31/01/2016 1
31/01/2016 1
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Arah Pengembangan Strategis:
PENGUATAN INOVASI NASIONAL
DALAM UPAYA MEWUJUDKAN
KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA
Jakarta, 01 Februari 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi – Kementerian Ristek dan Dikti
PERAN IPTEK-DIKTI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
2
DAYA SAING DAN INOVASI
3
Rekomendasi
5
PENDAHULUAN
1
31/01/2016 3
31/01/2016 3
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
PENDAHULUAN
Isu-Isu Strategis
• Globalisasi : merupakan produk perkembangan
ilmu pengetahuan,
teknologi, dan daya inovasi,
yang semakin mengecilkan arti tapal batas
politik dan geografi
, serta
ekonomi
sebagai penggerak utama era saat ini.
• Middle Income Trap
: a situation whereby a middle income trap country is
falling to transition to a high-income economy due to rising costs and
declining competitiveness.
• Bonus Demografi : Rasio ketergantungan dari usia non produktif terhadap
usia produktif berada pada titik rendah.
• Green Growth : growth balanced with environmental protection; quality
oriented, low-carbon, energy efficient growth with a focus on creating value
through clean technology and innovation in market for environmental goods
and services.
31/01/2016 5
31/01/2016 5
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Perkembangan Lingkungan Strategis
• Masyarakat Ekonomi Asean
• Trans-Pacific-Partnership
• Pergeseran ekonomi global; East Asian Economies
and the Chinese Engine.
• Perkembangan teknologi dan inovasi yang sangat
cepat; information and communication technology,
aerospace, nano-technology, advance material.
PERAN IPTEK-DIKTI DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
31/01/2016 7
31/01/2016 7
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Arahan RPJPN 2005-2025
• Visi:
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
• MISI
:
1.
Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
2.
Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing
.
3.
Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4.
Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5.
Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
6.
Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
Mewujudkan
masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju,
adil dan makmur
melalui percepatan
pembangunan di
segala bidang dengan
struktur
perekonomian
yang kokoh
berlandaskan
keunggulan
kompetitif
Menata kembali
NKRI, membangun
Indonesia yg aman
dan damai, yg adil
dan demokratis
dengan tingkat
kesejahteraan yang
lebih baik
Memantapkan
penataan kembali
NKRI, meningkatkan
kualitas SDM,
membangun
kemampuan iptek,
memperkuat daya
saing perekonomian
RPJMN
Tahun 2005-2009
RPJMN
Tahun 2015-2019
RPJMN
Tahun 2020-2024
Memantapkan
pembangunan secara
menyeluruh dengan
menekankan
pembangunan
keunggulan kompetitif
perekonomian yang
berbasis SDA yang
tersedia, SDM yang
berkualitas, serta
kemampuan iptek
RPJMN
Tahun 2010-2014
VISI
Pembangunan
2025
Penciptaan nilai tambah
berbasis keunggulan kompetitif
(SDA + SDM + IPTEK)
31/01/2016 9
31/01/2016 9
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
9
(Sembilan) Agenda Prioritas
Pembangunan (
Nawa Cita
)
1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2.
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan;
4.
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik;
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa;
Arah Kebijakan Nasional
VISI-MISI PRESIDEN RI
Nawa Cita ke-6:
Membangun sejumlah Science dan Techno Park di daerah-daerah, politeknik
dan SMK-SMK dengan prasana dan sarana dengan teknologi terkini.
6.7. Membangun sejumlah science and techno park di
daerah, kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan
Sarpras teknologi terkini.
7.5. Mewujudkan penguatan teknologi melalui kebijakan
penciptaan
sistem inovasi nasional
.
8.5.
Memprioritaskan
pembiayaan
penelitian
yang
31/01/2016 11
31/01/2016 11
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Arah Kebijakan Penelitian, Pengembangan dan
Penerapan IPTEK (P3-IPTEK)
1. Peningkatan daya saing sektor produksi
–
Penyelenggaraan Litbang (Riset), Layanan Perekayasaan dan Teknologi, Layanan
Infrastruktur Mutu, Layanan Pengawasan Tenaga Nuklir, Penguatan kerjasama
Swasta-Pemerintah-Perguruan Tinggi
2. Peningkatan dukungan iptek bagi keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya alam
–
Sumber Daya Hayati (Bioresources), Sumberdaya Nirhayati, Penginderaan Jauh, Mitigasi
Perubahan Iklim
3. Pembangunan masyarakat Indonesia menuju kehidupan global yang maju dan modern
– menyelenggarakan riset sosial dan kemanusiaan
4. Peningkatan dukungan bagi riset dan pengembangan dasar
– (1) peningkatan kualitas dan kuantitas SDM iptek; (2) Pembangunan sarpras Iptek -
revitalisasi Puspiptek, (3) Pembangun repository dan diseminasi informasi iptek; serta (4)
Peningkatan jaringan iptek melalui konsorsium riset.
