• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 05 April 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 05 April 2009"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36. Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Minggu, 05 April 2009

Pada hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Minggu, 05 April 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporka

n

informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Bencana Banjir Bandang di Tangerang Provinsi Banten dan di Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. (Laporan Perkembangan)

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Banjir Bandang

2. Waktu Kejadian : 27 Maret 2009, pukul 04.30 WIB 3. Lokasi Kejadian : Ciputat, Tangerang di Prov. Banten

4. Penyebab : Hujan deras sejak pukul 02.30 WIB menyebabkan tanggul Situ Gintung jebol karena tidak mampu menahan debit air.

1

2

Posko Induk ( Univ. Muhamadiyah) Posko Tambahan ( STIE Ahmad Dalan)

LOKASI PENAMPUNGAN BARU WISMA KERTA MUKTI CIPUTAT

(2)

B. Kondisi Mutakhir 1. Korban

o Meninggal : 100 orang o Hilang : 14 orang

o Luka/Sakit : 62 orang (2 orang dirawat di RS Fatmawati, 24 orang rawat jalan di FKK UMJ dan 36 orang di Fakultas Hukum UMJ).

o Pengungsi : 874 jiwa 368 kk terdapat di 2 titik (UMJ dan Balai Warga).

o Menderita : 260 KK (116 KK di RT 04/08, 63 KK di RT 03/08, 67 KK di RT 01/08, 9 KK di RT 05/11 dan 5 KK di RT 04/11).

2. Kerusakan o Rumah

- Roboh : 8 unit

- Rusak Berat : 319 unit o Fasilitas Umum

- Gedung : 11 unit.

- Tempat ibadah : 4 Mushola

- Lain – lain : 1 (satu) unit rusak berat dan Pagar TPU jebol

3. Proses pencarian korban dan validasi data masih terus berlangsung. Direncanakan pencarian korban akan dilakukan sampai hari Kamis, 09 April 2009 karena Kemungkinan data masih dapat berubah.

4. Aktifitas masyarakat sudah kembali normal dan sebagian besar pengungsi sudah kembali kerumah masing-masing.

C. Upaya Penanganan

1. Hari Sabtu, 04 April 2009 Kepala BNPB, Wakil Gubernur Jawa Barat, Wakil Gubernur Banten, Walikota Tangerang Selatan, Pejabat Eselon I BNPB dan pejabat instansi terkait lainnya beserta perwakilan dari warga korban jebolnya tanggul mengadakan kunjungan ke lokasi pengungsian baru di Wisma Kerta Mukti Ciputat.

2. Pencarian Korban dan pembersihan lokasi bencana Tanggul Situ Gintung terus dilakukan oleh Tim SAR, TNI/Polri, relawan dan masyarakat sementara 4 unit alat berat tetap disiagakan di lapangan.

3. BNPB mendirikan posko pendampingan bersama Pemprov. Banten, Depkes, Depsos, Dep. PU, TNI/Polri, Basarnas, PMI di lokasi pengungsian baru Wisma Kerta Mukti Ciputat. 4. Jum’at, 03 April 2009, sebelum dimulainya Rapat Koordinasi, BNPB diwakili oleh Sestama

BNPB telah menyerahkan bantuan sebesar Rp. 200 juta kepada Kodim 05/06 untuk pencarian dan penyelamatan korban serta pembersihan lokasi bencana, 100 juta kepada Walikota Tangerang Selatan sebagai bantuan operasional.

5. Hasil Rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Sekretaris Utama BNPB dan dihadiri oleh pejabat-pejabat BNPB, Dir. BKSDA, Depsos, Depkes, Dep. PU, perwakilan dari dinas terkait di lingkungan Pemprov. Banten, Basarnas, PMI, Dandim 05/06, Perumnas dan UMJ adalah disarankan masalah verifikasi kesesuaian data korban dan bantuan yang akan diberikan serta sebelum dilakukan pemindahan pengungsi harus ada pendekatan kepada pengungsi oleh Tim yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu seperti pekerja sosial, Psikolog dan sebagainya sehingga pemindahan tidak berkesan memaksakan namun harus lebih manusiawi.

