• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA KERJA PLATINA TERMODIFIKASI FILM POLIPIROL-ASAM GLUTAMAT (PPy-Asg)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI ELEKTRODA KERJA PLATINA TERMODIFIKASI FILM POLIPIROL-ASAM GLUTAMAT (PPy-Asg)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI

ELEKTRODA KERJA PLATINA TERMODIFIKASI FILM

POLIPIROL-ASAM GLUTAMAT (PPy-Asg)

Anceu Murniati A Buchari B Kelompok Keahlian Kimia Analitik

AJurusan Kimia Fakultas MIPA-UNJANI Jl.Terusan Sudirman PO.BOX 148 Cimahi

BProgram Studi Kimia FMIPA-ITB. Jl.Ganesha No.10 Bandung

Email : an_murniati@yahoo.co.id

Abstrak

Telah dilakukan penelitian pembuatan dan karakterisasi elektroda platina termodifikasi film polipirol-asam glutamat (PPy-Asg) dengan metode elektropolimerisasi secara voltammetri siklik (CV). Diperoleh optimasi kondisi elektropolimerisasi film PPy-Asg yaitu 0,05 M ; 0,01 M dan KClO4 0,1 M sebagai elektrolit

pendukung. Pelapisan film PPy-Asg digambarkan voltammogram sebanyak 10 siklus pada potensial 0-1000 mV dan laju selusur 100 mV/detik. Hasil rekaman FTIR film PPy-Asg memberikan pola spektrum khas dari pirol ditandai gugus fungsi N-H amina (3407 cm-1); C-H lingkar aromatik (3103 cm-1) ; C=C alkena (1680 cm-1), pada spektrum polipirol terdapat puncak yang lebih tajam dan terjadinya pergeseran bilangan gelombang menandai suatu polimerisasi dengan vibrasi melemah (pergeseran puncak N-H amina dari 3407 cm-1 menjadi 3398 cm-1 sedangkan pola spektrum PPy-Asg ditandai gugus fungsi O-H karboksilat (3123 cm-1) memungkinkan interaksi dari asam glutamat yang teramobilkan dalam jaringan polipirol. Hasil uji elektroda memberikan perilaku nerstian sebesar 59,82 mV/dekade pada konsentrasi larutan standar asam glutamat (Asg) 10-1-10-4 M dengan koefisien korelasi sebesar 0,99. Usia pemakaian elektroda terlapis film PPy-Asg adalah 14 hari ditandai dengan perubahan respon potensial (drift) sebesar 11,641 mV/hari. Nilai koefisien selektivitas menyatakan keberadaan glutamin dalam larutan uji cukup mengganggu terhadap asam glutamat (Kij > 1) sedangkan glisin dan leusin tidak mengganggu (Kij  1), sehingga elektroda termodifikasi film PPy-Asg cukup selektif terhadap asam glutamat (Asg).

Kata kunci: elekroda, film PPy-Asg.

elektropolimerisasi, voltammogram, potensial

Abstract

Condition of fabrication and characterization of platinum wire coated by polypyrrolle-glutamic acid film (PPy_Asg) electrode by electropolymerization methods in cyclic voltammetry (CV) has been studied. The optimum electropolymerization of PPy-Asg was between 0.05 M/0.01 M and 0.1 M of KClO4 as

supporting electrolyte. The potential scan was between 0 to 1000 mV and scan rate was carried out at 100 mV/s for 10 cycles. FTIR spectrum from pyrrolle by functional group of N-H amine ( 3407 cm-1); C-H aromatic ( 3103 cm-1) ; C=C alkene ( 1680 cm-1), spectrum of polypyrrolle there is sharper top and the happening of friction of polymerize is marked with weaken vibration ( friction of top N-H amine out of 3407 cm-1 becomes 3398 cm-1, the spectrum of PPg-Asg is marked by functional group O-H ( 3123 cm-1) what enables existence imobilized glutamic acid in polypirrolle network. The working electrode showed prepared nerntian behaviour which was 59.82 mV/decade at 10-2 to 10-4 M , with R2= 0.99 . The usage of PPy-Asg electrode was 14 days with change of potential response ( drift) 11,641 mV/days. Selectivity coefficient value express existence of glutamin in condensation of test enough bothering to glutamic acid ( Kij > 1) while glisin and leusin were not interference ( Kij < 1), so the film PPy-Asg electrode was enough selective to glutamic acid ( Asg).

