PENDAMPINGAN UNTUK PENGUATAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA
BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN
KOMPETENSI GURU IPA MAN 3 CIREBON
EXECUTIVE SUMMARYJURUSAN TADRIS IPA BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISYEKH NURJATI CIREBON
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tingkat kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Program Pendidikan Nasional di Indonesia, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia. Sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk dapat berkembang menjadi manusia yang berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter. Sejauh ini kualitas pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan. Berdasarkan data hasil survey PISA (Programme for International Student Assesment) 2012, Indonesia menduduki jajaran peringkat bawah (ke‐64 dari 65 negara) dalam kemampuan dan literasi pendidikannya.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, guru merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Guru menjadi ujung tombak kesuksesan program pemerintah dalam bidang pendidikan. Sebagus apa pun kurikulum pendidikan atau pun kecerdasan peserta didiknya, jika gurunya sebagai pengajar di kelas tidak memiliki kualitas profesional seorang guru, maka tidak dapat diharapkan keberhasilan pendidikan siswanya tercapai seperti yang diharapkan.
Menurut Undang‐Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik guru mewajibkan guru untuk memiliki keterampilan dalam merancang pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, termasuk dalam menentukan strategi yang digunakan, media dan materi ajar yang sesuai.
Sementara itu, dalam kompetensi profesional, guru juga dituntut untuk menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam serta dituntut pula untuk mampu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Seorang guru dituntut
pengembangan bahan ajar, media pembelajaran dan menerapkan strategi dan model pembelajaran yang menyenangkan sehingga diharapkan siswa dapat mencapai kompetensi sesuai yang tercantum pada kurikulum. Setiap guru biologi idealnya mampu menyusun dan mengembangkan sendiri bahan ajar yang paling pas untuk kebutuhan siswanya. Namun pada kenyataannya, guru biologi di Indonesia masih sangat jarang mengembangkan sendiri bahan ajarnya. Selain karena alasan kesibukan dan tuntutan jam mengajar dari program sertifikasi guru, juga banyak guru yang belum mampu untuk mengembangkan sendiri bahan ajar untuk siswanya. Para guru masih mengandalkan buku paket dan LKS yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan siswa dan tuntutan kurikulum. Terlebih untuk saat ini di mana kurikulum berganti‐ganti dan tak pasti atau dalam masa peralihan, karakteristik bahan ajarnya harus disesuaikan dengan karakteristik kurikulum yang berlaku dan mata pelajarannya.
Biologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena yang terjadi di alam secara sistematis dan logis. Pembelajaran biologi sebagai sains merupakan pembelajaran yang mengikuti kaidah‐kaidah yang berlaku dalam ilmu sains. Menurut Carin et. all (1993) biologi sebagai salah satu mata pelajaran yang termasuk IPA atau Sains merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum dan universal, serta berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian tersebut, Hakikat IPA memiliki 4 unsur, yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi. Dengan demikian belajar biologi tidak hanya menghapalkan fakta, prinsip dan konsep saja, melainkan penerapan sikap dan metode ilmiah yang digunakan dalam proses penemuan setiap fenomena yang terjadi di alam. Pembelajaran biologi semestinya menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar.
Undang‐undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada Bab X passal 36 ayat (3) butir c menyatakan bahwa, kurikulum disusun dengan memperhatikan keragaman potensi daerah dan lingkungan. Undang‐undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sementara itu, dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, juga menganjurkan sekolah untuk menerapkan model pendidikan berbasis keunggulan lokal. Pemberdayaan keunggulan lokal yang terintegrasi
dalam pembelajaran dan diwujudkan dalam pembelajaran berbasis potensi lokal merupakan suatu bentuk demokratisasi dan desentralisasi pendidikan sebagaimana diamanatkan UU RI No. 20 tahun 2003. Berdasarkan hal ini, guru diharapkan menerapkan pembelajaran yang berbasis potensi lokal sesuai dengan wilayah di sekitar sekolah masing‐masing.
Kenyataan yang dihadapi di lapangan, pembelajaran biologi masih bersifat konvensional, di mana siswa dijejali hafalan‐hafalan mengenai fakta prinsip dan konsep biologi demi mengejar nilai ulangan dan nilai ujian nasional yang memuaskan. Bahan ajar yang digunakan dibuat oleh guru selama ini secara terpusat dan belum mengindahkan potensi lokal wilayah sekolah. Guru masih menggunakan metode pembelajaran yang teacher‐centered dan belum memanfaatkan potensi dan keunggulan lokal di wilayah sekitar sekolah.
Cirebon merupakan salah satu wilayah bagian dari provinsi Jawa Barat yang terletak pada di daerah pantai Utara Jawa (Pantura) memiliki potensi lokal (keunggulan lokal dan kearifan lokal) yang sangat banyak dan beragam. Hal tersebut dapat dieksplorasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa. Guru dapat merancang perangkat pembelajaran dan juga melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan mengkaitkan materi biologi dengan potensi lokal yang berada di Cirebon.
Madrasah Aliyah (MA), sebagai sekolah menengah umum (setingkat SLTA) yang berciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama, salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran agama Islam. Oleh sebab itu, di MA siswa tidak hanya diajarkan ilmu‐ilmu umum, melainkan juga ilmu‐ilmu agama. Dalam konteks ini, idealnya muatan ajaran agama Islam diajarkan secara terintegrasi dalam setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran biologi. Namun pada kenyataannya setiap mata pelajaran berjalan sendiri‐sendiri dalam proses pembelajarannya. Jarang sekali ada muatan ajaran agama Islam dalam pembelajaran Biologi, dan tidak pernah ada muatan saintifik dalam pembelajaran pada mata pelajaran keislaman.
Berdasarkan isu‐isu yang berkembang yang disebutkan di atas, maka pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada pendampingan guru biologi di MAN 3 Cirebon dalam mengembangkan dan menerapkan bahan ajar biologi yang berbasis potensi lokal dan nilai‐ nilai iman dan taqwa.
Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah
Madrasah Aliyah (MA), sebagai sekolah menengah umum yang berciri khas agama Islam yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran agama Islam. Oleh sebab itu, di MA siswa tidak hanya diajarkan ilmu‐ilmu umum, melainkan juga ilmu‐ilmu agama. Banyak yang masih beranggapan bahwa kualitas dan prestasi MA masih di bawah SMA, sehingga banyak yang menganggap remeh MA. Saat ini, sebenarnya MA sudah mampu bersaing dan banyak yang memiliki prestasi. Walaupun secara objektif nilai yang diperoleh MA secara rata‐rata kalah dibandingkan SMA, hal ini disebabkan oleh beban mata pelajaran yang lebih banyak dan karena masyarakat tidak menjadikan MA sebagai pilihan pertama, sehingga mempengaruhi kualitas input yang diperoleh MA.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas MA adalah dengan terus menerus melakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran di MA. Guru MA diharapkan mau untuk terus menerus belajar dan mengembangkan diri dalam kemampuan mengelola pembelajaran agar prestasi siswa MA terus meningkat dan mengejar ketertinggalan di banding SMA yang dikelola oleh Kemendiknas.
