• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERBITAN OPINI GOING CONCERN PADA PERGANTIAN AUDITOR DENGAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERBITAN OPINI GOING CONCERN PADA PERGANTIAN AUDITOR DENGAN KETEPATWAKTUAN PELAPORAN KEUANGAN DAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

293

PENGARUH PENERBITAN OPINI GOING CONCERN PADA

PERGANTIAN AUDITOR DENGAN KETEPATWAKTUAN

PELAPORAN KEUANGAN DAN KOMITE AUDIT

SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

Ni Nym. Sri Rahayu Trisna Dewi1

A.A.N.B. Dwirandra2 I G.A. Made Asri Dwija Putri3

1,2,3

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email: ominksrtd@gmail.com

ABSTRAK

Pergantian auditor secara mandatory mewajibkan perusahaan untuk mengganti auditor setelah diaudit selama tiga tahun berturut-turut oleh auditor yang sama. Namun terdapat juga pergantian auditor yang bersifat non mandatory yang biasanya dapat diakibatkan oleh penerbitan opini going concern oleh auditor. Pengaruh opini going concern tidak linier pada pergantian auditor, melainkan diduga terdapat variabel lain yang memoderasi, diantaranya, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 dengan metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik binari dengan dua model penelitian. Hasil penelitian menunjukkan penerbitan opini going concern berpengaruh positif pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor. Ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor. Hasil penelitian juga menunjukkan interaksi penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit tidak berpengaruh pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

Kata kunci: penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan, komite audit,

pergantian auditor

ABSTRACT

The mandatory auditor switching require companies to switch auditors after audited for three consecutive years by the same auditor. But there is also non mandatory auditor switching which usually can result from the issuance of the auditor's going concern opinion. Effect of a going concern opinion is not linear at the auditor switching, but there are other variables that moderate, including, timeliness of financial reporting and the audit committee.

The population used in this study are all companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2012 with selection method sample using purposive sampling. Hypothesis testing is performed using binary logistic regression. The results showed the issuance of going concern opinion has a positive effect on the possibility of auditor switching. Timeliness of financial reporting and the audit committee did not moderate the effect of the issuance of a going concern opinion on the possibility of a auditor switching. The results also show the interaction of the issuance of going concern opinion, timeliness of financial reporting and audit committee has no effect on the possibility the company were switch auditors.

Keywords: issuance of going concern opinion, timeliness of financial reporting, the audit

(2)

294 PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat sebagai sarana untuk menjelaskan kondisi perusahaan kepada pihak internal maupun eksternal perusahaan. Laporan keuangan perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya jika laporan keuangan telah mendapat opini wajar dari auditor selaku pemeriksa laporan keuangan. Auditor dituntut tidak hanya melihat pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan, tetapi juga perlu mempertimbangkan hal-hal lain, seperti masalah eksistensi dan going concern perusahaan. Susanto (2009) menyatakan bahwa permasalahan mengenai going concern dalam perusahaan merupakan hal yang penting untuk diketahui dan diungkapkan, agar perusahaan dapat mengambil tindakan selanjutnya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dan terhindar dari kebangkrutan. Haron et al. (2009) menegaskan kebangkrutan suatu perusahaan mungkin dapat dihindari jika laporan yang tepat diterbitkan. Penerbitan opini going concern merupakan hal yang tidak diharapkan oleh manajemen karena publik akan meragukan citra perusahaan (Maspupah, 2013). Hal ini sering menyebabkan adanya keinginan manajemen untuk melakukan pergantian auditor dengan harapan memperoleh opini yang lebih baik dari auditor baru. Lennox (2000) menyatakan perusahaan yang mengganti auditor lebih mungkin memperoleh opini yang lebih baik, daripada perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor.

Masalah mengenai pergantian auditor mulai muncul ketika kasus Enron di Amerika terungkap. Semenjak terungkapnya kasus tersebut, pemerintah Amerika

(3)

295 mengeluarkan suatu aturan yang tertuang dalam The Sarbanes Oxley Act (SOX) yang digunakan sebagai solusi untuk mengatasi terjadinya kasus serupa. Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan suatu peraturan untuk menindaklanjuti The Sarbanes Oxley Act (SOX), yaitu Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 dan No.359/KMK.06/2003, yang kemudian disempurnakan menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Perusahaan diwajibkan untuk melakukan pergantian auditor setelah diaudit oleh auditor yang sama selama tiga tahun berturut-turut.

