• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama : Suhartono

Alamat kantor : Gedung AMDI – B

Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter, Jakarta Utara 14330 Alamat rumah : Jl. Janur Indah VIII Bl. LB 6 no. 10,RT 005/018,

Kelapa Gading, Jakarta Utara

Nomor telepon : (021) 65300627

Jabatan : Presiden Direktur

2. Nama : Juliani Eliza Syaftari

Alamat kantor : Gedung AMDI – B

Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter, Jakarta Utara 14330 Alamat rumah : Jl. Kenanga No.15A RT 005/002,

Cilandak Timur ,Pasar Minggu,Jakarta Selatan

Nomor telepon : (021) 65300628

Jabatan : Direktur Keuangan

menyatakan bahwa:

1. Kami bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT Federal International Finance;

2. Laporan keuangan PT Federal International Finance telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia;

3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT Federal International Finance telah dimuat secara lengkap dan benar;

b. Laporan keuangan PT Federal International Finance tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material;

4. Kami bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam PT Federal International Finance.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Jakarta, 29 Juli 2009 Atas nama dan mewakili Direksi

Suhartono Juliani Eliza Syaftari

(4)
(5)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan 30 Juni 2009 30 Juni 2008

ASET

Kas dan setara kas:

- Pihak ketiga 2b, 3 424,256,208 169,003,149

- Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2b,2p,3,22 139,675,328 32,866,251

Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 867,346,025 pada 30 Juni 2009, Rp 776,828,589

pada 30 Juni 2008 2c,2d,4 7,423,821,602 7,952,640,017

Piutang lain-lain:

- Pihak ketiga 2g,5 75,479,382 67,274,712

- Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2p,5,22 34,839,956 141,863,313

Restitusi pajak 2n,10a 5,392,870 5,392,870

Biaya dibayar dimuka:

- Pihak ketiga 2f,6 62,068,173 61,277,953

- Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2f,2p,6,22 396,017 2,290,423

Tagihan derivatif 2m,13 99,166,532 44,445,847

Aset pajak tangguhan - bersih 2n,10d 279,096,367 306,735,901

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 221,242,551 pada 30 Juni 2009,

Rp 176,999,682 periode 30 Juni 2008 2h,7 128,500,344 141,494,085 -

(6)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan 30 Juni 2009 30 Juni 2008

KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN

Penyalur kendaraan

- Pihak ketiga 23b 95,138,409 32,515,757

- Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2p,22,23b 6,022,451 8,125,170

Hutang lain-lain

- Pihak ketiga 8 92,372,284 43,138,641

Hutang premi asuransi: - Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2p,22 133,416,745 153,159,217

Biaya yang masih harus dibayar 2i,9 332,684,617 310,990,562

Hutang pajak 2n,10b 134,252,581 162,956,665 Pinjaman: - Pihak ketiga 11 3,127,277,873 3,899,138,341 Hutang obligasi 2j,12 2,189,843,204 2,166,278,701 Kewajiban derivatif 2m,13 31,067,251 22,643,407 JUMLAH KEWAJIBAN 6,142,075,415 6,798,946,461 EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh) per lembar saham

Modal dasar - 300.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor penuh 280,000,000 280,000,000

Saldo laba yang telah ditentukan 14

penggunaannya 700,000 600,000

Saldo laba yang belum ditentukan 15

penggunaannya 2,249,917,364 1,845,738,060

JUMLAH EKUITAS 2,530,617,364 2,126,338,060

(7)
(8)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan 30 Juni 2009 30 Juni 2008

PENDAPATAN

Pembiayaan konsumen 2c,2e,16 1,794,615,997 1,836,418,459

Administrasi 2k 164,023,532 246,106,135

Bunga dan denda 2k,17 127,595,052 128,356,616 Jumlah pendapatan 2,086,234,581 2,210,881,210

BEBAN

Beban usaha 2k,19 768,872,930 810,771,993

Beban bunga dan keuangan 20 421,195,715 384,038,983

Penyisihan piutang ragu-ragu 2d,4 275,561,652 376,835,510

Beban lain-lain - bersih 18 148,901,732 169,788,835

Jumlah beban 1,614,532,029 1,741,435,321

LABA SEBELUM PAJAK 471,702,552 469,445,889

PENGHASILAN

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2n,10c 129,079,914 163,632,605

LABA BERSIH 342,622,638 305,813,284

LABA BERSIH PER SAHAM

(9)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Catatan Modal saham

Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya

Saldo laba yang belum ditentukan

penggunaannya Jumlah Saldo 1 Januari 2008 280,000,000 500,000 1,650,635,211 1,931,135,211 Penyisihan untuk cadangan

wajib 15 - 100,000 (100,000)

-Laba bersih tahun berjalan - - 305,813,284 305,813,284

Dividen final 2007 2q,14 - - (110,610,435) (110,610,435)

Saldo 30 Juni 2008 280,000,000 600,000 1,845,738,060 2,126,338,060

Laba bersih tahun berjalan - - 306,569,966 306,569,966

Dividen interim 2008 (80,000,000 ) (80,000,000 ) Saldo 31 Desember 2008 280,000,000 600,000 2,072,308,026 2,352,908,026 Penyisihan untuk cadangan

wajib 15 - 100,000 (100,000)

-Laba bersih tahun berjalan - - 342,622,638 342,622,638

Dividen final 2008 2q,14 - - (164,913,300) (164,913,300)

Saldo 30 Juni 2009 280,000,000 700,000 2,249,917,364 2,530,617,364

(10)
(11)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

30 Juni 2009 30 Juni 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari:

Konsumen 7,945,482,542 8,110,578,282 Pembiayaan bersama without recourse 2,062,392,867 3,221,856,914 Bunga bank 12,411,092 6,627,972 Pinjaman karyawan 31,074,131 5,549,850 Lain – lain 46,157,134 37,373,180 Jumlah 10,097,517,766 11,381,986,198

Pengeluaran kas untuk:

Pembayaran kepada penyalur kendaraan (4,816,517,606) (5,743,446,464) Pembayaran pembiayaan bersama

without recourse (3,103,654,230) (3,502,894,481) Pembayaran premi asuransi

konsumen (215,357,327) (208,231,018)

Beban usaha (683,605,438) (681,265,823)

Beban bunga dan keuangan (290,092,781) (429,049,446)

Pajak penghasilan badan (111,765,910) (85,197,084)

Pinjaman karyawan (29,997,917) (5,690,541)

Lain-lain (65,075,958 ) (182,876,483 )

Jumlah (9,316,067,167 ) (10,838,651,339 )

Arus kas bersih diperoleh dari

aktivitas operasi 781,450,599 543,334,859

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 364,355 60,010

Hasil penjualan aset lain-lain - 31,270,000

Pembelian aset tetap (12,602,337 ) (24,685,201 ) Arus kas bersih digunakan untuk

(12)

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

30 Juni 2009 30 Juni 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran pembiayaan bersama

with recourse (459,463,936) (1,256,937,418) Penerimaan pembiayaan bersama

with recourse 308,483,815

Penerimaan pinjaman bank 1,090,000,000 2,205,450,000

Pelunasan pinjaman bank (1,388,912,820) (2,269,293,891)

