• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anatomi dan fisiologi ginjal.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anatomi dan fisiologi ginjal.ppt"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Anatomi dan fisiologi ginjal

(2)
(3)

Anatomi ginjal

• Ginjal terletak di ruang retroperitoneal antara Vth12 atau VL1 dan VL4

• Tiap ginjal terdiri atas 8-12 lobus yang berbentuk piramid

• Lapisan luar (korteks) mengandung

glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok2 dan duktus koligens

(4)

Anatomi ginjal

• Lapisan dalam (medula) mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa Henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal • Puncak piramid menonjol ke dalam

disebut papil ginjal

• Duktus koligens bermuara pada duktus papilaris Bellini yang ujungnya bermuara di papil ginjal

(5)

Anatomi ginjal

• Ada 18-24 muara duktus Bellini  area kribrosa

• Antara 2 piramid terdapat jaringan korteks tempat masuknya cabang2 arteri renalis  kolumna Bertini

• Beberapa kaliks minor bersatu

membentuk kaliks mayor yang bersatu menjadi pelvis ginjal dan bermuara ke dalam ureter

(6)

Sirkulasi ginjal

• Tiap ginjal menerima kira2 25 persen isi sekuncup jantung

• Suplai darah di tiap ginjal berasal dari a. renalis yang keluar dari aorta

• A. renalis bercabang menjadi a.

interlobaris yang berjalan melewati

medula menuju batas antara korteks dan medula  bercabang menjadi a. arkuata  a. interlobularis  arteriol aferen

(7)

Struktur nefron

• Tiap ginjal mengandung 1 juta nefron ( glomerulus dan tubulus yang

berhubungan dengannya)

• Tiap nefron terdiri dari: glomerulus dan

kapsula Bowman, tubulus proksimal, ansa Henle dan tubulus distal

• Glomerulus bersama kapsula Bowman disebut badan Malpigi

(8)
(9)
(10)

Fungsi normal ginjal

1. Ultrafiltrasi glomerulus

2. Reabsorbsi tubulus terhadap solut dan air

3. Sekresi tubulus terhadap zat-zat organik dan anorganik

(11)

Populasi glomerulus ada 2 macam

• Glomerulus korteks yang mempunyai ansa Henle yang pendek dan berada di korteks

• Glomerulus jukstamedular: mempunyai ansa Henle yang panjang sampai ke

(12)

Struktur nefron

• Glomerulus merupakan kapiler yang berfungsi sebagai penyaring

• Kapiler glomerulus dibatasi sel-sel endotel, mempunyai sitoplasma dan punya banyak lubang disebut fenestra • Membran basal glomerulus membentuk

lapisan berkesinambungan antara sel

endotel dan mesangial di satu sisi dan sel epitel di sisi lain

(13)

Membran basalis mempunyai 3 lapisan: • Lamina densa yang padat (di tengah) • Lamina rara interna ( terletak antara

lamina densa dan sel endotel)

• Lamina rara eksterna ( terletak antara lamina densa dan sel epitel)

(14)

Fisiologi ginjal

1. Fungsi ekskresi 2. Fungsi endokrin

(15)

Fungsi ekskresi

1. Ekskresi sisa metabolisme protein

Ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam urat

Bila terjadi kerusakan  azotemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia,

(16)

Fungsi ekskresi

2. Regulasi volume cairan tubuh

tubuh kelebihan cairan  rangsangan ke a. karotis interna ke osmoreseptor di

hipotalamus anterior diteruskan ke hipofisis posterior  produksi ADH dikurangi  diuresis banyak

(17)

3. Menjaga keseimbangan asam basa keseimbangan asam dan basa tubuh diatur oleh paru dan ginjal

sesuai hukum Henderson Hasselbach ph= 6,1(konstan)+ log Na HCO3 (ginjal

H2 CO3 (paru) Paru menjaga jumlah H2CO3 dalam

plasma (N=1,15 -1,35 mEq/L) dengan mengatur kadar PCO2 dan ginjal

menjaga konsentrasi NaHCO3 (N=25-27mEq/L) dengan cara menyerap

(18)

Fungsi endokrin

1. Partisipasi dalam eritropoesis

proeritropoetin (hati)  eritropoetin oleh faktor eritropoetik ginjal

(19)

Fungsi endokrin

2. Pengaturan tekanan darah

bila terjadi iskemia ginjal granula renin dilepaskan oleh aparat juksta glomerular, renin merubah angiotensinogen dalam

darah  angiotensin 1angiotensin 2 oleh konverting enzim dari paru 

vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan merangsang korteks kelenjar

adrenal untuk memproduksi aldosteron ( meretensi air dan Na)

(20)

Fungsi endokrin

3. Keseimbangan Calsium dan fosfor vit. D (kolekalsiferol) dirubah di hati

menjadi 25 (OH)-kolekalsiferol (D3)  dirubah kedua kalinya di ginjal menjadi 1,25 (OH)2 D3 menjadi metabolit aktif dan dapat menyerap kalsium di usus

Kadar kalsium darah berbanding terbalik dengan kadar retensi fosfor

(21)

Lanjutan no 3.

Hipokalsemia  merangsang kelenjar paratiroid memproduksi parathormon (PTH) dengan maksud meningkatkan kadar kalsium darah, dengan cara

memobilisasi kalsium tulang  kerusakan tulang (rikets ginjal atau osteodistrofi)

(22)

Filtrasi glomerulus

• Darah mengalir ke kapiler glomerulus

plasma disaring melalui dinding kapiler glomerulus

• Hasil filtrasi bebas sel, mengandung semua substansi plasma (elektrolit,

glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein dg BM rendah, kecuali protein dg BM > 68.000 seperti albumin dan globulin)

(23)

Filtrasi glomerulus

• Filtrat dikumpulkan di ruang Bowman dan masuk ke tubulus  urin

• Laju filtrasi glomerulus (LFG) =

penjumlahan seluruh laju filtrasi nefron yang masih berfungsi (SN GFR)

(24)

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi filtrasi glomerulus

1. Perubahan aliran darah glomerulus 2. Perubahan pada tekanan hidrostatik

glomerulus

3. Perubahan tekanan kapsula Bowman dan tubulus

4. Perubahan tekanan onkotik plasma 5. Perubahan permeabilitas kapiler

(25)

Reabsorsi dan sekresi tubulus

• Setelah terjadi filtrasi maka ultrafiltrat sampai di tubulus dan mengalami

penambahan zat (sekresi) dan

pengurangan zat terlarut (reabsorbsi) ekskresi zat

(26)

Reabsorbsi dan sekresi tubulus dilakukan dengan 2 cara:

1. Difusi pasif mengikuti gradien kimia atau gradien listrik

2. Transport aktif melawan gradien-gradien tersebut

(27)

Reabsorbsi dan sekresi pada

tubulus

(28)

Tubulus proksimal

• Meresobsi 60-70% cairan ultrafiltrat secara isotonik

• Na masuk tubulus proksimal secara pasif menuruni gradien kimia  dipompa keluar sel melawan gradien kimia

• Reabsorbsi berbagai zat lain berjalan berpasangan dengan Na, mis. glukosa, fosfat dan berbagai macam asam amino, bikarbonat. Penyerapan bersifat isotonik

(29)

Ansa Henle

• Ramus descenden ansa Henle punya dinding yang tidak permeabel terhadap zat-zat terlarut tetapi permeabel terhadap air air akan keluar dari ansa Henle krn medula bersifat hipertonik

• Pada ramus asenden yang berdinding tebal terjadi transpor klorida secara aktif dan Na secara pasif tetapi tidak diikuti air  diujung atas ansa Henle cairan jadi

(30)

Tubulus distal

• Pada tubulus distal dan koligen kortikal terjadi reabsorbsi Na 25%

• Transpor Na terjadi secara aktif

• Terjadi sekresi K dan hidrogen menuruni gradien listrik akibat dari transpor Na

