Sidang Tugas Akhir – Teknik Manufaktur
Aplikasi penggunaan Metode Butterworth
Lowpass Filter dengan Edge Detection
Canny-Roberts untuk mengetahui
Karakteristik stress-strain Material
berbasis Image Processing
Oleh :
HANIF PRIBADI
2106100 088
Pembimbing :
M. Khoirul Effendi. ST, M.Sc. Eng
Latar Belakang
Nilai stress-strain merupakan parameter
kekuatan material yang sangat penting bagi
keamanan Manusia. Untuk mengukur nilai
stress-strain
tersebut
maka
diperlukan
Metode
Moire
yakni
sebuah
metode
pengukuran defleksi permukaan material
berbasis Image Processing untuk mengolah
citra berwarna menjadi citra biner berupa
pola garis-garis yang menunjukkan nilai
defleksi permukaan material dengan formula
yang ada sehingga dapat diketahui nilai
stress-strain material tersebut
3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan besaran Defleksi Pada
material uji dengan menggunakan metode image
processing
2. Bagaimana menggunakan Jenis pattern/kisi yang
tepat agar pola moiré terlihat jelas
3. Bagaimana menggunakan Butterworth lowpass
filter untuk mengolah citra hasil metode Moire
4. Bagaimana menggunakan Canny Edge Detection
untuk menampilkan suatu objek ukur
5. Bagaimana menentukan besaran Medan
Stress-Strain pada suatu material
6. Bagaimana mem-validasi tingkat keakurasian
hasil pengukuran True Stress-strain metode
Batasan Masalah
Agar Pembahasan dalam perhitungan lebih spesifik dan
tidak meluas, maka ditentukan batasan masalah sebagai
berikut :
1. Data image Menggunakan Thesis sebelumnya
2. Pengolahan citra yang diperoleh dilakukan
dengan menggunakan software Komputasi.
3. Hasil
perbandingan
ke-3
metode
yang
1. Mendapatkan besaran defleksi pada material dengan metode
image processing
dari citra moiré.
2. Memperoleh besaran stress dan strain pada material.
3. Mengetahui jenis kisi (pattern) yang tepat pada spesimen uji agar
terlihat pola moiré.
4. Mengetahui hasil pengolahan citra moiré dengan metode
Butterworth lowpas filter,
serta metode canny edge detection.
5. Membandingkan tingkat keakurasian hasil metode moiré dengan
teori, true stress-strain dan numerik.
Tujuan
Manfaat
1. Mengenal proses metode (non-contact) ini mendapatkan nilai
stress-strain
lebih cepat daripada metode kontak.
2. Dapat menjadi sebuah metode alternatif karena ringkas dan
mudah dibawa kemana-mana (portable).
Dasar Teori
1. Studi Literatur
2. Metode Moire
3. Image Processing
4. Cara menghitung Defleksi
5. Perbandingan Metode Moire
dengan
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan Hidayat tentang hasil
pengukuran dengan menggunakan tiga metode yaitu metode
numerik, metode moire, dan metode teoritis. Maka Nilai medan
stress –strain yang dihasilkan oleh software melalui image processing
dibandingkan dengan metode analitis terdapat perbedaan rata-rata
6% untuk tiga jenis pembebanan dan 8,8% antara metode moire
dengan numerik.
7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Doni Adibrata tentang
analisa deformasi plat logam dengan menggunakan metode moire
proyeksi yang menggunakan periode grating 4,5 mm dengan jarak
benda uji dengan kamera 90 cm dan jarak benda uji dengan LCD
proyektor 82 cm dengan nilai ϴ=30
0sehingga diketahui terdapat
korelasi antara deformasi benda uji dengan pergeseran pola moire
yang diproyeksikan.
Perbandingan
Penelitian Terdahulu dengan
Penelitian yang saya lakukan
Parameter
Penelitian ini
Hidayat
Pattern
Garis dan garis
Garis dan Dot
Material
AISI 304*
STEEL AISI 304
Metode Filter
Median Filter &
Butterworth
Lowpass Filter
FFT
Deteksi Tepi
Canny dan
Roberts
Thinned
Tabel True
Tentang Moire
Hasil foto kamera digital tampak Moire Pattern
9
Contoh Pembentukan Pola Moire Superposisi dua grating
Shadow Moire
Metode Out of plane Measurement
Image Prosessing Canny Edge Detection
.