6. Tempat pengungsian disiapkan di dua lokasi yaitu Pisangan (48 rumah) dan kawasan wisma kerta mukti (48 rumah) dan diharapkan hunian sementara tersebut seluruhnya dapat menampung sekitar 100 kk untuk seluruh pengungsi yang sebelumnya berada di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

7. Pelaksanaan pemindahan pengungsi dilaksanakan pada hari Minggu, 05 April 2009. D. Rencana Tindak Lanjut

1. Beberapa pendapat/masukan dan informasi dari peserta Rapat Koordinasi pada hari Jum’at, 03 April 2009 untuk penanganan bencana jebolnya Tanggul Situ Gintung adalah sebagai berikut :

a. Sambil menunggu pembangunan hunian sementara sebagian pengungsi akan ditempatkan di Wisma Kerta Mukti yang dapat menampung sekitar 16 KK.

b. Depkes menyediakan klinik mobile dengan segala kelengkapannya namun menyarankan akan lebih baik apabila disediakan tempat permanen untuk klinik darurat agar pelayanan menjadi lebih baik.

(3)

c. Bantuan korban bencana Situ Gintung akan diberikan antara lain oleh Depsos sebesar Rp. 2 juta/orang, Gubernur Banten 5 juta/KK dan Kab. Tangerang 2.5 juta/rumah rusak. d. Walikota Tangerang Selatan merencanakan akan memberikan bantuan 10 juta/KK. e. Bantuan BNPB untuk rehabilitasi dan rekonstruksi akan dibahas dalam rapat koordinasi

hari Senin, 6 April 2009 di kantor BNPB.

f. Media Center akan segera didirikan di wisma kerta mukti lengkap dengan fasilitasnya. Sampai saat ini BNPB telah memfasilitasi posko terpadu dengan data-data foto kegiatan, peta lokasi bencana, sambungan telepon, radio dan TV untuk kebutuhan komunikasi yang ditempatkan di posko Wisma Kerta Mukti..

Sumber :TRC BNPB, Pusdatin Humas BNPB, Depkes, Depsos, Mako Menwa UIN dan UMJ, TAGANA dan Koramil Ciputat

II. Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang di Kab. Tanah Datar, Agam dan Kota Sawah Lunto Prov. Sumatera Barat (Laporan Perkembangan)

A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Tanah Longsor dan Banjir Bandang 2. Waktu Kejadian : 30 Maret 2009, pukul 06.15 WIB

3. Lokasi Kejadian : Kab. Tanah Datar (Desa Nagari Pasir Laweh Kec. Sungai Tarab), Kab. Agam ( Desa Lasi Kec. Baso) dan Kota Sawah Lunto ( Ds. Silungkang Kec. Silungkang)

4. Penyebab : Akibat hujan deras dan meluapnya sungai Lawas. B. Kondisi Mutakhir

1. Kabupaten Tanah Datar ( Banjir Bandang dan Tanah Longsor ) a. Korban jiwa

o Meninggal : 1 orang

o Luka : 3 orang

o Mengungsi : 981 jiwa terdapat di 4 titik ( Nagari Pasir Laweh 751 jiwa, Sei Tarab 167 jiwa, Tanjuang 28 jiwa, dan Sei Patai 35 jiwa)

b. Kerusakan o Rumah

- Rusak Berat : 35 unit - Rusak ringan : 34 unit

- Hanyut : 22 unit o Fasilitas Umum

o Sekolah : 2 unit rusak berat - Tempat ibadah : 5 unit rusak berat

- Jembatan : 4 unit hancur dan 26 unit rusak berat - Pasar : 1 unit rusak berat

- Sawah : 270,5 hektar rusak berat - Irigasi : 165 unit rusak berat - Saluran air bersih : 1.300 m rusak berat - Jalan : 5.000 m rusak berat - Huler : 1 unit rusak berat

- Lain-lain : Kantor Nagari rusak berat 2. Kabupaten Agam ( Tanah Longsor )

a. Korban jiwa : tidak ada b. Kerusakan fasilitas umum

- Tempat ibadah : 1 unit rusak ringan - Jembatan : 3 unit rusak berat/putus - Sawah : 11 hektar rusak berat 3. Kota Sawah Lunto ( Tanah Longsor )

a. Korban jiwa : Tidak ada b. Kerusakan

- Rumah : 4 unit rusak berat - Sekolah SDN : 1 unit rusak ringan

- Lain-lain : Fasilitas jalan umum longsor di 1 titik, batang sungai aliran dari Batusangkar ke Ombilin menuju Sawahlunto meluap

(4)

hingga merusak ladang/persawahan penduduk. C. Upaya penanganan

1. Sabtu, 04 April 2009 BNPB memberikan bantuan dana kedaruratan untuk upaya pembersihan lingkungan akibat banjir bandang dan tanah longsor sebesar Rp. 100 juta.

