• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE SAFETY o/infant FORMULA MILK FROM E.Sakazakii CONTAMINATION DISTRIBUTED IN INDONESIA in 20ll

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE SAFETY o/infant FORMULA MILK FROM E.Sakazakii CONTAMINATION DISTRIBUTED IN INDONESIA in 20ll"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KEAMANAN CEMARAN MIKROBA E. Sakazakii PADA SUSU FORMULA BA YI YANG BEREDAR DI INDONESIA TAHUN 2011

Ondri Dwi Sampumo1, Ani Isnawati1, Nelly Puspandaril, Mariana Rainil, Dwi Retno2, Ratih Dewanti3

Abstract.

lPusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, 2Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan,

3Institut Pertanian Bogor Email: odsam19@yahoo.co.id

THE SAFETY o/INFANT FORMULA MILK FROM E.Sakazakii CONTAMINATION DISTRIBUTED IN INDONESIA in 20ll

Background. Infant formulain powdered form(powder) is not a sterile product. It is likely to contain pathogenic microorganisms, cause infectioning the infant. E.sakazakii (Cronobacter spp) is one of the pathogens as indicatorofthe safety in infantformula. Method. This survey design is cross sectional and purpose of this survey is not to conclude lot a cceptance (safety assurance to a level of standard) or quality control of product. To ensure food security, the number of samples taken is one sample (n =1) per

item from distributed products. Nevertheless, this survey uses 2 samples (n=2). Method used to detect E. Sakazakii in infant formula samples isbased onISOITS 22964 : 2006 from Codex Alimentarius Commission (CA C) in July 2008.Method uses testing method validation. Samples are obtained from Indonesian regions which representing 7 Bappenas regions with a number of 88 samples, consist of 41 samples (2 batch number) and 6 samples (1 batch number).

Maximum Limit of microbial contaminants in food are set by the Head of National Agency of Drug and Food Control Regulations number HK. 00. 06. 1.52. 4011 based on Codex Alimentarius Commission (CAC) in July 2008. It determines the limit of E.Sakazakii on infant formula that is negativein 10 gram. This data is complemented with secondary data about GMP and HACCP implementation in industry which produces/imports infant formula milk.

Result. The result showed that all of samples are negative in 109 sample. In addition, all of the manufacturers have folfilled the GMP requirements and have applied HA CCP system iri the production system. Imported baby milk formula products have to attach analysis certificate which declares that the products are negative from E. SakazakiilIO gram.

Keywords: E.sakazakii, infant formula, Cronobacter sp

Abstrak.

Latar Belakang. Susu formula bayi da/am bentuk bubuk (powder) bukan merupakan produk steril, kemungkinan bisa mengandung mikroorganisme sehingga harus dijamin

(2)

Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No.4, 2012: 209 - 215

ketiadaan patogen yang secara epidemiologis menjadi sumber dan pembawa infeksi pada bayi.E.sakazakii (Cronobacter spp)adalah salah satu patogen yang menjadi

indikator keamanan susu formula bayi.

Metode. Survei menggunakan desain potong lintang dan tujuan surveibukan untuk menyimpulkan lot acceptance (safety assurance to a level of standard)atau quality control yang dilakukan oleh produsen, tetapi bertujuan untuk menjamin keamanan pangan.Sehingga jumlah sam pel yang diambil cukup satu sampel (n=l) per item produk yang beredar, namun dalam survei ini menggunakan lebih dari I per item (n=2). Metode deteksi E. Sakazakii pada sam pel formula bayi dilakukan sesuai ISOrrS 22964 : 2006disertai validasi metode pengujian. Sam pel diperoleh dari wi/ayah Indonesia yang mewakili 7 region Bappenas dengan jumlah 88 sam pel terdiri dari 41 sam pel ( 2 nomor bets) dan 6 sampel ( I nomor bets ). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.06.1.52.4011 berlandaskanCodex Alimentarius Commission (CAC) pada Juli 2008 menetapkan E.sakazakii pada formula bayi negatif dalam 10 gram. Data di atas dilengkapi dengan data sekunder tentang penerapan GMP dan HACCP di industri yang memproduksilmelakukan impor susu formula.

HasiL Semua formula bayi negatif E.sakazakii dalam 109 sampel.Disamping itu semua produsen telah memenuhi persyaratan GMP dan telah menerapkan sistem HACCP dalam proses produksi.Produk formula bayi impor wajib melampirkan sertifikat analisis yang menyatakan produk terse but negatif E.sakazakiilJ 0 gram

Kala Kunci : E.sakazakii. susu formula, Cronobacter sp

PENDAHULUAN

Isu cemaran bakteri Enterobacter sakazakii (Cronobacter spp) dalam beberapa merek formula bayi te1ab menimbulkan ke-resaban pada masyarakat.Kasus ini berawal dari penelitian Estuningsih, dkk (2006) yang dipublikasi dalam Journal' of Food Protection yang melaporkan keberadaan bakteri tersebut di dalam makanan bayi dan formula bayi. Dalam penelitian dilaporkan babwa 22.73% formula bayi (n=22) dan 40% makanan bayi (n=IS) positif bakteri E.

sakazakii (Cronobacter spp).(l) Saat diumum-kan pada awal 2008, temuan tersebut te1ab menimbulkan keresaban masyarakat karena tidak :disebutkan nama-nama formula bayi ,tersebut (2). Hal ini menunjukkan besarnya perhatian masyarakat akan pencemaran E.

sakazakii dalam formula bayi.