11
1. Input Citra moire
Displacement 2 mm 2. Mengubah gambar berwarna menjadi Grayscale
3. Mengubah gambar keabuan (output grayscale)
menjadi blur
4. Butterworth Lowpass filter mengubah gambar blur menjadi lebih halus
dan terang
5. Threshold mengubah citra keabuan (Butterworth Lowpass Filter) menjadi citra
hitam putih (biner)
6. Edge detection mengubah citra biner menjadi citra pola garis
Image Prosessing Roberts Edge Detection
.
1. Input Citra moire
Displacement 2 mm 2. Mengubah gambar berwarna menjadi Grayscale
3. Mengubah gambar keabuan (output grayscale)
menjadi blur
4. Butterworth Lowpass filter mengubah gambar blur menjadi lebih halus
dan terang
5. Threshold mengubah citra keabuan (Butterworth Lowpass Filter) menjadi citra
hitam putih (biner)
6. Edge detection mengubah citra biner menjadi citra pola garis
Cara menghitung defleksi Metode Moire
Pembebanan berupa displacemnt pada pusat material uji
akan menghasilkan jumlah pola gelap terang moiré.
Persamaan displacement
Dimana
z : pembebanan berupa displacement pada pusat (mm),
s : spasi kisi (mm),
d : jarak antara pengamat dan sumber cahaya (mm),
h : jarak antara kamera atau sumber cahaya dengan grating (mm)
N : jumlah orde frinji yang tercipta (mm)
Rumus Besaran strain yang terjadi
Rumus Besaran stress yang terjadi
Persamaan metode teoritis pada plat yang
terdefleksi oleh beban terpusat
−
∏
−
∏
=
=
∑∑
∞ = ∞ =b
n
a
m
a
w
m n mny
2
cos
1
x
2
cos
1
1 1 Dimana w: besar defleksiz: Koordinat sumbu z tempat nilai strain terjadi, bernilai t/2
Diagram Alir
Penelitian
15
Persiapan Sebelum Eksperimen - Spesimen Uji:
jenis material spesimen adalah komposit dimensi material uji berbentuk persegi 15x15 cm, tebal 1 mm -Peralatan Penelitian: a: Kamera Digital b: Lampu halogen c: Dial indikator d: Penjepit Spesimen
Diagram Alir
Image Processing
Mulai
Citra Hasil Moire (Masih berupa gambar berwarna)
Input Citra Bentuk Grayscale
Median Filter
Butterworth Low Pass Filter
Adaptive Threhold Deteksi Tepi Canny & Robert
Selesai
Diagram Alir
Perhitungan Moire
Stress-Strain
Mulai
N(jumlah periode fringi), d (jarak antara pengamat & sumber), h (jarak kisi dengan
kamera), s (spasi kisi), Z (defleksi pada pusat)
d s h N Z = × × Z≥2 Z=(0,5 – 1 -1,5 - 2)mm & s≥2 S=(1 – 1,5 -2 )mm selesai Jarak kisi / mm tidak ya 2 2 x w z x ∂ ∂ − = ε 2 2 x w z y ∂ ∂ − = ε ( x y) x v v E ε ε σ + − = 2 1 ( y x) y v v E ε ε σ + − = 2 1 17
Flowchart Perhitungan
Stress-Strain Teoritis
19
Analisa Data dan Pembahasan
150 mm 10 mm 130 mm Plat AISI 304 Alat Jepit Keling (Baut) Jarak kisi 1 mm
Spesifikasi Material Uji:
Jenis Material : Steel AISI 304
Panjang : 150 mm
Lebar : 150 mm
Tebal : 1,5 mm
Massa Jenis : 8,6-6 kg/mm3
Modulus (E) : 193 Gpa Poisson ration : 0,3
Proses Terjadinya Displacement
Metode Moire
Pola Moire dengan
displacement pusat sebesar
0,5 mm
Pola Moire dengan
displacement pusat sebesar
1 mm
21
Pola Moire dengan
displacement pusat sebesar
2 mm
Pola Moire dengan
displacement pusat sebesar
1,5 mm
Proses Terjadinya Displacement
Metode Moire
Analisa Data dan Pembahasan
Pembentukan Frinji
