(5)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 5 meningkatkan kemampuan atau skill dan kompetensi dari masing-masing individu.

f. Bahwa dengan adanya MEA ini, akan membawa beberapa peluang dan manfaat, diantaranya bahwa dengan MEA akan mendorong investasi ke dalam negeri, karena investasi sangat penting untuk pertumbuhan perekonomian. Selain itu dengan adanya pasar tunggal dalam MEA, akan membuat orang untuk membuka usaha.

g. Namun di luar itu semua, tentunya kita juga memiliki beberapa masalah dalam negeri dalam menghadapi MEA, namun dalam masalah-masalah tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan bahwa Indonesia tidak siap menghadapai MEA, karena pemerintah sudah mempunyai beberapa strategi untuk mengatasi masalah-masalah dalam negeri, di antaranya yaitu: perbaikan infrastruktur fisik (transportasi, telekomunikasi, jalan tol dan retrukturisasi serta revitalisasi), peningkatan iklim usaha yang kondusif, reformasi kebijakan, reformasi kelembagaan, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.

4. Perdagangan Internasional (Peluang atau Tantangan Terhadap Perekonomian Indonesia)

Pada paparan ini disampaikan beberapa hal terkait teori mengenai perdagangan internasional dan faktor penyebab terjadinya perdagangan internasional. Alasan untuk melakukan perdagangan luar negeri antara lain: (i) Untuk memperoleh barang atau sumber daya yang tidak dapat dihasilkan di dalam negeri; (ii) Untuk meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja dalam negeri; (iii) Untuk memperluas pasar produk dalam negeri; (iv) Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya di dalam negeri; (v) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi; dan (vi) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun Peluang dan Tantangan Indonesia dalam Perdagangan Internasional antara lain: (i) Memiliki jumlah penduduk besar; (ii) Memiliki banyak sumber daya, terutama sumber daya alam. (iii) Jumlah pengusaha dan industri masih terbatas, terutama yang berorientasi ekspor. (iv) Masalah infrastruktur,

(6)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 6 energi, dan air bersih; (v) Penguasaan dan penerapan teknologi masih rendah; dan (vi) Adanya berbagai kesepakan dalam perdagangan internasional (antar negara dan kawasan). Sebagai penutup, pembicara juga menyampaikan kondisi perekonomian di Sulawesi Tenggara.

III. DISKUSI TANYA JAWAB Pertanyaan:

a. Ferry Fadli, Fakultas Ekonomi-Universitas Muhammadiyah Kendari: (i) Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki sumber daya alam yang melimpah, khususnya barang tambang yang sudah banyak diekspor ke manca negara. Namun kenapa kondisi masyarakatnya masih terlihat kurang sejahtera. Sehingga ada kesan yang kaya hanya pengusaha dan pemerintahnya saja; (ii) Diharapkan penambahan seminar atau workshop yang menyajikan kiat-kiat apa saja yang harus dilakukan mahasiswa untuk menghadapi pasar bebas dan materi kewirausahaan.

b. Mustar, Fakultas Ekonomi-Universitas Haluoleo: (i) Bagaimana posisi Provinsi Sulawesi Tenggara dalam menyikapi perdagangan internasional; (ii) Bagaimana dampak ekonomi dari kerja sama perdagangan internasional, apakah akan membawa keuntungan atau kerugian.

c. Laode Arifin, Fakultas Hukum-Universitas Haluoleo: Apakah wujud nyata dari hasil sosialisasi yang telah dilakukan pemerintah.

d. Nuraini, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik-Universitas Haluoleo: Sejauh mana peran pemerintah dalam perdagangan internasional, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Sedangkan jika ditilik dari kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang masih serba kekurangan dan angka kemiskinan yang semakin tinggi.

e. Heriyanti, Fakultas Hukum-Universitas Haluoleo: (i) Akan sangat banyak unsur-unsur asing masuk ke Indonesia ketika penerapan AEC 2015, khususnya Jasa advokat atau pengacara, hal ini akan meningkatkan kompetisi di sektor jasa tersebut (ii) Jika dilihat dari perjanjian internasional Indonesia

(7)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 7 harus membuka pasarnya untuk investor asing tanpa adanya perbedaan perlakuan, namun demikian pemerintah juga berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melindungi investor dalam negeri.

f. Kadar, Fakultas Ekonomi-Universitas Haluoleo: (i) Indonesia adalah negeri agraris, namun kenapa kebijakan terhadap sektor pertaniannya tidak seperti negara maju; (ii) Sulawesi Tengara ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Namun dalam penerapannya pemerintah kurang melakukan investasi di sektor hilir. Hal ini mengakibatkan barang tambang dari Sulawesi Tenggara di ekspor dalam bentuk mentah yang tentunya tidak membantu ekonomi masyarakat di kawasan tersebut.

Jawaban:

a. Terkait peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Gerakan kewirausahaan yang akan meningkatkan SDM sebenarnya sudah menjadi agenda pemerintah. Untuk itu peran perguruan tinggi adalah mendirikan suatu unit pelatihan atau pengembangan kewirausahaan yang dana operasionalnya dianggarkan oleh pemerintah. Selain itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk membangun pengetahuan masyarakatnya terhadap pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Untuk itulah peran dari Kementerian Koordinator Perekonomian untuk mengoordinir persiapan-persiapan yang perlu dilakukan masyarakat Indonesia dalam menyongsong MEA tersebut.

b. Terkait akses informasi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan informasi terkait hal tersebut. Namun khusus untuk sosialisasi, saat ini Pemerintah hanya melakukannya dengan bekerja sama dengan Disperindag Provinsi. Jika pihak akademisi memerlukan seminar atau workshop terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN yang lebih terperinci lagi, maka dapat menghubungi Pusat Hubungan Masyarakat Kementerian Perdagangan. Melalui sosialisasi, pemerintah dapat mengetahui sektor mana yang perlu ditingkatkan dan yang perlu dikembangkan, yang kemudian dituangkan dalam kebijakan-kebijakan yang akan melindungi sektor tersebut dari efek negatif perjanjian perdagangan