MA yang tersebar di wilayah kota dan kabupaten Cirebon telah memiliki tenaga pengajar bidang studibiologi secara merata. Baik dari sisi sumberdaya maupun latar belakang kompetensi yang profesional dibidangnya. Namun demikian mereka perlu diberikan pelatihan‐pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi profesional, seperti dalam pembuatan perangkat pembelajaran terutama yang berbasis potensi‐potensi lokal di daerah Cirebon maupun yang berbasis Imtaq sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Hal ini penting dilakukan agar materi bidang studibiologi dapat secara komprehensif dan bermakna bagi siswa‐siswa MA. Salah satunya adalah dikaitkan dengan fenomena yang ada disekitar berupa potensi‐potensi lokal di wilayah Cirebon, seperti beberapa keraton (Kanoman, Kasepuhan dan Kacirebonan) dan juga Petilasan wali seperti Sunan Gunungjati dan Sunan Kalijaga, terdapat berbagai tumbuhan endemik yang ada didalamnya yang masih dilestarikan sekaligus sebagai cagar budaya. Selain itu, potensi lokal seperti ekosistem laut beserta pantainya sampai pegunungan yang memiliki karakteristik keanekaragaman hayati (flora dan fauna) masing‐masing yang banyak dan beragam.Komoditi sumberdaya
perikanan, pertanian dan peternakan yang melimpah menjadi potensi lokal yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Cirebon. Selain itu juga Cirebon memiliki keunggulan lokal seperti Batik Trusmi, Lukisan Kaca dan aneka kuliner yang khas. Nilai‐nilai kearifan lokal dan budaya lokal di Cirebon masih dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dengan demikian siswa mendapatkan wawasan tambahan pada materi biologi yang dipelajarinya secara kontekstual sekaligus diharapkan mereka akan dapat melestarikan potensi lokal tersebut.
Pada dasarnya materi‐materi dalam bidang studi Biologi erat kaitannya dengan pengamalan akhlakul karimah dalam nilai Imtaq, melalui penerapan sikap ilmiah, seperti jujur, bertanggung jawab, memiliki rasa ingin tahu, terbuka terhadap masukan dari luar dan tidak mudah percaya sebelum mendapatkan fakta dan data. Dengan demikian diharapkan produk‐produk pengembangan pembelajaran Biologi yang dihasilkan oleh guru‐guru di MA dapat memberikan sebuah nilai inovasi dan kreatifitas dalam pembelajaran sehingga siswa MA yang menjadi sasaran pembelajaran dapat memiliki nilai lebih dalam wawasan sekaligus teraplikasikan muatan‐muatan sikap yang terbentuk dari nilai‐nilai Imtaq.
Pendampingan ini difokuskan pada Madrasah Aliyah yang ada di wilayah Cirebon, yaitu MAN 3 Cirebon. Pendampingan ini lebih bertujuan untukrefresmentbagi para guru agar mengetahui perkembangan ilmu biologi baik dari kurikulum, paradigma pengajaran, strategi dan model pembelajaran, media pembelajaran serta pengembangan bahan ajar biologi.
Selama ini para guru biologi sedikit terjebak dengan rutinitas kegiatan mengajar yang sudah biasa mereka lakukan, terutama dalam menyusun perangkat pembelajaran yang mengalami perubahan‐perubahan kurikulum KTSP‐Kurikulum 2013‐KTSP sehingga cukup menyita waktu. Ketika ada peraturan tentang larangan penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai bahan ajar tambahan, mereka kurang siap dalam membuat alternatif bahan ajar tersebut.Apalagi bahan ajar yang memiliki nuansa potensi lokal dan berbasis imtaq. Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya pelatihan pengembangan bahan ajar bagi guru‐guru biologi MAN 3 Cirebon.
Maksud dan Tujuan
Maksud
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis program dan pedampingan oleh dosen‐dosen Jurusan TIPA Biologi, mempunyai maksud sebagai berikut.
a. Seluruh guru MAN 3 Cirebon, khususnya guru‐guru Matematika dan IPA dapat mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan antusias.
b. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk review dan penyempurnaan aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh para guru.
c. Guru MAN 3 Cirebon dapat memahami dan mengimplementasikan secara baik dan tepat dari berbagai materi pengabdian kepada masyarakat yang diberikan oleh para dosen Jurusan TIPA Biologi.
d. Penguasaan Pengelolaan Laboratorium IPA, Pengembangan Praktikum IPA di MA, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Potensi Lokal, Pembelajaran Berbasis Pendidikan Lingkungan, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis IT dari para guru dapat meningkat secara positif.
e. Dapat membuat karya‐karya inovatif dari proses belajar mengajar yang baik dan benar.
f. Menambah motivasi dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
g. Semakin menyadari kelemahan dan kekurangan sebagai guru yang profesional
h. Mendapatkan hasil proses belajar mengajar yang berkualitas untuk dapat meningkatkan mutu alumninya.
Tujuan
Tujuan pengabdian kepada masyarakat berbasis program dan pendampingan sebagai berikut.
a. Memberikan pelatihan‐pelatihan bagi guru biologi MAN 3 Cirebon dalam pengelolaan Laboratorium Sains IPA.
b. Memberikan pelatihan‐pelatihan bagi guru biologi MAN 3 Cirebon dalam pengembangan praktikum berbasis potensi lokal.
c. Memberikan pelatihan‐pelatihan bagi guru biologi MAN 3 Cirebon dalam pembelajaran berbasis lingkungan.
d. Memberikan pelatihan‐pelatihan bagi guru biologi MAN 3 Cirebon dalam pembelajaran berbasis IT. Definisi dan Ruang Lingkup Program yang Ditawarkan 1. Penguatan pengelolaan laboratorium 2. Penguatan pengembangan praktikum berbasis potensi lokal 3. Penguatan pembelajaran IPA berbasis lingkungan 4. Penguatan pembuatan bahan ajar berbasis IT Keluaran Program
Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan, diharapkan guru biologi termotivasi, memiliki pengetahuan, wawasan,dan skill atau keterampilan dalam:
1. Tersusunnya dokumen Pedoman Praktikum Praktis Bidang Sains utnuk SMP/M.Ts dan SMA/MA
2. Tersusunnya dokumen bahan ajar berbasis potensi lokal
3. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengembangkan praktikum IPA berbasis potensi lokal.
4. Meningkatnya wawasan guru dalam mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Pendidikan Lingkungan
5. Meningkatknya keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis IT. METODOLOGI PROGRAM KEGIATAN Pendekatan Program Kegiatan ‐ Rancangan Kegiatan Strategi yang akan dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan dan praktek penyusunan bahan ajar biologi berbasis potensi lokal dan nilai‐nila imtaq. Praktek pembuatan bahan ajar, pemilihan materi ajar dan studi kasus disesuaikan dengan materi atau konsep yang diajarkan. Adapun tahap‐tahap yang dilakukan dari persiapan sampai kegiatan akhir, meliputi:
Tahap ini adalah tahap menemukan sebuah ide. Pada tahap ini kami mencoba untuk melihat fakta‐fakta yang terjadi di masyarakat dan lingkungan sekitar, identifikasi potensi lokal, keunggulan lokal dan juga kearifan lokal yang berada di sekitar sekolah.
b. Survey Lokasi
Pada tahap ini mulai memperkuat fakta yang ada dengan melakukan survey langsung ke MAN 3 Cirebon. Survei ini dilakukan untuk memperoleh informasi kondisi lokasi pendampingan.
c. Studi Literatur
Untuk memperkuat ide yang sudah ada,maka kami melakukan studi literatur. Literatur yang kami gunakan berupa buku‐buku, artikel‐artikel dan jurnal online, data – data yang kami peroleh dari internet juga observasi langsung ke MAN 3 Cirebon.
d. Tahap Perencanaan Teknis Pelaksanaan Pelatihan
Menyusun rencana pelaksanaan pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis potensi lokal. Rencana tersebut juga meliputi pembuatan jadwal pelatihan. Materi pelatihan dikemas menarik dan lengkap. Hal ini bertujuan untuk menarik masyarakat sasaran agar mau membaca materi pelatihan yang kami berikan, sebagai sarana penunjang pelaksanaan program. Adapun spanduk bertujuan untuk sosialisasi pelatihan pengembangan bahan ajar berbasis potensi lokal di MAN 3 Cirebon.
e. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Dalam pelaksanaan pelatihan narasumber adalah dosen‐dosen Jurusan Tadris IPA Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang memiliki kompetensi di bidangnya. Tim ini akan memberikan materi kepada guru biologi secara paralel selama 2 hari. Kegiatan Pelatihan dikemas satu hari dengan materi paradigma pembelajaran, kurikulum, media pembelajaran, tata cara merancang perangkat pembelajaran dan bahan ajar biologi berbasis potensi lokal dan hari kedua dilakukan praktek penyusunan awal perangkat pembelajaran dan bahan ajar.
f. Tahap Pendampingan Pembuatan Perangkat Pembelajaran, Media dan Bahan Ajar Biologi
Kegiatan pendampingan guru biologi MAN 3 Cirebon dalam membuat bahan ajar biologi berbasis potensi lokal dilakukan satu minggu sekali selama dua bulan secara intensif. Dalam merancang bahan ajar ini guru dapat berkreasi dan berinovasi membuat bahan ajar yang menarik agar konsep mudah dipahami oleh siswa. Setelah bahan ajar tersusun maka
dilakukan praktek implementasi bahan ajar di dalam kelas. Melalui kegiatan pendampingan ini, maka segala kendala yang dihadapi oleh guru pada saat menyusun bahan ajar tersebut dapat diatasi sehingga dalam jangka waktu dua bulan, dapat tersusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
g. Tahap Evaluasi Pelaksanaan Dampingan
Pada tahap ini dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan dampingan yang meliputi data kemajuan keterampilan yang dimiliki guru dalam mengembangkan bahan ajar, evaluasi kemajuan peserta didik dan diskusi hasil dari masukan dan saran‐saran yang diterima oleh tim dampingan. Pada tahap ini juga diikuti dengan pembuatan laporan secara tertulis untuk persiapan diseminasi dan pelaporan hasil dampingan.
h. Tahap Diseminasi Produk Hasil Pengembangan Media dan Bahan Ajar Biologi Berbasis Potensi Lokal
Pada tahapan ini produk hasil pengembangan bahan ajar biologi berbasis potensi lokal dan nilai‐nilai imtaq yang dibuat oleh guru biologi MAN 3 Cirebon diseminarkan atau dilakukan lokakarya ditingkat Musyawarah guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk diberikan masukan demi kesempurnaan bahan ajar yang dibuat dan juga agar dapat menginspirasi guru biologi lain untuk dapat juga mengembangkan bahan ajar pada konsep atau materi biologi yang berbeda. Pada tahap desiminasi produk ini diharapkan dihadiri juga oleh stakeholder terkait.
Rencana Evaluasi
Evaluasi hasil pelaksanaan dampingan yang meliputi data kemajuan keterampilan yang dimiliki guru dalam mengembangkan bahan ajar, evaluasi kemajuan peserta didik dan diskusi hasil dari masukan dan saran‐saran yang diterima oleh tim dampingan. Evaluasi program juga meliputi pengembangan hidden kurikulum yang diterapkan oleh Madrasah.
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh dosenJurusan TIPA Biologi dilaksanakan dari mulai tanggal 18 Agustus sampai dengan 30 November 2015, dilaksanakan di MAN 3 Cirebon dan laboratorium Jurusan TIPA Biologi, FITK, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat
No. Kegiatan Agust Sept Okt Nop Des
1. Persiapan pengumpulan fakta X 2. Survey lokasi & perizinan X 3. Studi literatur X 4. Perencanaan teknis pelaksanaan pelatihan X 5. Rapat Koordinasi (05 September 2015) X 6. Penyusunan materi pelatihan XX 7 Pelatihan pengelolaan lab dan pengembangan praktikum XX 8 Pelatihan pembelajaran berbasis lingkungan XX 9 Pelatihan pembelajaran berbasis IT XX 10 Pendampingan pengelolaan pembelajaran XX XX 11 Penyusunan Laporan kegiatan XXX 12 Rapat Evaluasi (05 Desember 2015) X
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis program dan pendampingan dilaksanakan dengan rincian waktu berikut.
A. Pelatihan Pengelolaan Lab; Pengembangan Praktikum Berbasis Potensi Lokal; dan Pembelajaran Berbasis Pendidikan Lingkungan
Sabtu, 26‐ September 2015
No Waktu Kegiatan Narasumber Moderator
1 07.00 – 08.00 Opening Ceremoni Ketua Jurusan Asep Mulyani, M.Pd.