Keywords : electrode, PPy-Asg film,

electropolymerization, voltammogram,

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini, polipirol (PPy) merupakan salah satu polimer konduktif yang paling menjanjikan, dan telah diterima secara

komprehensif, karena memiliki

karakteristik yang sempurna, termasuk preparasi yang mudah, stabil, konduktivitas tinggi. PPy dapat memiliki penerapan yang luas dalam berbagai bidang, seperti sensor dan piranti-piranti elektrik. Contoh penerapan PPy untuk keperluan biosensor adalah penelitian Elkinci et al. (2007) dan Kiralp et a.l (2003). Film PPy diperoleh dengan cara elektropolimerisasi secara voltammetri siklik (CV) yaitu dengan mendepositkan monomernya dalam larutan elektrolit pada permukaan elektroda pada potensial anodik (oksidasi). Elektron pada konduksi polimer mampu merubah keadaan konduktif selama proses reduksi ataupun oksidasi. Dengan terbentuknya muatan positif pada polipirol maka anion tertentu dapat disisipkan dengan memanfaatkan

antaraksi perbedaan muatan untuk

mendapatkan polipirol termodifikasi

(Wang, 2000). NH NH NH NH N H n polipirol pirol elektroda e- e-+

Gambar 1. Pertumbuhan film PPy (Cheung

etal., 1990)

Menurut Wang, PPy yang bermuatan positif dapat bergabung secara reversibel dengan spesi anionik pada suatu larutan melalui proses oksidasi dan reduksi :

e A P A P     _

dengan P adalah PPy dan A- sebagai dopan anion untuk menetralkan muatan. Adanya antaraksi perbedaan muatan dari PPy

melalui penyisipan anion dapat

menghasilkan PPy yang termodifikasi.

Proses reaksi redoks dari PPy selama CV terdiri dari tiga tahap. Pertama, selama

proses pertumbuhan polimer dengan

potensial dari -0,5 sampai +0,5 V dalam keadaan polimer netral. Kedua, setelah tercapai potensial oksidasi dari PPy, anion berdifusi memasuki polimer yang sedang tumbuh untuk menetralkan muatan polimer. Ketiga, ketika scan siklus kembali terjadi proses reduksi, anion lepas (Cheung et al, 1990). Dalam keadaan oksidasi, sistem

konjugasi elektron memperlihatkan

pelepasan elektron mendorong ke arah polimer konduktif. Muatan positif itu diimbangi oleh counter ion X-. Dalam keadaan reduksi, elektron bertambah, dan menghilangnya muatan positip dari rantai polimer. Secara serempak, counter ion itu

dipindahkan dari polimer untuk

menetralkan muatan. Jika mobilitas X -rendah, kation harus menyerap muatan negatip dari lingkungan sekitarnya. Dengan cara ini polimer dapat dengan mudah disetel sebagai anion dan penukar kation.

Pada polimerisasi secara elektrokimia, monomer dilarutkan dalam pelarut yang sesuai yang berisi larutan garam sebagai elektrolit pendukung. Monomer tersebut dioksidasi pada permukaan elektroda pada potensial anodik (oksidasi). Pada oksidasi awal, monomer membentuk radikal kation lalu bereaksi dengan monomer lain dalam

larutan membentuk oligomer dan

pertumbuhan rantai selanjutnya terbentuk

polimer. Perpanjangan polimer

terkonyugasi yang dihasilkan

mengakibatkan terjadinya penurunan

potensial oksidasi dibandingkan dengan oksidasi monomer.

elektroda polimer larutan

PPyo X

-elektroda polimer larutan

PPyo X

-elektroda polimer larutan

PPyo X

-elektroda polimer larutan

PPyo X -e -e -tahap-1 tahap-2 tahap-3 tahap-1

Gambar 2 Transfer anion selama proses redoks pada pertumbuhan polimer PPy

(3)

2

Elektroda termodifikasi polimer telah

dipertunjukkan sebagai sensor

potentiometrik untuk menentukan berbagai ion ataupun molekul serta aplikasi biologi (Alumaa et al., 2000; Cheung et al., 1990) telah meneliti bahwa asam glutamat dan dopamin dapat dijerap dan dilepaskan dari membran film polipirol dengan potensial yang terkontrol.