210

Badan POM telab merespon isu ter-sebut dengan mengumumkan hasil pengujian 96 sampel formula bayi tabun 2008, 11 sampel tahun 2009, 99 sampel tabun 2010, dan 18 sampel sampai Februari 2011 yang ternyata semuanya tidak ditemukan E.

sakazakii (3). Penelitian oleh IPB pada tabun 2009 juga menunjukkan tidak ditemukan keberadaan bakteri E. sakazakii dari 16 sampel formula bayi yang diuji (4) Pemerintab (Kemkes) dan BPOM merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap keamanan pangan yang dikonsumsi masya-rakat maka perlu untuk me1akukan kllarifikai dengan melakukan survei cemaran mikroba (E. sakazakii) pada formula bayi.

E. sakazakii merupakan suatu bakteri patogen yang diantaranya menyebabkan me-ningitis, bakteremia, cerebritis, necrotizing enterocolitis, khususnya pada neonatus dan

(3)

bayi berisiko tinggi (5,6), Organisme ini me-rupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang, sel tunggal atau bergandengan, tidak membentuk spora dari famili Entero-bacteriaceae genus Enterobacter (5 ,6). Pada mulanya disebut "yellow pigmented Entero-bacterc/oacae", kemudian pada tahun 1980 dinamakan menjadi Enterobacter sakazakii (8). Virulensi dari bakteri ini berkaitan dengan kemampuan bakteri tersebut menghasilkan racun yang disebut enterotoksin (7). Pada tahun 2007 Iversen et al mengklasifikasikan bakteri ini sebagai Cronobacter spp (8, 9, 10).

Pada tahun 1960 E. sakazakii telah diketahui menyebabkan 2 kasus meningitis (5, 7), Selanjutnya kasus meningitis, septicemia dan necrotizing enterocolitis disebabkan E. sakazakii telah dilaporkan di berbagai belahan dunia (8). Meskipun kasus infeksi E.sakazakii tergolong rendah namun dapat menimbulkan kematian. Beberapa penelitian melaporkan bahwa E. sakazakii menyebab-kan kematian 40-48% pada bayi yang be-risiko (5) .Infeksi bakteri ini terutama bebe-risiko pada bayi lahir prematur, BBLR, kelainan immunocompromised, bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV dan lain lain. Kasus yang dilaporkan juga dapat teljadi pada dewasa dan anak-anak (11).

Bakteri ini dapat ditemukan di ber-bagai lingkungan (ubiquitous), dan telah diisolasi dari berbagai jenis makanan seperti susu UHT (Ultra High Temperature), keju, daging, sayuran, biji sorgum, beras, herbal, rempah-rempah, roti fermentasi, minuman fermentasi, tahu, dan teh asam (12, 13, 14,15,16).

Beberapa studi melaporkan bahwa E. sakazakii (Cronobacter spp.) dan spesies Enterobacter lainnya dapat diisolasi dari lingkungan seperti tanah, pabrik formula bayi, pabrik coklat dan rumah tangga, dan juga dapat diperoleh dari hewan seperti tikus dan lalat (17). Pada formula bayi, kontaminasi bakteri ini dapat teljadi pada bahan baku, proses pengeringan, fortifikasi susu,

pe-Garnbaran Kearnanan Cernaran ... (Ondri et. at)

nyajian dan sewaktu mengkonsumsi (18) Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa negara, dari 141 sampel susu bubuk, 20 diantaranya terkontaminasi dengan E.

sakazakii. (7,18).

Formula bayi dalam bentuk bubuk (powder) bukan produk steril, mungkin mengandung mikroorganisme sehingga harns dijamin ketiadaan patogen yang secara epidemiologis menjadi sumber dan pembawa infeksi pada bayi.E. sakazakii (Cronobacter spp.) dan Salmonella enterica adalah patogen yang menjadi indikator keamanan formula bayi. Kedua bakteri tersebut telah diidenti-fikasi oleh FAO dan WHO sebagai "Organisme Kategori A", yakni mikro-organisme yang bisa terkandung di dalam formula bayi dan terbukti dapat menyebab-kan penyakit pada bayi (7, 19). Namun tidak hanya mikroba E. sakazakii yang berbahaya ada mikroba patogen lain yang tidak boleh ada dalam formula susu seperti: Enterobacter dan Salmonella sp selain itu yang boleh ada namun mempunyai batas tertentu adalah : Angka Lempeng Total (ALT), Staphylo-coccus aureus, Bacillus cereus (20)

Codex Alimentarius Commission (CAC) sejak Juli 2008, menetapkan pem-batasan mikroba E. sakazakii pada formula bayi yaitu negatif dalam 10 gram.Ketentuan ini diadopsi pada tanggal 28 Oktober 2009 dalam bentuk Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.00.06.I.S2.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan(20).