2 08.00 – 10.00 Pembelajaran Berbasis Praktikum Iing Mustain, M.Pd. Megayani, M.Pd. 3 10.00 – 12.00 A. Praktikum Berbasis
Potensi Lokal Bidang Biologi Laita Nurjanah, M.Si. Megayani, M.Pd. B. Praktikum Berbasis
Potensi Lokal Bidang Kimia Azmi Azhari, M.Si. Iing Mustahin, M.Pd. C. Praktikum Berbasis
Potensi Lokal Bidang Fisika Mujib Ubaidillah, M.Pd. Hadi Pramono, M.Pd.
4 12.00 – 13.00 ISHOMA ‐
5 13.00 – 14.00 Pembelajaran Berbasis
Pendidikan Lingkungan Ipin Aripin, M.Pd. Hadi Pramono, M.Pd.
6 14.00 – 14.30 Penutup Ketua Jurusan Asep Mulyani, M.Pd.
B. Workshop Pembelajaran Berbasis IT
Sabtu, 3 ‐ Oktober 2015
No Waktu Kegiatan Narasumber Moderator
1 07.00 – 08.00 Opening Ceremoni Ketua Jurusan Asep Mulyani, M.Pd.
2 08.00 – 10.00 Pembelajaran Berbasis IT Iing Mustain, M.Pd. Laita Nurjanah, M.Si.
3 10.00 – 12.00 Aplikasi Kvsoft dalam Pembelajaran Iing Mustain, M.Pd. Azmi Azhari, M.Si. 10.00 – 12.00 Aplikasi Adobe Captive dalam Pembelajaran Ipin Aripin, M.Pd. Mujib Ubaidillah, M.Pd. 4 12.00 – 13.00 ISHOMA ‐ ‐ 5 13.00 – 14.00 Aplikasi Web exe dalam Pembelajaran Ipin Aripin, M.Pd. Mujib Ubaidillah, M.Pd.
6 14.00 – 14.30 Penutup Ketua Jurusan Asep Mulyani, M.Pd.
C. Pendampingan Pengembangan Pembelajaran
1. Pengelolaan Laboratorium : Senin, Oktober‐Nopember 2015
No Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan
1 05 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (identfikasi dan inventarisasi masalah yang dihadapi) Eka Fitriah, M.Pd. Yuyun Maryuningsih, M.Pd. Evi Roviati, M.Pd. Novianti Muspiroh, M.P. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 2 12 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (diskusi strategi mengatasi masalah) Eka Fitriah, M.Pd. Yuyun Maryuningsih, M.Pd. Evi Roviati, M.Pd. Novianti Muspiroh, M.P. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 3 19 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (tindakan real solusi) Eka Fitriah, M.Pd. Yuyun Maryuningsih, M.Pd. Evi Roviati, M.Pd. Novianti Muspiroh, M.P. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 4 26 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (output yang dihasilkan) Eka Fitriah, M.Pd. Yuyun Maryuningsih, M.Pd. Evi Roviati, M.Pd. Novianti Muspiroh, M.P. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 5 02 Nop 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (evaluasi kegiatan) Eka Fitriah, M.Pd. Yuyun Maryuningsih, M.Pd. Evi Roviati, M.Pd. Novianti Muspiroh, M.P. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru
2. Pembelajaran IT : Selasa, Oktober‐Nopember 2015
No Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan
1 06 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (identfikasi dan inventarisasi masalah yang dihadapi) Edy Chandra, S.Si., M.A. Djohar Maknun, M.Si. Asep Mulyani, M.Pd. Dr. Anda Juanda, M.Pd. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 2 13 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (diskusi strategi mengatasi masalah) Edy Chandra, S.Si., M.A. Djohar Maknun, M.Si. Asep Mulyani, M.Pd. Dr. Anda Juanda, M.Pd. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 3 20 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (tindakan real solusi) Edy Chandra, S.Si., M.A. Djohar Maknun, M.Si. Asep Mulyani, M.Pd. Prof. Dr. Wahidin, M.Pd. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 4 27 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (output yang dihasilkan) Edy Chandra, S.Si., M.A. Djohar Maknun, M.Si. Asep Mulyani, M.Pd. Drs. Endang AR, M.Pd. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 5 03 Nop 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (evaluasi kegiatan) Edy Chandra, S.Si., M.A. Djohar Maknun, M.Si. Asep Mulyani, M.Pd. Prof. Dr. Wahidin, M.Pd. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 3. Potensi Lokal : Sabtu, Oktober‐Nopember 2015
No Waktu Kegiatan Narasumber Keterangan
1 10 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (identfikasi dan inventarisasi masalah yang dihadapi) Dr. Kartimi, M.Pd. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd. Dr. Dewi Cahyani, M.Pd. Ina Rosdiana L, M.Si. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 2 17 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (diskusi strategi mengatasi masalah) Dr. Kartimi, M.Pd. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd. Dr. Dewi Cahyani, M.Pd. Ina Rosdiana L, M.Si. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 3 24 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (tindakan real solusi) Dr. Kartimi, M.Pd. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd. Dr. Dewi Cahyani, M.Pd. Ina Rosdiana L, M.Si. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 4 31 Okt 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (output yang dihasilkan) Dr. Kartimi, M.Pd. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd. Dr. Dewi Cahyani, M.Pd. Ina Rosdiana L, M.Si. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru 5 07 Nop 2015 (13.00 – 15.00) Pendampingan Pengemb. Pembelajaran (evaluasi kegiatan) Dr. Kartimi, M.Pd. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd. Dr. Dewi Cahyani, M.Pd. Ina Rosdiana L, M.Si. Waktu bersifat tentatif, disesuaikan kondisi guru‐ guru
HASIL DAN PEMBAHASAN PROGRAM KEGIATAN Ruang Lingkup Kegiatan 1. Penguatan pengelolaan laboratorium 2. Penguatan pengembangan praktikum berbasis potensi lokal 3. Penguatan pembelajaran IPA berbasis lingkungan 4. Penguatan pembuatan bahan ajar berbasis IT Output Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan pelatihan dan pendampingan, diharapkan guru biologi termotivasi, memiliki pengetahuan, wawasan, dan skill atau keterampilan dalam:
1. Tersusunnya dokumen Pedoman Praktikum Praktis Bidang Sains untuk SMP/M.Ts dan SMA/MA.
2. Tersusunnya dokumen bahan ajar berbasis potensi lokal.
3. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengembangkan praktikum IPA berbasis potensi lokal.
