• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengawasan dan disiplin terhada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh pengawasan dan disiplin terhada"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGAWASAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Natalia 145213019 D3 administrasi bisnis Politeknik Negeri Bandung Abstract

Every company basically has the expectation that the kedepanya experience rapid growth in its business scope. Each company is hankering to achieve good labor productivity in the field that they do, to have a clear and ongoing activities that benefit. The company will do anything, so that the company is increasingly developed without any problem and minimize any mistakes. Company as an organization, which coordinates the resource-resources to produce goods or services to increase the productivity of business sectors so as to maximize the benefits that can survive in the long term. The productivity of labor is the economic picture in obtaining optimal results with a pre-determined fee, which in its implementation will depend on the productivity of factors of people who organize the activities of the company, namely the staffs of the organization, employees or employees. Labor productivity substantially covers tidnakan-action always have the view that the manner or method of work on this day to be better than the way or method of the day yesterday, and the gains or profits made tomorrow should be more or better quality than the results achieved today, Labor productivity is also often referred to as the ability of groups or people within

(2)

company to create high discipline, then a predetermined time to produce goods and services with optimal quality.

Keywords: Oversight Work, Discipline Work and Work Productivity

Pengertian Manajemen

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, Manajemen adalah orang atau organisasi yang mengatur sebuah tindakan yang berbentuk pekerjaan atau kerjasama untuk mencapai tujuan dan orang atau organisasi yang bertanggung jawab dan berwenang

untuk menciptakan rencana,

memimpin, mengatur, dan melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan tersebut.

Haiman menyatakan, manajemen adalah suatu fungsi untuk mencapai sesuatu melalui sebuah tindakan atau kegiatan orang lain dan mengendalikan usaha-usaha individu tersebut untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Harold Koontz (Dalam bukunya yang berjudul “The Management Theory Jungle”, yaitu mengatakan bahwa manejemen merupakan sebuah seni dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dan dengan beberapa orang tergabung dalam sebuah kelompok yang telah disusun.

Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah sebuah proses dari langkah-langkah mulai dari perencanaan, pengorganisasian, memimpin, staffing, dan pengawasan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi.

James Staner, fungsi manajemen yaitu 1. Planning,

2. Organizing

3. Leading dan controlling.

Perencanaan (Planning) adalah sesuatu yang direncanakan tentang tujuan yang akan dicapai, dan kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan tentang “apa” dan “bagaimana“ suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. Persiapan-persiapan tesebut dapat berupa tindakan-tindakan administrasi atas tindakan-tindakan selanjutnya

Pengorganisasian (Organizing) adalah penetapan struktur peran- peran melalui penentuan aktivitas-aktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas, pendelegasian

wewenang, pengkoordinasian

hubungan antar wewenang serta informasi yang bersifat vertikal dan horizontal, untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

(3)

Pengarahan (Actuating) adalah suatu fungsi pembimbingan dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang agar orang-orang-orang-orang tersebut mau dan suka bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan penggerakan (actuating) sangat penting, karena penggerakan berfungsi untuk menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain, seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan.

Fungsi dari Pengarahan yaitu Pemimpin lebih menekankan pada upaya mengarahkan dan memotivasi para personil agar dapat

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Pengawasan (Controlling), Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif . Fungsi dari Pengawasan adalah supaya tenaga kerja atau karyawan pada lembaga mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya. Maka dari itu diperlukan adanya pengawasan agar seluruh tujuan dapat di capai.

Pengertian Pengawasan

Pengawasan adalah suatu kegaitan seorang pimpinan perusahaan agar kegiatan-kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan sesuai dengan yang dikehendaki (Lubis, 1985:154). Agar pengawasan dapat berjalan seefektif dan seefisien mungkin, maka diperlukan adanya beberapa prinsip pengawasan yaitu :

1. Pengawasan harus mempunyai sifat fact finding, yang

bermakna pengawasan harus berupa fakta-fakta tentang

bagaimana tugas-tugas dijalankan dalam organisasi. 2. pengawasan harus bersifat

preventif, artinya harus dapat mencegah timbulnya

penyimpangan-penyimpangan dan

penyelewengan-penyelewengan dari rencana semula.