Citra Asli Citra Greyscale Citra Median Filter
Citra Butterworth Lowpass Filter Citra Treshold
23
Hasil Image Deteksi Tepi Canny
640 px = 130 mm
480 p
x
= 130 mm
Analisa Data dan Pembahasan
Tabel Nilai konversi piksel menjadi jarak frinji/milimeter dengan koordinat X dan Y ke arah kanan:
Koordinat Koordinat (Piksel) Koordinat (Milimeter) Jarak Koordinat (mm)
(X1 ; Y1) 332 ; 267 67,39 ; 72,35 0 ; 0 (X2 ; Y2) 369 ; 267 74,9 ; 72,35 7,517 ; 0 (X3 ; Y3) 380 ; 267 77,14 ; 72,35 9,75 ; 0 (X4 ; Y4) 493 ; 267 100,079 ; 72,35 32,689 ; 0 (X5 ; Y5) 527 ; 267 106,98 ; 72,35 39,59 ; 0 (X6 ; Y6) 625 ; 267 126,87 ; 72,35 59,48 ; 0
Tabel Nilai konversi piksel menjadi jarak frinji/milimeter dengan koordinat X dan Y ke arah kanan:
Koordinat Koordinat (Piksel) Koordinat (Milimeter) Jarak Koordinat (mm)
(X1; Y1) 332 ; 267 67,39 ; 72,35 0 ; 0 (X2; Y2) 288 ; 267 58,46 ; 72,35 -8,93 ; 0 (X3; Y3) 246 ; 267 77,14 ; 72,35 -9,75 ; 0 (X4; Y4) 193 ; 267 49,94 ; 72,35 -17,45 ; 0 (X5; Y5) 161 ; 267 32,68 ; 72,35 -34,71 ; 0 (X6; Y6) 43 ; 267 8,73 ; 72,35 -58,66 ; 0
25
Analisa Data dan Pembahasan
Mencari Defleksi Moire Canny Pada 4 Titik Sample
1) Titik 1 didapat angka 1,955 mm 2) Titik 2 berjarak 10 mm lalu menginterpolasi frinji ke-4 dan
frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 2 sebesar 1,304 mm
3) Titik 3 berjarak 20 mm dari pusat menginterpolasi frinji ke-4 dan frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 3 sebesar 1,16 mm
4) Titik 4 berjarak 30 mm dari pusat menginterpolasi frinji ke-4 dan
frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 3 sebesar 0,98 mm
Hasil Image Deteksi Tepi Roberts
Analisa Data dan Pembahasan
640 px = 130 mm
480 p
x
27
Analisa Data dan Pembahasan
Tabel Nilai konversi piksel menjadi jarak frinji/milimeter dengan koordinat X dan Y ke arah kanan:
Koordinat Koordinat (Piksel) Koordinat (Milimeter) Jarak Koordinat (mm)
(X1 ; Y1) 330 ; 267 66,99 ; 72,35 0 ; 0 (X2 ; Y2) 368 ; 267 74,7 ; 72,35 7,71 ; 0 (X3 ; Y3) 380 ; 267 77,14 ; 72,35 10,15 ; 0 (X4 ; Y4) 492 ; 267 99,87 ; 72,35 32,88 ; 0 (X5 ; Y5) 526 ; 267 106,78 ; 72,35 39,79 ; 0 (X6 ; Y6) 625 ; 267 126,87 ; 72,35 59,88 ; 0
Tabel Nilai konversi piksel menjadi jarak frinji/milimeter dengan koordinat X dan Y ke arah kanan:
Koordinat Koordinat (Piksel) Koordinat (Milimeter) Jarak Koordinat (mm)
(X1 ; Y1) 330 ; 267 66,99 ; 72,35 0 ; 0 (X2 ; Y2) 289 ; 267 58,67 ; 72,35 -8.32 ; 0 (X3 ; Y3) 246 ; 267 49,94 ; 72,35 -17,05 ; 0 (X4 ; Y4) 192 ; 267 38,97 ; 72,35 -28.02 ; 0 (X5 ; Y5) 160 ; 267 35,48 ; 72,35 -31.51 ; 0 (X6 ; Y6) 42 ; 267 8,52 ; 72,35 -58.47 ; 0
Analisa Data dan Pembahasan
Mencari Defleksi Moire Roberts Pada 4 Titik Sample
1) Titik 1 didapat angka 1,955 mm 2) Titik 2 berjarak 10 mm lalu menginterpolasi frinji ke-4 dan
frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 2 sebesar 1,325 mm
3) Titik 3 berjarak 20 mm dari pusat menginterpolasi frinji ke-4 dan frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 3 sebesar 1,16 mm
4) Titik 4 berjarak 30 mm dari pusat menginterpolasi frinji ke-4 dan