4. Meningkatnya wawasan guru dalam mengembangkan Bahan Ajar Berbasis Pendidikan Lingkungan.
5. Meningkatnya keterampilan guru dalam menggunakan media pembelajaran berbasis IT.
Dalam pemaparan materi manajemen atau pengelolaan laboratorium, khususnya lab IPA antara lain meliputi:
Pengelolaan Laboratorium
Laboratorium dan Perlengkapannya
Laboratorium ialah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan.Bentuknya boleh ruang tertutup (kamar) dan boleh ruang terbuka (kebun). Ruang penunjang kegiatan dalam melakukan pembelajaran terdiri dari : ruang persiapan, ruang penyimpanan (gudang), ruang gelap, ruang timbang, dan kebun sekolah atau rumah kaca. Perlengkapan laboratorium antara lain :
2. Alat peraga pendidikan yaitu : instrumen, bagan, model bahan kimia,slide dll 3. Perkakas yaitu obeng, tang, kikir, gergaji 4. Kotak P3K beserta isinya 5. Alat pemadam kebakaran 6. Alat pembersih 7. Kumpulan buku yaitu katalog, buku petunjuk dll Syarat umum lokasi lab antara lain: ‐ Tidak terletak di arah angin,yaitu untuk menghindari polusi terhadap kamar lain. ‐ Mempunyai jarak cukup jauh terhadap sumber air, untuk menghidari pencemaran air. ‐ Mempunyai saluran pembuangan tersendiri untuk menghindari pencemaran penduduk. ‐ Mempunyai jarak cukup jauh terhadap bangunan lain untuk memberikan ventilasi yang cukup dan penerangan alami yang optimum. ‐ Terletak pada bagian yang mudah dikontrol Untuk 40 orang siswa ukuran laboratorium yang baik : lebar 8‐9 meter dan panjang 11‐12 meter atau untuk setiap siswa digunakan lebih kurang 2,5 m2 . Perlengkapan laboratorium minimal adalah : meja demonstrasi, meja praktikum siswa, lemari biasa, lemari gantung, laci meja, bak suci, rak, panggung, papan tulis, lemari asap, listrik PLN atau generator ,air dan gas. Pengadaan Alat dan Bahan Untuk pengadaan alat‐alat laboratorium diperoleh dari : 1. Proyek penyediaan fasilitas laboratorium sekolah oleh Dikpora. 2. Dari pembelian sekolah.
Sebelum pembelian alat dan bahan laboratorium perlu dipikirkan hal‐hal yang berikut : ‐ Percobaan apa yang akan dilakukan ‐ Alat/bahan apa yang akan dibeli ‐ Pengetahuan tentang penggunaan alat yang dibeli ‐ Adanya dana ‐ Jenis ukuran alat/bahan yang akan dibeli ‐ Prosedur pembelian ‐ Pelaksanaan pembelian
Administrasi dan Pemeliharaan Alat/Bahan Laboratorium
Tujuan dari administrasi alat/bahan ialah agar mudah mengetahui posisi dan pengambilannya dalam penggunaannya.Dalam hal ini yang perlu diadministrasikan yaitu : 1.Jenis alat/bahan yang ada 2.Jumlah masing‐masing alat/bahan 3.Jumlah pembelian dan tambahan 4.Jumlah yang pecah/hilang dan habis Untuk keperluan administrasi ini diperlukan beberapa buku antara lain : buku stok, buku kumpulan daftar pembelian/penerimaan, buku catatan barang–barang yang pecah/rusak/hilang dan habis, buku harian.
Masalah penyimpanan alat / bahan biasanya ditentukan oleh : keadaan laboratorium, susunan laboratorium, keadaan perabot laboratorium serta adanya gudang dan ruang persiapan.
Struktur Organisasi Laboratorium
Dalam pelaksanaan pengoperasian laboratorium sains ,struktur laboratorium tersebut minimal melibatkan personal yang meliputi : 1. Kepala sekolah 2. Wakil Kepala Sekolah 3. Tata Usaha 4. Guru sains (Pengelola dan Pembimbing) 5. Laboran Personal di atas bertugas dan berfungsi : 1. Merencanakan pengadaan alat /bahan laboratorium 2. Menyusun jadwal dan tata tertib laboratorium 3. Mengatur pengeluaran dan pamasukan /pinjaman alat laboratotium 4. Mempersiapkan peralatan/bahan yang dipergunakan pada praktikum 5. Mendaftarkan alat/bahan laboratorium yang habis 6. Mengiventarisasi dan mengadministrasikan pinjaman alat‐alat 7. Membuat daftar katalog sesuai dengan jenis alat/bahan 8. Memelihara dan memperbaiki alat‐alat
9. Menyusun pelaksanaan kegiatan laboratorium 10.Membersihkan alat‐alat yang digunakan ( laboran ) 11.Mengembalikan dan mengatur alat/bahan yang telah digunakan ( laboran ) Mengelola Laboratorium Secara garis besar pengelolaan laboratorium dapat dibagi atas : 1. Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium a. Membuat jadwal yang jelas penggunaan laboratorium b. Harus ada tata tertib laboratorium yang harus dilaksanakan secara tegas, yang isinya adalah merupakan larangan, suruhan, dan petunjuk/ Contoh. Untuk Siswa. a). Siswa tidak boleh masuk laboratorium tanpa seijin guru b). Alat/bahan laboratorium tidak boleh dibawa ke luar tanpa seijin guru c).Jika ada alat rusak/pecah hendaknya diberitahukan kepada guru d).Jika dalam melakukan pekerjaan (percobaan) tidak mengerti/ragu‐ragu segera bertanya kepada guru. e). Pakailah jas laboratorium selama berada di ruang laboratorium f).Setelah selesai praktikum alat‐alat harus dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih dan kering. Untuk Guru a). Jika sedang bekerja di dalam laboratorium harus ada dalam pengawasan guru b). Laboratorium harus dijaga bersih.Alat‐alat yang dipakai harus dikembalikan ke tempat semula. c). Bahan‐bahan dan alat‐alat yang digunakan percobaan siswa,hendaknya disediakan sebelum percobaan dimulai dan siap digunakan jika percobaan akan dimulai d). Guru harus dapat menguasai penuh disiplin siswanya yang ada di laboratorium. e). Harus selalu dalam keadaan siap pakai semua perlengkapan penanggulangan kecelakaan seperti alat pemadam api , kotak P 3 K dan setiap pemakai laboratorium tahu benar penggunaannya. 2. Menyediakan Alat‐alat/Bahan‐bahan yang diperlukan di Laboratorium
siswadari ruang terbuka/laci dan yang harus diminta dari petugas laboratorium. 3. Bentuk format permintaan/pinjaman alat adalah sebagai berikut : Nama Guru :……….. Mata pelejaran : ………. Topik/judul Percobaan : ………. Jenis alat /bahan : Nama alat 1.…………. 2.………… dst. Jumlah siswa :………... kelompok Tempat praktikum :………….. Hari/Tgl pemakaian :……… Jam Pelajaran :………... pagi/siang ……….,20…… Peminjam ...
