• Tidak ada hasil yang ditemukan

VALUE FOR MONEY AUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VALUE FOR MONEY AUDIT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENDAHULUAN

LINGKUP PEMERIKSAAN

Value for Money Audit lebih luas dibanding conventional audit.

o Dalam pemeriksaan yang konvensional , lingkup pemeriksaan hanya sebatas audit terhadap

keuangan dan kepatuhan (financial and complianve audit),

o Sedangkan dalam Value for Money Audit selain audit keuangan dan kepatuhan juga perlu

dilakukan audit kinerja (performance audit).

Performance audit meliputi audit ekonomi, efisiensi, efisiensi, dan efektivitas.

o Audit ekonomi dan efisiensi disebut management audit atau operational audit. o Audit efektivitas disebut program audit.

Istilah lain untuk performance audit tersebut adalah VFM audit atau disingkat 3E’s audit

(3)

Karakteristik Value For money Audit

Audit pada dasarnya merupakan perluasan dari audit keuangan. Pengertian audit dalam audit keuangan menurut Malan (1984 ) :

“suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi atas tindakan dan kejadian ekonomi, kesesuaiannya dengan criteria/standar yang telah ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak pengguna laporan tersebut “.

Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan dan kejadian ekonomi yang

menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit.

Definisi audit kinerja menurut Malan (1984 ) adalah

“suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dsn efisiensi operasi, efektifitas dalam pencapaian hasil yang diinginkan, dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang dicapai dengan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak pengguna laporan tersebut “.

(4)

Karakteristik Value For money Audit

Kinerja suatu organisasi dinilai BAIK jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas – tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standart yang TINGGI dengan biaya yang RENDAH.

Salah satu hal yang membedakan VFM audit dengan conventional audit adalah dalam hal LAPORAN AUDIT.

Dalam Conventional audit , hasil audit adalah berupa pendapat (OPINI ) AUDITOR secara independen dan obyektif tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan criteria standar yang telah ditetapkan, tanpa pemberian rekomendasi perbaikan.

Dalam VFM audit, tidak sekedar menyampaikan kesimpulan berdasarkan tahapan audit

yang telah dilaksanakan, akan tetapi juga dilengkapi dengan REKOMENDASI untuk perbaikan dimasa mendatang.

(5)

AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI

Ekonomi mempunyai arti biaya terendah.

Efisiensi mengacu pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input).

Efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumberdaya yang ada dapat dicapai output yang MAKSIMAL atau output tertentu dapat dicapai dengan sumberdaya yang sekecil –

kecilnya.

Audit ekonomi dan efesiensi bertujuan untuk menentukan:

1) Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien

2) Penyebab terjadinya praktik – praktik yang tidak ekonomis atau efisien, termasuk ketidakmampuan organisasi dalam mengelola sistem informasi, prosedur

(6)

AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam audit ekonomi dan efisiensi, menurut The General Accounting Office Standar (1994):

a) Mengikuti ketentuan pelaksanaan pengadaan yang sehat

b) Melakukan pengadaan sumber daya (jenis, mutu, dan jumlah) sesuai dengan kebutuhan pada biaya terendah

c) Melindungi dan memelihara semua sumber daya yang ada secara memadai

d) Menghindari duplikasi pekerjaan atau kegiatan yang tanpa tujuan atau kurang jelas tujuannya e) Menghindari adanya pengganguran sumberdaya atau jumlah pegawai yang berlebihan

f) Menggunaklan prosedur kerja yang efisien

g) Menggunakan sumber daya (staf, peralatan, dan fasilitas) yang minimum dalam menghasilkan atau menyerahkan barang/jasa dengan kualitas dan kuantitas yang tepat.

h) Mematuhi persyaratan peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan perolehan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya Negara

i) Melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawaban mengenai kehematan dsn efisiensi

(7)

AUDIT EKONOMI DAN EFISIENSI

Auditor mengukur efisiensi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang OPTIMAL dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai pada periode yang bersangkutan dengan:

1) Standar yang telah ditetapkan sebelumnya, 2) Kinerja tahun-tahun sebelumnya,

3) unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang berbeda.

Tahapan-tahapan audit yang dilakukan meliputi: 1) Perencanaan audit

2) Mereview sistem akuntansi dan pengendalian intern, 3) Menguji sistem akuntansi dan pengendalian interen, 4) Melaksankan audit,

(8)

AUDIT EFEKTIVITAS

Efektivitas bertujuan dengan pencapaian tujuan.

Audit efektifitas (audit progam) berTUJUAN untuk menentukan:

1) Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan

2) Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya

3) Apakah yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil yang sama dengan biaya yang paling rendah.