(8)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 8 internasional. Terkait informasi akses pasar, masyarakat dapat menghubungi Atase Perdagangan atau Kepala ITPC Kementerian Perdagangan ataupun menghubungi Kedutaan Besar di negara tersebut.

c. Terkait dengan daya saing Provinsi Sulawesi Tenggara terhadap perdagangan internasional. Dari data ekspor, terlihat bahwa Provinsi Sulawesi Tenggara banyak mengekspor barang tambang dalam bentuk mentah atau ore. Dari struktur pendapatan adalah 45% bersumber dari pertanian dan 44% dari Jasa, sektor industri hanya 11%. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil sumber daya alam tidak direspons oleh industri pengolahan, sehingga proses transformasi ekonomi tidak berjalan seperti di negara maju. Komoditi andalan Provinsi Sulawesi Tenggara seperti Kakao dan Mete banyak diekspor melalui pelabuhan provinsi lain terutama Makassar dan Surabaya. Hal ini adalah tugas pemerintah daerah yang harus menyediakan infrastruktur yang dapat mendistribusikan komoditi dan industri yang dapat mengolah bahan mentah. Pemerintah pusat dalam hal ini juga telah menerbitkan peraturan yang melarang ekspor barang mentah. Sehingga akan mendorong peningkatan sektor hilir, kesempatan kerja dan nilai tambah suatu barang. Termasuk juga membangun UKM, saat ini Kemenko Perekonomian sudah membangun inkubator wirausaha untuk meningkatkan daya saing dari UKM. Untuk subsidi pertanian yang dapat meningkatkan daya saing. Di dalam WTO subsidi sebenarnya sudah dikategorikan, seperti Green Box (subsidi yang diperbolehkan), Amber Box (subisidi yang mendistorsi perdagangan, namun harus diturunkan secara bertahap), Red Box (subsidi yang dilarang). Untuk itulah negara-negara maju akan menurunkan subsidi pertaniannya secara bertahap karena akan mendistorsi perdagangan.

d. Terkait akan banyaknya para pelaku bisnis asing yang masuk. Kesepakatan perdagangan internasional mengharuskan Indonesia memperlakukan investor tanpa ada diskriminasi. Untuk itu jika ada sektor jasa yang mengalami tekanan dari asing, maka masyarakat dapat menggugat pemerintah. Selain itu sebenarnya dalam kesepakatan perdagangan telah dibuat Daftar Negatif Investasi, disitulah sektor-sektor yang tidak boleh dimasuki oleh asing

(9)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 9 ditetapkan. Namun,kita juga tidak perlu khawatir dengan asing, karena kita bicara jasa, yang lebih banyak commercial present-nya daripada investasi, di mana bentuk usaha itu harus dalam Perseroan Terbatas sehingga kepemilikannya dibatasi atau tidak 100%.

e. Terkait perluasan akses pasar. Pemerintah dalam melakukan hubungan dagang internasional melakukannya melalui dua jalur yaitu pasar tradisional dan nontradisional. Namun terkait kondisi ekonomi dunia yang sedang turun maka pemerintah selalu meningkatkan akses pasar di pasar nontradisional. Melalui misi dagang dan pameran produk Indonesia akan semakin dikenal diseluruh dunia.

IV. PENUTUP

Guna mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan, telah dilakukan penyebaran kuesioner kepada para peserta. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 70 kuesioner yang telah diisi dengan baik, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pemahaman peserta sosialisasi di Kota Kendari adalah 79%.

Dalam seminar, para peserta seminar mengharapkan pemerintah dapat lebih mengedepankan kepentingan ekonomi dalam negeri dahulu, serta memperbanyak Seminar atau Workshop yang dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya seperti Pelatihan Berwirausaha. Hal ini diharapakan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia ketika AEC mulai diberlakukan secara resmi.

(10)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 10 Foto Kegiatan Sosialisasi di Kendari

(11)

Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Kendari 11 Foto Kegiatan Sosialisasi di Kendari

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan pada siswa kelas VI sekolah dasar terhadap proses pembelajaran sistem koordinat yang selama ini diterapkan, maka

Padu padan antara permasalahan yang terjadi pada masyarakat dan potensi yang ada di Desa Balun menjadi suatu solusi pada pembelajaran nilai toleransi peserta didik dengan paket

Penjadwalan kerja pada perusahaan dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu metode penambahan jam kerja lembur dan metode penambahan tenaga kerja (Baroto, 2002; Nasution,

Melaksanakan penjadualan kegiatan pemungutan, meliputi penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) kepada Wajib Pajak, pentahapan realisasi jumlah penerimaan

TOPI TUDUNG DARI BAMBU TOPI TUDUNG 1 344 GILING PADI ROHIBI SINDANG PANON 03 05 ROHIBI PENGGILINGAN PADI BERAS 1 345 KUSEN NASAN SINDANG PANON 03 05 NASAN MEMBUAT KUSEN, PINTU.

Dosen Tetap Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi (PENJASKESREK) Dosen Tetap Jurusan Ilmu Pendidikan... NO NIDN NAMA DOSEN NIP GOL JABATAN

Scraver , yang digunakan untuk membersihkan air yang telah bercampur dengan oli dan scale (lapisan/kerak yang ada di permukaan billet setelah melalui proses burning ),

POLITICAL QUESTION DALAM CONSTITUTIONAL REVIEW : STUDI TERHADAP PERKARA PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF.. THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST