• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN JERUK GERGA DI LEBONG DI PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN JERUK GERGA DI LEBONG DI PROVINSI BENGKULU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PETUNJUK TEKNIS

PENGKAJIAN TEKNOLOGI PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN

JERUK GERGA DI LEBONG DI PROVINSI BENGKULU

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

2012

(2)

2

PETUNJUK TEKNIS

Nomor : : 26/11801.013/011/D/JUKNIS/2012

1. JUDUL RODHP : Pengkajian Teknologi Pembungaan dan

Pembuahan Jeruk Gerga di Lebong di Provinsi Bengkulu

2. JENIS KEGIATAN : Pengkajian

3. LOKASI : Desa Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo

Pengadang, Kabupaten Lebong

4. TUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN:

a. Meningkatkan produktivitas buah jeruk Gerga lebong melalui pemangkasan dan pemupukan

b. Meningkatkan mutu buah jeruk Gerga Lebong berdasarkan umur buah.

5. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN a) Persiapan

Kegiatan dimulai pada bulan Januari hingga Desember 2012. Tahapan kegiatan diawali dengan kegiatan desk study dalam rangka penyusunan RPTP dan ROPP untuk menentukan perlakuan, alat dan bahan yang diperlukan, serta lokasi pelaksanaan kegiatan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan dinas dan institusi terkait yang berhubungan dengan sumber–sumber teknologi (Balitjestro, BPSB) dan stakeholders di lokasi pengkajian (Dinas Pertanian, BP4K dan BPP).

b) Operasional Kegiatan

1. Kajian pemangkasan dan pemupukan untuk meningkatkan produktivitas jeruk Gerga Lebong.

-Rancangan yang digunakan adalah RAK 2 faktor.

Faktor 1 adalah perlakuan pemangkasan dan faktor 2 adalah perlakuan pupuk maka didapatkan 6 kombinasi perlakuan dengan 4 ulangan.

(3)

3

Tabel 1. Perlakuan pada kajian pemangkasan dan pemupukan jeruk Gerga Lebong

Kombinasi Perlakuan 1 Pangkas rekomendasi + pupuk 1 Kombinasi Perlakuan 2 Pangkas cara petani + pupuk 1 Kombinasi Perlakuan 3 Pangkas rekomendasi + pupuk 2 Kombinasi Perlakuan 4 Pangkas cara petani + pupuk 2 Kombinasi Perlakuan 5 Pangkas rekomendasi + pupuk 3 Kombinasi Perlakuan 6 Pangkas cara petani + pupuk 3

-Perlakuan pangkas yaitu pangkas sesuai rekomendasi dan pangkas cara petani. Perlakuan pangkas rekomendasi dilakukan pada 12 pohon jeruk meliputi pemangkasan tunas air, cabang/ranting yang mengarah kedalam, cabang/ranting yang terlalu rendah, ranting yang buahnya selesai dipanen serta buah cacat/rusak. Pemangkasan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali sehingga tanaman terjaga kebersihannya dan tidak terlalu lembab.

Perlakuan pemangkasan petani merupakan pemangkasan minimal yaitu pemangkasan tunas air dan dilakukan tidak secara intensif.

-Perlakuan pemupukan yaitu 1) berdasarkan hasil panen yang terangkut dan 2) berdasarkan analisis tanah/jaringan tanaman serta 3) berdasarkan perlakuan petani. Perlakuan petani diberi pupuk kandang setiap 6 bulan dan pupuk kimia setiap 3 (tiga) bulan sekali.

-Metode penentuan dosis pupuk berdasarkan perkiraan jumlah buah yang dipanen yaitu 3 % dari total bobot buah tiap pohon dalam bentuk NPK (3:1:2) bersama pupuk kandang. Di Desa Rimbo Pengadang produktiitas tanaman jeruk umur 2 – 3 tahun sekitar 20-30 kg. Sampel buah jeruk Gerga lebong dianalisis di laboratorium tanah Balit Tanah untuk menentukan jumlah hara makro dan mikro yang diserap dan terangkut oleh buah. Balitjestro yang akan menyusun rekomendasi dosis pupuknya.

