• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhimmatul Khoiroh 1), dan Alia Damayanti 2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG

TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON

MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN

SUKOLILO SURABAYA

GREEN LINE STREET CAPABILITY ANALYSIS AS GREEN OPEN

SPACE (RTH) TO ABSORB CARBON MONOXIDE (CO) EMISSIONS

FROM MOTOR VEHICLES IN SUKOLILO DISTRICT SURABAYA

Muhimmatul Khoiroh1), dan Alia Damayanti 2)

Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia

Email: 1) muhimmatul27@gmail.com; 2)

damayantialia@gmail.com

Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk disuatu wilayah akan berdampak pada pertumbuhan sektor transportasi

yang cepat, terutama jumlah kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan jumlah total emisi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sehingga perlu dilakukan analisis kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi karbon monoksida (CO) yang ada di Kecamatan Sukolilo, khususnya vegetasi pada jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah.. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi CO. Data jumlah total emisi CO diperoleh dari survei kendaraan bermotor dengan metode traffic counting dan daya serap RTH diperoleh dari survei vegetasi eksisting dengan metode observasi di kecamatan Sukolilo. Waktu survey kendaraan bermotor dilakukan pada jam puncak yaitu pada pukul 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman Hakim adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah 123,15 ton/tahun. Sedangkan beban emisi dari ketiga jalan tersebut adalah 3.428,83 ton/tahun, 1.709,41 ton/tahun dan 4.077,25 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada.

Kata kunci: Emisi Karbon, Daya serap vegetasi, dan Ruang Terbuka Hijau.

Abstract: Increasing the number of population in a region will causes a rapid growth of transportation sector, especially on the number of motor vehicle. It also causes in line increase of the amount of emissions produced. So it is necessary to analyze the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emission in Sukolilo district, especially vegetation that in Arif Rahman Hakim street, Nginden Semolo street and Kertajaya Indah Street. In this study will be conducted the analysis of the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emissions. The total amount of CO emissions data was obtained from a survey of motor vehicle with traffic counting method and the absorbency of green open space was obtained from existing vegetation survey with observation method in Sukolilo district. A motor vehicles survey were conducted at the peak hour at 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00. The results of data processing showed that the absorptive capacity of vegetation in Arif Rahman Hakim street was 3.400,43 ton/year, Nginden Semolo street was 144,71 ton/year and Kertajaya Indah Street was 123,15 ton/year. While the issuance of the third street was 3.428,83 ton/year 1.709,41 ton/year and 4.077,25 ton/year. From this study resulted that the exsisting green line street can not to absorb the CO emissions.

Keywords: Carbon Emission, Absorptive Capacity of Vegetation, and Open Green Space.

PENDAHULUAN

Daerah perkotaan merupakan daerah yang mempunyai peran dan fungsi utama sebagai pusat pemukiman penduduk, pusat pelayanan dan distribusi jasa pemerintahan, pusat pendidikan serta pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring meningkatnya permintaan akan pemanfaatan lahan kota, mengakibatkan perubahan konfigurasi alami lahan perkotaan dan berbagai bentuk ruang terbukanya. Kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan Ruang

(2)

Terbuka Hijau (RTH) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan non ekonomis. Di lain sisi, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi serta sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan pencemar dan menimbulkan berbagai ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH karena dapat berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan dan menjaga kelangsungan kehidupan yang relatif lebih murah, aman, sehat dan nyaman (BAPPEKO Surabaya, 2008).

Dengan volume kendaraan bermotor yang besar, emisi COyang dihasilkan akibat dari kendaraan bermotor

juga akan semakin besar seiring dengan terus meningkatnya volume kendaraan bermotor setiap tahunnya. Jumlah total emisi CO dari sektor transportasi di Kota Surabaya mencapai 5.269.460 ton CO/tahun (BLH Surabaya, 2012). Untuk menjaga kondisi lingkungan Kota Surabaya tetap seimbang maka diperlukan adanya RTH, khususnya RTH jalur hijau jalan.

Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan jalur hijau jalan dalam menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di Kecamatan Sukolilo, khususnya jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo, dan Jl. Kertajaya Indah.

METODE

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang beroperasi di Kecamatan Sukolilo khususnya pada jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah. Pada pengambilan data jumlah kendaraan bermotor ini dilakukan dengan metode survei traffic counting.

