• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT EDARAN. NOMOR : w 1 - N 7?7 MK.00.8/ 03 /2017 MAHKAMAH SYAR'IYAH ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURAT EDARAN. NOMOR : w 1 - N 7?7 MK.00.8/ 03 /2017 MAHKAMAH SYAR'IYAH ACEH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH SYAR'IYAH ACEH

SURAT EDARAN

NOMOR

: w 1

- N 7?7 MK.00.8/

03

/2017

TENTANG REVISI KEDUA

PENEGAKAN DISIPLIN DI LINGKUNGAN MAHKAMAH SYAR'IYAH ACEH DAN MAHKAMAH SYAR'IYAH KABUPATEN/KOTA SE ACEH

Later Belakang

a. Bahwa dengan berlakunya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Penegakan Disiplin Kerja Hakim pada Mahkamah Agung dan Badan peradilan dibawahnya dan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengawasan dan Pembinaan Atasan Langsung di Lingkungan Malrkamah Agung dan Badan Peradilan dibawahnya, maka untuk lebih rneningkatkan p€negakan disiptin dan peningkatan kine{a bagi Hakim, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Kontrak pada Mahkamah Syar'iyah Aceh dan Mahkamah Syar'iyah Kabupaten/Kota, dipandong perlu ditegaskan lagi dengan Surat Edaran Ketua Mahkamah Syar'iyah Aceh;

b. Bahwa berdasarkan hasil keputusan rapat evaluasi tanggal?l Maret 2017 bertempat di Mahkamah Syar'iyah Aceh, maka Swat Edaran Ketua Mahkamah Syar'iyah Aceh Nomor W l - N 167 1 MK.00.8 /09 /201 6 tentang Penegakan Disiplin di Lingkrurgan Mahkamah Syar'iyah Aceh dan Mahkamah Syar'iyah lkbupaten/Kot4 dinyatakan perlu dilakukan revisi;

c. Bahwa dipandang perlu mengakomodir perbedaan waktu setempat (LMT) antara Jakarta dan Aceh dalam menentukan iam istirahat.

Meksud dan Tujuan

Untuk membentr* aparatur Mahkamah Syar'iyah Aceh dan Mahkamah Syar'iyah Kabupaten/Kota yang berdisiplin tinggi dan berkomitmen dalam melaksanakan reformasi birokrasi serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat untuk mewujudkan Visi dan Misi Mahkamah Agwrg Republik Indonesia.

Ruang lingkup

Surat Edaran ini mempertegaskan kembali tentang penegakan disiplin, cuti, pengelolaan absensi dan pakaian dinas.

4, Dasar

Dasar hukum dari dikeluarkannya surat edaran ini adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung;

2. Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparaflr Sipil Negara;

Peraturan Pemerintah RI. Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil;

J . lt.

(2)

5. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Per/87/M.PAN/8/2005 berikut lampirannya tanggal 10 Agustus 2005;

7. Peraturan Mahkamah Agrurg RI. Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penegakan Disiplin Kerja Hakim pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya; 8. Peraturan Mahkamah Agung RL Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pengawasan dao

Pembinaan Atasan Langsung di Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di bawahnya;

9. Peraturan Mahkamah Agung RI. Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Agung RI. Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan;

10. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor 071/KMA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Khusus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan Yang Berada di BawahnYa;

1 1. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor 069/KMA/SWV/2009 tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Ketua Mahkamah Agung RL Nomor 0714(MA/SK/V/2008 tentang Ketentuan Penegakan Disiplin Kerja Dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan K-husus Kinerja Hakim dan Pegawai Negeri pada Matrkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di Bawahnya;

12. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI' Nomor 143/KMA/SK/VIIV2007 tentang Memberlakukan Buku I tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Admisnistrasi Pengadilan Bidang Pola Kelembagaan Peradilan, Administrasi Kepegawaian Peradilan, Administrasi Perencanaan, Administrasi Tata Persuratan, Tata Kearsipan dan Administrasi Keprotokolan, Kehumasan dan Keamanan, Administrasi Perbendaharaan, Pedoman Pembangunan Gedung Kantor dan Rumah Jabatan Badan Peradilan dibawah Mahkamah Agung RI. Prototype Gedung Pengadilan dan Rumah Dinas dan Pola Klasifikasi Surat Mahkarnah Agung RI;

13. Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI. Nomor 125/I(MA/SM)V2009 tanggal 2 September 2009 tentang Pendelegasian sebagian wewenang Kepada Para Pejabat Eselon I dan Ketua Pengadilan Tingkat Banding di lingkungan Mahkamah Agung untuk Penandatanganan Keputusan di bidang Kepegawaian;

14. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI' Nomor KMA,/033/SI(IV/2004 tanggal 11 Mai 2004 tentang Stempel, Logo Papan Nam4 Pakaian Dinas dan Bendera Peradilan;

15. Surat Edaran Kepala Badan AdminisEasi Kepegawaian Negala Nomor 01/SE/1977 tentang Permintaan dan Pemberian Cuti PNS;

16. Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI. Nomor 014/1/SEK{KU.0I/0112014 tentang Pembayaran Trurjangan Jabatan bagi PNS yang menggunakan Cuti Besar'

17. Surat Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Nomor 266lBUA.2/07/n2011 tanggal 18 Oktober 2011 tenlang penjelasan cuti besar untuk Ibadah;

18. Hasil rapat Koordinasi dengan Ketua Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh pada hari Selasa tanggal 30 Agustus 2016 tentang p€nyesuaian jam kerja di Aceh;

19. Keputusan Rapat Evaluasi Pimpinan, Hakim Tinggi Asisten Koordinaor, Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Daerah, Hakim Tinggi Pembina dan Pengawas Bidang serta seluruh Pejabat Struktural Kesekretariatan dan Kepaniteraan pada Mahkamah Syar'iyah Aceh tanggal 21 Maret20l7.

(3)

5. Berdasarkan pertimbangan dan dasar hukum tersebut diatas, KETUA MAHKAMAH SYAR'IYAH ACEH, dengan ini mengeluarkan revisi kedua surat edaran yang harus dilaksanakan di lingkungan Matrkamah Syar'iyah Aceh dan Mahkamah Syar'iyah Kabupaten^(ota adalah sebagai berikut :

A. PENGELOLAANABSENSI

1. Mewajibkan Mahkamah Syar'iyah Aceh Kabupaten/Kota se Aceh menggunakan Absensi Finger Scan (sidikjari) dan manual.

2. Absensi Finger Scan kehadiran harus dicetak (print out) setiap hari ke{a paling lambat pukul 09.00 WIB sedangkan Absensi Finger Scan pulang harus dicetak (print out) setiap hari kerja paling lambat I (satu) hari berikutnya.

3. Absensi Finger Scan dan Manual harus sesuai dan print outnya diarsipkan untuk kepentingan evaluasi.

4. Menginput Absensi kehadiran setiap hari kerja ke Aplikasi KOMDANAS Mahkamah Agung RI.

5. Jam kerja dan jam istirahat diatur sebagai berikut: a. Jam kerja:

1. Senin s/d Kamis dari pukul 08.00 Vd pukul 16.30 WIB; 2. Jum'at dari pukul 08.00 s/d pukul 17.15 WIB;

b. Jam istirahat sebagai berikut:

1. Senin s/d Itumis dari pukul 12.45 s/d pukul 13.45 WIB; 2. Jum'at dari pukul 12.00 s/d pukul 13.45 WIB;

6. Izin keluar kantor diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Setiap Hakim, Pegawai Negeri Sipil seda Pegawai Kontrak yang keluar kantor pada jam kerja harus mendapatkan izin tertulis dari atasan langsungnya.

b. Permintaan dan Pemberian izin tersebut dapat diserahkan secara langsung atau dikirim melalui faksimile dan pesan elekhonik.

7. Izin tidak masuk kerja :

a. Setiap Hakim, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Kontrak yang tidak masuk kerja harus mendapatkan izin terhrlis dari atasan langsungnya.

b. Permintaan dan Pemberian izin tersebut dapat diserahkan secara langsung atau dikirim melalui faksimile dan pesan elektronik.

c. Izin tidak masuk kerja melebihi 2 (dua) hari kerja dalam 1 (satu) tahun diperhitungkan sebagai Cuti Tahunan.

8. Setiap Hakim, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Kontrak yang keluar kantor pada jam kerja dan tidak masuk keda tanpa izin atasan langsungnya diproses sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentans disiolin Pegawai Negeri Sipil.

B. PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPL

1. Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 Tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil.

(4)

2 . Pelaksanaan Cuti bersama yang ditetapkan dengan Keputusan bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pendayagunaan Aparafir Negara dan RB mengurangi Cuti Tahunan.

Izin Cuti Besar, Cuti Karena Alasan Penting dan Cuti Sakit bagi tenaga teknis diajukan kepada Direktur Jenderat Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung N melalui Ketua Mahkamah Syar'iyah Aceh.