3. Pengawasan ditujukan pada waktu sekarang.

4. Pengawasan hanyalah sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi kerja dan jangan dilihat sebagai tujuan.

5. Pengawasan hanyalah sebagai alat, maka dari itu

penyelenggaraan pengawasan haruslah untuk mempermudah tercapainya tujuan.

6. Pengawasan bukanlah untuk mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, tetapi pengawasan dimaksudkan untuk mencari apa yang belum baik dan benar, maka dengan adanya pengawasan hal itu diperbaiki.

7. Pengawasan harus memiliki sifat membimbing, menjadi pedoman dan motivasi agar para pekerja dan karyawan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kemampuan untuk tugas yang dipercayakan kepadanya.

(4)

berhubungan erat dengan fungsi-fungsi manajerial lainnya.

Disiplin Kerja

Disiplin kerja sering diartikan oleh para pekerja sebagai suatu hal yang negatif. Contohnya : bagi karyawan Bank, keterlambatan masuk kerja (bahkan dalam satu menit pun) berarti pemotongan gaji yang disepadankan dengan tidak masuk kerja. Sedang kan bagi pengendara motor jika tidak menggunakan helm atau surat-surat kendaraan yang kurang lengkap berarti akibatnya adalah akan ditilang oleh polisi.

Disiplin kerja dalam artian positif adalah seperti yang dikatakan oleh ahli Hodges, yang mengatakan bahwa disiplin keraj adalah sikap atau tingkah laku dari seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai niat untuk mematuhi aturan-aturan yang telah dibuat.

Kenyataan yang tidak dapat dielakkan adalah sebelum masuk dalam sebuah organisasi atau perusahaan, sebuah organisasi itu mempunyai aturan-aturan bagi karyawan-karryawannya, yang merupakan proses sosialisasi dari keluarga datau masyarakatnya. Seringkali terjadi aturan, nilai dan norma diri tidak sesuai dengan aturan-aturan organisasi yang ada. Hal ini menimbulkan konflik sehingga orang mudah tegang, marah, atau tersinggung apabila orang terlalu menjunjung tinggi salah satu aturannya. Misalnya, Amir adalah orang yang selalu tepat waktu sementara itu iklim di organisasi kurang menjunjung tinggi nilai-nilai

penghargaan terhadap waktu. Jika Amir memegang teguh prinsip-prinsipnya sendiri, ia akan tersisih dari teman sekerjanya. Ia sebaliknya, jika ikut arus maka ia akan mengalami stres, oleh karenanya ia harus menyesuaikan diri; tidak ikut arus, tetapi juga tidak kaku. Ia jika perlu mempelopori kepatuhan terhada waktu kepada teman sejawatnya.

Faktor-faktor Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku. Pembentukan perilaku jika dilihat dari formula Kurt Lewin adalah interaksi antara faktor kepribadian dan faktor lingkungan (situasional).

a. Faktor Kepribadian

Faktor yang penting dalam kepribadian seseorang adalah sistem nilai yang dianut. Sistem nilai dalam hal ini yang berkaitan langsung dengan disiplin. Nilai-nilai yang menjunjung disiplin yang diajarkan atau ditanamkan orang tua, guru, dan masyarakat akan digunakan sebagai kerangka acuan bagi penerapan disiplin di tempat kerja. Sistem nilai akan terlihat dari sikap seseorang. Sikap diharapkan akan tercermin dalam perilaku.