Survei ill) dilakukan sebagai kepedulian pemerintah dan perguruan tinggi dalam hal ini Kementerian Kesehatan yang bekerjasama dengan BPOM dan IPB untuk mengevaluasi keberadaan E. sakazakii dalam rangka menjamin keamanan pangan melalui pemantauan, pemeriksaan mutu dan keamanan mikrobiologi di dalam produk formula bayi yang beredar di Indonesia dengan metode deteksi spesifik dan sensitif

(4)

Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No.4, 2012: 209 - 215

yang diacu secara intemasional (ISO/TS-22964:2006) .

CARA

Desain potong-lintang dengan jenis penelitian survei. Survei ini bukan bertujuan untuk menyimpulkan lot acceptance (safety assurance to a level of standard). Adapun analisis untuk lot acceptance suatu produk dilakukan pada produk akhir (end product) sebelum lots dilepas ke pasaran. Sedangkan untuk menjamin keamanan pangan melalui pemantauan dipasaran jumlah sampel yang diambil tidak sarna dengan jumlah sampel pada lot acceptance sampling; sampel cukup diambil satu sampel (n= I) per item produk yang beredar, namun dalam survei ini meng-gunakan (n=2). Metode deteksi E. Sakazakii pada sampel formula bayi dilakukan sesuai ISOITS 22964 : 2006. Sampel diperoleh dari wilayah Indonesia yang mewakili 7 region Bappenas dengan jumlah 88 sampel terdiri dari 41 sampel (2 nomor bets) dan 6 sampel (I nomor bets ). Pengujian dilakukan di 3 laboratorium mikrobiologi (Balitbangkes,

IPB, BPOM). Prosedur pengujian antara 3 laboratorium ditentukan sebagai berikut : jika ditemukan hasil pengujian yang berbeda antara 2 laboratorium maka dilakukan peng-ujian bersama yang dilakukan di laborato-rium PPOMN (Pusat Pengujian Obat dan Makanan). Selain data pengujian laborato-rium juga dilakukan pemantauan ke pabrik untuk melengkapi pemeriksaan

HASIL

Data BPOM, menunjukkan bahwa ada 47 merek /produk terdaftar formula bayi yang beredar di 23 provinsi di Indonesia. Dari 47 produk terdaftar 41 produk mem-punyai 2 nomor bets dan 6 produk hanya mempunyai 1 nomor bets, sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 88 sampel. Sebanyak 88 sampel formula bayi dianalisis di tiga laboratorium. Laboratorium PPOMN-BPOPM mendapat 60 sampel, Laboratorium Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan 59 sampel dan Laboratorium lPB mendapat 64 sampel.Sebagian data sampel uji dapat dilihat pada Tabell.

Tabell. Distribusi Pengujian Sam pel di Tiga Laboratorium Mikrobiologi

Nama Susu Ke •• 1 2 Batch Kode 1 784 2 811 1 234 2 654 47 2 47 88

Jumlah

212

IPS SPOM Kemkes

59 183

(5)

Validasi metode dilakukan pada pengujian yang mengacu pada referensi dari CAC, yakni ISO/TS 22964:2006 guna mengetahui apakah metode dapat diterapkan untuk melakukan uji E. sakazakii dan di-harapkan menghasilkan data yang valid. Sebagai lahap validasi terhadap metode pengujian digunakan Kontrol positif.

Sejumlah 155 sampel dari 3 labo-ratorium dilakukan pengujian kontrol positif yaitu menginokulasikan sampel dengan kultur E.sakazakii ATCC 51329, seluruh sampel yang diuji menunjukkan adanya pertull)buhan koloni tipikal berupa koloni hijau biru pada media isolasi agar-agar kromogenik (Gambar I); sehingga dapat. dikatakan positif E. sakazakii di dalam 10 gram sampel yang diuj i atau disimpulkan bahwa seluruh sampel mengandung E.

sakazakii (Cronobacter spp). Hasil ini menunjukkan bahwa metode uji ISOITS 22964:2006 merupakan metode yang sensitif dan valid untuk mendeteksi E. sakazakii.

Gambar 1. Koloni tipikal E. sakazakii (Cronobacter spp.) pada media isolasi kromo-genik ESIA

Hasil pengujian sampel formula bayi dari ke-tiga laboratorium dapat diketahui pada Tabel 2.