Intensitas pergantian auditor dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari peran serta manajemen. Saat auditor mengeluarkan opini going concern, manajemen seringkali melakukan negosiasi dengan auditor agar dapat memperoleh opini yang lebih baik. Stocken dalam Srimindarti (2006) menyatakan jika waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan auditnya terlalu lama, perusahaan akan terlambat menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam dan akan berpengaruh pada pergantian auditor. Keterlambatan perusahaan menyampaikan laporannya ke Bapepam seolah-olah terjadi karena kesalahan dari auditor selaku penyedia laporan audit, nyatanya hal tersebut juga dapat terjadi karena campur tangan pihak manajemen.

Tugas komite audit perlu ditekankan kembali agar campur tangan manajemen dalam penentuan auditor eksternal dapat dihindari, sehingga independensi auditor dapat terjaga (Nuratama, 2011). Purwati (2006) menegaskan untuk mendukung tercapainya tujuan pembentukan komite audit, disyaratkan keberadaan komisaris independen dan keberadaan minimal satu orang anggota

(4)

296 komite audit yang memiliki kemampuan/ keahlian di bidang akuntansi atau keuangan. Namun meskipun banyak perusahaan telah membentuk komite audit, frekuensi pergantian auditor masih cukup tinggi. Taub dalam Esfandari (2011) mengutip laporan The Wall Street Journal bahwa selama tahun 2003 dan 2004 seperempat dari semua perusahaan publik di Amerika Serikat melakukan pergantian auditor. Pergantian auditor di Indonesia juga masih tergolong tinggi, yaitu pada tahun 2010 ditemui sebesar 12% perusahaan yang melakukan pergantian auditor di luar aturan yang berlaku.

KAJIAN PUSTAKA

Bu kt i t eo rit is me nge nai p er ga nt ian au d ito r d id asar ka n p ad a

ag en cy th eo ry ( Su listiar in i d an Su d ar no , 20 1 2 ). Ag en cy th eo ry

meru p aka n su atu teo r i me nge nai hu bu ngan a nt ar a p em b er i tu ga s yan g d iseb u t p r ins ip al d an p ener ima tu ga s ya ng d is eb u t agen, yan g d itu an gka n d alam su atu ko ntr ak ker ja. Hu b u ngan antar a p r ins ip a l d an a gen m emb u tu hkan p iha k ket iga yang ind ep end en seb aga i med iato r . Aud ito r ad alah p ihak yan g d ian ggap mamp u m enjemb atan i kep ent ing an p ihak sh a reh o ld ers (p r ins ip al) d eng an p ihak ma naje r (age n) d alam me nge lo la keu a ngan p er u sah aan (S et iaw an, 2 006 ).

Per u sahaan yang m eng alam i kesu litan keu anga n kem u ngk ina n aka n d ib er ikan o p ini g o in g con cern o le h au d ito r ekster na l. Pener b itan o p ini g o ing co n cern m erup aka n hal ya ng t id a k d iingin kan o leh man ajem en, semen t ar a p em ilik p er u saha an (sh a reho ld er) akan me nging inka n lap o r an yan g sesu ai d en ga n

(5)

297 ko nd isi p er u sahaan yan g s esu nggu hn y a. M anajer b er ke wa jib an memb erikan sin yal men gena i ko nd is i p er u sahaan kep ad a

sh a reho ld ers, me lalu i p engu n gkap an info r masi a ku nta ns i s ep er t i

p en yam p aia n lap o r an keu a nga n ( Feb ria nt y, 2 0 1 1) . M anajem e n mu n gkin s engaja m em p er lam b at p en yamp aian lap o r an keu angan saat au d ito r menge lu ar ka n o p in i ya ng t id ak d iinginka n, d eng an tu ju an d ap at mengg ant i au d ito r u ntu k memp ero leh o p ini ya ng leb ih b aik.