Counting adalah pengukuran jumlah kendaraan pada setiap ruas jalan. Pada penelitian ini dilakukan secara manual counts. Lokasi dipilih pada ruas jalan yang tidak memiliki hambatan (belokan, persimpangan ,dll) sehingga

kecepatan kendaraan yang melewatinya stabil. Pemilihan lokasi sampling dilakukan di Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah, masing-masing diambil 2 titik sampling pada tiap jalan. Periode waktu dan jadwal perhitungan kendaraan di lokasi dilakukan pukul 06.00–08.00, 11.00-13.00, 16.00-18.00, dan 19.00-21.00. Pengamatan di lapangan dilakukan pada masing-masing bahu jalan dan dihitung sendiri-sendiri untuk setiap arah. Jenis kendaraan bermotor yang dihitung pada saat survey adalah Bis Kecil, Bis Sedang, Bis Besar, Angkot, Taksi, Mobil, Truk Kecil, Truk Sedang, Truk Besar dan Sepeda Motor.

Pengumpulan data primer vegetasi dilaksanakan dengan observasi langsung RTH jalur hijau sepanjang Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Raya Kertajaya Indah yang selanjutnya akan di klasifikasikan berdasarkan jenis vegetasi, manfaat dan daya serapnya.

Data hasil survei kendaraan pada setiap ruas jalan yang akan dianalisa adalah total jumlah kendaraan yang yang melintasi setiap jalan, baik dari arah masuk maupun keluar jalan. Perhitungan beban emisi akan dihitung berdasarkan persamaan berikut:

(1)

Keterangan :

Q = Jumlah emisi (gr/jam)

Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe-i (kendaraan/jam)

FEi = Faktor emisi kendaraan bermotor tipe-i (gr/liter)

Ki = Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor tipe-i (liter/100 km)

(3)

Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan yang digunakan untuk menghitung emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis

kendaraannya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Faktor emisi kendaraan bermotor berdasarkan tipe bahan bakar

No. Tipe kendaraan/ bahan bakar Faktor Emisi CO (gr/liter)

Bensin :

1. Kendaraan penumpang 462.63

2. Kendaraan niaga kecil 295.37

3. Kendaraan niaga besar 281.14

4. Sepeda motor 427.05

Diesel :

5. Kendaraan penumpang 11.86

6. Kendaraan niaga kecil 15.81

7. Kendaraan niaga besar 35.57

8. Lokomotif 24.11

Sumber: Jinca dkk. 2009

Tabel 2. Konsumsi energi spesifik kendaraan bermotor

No. Jenis kendaraan Konsumsi energi spesifik

(liter/100km) 1. Mobil penumpang: a. Bensin 11,79 b. Diesel / solar 11,36 2. Bus besar a. Bensin 23,15 b. Diesel / solar 16,89 3. Bus sedang 13,04 4. Bus kecil a. Bensin 11,35 b. Diesel / solar 11,83 5. Bemo, Bajaj 10,99 6. Taksi a. Bensin 10,88 b. Diesel / solar 06,25 7. Truck besar 15,82 8. Truck sedang 15,15 9. Truck kecil a. Bensin 08,11 b. Diesel / solar 10,64 10. Sepeda motor 2,66 Sumber : Jinca dkk. 2009

Emisi karbon total merupakan penjumlahan dari nilai emisi karbon tiap jenis kendaraan di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Dengan melakukan pendekatan matematis, secara sederhana debit emisi yang dapat direduksi oleh RTH di kawasan jalur hijau Jalan di Kecamatan Sukolilo Surabaya adalah:

(4)

S (2)

Keterangan : A = Total emisi CO

B = Total daya serap CO oleh tumbuhan (Velayati, 2012)

Tumbuhan memerlukan CO2 dalam proses fotosintesis sebagai sumber energi. Sehingga dalam penelitian ini

dilakukan konversi dari CO menjadi CO2 untuk mempermudah perhitungan daya serap karbon pada tumbuhan. Gas

CO melalui proses alamiah di atmosfer dapat teroksidasi menjadi CO2. CO2 merupakan salah satu dari gas-gas

pembentuk gas rumah kaca (GRK) oleh karena itu keberadaan CO secara tidak langsung dapat menyebabkan efek

rumah kaca. Konversi dari CO ke CO2 menggunakan persamaan :

(3)

Keterangan :