Izin Cuti Besar diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan termasuk cuti tahurnn dalam tahun bersangkutan.

b. Pegawai Negeri Sipil yang mer{alani Cuti Besar tidak berhak lagi atas Cuti Tahunan dalam tahun yang bersangkutan.

c. Cuti Besar dapat digunakan oleh Pegawai Nereri Sipil untuk memenuhi kewajiban agama (contohnya menunaikan ibadah hajD.

d. Pegawai Negeri Sipil yang mengambil Cuti Besar kurang dari 3 (tiga) bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya

hapus-e. Pegawai Negeri Sipil Wanita yang akan bersalin untuk anak keempat dan seterusnya, diberikan cuti diluar tanggungan negara dan apabila menjelang persalinan tersebut mempunyai hak atas cuti besar, dapat menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan.

f. Selama menjalankan Cuti Besar, PNS yang bersangkutan menerima penghasilan penuh, yang dimaksud dengan penghasilan penuh adalah gaji pokok dan penghasilan lain yang berhak diterimanya sesuai dengan paraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali trmjangan jabatan pimpinan, dengan penjelasan bahwa PNS yang menjalani Cuti Besar tidak berhak menerima tunjangan jabatan dan remunerasi.

Izin Cuti Karena Alasan Penting diberikan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Cuti karena alasan penting dapat diberikan oleh pejabat yang berwenang

untuk paling lama 2 (dua) bulan.

b. Untuk mendapatkan Cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan permintaan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya secara rinci kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti.

c. Dalam hal yang sangat mendesak, PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti' maka pejabat yang tertinggi di Satuan Kerja PNS yang bersangkutan dapat memberikan izin sementara untuk menjalankan cuti karena alasan penting. Izin Cuti Sakit diberikan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. PNS yang sakit selama I (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia harus memberitahukan kepada atasatmya-b. PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari

berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter baik pemerintah maupun swasta.

4 .

3 .

5 .

(5)

c. pNS yang menderita sakit lebih dari 14 (empat belas) hari berhak atas cuti sakit,- dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberi cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah (Menteri Kesehatan).

d. Cuti sakit dapat diberikan untuk paling lama I (satu) tahun dan dapat ditambah untuk paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah (Menteri Kesehatan).

e. PNS yang belum sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana tersebut diatas, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Pemerintah (Menteri Kesehatan). Apabila hasil pemeriksaan dokter merekomendasikan :

. Belum sembuh dari penyakitnya tetapi ada harapan untuk bekerja kembali, maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabaannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan lagi untuk bekerja kembali, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

f. Ketentuan cuti sakit bagi Hakim diahr dalam Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2016 tentang Penegakan Disiplin Kerja Hakim pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada dibawahnya.

Pemberian cuti dalam waktu yang sama hanya dapat diberikan sebanyak 5 % (lima penen) dari jumlah kekuatan PNS sehingga masih dapat tetap menjarnin kelancaran pekerjaan.

Sebelum atau sesudah pelaksanaan Cuti Bersama' tidak diperkenankan mengambil Cuti Tahunan, kecuali alasan lain diluar cuti tahunan'

C. KETENTUAN PAKAIAN DINAS

Ketentuan Pakaian Dinas diatur sebagai berikut : l. Ketua, Wakil Ketua dan Hakim

a. Hari Senin dan Selasa :

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. Wama gelap' Pakai Lencana Hakim dan tanda Pengenal.

b. Hari Rabu :

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. warna bebas, Pakar Lencana Hakim dan tanda Pengenal.

c. Hari Kamis :

. Pria, Pakaian Kemej4 Pakai Dasi, Lencana Hakim dan tanda Pengenal. r Wanita, Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. wama bebas,

Pakai Lencana Hakim dan tanda pengenal. 7.

(6)

2. Panitera dan Sekretaris a. Hari Senin dan Selasa:

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. Warna gelap' Pakai Lencana IPASPI dan tanda pengenal.

b, Hari Rabu:

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. Wama bebas, Pakai Lencana IPASPI dan tanda pengenal.

c. Hari Kamis :

r Pri& Pakaian Kemej4 Pakai Dasi, Lencana IPASPI dan tanda Pengenal' . Wanita, Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. wama bebas,

Pakai Lencana IPASPI dan tanda pengenal.

3. Pejabat Struktural Kesekretariatan dan Fungsional Kepaniteraan (Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti).

a. Hari

Senin

dan

Selasa

:

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. wama gelap, Pakai Lencana IPASPI dan tanda pengenal.

b. Hari Rabu dan Kamis:

Pakaian Sipil Harian (PSH) Mahkamah Agung RI. Wama bebas, Pakai Lencana IPASPI dan tanda pengenal.