frinji ke-3 maka nilai defleksi titik 3 sebesar 1,018 mm
29
Analisa Data dan Pembahasan
Mencari Defleksi Metode Teori
Displacement Pada Titik Sample 2
Persaman Besaran Defleksi untuk beban terpusat dengan kondisi plat terjepit:
Maka
Displacement Pada Titik Sample 1
Nm v t E D 59,65 ) 1 ( 12 . 2 3 = − = m D a P w 0,00543 0,002 2 max = × =
m
x
w
=
1
,
502
10
−3 − − =∑∑
∞ = ∞ = 0,13 065 , 0 2 cos 1 13 , 0 075 , 0 2 cos 1 1 1π
π
n m a w m n mnAnalisa Data dan Pembahasan
Mencari Defleksi Metode Teori
Displacement Pada Titik Sample 4
Persaman Besaran Defleksi untuk beban terpusat dengan kondisi plat terjepit:
Maka − − =
∑∑
∞ = ∞ = 0,13 065 , 0 2 cos 1 13 , 0 095 , 0 2 cos 1 1 1π
π
n m a w m n mnDisplacement Pada Titik Sample 3
Maka − − =
∑∑
∞ = ∞ = 0,13 065 , 0 2 cos 1 13 , 0 085 , 0 2 cos 1 1 1π
π
n m a w m n mnm
x
w
=
1
,
502
10
−3m
x
w
=
1
,
073
10
−331
Analisa Data dan Pembahasan
Tabel Perbandingan Defleksi dari 5 metode
Titik Metode Teori(mm) Metode Ansys(mm) Moire Canny Metode (mm) Metode Moire Roberts (mm) Moire Hidayat (mm) 1 2 2,01 1,955 1,955 1,955 2 1,806 1,715 1,304 1,325 1,775 3 1,502 1,44 1,16 1,164 1,394 4 1,073 1,01 1,018 1,023 0,843
Analisa Data dan Pembahasan
Grafik Defleksi Perbandingan dari 5 metode
metode teori dengan metode moire prosentase nilai rata-rata perbedaan antara empat buah titik sebesar 14,4%, Metode numeric ansys dengan metode moire prosentase rata-rata terdapat perbedaan sebesar 11,6%
33
Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan Stress-Strain Metode Teori
m D a P a 0,000479 . . 12662 , 0 24 11 = π =
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 1
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,065
2.1.180
cos
000479
,
0
x
w
− = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 2 2 2 4 cos 1 2 cos a m b y n a x m a x w m n mn π π π − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = a m b y n a x m a x w m n mn π π π 1 cos 2 2 2 sin 1 1Persamaan Defleksi arah X
Nm 2356 , 2 2 2 − = ∂ ∂ x w
Persamaan Defleksi arah Y
Analisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 1
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,065
2.1.180
cos
000479
,
0
y
w
Nm 2356 , 2 2 2 − = ∂ ∂ y w35
Persamaan Moment Titik 1
Analisa Data dan Pembahasan
(
2
,
2356
0
,
3
(
2
,
356
)
)
173
,
354
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
y
w
x
w
D
M
xυ
(
2
,
2356
0
,
3
(
2
,
356
)
)
173
,
354
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
==
∂
∂
+
∂
∂
−
=
x
w
y
w
D
M
yυ
Persamaan Nilai Stress Titik 1
(
1,5 10)
4,6225 10 Pa 10 5 , 7 354 , 173 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M x x σ(
1,5 10)
4,6225 10 Pa 10 5 , 7 354 , 173 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M y y σNilai Tegangan eqivalen pada titik Sample 1
Pa 621 , 4 ) ( 2 1 − 2 + 2 + 2 = = x x y eq
σ
σ
yσ
σ
σ
Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan Stress-Strain Metode Teori
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 2
Persamaan Defleksi arah X