5. Pengembangan Taman Tekno dan Taman Sains
–
Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (National S&T Park)
–
Pembangunan Taman Sains Provinsi
–
Pembangunan Taman Tekno Kabupaten/Kota
Arah Kebijakan Kemenristek Dikti
Arah:
1.
Meningkatkan tenaga terdidik
dan terampil berpendidikan
tinggi.
2.
Meningkatkan kualitas
pendidikan tinggi dan lembaga
litbang.
3.
Meningkatkan sumber daya
litbang dan pendidikan tinggi
yang berkualitas.
4.
Meningkatkan produktivitas
penelitian dan pengembangan.
5.
Meningkatkan inovasi bangsa.
Fokus bidang utama :
1.
Pangan,
2.
Energi,
3.
Teknologi dan Manajemen
Transportasi,
4.
Teknologi Infomasi dan
Komunikasi,
5.
Teknologi Pertahanan dan
Keamanan,
6.
Teknologi Kesehatan dan Obat,
dan
31/01/2016 13
31/01/2016 13
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Kerangka Logis Rencana Strategis
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
DAYA
SAING
LEMBAGA YANG
BERKUALITAS
INOVASI
SUMBERDAYA
BERKUALITAS
TENAGA KERJA
TERAMPIL DIKTI
PENELITIAN DAN
PENEMBANGAN
31/01/2016 15
31/01/2016 15
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
15
Struktur Organisasi
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
1. Bidang Akademik; 2. Bidang Infrastruktur 3. Bidang Relevansi dan
Produktivitas
Direktorat Jenderal
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Lembaga Penelitian dan Pengembangan Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat
Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang
Lainnya Direktorat Pengembangan Kelembagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Riset dan Pengembangan Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat
Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Pengembangan Teknologi Industri Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Pembelajaran Direktorat Penjaminan Mutu Direktorat Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Sekretariat Direktorat Jenderal
Direktorat
Karier dan Kompetensi SDM
Direktorat
Sarana dan Prasarana
Direktorat Kualifikasi SDM Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Inovasi Industri Sekretariat Inspektorat Jenderal Inspektorat Jenderal
Inspektorat I Inspektorat II Inspektorat III
STAF AHLI
Pusat Data dan Informasi
Iptek Dikti Pusat Penelitian Iptek Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT LLPT/
Kopertis EIJKMAN LBM PP Iptek Biro Hukum dan Organisasi Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Biro Perencanaan SDM Biro Biro Keuangan dan Umum Sekretariat Jenderal Kelompok Jabatan Fungsional Referensi :
Dukungan Manajemen Sistem Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Sekretariat Direktorat Jenderal Direktorat Sistem Inovasi Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Direktorat Inovasi Industri Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Inovasi Industri Penciptaan Nilai Tambah dan produktifitas Ekonomi, Publik dan Akademik untuk peningkatan daya saing bangsa
Pendekatan Kesisteman Pengorganisasian
Penguatan Inovasi Nasional
Penguatan Inovasi Nasional dikelola secara
holistik dan integratif
sebagai sebuah sistem yang “beroperasi” berdasarkan
roadmap
pengembangan
yang terarah secara
fokus, konsisten serta
berkelanjutan
untuk mendukung
penciptaan nilai tambah menuju
penguatan daya saing dan kemandirian bangsa
.
31/01/2016 17
31/01/2016 17
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
DEFINISI DAYA SAING
Daya saing
adalah kesatuan/keterpaduan antar
lembaga, kebijakan, dan faktor – faktor yang
menentukan tingkat produktivitas dari suatu negara
Sedangkan
tingkat produktivitas
adalah tingkat
kesejahteraan yang dapat dicapai dalam ekonomi.
Tingkat Produktivitas juga menentukan tingkat
pengembalian investasi dalam suatu ekonomi yang
selanjutnya merupakan penggerak utama tingkat
pertumbuhan.