Tabel2. HasH Uji E.sakazakii (Cronobacter

spp) dalam Formula Bayi

lumlah Hasil Pengujian E.sakazakii sampel

IPB BPOM Balitbang! (N) Kernkes 64(100%) Negati£l 109 60(100%) Negati£l 10 g 59(100%) Negati£l 10 g

Hasil analisis sebanyak 88 sampel formula bayi yang telah dilakukan pengujian menunjukkan bahwa seluruh sampel formula bayi tersebut tidak ditemukan bakteri E. Sakazakii (negatif dalam 10 g).

Hasil pengumpulan data sekunder dan observasi yang dilakukan pada produsen susu formula tersebut menunjukkan bahwa : Pabrik telah menerapkan cara produksi pangan yang baik (GMPIGood Manu-facturing Practic )dan telah memverifikasi

penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP/ISO 22000) telah dilaksana-kan oleh industri formula bayi. Untuk produk impor, analisis dan evaluasi dilakukan me-lalui sertifikat Analisis (CoA= Certificate of Analysis). Hal ini menjamin bahwa produk susu infant formula aman dikonsumsi dan bebas akteri patogen E.sakazakii.

PEMBAHASAN

Standar UJI ISO/TS 22964:2006 merupakan metode yang spesifik untuk men-deteksi E.sakazakii (Cronobacter spp) yang dikembangkan oleh Inetrnasional Organi-zation for StandardiOrgani-zation (ISO). Protokol uji dalam ISOITS 22964:2006 telah diperbaiki atau dimodifikasi dengan penggunaan media

(6)

Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No.4, 2012: 209 - 215

isolasi kromogenik yang sangat membantu untuk membedakan E. sakazakii (Crono-bacter spp) dari Enterobacteriaceae lainnya yang mungkin ada di dalam fonnula bayi. Sehingga perlu dilakukan validasi metode. Metode ini digunakan karena metode sudah divalidasi dan merupakan metode yang sudah rutin digunakan di BPOM.

Seluruh sampel fonnula bayi yang telah diperiksa E. Sakazaki, oleh labo-ratorium Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan, BPOM dan IPB menunjukkan hasil negatif atau tidak ditemukan bakteri E.

Sakazakii dalam 10 gram sampel atau meme-nuhi persyaratan Peraturan Kepala BPOM R.I No. HK.006.06.1.52.40ll dan SNI 7388 : 2009. Hasil ini tidak terlepas dari peran pemerintah (Badan POM) dalam melakukan pengawasan melalui inspeksi penerapan sistem manajemen keamanan pangan (GMP/Good Manufacturing Practicdan HACCP/Hazard Analysis Critical Control Point) oleh industri fonnula bayi. Di samping itu setiap industri fonnula bayi juga melakukan pengujian E sakazakii dan mikroba lain pada produk akhir sebelum diedarkan.Sedangkan untuk fonnula bayi impor, setiap pemasukan produk fonnula bayi ke wilayah Indonesia wajib melampir-kan sertifikat analisis yang menyatamelampir-kan produk tersebut negatif E. sakazakii/lO gram.

Adapun cemaran E.sakazakii pemah ditemukan dalam fonnula bayi pada produk A tahun 2001 yang dilakukan oleh Univ. of Tennessee Medical Center at Knoxville, dan oleh The Center for acute Disease Epi-demiology (CADE) of Iowa Departement of Public Health (IDPH) pada awal Mei 2007 serta dari Center Food for Safety, pada September 2008 di Hongkong·(21, 22, 23). Untuk itu menjadi penting pemeriksaan pengawasan yang dilakukan BPOM baik melalui peng-ujian produk fonnula bayi dan melakukan pengawasan secara rutin melalui inspeksi

214

penerapan sistem manajemen keamanan pangan

KESIMPULAN

Hasil pengujian yang dilakukan 3 laboratorium mikrobiologi (BPOM,IPB dan Balitbangkes) menunjukkan bahwa seluruh sampel fonnula bayi (n=88) yang diuji tidak ditemukan E. sakazakii (Cronobacter spp) atau negatif dalam 10 gram. Data sekunder yang dihasilkan menunjukkan sarana pro-duksi Fonnula Bayi telah memenuhi per-syaratan GMP dan telah menerapkan Sistem HACCP dalam proses produksi. Sedangkan untuk produk impor, analisis dan evaluasi dilakukan melalui sertifikat Analisis (CoA= Certificate of Analysis)

DAFTAR RUJUKAN

1. Estuningsih S, Kress C, Hassan AA, Akineden 0, Schneider E, dan Usleber E. 2006. Enterobacteriaceae in dehydrated powdered infant formula manufactured in Indonesia and Malaysia. Journal of Food Protection 69: 30\3-3017.

2. Fauzi M, Putusan MA tidak kunjung dilaksana-kan, MI Media Indonesia.com, Kamis 3 Maret 2011, diperoleh dari www.mediaindonesia.com. 3 Maret 2011

3. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Penjelasan Hasil Pengujian Susu Formula, Nomor: HM.04.02.1.23.02.II.01067. Jakarta 2011.