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = a m b y n a x m a x w m n mn π π π 1 cos 2 2 2 sin 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 2 2 2 4 cos 1 2 cos a m b y n a x m a x w m n mn π π π − = ∂ ∂ 2 2 2 0 0 2 2 13 , 0 14 , 3 . 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . 180 . 1 . 2 cos 1 0,13 .0,075 2.1.180 cos 000479 , 0 x w Nm 9786 , 1 2 2 − = ∂ ∂ x w37
Analisa Data dan Pembahasan
Persamaan Defleksi arah Y
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 2
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 075 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,075
2.1.180
cos
000479
,
0
y
w
Nm 9786 , 1 2 2 − = ∂ ∂ y wAnalisa Data dan Pembahasan
(
,1
9786
0
,
3
(
2
,
1075
)
)
155
,
737
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
y
w
x
w
D
M
xυ
Persamaan Moment Titik 2
(
2
,
1075
0
,
3
(
,1
9786
)
)
161
,
119
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
x
w
y
w
D
M
yυ
Persamaan Nilai Stress Titik 2
(
1,5 10)
4,152 10 Pa 10 5 , 7 737 , 155 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M x x σ(
1,5 10)
4,296 10 Pa 10 5 , 7 354 , 173 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M y y σNilai Tegangan eqivalen pada titik Sample 2
Pa 225 , 4 ) ( 2 1 − 2 + 2 + 2 = = x x y eq
σ
σ
yσ
σ
σ
39
Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan Stress-Strain Metode Teori
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 3
Persamaan Defleksi arah X
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 085 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,085
2.1.180
cos
000479
,
0
x
w
Nm 2698 , 1 2 2 − = ∂ ∂ x wNilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 3
Persamaan Defleksi arah Y
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 085 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,085
2.1.180
cos
000479
,
0
y
w
Nm 7528 , 1 2 2 − = ∂ ∂ y w41
Analisa Data dan Pembahasan
Persamaan Moment Titik 3
(
,1
2698
0
,
3
(
,1
7528
)
)
107
,
109
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
y
w
x
w
D
M
xυ
(
,1
7528
0
,
3
(
,1
2698
)
)
127
,
277
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
x
w
y
w
D
M
yυ
Persamaan Nilai Stress Titik 3
(
1,5 10)
2,856 10 Pa 10 5 , 7 109 , 107 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M x x σ(
1,5 10)
3,394 10 Pa 10 5 , 7 277 , 127 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M y y σNilai Tegangan eqivalen pada titik Sample 3
Pa 159 , 3 ) ( 2 1 − 2 + 2 + 2 = = x x y eq
σ
σ
yσ
σ
σ
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 4
Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan Stress-Strain Metode Teori
Persamaan Defleksi arah X
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 085 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,095
2.1.180
cos
000479
,
0
x
w
Nm 792 , 0 2 2 − = ∂ ∂ x w43
Analisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Teoritis pada Titik Sample 4
Persamaan Defleksi arah Y
− = ∂ ∂
∑∑
∞ = ∞ = b m b y n a x m a y w m n mn π π π 2 2 sin 2 cos 1 1 1 − = ∂ ∂∑∑
∞ = ∞ = 2 2 2 1 1 11 2 2 13 , 0 1 . 4 13 , 0 065 , 0 . . 1 . 2 cos 13 , 0 095 , 0 . . 1 . 2 cos 1 π π π m n a y w
−
=
∂
∂
2 2 2 0 0 2 213
,
0
14
,
3
.