K = Emisi CO2

M = Massa CO (kg/tahun)

Mr = CO sebesar 28; CO2 sebesar 44

Perhitungan kemampuan daya serap vegetasi adalah dengan mengkalikan jumlah pohon jenis tertentu dengan

daya serapnya. Emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor akan teroksidasi menjadi CO2. Berdasarkan

penelitian Kusminingrum (1997) terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap CO. Namun jenis yang ditelitinya sangat sedikit. Dibandingkan dengan penelitian Dahlan (2007) yang menemukan 31 jenis vegetasi yang

mampu menyerap CO2. Dalam penelitian ini digunakan data penelitian terdahulu dari Dahlan. Penelitian yang

dilakukan pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti sebagai vegetasi yang

menyerap paling banyak CO2. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg CO2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Emisi

Perhitungan jumlah kendaraan bermotor dilaksanakan selama tiga hari yaitu selasa 15 April 2014, Rabu 17 April 2014 dan Kamis 17 April 2014 dengan tujuan untuk mengetahui jumlah kendaraan rata-rata yang dapat mewakili dari jumlah kendaraan setiap harinya. Hasil survei rata-rata jumlah kendaraan pada masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil survei traffic counting Waktu/ Jenis

Kendaraan

Rata-Rata per jam Jl. Arif Rahman Hakim Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah Bus Kecil 1 2 1 Bus Sedang 0 0 1 Bus Besar 2 1 1 Angkot 11 2 14 Taksi 20 0 70

(5)

Waktu/ Jenis Kendaraan

Rata-Rata per jam Jl. Arif Rahman Hakim Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah Mobil 1.069 1.017 1.983 Truk Kecil 11 7 28 Truk Sedang 10 0 16 Truk Besar 4 10 4 Sepeda Motor 2.663 5.187 3.322

Pada Tabel 3 diperoleh bahwa kendaraan bermotor yang paling dominan melintasi ketiga ruas jalan tersebut adalah sepeda motor dan mobil. Panjang jalan yang digunakan pada penelitian ini adalah Jl. Arif Rahman Hakim sebesar 2,8 km, Jl. Nginden Semolo sebesar 1,1 km, dan Jl. Kertajaya Indah sebesar 2 km. Perhitungan beban emisi CO pada tiap jenis jalan dihitung dengan persamaan (1). Data yang dibutuhkan adalah data jumlah kendaraan rata-rata (kendaraan/jam), faktor emisi (g/liter), konsumsi bahan bakar (liter/100 km) dan panjang jalan. Nilai faktor emisi CO dan konsumsi energi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Setelah dilakukan perhitungan dengan persamaan (1), didapatkan hasil total emisi dari masing-masing jalan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Beban emisi karbon monoksida Jenis

Kendaraan

Beban Emisi CO rata-rata (ton/tahun) Jl. Arif Rahman Hakim Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah Bus Kecil 0,02 0,03 0,01 Bus Sedang 0,01 - 0,04 Bus besar 0,11 0,02 0,02 Angkot 13,27 0,79 11,90 Taksi 24,86 0,02 60,45 Mobil 1.410,96 527,11 1.868,82 Truk Kecil 1,03 0,27 1,86 Truk Sedang 1,31 - 1,47 Truk Besar 0,48 0,55 0,35 Sepeda Motor 731,91 560,01 652,06 Total 2.183,97 1.088,80 2.596,98

Setelah didapatkan jumlah emisi CO, dilakukan konversi dari CO ke CO2 dengan menggunakan persamaan (3) yang

bertujuan untuk mempermudah tumbuhan dalam menyerap karbon untuk selanjutnya dilakukan proses fotosintesis.

Berikut adalah perhitungan dari konversi CO ke CO2

Konsentrasi Emisi CO2 (K) = [(2.183,97 ton/tahun)/28) x 44]

(6)

Perhitungan Daya Serap Tanaman

Keberadaan vegetasi yang ada pada sepanjang jalur hijau jalan diharapkan mampu memberikan fungsi yang sesuai dengan kegiatan transportasi yang ada. Jumlah jenis dan jumlah total individu vegetasi didapatkan dengan melakukan survei langsung pada ketiga jalur hijau jalan. Hasil survei jenis dan jumlah vegetassi dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil survei vegetasi eksisting

Nama Jalan

Jumlah Jenis

Vegetasi

Jumlah

Vegetasi

Daya serap

pohon

(ton/tahun)

Daya serap

semak

(ton/tahun)

Jl. Arif Rahman

Hakim

20

632

3.400,415

0,010759

Jl. Nginden Semolo

10

459

144,700

0,012720

Jl. Kertajaya Indah

9

278

123,144

0,081058

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa daya serap terbesar terdapat pada Jl. Arif Rahman Hakim, karena terdapat jumlah jenis vegetasi terbanyak dibandingkan dengan Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah serta didominasi oleh pohon trembesi dan pohon angsana.