Perubahan sikap ke dalam perilaku terdapat 3 tingkatan menurut Kelman (Brigham, 1994).

a. Disiplin karena kepatuhan

(5)

dilakukan semata untuk mendapatkan reaksi positif dari pimpinan atau atasan yang memiliki wewenang. Sebaliknya, jika pengawas tidak ada di tempat disiplin kerja tidak tampak. Contoh: penegndara sepeda motor hanya memakai helm jika ada polisi. Karyawan tidak akan mengambil sisa bahan produksi jika ada mandor. Jika tidak ada mandor, sisa bahan akan lenyap.

b. Disiplin karena identifikasi

Kepatuhan aturan yang didasarkan pada identifikasi adalah adanya perasaan

kekaguman atau

penghargaan pada pimpinan. Pemimpin yang kharismatik adalah figur yang dihormati, dihargai, dan seagai pusat identifikasi. Karyawan yang

menunjukkan disiplin

terhadap aturan-aturan organisasi bukan disebabkan karena menghormati aturan tersebut tetapi lebih disebabkan keseganan pada atasannya. Karyawan merasa tidak enak jika tidak mentaati peraturan. Penghormatan dan penghargaan karyawan pada pemimpin dapat disebabkan karena kualitas kepribadian yang baik atau mempunyai kualitas profesional yang tinggi di bidangnya. Jika pusat identifikasi ini tidak ada maka disiplin kerja akan

menurun, pelanggaran

meningkat frekuensinya.

c. Disiplin karena internalisasi Disiplin kerja dalam tingkat ini terjadi karena karyawan mempunyai sistem nilai pribadi yang menjunjung

tinggi nilai-nilai

kedisiplinan. Dalam taraf ini, orang dikategorikan telah mempunyai disiplin diri. Misalnya: walaupun dalam situasi yang sepi di tengah malam hari ketika ada lampu merah, si sopir tetap

berhenti. Walaupun

tergeletak uang di atas meja dan si majikan sedang pergi,

si pembantu tidak

mengambil uang.

b. Faktor Lingkungan

Disiplin kerja yang tinggi tidak muncul begitu saja tetapi merupakan suatu proses belajar yang terus-menerus. Proses pembelajaran agar dapat efektif maka pemimipin yang merupakan agen pengubah perlu memperhatikan prinsip-prinsip konsisten, adil bersikap positif, dan terbuka.

Konsisten adalah

memperlakukan aturan secara konsisten dari waktu ke waktu. Sekali aturan yang telah disepakati dilanggar, maka rusaklah sistem aturan tersebut. Adil dalam hal ini adalah memperlakukan seluruh karyawan dengan tidak membeda-bedakan. Seringkali karena alasan pribadi, pemimpin lebih senang

Amir daripada Adi.

(6)

melanggar aturan akan ditetapkan aturan yang berlaku tetapi tidak untuk Amir. Bersikap positif dalam hal ini adalah setiap pelanggaran yang dibuat seharusnya dicari fakta dan dibuktikan terlebih dulu. Selama fakta dan bukti belum ditemukan, tidak ada alasan bagi pemimpin untuk menerapkan tindakan disiplin. Dengan bersikap positif, diharapkan pemimpin dapat mengambil tindakan secara tenang, sadar, dan

tidak emosional. Upaya

menanamkan disiplin pada dasarnyaadalah menanamkan nilai-nilai. Oleh karenanya, komunikasi terbuka adalah kuncinya. Dalam hal ini transparansi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, termasuk di dalamnya sangsi dan

hadiah apabila karyawan

memerlukan konsultasi terutama bila

aturan-aturan dirasakan

tidakmemuaskan karyawan.

Tipe-Tipe Pengawasan

Ada tiga tipe pengawasan yaitu : 1. Pengawasan Pendahuluan.

Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control).

Pengawasan pendahuluan atau steering control, diciptakan adalah utnuk mengatasi masalah-masalah atau peyimpangan dari standar-standar atau tujuan-tujuan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih agresif dan aktif, dengan mendeteksi

penyimpangan-penyimpangan dan dapat mengambil tindakan yang benar jika sesuatu

kesalahan terjadi. pengawasan

ini akan berguna hanya jika pimpinan perusahaan mampu untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. 2. Pengawasan Concurrent.

Pengawasan yang dilakukan bersama dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control), pengawasan ini sering disebut dengan pengawasan “iya-tidak”, screening control atau “berhenti terus”, dilakukan selama suatu kegiatan

berlangsung. Tipe pengawasan yang satu ini mempunyai syarat-syatat terlebih dahulu sebelum kegiatan-kegiatan dilaksanakan dan dilanjutkan. Jadi pengawasan ini bisa disebut sebagai penjamin ketepatan dalam

penyelenggaraan suatu pekerjaan.