(4)

4

-Metode penentuan pupuk berdasarkan hasil analisis tanah dan tanaman bertolak pada suatu kaidah bahwa pemupukan dilakukan jika jumlah unsur hara di dalam tanah lebih rendah dari pada yang dibutuhkan tanaman dan tanaman itu sendiri sebagai pengekstrak unsur hara dari tanah, sehingga untuk mengetahui kebutuhannya perlu menganalisis jumlah unsur hara yang di ekstrak atau diserap tanaman tersebut dan jumlah unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Sampel tanah dan tanaman (daun) jeruk dianalisis di laboratorium tanah BPTP Bengkulu untuk menentukan jumlah hara yang tersedia dalam tanah dan yang diserap tanaman. Balitjestro yang akan menyusun rekomendasi dosis pupuknya. Pupuk organik/kompos dan kapur akan diberikan pada bawah tajuk tanaman. Frekuensi pemberian pupuk sesuai rekomendasi BalitjestroTlekung.

-Teknologi pemupukan existing (yang dilakukan petani) adalah pemberian pupuk 1,5 kg NPK Yara Jerman (14:14:21) atau pemberian 1 kg campuran NPK (16:16:16) dan urea,pemberian pupuk kandang 10 kg per tanaman untuk sekali pemupukan yang diberikan setiap 6 bulan. Jenis kandungan NPK dan pupuk organik dan dosis yang diberikan pada pemupukan susulan bisa berubah sesuai hasil pengamatan petani terhadap pertumbuhan tanaman.

Parameter yang diukur

- Parameter yang di ukur dalam kajian ini adalah komponen vegetatif tanaman (tinggi tanaman, diameter pohon, lebar tajuk) dan komponen generatif tanaman (jumlah fruitset, berat buah dan diameter buah).

- Data iklim : curah hujan, hari hujan, suhu rata-rata, minimum dan maksimum, kelembaban udara dari stasiun klimatologi terdekat.

- Pengamatan hama dan penyakit dilaksanakan secara intensif, pengendaliannya dilaksanakan secara bijaksana. Identifikasi permasalahan lain yang timbul dilaksanakan dengan wawancara dengan stake holder dan beneficiaries serta pengamatan lapangan. Selain percobaan lapangan juga diamati permasalahan teknis dan permasalahan sosial ekonomi yang terjadi dilapangan.

- Analisa usahatani dilakukan untuk mendukung kajian tersebut.

- Analisis data dilakukan dengan Anova dan jika berbeda nyata akan dilakukan uji lanjut DMRT.

(5)

5

2. Kajian saat petik buah yang optimal untuk meningkatkan kualitas/ mutu buah.

- Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 7 perlakuan saat petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut kuadran. Perlakuan saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga mekar.

- Parameter yang di ukur dalam kajian ini adalah waktu bunga mekar, berat buah, diameter buah, dan kualitas mutu buah seperti kadar sari buah dan kadar padatan terlarut (brix) menggunakan refraktometer.

- Analisis data dilakukan dengan Anova dan jika berbeda nyata akan dilakukan uji lanjut DMRT.

RENCANA OPERASIONAL

No. Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Persiapan:

Penyempurnaan proposal, penyusunan ROPP dan Juknis x x

1.

Desk study/ pengumpulan

data sekunder x x Pelaksanaan: Koordinasi/ Pemantapan lokasi/observasi lapang x Pertemuan/sosialisasi x x x x Plotting/pengambilan sample tanah/tanaman x x Aplikasi perlakuan x x x x x x x x x x 2. Pengamatan/pengumpulan data x x x x x x x x x x 3. Analisis/Pengolahan data x x x 4. Pelaporan x x 5. Seminar Hasil x

(6)

6

Tim Pengkajian Jeruk Gerga Lebong

No. NAMA/NIP JABATAN FUNGSIONAL /BIDANG KEAHLIAN JABATAN DALAM KEGIATAN

URAIAN TUGAS ALOKASI WAKTU (JAM/ MINGGU 1. Ir. Sri Suryani M.