• Adanya hormon aldosteron meningkatkan permeabilitas membran terhadap Na dan peningkatan Na-K-ATPase yang

(31)

Tubulus distal

• Ion H+ disekresi ke dalam lumen dan

HCO3- yang baru terbentuk masuk

kembali ke sirkulasi

• pH sel tubulus sekitar 7,3 sedang pH cairan lumen tubulus turun sampai 4,5 • Ion hidrogen dalam sel tubulus

membentuk ion kompleks dengan fosfat dan amonia yang tidak permeabel

terhadap membran sel  difusi kembali dapat dicegah

(32)

Duktus koligens

• Dinding medula epitelnya tak dapat dilalui air kecuali bila ada ADH atau vasopresin tak ada ADH  urin encer (hipotonik) • ADH berikatan dengan reseptor V2 pada

membran basolateral sel epitel duktus

koligens dan merangasang adenilsiklase yang terikat pada membran  air

merembes melalui membran sel yang semula tak permeabel

(33)

Ekskresi air

• Jumlah filtrasi melalui cairan glomerulus tiap hari = 125 ml/menit = 180l/24 jam, rata2 volume urin per hari 1-2 liter

• Penyerapan air di tubulus distal dan

koligen diatur oleh hormon ADH (suatu oktapeptida yang dikeluarkan oleh

kelenjar hipofise posterior) dengan

meningkatkan permeabilitas epitel duktus terhadap air

(34)

Pengeluaran ADH dipengaruhi oleh: 1. Peningkatan osmolalitas plasma

2. Penurunan volume ekstraseluler aktif

3. Stimulus lain spt. rasa sakit, takut, atau obat-obatan mis. nikotin dan opium

(35)

Macam diuresis

• Diuresis air ciri-ciri:

- jumlah urin bertambah banyak

- berat jenis (BJ) urin < plasma (< 300 mOsm/kg)

- BJ urin rendah <1,006 - klirens air bebas positif

(36)

Diuresis air ditemukan pada:

Poliuria akibat diabetes insipidus • Minum banyak alkohol

(37)

Diuresis osmotik Ciri-ciri:

1. Kencing banyak dan pekat

2. Osmolalitas urin tinggi, tidak pernah < 300 mOsm/kg

3. BJ urin tinggi

4. Klirens air bebas negatif

(38)

Diuresis osmotik ditemukan pada

• Penggunaan obat-obat diuretika, karena menghambat Na

• Penggunaan manitol

• Poliuria pada diabetes mellitus karena gula yang keluar dalam urin menarik air

(39)

Mekanisme Counter Current

Adalah mekanisme untuk memekatkan urin (daya konsentrasi) yang bertujuan

untuk mengeluarkan banyak solut dengan sedikit air

(40)

Mekanisme Counter Current terdiri atas 2 komponen , yaitu

1. Counter Current multiplier pada ansa

Henle

2. Counter Current exchanger pada vasa

(41)

Pengaturan keseimbangan asam basa Untuk melakukan hal ini terjadi

serangkaian reaksi di tubulus ginjal, yaitu: 1.sekresi ion hidrogen oleh tubulus ginjal 2.Reabsorbsi ion natrium

3.Reabsorbsi ion bikarbonat 4.Sistem dapar fosfat

Referensi

Dokumen terkait

Secara mikroskopis, ginjal walet dan sriti memiliki ukuran glomerulus medula lebih besar dibanding dengan glomerulus korteks.. Struktur mikroskopis/histologis antara ginjal walet

Keseluruhan mekanisme ekskresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut: Sejumlah besar ion bikarbonat disaring secara terus menerus ke dalam tubulus, dan

• Tubulus pengumpul ; reabsorsi H2O dalam jumlah bervariasi, cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul, menjadi urin yang kemudian masuk ke pelvis ginjal.. Disini

a) Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. b) Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. c) Piramid antara

Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi

Dinding kalises, pelvis, dan ureter terdiri dari elemen kontraktil yang mendorong urin menuju vesika urinariaSistem kemih manusia terdiri dari organ pembentuk urin yaitu ginjal, serta