Analisa Beban Emisi Karbon dan Daya Serap RTH

Setelah diperoleh total beban emisi CO2 dan daya serap CO2, maka untuk mengetahui kemampuan jalur hijau

jalan dalam menyerap emisi yang dihasilkan adalah dengan menghitung sisa emisi. Perhitungan sisa emisi Jl. Arif

Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah menggunakan persamaan (2). Total daya serap CO2

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Total daya serap karbon dioksidakecamatan sukolilo tahun 2014

No

Jalan

Daya Serap CO

2

(ton/tahun)

Beban Emisi CO

2

(ton/tahun)

Sisa Emisi

(ton/tahun)

1

Jl. Arif Rahman Hakim

3.400,43

3.428,83

28,41

2

Jl. Nginden Semolo

144,71

1.709,41

1.564,70

3

Jl. Kertajaya Indah

123,15

4.077,25

3.954,10

Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga jalur hijau jalan belum mampu menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor secara maksimal karena masih terdapat sisa emisi pada masing-masing jalan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman Hakim adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah

123,15 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada karena

masih terdapat sisa emisi dari emisi yang dihasilkan.

SARAN

(7)

sistem duplo agar data yang didapatkan lebih akurat dibandingkan dengan sistem single. Perhitungan emisi CO sebaiknya lebih spesifik lagi, karena emisi CO tidak hanya dihasilkan dari kegiatan transportasi saja.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang telah memberikan data dan informasi tentang kualitas udara dan jenis vegetasi di Kota Surabaya, Khususnya Kecamatan Sukolilo serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini baik langsung di lapangan maupun secara tidak langsung.

DAFTAR PUSTAKA

BAPPEKO Surabaya. “Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan Satelit : Laporan Pendataan dan Identifikasi Tahun 2008”. Surabaya, 2008.

Jinca, M.Y. “Pencemaran Udara Karbon monoksida dan Nitrogenoksida akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan padat lalu lintas di Kota Makassar.”Simposium. Surabaya. (2009)

Kusminingrum, Nanny. “Pengaruh Tanaman Jalan Terhadap Baku Mutu Lingkungan Jalan”. Pusat Penelitian Bangunan Jalan dan Jembatan. Jakarta, 1997.

Velayati, L.H. “Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Serapan Gas CO2 di Kota Pontianak.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasi data mining untuk estimasi harga jual suatu properti dengan membandingkan kemiripan spesifikasi rumah yang dituju

warga desa lain) sebagai penonton. Mengkaji gerak tari rejang adalah mengkaji motif aksinya, ruangnya, waktunya, dan tenaganya. Motif aksi gerak rejang ditin- jau dari gerak

Sinar Galesong Pratama Manado, dengan demikian tersebut sesuai dengan penelitian Soewito (2013) yang menemukan bahwa variabel merek berpengaruh positif terhadap

Sehingga diperlukan keberadaan masjid dan tempat wudhu yang bersih, hotel (bagi yang akan menginap), rumah makan (halal), pedagang suvenir (yang ramah). Pada saat

2016/17/UMK/FKP/LP37 IJAZAH SARJANA MUDA KEUSAHAWANAN (LOGISTIK & PERNIAGAAN PENGEDARAN) DENGAN KEPUJIAN4. 2016/17/UMK/FHPK/LP38 IJAZAH SARJANA MUDA KEUSAHAWANAN

Hasil yang diperoleh dari respon siswa kelompok kecil terhadap media pembelajaran lectora inspire 17 adalah sebesar 381 dengan persentase 88,9% yang termasuk kategori “sangat

Vahel jõutakse üle suurte jõgede juba siis, kui need on veel jääs ja seetõttu kerged ületada.. Nad leiavad jõe peal instinktiivselt paksema