Hasil penerbitan obligasi 1,000,000,000 1,150,000,000

Pelunasan hutang obligasi (975,000,000) (675,000,000)

Pembayaran biaya penerbitan obligasi (5,981,486) (4,586,904)

Pembayaran dividen kas (164,913,300 ) (110,610,435 ) Arus kas bersih (digunakan untuk)/

diperoleh dari aktivitas pendanaan (904,271,542 ) (652,494,833 )

Kenaikan/(penurunan) bersih

kas dan setara kas (135,058,925) (102,515,165)

Penyesuaian atas selisih kurs

dalam kas dan setara kas (13,831) (3,966,362)

Kas dan setara kas awal

tahun 699,004,292 308,350,927

Kas dan setara kas akhir

(13)

1. INFORMASI UMUM

PT Federal International Finance (“Perseroan”) didirikan di Jakarta pada tanggal 1 Mei 1989 dengan nama PT Mitrapusaka Artha Finance berdasarkan akta notaris Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 1, yang kemudian diubah dengan akta No. 40 tanggal 26 Juni 1989 oleh notaris yang sama. Anggaran Dasar Perseroan disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-6728.HT.01.01.Th.89 tanggal 27 Juli 1989. Selanjutnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan tanggal 21 Oktober 1991 telah menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi “PT Federal International Finance.” Perubahan nama ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6464.HT.01.04.Th.91 tanggal 7 Nopember 1991. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan perubahan yang terakhir dengan akta No. 38 dari notaris Fathiah Helmi, S.H. tanggal 13 Agustus 2008, mengenai penyesuaian anggaran dasar Perseroan sesuai dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No.40 tahun 2007. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No.AHU-69299.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 25 September 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (“BNRI”) No. 103, tanggal 23 Desember 2008, Tambahan No. 29017.

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan ialah menjalankan kegiatan usaha dalam bidang Lembaga Pembiayaan dan Pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah, dengan ruang lingkup kegiatan yang meliputi:

1. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

2. Menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

3. Menjalankan usaha dalam kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa dengan menggunakan kartu kredit.

4. Menjalankan kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen.

5. Menjalankan kegiatan pembiayaan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Perseroan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan berdasarkan imbalan atau bagi hasil.

Perseroan memperoleh izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1151/KMK.013/1989 tanggal 17 Oktober 1989 dan No. 1004/KMK.013/1990 tanggal 30 Agustus 1990 dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1989. Saat ini, Perseroan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen.

(14)

1. INFORMASI UMUM (lanjutan)

Kantor pusat Perseroan berlokasi di Gedung AMDI-B, Jalan Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta, dan memiliki 121 kantor cabang yang berlokasi, antara lain, di Makassar, Banjarmasin, Medan, Palembang, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Kediri, Jember, Bandung dan lain-lain.

Perseroan telah menerbitkan Obligasi Amortisasi Federal International Finance I Tahun 2002 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 300.000.000 (“Obligasi I”), Obligasi Amortisasi Federal International Finance II Tahun 2003 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 750.000.000 (“Obligasi II”), Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 500.000.000 (“Obligasi III”), Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 500.000.000 (“Obligasi IV”), Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 1.000.000.000 (“Obligasi V”), Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 600.000.000 (“Obligasi VI”), Obligasi Federal International Finance VII Tahun 2007 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 1.000.000.000 (“Obligasi VII”), Obligasi Federal International Finance VIII Tahun 2008 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 1.150.000.000 (“Obligasi VIII”) dan Obligasi Federal International Finance IX Tahun 2009 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp. 1.000.000.000 (“Obligasi IX”).

Obligasi I, II, III, IV, V, VI, VII,VIII dan IX dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) masing-masing berdasarkan Surat Keputusan No. S-891/PM/2002 pada tanggal 27 Agustus 2002, No. S-1761/PM/2003 pada tanggal 25 Juli 2003, No. S-575/PM/2004 pada tanggal 19 Maret 2004 dan No. S-2792/PM/2004 pada tanggal 1 September 2004, No. S-3932/PM/2004 pada tanggal 31 Desember 2004, No. S-825/PM/ 2006 pada tanggal 7 April 2006, No. S-1850/BL/2007 pada tanggal 20 April 2007, No. S-2544/BL/2008 pada tanggal 30 April 2008 dan No. S-3068/BL/2009 pada tanggal 22 April 2009.

Obligasi I, II, III, IV, V, VI, VII,VIII dan IX dicatatkan di Bursa Efek Indonesia masing-masing pada tanggal 12 September 2002, 6 Agustus 2003, 6 April 2004, 16 September 2004, 13 Januari 2005, 24 April 2006, 3 Mei 2007,14 Mei 2008 dan 30 April 2009. Penerbitan Obligasi I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII dilakukan sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan masing-masing No. 25 tanggal 14 Agustus 2002, No. 24 tanggal 9 Juni 2003, No. 26 tanggal 16 Pebruari 2004, No. 37 tanggal 28 Juli 2004, No. 30 tanggal 21 Desember 2004, No. 26 tanggal 27 Maret 2006, No. 18 tanggal 19 April 2007, No. 42 tanggal 22 April 2008 dan No. 3 tanggal 10 Maret 2009 antara Perseroan dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang bertindak selaku Wali Amanat para pemegang obligasi.

Hasil penerbitan Obligasi I, II, III, IV, V, VI, VII,VIII dan IX tersebut di atas setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi dipergunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja (pembiayaan konsumen). Obligasi I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX ditawarkan dengan harga nominal pada pasar perdana.

Obligasi I, II, III, IV, V dan VI telah jatuh tempo dan dilunasi masing-masing pada tanggal 6 September 2005, 5 Agustus 2007, 2 April 2007, 15 September 2007, 12 Januari 2008 dan 21 April 2009.

(15)

1. INFORMASI UMUM (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 susunan Dewan Komisaris, Direksi Perseroan dan Komite Audit adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Dewan Komisaris: Presiden Komisaris

Wakil Presiden Komisaris Gunawan GeniusahardjaPrijono Sugiarto Gunawan GeniusahardjaPrijono Sugiarto

Komisaris Simon J Mawson Simon J Mawson

Komisaris Johannes Loman Johannes Loman

Komisaris Independen Setyo Adioetomo Setyo Adioetomo

Direksi:

Direktorat 30 Juni 2009

Presiden Direktur Suhartono

Direktur

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi

Thaufik Noograha

Direktur Keuangan Juliani Eliza Syaftari

Direktur Operasi Rusdimin Adikarta

Direktur Pemasaran Margono Tanuwijaya

Direktorat 30 Juni 2008

Presiden Direktur Suhartono

Direktur

Pengembangan Sumber Daya Manusia dan

Teknologi Informasi Thaufik Noograha

Direktur Keuangan Arietta Adrianti

Direktur Operasi Rusdimin Adikarta

Direktur Pemasaran Margono Tanuwijaya

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Komite Audit:

Ketua Setyo Adioetomo Setyo Adioetomo

Anggota Budhi Ratulangi Budhi Ratulangi

Anggota Wahjudi Prakarsa Wahjudi Prakarsa

Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5.