4. Gitapratiwi D, Dewanti-Hariyadi R, Hidayat SH. Genetic Diversity of Enterobacler sakazakii (Cronobacter spp.) Isolated from Utensils Related to Powdered Infant Formula (PIF) Handling, PIF and Other Dried Food Products. Dipresentasikan pada Graduate Student Research Paper Competition, Pertemuan Tahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Jakarta, 29 - 30 September 2010. 5. WHO. Food Safety, Enterobacter sakazakii and

other microorganisms in powdered infant formula : meeting report, MRA Series 6, 27 Februari 2007.

(7)

6. White MN. Biological Characterization of

Enterobacter sakazakii, Desertation,

Ottawa-Carleton Institute of Biology, Canada 1998. 7. Codex Alimentarius Commision, Risk Profile of

Enterobacter sakazakii and Other

Microorganisms in Powdered Infant Formula,

Januari 2004, Prepared by USA and Canada. 8. Iversen C, Lehner A, Mullane N, Marugg J,

Fanning S, Stephan R dan Joosten H. Identification of "Cronobacter" spp (Entero-bacter sakazakii). J Clin Microbiol 2007 ;45:3814-3816.

9. Iversen C, Lehner A, Mullane N, Bidlas E, Cleenwerck I, Marugg J, Fanning S, Stephan R dan Joosten H. The taxonomy of Enterobacter sakazakii: Proposal of a New Genus Cronobacter gen. nov. and Descrription of Cronobcater

sakazakii subsp. sakazakii, com, nov., Crono-bacter malonaticus subsp. nov., CronoCrono-bacter turicensis sp. nov., Cronobacter muytjensii sp.

nov., Cronobactcr dublinensis sp. nov. and

Cronobacter genomospecies I. Research Article. BMC Evolutionary Biology 2007b;7:64.

10. Iversen C, Mullane N, McCardell B, Tall BD, Lehner A, Fanning S, Stephan R dan Joosten H.

Cronobacter gen. nov.. a new genus to

accommodate the biogroups of Enterobacter sakazakii, and proposal of Cronobacter sakazakii

gen. nov., comb. nov., Cronobacter malonaticus

sp. nov., Cronobacter turicensis sp. nov.,

Cronobacter muytjensii sp. nov., Cronobacter dublinensis sp. nov., Cronobacter genomospecies 1, and of three subspecies, Cronobacter

doblinensis subsp. dublinensis subsp. nov.,

Cronobacter dublinensis subsp. lausannensis

subsp. nov. andCronobacter dublinensis subsp. lactaridi subsp. nov. Int J Syst Evol Microbiol 2008:58: 1442-1447.

II. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Enterobacter sakazakii infections associated with the use of powdered infant formula - Tennessee, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report 2002,51: 297-300. 12. Gassem MA. Study of the microorganisms

associated with the fermented bread (kbarnir) produced from sorghum in Gizan region, Saudi Arabia. J Appl Microbiol1999; 86(2): 221-225. 13. Iversen C dan Forsythe SJ. 2003. Risk Profile of

, Enterobacter sakazakii, an emergent pathogen associated with infant milk formula. Trends in Food Science and Technology 2003;14:443 -454.

Gambaran Keamanan Cemaran ... (Ondri et. af)

14. Iversen C, Lane M, Forsythe SJ. The Growth Profile, Thermotolerance and Biofilm Formation

of Enterobacter sakazakii Grown in Infant

Formula Milk. Letters in Applied Microbiology 2004 ; 38: 378-382.

15. Muytjens HL, Roelofs WH, dan Jaspar GHJ. Quality of powdered substituted for breast milk with regard to members of the family enterobacteriaceae. Journal of Clinical Microbiology 1988; 26: 743 - 746.

16. Skladal P, Mascini M, Salvadori C, dan Zannoni G. Detection of Bacterial Contamination in Sterile UHT Milk Using an L-Lactetae Biosensor. Enzyme and Microbiol Technology 1993; 15:508-512.

17. Shaker R, Osaili T, AI-Omary W, Jaradat Z, dan AI-Zuby M. 2007. Isolation of Enterobacter sakazakii and other Enterobacter sp. from food and food production environments. Food Control 2007;18: 1241-1245.

18. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Enterobacter sakazakii infections associated with the use of powdered infant formula - Tennessee, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report. 2002;51: 297-300. 19. FAOIWHO [Food and Agriculture Organization

of the United NationslWorid Health Organiza-tion]. Enterobacter sakazakii and other

microorganisms in powdered infant formula.

Meeting report. Geneva, Switzerland, 2-5 February 2004. [FAOIWHO] Microbiological Risk Assessment Series, No.6.

20. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Penjelasan Hasil Pengujian Susu Formula, Nomor: HM.00.06.1.52.4011, Jakarta 2011.

21. http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/ mm5114a I.htm, diunduh tanggal 14 Mei 2012) 22.

http://www.foodpoisonjournal.comifood- poisoning-watchie-sakazakii-infection-from-powdered-infant-formula-know-the-risks/, diunduh tanggal 14 Mei 2012).

23. http://www.cfs.gov.hklenglishimuitimediaimulti media --pub/multimedia --pub_ fsC 28 _0 I.html, diunduh tanggal 14 Mei 2012.

(8)
(9)

6. White MN. Biological Characterization of

Enterohacter sakazakii, Desertation,

Ottawa-Carleton Institute of Biology, Canada 1998. 7. Codex Alimentarius Commision, Risk Profile of

Enterobacter sakazakii and Other

Microorganisms in Powdered Infant Formula,

Januari 2004, Prepared by USA and Canada. 8. Iversen C, Lehner A, Mullane N, Marugg J,

Fanning S, Stephan R dan Joosten H. Identification of "Cronobacter" spp (Entero-bacter sakazakii). J Clin Microbiol 2007 ;45:3814-3816.

9. Iversen C, Lehner A, Mullane N, Bidlas E, Cleenwerck I, Marugg J, Fanning S, Stephan R dan Joosten H. The taxonomy of Enterobacter sakazakii: Proposal of a New Genus Cronobacter gen. nov. and Descrription of Cronobcater sakazakii subsp. sakazakii, com, nov.,

Crono-bacter malonaticus subsp. nov., Cronohacter turicensis sp. nov., Cronobacter muytjensii sp. nov., Cronobacter dublinensis sp. nov. and

Cronobacter genomospecies I. Research Article. BMC Evolutionary Biology 2007b;7:64.

10. Iversen C, Mullane N, McCardell B, Tall BD, Lehner A, Fanning S, Stephan R dan Joosten H.

Cronobacter gen. nov., a new genus to

accommodate the biogroups of Enterobacter sakazakii, and proposal of Cronobacter sakazakii

gen. nov., comb. nov., Cronobacter malonaticus

sp. nov., Cronobacter turicensis sp. nov.,

Cronobacter muytjensii sp. nov., Cronobacter dublinensis sp. nov., Cronobacter genomospecies I, and of three subspecies, Cronobacter dublinensis subsp. dublinensis subsp. nov.,

Cronohacter duhlinensis subsp. lausannensis

subsp. nov. andCronobacter dublinensis subsp. lactaridi subsp. nov. Int J Syst Evol Microbiol 2008:58: 1442-1447.

II. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Enterobacter sakazakii infections associated with the use of powdered infant fonnula - Tennessee, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report 2002,51: 297-300. 12. Gassem MA. Study of the microorganisms

associated with the fermented bread (khamir) produced from sorghum in Gizan region, Saudi Arabia. J Appl Microbiol 1999 ; 86(2): 221-225. 13. Iversen C dan Forsythe SJ. 2003. Risk Profile of

\ Enterobacter sakazakii, an emergent pathogen

associated with infant milk formula. Trends in Food Science and Technology 2003;14:443 -454.

Gambaran Keamanan Cemaran ... (Ondri et. a{)

14. Iversen C, Lane M, Forsythe SJ. The Growth Profile, Thermotolerance and Biofilm Formation of Enterobacter sakazakii Grown in Infant Formula Milk. Letters in Applied Microbiology 2004 ; 38: 378-382.

15. Muytjens HL, Roelofs WH, dan Jaspar GHJ. Quality of powdered substituted for breast milk with regard to members of the family enterobacteriaceae. Journal of Clinical Microbiology 1988; 26: 743 - 746.

16. Skladal P, Mascini M, Salvadori C, dan Zannoni G. Detection of Bacterial Contamination in Sterile UHT Milk Using an L-Lactetae Biosensor. Enzyme and Microbiol Technology 1993;15:508-512.

17. Shaker R, Osaili T,AI-Omary W, Jaradat Z, dan AI-Zuby M. 2007. Isolation of Enterobacter sakazakii and other Enterobacter sp. from food and food production environments. Food Control 2007;18: 1241-1245.

18. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Enterobacter sakazakii infections associated wi th the use of powdered infant formula - Tennessee, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report. 2002;51: 297-300. 19. FAOIWHO [Food and Agriculture Organization

of the United NationslWorid Health Organiza-tion). Enterobacter sakazakii and other microorganisms in powdered infant formula. Meeting report. Geneva, Switzerland, 2-5 February 2004. [FAOIWHO) Microbiological Risk Assessment Series, No.6.

20. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Penjelasan Hasil Pengujian Susu Formula, Nomor: HM.00.06.1.52.4011, Jakarta 2011.