2. Hari Sabtu, 04 April 2009 Pangdam beserta rombongan pukul 14:00 WIB meninjau lokasi bencana dan hari ini masih dilakukan pembersihan puing-puing yang dilakukan oleh Tim gabungan TNI, Polri, SAR, relawan dibantu masyarakat.

3. Bupati Tanah Datar selaku ketua Satlak PB dibantu TNI telah mendirikan posko utama bertempat di Kecamatan Sungai Tarab, sebagai tempat konsolidasi penanganan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Kab. Tanah Datar.

4. Bupati/Ketua Satlak PB telah mengupayakan pendataan secara akurat melalui pendekatan nama dan photo rumah/bangunan/lahan yang rusak/hancur akibat bencana untuk menghindari salah catat dan salah sasaran bantuan.

5. Dinas PU Kab. Tanah Datar telah mengerahkan 2 unit alat berat escavator untuk membersihkan puing-puing dan batuan, bersama dengan Zipur TNI membangun 1 unit jembatan vital yang akan siap dan dapat dimanfaatkan dalam 2-3 hari kedepan, perbaikan irigasi saluran primer (termasuk bendung-bendung) dan irigasi sekunder, perbaikan/normalisasi aliran sungai yang porakporanda akibat terbawanya batu-batuan besar dari G. Merapi, pembenahan bangunan pemukiman yang tertimbun batuan, perbaikan pasar, saluran air bersih dan fasilitas umum yang rusak lainnya.

6. Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Datar mengadakan penyuluhan penggunaan air bersih, melakukan pendataan bagi para pengungsi, mengerahkan tim kesehatan dan puskesmas di lokasi dilokasi bencana.

7. SAR Provinsi dan TAGANA telah dikerahkan untuk operasi pencarian dan evakuasi korban bencana.

8. Dinas Pemadam Kebakaran Kota Padang telah mengerahkan 1 unit mobil pemadam kebakaran untuk membersihkan lingkungan akibat timbunan lumpur.

9. TNI telah mengerahkan anggotanya sebanyak 50 personil untuk membantu pembersihan di sungai Tarab dan 70 personil untuk pembuatan jembatan darurat.

10. Polres setempat telah mengerahkan personilnya untuk pengamanan lingkungan, posko, dan pengendalian arus lalu lintas bersama LLAJR.

11. Gubernur/Ketua Satkorlak PB Provinsi Sumatera Barat, Bupati Tanah Datar dan instansi terkait telah meninjau lokasi dengan membawa peralatan dan logistik berupa, minyak goreng 10 dus, sarden 50 dus, kecap 10 dus, supermie 40 dus, biskuit 50 dus dan gula pasir 1 karung.

12. Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat menyerahkan bantuan sandang dan bantuan obat-obatan.

13. Satkorlak PB Provinsi Sumatera Barat telah menyerahkan bantuan sandang dan bantuan obat-obatan, berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat untuk upaya penanganan bencana.

14. Satlak PB Kab. Tanah Datar, TNI dibantu dengan masyarakat telah melakukan evakuasi korban dan mendirikan posko di Pasir Laweh.

15. Satlak PB dan Dinas Sosial Kab. Tanah Datar dan TNI telah memberikan bantuan logistik, mendirikan dapur umum, posko induk dan posko pembantu di 7 titik.

16. Satlak PB dan Dinas dinas terkait serta masyarakat membersihkan lumpur dan sampah sisa banjir.

(5)

III. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Sabtu, 04 April 2009 posko tidak menerima informasi adanya hotspot (titik panas) di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**)

SUMATERA

Sumatera Utara - Hujan Sedang

Riau - Hujan Ringan

Jambi - Hujan Ringan

Sumatera Selatan - Hujan Sedang

KALIMANTAN

Kalimantan Barat - Hujan Sedang

Kalimantan Selatan - Hujan Sedang

Kalimantan Tengah - Hujan Sedang

Kalimantan Timur - Hujan Sedang

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) informasi **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Sabtu, 04 April 2009 di beberapa kota di Sumatera dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