Rambe, M.Agr/ 19630805 198703 2 007 Penyuluh Pertanian Madya/ Ilmu Tanah Penanggung

Jawab Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan – pelaporan

20

2. Ir. Arry Supriyanto, M.Sc/19540323 198101 1 001 Peneliti Utama/ Fisiologi Tanaman Anggota Membantu menyusun rancangan, pengamatan, analisis/interpretasi data 5 3. Drs. Afrizon, MSi/ 19620415 199303 1 001 Peneliti Pertama/ Agronomi

Anggota Menganalisis data Agronomi 10 4. Lina Ifanti, STP/19841004 200901 2 004 Calon Peneliti/ Teknologi Pasca Panen

Anggota Menganalisis data pasca panen 10 5. Kusmea Dinata,SP/ 19831024 201101 1 00 Calon Peneliti/Hama Penyakit

Anggota Mengamati dan menganalisis data hama penyakit 10 6. Irma Calista ST/ 19810716 200501 2 002 Calon Peneliti/

Kimia Anggota Mengamati agroklimat data 10

7. Bunaiyah Honorita, SP/ 19890530 201101 2 009 Calon Penyuluh/ Sosek

Anggota Menganalisis data ekonomi 10

8. Robiyanto/19800103

200710 1 001 Teknisi Anggota Membantu pelaksanaan kegiatan di lapangan

(7)

7

Lampiran 1. Denah Pengkajian Kegiatan Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Rimau Gerga Lebong Tahun 2012-01-22

Lokasi : Kabupaten Lebong Varietas jeruk : Rimau Gerga lebong Jumlah pohon : 24 batang

(8)

8

Lampiran 2. Data kajian pemangkasan dan pemupukan jeruk Gerga Lebong

No Perlakuan TT LB LT JBunga JBuah BBuah

1 P1D1 2 3 4 5 P1D2 6 7 8 9 PID3 10 11 12 13 P2D1 14 15 16 17 P2D2 18 19 20 21 P2D3 22 23 24

(9)

9

Lampiran 3. Data kajian pembungan dan pembuahan jeruk Gerga Lebong

Stadia pembungaan dan pembuahan Tanggal/Pohon/

kuadran/cabang Kuncup Bunga

mekar Pentil Buah Kecil Buah sedang Buah Besar Buah siap panen Pohon I U1 U2 U3 S1 S2 S3 B1 B2 B3 T1 T2 T3 Pohon II U1 U2 U3 S1 S2 S3 B1 B2 B3 T1 T2 Pohon III U1 U2 S1 S2 S3 B1 B2 T1 T2 T3

(10)

10

Lampiran 4. Identifikasi hama tanaman jeruk Gerga Lebong:

Identifikasi hama tanaman jeruk Gerga Lebong:

1. Dengan cara pengamatan langsung (visual) atau mengambil bagian tanaman yang terserang pada setiap tanaman sampel lalu diamati gejala dan serangga hama yang ada.

2. Kemudian dilakukan pemasangan perangkap kuning serangga untuk mengidentifikasi jenis hama yang berada dipertanaman jeruk dan dihitung jumlah serangga yang terperangkap.

3. Serangga yang didapatkan diidentifikasi di laboratorium dengan menggunakan mikroskop serangga dan dicocokan dengan buku kunci identifikasi serangga

Identifikasi penyakit tanaman jeruk Gerga Lebong:

1. Dengan cara pengamatan langsung (visual) atau mengambil bagian tanaman yang terserang penyakit pada setiap tanaman sampel, diamati gejala serangannya.

2. Sampel tanaman yang telah diambil diidentifikasi secara mikroskopis dengan menggunakan mikroskop, dan dicocokkan dengan kunci identifikasi.