(9)

AUDIT EFEKTIVITAS

Secara lebih rinci, tujuan pelaksanaan audit efektivitas atau audit progam adalah untuk:

a) Menilai tujuan progam, baik yang baru maupun yang sudah berjalan, apakah sudah memadai dan tepat b) Menentukan tingkat pencapain hasil suatu progam yang diinginkan

c) Menilai efektivitas progam dan atau unsur-unsur progam secara terpisah/sendiri-sendiri d) Mengidentifikasi factor yang menghambat pelaksanaan kinerja yang baik dan memuaskan

e) Menentukan apakah manajemen telah mempertimbangkan alternative untuk melkasanakan progam yang mungkin dapat memberikan hasil yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah

f) Menentukan apakah progam tersebut saling melengkapi, tumpang-tindih atau bertentangan dengan progam lain yang terkait.

g) Mengidentifikasi cara untuk dapat melaksanakan progam tersebut dengan lebih baik

h) Menilai ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk progam tersebut

i) Menilai apakah sistem pengendalian manajemen sudah cukup memadai unutk mengukur melaporkan, dan memantau tingkat efektivitas progam

j) Menentukan apakah manajemen telah melaporkan ukuran yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai efektivitas progam

(10)

AUDIT EFEKTIVITAS

Efektivitas berkenaan dengan dampak suatu output bagi pengguna jasa (konsumen).

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada evaluasi pelaksanaan progam adalah sebagai berikut:

1) Apakah progam tersebut relevan ayau realistic 2) Apakah ada pengaruh progam tersebut

3) Apakah progam telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan 4) Apakah cara-cara yang lebih baik dalam mencaoai hasil

Value For Money Audit mempunyai 3 kharakteristik kegiatan yaitu :

1. By-Product’ VFM

2. An’Arrangement Review’ 3. Performerce Review

(11)

AUDIT EFEKTIVITAS

Prasyarat-prasyarat yang harus dipenuhi dalam audit kinerja yaitu:

1) Auditor (orang/lembaga yang melakukan audit), auditee (pihak yang diaudit), recipent (pihak yang menerima hasil audit)

2) Hubungan akuntabilitas antara auditee (subordinate) dan audit recipent (otoritas yang lebih tinggi) 3) Independensi antara auditor dan auditee

4) Pengujuan dan evaluasi tertentu atas aktivitas yang menjadi tanggung jawab auditee oleh auditor untuk audit recipent.

Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam audit kinerja: Pihak Pertama : Auditor

Orang yang menguji akuntabilitas pihak kedua untuk pihak ketiga dan melaporkan kepada pihak ketiga

Pihak Kedua : Entitas yang diaudit (Auditee)

Entitas bertanggungjawab pada pihak ketiga dan akuntabilitas tersebut diuji oleh pihak pertama Pihak Ketiga : Pihak yang menuntut adanya akuntabilitas (Recipent)

Entitas menuntut akuntabilitas pihak kedua dan menerima laporan hasil pengujian akuntabilitas dari pihak pertama.

(12)

AUDIT EFEKTIVITAS

Syarat-syarat menjadi auditor sektor public, yaitu:

1) Seseorang auditor harus telah diakui dapat melakukan pemeriksaan (audit); 2) Seseorang auditor harus mematuhi kode etik yang berlaku

3) Seseorang harus dapat melakukan audit dengan bertanggung jawab, karena terdorong oleh kesadaran bahwa audit yang akan dilaksanakannya pada organisasi sektor public terutama untuk memnuhi kepentingan masyarakat.

Dua prosedur utama untuk melaksanakan praktik audit kinerja organisasi secara koprehenisif, yaitu:

a) Manajement and Technical Review b) Special Studies

(13)

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN

1995

SAP merupakan standar untuk melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah.

Standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga pemerintah menurut Standar Audit Pemerintah adalah :

1. Standar Umum.

a. Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki kecakapan professional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.

b. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan public, harus independen (secara organisasi maupun secara pribadi), bebas dari gangguan independensi yang bersifat pribadi dan yang di luar pribadinya(ekstern), yang dapat mempengaruhi independensinya, serta harus dapat mempertahankan sikap dan penampilan yang independen.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.

d. Setiap organisasi/lembaga yang melaksanakan audit yang berdasarkan SAP ini harus memiliki system pengendalian intern yang memadai, dan system pengendalian mutu tersebut harus di-review oleh pihak lain yang kompeten (pengendalian mutu ekstern).

(14)

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN

1995

2. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja.

a. Perencanaan

Pekerjaan harus direncakanan secara memadai. b. Supervisi

Staf harus diawasi (supervisi) dengan baik.

c. Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Apabila hokum, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan lainnya merupakan hal yang signifikan bagi tujuan audit, auditor harus merancang audit tersebut untuk memberiakan keyakinan yang memadai mengenai kepatuhan tersebut.

d. Pengendalian Manajemen

Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan dengan audit.

(15)

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN

1995

3. Standar Pelaporan Audit Kinerja

1. Bentuk.

Auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat mengkomunikasikan hasil setiap audit.

2. Ketepatan Waktu

Auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk menyediakan infromasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.

3. Isi Laporan

a. Tujuan, Lingkup, dan Metodelogi Audit

Auditor harus melaporkan tujuan, lingkup, dan metodologi audit. b. Hasil Audit

Auditor harus melaporkan temuan audit yang signifikan, dan jika mungkin melaporkan kesimpulan auditor.

c. Rekomendasi

Auditor harus menyampaikan rekomendasi untuk melakukan tindakan perbaikan atas bidang yang bermasalah dan untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit.