Pem ega ng sa ham d a n in vesto r m em iliki keterb atas an kare na tid ak ter lib at l angsu n g d alam p engelo laan p er u sahaan , yan g me ngak ib at kan mer eka tid ak m em ilik i a kse s info r m as i yan g memad ai. Ole h kar e na itu , keb er ad aan ko m it e au d it d a lam p eru sahaan b er p eran p ent ing d alam m elaku ka n p engaw as an ata s kiner ja m ana jeme n. Ko m it e au d it d iha rap ka n d ap at m engawas i kiner ja ma najem e n sehin gga me ngu r a ngi k emu ngkin an man ajem e n u ntu k men gga nt i au d ito r ekster nal saat mem p er o leh o p in i g o ing

co n cern agar p eme gan g sa ham d an investo r t id ak memp er o le h

info r nas i ya ng kelir u d ar i m ana jeme n . Berd asar kan t eo ri d an p enelit ian seb elu m n ya , maka h ip o tesis ya ng d ia ju ka n an tar a la in : H1 : p enerb itan o p in i g o in g con cern b erp eng ar u h p o sitif p ad a

p er ga nt ian au d ito r .

H2 : ketep atwa ktu an p elap o r an keu an gan m emo d er asi p en gar u h

(6)

298 H3 : ko m ite au d it memo d er asi p eng ar u h p enerb ita n o p in i g o in g

co n cern p ad a p er ga nt ian au d ito r .

H4 : inter aks i p enerb itan o p ini g o in g co n cern , ketep atwak tu an

p elap o r an keu angan, d an ko m ite au d it b er p engar u h p ad a p er ga nt ian au d ito r .

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menyediakan data laporan keuangan auditan selama periode 2010-2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan dan catatan atas laporan keuangan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat di BEI tahun 2010-2012, dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

1) Perusahaan mempunyai laporan keuangan empat tahun berturut-turut 2) Perusahaan mempunyai data yang dibutuhkan peneliti

3) Identifikasi perusahaan yang mengalami pergantian auditor di luar aturan. Untuk menunjukkan fenomena yang diteliti, dibutuhkan sampel perusahaan yang tidak mengalami pergantian auditor sebagai perusahaan kontrol. Persyaratan untuk menjadi perusahaan kontrol, yaitu berada pada sektor industri yang sama dan memiliki ukuran total aktiva yang setara dengan perusahaan yang mengalami pergantian auditor. Proses pemilihan sampel menghasilkan 27 perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini, dan 27 perusahaan digunakan

(7)

299 sebagai perusahaan kontrol, sehingga diperoleh total sampel sebanyak 54 perusahaan.

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah regresi logistik binari (binary logistic regression). Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Penelitian ini menggunakan dua model regresi logistik binari, yaitu:

Model 1:

= α + β1X1 + ε Model 2:

= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X1*X2+ β5X1*X3 + β6X1*X2*X3 +ε Dimana:

: pergantian auditor (1 = terjadi pergantian auditor, 0 = tidak ada pergantian auditor)

X1 : opini going concern (1 = opini going concern, 0 = opini non going concern)

X2 : ketepatwaktuan pelaporan keuangan

X3 : persentase anggota komite audit yang memiliki keahlian akuntansi

dan keuangan

X1* X2 : interaksi opini going concern dan ketepatwaktuan pelaporan

keuangan

X1* X3 : interaksi opini going concern dan komite audit

X1* X2* X3 : interaksi opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan

keuangan dan komite audit β1,2,3,4,5,6 : koefisien regresi

α : konstanta

(8)

300 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menilai Kelayakan Model Regresi Logistik

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hasil pengujian menunjukkan nilai chi square

sebesar 2,507 dengan p-value sebesar 0,961 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hasil Hosmoer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig.

1 2,507 8 0,961

Sumber: Hosmer and Lemeshow Test Menilai Keseluruhan Model

Pengujian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai -2

Log Likelihood (2LL) awal dengan nilai 2 Log Likelihood (2LL) akhir. Nilai

-2LL awal untuk model 1 adalah sebesar 74,860 dan nilai --2LL akhir mengalami penurunan menjadi 56,929. Nilai -2LL awal untuk model 2 adalah sebesar 74,860 dan nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 45,743. Penurunan nilai -2LL pada kedua model menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Perbedaan nilai -2 Log Likelihood disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2

Perbedaan Nilai -2 Log Likelihood

(9)