3. Pengawasan Umpan Balik. Pengawasan umapan balik feedback control ” dikenal juga past-action control, yaitu dengan cara mengukur hasil dari sebuah kegiatan yang sudah diselesaikan.

Tahap-Tahap Dalam Proses Pengawasan

(7)

pasar, marjin keuntungan, keselamatan kerja dan sasaran produksi.

Tahap kedua : Penentuan Standar dari Pelaksanaan kegiatan akan sia-sia ketika tidak disertai dengan pengukuran dalam kegiatan yang nyata. Oleh karena itu, tahap kedua

dalam pengawasan adalah

menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Beberapa pernyataan yang muncul adalah berapa lama jangka waktu dalam mengukur kegiatan? Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan-laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telepon? Siapa yang akan terlibat-manajer staf departemen? Pengukuran ini sebaiknya dan seharusnya tidak memakan biaya yang terlalu besar, dan intinya adalah karyawan mengerti dengan apa yang telah dijelaskan.

Tahap Ketiga : Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring ditentukan, pengukuran pelaksanaan dilakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan

terus-menerus. Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu

1. Pengamatan (observasi), 2. laporan-laporan, baik lisan dan

tulisan,

3. Metoda-metoda otomatis dan 4. inspeksi, pengujian atau

dengan pengambilan sampel.

Tahap Keempat : Perbandingan Pelasanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan.

Tahap kritis dari proses pengawasan perbandingan pelaksanaan nyata.

Dengan pelaksanaan yang

direncanakan atau standar yang telah ditetapkan. Walaupun tahap yang ini termasuk tahap yang paling mudah dari tahap-tahap yang lain, namun kesempurnaan akan terjadi pada saat menginterprestasikan adanya

penyimpangan (deviasi).

Penyimpangan- penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar tidak dapat dicapai.

Tahap Kelima : Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan. Bila hasil dari menganalisa memerlukan tindakan koreksi, maka tindakan tersebut harus dikerjakan. Tindakan koreksi tersebut diambil dengan berbagai dan bermacam bentuk. Bentuk Standarnya mungkin mengubah, pelaksanaan diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan.

Jenis-Jenis Pengawasan

Ada empat macam dasar pengelolaan jenis pengawasan, yaitu : Waktu Pengawasan Berdasarkan bila pengawasan dilakukan, maka macam-macam pengawasan itu dibedakan atas :

1. pengawasan dan preventif, dengan pengawasan preventif dimaksudkan pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Jadi, diadakan tindakan pencegahan agar jagan terjadi kesalahan-kesalahan dikemudian hari 2. pengawasan repressif. Dengan

(8)

dikatakan diukur dahulu hasil-hasil yang dicapai dengan pengukur yang standar yang ditentukan sebelumnya.

Objek Pengawasan

Berdasarkan objek pengawasan, pengawasan dapat dibedakan atas pengawasan dalam bidang-bidang sebagai berikut :

1. Produksi, dalam bidang produksi, maka pengawasan itu dapat ditunjukkan terhadap kuantitas hasil produksi ataupun terhadap kualitas ataupun terhadap liquiditas perusahaan.

2. Pengawasan di bidang waktu yang dimaksudkan apakah dalam menghasilkan suatu barang atau jasa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau tidak ?

Menurut Beishline, pengawasan berdasarkan objeknya dapat dibedakan atas :

1. Kontrol administrative, kontrol administratif berurusan dengan tindakan dengan pikiran. 2. Kontrol operatif. Kontrol

operatif adalah dalam bagian-bagian terbesar yang berurusan dengan pengambilan tindakan

Subjek pengawasan

Subjek pengawasan dapat dibedakan atas landasan penggolongan siapa yang menciptakan pengawasan itu, maka dapat dibedakan pengolongannya menjadi :

1. pengawasan intern, Dengan pengawasan intern dimaksud pengawasan yang dilakukan

oleh atasan dari petugas bersangkutan. Oleh karena itu, pengawasan semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal. Disebutka ia sebagai pengawasan formal karena yang melakukan pengawasan itu adalah orang-orang berwenang.