21. http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/ mm5114al.htm, diunduh tanggal14 Mei 2012) 22.

http://www.foodpoisonjournal.comlfood- poisoning-watchie-sakazakii-infection-from-powdered-infant-formula-know-the-risksl, diunduh tanggal 14 Mei 2012).

23. http://www.cfs.gov.hkienglishimultimedia/multi media -'pub/multimedia -'pub JsC 28_0 I.html, diunduh tanggaJ 14 Mei 2012.

(10)

UCAPAN TERIMAKASIH

Disampaikan kepada Mitra Bestari yang telah menelaah naskah dalam Buletin Penelitian Kesehatan

Volume 40 Tahun 2012

I. Dr. Amrul Munif, M.Si 2. Anorital, M.Kes

3. Dra.AthenaAnwar, M.Kes 4. Drs. Bambang Sukana, M.Kes 5. Dr. Bambang Wispriyono, M.Sc 6. dra. Blondine Christina P. M.Kes 7. Drg. Christina Maria Kristanti, MS 8. Prof. Dr. Damar Tri Boewono 9. Dr. Delima, M.Kes

10. Prof. Dr. Emilina Tjitra, M.Sc, Ph.D II. drg. Dr. F arida Soetiarto

12. Dr. Gurendro Putro, M.Kes

13. Prof. Dr. Herman Sudiman, M.Kes 14. Ir. Hermina, M.Kes

15. Prof. Komari, M.Sc 16. Prof. Dr. Kusheri Supeni 17. Dra. Mardiana, M.Kes 18. Prof. Dr. dr. Muchtarudin

19. Drs. Muhamad Hasyimi, M.Kes 20. Dra. Racbmalina, M.Sc, PH 21. Drs. Sa'roni, M.Kes

22. Dr. Roselinda, M.Epid

23. drh. Sahat Ompusunggu, M.Sc 24. Dra. Siti Isfandari, MA

25. Dr. Siti Sundari, MPH, M.Sc, D.Se 26. dr. Suhardi, MPH

27. Dr. Suryana Purwasasmita, M.Se 28. Dr. Tris Eryando, M.Se

29. Dra. Vivi Lisdawati, M.Si 30. Dra. Yun Astuti, M.Kes

(11)

SUBJECT INDEX

BULETIN PENELITIAN KESEHATAN

VOLUME 40 TAHUN 2012

Adolescent girls

48

Knowledge

Ae.aegypti

75

Laktobacillus bulgaricus

Aedes aegypti

31

Lipoma

Anopheles spp

19

Liquefied-fermentation

Attitude

130

Malaria

Bio-ecology

19

Morbidity Todler

Biojentikcide

75

Nutrition status

Body Mass Index

48

Overwieght

Bontang City

100

Practice

Cases distance Index

100,171

Rabies case

Composition of nutrients and bioactive Red Ginger

components of protein and fat

66

Region

Content of Uncaria gambir Roxb Resistence

catechin

201

R.oligosporus

Counseling 181 Saintifikasi jamu

Controlling

162

Sebatik Island

Cronobacter sp

209

Socioeconomic status

DHF

100

Social health insurance payment

Diseases

142

association of health facilities

Distribution

162

Spatial distribution

Distribusi spasial

102

Spatial durbin model

Drying

123

Stuctural factor

Education

48

The involvement of men

Epidemiological transitions

142

Tobaco Extract

Ekstrak gambir

184

Tumor's Outbreak

E.zakazaki

209

Total phenol

Family planning

154

Traditional Medicine

Fatty acid Omega-3

56

Tuberculosis

Fermented 11 Uncaria gambir Roxb

Gambir Extract

201

Vector

Herbal medicine

109

Volatile oil

High School Counseling

181

Voltage Gated Sodium Channel

Household insecticide

130

Waste product palm oil

IMR

190

Wild horse milk

Infant formula

209

Zodia Extract

Intregrated health services

1

Karakteristik

181

130

II

39

56

19, 171

I I

48

130

162

123

142

31

56

109

171

48

86

100,171

190

154

154

75

39

123

109

181

201

19

123

31

56

66

75

(12)

Abas Basuni Jahari Agus Purwadianto A1masyuri

Anna Maria Sirait Ani Isnawati Asih Eka Putri Damar Tri Boewono Delima Din Syafrudin D. Mutiatikum Dwi Susilowati Dwi Retno Ema Sahara Erwin Afandi Frieda Ani Nur Fridolina Mau Hadi Siswoyo Hasan Boesri Heru Yuniati Kristina Tobing Leni Nuraeni Lucie Widowati Lu1us Susanti Mardiana Mariana Raini Merryani Girsang M. Set yo Prarnono INDEX PENULIS

BULETIN PENELITIAN KESEHATAN VOLUME 40 TAHUN 2012

1 Musafaah

109 Nelly Puspandari 123 Nofrisca Berta Aditie

39 Ondri Dwi Sampumo 201,209 Oster Suriani 86 Puji BS Asih 31,100,171 R.A. Wigati 109 Ratih Dewanti 31 Ratih Oemiati 201 Retno Gitawati 48 Rima Tunjungsari 209 Ristiyanto