301

Model 1 Step 0 74,860 Step 1 56,929

Model 2 Step 0 74,860 Step 1 45,743

Sumber: Iteration Historya, Model Summary Hasil Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa penerbitan opini going concern berpengaruh positif pada pergantian auditor. Variabel penerbitan opini going

concern menunjukkan hasil yang positif dan signifikan dengan nilai p-value

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05) dengan nilai koefisien regresi sebesar 8,250. Hal ini berarti hipotesis pertama diterima. Perusahaan yang memperoleh opini going concern akan mengindikasikan kemungkinan perusahaan gagal melanjutkan usahanya. Saat auditor memberikan opini going concern, perusahaan akan berupaya untuk mengganti auditor pada tahun berikutnya dengan harapan dapat memperoleh opini yang lebih baik dari auditor yang baru, sehingga dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan hidup perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Vanstraelen (2000) yang menemukan bahwa pengaruh opini going

concern pada kemungkinan pergantian auditor terjadi ketika opini going concern

diberikan pada tahun terakhir periode yang diwajibkan oleh regulasi. Vanstraelen melakukan penelitian di Belgia, dimana regulasi Belgia mewajibkan perusahaan untuk tidak mengganti auditor selama periode tiga tahun.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa ketepatwaktuan pelaporan keuangan memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada pergantian auditor. Variabel interaksi penerbitan opini going concern dan ketepatwaktuan pelaporan

(10)

302 keuangan menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 5,660 dengan nilai p-value sebesar 0,643 yang lebih besar dari α (0,05). Hal ini berarti bahwa ketepatwaktuan pelaporan keuangan tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor, sehingga hasil penelitian ini gagal menerima hipotesis kedua. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perusahaan lebih menekankan pada permasalahan kelangsungan hidup perusahaan, daripada waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam. Perusahaan lebih fokus untuk masalah kelangsungan hidup perusahaan, bagaimana agar publik tidak menilai buruk citra perusahaan meskipun kemungkinan laporan keuangan akan terlambat disampaikan ke Bapepam. Meskipun laporan keuangan dapat disampaikan dengan tepat waktu saat auditor memberikan opini going concern, perusahaan kemungkinan akan tetap mengganti auditornya pada tahun berikutnya dengan harapan dapat memperoleh opini yang lebih baik. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Stocken dalam Srimindarti (2006) yang menyatakan keterlambatan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam akan berpengaruh pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa komite audit memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada pergantian auditor. Variabel interaksi penerbitan opini going concern dan komite audit menunjukkan koefisien regresi sebesar 19,077 dengan nilai p-value sebesar 0,412 yang lebih besar dari α (0,05). Hal ini berarti bahwa komite audit tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini

(11)

303

going concern pada kemungkinan terjadinya pergantian auditor, sehingga hasil

penelitian ini gagal menerima hipotesis ketiga. Bapepam telah mensyaratkan keanggotaan komite audit dalam suatu entitas minimal satu orang memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan. Komisaris independen perlu memperhatikan syarat tersebut dalam menunjuk anggota komite audit yang dibentuk, agar komite audit dapat menjalankan tugas pengawasannya terhadap perusahaan, terutama yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Sampel dalam penelitian ini telah memenuhi syarat tersebut yang dapat dilihat pada hasil statistik deskriptif yang menunjukkan nilai rata-rata 57%. Namun meskipun demikian, komite audit tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena peran komite audit dalam penunjukkan auditor sangat rendah. Penunjukkan auditor sepenuhnya ada di tangan dewan komisaris, dan komite audit hanya berhak untuk memberi saran kepada dewan komisaris. Kep-643/BL/2012 telah menetapkan bahwa komite audit mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai penunjukan auditor. Namun dalam hal ini dewan komisaris kurang mempertimbangkan rekomendasi komite audit dalam penunjukkan auditor. Dewan komisaris mungkin tidak independen terhadap manajemen yang kemungkinan disebabkan karena dewan komisaris mempunyai hubungan khusus dengan manajemen, sehingga dewan komisaris lebih mempertimbangkan pendapat manajemen dibandingkan rekomendasi yang diberikan oleh komite audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Carcello dan Neal (2003),

(12)

304 namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Robinson dan Jackson (2009).

Hasil Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat menyatakan bahwa interaksi penerbitan opini going

concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit berpengaruh pada

pergantian auditor. Variabel interaksi penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit menunjukkan nilai p-value sebesar 0,672 yang lebih besar dari α (0,05) dengan koefisien regesi sebesar -4,493. Hal ini berarti bahwa interaksi penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan dan komite audit tidak berpengaruh pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor, sehingga hasil penelitian ini gagal menerima hipotesis keempat. Ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan ke Bapepam yang telah diawasi dengan baik oleh komite audit yang memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan saat diperoleh opini going

concern dari auditor, tidak mengurangi kemungkinan terjadinya pergantian

auditor pada tahun berikutnya. Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan lebih memperhatikan permasalahan kelangsungan hidup yang terjadi di perusahaannya, dibandingkan dengan ketepatwaktuan perusahaan dalam menyampaikan laporan keuangan ke Bapepam. Keberadaan komite audit hanya mengawasi kinerja manajemen saat proses audit dilakukan, agar manajemen tidak menghambat proses audit, sehingga perusahaan dapat menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu saat diperoleh opini going concern. Meskipun demikian, perusahaan tetap akan berupaya agar opini going concern yang