Asam glutamat dengan rumus molekul C5H9NO4 adalah suatu asam amino yang merupakan salah satu komponen penting protein yang dibutuhkan tubuh kita. Gugus R pada asam glutamat bermuatan negatif dan mempunyai tambahan gugus karboksil. Sifat gugus R pada asam glutamat menentukan polaritasnya. Asam glutamat dapat diproduksi dari senyawa lain , yaitu hidrolisis dari glutamin dengan enzim GLS dan GLS-2 (Lehninger, 1995 )

glutamin + H2O → asam glutamat + NH3 Asam glutamat yang merupakan suatu asam amino, apabila larut dalam air akan membentuk zwitter ion (ion amfoter dan memiliki titik isoelektrik sebesar 3,22.

Telah dilakukan penelitian tentang

pelapisan Ppy pada elektroda (Purwanto, 2004); amobilisasi suatu asam amino pada fim PPy (Suratman, 2003); Ernayati (2005). Optimasi kondisi elektropolimerisasi diperoleh dari variasi dua elektroda Pt pada kondisi komposisi berbeda dari larutan pirol dan KClO4 sebagai elektrolit pendukung. Uji kinerja elektroda tersebut dengan parameter faktor nerst dan batas deteksi. Dengan merujuk pada kajian penelitian sebelumnya tentang kondisi optimasi elektropolimerisasi film PPy-Asg penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini telah dibuat elektroda kerja kawat platina yang dimodifikasi dengan film polipirol-asam glutamat (Ppy-Asg). Karakterisasi elektroda termodifikasi Ppy-Asg yaitu perilaku nerstian, usia pemakaian elektroda dan koefisian selektivitas. Dengan demikian elektroda termodifiksai film Ppy-Asg diharapkan dapat menghasilkan suatu

elektroda kerja yang memenuhi

karakteristik elektroda membran selektif ion (ESI) sebagai sensor potensiometrik asam glutamat. Hasil rekaman FTIR memberikan informasi bahwa kehadiran ionofor asam glutamat damobilisasi dalam jaringan film polipirol.

METODOLOGI 1. Bahan Kimia

Bahan-bahan kimia yang digunakan

berkualitas pro analisis sebagian besar

produk Merck. Sebagai monomer

digunakan pirol 98 % (Sigma-Aldrich)

digunakan sebagai bahan pembuatan

polipirol, asam glutamat merupakan

ionofor. Sebagai elektrolit pendukung

digunakan KClO4. Digunakan juga larutan glutamin, glisin, leusin yang dipelajari pengaruhnya sebagai ion pengganggu. Semua senyawa tersebut dilarutkan dengan pelarut akuabides.

2. Peralatan

a. Peralatan pembuatan elektroda kerja

Digunakan kawat platina dengan diameter 0,4 mm dan panjangnya sekitar 2 cm. Untuk melengkapi panjang dari elektroda kerja tersebut digunakan batang tembaga dengan diameter 0,6 mm dengan panjang 7 cm. Sedangkan penggunaan soder dan timah untuk mematri antara tembaga dengan platina.

b. Peralatan pengukuran

Peralatan gelas yang biasa digunakan di laboratorium kimia. Untuk mempercepat pelarutan reagen dan sampel digunakan pengaduk magnetik dan batang magnetik, sedangkan untuk pengukuran pH digunakan pH-meter. Peralatan elektropolimerisasi PPy-Asg yaitu seperangkat sel elektrolisis terdiri dari elektroda kerja Pt, elektroda pembanding Ag/AgCl dan elektroda bantu dari kawat Pt (Gambar.3).