Untukmelihat dengan mudah masuk,keluar dan persediaan alat/bahan dalam laboratoriumdiberikan suatu kartu yang berisikan nama alat/bahan, spesifikasi alat, golongan alat,nomor induk,nomor kode, tempat(R/A/L ( R=ruang,A=almari, L=lantai) dan keterangan (asal barang). 4. Pendokumentasian /Pengarsipan Hal‐hal yang perlu didokumentasikan /diarsipkan adalah : a. Berkas lembaran kegiatan siswa b. Data hasil praktikum /percobaan siswa c. Berkas nilai praktikum d. Berkas tata tertib laboratorium e. Buku /kepustakaan /katalog dan sebagainya. 5.Peningkatan Laboratorium
Untuk meningkatkan daya guna laboratorium maka setiap akhir tahun ajaran hendaknya guru ‐ guru merencanakan kegiatan laboratorium untuk tahun ajaran berikutnya secara tuntas. Keselamatan Kerja di Laboratorium A. Kecelakaan yang sering terjadi dilaboratorium antara lain : 1. Luka oleh benda tajam,pecahan kaca dan kena bakar 2. Terkena/percikan oleh cairan zat kimia (korosif/asam/basa pekat) 3. Tertelan zat‐zat beracun 4. Gigitan hewan peliharaan 5. Pingsan disebabkan bau gas yang memusingkan 6. Terkena kejutan listrik 7. Kebakaran yang disebabkan peletusan yang terjadi dari hasil percobaan . B.Tindakan Pertama dalam Pertolongan Untuk bentuk kecelakaan di atas maka perlu diambil tindakan pertama pada waktu memberi pertolongan pada sipenderita yaitu : 1.Membawa sipenderita ke tempat yang baik dan tenang 2. Apabilapendarahan terjadipada sipenderita usahakanlah darah yang keluar itu dihentikandengan jalan mengangkat bagian tubuh yang luka, sehingga yang luka berada diatas jantung 3. Usahakan sipenderita terbaring seleluasa mungkin,pakaian dilonggarkan 4. Jangan memberi makanan pada penderita yang sedang pingsan 5. Segeralah minta pertolongan dokter Pembelajaran Berbasis IT
Selain terkait dengan materi pengelolaan lab, secara langsung dilaksanakan juga kegiatan demonstrasi dan praktikum yang sudah menjadi sasaran dari program pengabdian masyarakat ini, antara lain isolasi DNA sederhana, pembuatan preparat awetan hewan dan tumbuhan, dan lain‐lain. Dari kegiatan praktikum ini, diharapkan guru‐guru lebih terampil dalam mengembangkan materi‐materi praktikum bagi siswa didiknya.
bertujuan adalah untuk mengetahui: 1. kebutuhan sumber belajar biologi yang diperlukan guru‐guru biologi dalam kerangka implementasi lurikulum di wilayah III Cirebon. 2. potensi lokal (sekolah atau wilayah) dan karakteristiknya di wilayah III Cirebon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sebagai implementasi kurikulum.
Adanya kebijakan penggantian kurikulum secara tidak langsung mengajak para guru khususnya yang mengampu mata pelajaran IPA (biologi) untuk mempersiapkan materi yang akan diajarkan dengan baik. Materi pembelajaran yang dipersiapkan harus sesuai dengan arah kebijakan yang tertuang dalam kurikulum dan sesuai dengan tuntutan serta kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, untuk mengembangkan kurikulum yang akan diterapkan seorang guru harus mengacu pada Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 menyebutkan bahwa standar yang terkait langsung dengan kurikulum adalah Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, dan telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Berdasarkan SI dan SKL, serta panduan yang disusun oleh BSNP, maka Satuan Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Potensi lokal yang dimiliki sekolah belum dimanfaatkan secara optimal dalam kegiatan pembelajaran biologi, sedang pemanfaatan potensi sekolah merupakan salah satu karakteristik dalam pengembangan kurikulum, dan guru–guru biologi belum banyak berkarya untuk mengembangkan materi biologi yang berbasis potensi lokal/karakteristik yang ada di daerah setempat. Guru masih banyak menggunakan sumber belajar yang sudah tersedia di pasaran yang tidak cocok dengan kondisi sekolah maupun karakteristik siswa, sehingga masih harus dilakukan penyesuaian–penyesuaian.
Kegiatan workshop pembelajaran berbasis IT dimulai pada pukul 08.00, dimulai dengan acara penyampaian materi tentang pembelajaran berbasis IT yang disampaikan oleh
Iing Mustain, M.Pd. jam 08.00‐10.30 WIB. Materi selanjutnya disampaikan oleh Ipin Arifin, M.Pd. pada jam 10.30‐12.00 WIB dan selanjutnya jam 13.00‐14.00 WIB.
Pembelajaran berbasis IT akan yang disampaikan oleh Iing Mustain, M.Pd. berisi tentang pemanfaatan IT dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran berbasis IT merupakan pembelajaran yang memanfaatkan IT dalam pembelajaran di kelas.
Perkembangan teknologi berimplikasi pada pengembangan media dalam pembelajaran yang menggunakan beberapa aplikasi komputer untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Pengembangan teknologi informasi dalam pembelajaran sudah berkembang sejak awal tahun 1990‐an. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dapat menggunakan beberapa aplikasi komputer baik secara khusus ataupun tidak yang ditujukan untuk pengembangan media pembelajaran.
Bahan ajar berbasis IT, banyak dikemas dengan beragam cara. Bahan ajar dikemas agar dapat menarik dan memberikan informasi yang cepat dan tepat pada anak didik. Perkembangan smartphone, berimplikasi pada pengembangan beberapa bahan ajar berbasis smartphone sebagai perangkat pengganti komputer ayau yang dikenal dengan istilah mobile learning. Internet sebagai perangkat yang dapat memebrikan informasi secara luas kepada pengguna semakin kaya dengan berbagai perangkat berbasis IT, yang dapat diintegrasikan dengan cara diupload pada beberapa situs atau web yang menyediakan layanan tersebut.