31/01/2016 19
31/01/2016 19
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
GLOBAL COMPETITIVE INDEX – INDONESIA
2015-2016
http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/economies/#economy=IDNRank at 37 of 140 Countries
1st pillar: Institutions 4.1 2nd pillar: Infrastructure 4.2 3rd pillar: Macroeconomic environment 5.5 4th pillar: Health and primaryeducation 5.6 5th pillar: Higher education and
training 4.5 6th pillar: Goods market efficiency 4.4 7th pillar: Labor market efficiency 3.7 8th pillar: Financial market
development 4.2
9th pillar: Technological readiness 3.5
10th pillar: Market size 5.7
11th pillar: Business sophistication 4.3
INDONESIA AND SELECTED ASEAN COUNTRIES
9th Pilar: Technology Readi Avail. of the Latest Techn. Firm Level Techn. Adoption FDI Technology Transfer
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
47 Malaysia 4.6 30 Malaysia 5.7 23 Malaysia 5.6 5 Malaysia 5.6 58 Thailand 4.2 68 Indonesia 4.8 40 Philippines 5.1 28 Thailand 4.9 68 Philippines 3.9 70 Thailand 4.7 41 Indonesia 5.1 42 Philippines 4.8 85 Indonesia 3.5 78 Philippines 4.6 53 Thailand 4.9 54 Indonesia 4.6
11th Pilar: Business Sophist Local Supplier Quality Value Chain Breadth State of Cluster
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
13 Malaysia 5.3 19 Malaysia 5.3 11 Malaysia 6.2 6 Malaysia 5.3 35 Thailand 4.4 59 Thailand 4.4 31 Indonesia 4.3 28 Indonesia 4.4 36 Indonesia 4.3 64 Philippines 4.3 32 Thailand 4.3 39 Thailand 4.1 42 Philippines 4.3 74 Indonesia 4.2 33 Philippines 4.2 45 Philippines 4
12th Pilar: Innovation Quality of R&D Inst University Industri Collaboration Patent Application Per Million Pop
Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value Rank Country Value
20 Malaysia 4.8 20 Malaysia 5.3 12 Malaysia 5.3 33 Malaysia 11.8 30 Indonesia 3.9 41 Indonesia 4.3 30 Indonesia 4.5 66 Thailand 1.3 48 Philippines 3.5 53 Thailand 4 45 Thailand 4 85 Philippines 0.3 57 Thailand 3.4 69 Philippines 3.7 56 Philippines 3.8 102 Indonesia 0.1
31/01/2016 21
31/01/2016 21
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Pilar: Technological Readiness dan Innovation
Indicators
Score RankingIndicators
Score Ranking9th pillar: Technological
readiness
3.6
85 12th pillar: Innovation
3.6
39
Availability of latest technologies 4.9
72 Capacity for innovation
3.9
30
Firm-level technology absorption
4.9
56
Quality of scientific research
institutions
3.9
56
FDI and technology transfer
4.8
61 Company spending on R&D
3.9
25
University-industry collaboration in
R&D
4.2
40
Gov’t procurement of advanced
tech products
4.0
29
Availability of scientists and
engineers
4.3
51
PCT patents, applications/million
DEFINISI INOVASI DAN SISTEM INOVASI
• Everett M. Rogers (1983),
Mendefinisikan bahwa
inovasi
adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang
disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh
seseorang atau kelompok untuk diadopsi.
• Stephen Robbins (1994
), Mendefinisikan,
inovasi
sebagai
suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai
atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
31/01/2016 23
31/01/2016 23
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
DEFINISI INOVASI DAN SISTEM INOVASI
• Schumpeter (1947),
Inovasi merupakan suatu sumber
dari perubahan ekonomi sedangkan inovasi teknologi
merupakan suatu sumber dari siklus bisnis. Oleh
karena itu, inovasi merupakan fenomena yang terjadi
pada satu atau lebih dari lima hal di bawah ini :
– Pengenalan Produk Baru
– Pengenalan Metode Produksi Baru
– Penetrasi Pasar yang Baru
– Menemukan Sumber Baru Suplai Bahan Baku atau Produk
Antara
Definisi Sistem Inovasi Nasional
Adanya jejaring
interaksi di
antara berbagai
komponen
dalam sistem
kegiatan inti
dari jejaring
adalah proses
inovasi dan
pembelajaran
(Edquist, 1996)
• “ ….jaringan lembaga di sektor publik dan swasta yang interaksinya
memprakarsai, mengimpor (mendatangkan), memodifikasi dan mendifusikan
teknologi-teknologi baru.” (Freeman, 1987)
• “ …..elemen dan hubungan-hubungan yang berinteraksi dalam
menghasilkan, mendifusikan dan menggunakan pengetahuan yang baru dan
bermanfaat secara ekonomi . . . . suatu sistem nasional yang mencakup
elemen-elemen dan hubungan-hubungan bertem-pat atau berakar di dalam
suatu batas negara.” (Lundvall, 1992)
• “: …..sehimpunan aktor yang secara bersama memainkan peran penting
dalam mempengaruhi kinerja inovatif” (Nelson dan Rosenberg, 1993)
• “ ……, sistem inovasi merupakan suatu sistem dari lembaga-lembaga yang
saling berkaitan untuk menciptakan, menyimpan, dan mengalihkan
pengetahuan, keterampilan dan artifacts yang menentukan teknologi baru”.