(4)

3

Gambar 3. Satu set mini sel elektrolisis Satu sel elektrolisis tersebut dihubungkan dengan potensiostat yang dilengkapi dengan satu set komputer dengan program

Basi-Epsilon dan pengolah data voltamogram

siklik dilakukan dengan program Origin7.

Digunakan FTIR untuk karakterisasi

lapisan film pirol, PPy dan Ppy-Asg.

c. Konstruksi elektroda kerja

Kawat Pt dengan diameter 0,4 mm dan panjangnya 2 cm dipatri dengan kawat tembaga yang panjangnya 5 cm. Elektroda tersebut dimasukkan ke dalam badan elektroda gelas sedemikian rupa sehingga kawat platina keluar dari badan elektroda dengan panjang sekitar 1 cm.

Gambar 4 Konstruksi elektroda kerja Pt

3. Pembuatan larutan

Dibuat larutan untuk keperluan

elektropolimerisasi pirol yaitu pirol 0,05 M, asam glutamat 0,01M dan kalium perklorat 0,1 M. Untuk keperluan pengukuran koefisien selektivitas dibuat beberapa larutan berikut: asam glutamat 0,25 M, glutamin 0,25 M larutan glisin 0,25 M; dan larutan leusin 0,25 M.

4. Pelapisan film PPy-Asg pada elektroda kerja Pt

Pelapisan elektroda kerja Pt dilakukan dalam sel elektrolisis yang terdiri dari elektroda kerja platina, elektroda pembantu dan elektroda pembanding Ag/AgCl. Sel elektrokimia tersebut dihubungkan dengan

potensiostat. Pemindaian potensial

dilakukan secara voltametri siklik

(Gambar.5).

Gambar 5. Sel elektropolimerisasi pirol secara voltametri siklik

5. Optimasi elektropolimerisasi pirol

(Murniati et al, 2007)

Optimasi elektropolimerisasi PPy-Asg meliputi pemilihan daerah potensial kerja, jumlah siklus, laju selusur dan komposisi larutan elektropolimerisasi. Optimasi

pengukuran diperoleh pada jendela

potensial 0-1000 mV dan laju selusur 100 mV/s sebanyak 10 siklus. Sedangkan untuk komposisi larutan elektropolimerisasi pirol terdiri dari Py-Asg 0,05 M dan 0,1 M dengan larutan KClO4 0,1 M.

6.Karakterisasi film dengan FTIR

Sejumlah pirol, polipirol dan PPy-Asg dilakukan uji FTIR untuk memperoleh informasi gugus fungsi dari masing-masing struktur tersebut.

7.Karakterisasi elektroda kerja terlapis polipirol-asam glutamat

Karakterisasi dilakukan secara

potensiometrik yaitu pengukuran potensial

yang meliputi penentuan trayek

pengukuran, faktor nernst, waktu respon, umur elektroda, dan selektivitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Hasil pelapisan film PPy-Asg

Optimasi kondisi eletropolimerisasi Ppy-Asg Optimasi pengukuran diperoleh pada jendela potensial 0-1000 Mv dan laju selusur 100 mV/s sebanyak 10 siklus.

Sedangkan untuk komposisi larutan

elektropolimerisasi pirol terdiri dari Py-Asg 0,05 M dan 0,1 M dengan larutan KClO4 0,1 M seperti pada Gambar . 6 berikut :

(5)

4

-1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 -0.002 -0.001 0.000 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 i (A) E (V) 1,2 V (0,005 A) 1,18 V (0,006 A) a 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 -0.002 -0.001 0.000 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 i (A ) E (V) b 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 -0.002 0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 i (A) E (V) PPy PPy-Asg c

Gambar 6. (a).PPy dua siklus, (b). PPy 10 siklus dan (c). PPy-Asg 10 siklus

2.Hasil rekaman FTIR

Dihasilkan rekaman puncak-puncak serapan yang khas spektrum FTIR dari senyawa pirol, polipirol dan polipirol-asam glutamat (Ppy-Asg):

Gambar 7. Spektrum IR dari Py, PPy, dan PPy-ASg.