66 Rudi Hendro Putranto 56 Sarirnawar Djaya 154 Sri Wardatun 162 Shinta 109 Sutikno 75 Supratrnan Sukowati 11, 56,66 Tati Suryati 181 Tjetjep SyarifHidayat 123 Triwibowo Arnbar Garjito 109,201 Urni Widyastuti

75, 130 Widiarti

19 Yun Astuti Nugroho 201,209 Yustinus Desanto 181 190 154 209 102 201,209 181 31 130 209 39 183 31 100, 171 181 1402 123 19 190 19 86 1 31 171 31,100,171 109 162

(13)

I

STIPULATION FOR AUTHORS

• Bulletin of Health Research (Bulelin Penelilian Kesehalan) receives scientific articles about results of research, reviews of research results, methodologies or new approaches of health research relevant to health services.

• Only articles which are not published or will not be published in other media will be accepted. • The manuscript can be written in English or Indonesian, with an abstract in both language.

• The abstract can be written in English and Indonesian and should be short but informative, consisting of 150 to 200 words and accompanied by 3 to 5 key words for making indexing purposes.

• The title of manuscript should be short and informative, consisting of 18 words maximum.

• The names of authors should be written in full accompanied by the name of the agency or institution and address of the author (s).

• The manuscript of a research result should be written in a systematical order consisting of: title, the name of the author (s), abstract accompanied with keywords, introduction (with no sub title, informing the background, lineature review, and problem statement or the objective of the research), materials and methods, result, discussion (conclusion and recommendation should be put at the end of discussion), references.

• The manuscript of a research result should be written in a systematical order consisting of: title, the name of the author, abstract accompanied with keywords, introduction, appropriate subtitles, materials and method, conclusion, references.

• References should be numbered in the order in which they appear in the text with Arabic numerals. Reference number is written as supercript. Journal reference should be written based on Vancouver style in the following order name and initial or author (all author should be completely written, except more than 6, ended with et al after the six author), title of article, title of publication, year of publication, volume(in Arabic numeral), number (in brackets) and pages. Abbreviation of journal title should follow the Index Medicus. Book reference should mention the name and place ofthe publisher the pages referred.

• Examples:

I. Vega KJ, Pina I, Krevsky B. Heart transplantation is associated with an increased risk for pancreatobiliary dicease. Ann Intern Med 1996; 124:980-3.

2. Parkin DM, Clayton D, black RJ, Masuyer E, Friedl HP, Ivanov E, et al. Childhood-Leucaemia in Europe after Chernobyl: 5years follow-up. Br J Cancer; 1006-12

3. Norman 11, Redfern SJ, editors. Mental health care for elderly people. New York: Churchill Livingstone; 1996.

• Tables, graphs and illustration should be prepared attached, numbered with Arabic numerals containing title and complete information.

• Photographs shol!ld be printed on glossy paper

• The manuscript should be sent in triple to the Editorial Board ofthe Redaksi Buletin Penelitian Kesehatan, The National Institute of Health Research and Development, JI. Percetakan Negara 29, Jakarta 10560. and bye-mail address:buletin@litbang.depkes.go.id.

• Submitted manuscripts will be received by at least two members ofthe Editorial Board. The manuscript can be edited and shortened by the Editorial Board. Manuscript which do not fulfill the stipulations and can not be corrected by the Editorial Board will be returned to the author.

Gambar

Gambar 1.  Koloni  tipikal  E.  sakazakii  (Cronobacter  spp.)  pada  media  isolasi   kromo-genik ESIA

Referensi

Dokumen terkait

Adapun riwayat pekerjaan adik kandung dari Karno, Dede Junaidi, Karjo, Siti Jubaidah, Sulaiman serta kakak dari Ismail (Alm) dan Tuti Mulyani ini dimulai sebagai

Berdasarkan uraian dalam pembahasan, dapat diketahui bahwa negara telah berupaya memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja dalam bidang pengupahan dengan adanya

Berlanjut dari pertanyaan sebelumnya, konsep sistem kerja larutan elektrolitr disajikan dalam bentuk video dan gambar dan pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda

Jenis burung apakah yang saudara/i ketahui yang harganya tinggi untuk dijual ke pedagang burung di

Dengan demikian, persamaan yang didapatkan dari optimasi menggunakan RSM dapat digunakan untuk menghitung rendemen teoritis sintesis senyawa tersebut.. xiv

Teknik pengujian kualitas bakteriologi daging ayam dan sapi yang dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Besar Veteriner Yogyakarta adalah dengan melakukan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Prissa Deffinika Ayu Puspasari, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Investasi

Untuk itu telah dikemukakan suatu alternatif estimasi langsung yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah estimasi model dari masing-masing komponen atau