(Metcalfe, 1995)
• “ …. himpunan lembaga-lembaga pasar dan non-pasar di suatu negara yang
mempengaruhi arah dan kecepatan inovasi dan difusi teknologi.” (OECD,
1999)
• ……
31/01/2016 25
31/01/2016 25
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
KERANGKA SISTEM INOVASI NASIONAL
TRIGGER (INSENTIF)
Potensi Nasional
(Litbang, SDA, SDM
dll)
Menjadi pendorong
kekuatan ekonomi
nasional
. Inovasi •Masyarakat •BUMD/BUMN •Investor •PT •LPNK •Lemlit •KEUANGAN, BAPENAS •SEKTOR •RISTEKDIKTI •Perindustrian dll Industri academia PENGIKAT (Kebijakan Nasional) KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF)KESENJANGAN
INDUSTRI, PEMERINTAH, AKADEMISI (ABG)
o Lemahnya Saluran transaksi dan partnership o Perbedaan kepentingan o Hambatan komunikasi
dan fasilitasi (sistem informasi hasil-litbang dan information clearing house) PEMERINTAH o Rendahnya koherensi kebijakan antarsektor o Political Wiil - rendahnya
pemihakan pemerintah terhadap pendayagunaan hasil litbang o Kebijakan lembaga & peraturan
anggaran pemerintah tidak menunjang o Sedikitnya insentif pemerintah INDUSTRI o Didominasi oleh perusahaan-perusahaan dengan permintaan atau daya serap inovasi rendah o Mahalnya sarana litbang o Keterbatasan SDM litbang
LITBANG PEMERINTAH & PERGURUAN TINGGI
o Misi dan kultur lembaga litbang
o Profesionalisme
pelayanan jasa teknologi o Penelitian tidak sesuai
kebutuhan industri.
o Ketidak jelasan kebijakan pemilikan HKI/lisensi o Rendahnya Anggaran
31/01/2016 27
31/01/2016 27
Kementerian RISTEK dan DIKTI Sustainable prosperity and nation’s civilization 27
Perbedaan Kepentingan
Perguruan Tinggi Vs Industri
PERGURUAN
TINGGI
INDUSTRI
Komersialisasi
Teknologi
Baru & Tepat Guna
Pendidikan
Litbang
Pengabdian
Masyarakat
Pembangunan
Ekonomi
Profit
Litbang Produk
Pengetahuan untuk
Pengetahuan
Kebebasan Akademis
Open Disclousure
Pengetahuan untuk
profit
Kerahasiahan
Limited Public Disclosure
Source: Louis P. Berneman, 1999PEMERINTAH
INDUSTRI
ALTERNATIF INSTRUMEN KEBIJAKAN
PENGUATAN SISTEM INOVASI
Kebijakan alih teknlogi
Kebijakan HKI dan publikasi
Penyelarasan ukuran kinerja
Roadmap kompetensi dan
litbang
PPBT
Pemanfaatan kebutuhan
pemerintah dan BUMN
Prototyping center
Testing and certification center
Program litbang strategis
Aliansi strategis lembaga litbang
dengan perusahaan
Dukungan start up capital melalui
kapital ventura
Menstimulasi
perkembangan
kemampuan dan
investasi perusahaan
dalam kegiatan
inovasi
Meletakkan lembaga
litbang pemerintah &
perguruan tinggi
untuk memperkuat
daya dukung inovasi
LITBANG dan PT
Memperkuat fungsi
memotivasi, menstimulasi,
memfasilitasi, dan menciptakan
iklim yang kondusif bagi
penguatan sistem inovasi
Lembaga Intermediasi
STP, inkubator, pusat alih teknologi, pusat promosi iptek, pusat kemitraan
Insentif
perpajakan
Pendampingan
kredit perbankan
(matching fund)
Jaminan kredit
perbankan (loan
guarantee
Sinkronisai & koherensi kebijakan:
Pelaksanaan UU terkait iptek dan
turunannya
31/01/2016 29
31/01/2016 29
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Bamelis, Bayer
Riset Mentransformasi Uang
Menjadi Pengetahuan
Konsekwensi:
Inovasi Mentransformasi
Pengetahuan Menjadi Uang
o
Pekerjaan belum selesai di
riset
o
Pekerjaan selesai, saat riset
menghasilkan inovasi yang
bermanfaat bagi pngguna*
31/01/2016 31
31/01/2016 31
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti 31
UJI ALPHA (α)
1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratoriumUJI BETA (β)
1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan LanjutDIFUSI
1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjutEKSPLORASI
1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/ScanningPenguatan
Inovasi
Lingkup Peran Penguatan Inovasi Nasional
Temuan baru
32
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
AGENDA PENGUATAN INOVASI
Penciptaan Nilai Tambah
Peran /PendanaanPemerintah Penguasaan IPTEK
Tingkat Ketergantungan Impor
“ Kondisi Saat Ini 2015”