2. Pengawasan ekstern. Pengawasan ekstern terjadi bilamana orang yang melaksanakan pengawasan tersebut adalah orang-orang dari luar organisasi tertentu.

Selanjutnya ada juga pengawasan jenis ini lazim yang sering disebut

pengawasan sosial ( sosial control) atau pengawasan internal.

Pengawasan jenis ini adalah

pengawasan yang saling mengontrol maksudnya adalah saling menilai antara pekerja yang satu dengan yang lain.

Cara Mengumpulkan Fakta-Fakta yang digunakan sebagai

Pengawasan

Berdasarkan cara bagaimana

mendapatkan fakta-fakta guna sebagai pengawasan. Maka dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Personal Observation ( Personal Inspection), 2. Oral Report (Laporan Lisan) 3. Written Report (laporan

Tertulis)

4. Control By Exception

Produktivitas Kerja

(9)

kuantitatif-teknis operasional. Secara filosofi, produktivitas mengandung sebuah paradigma (pandangan hidup) dan sikap mental yang selalu berusaha untuk menambah kemampuan. Maksudnya adalah keadaan hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya, dan kualitas kehidupan besok hari harus lebih baik dari pada hari ini. Tidak ada waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna jika ingin meningkatkan produktivitas kerja. Paradigma dan sikap mental tersebut akan memberikan motivasi kepada individu untuk tidak merasa puas dengan apa yang telah didapat, sehingga dapat terus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja sampai ketingkat yang optimal dengan usaha yang semaksimal mungkin.

Definisi kerja secara kuantitatif, produktifitas adalah sebagai sebuah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan semua sumber daya yang dipergunakan dalam satu waktu. Dalam konsepnya, peningkatan produktivitas merupakan sumber

pertumbuhan utama untuk

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Pertumbuhan yang tinggi dan continue merupakan sebuah unsur penting dalam menjaga keseimbangan peningkatan mutu kerja dalam produktivitas jangka panjang.

Sumber produktivitas dapat

dikelompokkan kedalam unsur-unsur sebagai berikut :

1. Peningkatan dan

Pengembangan stok modal sebagai hasil akumulasi dari proses pembangunan yang

terus berlangsung. Proses akumulasi ini dapat dihasilkan dari proses investasi.

2. Peningkatan dan

Pengembangan tenaga kerja juga mempunyai kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi

3. Peningkatan dan

Pengembangan produktivitas kerja merupakan sumber pertumbuhan yang disebabkan oleh peningkatan mutu dan kualitas.

Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi, dikondisikan dan ditentukan oleh ketersediaan alat-alat produksi seperti peralatan dan perlengkapan kerja. Namun, konsep produktivitas mengacu pada konsep produktivitas sumber daya manusia. Secara umum dapat dikatakan konsep produktivitas adalah suatu perbandingan antara output dan input dalam persatuan waktu.

Pengaruh Pengawasan Dan Kedisiplinan Terhadap Produktivitas Kerja

(10)

Hasilnya dapat dipastikan tingkat kesalahan dan pelanggaran yang terjadi di dalam proses produksi akan terminimalisir. Sedangkan kedisiplinan yang sejati terdapat bila para karyawan tersebut datang ke tempat kerja dengan teratur dan tepat pada waktunya. Apabila mereka berpakaian baik pada tempat pekerjaannya, menggunakan bahan-bahan dan alat-alat perusahaan dengan hati-hati, menghasilkan jam dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dan mengikuti cara bekerja yang ditentukan oleh perusahaan dengan semangat yang baik, maka perusahaan tersebut akan masuk pada masa kemajuannya dan mungkin saja akan mencapai tingkat kesuksesan yang luar biasa.