Pada tanggal 30 Juni 2009, Perseroan memiliki 11.242 karyawan (30 Juni 2008: 12.210 karyawan).

Jumlah gaji dan tunjangan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2009 adalah sebesar Rp 2.767.536 (30 Juni 2008: Rp 3.346.665)

(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 29 Juli 2009.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal – Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) No. VIII.G.7 tentang ”Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan dan konsep akrual, kecuali dinyatakan secara khusus.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan deposito on call yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang.

Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan kewajiban dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan

kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.

Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.

Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan disajikan dalam ribuan Rupiah yang terdekat.

b. Kas dan setara kas

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan deposito on call yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya dan tidak digunakan sebagai jaminan atas hutang.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

c. Pembiayaan konsumen

Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana Perseroan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse disajikan secara bruto di laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi.

Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian konstan yang dihitung secara berkala atas piutang pembiayaan bersih terhitung sejak pembiayaan konsumen dilakukan.

Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi. Pada tahun 2008, Perseroan telah melakukan perubahan kebijakan akuntansi untuk pengakuan awal piutang pembiayaan konsumen dari basis kas menjadi basis akrual. Dampak perubahan ini adalah terjadinya perbedaan waktu dalam pengakuan awal piutang pembiayaan konsumen dan hutang pada penyalur kendaraan pada tanggal 31 Desember 2007 dan 2006. Oleh karena perbedaan ini tidak dianggap material, Perseroan hanya membukukan dampak perubahan kebijakan akuntansi tersebut pada laporan keuangan tahun 2008.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d. Penyisihan piutang ragu-ragu

Perseroan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan atas kerugian historis dan berdasarkan kolektibilitas saldo piutang ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang kemungkinan tidak dapat tertagih. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 150 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.

Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain pada saat diterima.

e. Pembiayaan syariah

Pembiayaan syariah dimana Perseroan bertindak sebagai pengelola dari bank syariah dan tidak menanggung resiko kredit disajikan secara bersih. Selisih lebih antara margin yang diterima dari konsumen dengan margin yang dibayarkan kepada bank syariah, diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen sepanjang jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian konstan yang dihitung secara berkala atas piutang pembiayaan syariah bersih terhitung sejak kontrak pembiayaan syariah dilakukan.

f. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi dan dibebankan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

g. Jaminan kendaraan yang dikuasai kembali

Jaminan kendaraan yang dikuasai kembali dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat atau nilai realisasi bersih. Selisih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai penyisihan penurunan nilai wajar atas jaminan kendaraan yang dikuasai kembali dan dibebankan pada laporan laba rugi.

Pelanggan memberi kuasa kepada Perseroan untuk menjual kendaraan ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang bila terjadi wanprestasi terhadap perjanjian pembiayaan. Selisih lebih antara hasil penjualan dengan hutang bersih pelanggan merupakan hak dari pelanggan. Sedangkan selisih kurang akan dibebankan sebagai beban penyisihan piutang ragu-ragu.

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h. Aset tetap dan penyusutan

Aset tetap, kecuali tanah, diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.

Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.

Tanah tidak disusutkan.

Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:

Tahun Bangunan 20 Prasarana bangunan 3 Kendaraan 4 Peralatan kantor 3 - 4 Perabot kantor 3

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset atau yang memberikan tambahan manfaat ekonomis dikapitalisasi pada aset yang bersangkutan dan disusutkan.

Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset tersebut diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka harga perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi.

Di tahun 2007, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”. PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), perusahaan diharuskan memilih antara metode biaya atau metode revaluasi sebagai kebijakan akuntansi untuk mengukur biaya perolehan. Sehubungan dengan ini, Perseroan memilih untuk menggunakan metode biaya. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), estimasi awal biaya pembongkaran, pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aktiva dikapitalisasi sebagai biaya perolehan komponen. Penerapan PSAK 16 (Revisi 2007) oleh Perseroan tidak berdampak signifikan kepada laporan keuangan yang dilaporkan.

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.

Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya

Perusahaan memiliki program imbalan pasti dan iuran pasti.

Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi.

Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun dimana Perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.

Kewajiban imbalan pensiun tersebut merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aset program yang berasal dari program pensiun yang ada dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dikarenakan tidak terdapat pasar aktif untuk obligasi korporasi yang berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah sesuai dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.

Perusahaan diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU No. 13/2003, yang merupakan kewajiban imbalan pasti. Jika imbalan pensiun sesuai dengan UU No. 13/2003 lebih besar, selisih tersebut diakui sebagai bagian dari kewajiban imbalan pensiun.

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut. Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode tersebut.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Imbalan kerja (lanjutan)

Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)

Perusahaan memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang penghargaan dan uang pisah. Imbalan berupa uang penghargaan diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun. Sedangkan imbalan berupa uang pisah, dibayarkan kepada karyawan yang mengundurkan diri secara sukarela, setelah memenuhi minimal masa kerja tertentu. Imbalan ini dihitung dengan menggunakan metodologi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti.

Imbalan jangka panjang lainnya

Imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung dengan menggunakan metode projected unit credit dan didiskontokan ke nilai kini.

j. Hutang Obligasi

Obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi biaya emisi yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi, dan diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan menggunakan metode garis lurus.

k. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari pembiayaan konsumen diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.

Pendapatan administrasi merupakan pendapatan yang diperoleh dari konsumen dan diakui dalam laporan laba rugi pada saat perjanjian pembiayaan ditandatangani.

Pendapatan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan dan beban diakui menggunakan basis akrual.

l. Penjabaran mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l. Penjabaran mata uang asing (lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2009 dan 2008, kurs nilai tukar yang digunakan adalah kurs tengah Bank Indonesia dan masing-masing dalam Rupiah penuh adalah Rp 10.225, dan Rp 9.225 untuk 1 Dolar Amerika Serikat (Dolar AS), Rp 106,5882 dan 86,7216 untuk 1 Yen Jepang (Yen JPY).

m. Instrumen keuangan derivatif

Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan melakukan instrumen derivatif untuk lindung nilai atas perubahan variable yang mendasari. Berdasarkan kebijakan tersebut, Perseroan tidak memiliki atau mengeluarkan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi. Instrumen derivatif diakui pertama-tama di neraca pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan kemudian diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban apabila memiliki nilai wajar negatif.

Metode pengakuan keuntungan atau kerugian atas instrumen derivatif tergantung kepada apakah derivatif tersebut ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dan sifat dari risiko yang dilindung nilai.

Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi diakui pada laporan laba rugi. Perubahan nilai wajar derivatif yang ditetapkan dan memenuhi kriteria lindung nilai atas arus kas untuk bagian yang efektif, diakui di ekuitas. Ketika instrumen derivatif tersebut kadaluarsa atau tidak lagi memenuhi kriteria lindung nilai untuk tujuan akuntansi, maka keuntungan atau kerugian kumulatif di ekuitas diakui pada laporan laba rugi.

n. Perpajakan

Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca dan diperkirakan akan digunakan ketika aset pajak penghasilan tersebut terialisasi atau kewajiban pajak tangguhan terselesaikan.

Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.

Amandemen terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding sudah diputuskan.

o. Laba per saham dasar

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar sepanjang tahun.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

p. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa”. Jenis transaksi dan saldo dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

q. Dividen

Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan..

r. Sewa

Pada tahun 2007, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan PSAK 30 (Revisi 2007), ”Sewa”. PSAK ini berlaku efektif untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2008. PSAK 30 (Revisi 2007) mengubah pedoman yang harus digunakan oleh Perusahaan dalam mengklasifikasikan sewa sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan. Sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007), klasifikasi sewa didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Di tahun 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan menerbitkan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8, "Penentuan Apakah Suatu Perjanjian Mengandung Suatu Sewa dan Pembahasan Lebih Lanjut Ketentuan Transisi PSAK No. 30 (Revisi 2007)". Interpretasi tersebut memberikan pedoman untuk menentukan apakah suatu perjanjian adalah perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung suatu sewa sehingga harus diperlakukan sesuai dengan PSAK 30 (Revisi 2007). Penerapan PSAK 30 (Revisi 2007) dan ISAK 8 oleh Perusahan tidak berdampak signifikan kepada laporan keuangan yang dilaporkan.

s. Informasi segmen

Bentuk primer pelaporan informasi segmen Perseroan adalah segmen usaha dan bentuk sekunder pelaporan informasi Perseroan adalah segmen geografis.

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya, sementara segmen geografis berkaitan dengan penyediaan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.

(24)

3. KAS DAN SETARA KAS 30 Juni 2009 30 Juni 2008 Kas 46,239,303 54,883,864 Pihak ketiga Bank Rupiah PT Bank Mega Tbk. 180,402,530 5,024,977

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (sebelumnya

PT Bank Niaga Tbk. dan PT Bank Lippo Tbk.) 112,818,932 3,096,164

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 25,089,146 21,211,004

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 12,362,888 21,293,127 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 10,989,924 12,183,491

PT Bank Central Asia Tbk. 9,749,592 29,947,228

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 9,022,191 14,170,310

PT Bank Purba Danarta 8,010,000

-PT Bank Syariah Mega Indonesia 2,943,378 2,010,549

PT Bank Commonwealth 2,782,601 216,893

PT Bank Syariah Mandiri 1,183,179 1,208,553

PT Bank OCBC NISP Tbk.

(sebelumnya PT Bank NISP Tbk.) 1,120,959 2,086,083

PT BPD Yogyakarta 520,583 213,498

PT BPD Jawa Tengah 317,996 377,441

PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk. 246,337 4,000

PT Bank UOB Indonesia 198,070

-The Royal Bank of Scotland

(sebelumnya ABN Amro Bank N.V.) 54,371 122,743

PT BPD Sulawesi Utara 44,498 44,759

The Hongkong & Shanghai

Banking Corporation Ltd. 43,689 28,996

PT Bank DBS Indonesia 12,545 209,731

PT Bank Panin Tbk. 12,357 79,725

PT Bank Chinatrust Indonesia 10,358 211,773

The Bank of Toklyo-Mitsubishi UFJ Ltd. 2,917

-PT BPD Jawa Barat dan Banten - 1,006

Citibank NA, Jakarta - 237,744

PT BPD Kalimantan Barat - 56,917

Dolar AS

The Hongkong & Shanghai

Banking Corporation Ltd. 41,923 38,902

The Royal Bank of Scotland

(sebelumnya ABN Amro Bank N.V.) 19,182 17,389

PT Bank China Trust Indonesia 16,759 26,282 378,016,904 114,119,285

(25)

424,256,208 169,003,149

3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Bank Rupiah PT Bank Permata Tbk. 136,623,381 28,482,107 Dolar AS PT Bank Permata Tbk. 3,051,948 4,384,144 139,675,328 32,866,251 563,931,536 201,869,400 Saldo dalam mata uang asing untuk kas dan setara kas adalah sebesar Dolar AS 306.094 pada tanggal 30 Juni 2009 (30 Juni 2008: Dolar AS 484.197).

Suku bunga rekening bank per tahun adalah berkisar antara 0% - 12% pada periode 30 Juni 2009 untuk mata uang Rupiah (30 Juni 2008: 0% - 3,75%) dan 0% - 1,0% pada periode 30 Juni 2009 dan periode 30 Juni 2008 untuk mata uang Dolar AS.

Suku bunga deposito on call per tahun adalah nihil pada periode 30 Juni 2009 untuk penempatan dalam mata uang Rupiah (30 Juni 2008: 3,0% - 10,0%) dan nihil pada tahun 2009 dan 2008 untuk mata uang Dolar AS.

Lihat Catatan 22 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN - BERSIH

Rincian piutang pembiayaan konsumen bersih adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Piutang pembiayaan konsumen - bruto:

Pembiayaan sendiri:

- Pihak ketiga 8,884,037,428 8,772,852,647

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain with recourse:

- Pihak ketiga 917,331,876 1,999,831,278

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse:

- Pihak ketiga 1,906,629,829 2,002,111,304

(26)

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH (lanjutan)

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Dikurangi:

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui:

Pembiayaan sendiri:

- Pihak ketiga (2,215,322,915) (2,349,607,147)

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain with recourse:

- Pihak ketiga (184,211,077) (433,545,743)

Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse:

- Pihak ketiga (1,017,297,514 ) (1,262,173,733 )

(3,416,831,,506 ) (4,045,326,623 )

8,291,167,627 8,729,468,606 Penyisihan piutang ragu-ragu (867,346,025 ) (776,828,589 )

Bersih 7,423,821,602 7,952,640,017

Total piutang pembiayaan kosumen bruto yang dikelola Perseroan pada tanggal 30 Juni 2009, termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain without recourse adalah Rp 17.945.055.313 (30 Juni 2008: Rp 19.035.138.858).

Jangka waktu kontrak pembiayaan untuk sepeda motor dan elektronik yang disalurkan oleh Perseroan berkisar antara 6 - 48 bulan.

Piutang pembiayaan konsumen yang akan diterima sesuai dengan tanggal jatuh temponya sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008 < 1 tahun 4,803,539,242 4,472,207,284 1 – 2 tahun 2,604,725,783 2,842,138,204 2 – 3 tahun 792,231,310 1,236,915,440 > 3 tahun 90,671,292 178,207,678 8,291,167,627 8,729,468,606

(27)

4. PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN – BERSIH (lanjutan)

Analisa umur piutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Belum jatuh tempo 7,776,443,116 8,241,677,759

Lewat jatuh tempo:

1 – 30 hari 184,845,171 185,082,935 31 – 60 hari 88,716,441 97,945,281 61 – 90 hari 68,799,296 77,739,738 > 91 hari 172,363,603 127,022,893 8,291,167,627 8,729,468,606 Perubahan pada penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Saldo awal 844,450,446 656,962,275

Penambahan 275,561,652 376,835,510

Penghapusan piutang (252,666,073 ) (256,969,196 )

Saldo akhir 867,346,025 776,828,589

Suku bunga efektif per tahun berkisar antara 25,51% -48,25% pada tahun 2009 (30 Juni 2008: 23,92% - 45%).

Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor dari kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.

Piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 3.099.910.417 (30 Juni 2008: Rp 2.869.412.904) digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi dan fasilitas pinjaman yang diperoleh seperti diuraikan dalam Catatan 11 dan 12. Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.

(28)

5. PIUTANG LAIN-LAIN

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga

- Piutang promosi bersama 5,119,681 600,440

- Lain-lain 1,720,316 305,314 6,839,997 905,754

Jaminan yang dikuasai kembali

- Kendaraan 95,509,228 98,578,722

- Non kendaraan 14,639,739 13,884,164 110,148,967 112,462,886 Dikurangi:

Penyisihan penurunan nilai pasar (41,509,582 ) (46,093,928 ) 68,639,385 66,368,958 75,479,382 67,274,712

Pihak yang mempunyai hubungan Istimewa

- Piutang promosi bersama 24,798,284 134,077,175

- Pinjaman karyawan 9,276,787 7,786,138

- Piutang Lain-lain 764,885 34,839,956 141,863,313 110,319,338 209,138,025 Piutang promosi bersama adalah piutang yang timbul atas kegiatan promosi bersama dengan PT Astra Honda Motor dan penyalur kendaraan utama.

Akun lain-lain terdiri dari uang muka pelatihan, klaim asuransi dan perjalanan dinas.

Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai pasar untuk jaminan kendaraan yang dikuasai kembali adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat penurunan nilai pasar.

Direksi berpendapat bahwa piutang promosi bersama kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan penyalur kendaraan utama dapat tertagih.

Lihat Catatan 22 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

(29)

6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga

- Sewa 37,427,601 37,594,611

- Provisi atas pinjaman bank 16,948,178 18,351,867

- Lain-lain 7,692,394 5,331,475 62,068,173 61,277,953

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa

- Asuransi 254,414 2,148,820

- Sewa 141,603 141,603 396,017 2,290,423 62,464,190 63,568,376 Akun biaya sewa dibayar dimuka terdiri dari biaya dibayar di muka sewa kantor dan sewa perangkat komputer. Jangka waktu untuk kontrak sewa biaya dibayar dimuka terhadap sewa kantor dan sewa perangkat komputer berkisar antara 12 - 48 bulan.

Akun lain-lain terdiri dari biaya dibayar di muka untuk perawatan teknologi informasi dan insentif challenge reward.

Lihat Catatan 22 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

7. ASET TETAP

30 Juni 2009

1 Januari Penambahan Pengurangan 30 Juni Biaya perolehan Kepemilikan langsung Tanah 12,118,689 12,118,689 Bangunan 81,138,184 341,096 81,479,280 Prasarana bangunan 21,091,875 821,404 21,913,279 Kendaraan 3,164,184 19,200 1,023,146 2,160,238 Peralatan kantor 193,871,221 9,825,209 3,318 203,693,112 Perabot kantor 26,792,660 1,595,428 9,791 28,378,297 338,176,813 12,602,337 1,036,255 349,742,895 Akumulasi penyusutan

Hak atas tanah 271,940 271,940

Bangunan 18,328,214 2,034,903 20,363,117 Prasarana bangunan 13,114,592 1,673,844 14,788,436 Kendaraan 3,032,666 68,776 1,021,008 2,080,434 Peralatan kantor 148,136,096 15,846,276 3,318 163,979,054 Perabot kantor 17,299,543 2,469,818 9,791 19,759,570 200,183,051 22,093,617 1,034,117 221,242,551 Nilai buku 137,993,762 128,500,344

(30)

7. ASET TETAP (lanjutan)

30 Juni 2008

1 Januari Penambahan Pengurangan 30 Juni Biaya perolehan Kepemilikan langsung Tanah 12,078,454 40,235 - 12,118,689 Bangunan 76,335,624 4,250,974 - 80,586,598 Prasarana bangunan 17,519,313 1,989,786 - 19,509,099 Kendaraan 3,784,491 18,097 13,400 3,789,188 Peralatan kantor 162,491,343 15,734,093 684,280 177,541,156 Perabot kantor 22,339,021 2,652,016 42,000 24,949,037 294,548,246 24,685,201 739,680 318,493,767 Akumulasi penyusutan

Hak atas tanah 271,490 - - 271,490

Bangunan 14,231,175 1,812,103 - 16,043,278 Prasarana bangunan 9,527,448 1,723,372 - 11,250,820 Kendaraan 3,469,747 123,999 13,400 3,580,346 Peralatan kantor 113,559,264 18,011,749 678,890 130,892,123 Perabot kantor 12,747,186 2,255,989 42,000 14,961,175 153,806,760 23,927,212 734,290 176,999,682 Nilai buku 140,741,486 141,494,085

Pada tanggal 30 Juni 2009, semua tanah yang dimiliki Perseroan telah bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) dan masa penggunaannya akan berakhir antara tahun 2009 – 2035 dan manajemen berpendapat HGB dapat diperbaharui.

Aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Astra Buana terhadap kemungkinan terjadinya kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran dan resiko lainnya dengan nilai pertanggungan sejumlah lebih kurang Rp 704.289.944 pada tanggal 30 Juni 2009 (30 Juni 2008: Rp 534.599.824). Direksi berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup.

Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman yang diperoleh Perseroan.

Direksi berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai yang permanen atas aset tetap.

8. HUTANG LAIN-LAIN

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga

- Kliring konsumen 40,093,689 6,367,174

- Titipan premi asuransi 26,182,367 23,094,758

- Uang muka dari konsumen 6,239,188 2,561,892

- Klaim asuransi konsumen 4,388,291 5,041,596

- Lain-lain 15,468,749 6,073,221 92,382,284 43,138,641

(31)

8. HUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)

Akun lain-lain terdiri dari angsuran piutang dalam kasus remedial, uang muka perpanjangan Surat Tanda Kendaraan Bermotor, bagian nasabah atas hasil penjualan jaminan kendaraan yang dikuasai kembali, hutang penyalur kendaraan, angsuran premi asuransi tenaga kerja dan pensiun dan dana sosial syariah.

9. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga

- Insentif dan promosi 131,471,075 160,475,484

- Kompensasi & tunjangan karyawan 44,340,870 33,704,355

- Imbalan kerja (Catatan 21) 54,712,061 33,254,500

- Bunga dari hutang obligasi 35,318,482 31,753,917

- Bunga pinjaman bank 37,983,436 32,249,566

- Perbaikan dan utilitas 4,865,875

-- Komunikasi & Utilitas 5,732,083 4,448,160

- Asuransi 5,015,830 5,408,746

- Sewa 2,099,080 2,466,025

- Perlengkapan kantor 1,933,845 4,853,879

- Lain-lain 9,211,980 2,375,930 332,684,617 310,990,562 Akun lain-lain terdiri dari asuransi, sewa, kesejahteraan karyawan, jasa tenaga ahli, biaya pelatihan, seleksi karyawan, sumbangan dan perjalanan dinas.