Puncak serapan struktur Py ditandai dengan gugus fungsi N-H amina pada 3407 cm-1, C-H lingkar aromatik pada puncak 3103 cm-1, C=C alkena pada 1680 cm-1, C=C cincin aromatik, C-N amina seperti pada Tabel 1

Tabel 1. Hasil analisis FTIR Py

Puncak serapan

(cm-1)

Gugus fungsi Bentuk pita

3407 N-H, amina kuat,tajam

3103 C-H lingkar

aromatik

sedang,tajam

1680 C=C alkena sedang, tajam

1525 - 1564 C=C cincin

aromatik

sedang, tajam

1420 - 2940 C – H alkana sedang, tajam

1287-1137 C-N amina kuat, tajam

Spektrum IR Py (Gambar.7b) memiliki puncak lebih tajam dan Ppy mengalami pergeseran puncak, karena terbentuk polimerisasi (molekul bertambah besar) sehingga vibrasi melemah. Gugus N-H amina dari Py pada puncak 3407 cm-1 mengalami pergeseran menjadi 3398 cm-1 sebagai PPy (Tabel 2)

(6)

5

Tabel 2. Hasil analisis FTIR polipirol

Puncak serapan

(cm-1)

Gugus fungsi Bentuk pita

3398 N-H, amina kuat, melebar

3134 C-H lingkar

aromatik

sedang,tajam

2920 C-H alkana sedang, tajam

1541 C=C cincin

aromatik

sedang, tajam

1400 C-N amina sedang, tajam

905  C=C  alkena sedang, tajam

Struktur PPy-Asg) Gugus fungsi O-H karboksilat pada puncak 3123 cm-1, yaitu puncak melebar sampai sekitar 2000 cm-1. Puncak serapan sebelumnya terdapat pada puncak sekitar 2000 – 3500 cm-1. Hal ini memungkinkan adanya interaksi dari asam glutamat yang teramobilkan dalam jaringan PPy

Tabel 3. Hasil analisis FTIR PPy-Asg

Puncak serapan

(cm-1) Gugus fungsi Bentuk pita

3123 O-H dan C-H kuat, melebar

1541 C=C cincin

aromatik

sedang,tajam

1400-1464 C-H alkana sedang, tajam

1288-1089 C-O asam

karboksilat

kuat, tajam

1137-1287 C-N amina sedang, tajam

905  C=C  alkena sedang, tajam

3. Perilaku nerstian

Untuk karakterisasi elektroda kerja kawat

Pt termodifikasi PPy-Asg dilakukan

pengukuran potensial terhadap larutan standar asam glutamat pada konsentrasi 10-1 sampai 10 -4 M

Tabel 4. Perilaku Nerstian elektroda

-log [asam

glutamat] Persamaan nernst

R2 10-1 – 10-5 Y = 45,488 x + 65,88 0,94 10-1 – 10-4 Y = 56,378 x + 44,10 0,99 10-2 – 10-5 Y = 41,764 x + 80,78 0,89 10-1 – 10-4 Y = 59,820 x + 32,63 0,99 4. Selektivitas

Dari kajian selektivitas diharapkan elektroda kerja hanya merespon asam glutamat saja tanpa merespon ion-ion

pengganggu senyawa lainnya. Untuk

melihat pengaruh ion pengganggu terhadap elektroda termodifikasi Ppy-Asg, telah dilakukan pengukuran potensial dari senyawa asam amino lainnya yaitu glisin, leusin, dan glutamin serta ion utama asam glutamat.

Tabel 5 Tetapan selektivitas dari asam amino ion pengganggu asam amino pot K ij Glutamin 2,40 Glisin 0,51 Leusin 0,14

Berdasarkan Tabel 4. keberadaan glutamin

dalam campuran cukup mengganggu

terhadap asam glutamat sedangkan glisin dan leusin tidak mengganggu karena Kij  1. Dengan demikian elektroda termodifikasi polipirol-asam glutamat cukup selektif terhadap asam glutamat terkecuali asam amino dengan gugus R yang mirip seperti glutamin dengan R dari rumus molekul glutamin adalah (CH2)2NH2 , karena asam glutamat diperoleh dari hidrolisis glutamin