(13)

305 mengindikasikan terjadinya permasalahan dalam kelangsungan hidup perusahaan dapat dihindari dengan cara mengganti auditor pada tahun berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerbitan opini going concern berpengaruh positif pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

2. Ketepatwaktuan pelaporan keuangan tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

3. Komite audit tidak memoderasi pengaruh penerbitan opini going concern pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

4. Interaksi penerbitan opini going concern, ketepatwaktuan pelaporan keuangan, dan komite audit tidak berpengaruh pada kemungkinan perusahaan melakukan pergantian auditor.

Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan terkait dengan keterbatasan penelitian yaitu:

1) Publik diharapkan lebih memperhatikan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terkecoh saat perusahaan melakukan pergantian auditor karena terdapat hal yang ingin disembunyikan dari publik, sehingga

(14)

306 publik tidak mendapat informasi yang salah atas laporan keuangan perusahaan.

2) Auditor diharapkan membuat suatu perencanaan dalam hal waktu pelaksanaan audit, sehingga auditor dapat menyelesaikan tugas auditnya dengan tepat waktu, meskipun ditemukan indikasi permasalahan dalam perusahaan.

3) Komite audit diharapkan dapat mengawasi kinerja manajemen saat dilakukan audit oleh auditor independen, agar tidak terjadi konflik antara manajemen dan auditor saat ditemukan indikasi permasalahan dalam perusahaan, sehingga auditor dapat memberikan penilaian yang layak dan perusahaan dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

4) Penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya pergantian auditor, mengingat banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya pergantian auditor, seperti fee audit, financial distress, pergantian manajemen, dan merger.

REFERENSI

Car ce llo , Jo sep h. V. d an Neal, T err y L. 2 003 . Aud it Co mm itte e C har acter ist ic s and Au d ito r Dism issals Fo llo win g 'Ne w' Go in g- Co ncer n Rep o r ts. Th e A ccou n tin g R eview. Vo l: 7 8 . No : 1 . p p : 95 -11 7 .

E sfa nd ar i, Am ilia Yu nizar . 2 01 1. Ko mpete nsi Ko mit e Au d it Seb aga i P em o d erasi Hu b u ngan A ntar a Pener b itan Op ini Go in g Co ncer n d eng an Per ga nt ian Au d ito r . Ju rna l A kun tan si da n Keu an gan . Vo l: 1 . No : 1 . Hal: 1 - 18 .

(15)

307 Feb ria nt y. 2 0 11. Fakto r -Fakto r ya ng B er p engaru h ter had ap Au d it Dela y Per u sahaan Se kto r Per d agang an ya ng T er d aftar d i BE I Per io d e 2 007 -20 09. Ju rn a l E ko no mi d an I n fo rma si A kun ta n si. Vo l : 1 . No : 3. Hal: 2 94 -3 20 .

Gho za li, Imam. 2 006 . Ap lika si An a lisis Mu ltiva ria te d en gan

Pro g ra m S PS S. Ed is i Ket iga. Semara ng: B a gian Penerb it Un iv er sita s D ip o nego r o.

Har o n, Hasna h. , Har tad i, B. , A ns ar i, M ., d an Ism ail, I s hak . 200 9 . Facto r s I nf lu e ncing Au d ito r s Go ing Co ncer n Op in io n. A sia n

A cad emy o f Ma nag emen t Jo u rn a l. Vo l:1 4 . No :1 . pp : 1 -1 9 .

Lenno x, C. S. 2 0 00. Do Co mp anies Su ccess fu ll y E n gage in Op in io n S ho p p ing: E vid e nce fr o m T he UK ?. Jo u rna l o f A cco un ting

and E co no mics. Hal: 3 21 -3 3 7.