(Pembangunan Iptek)
IPTEK 2025”
(Iptek
Membangun)
1. Flagship Program dan Konsorsium Inovasi
2. Harmonisasi Kebijakan dan Program 3. Pengembangan Instrumen Kebijakan
(Innovation Support)
4. Diseminasi dan Intermediasi 5. Kerjasama Internasional
5 (Lima)
Agenda
Utama
Penguat
an
Inovasi
31/01/2016 33
31/01/2016 33
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
STRATEGI INOVASI:
Balanced Demand Driven dan Supply Push
Product Development
Tecnology
Take to
market
Take
to
market
Basic
Research
2-3 Years
Market
identified
Market to
be
identified
Many years of R&D Research
grants
Technology grants
Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial productin, insentif, regulasi
Demand Driven
PROGRAM NASIONAL SEBAGAI
PENGGERAK INOVASI (DEMAND PULL)
Instansi Program Jumlah
Kementerian Perhubungan (Transportasi)
Pengadaan ATP
Sarana Bantu navigasi pelayaran Vesel Trafic System
Kapal patroli
Kapal negara kenavigasian
Peralatan dan fasilitas keamanan transportasi udara
17 Unit 3.023 Unit 69 Unit 599 Unit 105 Unit 1.157 Unit Kementerian ESDM (Energi) Penggunaan EBT Penggunaan Minyak Penggunaan Gas Penggunaan Batubara
Penambahan kapasitas pembangkit
Kapasitas terpasang pembangkit EBT (Panas bumi, Bioenergi, Air, Surya, Hibrid, Laut) 14% 26% 26% 40% 19.319 MW 16.996 MW Kementerian Kesehatan (Obat dan Kesehatan)
Bahan baku obat dan obat tradisional serta alkes yang diproduksi di dalam negeri (Program kefarmasian dan alkes)
Alkes yang diproduksi dalam negeri (Peningkatan produksi dan distribusi
alkes)
Bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi dalam negeri
35 10 25
31/01/2016 35
31/01/2016 35
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Sumber: Diolah RPJM 2015-2019
Instansi
Program
Jumlah
Kementerian
Pertanian
(Pangan)
Penangkar Benih
Desa Mandiri Benih (??) Nawacita
Pengadaan Alsintan
Rumah Kompos
Usaha Pengolahan hasil peternakan (Nawacita)
160
1000
22.394
1.897
12
Kementerian
Komunikasi dan
Informatika
Radio Keselamatan Nelayan (basis data KKP)
BTS di daerah tertinggal.
Implementasi Aplikasi Sistem Informasi Desa dan Kawasan
Palapa Ring
230 ribu Unit
575 Unit
1000 Desa
51 Kab/Kota
Kemenperin
(All Sectors)
Prototype yang mendukung industri permesinan dan alat
pertanian
Industri permesinan dan alat mesin pertanian green industry
Prototype teknologi industri alat transportasi darat
Peralatan proses pupuk organik yang dioptimalisasi
Pabrik Methanol berbasis gasifikasi batubara
Pabrik Bahan Baku Obat
Pabrik NPK
Pembangunan Pilot Plant pemanfaatan logam tanah jarang
Peralatan produksi Industri Makanan, Hasil Laut
5 unit
5 unit
5 unit
8 unit
1 unit
3 unit
1 unit
1 unit
8 unit
PROGRAM NASIONAL SEBAGAI
POTENSI PENGUATAN INOVASI (SUPPLY PUSH)
1. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran "Nilai
31/01/2016 37
31/01/2016 37
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
2. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran
"Kesiapan sebagai lini usaha" dan "Aspek Kemandirian/Daya Saing
3. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran
"Pelaksana" dan "Mitra Penguatan Inovasi"
31/01/2016 39
31/01/2016 39
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
4. Produk, Sub-Produk, Teknologi yang Digunakan, Inisiatif Penguatan Inovasi, Keluaran
"Calon Pengguna yang Potensial" dan "Referensi"
No Lembaga Perguruan Tinggi Lembaga Litbang Pemerintah Daerah Industri Masyarakat
Bidang Fokus Penguatan Inovasi
P an gan d an P ertania n Energ i, Energ i Baru d an Te rb aru kan Ke sehatan d an Obat Tran sport asi Te leko m u n ikas i, In fo rm asi d an Ko m u n ikasi Te kno lo gi P ertahan an d an Ke am an an M ate ria l M aju M ari tim d an Ke lau tan P enan gg u lan gan b encan a d an p eng u ran gan risi ko b encan a So sial H u m an io ra In isi atif p eng u atan y an g b ersi fa t in tegr atif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Institut Teknologi Bandung -- -- -- --