Medan 5.000 m 3.000 m 4.000 m 8.000 m

Pekanbaru 2.500 m 8.000 m 10.000 m 10.000 m

Jambi 8.000 m 10.000 m 13.000 m 147000 m

Palembang 8.000 m 10.000 m 8.000 m 3.000 m

3. Jarak pandang (visibility) pada hari Sabtu, 04 April 2009 di beberapa Kota di Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00

Pontianak 8.000 m 8.000 m 10.000 m 10.000 m

Palangkaraya 5.000 m 9.000 m 10.000 m 10.000 m

Samarinda 10.000 m 10.000 m 10.000 m 2.000 m

Banjarmasin 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter

4. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 04 – 06 April 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diprakirakan mempunyai :

a. Potensi kebakaran Tinggi di wilayah Sumatera terdapat di Riau, Jambi, Sumsel, Sumbar, Sumut, Babel, Bengkulu dan Lampung. Sedangkan di Kalimantan terdapat di sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

b. Potensi Kebakaran Sangat Tinggi di Sumatera terdapat di NAD, Riau, Sumsel, Sumut, Sumbar, Jambi dan Babel. Sedangkan di Kalimantan terdapat di sebagian kecil Kalimantan Tengah.

5. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 06 April 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD arahnya menuju Selatan sampai ke wilayah Pantai Barat Sumatera Utara,, dan di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat - Utara sampai ke wilayah Kalteng, serta di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat Laut – Utara sampai wilayah Kalimantan Selatan.

Sumber : Badan Meteorologí Klimatologi dan Geofísika

(6)

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, Lapan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk mensiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

IV. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini masih ada 3 (tiga) gunung api yang dinyatakan masih dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya :

1. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur (Laporan

Perkembangan)

Hingga hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 06.00 WIB, status kegiatan G. Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III). Aktivitas gunung untuk hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 00.00 – 06.00 WIB terjadi 10 kali gempa letusan, 1 kali gempa Tektonik Jauh. Secara visual pada pukul 00.00 – 06.00 WIB, cuaca terang, angin tenang, suhu udara 24° C. Awan panas dan asap kawah tidak teramati, letusan abu dan sinar api tidak teramati dan gunung tampak jelas.

2. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan pekembangan) Hingga hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 06.00 WITA, status kegiatan G. Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). Aktivitas gunung untuk hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 00.00 – 06.00 WITA terjadi 5 kali gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo maksimum 3 – 50 mm, S-P 26 detik dan lama gempa 85 – 115 detik, Gempa Tremor menerus dengan Amplitudo maksimum 0,5 – 1 mm. Secara visual pada pukul 00.00 - 06.00 WITA, cuaca berawan, angin tenang dari arah Timur, asap kawah utama putih tipis - tebal dengan tinggi 200 meter, sinar api tampak samar-samar tinggi 10 meter, asap kawah II putih tipis tinggi 50 meter.

3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan pekembangan) Hingga hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 06.00 WITA, status kegiatan G. Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III). Aktivitas gunung untuk hari Sabtu, 04 April 2009 pukul 00.00 – 06.00 WITA terjadi 36 kali Gempa Letusan, dengan amplituda maksimum 39 – 50 mm dan lama gempa 26 – 65 detik, 21 kali Gempa Hembusan dengan amplituda 8 – 35 mm dan lama gempa 14 – 55 detik, 2 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dengan amplitudo maksimum 20 – 45 mm, S-P 21 – 30 detik dan lama gempa 120 – 160 detik. Secara visual pada pukul 00.00 – 06.00 WIT, cuaca cerah, angin tenang, gunung tertutup kabut.

Rekomendasi :

1.

Masyarakat di sekitar G. Semeru, G. Api Karangetang dan G. Api Ibu dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

2.

Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng Tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimanti.

3.

Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan.

4.

Masyarakat di sekitar G. Api Ibu serta pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km.

(7)

dari permukaan laut.

6.

Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran

7.

pernafasan.

8.

Belum dipandang perlu adanya pengungsian.