10. PERPAJAKAN a. Restitusi pajak 30 Juni 2009 30 Juni 2008 Pajak penghasilan 2006 (lihat Catatan 10f) 5,392,870 5,392,870 b. Hutang pajak

Pajak penghasilan badan

(lihat Catatan 10c) 118,580,522 144,961,070

Pajak penghasilan lainnya:

- Pasal 21 2,545,135 4,201,237

- Pasal 4 (2) 9,204,770 8,111,370

- Pasal 23 dan 26 3,922,154 5,682,988 134,252,581 162,956,665

(32)

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Beban pajak penghasilan

Pajak penghasilan

- Tahun ini 211,170,975 220,934,582

- Tangguhan (lihat Catatan 10d) (82,091,061 ) (57,301,977 ) 129,079,914 163,632,605 Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Laba sebelum pajak penghasilan 471,702,552 469,445,889 Pajak dihitung pada tarif pajak

progresif (132,076,715) 156,420,409

Penghasilan kena pajak final (3,895,149) (2,701,438) Beban yang tidak dapat dikurangkan dan

pendapatan piutang yang telah

dihapusbukukan 725,655 9,913,634

Efek dari perubahan tarif pajak 170,693 Beban pajak penghasilan 129,079,914 163,632,605 Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Laba sebelum pajak penghasilan 471,702,552 469,445,889 Perbedaan waktu:

- Beban penyisihan piutang ragu-ragu dan penyisihan nilai pasar jaminan kendaraan yang dikuasai

kembali-bersih 45,339,656 82,726,080

- Beban penyusutan aset tetap 4,356,502 67,346,483

- Beban penyisihan Insentif

penyalur kendaraan 23,121,976 38,785,417

- Laba selisih kurs transaksi derivatif 215,224,545 -- Beban penyisihan imbalan kerja 5,756,445 2,148,610 293,799,124 191,006,590

(33)

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

c. Beban pajak penghasilan (lanjutan)

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Perbedaan tetap:

- Penghasilan bunga yang

telah dikenakan pajak final (13,911,245) (6,780,512) - Beban yang tidak dapat dikurangkan 18,424,934 91,937,684 - Pendapatan dari piutang

yang telah dihapusbukukan (15,833,309 ) (9,102,712 ) (11,319,620 ) 76,054,460 282,479,504 267,061,050 Taksiran penghasilan kena pajak 754,182,056 736,506,939 Estimasi beban pajak penghasilan 211,170,975 220,934,582 Dikurangi:

- Pajak dibayar dimuka (92,590,453 ) (75,973,512 ) Hutang/(piutang) pajak

penghasilan badan 118,580,522 144,961,070 Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir tanggal 30 Juni 2009 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk maksud akuntansi dan kemungkinan dapat berubah pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.

d. Aktiva pajak tangguhan – bersih

2009 1 Januari (Pengurangan)/ penambahan selama tahun 2009 30Juni

Penyisihan piutang ragu-ragu dan penyisihan penurunan nilai pasar

jaminan kendaraan 254,479,570

jaminan yang dikuasi

kembali 241,784,466 12,695,104 254,479,570 Penyisihan imbalan kerja 12,238,904 1,439,111 13,678,015 Penyisihan biaya insentif

(34)

Tagihan derivatif (79,330,671) 60,262,873 (19,067,798)

Perbedaan nilai buku aset tetap antara

fiskal dankomersial 1,268,155 1,219,821 2,487,976 197,005,305 82,091,062 279,096,367

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

d. Aktiva pajak tangguhan – bersih (lanjutan) 2008 1 Januari (Pengurangan) /penambahan selama tahun 2008 30 Juni

Penyisihan piutang ragu-ragu dan penyisihan penurunan nilai pasar

jaminan kendaraan 254,479,570

jaminan yang dikuasi

kembali 222,058,931 28,817,824 246,876,755

Penyisihan imbalan kerja 9,331,767 644,583 9,976,350 Penyisihan biaya insentif

penyalur kendaraan 26,171,877 11,635,625 37,807,502 Perbedaan nilai buku

aset tetap antara

fiskal dankomersial (8,128,651 ) 20,203,945 12,075,294

249,433,924 57,301,977 306,735,905

Direksi berpendapat bahwa nilai aset pajak tangguhan diatas dapat dipulihkan.

e. Administrasi

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP

(35)

dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.

Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah menetapkan amandemen terhadap undang-undang pajak penghasilan yang berlaku secara efektif mulai tanggal 1 Januari 2009, dimana untuk pajak penghasilan badan berlaku tarif tetap sebesar 28% dimulai pada tahun pajak 2009 dan akan dikurangi menjadi 25% mulai tahun pajak 2010.

f. Pemeriksaan pajak

Tahun pajak 2006

Pada 27 Maret 2008, Perseroan telah menerima Surat Ketetapan Pajak tahun 2006

10. PERPAJAKAN (lanjutan)

f. Pemeriksaan pajak (lanjutan)

yang menyetujui lebih bayar pajak penghasilan badan sebesar Rp 119.749.887 dari Rp 160.593.933 yang dinyatakan oleh Perseroan dalam SPT Tahunan. Perseroan tidak menyetujui sebagian dari hasil pemeriksaan sebesar Rp 33.776.531 dan mengajukan surat keberatan pada 26 Juni 2008. Sisanya sejumlah Rp 7.067.515, telah dibukukan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

Pada tahun 2008, Perseroan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atas pajak pertambahan nilai dan beberapa pajak lainnya sejumlah Rp 43.473.005 untuk tahun pajak 2006, termasuk denda. Perseroan tidak menyetujui sebagian dari hasil pemeriksaan sejumlah Rp 20.067.880 dan mengajukan surat keberatan tertanggal 26 Juni 2008. Sisanya sejumlah Rp 23.405.124, telah dibukukan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

Perseroan telah menerima pembayaran bersih atas lebih bayar pajak penghasilan sebesar Rp 76.276.882 untuk tahun pajak 2006 tersebut dari kantor pajak pada tanggal 15 April 2008

Perseroan memperkirakan kemungkinan yang dapat ditagih kembali adalah sebesar Rp 5.392.870 dan oleh karena itu, Perseroan telah membukukan penyisihan sebesar Rp 48.451.541, yang telah dibukukan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

Pada tahun 2009, Perseroan menerima keputusan keberatan yang hanya mengabulkan sebagian dari permohonan Perseroan, yaitu sebesar Rp. 9,944 dan telah dibukukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

11. PINJAMAN

Pinjaman terdiri dari pinjaman bank dan pembiayaan bersama with recourse.