(16)

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN

1995

3. Standar Pelaporan Audit Kinerja

3. Isi Laporan (Lanjutan)

d. Pernyataan Standar Audit

Auditor harus melaporkan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan Standar Audit Pemerintah. e. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

f. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan penyalahgunaan wewenang g. Pelaporan secara langsung tentang unsur perbuatan melanggar/melawan hokum

h. Pengendalian manajemen

i. Tanggapan pejabat yang bertanggungjawab j. Hasil/prestasi kerja yang patut dihargai

k. Hal yang memerlukan penelaahan lebih lanjut l. Informasi istimewa dan rahasia

4. Penyajian Laporan

Laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan, serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan

(17)

STANDAR AUDIT PEMERINTAHAN (SAP) TAHUN

1995

3. Standar Pelaporan Audit Kinerja

5. Distribusi Laporan

Laporan tertulis diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada : 1) Pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit

2) Kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang meminta audit, termasuk organisasi luar yang memberikan dana, kecuali jika peraturan perundang-undangan melarangnya

3) Kepada pejabat lain yang mempunyai tanggungjawab atas pengawasan secara hukum atau pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan temuan dan rekomendasi audit 4) Kepada pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima laporan tersebut

(18)

Audit Kinerja Pemerintah Daerah Dalam

Konteks Otonomi Daerah

Terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu, pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan.

a) Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak di

luar eksekutif (yaitu masyarakat dan DPR/DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan.

b) Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif

(pemerintah) untuk menjamin dilaksanakannya system dan kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi tercapai.

c) Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang

memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar kinerja yang

(19)

Audit Kinerja Pemerintah Daerah Dalam

Konteks Otonomi Daerah

Pemberian wewenang harus diikuti dengan pengawasan dan pengendalian.

Penguatan fungsi pengendalian dilakukan melalui pembuatan system pengendalian

intern yang memadai dan pemberdayaan auditor internal pemerintah.

Pengawasan oleh DPR/DPRD dan masyarakat harus sudah dilakukan sejak tahap perencanaan, tidak hanya pada tahap pelaksanaan dan pelaporan saja.

(20)

PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA

PEMERINTAH DI INDONESIA

Permasalahan otonomi dan desentralisasi yang luas, nyata, dan bertangung jawab kepada daerah kabupaten/ kota akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan sitem pengawasan dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan tersebut juga memberikan dampak pada unit-unit kerja daerah, seperti tuntutan kepada pegawai/ aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan bertangungjawab atas kepusan yang dibuat. Pemberian kepercayaan kepada auditor dengan memberikan peran yang lebih besar untuk memeriksa lembaga-lembaga pemerintah, telah menjadi bagian penting dalam proses terciptanya akuntanbilitas public. Bagi auditor, dengan diberinya peran yang lebih besar tersebut, maka auditor dituntut menjaga dan meningkatkan profesionalisme, kompetensi, dan indenpendensi dan dapat menghilangkan pratek korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang ada.

(21)

PERMASALAHAN AUDIT KINERJA LEMBAGA

PEMERINTAH DI INDONESIA

Harus disadari bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintahan di Indonesia.

Pertama adalah tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar untuk

mengukur kinerja pemerintah daerah, hal tersebut umum dialami organisasi sektor public karena output yang dihasilkan oleh organisasi sector public adalah berupa pelayanan public yang tidak mudah diukur.

Kedua terkait dengan masalah struktur lembaga pemeriksa pemerintah pusat dan daerah di Indonesia. Permasalahan yang ada adalah banyaknya lembaga pemeriksa fungsional yang overlapping satu dengan yang lainnya yang menyebabkan pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai persyaratan analisis yaitu populasi berdistribusi normal menggunakan metode Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode

 Struktur geologi yang #erkem#ang pada daerah peneli!an antara lain #erupa lipatan" sesar naik yang hampir #erarah #arat%!mur" sesar normal dan sesar

- Bahwa terdakwa dalam membuka rekening di Bank Mandiri maupun di Bank BCA menggunakan 2 (dua) nama yaitu atas nama NASRUDDIN dan SYARIFUDDIN karena terdakwa mempunyai 2

Sebuah matriks adalah format standar dimana informasi specific dimasukkan sehingga mendapatkan analisa situasi, dalam kasus ini sebuah situasi pengembangan, untuk dapat sampai

Informasi yang terdapat dalam laporan ini adalah mengenai kelulusan tepat waktu dan rata-rata Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar

Dukungan kelompok tani secara umum berada dalam kategori sedang dengan rataan skor 46,7. Terdapat perbedaan nyata dukungan kelompok tani di dua Kelurahan tersebut, di Kelurahan

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ratmawati (2016) tentang pengaruh lama penyimpanan ASI pada suhu ruangan terhadap kadar protein ASI menyebutkan bahwa lama