2. Institut Pertanian Bogor -- -- -- -- -- -- -- -- --
3. Universitas Gajah Mada -- -- -- -- --
4. Universitas 11 Maret -- -- -- --
5. Institut Teknologi 10 Nov -- -- -- -- -- --
6. Universitas Brawijaya -- -- -- --
7. Univ. Pemb Nasional (UPN) -- -- -- -- -- -- -- --
8. Balitbangda Prov. Jatim -- -- -- -- -- -- -- -- --
9. Universitas Indonesia -- -- -- -- -- -- --
Rekapitulasi (Uji Coba) Potensi Penguatan Inovasi Nasional
(berdasarkan pengambilan data : 26 & 27 Januari 2016)
31/01/2016 41
31/01/2016 41
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Budidaya dan pemeliharaan tanaman obat herbal Pelestarian Pule Pandak Pen Tulang Sintetis Pengaktifan oto dan syaraf yang
disfungsi
ILUSTRASI
: Hasil Pemetaan Potensi Penguatan Inovasi Bidang Kesehatan
Potensi Kemitraan dalam Penguatan Inovasi
Kementerian Pertanian Pemprov Jawa Timur Pemprov Jawa Tengah Kementerian Kelautan dan Perikanan Pemerintah/Government : Masyarakat/Community: Masyarakat PERIKANAN Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Dunia Usaha/Business: Perum PERIKANAN PT Centra Proteina Prima PT JAPFA Comfeed Sekolah Tinggi Perikanan Pendidikan/Academic: Institut Pertanian BogorPerikanan
Metode pengolahan kontoran unggas menjadi pakan ikan lele yang berkualitasPencetak pelet kontinyu dengan pengaturan ukuran produk
Kondisi Saat Ini
(berdasarkan data yang masuk)
UNS Solo UPN Surabaya
Disain dan teknik pemasangan alat pengumpul kerang hijau Univ. Brawijaya Lembaga Litbang : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Potensi Pengembangan Basis Keterkaitan Antar Unsur Inovasi
31/01/2016 43
31/01/2016 43
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Mobil
Listrik
Perahu Nelayan Energi AlternatifSepeda
Listrik
Fuel &
Engine
Control
1. Pengembangan Mobil Menggunakan Baterai Litium1. Pembuatan mobil listrik minus engine
2. Pembuatan motor listrik minus engine 1. Model Perahu Nelayan Berbasis Energi Alternatif 1. Kontrol kecepatan motor AC dengan menggunakan inverter 1. Sistem kendali
bahan bakar (mobil dan motor)
1. Sepeda Listrik PUSNAS
Potensi Jejaring Kolaborasi dalam Penguatan Inovasi
(Keterkaitan Antar Unsur Inovasi)
REGULATING Perumusan dan penetapan kebijakan EMPOWERING Fasilitasi, pengembangan kapasasitas EXECUTING Penyelenggaraan percontohan inovasi Perumusan dan pelaksanaan kebijakan Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi
Pengelolaan anggaran Pengelolaan Pengelolaan SDM ASN data, informasi
dan pengetahuan Pengelolaan sarana dan
prasarana kerja Tatakelola dan tatalaksana
Ketersediaan anggaran Perencanaan
P R O D U C E
P R O V I D E
A P P LY
M
A
N
A
G
E
Terbangunnya iklim kondusif inovasi nasional dalam 7 bidang
riset dengan peningkatan hasil penciptaan nilai tambah Koordinasi dan sinkroninsasi lintas
pemangjku kepentingan dalam pelaksanaan kebijakan dan sistem
inovasi nasional Terbangunnya sistem inovasi nasional yang didukung dengan : keandalan jaringan dan hubungan
interaktif antar unsur inovasi
Keterpaduan pengelolaan data dan informasi penguatan
inovasi nasional yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan utama Kebijakan nasional dan kebijakan
teknis dalam penguatan inovasi nasional Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria Pengukuran Kinerja
Kerangka Kerja Konseptual
31/01/2016 45
31/01/2016 45
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Benih Padi
IPB 3S
Inisiatif Penguatan Inovasi
Regulating
Executing
Empowering
K
aid
ah
P
e
lak
san
aan
Kerangka
Regulasi
Penyesuaian berbagaiperaturan dan regulasi dalam rangka kemudahn periizinan, pelepasan varietas, ekspor-impor, pemanfaatan benih penangkar
Benih varietas-varietas publik diproduksi dan diedarkan oleh masyarakat atas pengawasan
pemerintah
Peningkatan kapasitas sumber daya dan
infrastruktur perbenihan.
Kerangka
Kelembagaan
Penguatan Balai Benih yang ada di berbagai daerah
Produksi benih sebar dilakukan oleh produsen benih baik BUMN,PT, swasta dan penangkar.