Pembelajaran berbasis IT, merupakan jawaban seiring berkembangnya teknologi yang direspon oleh dunia pendidikan dengan cara memanfaatkannya sebagai media pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan berbagai variasi yang menarik dan tentunya tepat sasaran tidak menimbulkan miskonsepsi pada siswa.
Aplikasi Kvsoft dalam pembelajaran disampaikan oleh Iing Mustain, M.Pd. berisi tentang cara menjalankan aplikasi kvsoft dan sekaligus memanfaatkannya dalam
pembelajaran berbasis IT. Flip
BookMakermerupakansoftwareyangdapatmengubahtampilanfilePDF menjadi lebih menariksepertilayaknyasebuahbuku. Keunggulan menggunakan jenis file pdf, yaitu:
1. File pdf mempunyain ukuran yang kecil. 2. Mempunyai daya tahan terhadap virus.
Keunggulan menggunakan flip book maker, yaitu: 1. Dapat mengubah file pdf menjadi lebih menarik untuk dibaca dan presentasi 2. Dapat diiringi musik, dan juga video sehingga presentasi lebih menarik 3. File yang sudah jadi tidak bisa diedit dengan mudah karena sudah dalam tampilan SWF ataupun EXE. 4. File dapat dimasukan dalam tablet. 5. Dapat dihubungkan secara langsung ke internet.
Padaprinsipnyadua jenissoftwaretersebut memiliki fungsi yang sama yaitu untukmengkonversi filepdf/gambar/videomenjadi filebertipeSWF atauEXEsehinggamenjadi filebuku yang menarik.
Padatutorial ini akan digunakanKvisoftFlipBook Maker. Langkah Awal(praktek langsung):
1. Instalasi SaveAsPDF
2. Instalasi KvisoftFlip BookMaker
SetelahSaveAsPDF dan KvisoftFlip BookMakerterinstall,makalangkahselanjutnyaadalah mempersiapkan filetutorial kitayang akankitaubahmenjadi filePDF.
Aplikasi Adobe Captivate dalam Pembelajaran, disampaikan oleh Ipin Arifin, M.Pd. berisi tentang cara menggunakan aplikasi Adobe Captivate sehingga dapat membuat media pembelajaran berbasis pada aplikasi Adobe Captivate. Adobe Captivate merupakan software yang dapat digunakan untuk mengembangkan presentasi atau bahan ajar interaktif. Carakerja adobe Captivate 4 mirip dengan Powerpoint, tetapi kelebihan Adobe Captivate adalah memiliki template untuk kuis dan tes yang dapat digunakan dengan mudah. Perangkat Adobe captivate yang sebelumnya bernama macromedia captivate ini merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan teknologi audiovisual yang mampu menghasilkan fitur‐fitur baru yang bermanfaat dalam pendidikan. Pembelajaran berbasis multimedia tentu dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memudahkan penyampaian Peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran tertentu secara mandiri dengan komputer yang dilengkapi program multimedia.
Aplikasi Web Exe dalam Pembelajaran disampaikan oleh Ipin Arifin, M.Pd. berisi tentang cara penggunaan apliaksi Web Exe dalam pembelajaran sekaligus membuat bahan ajar berbasis Web Exe. Exe Learning adalah sebuah aplikasi gratis (open source) yang
bisa kita gunakan untuk menyusun bahan ajar dalam bentuk web. Dari aplikasi eXeLearning bisa mengexport content yang dibuat menjadi paket konten IMS, SCROM1.2, dan tentu saja Web Site. Keunggulan exe Learning antara lain : 1. Mudah digunakan tanpa mengetahui script HTML 2. WYSYWYG (What You see is what you get) 3. Free (opensource) 4. Standart E‐learning 5. Multiplatform, (Windows / Linux)
6. Support file multimedia (ShockWafe Flash, Quicktime, Windows Media, Real Media, MP3 dan FLV) 7. Didukung oleh web browser populer yaitu Mozilla Firefox EVALUASI PROGRAM KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tahun 2015 berbasis program dan pendampingan guru‐guru MAN 3 Cirebon, yang dilaksanakan oleh Dosen‐dosen Jurusan Tadris IPA Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Syekh Nurjati Cirebon dapat dikatakan, bahwa pelaksanaan kegiatan secara umum berjalan dengan baik dan profesional. Terwujudnya suasana kondusif akademik dalam pelaksanaan kegiatan ini dikarenakan terbangunnya kerjasama yang positif dari unsur panitia pelaksana, para narasumber, moderator, jurusan dan guru‐guru MAN 3 Cirebon, serta dukungan yang positif dari Kepala Madrasah dan jajarannya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh para dosen Jurusan TIPA Biologi tahun 2015 terdapat beberapa kendala, hambatan atau permasalahan yang berpotensi mengganggu kegiatan. Permasalahan tersebut tertuang dalam hasil evaluasi ini, dan diharapkan menjadi bahan masukan untuk perbaikan kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2016. Bahan evaluasi ini adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, sebaiknya dilakukan pada bulan Mei, dan sosialisasi sudah berjalan 1 bulan sebelumnya. Untuk tahun ini, karena terkait pelantikan pejabat yang baru di bulan Mei, maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat baru bisa direncanakan secara jelas dan dilaksanakan mulai bulan Agustus.
Kejelasan program kegiatan harusnya menjadi prioritas dalam eksekusi keputusan para pimpinan dan pengambil kebijakan.
2. Implikasi pada nomor satu di atas, menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis program dan pendampingan di MAN 3 Cirebon adalah sangat terbatas. Sosialisasi kegiatan belum maksimal, sehingga menjadi hambatan informasi dalam kehadiran dosen dan guru‐guru untuk mengikuti kegiatan dimaksud. Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para guru dan dosen, karena mereka juga harus melakukan proses pembelajaran dan aktivitas lainnya, maka pemilihan waktu yang tepat dan luang menjadi suatu bahan pertimbangan kegiatan ini. 3. Dana pengabdan masyarakat seharusnya ada di LPPM, bukan berada di fakultas‐
fakultas, karena hal ini tidak sesuai dengan STATUTA dan ORTAKER IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Akibat pindahnya dana pengabdian kepada masyarakat ke fakultas‐fakultas, menimbulkan banyak permasalahan, baik dari sisi kordinasi, komunikasi, birokrasi dan administrasi. Proses tersebut di atas tidak berjalan secara efektif dan efisien. PPK sebaiknya dikembalikan ke tingkat rektorat sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan secara lebih baik, satu pintu, tidak seperti sekarang yang tiga pintu (tiga faklutas). Tehambatnya pencairan anggaran juga menjadi implikasi dari permasalahan di atas.