1
.
4
13
,
0
065
,
0
.
180
.
1
.
2
cos
1
0,13
.0,095
2.1.180
cos
000479
,
0
y
w
Nm 513 , 1 2 2 − = ∂ ∂ y wAnalisa Data dan Pembahasan
Persamaan Moment Titik 4
(
0
,
792
0
,
3
(
,1
513
)
)
74
,
317
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
y
w
x
w
D
M
xυ
(
,1
513
0
,
3
(
0
,
792
)
)
104
,
423
Nm
65
,
59
2 2 2 2=
−
×
+
−
−
=
∂
∂
+
∂
∂
−
=
x
w
y
w
D
M
yυ
Persamaan Nilai Stress Titik 4
(
1,5 10)
1,9817 10 Pa 10 5 , 7 317 , 74 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M x x σ(
1,5 10)
2,7846 10 Pa 10 5 , 7 423 , 104 12 12 8 3 3 4 3 = × × × × × = = − − t z M y y σNilai Tegangan eqivalen pada titik Sample 4
Pa 613 , 2 ) ( 2 1 − 2 + 2 + 2 = = x x y eq
σ
σ
yσ
σ
σ
45
Analisa Data dan Pembahasan
Perhitungan Stress-Strain Metode Moire Canny
Nm
3
,
0
01
,
0
.
2
001
,
0
.
6
.
2
.
1 1=
=
=
∂
∂
=
∂
∂
L
P
N
x
w
x
w
n nNilai Tegangan Moire pada Titik Sample 1
Nm 25 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 5 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n
0
,
01
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n n(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
Pa x 9 10 033 , 1 × =σ
Analisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 2 Nm 199 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 98 , 3 . 2 . 3 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − L P N x w x w n n Nm 177 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 55 , 3 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
Persamaan Hubungan Stress-Strain
Pa x 8 10 445 , 4 × =
σ
02
,
0
01
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n n47
Analisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 3 Nm 177 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 55 , 3 . 2 . 3 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − L P N x w x w n n Nm 1618 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 236 , 3 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n
Persamaan Hubungan Stress-Strain
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
Pa x 8 10 246 , 3 × =σ
03
,
0
02
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n nAnalisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 4 Nm 1618 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 236 , 3 . 2 . 3 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − L P N x w x w n n Nm 15 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 11 , 3 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n
0
,
04
03
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n nPersamaan Hubungan Stress-Strain
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
Pa 10 1898 , 1 × 6 = xσ
49
Analisa Data dan Pembahasan
Pa x 8 10 246 , 3 × =
σ
Perhitungan Stress-Strain Metode Moire Roberts
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 1
Nm
3
,
0
01
,
0
.
2
001
,
0
.
6
.
2
.
1 1=
=
=
∂
∂
=
∂
∂
L
P
N
x
w
x
w
n n Nm 25 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 5 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n nPersamaan Hubungan Stress-Strain
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
01
,
0
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n nAnalisa Data dan Pembahasan
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 2 Nm 25 , 0 01 , 0 . 2 001 , 0 . 5 . 2 . 1 1 = = = ∂ ∂ = ∂ ∂ L P N x w x w n n Nm 203 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 062 , 4 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n
Persamaan Hubungan Stress-Strain
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
02
,
0
01
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n n Pa x 8 10 71 , 9 × =σ
51
Analisa Data dan Pembahasan
03
,
0
02
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n nNilai Tegangan Moire pada Titik Sample 3
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
Persamaan Hubungan Stress-Strain
Nm
2
,
0
01
,
0
.
2
10
1
.
4
.
2
.