Membangun pola
kemitraan dalam rangka produksi dan pemasaran benih (Public Private Patrnership)
Kerangka
Pendanaan
Program kecukupan benih (kemandirian) benih bagi masyarakat menjadi
tanggungjawab pemerintah melalui berbagai program insentif.
Penjaminan risiko produksi benih
Mendorong lembaga keuangan untuk terlibat dalam investasi/
pendanaan produksi benih dengan suku bunga
rendah
Kerangka
Evaluasi
Mekanisme evaluasi untuk mengukur kecukupan benih bagi masyarakat secara nasional
Mekanisme sertifikasi dan standardisasi benih
Fasilitasi sertifikasi dan standardisasi benih
Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional
(Benih Padi IPB 3S)
Perbibitan Sapi
Inisiatif Penguatan Inovasi
Regulating
Executing
Empowering
K
ai
dah
P
ela
ksanaa
n
Kerangka
Regulasi
Penyesuaian berbagaiperaturan dan regulasi dalam rangka kemudahan perizinan, ekspor-impor, pemotongan dan pemanfaatan bibit sapi unggul di daerah
Bibit sapi dari berbagai galur diproduksi, diterapkan, dan dikembangkan oleh
masyarakat di daerah dengan pengawasan pemerintah
Peningkatan kapasitas sumber daya dan
infrastruktur perbibitan.
Kerangka
Kelembagaan
Penguatan Dinas/Balai Peternakan sapi, kelompok ternak yang ada di daerah
Produksi bibit sapi dilakukan oleh produsen bibit baik BUMN dan swasta
Membangun pola
kemitraan dalam rangka produksi dan pemasaran bibit sapi (Public Private Patrnership)
Kerangka
Pendanaan
Program kecukupan bibit sapi menjadi tanggungjawab pemerintah melalui berbagai program kegiatan
Penjaminan risiko produksi bibit sapi
Mendorong lembaga keuangan untuk terlibat dalam investasi/
pendanaan produksi bibit sapi dengan suku bunga rendah
Kerangka
Evaluasi
Mekanisme evaluasi untuk mengukur ketersediaan bibit sapi bagi masyarakat secara nasional
Mekanisme sertifikasi dan standardisasi bibit sapi
Fasilitasi sertifikasi dan standardisasi bibit sapi
Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional
(Pembibitan Sapi)
31/01/2016 47
31/01/2016 47
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
Pengembangan
dan Produksi
Radar Nasional
Inisiatif Penguatan Inova
si
Regulating
Executing
Empowering
K
ai
dah
P
ela
ksanaa
n
Kerangka
Regulasi
Penataan regulasi penggunaan radar cuaca dari Kemenhub dan radar surveilance dari KemenhanHarmonisasi dan koordinasi pelaksanaa Kebijakan Radar Cuaca dan surveilance
Sosialisasi Regulasi
Kerangka
Kelembagaan
Konsorsium Penguatan Inovasi antar kelembagaan terkaitDokumen User Requirement Research Design, Pengujian dan Standardisasi, Rekayasa
Manufaktur dan Integrasi, Sarpras, Komersialisasi Produk
Fasilitasi Uji coba di Lokasi Radar Cuaca yang dimiliki BMKG
Kerangka
Pendanaan
• Sharing pendanaan antar lembaga . • Pendanaan untuk pengadaan barang pre komersialInsentif inovasi Perguruan tinggi dan Inovasi Industri
Pilot Project
Penggunaan Radar Cuaca dan surveilance
Kerangka
Evaluasi
Pedoman pelaksanaan Monitoring dan EvaluasiMonitoring dan Evaluasi
efisiensi, efektifitas, kebutuhan, manfaat dan dampak program atau kegiatan
Memperkuat
kompetensi pengguna yang ada di daerah
Matriks Pemetaan Inisiatif Penguatan Inovasi Nasional
(Pengembangan dan Produksi Radar Nasional)
• Alih teknologi merupakan pengalihan kemampuan memanfaatkan dan menguasai iptek antar lembaga, badan, atau orang, di
lingkungan dalam negeri maupun dari luar negeri ke dalam negeri dan sebaliknya.
UU 18 Tahun 2002
(Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Iptek)
• Kewajiban alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing melalui pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja
Indonesia pendamping tenaga kerja asing.
UU 13 Tahun 2003
(Ketenagakerjaan)
•Alih teknologi dilaksanakan melalui mekanisme technical assistance. Perusahaan modal asing berkewajiban menyelenggarakan dan/atau menyediakan fasilitas latihan dan pendidikan bagi tenaga kerja Indonesia.
UU 1 Tahun 1967 & UU
25 Tahun 2007
(Penanaman Modal)
•Dalam keadaan tertentu alih teknologi dilakukan melalui proyek putar kunci (turnkey project) •Keadaan dimana kebutuhan pembangunan industri sangat mendesak namun teknologi belum
dikuasai.