(11)

Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan pengawasan kerja perlu dilakukan agar suatu pekerjaan dalam organisasi selalu berjalan dengan baik dan tidak masalah sedikitpun. Pengawasan dalam hal ini bukanlah sebagai suatu hal perlu ditakuti namun sebagai suatu cambuk agar membuat pekerjaan itu menjadi lebih mudah dengan meningkatkan kemampuan diri. Sedangkan disiplin kerja pegawai diukur melalui beberapa cara yakni diantaranya kehadiran, Ketaatan pada peraturan kerja, Ketaatan pada standar kerja dan tingkat tingkat kewaspadaan tinggi. Dengan adanya pengawasan dan kedisiplinan dalam kerja ini maka akan menbuat karyawan untuk bekerja dengan baik dan benar, sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal. Dengan kata lain pengawasan dan kedisiplinan yang baik akan dapat meningkatkan produktivitas kerja yang bertambah baik dengan hasil yang baik.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan uraian diatas maka penulis dapat menyarankan bahwa pengawasan dan disiplin kerja bukanlah suatu hal yang menakut-nakuti dengan sanksi atau hukuman, tetapi pengawasan dan disiplin kerja diharapkan mampu untuk membuat pekerjaan menjadi lebih ringan. Maka dari itu dalam penciptaan rencana pengawasan dan disiplin kerja diharapkan semua

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, J.C. 1994. Social Psychology. Edisi 2. New York : Harper Collins Publishers.

Horol Kontz dan Cyril O’ Donnel, 1995. Pengantar Manajemen Manajer Keanekaragaman, dan Perubahan, Jakarta.

http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/d isiplinkerja_avin.pdf

Http://Www.Academia.Edu/10302445/ Skripsi_Pengaruh_Pengawasan_ Terhadap_Kinerja_Pegawai_Di_ Dinas_Pendapatan_Dan_Pengelo laan_Keiangan_Daerah_Peovinsi _Banten

Http://Www.Academia.Edu/10302445/ Skripsi_Pengaruh_Pengawasan_Terha dap_Kinerja_Pegawai_Di_Dinas_Pend apatan_Dan_Pengelolaan_Keiangan_D aerah_Provinsi_Banten

Kurt Lewin M. Keller, 1992, Instructional Design Theory and Models : An Overview of Their Current Status, Charles M. Regeluth (ed), Lawrence Erlbaum Associates, London

Lubis Ibrahim.1985. Pengendalian dan Pengawasan Proyek dalam Manajemen. Jakarta : Ghalia Indonesia

repository.usu.ac.id/bitstream/1234567 89/18095/4/Chapter I.pdf

Siagian P Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Simamora, Henry. 2004. Manajeman Sumber Daya Manusia .Yogyakarta : Aditama Media.

Simanjutak J Payaman.1987. Pengukuran Produktivitas. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito Sugiyono, 2001. Metode Penelitian

Administrasi. Bandung: Alfa Beta Sugiyono. 2007. Statistika Untuk

Penelitian. Bandung : Alfa Beta T. Haiman. Public RelationsProfesi

dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika

Tohardi, Ahmad. 2002. Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Mandar Maju

Winardi.1993. Asas-asas Manajemen. Bandung: Alumni

Wursanto.1990. Manajemen

Kepegawaian. Yogyakarta : Kanisius

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa, maka beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kerinci Nomor 14

d) Janjang yang terlalu banyak dimasukkan sekaligus ke dalam drum , sehingga tandan buah segar tersebut hanya bergulir sesamanya. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BANTUL TENTANG PEMBENTUKAN TIM VERIFIKASI PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

In terms of equity, the board appointment process is examined for evidence of gender bias and the remuneration of directors is tested for a significant male – female wage gap.. In

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan di Padukuhan Rejosari dan Sempon pada ibu pre menopause sebanyak 7 responden didapatkan data bahwa 5 responden belum

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kami diberikan kekuatan dan

a) Dosen I Jurusan mengusulkan mala kuliah baru. b) Jurusan memeriksa (relevansi) kelerkailan dengan kurikulum. c) Jurusan mendaftar mahasiswa peminat dan ketersediaan dosen.