(Lehninger, 1995) Pengaruh ion

pengganggu terhadap asam glutamat dapat dilihat di bawah ini

Gambar 8. Selektivitas 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2 3 4 E ( m V )

- log [asam amino]

ASAM GLUTAMAT

GLISIN LEUSIN GLUTAMIN

(7)

6

5. Waktu respon

Waktu respon adalah waktu yang

dibutuhkan oleh elektroda yang tercelup dalam asam glutamat ketika diukur sampai mendapatkan potensialnya stabil. Dalam Tabel 5. dapat ditunjukkan bahwa secara umum makin rendah konsentrasi asam glutamat maka waktu responnya makin

besar. Pada konsentrasi rendah

perpindahan muatan ion asam glutamat dari larutan sangat lambat untuk mencapai permukaan elektroda kerja.

Tabel 6.Waktu respon konsentrasi asam glutamat terhadap potensial elektroda

-log

asam glutamat Waktu respon (detik)

7 115 6 180 5 150 4 130 3 120 2 64 1 15

Sedangkan pada konsentrasi yang tinggi

10-1–10-2 perpindahan anion asam glutamat ion asam lebih cepat. Hal ini bisa

dipengaruhi oleh komposisi asam glutamat dalam membran sebesar 10-2 M. Pada konsentrasi 10-7 waktu respon potensial sudah tidak stabil lagi . Pada konsentrasi asam glutamat antara 10-1- 10-4 M, waktu respon yang sesuai bagi analisis kuantitatif yang menggunakan kurva kalibrasi adalah  130 detik atau  2 menit.

0 50 100 150 200 7 6 5 4 3 2 1

- log (asam glutam at)

w a k tu r e s p o n ( d e ti k )

Gambar 9. Hubungan waktu respon konsentrasi asam glutamat terhadap potensial.

6. Umur Elektroda

Usia pemakaian elektroda PPy-Asg

diperoleh dengan cara mengukur potensial dari sejumlah larutan standar asam glutamat. Salah satu hasil yang diperoleh yaitu dengan perilaku nernstian. Cara tersebut dilakuan setiap hari sampai nilai dari faktor nenst stabil.

Ketika terjadi perubahan nilai potensial dan

faktor nernst maka usia pemakaian

elektroda kerja tersebut sudah berakhir. Tabel 7. Usia pemakaian elektroda kerja

Waktu

(hari) Pers. Regresi R2

1 59,82x + 92,477 0,99 2 59,82x + 32,630 0,99 3 55,16x + 116,70 0,95 4 53,00 x + 115,00 0,99 5 54,30x + 129,40 0,95 7 53,45x + 151,92 0,94 9 50,94x + 135,40 0,98 11 51,00 x + 112,67 0,97 12 46,80 x + 252,80 0,85 13 43,95 x + 252,29 0,99 14 31,96 x + 201,75 0,99

Pada hari ke-14 slope (faktor nernst) telah berubah yang menandakan pemakaian elektroda terlapis polipirol asam glutamat masa pakainya adalah 14 hari.

0 10 20 30 40 50 60 70 1 2 3 4 5 7 9 11 12 13 14 w aktu (hari) S lo p e

Gambar 10. Usia pemakain elektroda Jika dibuat persamaan antara harga intersep sebagai fungsi waktu diperoleh persamaan K = 56,69 + 11,64 hari, dengan R2 = 0,66. Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa elektroda mengalami perubahan respon potensial (drift) sebesar 11,641 mV/hari.

(8)

7

Gambar 11 Hubungan K terhadap waktu

KESIMPULAN

Hasil penelitian diperoleh optimasi kondisi elektropolimerisasi film PPy-Asg : 0,05 M ; 0,01 M dan KClO4 0,1 M sebagai elektrolit pendukung ; voltammogram siklik PPy-Asg dalam 10 siklus pada 0-1000 mV ; laju selusur 100 mV/detik. Rekaman FTIR memberikan pola spektrum khas dari Py,

PPy dan PPy-As. Kinerja elektroda

memberikan perilaku nerstian sebesar 59,82 mV/dekade pada konsentrasi asam glutamat 10-1-10-4 M.