3 1 1=
=
×
=
∂
∂
=
∂
∂
−L
P
N
x
w
x
w
n n Nm 17 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 56 , 3 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n Pa x 8 10 203 , 6 × = σAnalisa Data dan Pembahasan
Pa x 8 10 73 , 5 × =σ
Nilai Tegangan Moire pada Titik Sample 4
Nm
178
,
0
01
,
0
.
2
10
1
.
56
,
3
.
2
.
3 1 1=
=
×
=
∂
∂
=
∂
∂
−L
P
N
x
w
x
w
n n Nm 156 , 0 01 , 0 . 2 10 1 . 126 , 3 . 2 . 3 2 2 1 1 = = × = ∂ ∂ = ∂ ∂ − + + L P N x w y w n n0
,
04
03
,
0
2 1 1=
=
=
=
+X
X
X
X
n nPersamaan Hubungan Stress-Strain
(
)
− ∂ ∂ − ∂ ∂ + − ∂ ∂ − ∂ ∂ − × × × = ∂ ∂ + ∂ ∂ − = + + + + + + − n n n n n n n n n n n n x Y Y y w y W X X x w x W y w x w v z E 1 1 1 1 1 1 2 4 9 2 2 2 2 2 1 0,3 . 10 5 , 7 10 193 ) 1 ( .υ
υ
σ
53
Analisa Data dan Pembahasan
Tabel Perbandingan Medan Stress-strain
Titik Metode Ansys(Pa) Metode Teori (Pa) Metode Moire Canny (Pa) Metode Moire Roberts (Pa) Moire Hidayat (Pa) 1 1,12x109 4,621 x108 1,033 x109 1,033 x109 1,137 x109 2 5,19x108 4,225 x108 4,445 x108 9,718 x108 9,953 x108 3 3,31x108 3,159 x108 3,236 x108 6,203 x108 8,802 x108 4 1,98x108 2,613 x108 1,302 x108 5,731 x108 6,632 x108
Analisa Data dan Pembahasan
Grafik Medan Stress-Strain Perbandingan dari 5 metode
Medan Stress Metode teori dengan metode Stress-Strain moire prosentase nilai rata-rata perbedaan antara empat buah titik sebesar 33%, Metode numeric ansys dengan metode moire prosentase rata-rata terdapat perbedaan sebesar 14,6%
55
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Saran
1. Besaran Displacement metode moire dibandingkan dengan cara teoritis maka ada perbedaan nilai yang rata-rata berkisar 14,4% dan jika dibandingkan dengan numerik maka rata-rata perbedaan berkisar 11,6%..
2. Besaran medan stress metode moire dengan numerik ansys terdapat perbedaan rata-rata sebesar 14,6% dan antara metode Moire dan teori sebesar 33%.
3. Metode secara numeric, teoritis dan moire terdapat perbedaan hasil pengukuran yang antara lain disebabkan oleh kualitas pola gelap terang yang dihasilkan secagai acuan
software komputasi untuk melakukan pengolahan citra yang akan menghasilkan hasil
pengukuran
1. Dalam pelaksanaan eksperimen diusahakan plat uji terjepit secara merata dan sama rapat di keempat sisinya.
2. Penambahan jumlah frinji yang lebih banyak pada proses pengolahan citra agar hasilnya lebih akurat.
3. Alternatif menggunakan plat uji berbentuk lingkaran, agar pola moire yang tercipta lebih membentuk lingkaran yang ideal
4. Penambahan Titik koordinat frinji pada arah sumbu y (atas&bawah) diperbanyak untuk mendapatkan hasil pendekatan moire yang baik
Hasil Penelitian dengan
Tabel Perbandingan
Parameter Moire Teoritis Numerik Ansys
Deflexi
Nilai deflexi paling kecil dibandingkan
dengan metode lainnya
Nilai Deflexi rata – rata paling besar
dibanding metode lainnya Nilai Deflexi yang dihsailkan diantara dua perhitungan lainnya Stress
Nilai Stress paling paling besar dibandingkan metode lainnya Nilai Stress paling kecil dibandingkan metode lainnya
Nilai Stress yang dihasilakn diantara dua
perhitungan lainnya