Pihak ketiga Pinjaman bank

(36)

Rupiah

PT Bank Mega Tbk. 612,500,000

-Medium Term Note FIF I 500,000,000

The Royal Bank of Scotland

(sebelumnya ABN Amro Bank N.V) 189,090,909 230,000,000

PT Bank CIMB Niaga Tbk. 133,333,333 350,000,000

PT Bank Chinatrust Indonesia 30,000,000

-PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk - 50,000,000

PT Bank International Indonesia Tbk - 100,000,000

PT Bank Ekonomi Raharja - 30,000,000

(37)

11. PINJAMAN (lanjutan)

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga (lanjutan) Pinjaman bank (lanjutan)

Dolar AS

Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor

Ontwikkelingslanden N.V 295,388,880 594,499,996

United Overseas Bank Ltd. 142,013,876 244,462,500

Sumitomo Mitsui Banking Co. 113,611,117 184,500,000

Chinatrust Commercial Bank Ltd. 96,569,462 156,825,000 PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.,

Singapore Branch 85,208,327 138,375,000

Commerzbank AG Singapore Branch 56,805,538 92,250,000

Mizuho Corporate Bank Ltd. 56,805,538 92,250,000

First Gulf Bank PJSC 28,402,810 46,125,000

Mega International Commercial Bank Co. Ltd.,

Offshore Banking Branch 28,402,810 46,125,000

PT Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk., Singapore Branch 28,402,810 46,125,000

AFC Merchant Bank 22,722,191 36,900,000

Bank of China Ltd., Jakarta Branch 22,722,191 36,900,000 The Hongkong & Shanghai

Banking Corporation Ltd. - 6,457,500

PT Bank Resona Perdania - 4,612,500

Bumi Putera Commerce Bank Ltd. - 4,612,500

Indover Bank - 4,612,500

RHB Bank - 4,612,500

The Sumitomo Trust & Banking

Co, Ltd., Singapore - 4,612,500

PT Bank Maybank Indocorp - 2,767,500 977,055,550 1,747,624,996 Yen Jepang

The Bank of Tokyo

Mitsubishi UFJ, Ltd. 98,061,144 99,729,840

(38)

11. PINJAMAN (lanjutan)

30 Juni 2009 30 Juni 2008

Pihak ketiga

Pembiayaan bersama with recourse

Rupiah

PT Bank Mega Tbk. 12,315,398 168,433,622

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 422,183,505 612,910,920 PT Bank CIMB Niaga Tbk.

(sebelumnya PT Bank Niaga Tbk.) 136,035,795 378,770,092 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 16,484,802 98,987,762

PT Bank NISP Tbk. - 24,510,846

PT Bank Central Asia Tbk. 217,437 8,170,263 587,236,937 1,291,783,505

3,127,277,873 3,899,138,341 Cicilan pinjaman sesuai dengan tanggal jatuh temponya:

30 Juni 2009 30 Juni 2008 < 1 tahun 2,358,722,556 2,166,370,543 1 - 2 tahun 721,239,807 1,220,400,026 2 - 3 tahun 47,315,511 484,107,749 > 3 tahun - 28,260,023 3,127,277,873 3,899,138,341 Untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2009, pinjaman - pinjaman tersebut di atas dikenakan suku bunga 10,6% - 16% per tahun untuk mata uang Rupiah (30 Juni 2008: 8.75% - 12.8%), antara 2,52% - 3,99% per tahun (30 Juni 2008: 2.802% - 7.691%) untuk mata uang Dolar AS dan 1,47% per tahun untuk mata uang Yen Jepang, (30 Juni 2008 : 1,62%). Masing-masing dijamin dengan jaminan fidusia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah sisa pokok pinjaman (lihat Catatan 4).

Fasilitas pinjaman dari beberapa bank-bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis ataupun memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan tertentu dan kewajiban penyampaian laporan lainnya.

Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman. Pembayaran bunga dan pokok pinjaman telah dibayarkan oleh Perseroan sesuai dengan jadwal.

(39)

11. PINJAMAN (lanjutan)

Seluruh pinjaman Perseroan diperuntukkan sebagai modal kerja dan pembiayaan konsumen.

PT Bank Mega Tbk.

Pada tanggal 25 Agustus 2008 Perseroan memperoleh fasilitas kredit jangka panjang dari PT Bank Mega sebesar Rp 500.000.000. Fasilitas ini telah digunakan seluruhnya oleh Perseroan pada tanggal 3 September 2008. Pembayaran angsuran pokok dilakukan secara bertahap setiap 3 bulanan dengan nilai Rp 62.500.000. Pada periode 30 Juni 2009, Perseroan telah melakukan pembayaran angsuran pokok sebesar Rp. 187.500.000. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 25 Oktober 2010. Pada tanggal 28 April 2009 Perseroan telah memperoleh fasilitas kredit jangka panjang dari PT Bank Mega sebesar Rp. 300.000.000. Pembayaran angsuran pokok dilakukan secara bertahap setiap 3 bulanan dengan nilai Rp. 37.500.000. Fasilitas ini berakhir pada 25 Juni 2011.

Medium Term Notes (“MTN”) FIF I

Pada tanggal 3 Juni 2009 Perseroan telah menerbitkan Medium Term Notes FIF I Tahun 2009 (“MTN’) sebesar Rp. 500.000.000.,- dimana yang bertindak sebagai arranger adalah PT. Mandiri Sekuritas. Pemegang MTN ini adalah Reksa Dana Terproteksi Mandiri Dana Protected Berkala Seri 7 (“MDPB Seri 7”) yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif dengan diwakili oleh PT. Mandiri Manajemen Investasi sebagai manajer investasi.

Pembayaran bunga MTN dilakukan setiap bulannya dengan tingkat bunga tetap sebesar 12.55%.Jangka waktu MTN ini 370 hari dan akan jatuh tempo pada tanggal 8 Juni 2010.

MTN ini mendapat peringkat idAA- (stable outlook) berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) No. 555/PEF-Dir/IX/2008 tanggal 5 September 2008.

The Royal Bank of Scotland (sebelumnya ABN Amro Bank N.V.)

Pada tanggal 1 September 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit dari The Royal Bank of Scotland dengan jumlah maksimum sebesar Rp 150.000.000. Fasilitas ini akan berakhir pada tanggal 30 Nopember 2009.

Pada tanggal 3 April 2008, Perseroan memperoleh fasilitas kredit jangka panjang dari The Royal Bank of Scotland sebesar Rp 150.000.000. Fasilitas ini telah digunakan sepenuhnya oleh Perseroan pada tanggal 5 Agustus 2008. Pembayaran angsuran pokok dilakukan secara bertahap setiap tiga bulanan dengan nilai Rp 13.636.366. Pada periode 30 Juni 2009, Perseroan telah melakukan pembayaran angsuran pokok sebesar Rp. 40.909.091. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 5 Mei 2011.

PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Pada tanggal 20 Agustus 2007, Perseroan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebesar Rp 150.000.000 dengan tingkat suku

(40)

11. PINJAMAN (lanjutan)

PT Bank CIMB Niaga Tbk. (lanjutan)

bunga tetap. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 20 Oktober 2008 dan tidak diperpanjang.