4. Biaya pengabdian kepada masyarakat sebaiknya diberikan per termin, termin I sebesar 60% dan termin II sebesar 40%. Adanya dana stimulus yang diberikan di awal kegiatan, diharapkan mampu menghasilkan proses, output dan produk yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
5. Motivasi keikutsertaan guru masih rendah dalam mengikuti pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dimungkinkan selain keterbatasan waktu juga terbatasnya skill IT para guru.
6. Terbatasnya sarana prasarana dan fasilitas yang representatif di lokasi yang ditetapkan, menjadikan kegiatan pengabdian masyarakat di MAN 3 Cirebon kurang sinergi dan belum optimal. Masih perlu waktu panjang untuk melakukan pendampingan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Misalnya kondisi lab yang sangat minimal dari aspek alat, bahan, dan ruangan, menjadikan kegiatan praktikum guru‐guru harus dilakukan di lab kampus.
7. Dibutuhkannya kerjasama dengan pihak lain, misal dengan LIPI, BP3 Tekonologi atau Pemkot/Pemkab, sehingga dapat menciptakan suasana peserta lebih produktif, dan memberikan wawasan keilmuan yang lebih konkrit, sesuai bidang keilmuan para guru dan prioritas kebtuhan.
8. Birokrasi dan administrasi keuangan yang terlalu kompleks, sangat mengganggu proses pencairan danan pengabdian masyarakat.
Untuk memberikan penguatan secara positif terhadap sistem pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berbasis program dan pendampingan pada tahun berikutnya adalah akses dan kebutuhan pencairan anggaran yang lebih mudah dan tidak terlalu birokratif, serta adanya buku pedoman LPJ keuangan yang sudah terstandarisasi prosedur dan operasionalnya. Anggaran jenis GU seharusnya bisa diberikan terlebih dahulu sesuai kebutuhan kegiatan, tetapi pada kenyataannya pelaksanaan kegiatan harus menggunakan dana pinjaman pribadi terlebih dahulu, hal ini sangat tidak nyaman dan menghambat laporan kegiatan yang seharusnya segera diselesaikan 2 minggu setelah kegiatan berjalan. Dimohon kepada para pimpinan atau pengambil keputusan untuk segera mengubah pola pencairan anggaran ini, sehingga kegiatan akan lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyerapan anggaran pun akan lebih optimal, didukung pula dengan dokumen laporan akademik dan keuangan yang berkualitas. PENUTUP Kesimpulan Hail kegiatan pengabdian kepada masyarakat di MAN 3 Cirebon, dapat disimpulkan hal‐ hal berikut. 1. Secara umum kegiatan pengabdian kepada masyarakat berjalan dengan baik, lancar dan tertib sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, walaupun masih ada beberapa hambatan, seperti yang dikemukakan dalam evaluasi kegiatan.
2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di MAN 3 Cirebon diikuti oleh dua puluh lima guru. Semuanya sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
3. Meningkatnya wawasan dan keterampilan para guru dalam melaksanakan sistem pembelajaran, baik di kelas maupun di laboratorium. Terutama hal ini wawasan
dalam pengelolaan lab, pembelajaran berbasis IT, pembelajaran berbasis potensi lokal, dan pembelajaran berbasis lingkungan.
4. Para dosen memberikan materi pengabdian kepada masyarakat sangat baik, sesuai kompetensi keilmuan dan pengalamannya, dengan contoh‐contoh nyata di lapangan. 5. Hasil kegiatanpengabdian kepada masyarakat ini sebaiknya segera ditindaklanjuti dengan kegiatan pendampingan berikutnya, sehingga adanya kesinambungan program.
Saran
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat direkomendasikan hal‐hal berikut ini:
1. Penetapan tematik pengabdian masyarakat harus lebih realita dan aplikasi, bukan pada tataran konsep dan teori.
2. Penetapan lokasi pengabdian kepada masyarakat sebaiknya berbasis pada hasil kajian yang obyektif dan profesional, sehingga adanya sinergi kegiatan dengan kondisi lokasi. 3. Anggaran pengabdian kepada masyarakat lebih ditingkatkan, untuk mencapai hasil yang
maksimal.
4. Anggaran jenis GU sebaiknya diberikan dimuka sebelum kegiatan (jangan dicairkan setelah kegiatan dilaksanakan), jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
5. Perlu adanya standarisasi mutu dan instrumen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengabdian kepada masyarakat.
6. PPK pengabdian masyarakat sebaiknya dikembalikan pada tingkat rektorat, bukan PPK fakultas/Dekan, untuk lebih memudahkan pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Demikian laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakatini disampaikan, semoga menjadi pedoman evaluasi kita bersama dalam rangka proses perbaikan secara kontinyu dan dapat memenuhi harapan para pengambil kebijakan. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriah, E, A. Juanda dan Sutisna. 2014. Penerapan Pembelajaran Biologi Berbasis Nilai Imtaq Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI‐IPA SMA Negeri 1 Mandirancan. Scientia Educatia Jurnal Pendidikan Sains Vol 3 No.1 Juni 2014; 123‐137
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Majid, Abdul. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Maryuningsih, Y; Saifuddin dan A. Makhin. 2014. Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Imtaq dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Manusia di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Astanajapura Kabupaten Cirebon. Jurnal Pendidikan Sains Scientia Educatia Vol. 3 No 1 Juni 2014; 89‐105.
Mulyasa. 2002. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyono. 2011. Model Integrasi Sains dan Agama dalam Pengembangan Akademik Keilmuan UIN. Jurnal Penelitian Keislaman vol 7 no 2 hal 319‐338.
Mumpuni, K. E. 2013. Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter Dalam Pembelajaran Biologi Di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS
Peraturan Pemerintah Kementerian Pendidikan Nasional No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Jogjakarta: Diva Press.
Republika Online, 30 Desember 2013. Kurikulum 2013 Momentum Integrasi Ilmu Umum‐ Agama. Diakses 23 Maret 20014. Roviati, E; Kartimi dan A. Fauzi. 2014. Penerapan Pembelajaran Berbasis Sains Lokal Melalui Budaya Minum Jamu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Jaringan Tumbuhan di Kelas XI MA Darul Falah Kabupaten Indramayu. Scientia Educatia Jurnal Pendidikan Sains Vol 3 No. 2 Desember 2014; 71‐82.
Setiawan, Denny. 2007. Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suratsih. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangaka Implementasi KTSP SMA di Jogyakarta.Laporan Hasil Penelitian. Jogyakarta: UIN Jogyakarta
Tukiran, Ismono. 2008. Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Bagi Guru‐ Guru Bidang Studi Kimia Di SMAN Se‐Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. E‐ Journal UNESA Vol 10 No 2 Tahun 2009.
Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Undang Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.