M asp up ah. 2 01 3 . Ana lisis F a kto r - Fakto r ya ng M em p en gar u h i Pener imaa n Op ini Au d it Go ing Co ncer n p ad a Peru sahaa n M anu faktu r ya ng T erd aftar d i D aft ar E fek S yar iah T ahu n 2 0 08 -201 1 . S krip si. Yo g ya kar ta : Univers it as Is lam N eger i Su nan Ka lijaga.

Nu ratam a, I P u tu . 201 1 . P engar u h T enu r d an R ep u tasi K anto r Aku ntan Pu b lik p ad a Ku alita s Au d it d enga n Ko mit e Au d it s eb aga i Variab el M o d er asi ( Stu d i K asu s p ad a Per u sahaa n M anu f a ktu r yan g T er d aftar d i BE I T ahu n 2 00 4- 200 9 ) . Tesis. D enp asar : Un iver s itas Ud a ya na.

, Atiek Sr i. 2 0 06. Pen gar u h K ar akt erist ik Ko m ite Au d it ter had ap Ketep ata n Waktu Pelap o r an Keu ang an p ad a Per u saha an Pub lik yang T ercat at d i BE J . Tesis. Semar ang: Univer s ita s Dip o nego r o .

Ro b inso n, D iana R. d an Owens - Jackso n, L isa A. 200 9 . Aud it Co mm itte e C haracter ist ics and Au d itor Chan ges . A ca d emy o f

(16)

308 Setiawa n, Sant y. 2 0 0 6 . Op ini Go ing C o ncer n d an P r ed iks i Keb an gkr u tan P er u sa haan. Ju rn a l I lmiah A kun tan si . Vo l: 5 . No : 1 . Ha l: 5 9 -67 .

Sr im ind ar ti, Ceac ilia. 2 0 06 . Op ini Au d it d an P er ga nt ia n Au d ito r : Ka jian Ber d as ar ka n Res iko , Ke mamp u an P er u saha an d an Kiner ja Au d ito r . Fo ku s E kono mi. Vo l. 5, No . 1 , Hal: 6 4 -76 .

Su list iar ini, E nd ina. d an Su d arno . 2 012 . Analis is Fa kto r -Fakto r Perg ant ian Kan t o r Aku nta n Pu b lik ( Stu d i E mp ir is p ad a Per u sahaan M a nu f aktu r d i Bu r sa E f ek I nd o nes ia Per io d e 200 6 -201 0 ). Dipo n ego ro Jou rna l o f Acco un ting . Vo l. 1 , No . 2 , Hal: 1 -1 2 . Su santo , Yu liu s Ku rn ia. 2 0 09. Fakto r - Fakto r yan g M em p en gar u hi P ener im aa n Op ini Au dit Go in g Co ncer n p ad a Per u sahaan P u b lik S ekto r M anu fa ktu r . Jurn a l B isn is da n A ku n ta n si. Vo l: 1 1 . No : 3 . Hal: 1 55 -1 7 3.

Va nstr aele n, An n. 2 0 0 0. Go ing Co n cer n Op in io ns, Au d ito r Swit c hing, a nd Self Fu lf illing Pr o p hec y Ef fect E xam ined in t h e Re gu lato r y Co nte xt o f Belg iu m. Jo u rnal o f A ccoun ting , Au d iting

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga muslim dapat menjadikan buku ini dibahas dalam pertemuan rutin, seperti buku-buku bermanfaat lainnya. Seorang imam masjid dapat menyampaikan isi buku ini kepada jamaah

Penilaian kinerja non keuangan terhadap karyawan Kantor Kecamatan Nganjuk adalah 78,27% dengan rincian masing-masing perspektif adalah perspektif bisnis internal sebesar

Pernyataan-peryantaan penting dalam semiotika berasal dari Benjamin Whorf dan rossi-Landi, 3 yang disebut sapir- worf linguistic relativity principle menyatakan bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) pelaksanaan program keluarga harapan(PKH) 2) pendapat masyarakat terhadap program keluarga harapan(PKH), Dan 3) Dampak

Bertujuan memberikan keyakinan apakah laporan keuangan dari organisasi yang diaudit telah menyajikan secara wajar tentang posisi keuangan, hasil operasi atau usaha, dan arus

• In response to the increase of the FED rate, I expect Bank Indonesia will increase, or hold, the BI rate: domestic economy will weaken, private consumption and investment

Mula- m ula benda diam , kem udian pegas. dit ar ik 0,5 m dan dilepaskan

Tanzeh, Pengantar Metode..., hal.. memastikan data mana yang dianggap benar. Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam rangka