4. Kelompok Jabatan Fungsional (Juru Sita/ Juru Sita Pengganti, Pranata Peradilan, Fungsional Arsiparis, Pustakawan, Pranata Komputer, Bendahara), Fungsional Umum/ Penggadministrasi (Staf) dan Tenaga Kontrak.

a. Hari Senin sampai dengan Kamis :

Pakaian Dinas Harian (PDH) Mahkamah Agung RI. Wama baju hijau, celana/rok hijau tua kerudung hijau lumut (bagi perempuan) dan pakai tanda pengenal.

5. SATPAMbersertifikat.

Hari Senin sampai dengan Ifumis Pakaian Dinas Harian (PDH) SATPAM. 6. Petugas Pengamanan Dalam.

a. Hari Senin dan Selasa:

Pakaian Dinas Harian (PDH) Mahkamah Agung RI. Wama baju hijau celana hijau tua dan pakai tanda pengenal.

b. Hari Rabu dan Kamis:

Pakaian Dinas Harian ("DH) Mahkamah Agung RI. Wama gelap, celana dan pakai tanda pengenal.

7. Hari Jum'at, Pakaian batik dan bagi yang berolah raga memakai pakaian olah raga sampai dengan pukul 10.00 Wib.

8. Pada s*rat acara pengambilan sumpah dan pelantikan jabatan, Ketua, Wakil Ketua" Hakim, Panitera" Sekretaris, Kepala Bagian, Panitera Muda, Kepala Sub Bagian dan Petugas yang ditunjuk memakai Pakaian Sipil Lengkap (PSL) bagi Pria dan Wanita menyesuaikan.

(7)

D. PEI,APORAN

pelaporan pelaksanaan disiplin dan pembinaan serta pengawasan atasan langsung masing-masing unit kerja secara herarchi wajib disampaikan setiap bulan secara tertulis paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.

KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Seluruh Aparatur Mahkamah Syar'iyah Kabupaten/Kota yang melakukan konsultasi dan kepentingan Dinas lainnya ke Mahkamah Syar'iyah Aceh diwajibkan memakai pakaian sesuai dengan Ketentuan Pakaian Dinas sebagaimana tersebut pada point C.

2. Kegiatan olah raga pada hari Jum'at hanya dapat dilakukan sampai dengan pukul 10.00 wib.

3. Memerintahkan Para Ketua Mahkamah Syar'iyah KabupatenA(ota untuk mengawasi pelaksanaan Surat Edaran ini dengan penuh tanggung jawab.

4. Surat Edaran ini mulai berlaku terhitung mulai tanggal I April 2017.

Demikian surat edaran ini dikeluarkan untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.

di Banda Aceh

tanccal

?l$qrel-2Qlzl[

4r Jumadil Akhir 1437 H.

MAHKAMAH SYAR'IYAH ACAH,

GIIALIBl

TEMBUSAN disampaikan kePada :

l. YM. Wakil Ketua Mahkamah Agung RI. Bidang Non Yudisial; 2. YM. Ketua Kamar Pembinaan Mahkamah Agung RI';

3. YM. Ketua Kamar Pengawasan Mahkamah Agung RI.; 4. YM. Ketua Peradilan Agama Mahkamah Agung RI.; 5. Yth. Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia; 6. Yth. Kepala Badan Pengawasan Mahkarnah Agung RI;

7. Yth. Kepala Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI; 8. Yth. Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI;

Referensi

Dokumen terkait

juncea paling efektif untuk menurunkan populasi gulma dibandingkan dengan perlakuan jarak tanam dan LCC lainnya Hasil biji ton ha -1 yang dihasilkan akibat

PELNI (Persero), praktikan ditempatkan pada Divisi Pemasaran Angkutan Penumpang.Fokus kerja bagian tersebut adalah mengadakan kegiatan bauran pemasaran, mengelola penghasilan

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) PNSD yang dilaksanakan langsung oleh SKPD seperti Bimtek, Sosialisasi dan Workshop serta pelatihan teknis,

Diharapkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dapat mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 11 tahun 2010 tentang Pedoman Pendataan Dan

Didapatkan data bahwa dari perawat dengan level 6 dan level 5 , sebagian besar responden mengatakan bahwa jenjang karirnya sesuai dan mereka mendapatkan kepuasan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Dinamika

Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Logis adalah hal yang pokok dalam algoritma, arti logis adalah masuk

Bahwa dengan adanya peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2009 tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan pengelolaannya pada Mahkamah Agung dan Badan