Pengamatan intensitas serangan OPT

Dengan cara menghitung intensitas serangan secara langsung pada setiap tanaman sampel, diamati satu bulan sekali. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

1. Intensitas serangan mutlak n

I = x 100% N Keterangan

I : Intensitas seranggan

n : Jumlah tanaman/bagian tanaman yang rusak

N : Jumlah seluruh tanaman/bagian tanaman yang diamati 2. Intensitas serangan tidak mutlak

∑ (ni x vi)

I = x 100% N x Z

Keterangan

I : Intensitas seranggan

ni : Jumlah sampel pada katagori kerusakan vi : Skor pada sampel

(11)

11

N : Jumlah total sampel

Z : Skor tertinggi dari katagori serangan Nilai Skoring kerusakan:

0 : Tidak ada serangan

1 : Apabila ada 1/4 bagian tanaman terserang 3 : Apabila ada 1/3 bagian tanaman terserang 5 : Apabila ada1/2 bagian tanaman terserang 7 : Apabila ada 3/4 bagian tanaman terserang 9 : Apabila ada > 3/4 bagian tanaman terserang

Pengendalian OPT

a. Pengendalian hama lalat buah

• Pengendalian dengan cara kultur teknis, yaitu dengan cara mengumpulan buah jeruk yang jatuh karena terserang lalat buah, kemudian di kubur agak dalam agar memutus siklus hidup larva dan pupa agar tidak berkembang menjadi lalat dewasa.

• Pengendalian dengan fisik mekanik, yaitu dengan cara memasang perangkap atraktan metil eugenol, senyawa tersebut ditetesi pada kapas sebanyak 3 tetes dan ditambahkan setiap 1 bln sekali. Kemudian di masukkan dalam perangkap yang terbuat dari botol air mineral yang sudah dirakit dengan komposisi 20 perangkap/ha. Selanjutnya perangkap digantung pada pohon jeruk dan diatur jarak antar perangkapnya, dan dipasang sejak awal pembuahan sampai panen.

b. Pengendalian Burik kusam pada pada buah jeruk

• Burik kusam buah yang disebabkan oleh hama yaitu dengan cara penyemprotan dengan agens hayati Beauveria sp atau Metharhizium sp untuk pencegahan, yang aplikasikan 3-6 hari sekali. Apabila terdapat serangan yang berat dapt disemprot dengan insektisida kimia seperti: alfasipermetrin, betasiflutrin, imidakloprit, carbamat dan lain-lain.

• Burik kusam yang disebabkan oleh jamur, yaitu dengan cara penyemprotan pada tanaman terserang dengan menggunakan fungisida kimia seperti: benomil, propineb, copper, streptomisin, kloromisetin.

6. PENGESAHAN

No. Uraian Nama Tanda Tangan

1. Penjab Teknis Pelaksanaan

Ir. Sri Suryani Rambe, M.Agr

2. Penanggung Jawab

Gambar

Tabel 1. Perlakuan pada kajian pemangkasan dan pemupukan jeruk Gerga  L ebong

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sebabkan karena pada metode ini bunga yang dibebankan dihitung dari saldo awal pokok pinjaman setelah dikurangi dengan uang muka, sehingga jumlah pembayaran yang

Jadi tes ini disusun untuk mengukur kemampuan berpikir jernih, yang oleh Subino (1984: 9) dikatakan sebagai efisiensi kerja intelektual, yang akan menentukan

Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang menyebabkan besarnya nilai pengaruh tidak langsung Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan melalui karakteristik

a. Ukuran butiran sampah dan komposisi fraksi organik dalam sampah akan berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas lindi. 1) Butiran sampah dengan ukuran lebih dari 4 cm

Edi Purnomo, Bc.. Edi

Temperatur yang tinggi pada saat deformasi dan pacta proses anil akan memungkinkan terjadinya reaksi difusi antara partikel U3Si2 dengan aluminium.. Demikian juga

Dengan menggunakan Metode Distribusi Tegangan 2:1, maka dengan semakin bertambahnya panjang tiang dan semakin bertambahnya jumlah lapisan akan mengakibatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik habitat yang diseleksi lutung jawa di level area jelajah adalah: berada pada ketinggian 1.500-2.000 m dpl, kelerengan