•Proyek putar kunci adalah pengadaan teknologi dengan membeli paket teknologi lengkap (pengkajian/asesmen, rancang bangun dan perekayasaan, pengoperasian, dan penyerahan dalam kondisi siap digunakan), termasuk pelatihan dan dukungan operasional berkelanjutan.
•
UU 3 Tahun 2014
(Perindustrian)
31/01/2016 49
31/01/2016 49
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
UU No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan
• Pasal 117: Penelitian dan pengembangan Pangan dilakukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Pangan serta menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan Pangan yang mampu meningkatkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.
Pasal 118:
• (1) Penelitian dan pengembangan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117 diarahkan untuk menjamin penyediaan, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi Pangan agar mendapatkan bahan Pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi bagi masyarakat
Permenhan No 15 Tahun 2009 tentang Pembinaan Teknologi dan Industri Pertahanan
• Pasal 18: (1) Pengguna wajib menggunakan produk dalam negeri untuk kepentingan pertahanan negara. (2) Dalam hal produk dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan, pengguna dapat menggunakan produk luar negeri. (3)
Penggunaan produk luar negeri harus melibatkan industri nasional serta diikuti program alih teknologi, muatan lokal, dan memperhatikan kemampuan keuangan negara
PP No. 79 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional
• Kegiatan litbangrap teknologi energi diarahkan untuk mendukung industri energi nasional
• Dana kegiatan litbangrap teknologi energi difasilitasi sampai kepada tahap komersial oleh (a) pemerintah dan/atau pemda sesuai dengan kewenangannya dan (b) badan usaha
• Pemerintah dan/atau pemda mendorong terciptanya iklim pemanfaatan dan keberpihakan terhadap hasil litbangrap teknologi energi nasional
• Pemerintah dan/atau pemda melakukan penguatan bidang litbangrap energi paling sedikit melalui (a) penyiapan dan peningkatan kemampuan SDM dalam penguasaan dan penerapan teknologi serta keselamatan di bidang energi, dan/atau (b) peningkatan penguasaan teknologi energi dalam negeri melalui litbangrap teknologi energi yang efisien
Rekomendasi
31/01/2016 51
31/01/2016 51
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
KEBIJAKAN
(REGULATING)
• Mobility Peneliti/Perekayasa/Dosen ke Industri
• Insentif Fiskal dan Non Fiskal Double Tax Deduction
• Pengadaan Pemerintah untuk pre komersial produk hasil RnD
Nasional
• Penjaminan Resiko/Asuransi Teknologi
• Pengaturan Royalti atas Paten Dalam Negeri
• Reward bagi Peneliti/Perekayasa/Dosen yang bekerjasama
dengan industri dalam komersialisasi KI menjadi produk
Inovasi
• Flexibility pendanaan riset, pengembangan dan inovasi melaui
skema Block Grant
EXECUTING
1.
Pengembangan
Roadmap Produk Inovasi
sebagai National Flagship pada 7
Bidang Fokus, utamanya (pangan, energi, Kesehatan) dengan memperkuat:
a. Mata rantai Industri Inti
b. Substitusi Impor
c. Enabler Technology (ICT, Bioteknologi, Nanoteknologi, Material Maju)
2.
Fasilitasi Pendanaan Inovasi
a. Penerapan Teknologi di Industri
b. Inovasi Perguruan Tinggi di Industri
c. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
d. Inovasi Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi di Perguruan Tinggi
3.
Pengembangan Teaching Industri
4.
Pengembangan Konsorsium Inovasi
5.
Pengembangan Wahana Interaksi Lembaga Litbang, Peguruan Tinggi dan
Industri (STP, Klaster Inovasi)
31/01/2016 53
31/01/2016 53
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti
EMPOWERING
• Pengembangan/Penguatan unit-unit Intermediasi/ (Technology
Transfer Office – TTO):
Sentra HKI, Inkubator Teknologi, dll.
• Pengembangan
Pusat – Pusat Pelatihan
• Penguatan
Standarisasi berbasis hasil RnD Nasional
• Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan Industri sebagai
penggerak inovasi
• Pengembangan
Help Desk
untuk konsultasi inovasi bagi IKM
• Penguatan kegiatan difusi dan diseminasi; pameran dan promosi;
Business Gathering and Matching
.
• Pengembangan database dan sistem informasi inovasi untuk
mempermudah akses informasi iptek bagi industri
• Penguatan
Kerjasama Internasional
(G to G; B to B)
• Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi
Arah Pengembangan Strategis:
PENGUATAN INOVASI NASIONAL
DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN DAN DAYA SAING BANGSA
Jakarta, 01 Febuari 2016
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi – Kementerian Ristek dan Dikti