Usia pemakaian elektroda terlapis film PPy-Asg adalah 14 hari yang ditandai dengan perubahan respon potensial (drift) sebesar 11,641 mV/hari. Elektroda termodifikasi film PPy-Asg cukup selektif terhadap asam glutamat (Asg).

UCAPAN TERIMAKASIH

1. Terimakasih Kemendiknas atas bantuan beasiswa BPPS Magister ITB 2004-2006

2. Terimakasih kepada Kepala

Laboratorium Penelitian Keahlian Kimia (KK) Analitik ITB yang memfasilitasi kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alumaa, A., A, Hallik., U, Macorg., V, Sammelsel., and J,Tamm (2000): Electrochimica Acta , 49, 1767-1774. Cheung, K.M., Bloor,D. dan Steven.G.C

(1990): The influence of unusual counterions on the electrochemistry and physical properties of polypyrrole,

Journal of Material Science, 25

Elkinci, Olcun., Boyukbayram, A.Elif., Kiralp, Semen., Toppare, Levent and Yagci, Yusuf (2007): Characterization

and Potential Applications of

Immobilized Glucose Oxidase and

Polyphenol Oxidase, Journal of

Macromolecular Science, Part A: Pure and Applied Chemistry, 44, 801–808. Ernayati,W (2005): Pembuatan Elektroda

Tipe Kawat Terlapis Film Polipirol-Lisin dan Penggunannya sebagai sensor Potensiometrik Lisin, Tesis, Departemen Kimia, ITB, Bandung. Kıralp Senem Toppare ., Yagci, and

Yusuf (2003): Immobilization of polyphenol oxidase in conducting copolymers and determination of phenolic compounds in wines with enzyme electrodes, International Journal of Biological Macromolecules,

33, 37–41.

Lehninger, 1995, Dasar-dasar Biokimia,

Jilid I, Penterjemah Maggy

Thenawidjaja, Erlangga, Jakarta.

Murniati,A and Buchari (2007):

Polypyrrolle glutamic acid coated wire

electrode, Proceeding in ICCS,

Yogyakarta: ANL/27-4.

Wang, J. (2000): Analytical

Electrochemistry, second edition, John Willey and sons, New York.

Purwanto, E(2004): Elektropolimerisasi Pirol dan Penggunannya Dalam Studi

Penghantaran Antibiotik melaui

membran, Tesis, Departemen Kimia, ITB, Bandung.

Suratman, A(2003): Pengaruh Asam Amino Pada Proses Elektropolimerisasi Pirol,

Tesis, Departemen Kimia, ITB,

(9)

Gambar

Gambar 5.    Sel  elektropolimerisasi pirol    secara voltametri siklik
Gambar  6.  (a).PPy  dua  siklus,  (b).  PPy  10  siklus dan (c). PPy-Asg 10 siklus
Tabel 3. Hasil analisis FTIR PPy-Asg
Tabel 6.Waktu respon konsentrasi asam    glutamat terhadap potensial  elektroda

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pengembangan sumber daya manusia aparatur yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa yaitu: a.. Meningkatkan kualitas

Pada mulanya pemukiman mereka ditempat yang baru ini adalah terpisah yakni sebelah menyebelah dengan sungai kampar dimana pemukiman suku domo saat itu berjarak + 3 Km

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mengurus administrasi, baik administrasi di kampus maupun di lembaga. Pihak kampus melaksanakan administrasi dengan membuat surat izin

Teknik latihan graphomotor yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada latihan motorik halus, karena kesulitan menulis yang dialami pada siswa berhubungan dengan rendahnya

DAFTAR SATKER REKONSILIASI BMN SEMESTER II TAHUN

Model perumusan distribusi gas radon di da- lam Bumi dilakukan dengan asumsi: 1) koefisien difusi gas radon adalah tetapan yang nilainya sama, 2) radium, selaku sumber

Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat Exchanger 5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses pemisahan (fractination) gas alam

Data LIDAR dapat digunakan untuk membuat model kota 3D dalam LOD1, dimana informasi 3D yang berkaitan dengan digital terain model (DTM) dan model bangunan.. Model kota 3D