9.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satkorlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

V. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Minggu, 05 April 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 JAKARTA PUSAT Berawan Berawan Berawan dan hujan

ringan

2 JAKARTA UTARA Berawan Berawan Berawan

3 JAKARTA SELATAN Berawan Berawan dan hujan

ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan

4 JAKARTA TIMUR Berawan Berawan dan hujan

ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan

5 JAKARTA BARAT Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

6 KEP. SERIBU Berawan Berawan Berawan

7 BOGOR Berawan Berawan dan hujan

ringan – sedang

Berawan dan hujan ringan kadang sedang

8 TANGERANG Berawan Berawan Berawan dan hujan

ringan

9 DEPOK Berawan Berawan dan hujan

ringan

Berawan dan hujan ringan

10 BEKASI Berawan Berawan Berawan dan hujan ringan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari - Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari - Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari - Hujan sangat lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan dini : - Hati-hati/waspada potensi hujan dengan intensitas ringan-sedang yang disertai kilat/petir serta angin kencang terutama pada sore hingga menjelang malam hari.

- Adanya awan gelap (Cumulonimbus) di wilayah yang berpotensi

hujan lebat disertai petir yang berpeluang terjadi di Perairan Barat Sumatera Barat, Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Laut Banda dan Perairan Sangihe Talaud dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang.

(8)

VI. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi berlaku tanggal 05 April 2009, pukul 07:00 WIB sampai dengan tanggal 06 April 2009 pukul 07:00 WIB. sebagai berikut :

• 2.0 - 3.0 m : Perairan Kep. Mentawai, Perairan barat Sumatera Barat hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB, Laut Natuna, Laut Sulawesi bagian timur, Laut Halmahera bagian utara yang berbahaya bagi Perahu Nelayan dan Tongkang.

• 3.0 - 4.0 m: Perairan Sangihe Talaud yang berbahaya bagi perahu nelayan, Tongkang, Tugboat, roro, LCT dan Ferry

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika

VII. Lain-lain

1. Hari Sabtu, 04 April 2009 telah terjadi beberapa gempa bumi tektonik sebagai berikut :

− Pukul 12:31:58 WIB dengan kekuatan 6.5 SR berkedalaman 10 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 4.99 LU – 127.04 BT (117 km Timur Laut Melonguane-Sulut, 232 km Timur Laut Tahuna-Sulut, 443 km Timur Laut Bitung-Sulut, 460 km Timur Laut Manado-Sulut dan 469 km Barat Laut Ternate-Maluku Utara). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi adanya dampak terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

− Pukul 13:09:29 WIB dengan kekuatan 5.1 SR pada kedalaman 101 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 0.73 LS dan 133.30 BT (86 km Barat Laut Manokwari-Papua Barat, 222 km Timur Laut Sorong-Papua Barat, 268 km Timur Laut FakFak-Papua Barat, 312 km Barat Laut Biak-Papua dan 330 km Barat Laut Kaimana-Papua Barat). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi adanya dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

− Pukul 16:29:46 WIB dengan kekuatan 5.2 SR pada kedalaman 15 km. Pusat gempa berada pada garis koordinat 2.91 LS dan 126.64 BT (119 km Tenggara Sanana-Maluku, 186 km Barat Laut Ambon-Maluku, 268 km Barat Daya Labuha-Maluku Utara, 417 km Barat Daya Ternate-Maluku Utara dan 464 km Timur Laut Kendari-Sulawesi Tenggara). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum diperoleh informasi dampak gempa terhadap lingkungan ataupun korban jiwa.

Sumber : BMKG

2. Pada hari Sabtu, 04 April 2009 Hujan deras menyebabkab banjir lahar dingin di Kec. Pasirian Kab. Lumajang yang merupakan lokasi terdekat/kaki gunung Semeru. Peristiwa tersebut menyebabkan 2 (dua) orang terseret arus banjir lahar dingin. Kedua orang tersebut selamat namun kendaraan/sepedanya hanyut terbawa arus.

Sumber : Koramil Pasirian

Pengawas,

dr. Manaor FL Napitupulu, DTM & H.

Jakarta, 05 April 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa target populasi pada penanggulangan ISPA adalah penduduk kelompok umur ≤ 5 tahun.. Ini sesuai dengan kebijakan P2 ISPA bahwa

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konservatisme laba, struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap

Simple Additive Weighting (SAW) karena dalam metode ini hasil akhir dari perhitungan nilai bobot untuk setiap atribut atau kriteria akan sangat berpengaruh terhadap

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkah dan rahmad Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi

Oleh karena itu permohonan kami dalam petitum adalah kami mohonkan intinya bahwa dasar pembentukan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1954 tentang Penetapan Hak Angket Dewan

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun 2021 RSUD Kota Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan rencana kerja dengan program dan kegiatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden mengalami diapers rash dalam kategori ringan, dimana hal ini terjadi karena orang tua sudah berusaha