Pada tanggal 15 April 2008, Perseroan memperoleh Fasilitas Pinjaman Tetap Angsuran PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebesar Rp 200.000.000 dengan tingkat suku bunga tetap selama satu tahun.Fasilitas ini telah digunakan sepenuhnya oleh Perseroan pada tanggal 22 April 2008.Pembayaran pokok angsuran dilakukan secara bertahap setiap 3 bulanan dengan nilai Rp. 16.666.667. Pada periode 30 Juni 2009 Perseroan telah melakukan pembayaran angsuran pokok sebesar Rp. 66.666.667. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 15 Juni 2011.

PT Bank Chinatrust Indonesia

Pada tanggal 12 Juli 2005, Perseroan memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari PT Bank Chinatrust Indonesia sebesar Rp 50.000.000. Pada tanggal 18 Oktober 2005 telah dilakukan penambahan fasilitas menjadi Rp 100.000.000. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 17 Juli 2009.

PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk.

Pada tanggal 4 Juni 2008, Perseroan memperoleh fasilitas kredit jangka pendek dari PT Bank Bumiputera Indonesia,Tbk dengan jumlah Rp. 100.000.000. Perseroan telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp. 50.000.000 pada tanggal 5 Juni 2008.Fasilitas tersebut telah berakhir pada tanggal 4 September 2008.

Fasilitas Revolving Underwriting 3

Pada tanggal 5 Januari 2007, Perseroan memperoleh fasilitas Revolving Underwriting Facility (“Fasilitas RUF-IPS2”) sebesar maksimum Rp 500.000.000 dari Bank Panin, Bank International Indonesia dan Bank Ekonomi, dengan PT Indo Premier Securities sebagai arranger dan sebagai Agen Penempatan. Jumlah Fasilitas RUF-IPS2 yang dijamin pencairannya sebesar Rp 500.000.000. Jangka waktu Fasilitas RUF-IPS2 adalah dua tahun sejak tanggal pencairan pertama, yaitu tanggal 5 Februari 2009 dan tidak diperpanjang.

Fasilitas Revolving Underwriting 1

Pada tanggal 15 Agustus 2005, Perseroan memperoleh fasilitas Revolving Underwriting Facility (“Fasilitas RUF-BCA“) sebesar maksimum Rp 300.000.000 dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA); PT Bank Panin Tbk. (Bank Panin); PT Bank Ekonomi Raharja (Bank Ekonomi); PT Bank Century Tbk. dan PT Bank Buana Indonesia Tbk., di mana BCA sebagai arranger dan Bank Bukopin sebagai Agen Penempatan. Jumlah Fasilitas RUF-BCA yang dijamin pencairannya sebesar Rp 200.000.000 telah jatuh tempo tanggal 29 Agustus 2008 dan tidak diperpanjang. Jangka waktu Fasilitas RUF-BCA ini adalah 3 tahun sejak tanggal pencairan pertama.

(41)

11. PINJAMAN (lanjutan)

Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwikkelingslanden N.V

Pada tanggal 10 Juli 2006, Perseroan memperoleh Fasilitas Kredit dengan Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwikkelingslanden N.V (FMO) dengan nilai sebesar Dolar AS 100.000.000 yang terdiri dari dua seri, yaitu seri A sebesar Dolar AS 25.000.000 dan seri B sebesar Dolar AS 75.000.000. Perseroan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut pada tanggal 1 Agustus 2006 dan 14 Agustus 2006 masing-masing sejumlah Dolar AS 50.000.000 dan Dolar AS 50.000.000.

Fasilitas pinjaman sindikasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 Juli 2011 untuk Term A dan 10 Juli 2009 untuk Term B dengan cicilan pembayaran pokok pinjaman 6 bulanan sebesar Dolar AS 2.777.778 untuk Term A dan sebesar Dolar AS 15.000.000 untuk Term B yang dimulai 10 Juli 2007. Sampai dengan 30 Juni 2009, Perseroan telah melunasi pokok pinjaman sebesar Dolar AS 71.111.112

Hutang sindikasi dengan PT Bank Chinatrust Indonesia sebagai facility agent

Pada tanggal 24 September 2007, Perseroan memperoleh fasilitas kredit melalui hutang sindikasi sebesar Dolar AS 120.000.000, dengan Sumitomo Mitsui Banking Corp dan Chinatrust Commercial Bank, Ltd sebagai mandated lead arrangers. PT Bank Chinatrust Indonesia sebagai security agent dan facility agent. Perseroan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut pada tanggal 9 Oktober 2007 dan 24 Oktober 2007 masing-masing sejumlah Dolar AS 60.000.000 dan Dolar AS 60.000.000.

Pinjaman sindikasi tersebut diperoleh dari :

Sumitomo Mitsui Banking Corp USD 20.000.000

Chinatrust Commercial Bank. Ltd USD 17.000.000

United Overseas Bank. Ltd USD 25.000.000

Mizuho Corporate Bank. Ltd USD 10.000.000

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Singapore Branch USD 15.000.000

Commerzbank AG Singapore Branch USD 10.000.000

First Gulf Bank PJSC USD 5.000.000

Mega International Commercial Bank Co. Ltd

Offshore Banking Branch USD 5.000.000

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,

Singapore Branch USD 5.000.000

AFC Merchant Bank USD 4.000.000

Bank of China Limited, Jakarta Branch USD 4.000.000

Fasilitas pinjaman sindikasi ini akan jatuh tempo pada tanggal 24 September 2010 dengan cicilan pembayaran pokok pinjaman 3 bulanan sebesar Dolar AS 13.333.333 yang dimulai tanggal 24 September 2008.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dengan penjabaran makna kata-kata judul tersebut, maka yang dimaksud dengan judul “GARIS EKSPRESI DI DALAM MONOPRINT” adalah coretan atau torehan dari

keterbatasan aliran udara (airflow limitation) ireversibel dan mencegah kematian karena asma (Depkes RI, 2007). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tegalrejo Kabupaten

Untuk minimisasi dan simulasi dinamika molekuler medan gaya CharmM (Chemistry at Harvard Molecular Mechanics) diaplikasikan ke tiap sistem. Minimisasi dilakukan dengan

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. Pengabdian

ROA dalam suatu periode berpengaruh positif terhadap ROA pada periode berikutnya artinya ROA dari suatu perusahaan yang lebih besar dari perusahaan lain dalam suatu

Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh wajib zakat (muzakki)untuk diserahkan kepada penerima zakat (mustahiq).. zakat dilakukan oleh nisab dan

Antara budaya Jawa, kerajaan dan Islam terintegrasi dalam kehidupan sosial dan religius masyarakat setempat yang menandai adanya karakteristik yang khas dan berbeda

Sementara kepadatan tanah yang kurang baik ditemukan di Kecamatan Suko- harjo, Kecamatan Grogol bagian selatan dan Kecamatan Bendosari bagian barat dengan kedalaman tanah sangat