• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP GURU AGAMA OLEH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP GURU AGAMA OLEH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP GURU AGAMA OLEH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG

Tria Yunita M

Jurusan Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung Jl Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

ABSTRAK

Pada pelaksanaan pemberian tunjangan profesi, tidak dipungkiri bahwa guru agama yang mengajar di sekolah umum sering mengalami kesulitan dalam proses sertifikasi. Sertifikasi guru dinyatakan dalam Pasal 8 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan nasional. Sebagai bentuk implementasi kebijakan sertifikasi, tahun 2006 sampai sekarang dilaksanakan

sertifikasi guru dalam jabatan yang diselenggarakan di 46 Rayon LPTK Penyelenggara. Sistem sertifikasi terbaru sejak tahun 2011 adalah melalui penilaian portofolio dan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Hal tersebut dilaksanakan guna menyeleksi guru yang layak sertifikasi.

ABSTRACT

In the implementation of giving the profession benefit, for religion teachers who teach in government (puic) schools have some difficulties in certafication process. Teacher sertification is stated in Clause 8 Constitution number 14 2005 about teachers and lecturers, that teacher must have academic qualification, competence, educators sertification, healthy in physiclly, spiritually and have ability to do national aim. As the implementation of teacher sertification policy, in 2006 until now the teacher sertification in position was implemented which had been held in 46(rayon) of LPTK committe. The latest system of sertification in 2011 is taking portofolio evaluation and Teacher Training and Education (PLPG). The purpose is to select proper teachers for sertification.

(2)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang Dengan pendidikan harkat dan martabat seseorang akan terangkat, semakin rendah tingkat pendidikan seseorang, martabat di lingkungannya juga rendah. Namun apabila seseorang memiliki pendidikan yang tinggi, akan semakin tinggi pula martabat orang tersebut. Hal ini juga akan berlaku pada bangsa dan negara. Harkat dan martabat bangsa Indonesia dimata dunia juga dipengaruhi oleh pendidikan

penduduknya. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan

pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu.

Backward linkage berupa bahwa

pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetesi, sertifikat pendidik, sehat jasmani, dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan nasional. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (S1/D-IV). Inilah yang mendorong diselenggarakannya program pemberian tunjangan profesi guru atau (pelaksanaan sertifikasi guru).1

Tunjangan profesi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu

pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Bandar

Lampung secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru yaitu berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki Sertifikat Pendidik.

Sebagai bentuk implementasi kebijakan sertifikasi guru tersebut, 2006 sampai sekarang dilaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan yang diselenggarakan di 46 Rayon LPTK Penyelenggara. Sistem sertifikasi terbaru di tahun 2011 yaitu dengan melakukan penilaian fortofolio dan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru

1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

(3)

(PLPG), hal tersebut dilaksanakan guna menyeleksi guru yang layak sertifikasi. 2

Sesuai data Kementerian Agama Kota Bandar Lampung tahun 2011, jumlah guru agama di Kota Bandar Lampung berjumlah 1.274 orang yang terdiri dari guru agama yang berstatus PNS 807 orang dan yang berstatus honorer 467 orang. Peserta yang telah lulus Sertifikasi berjumlah 59 orang guru agama. Pada tahun 2012 sebanyak 170 orang guru yang belum mendapatkan Tunjangan Profesi atau sertifikasi (sisa calon peserta sertifikasi). Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun

2009 disebutkan bahwa uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio.

Berdasarkan uraian tersebut, maka menarik untuk mengetahui pelaksanaan dan faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pemberian tunjangan profesi melalui Kementerian Agama Kota Bandar Lampung.

Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan dan faktor penghambat pelaksanaan pemberian tunjangan profesi

2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009.

melalui Kementerian Agama Kota Bandar Lampung.

Pendekatan dalam penelitian yaitu pendekatan normatif empiris. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan skunder yang dilakukan dengan studi pustaka dan lapangan.

II. PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan

Untuk mewujudkan suatu tujuan atau target, maka haruslah ada pelaksanaan

yang merupakan proses kegiatan yang berkesinambungan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti bautan, sifat, dan tanda. Ditambah awalan pe- dan akhiran –an yang berfungsi membentuk kata benda menjadi pelaksana. Pelaksanaan merupakan suatu kegiatan dalam proses merealisasikan suatu program dengan melalui prosedur dan tata cara yang dianggap tepat dengan langkah-langkah strategis dan operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu program dan mencapai sasaran program tersebut. 3

3

Syukur Abdullah, Permasalahan Pelaksanaan, Jakarta, 1977,

(4)

Selanjutnya perlu ditegaskan bahwa hendaknya suatu pelaksanaan harus dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa segi yang berpengaruh diantaranya adalah pelaksanaan itu sesuai dengan kepentingan masyarakat. Seperti yang dikemukakkan

Bintoro, “suatu segi lain dari dapatnya

dipertanggungjawabkan suatu pelaksanaan pemerintah adalah apakah pelaksanaannya itu sesuai dengan kepentingan

masyarakat”. Dengan demikian

pelaksanaan sebagai suatu kegiatan untuk merealisasikan tujuan terhadap sebuah

sasaran sehingga suatu pelaksanaan akan mengarah kepada usaha yang sesuai

dengan kepentingan masyarakat.4

2.2 Tunjangan Profesi

Sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilakukan oleh Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah. Pelaksanaan tunjangan profesi dan sertifikasi bagi guru dalam jabatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni dilakukan dalam bentuk portofolio.5

4 Bintoro, Pelaksanaan dalam Kaitan dengan Pemerintahan,

Jakarta, 1991, hlm 199.

5

Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia,

Bandung,2007, hal 34.

Adapun tujuan Tunjangan Profesi dan Sertifikasi Guru adalah sebagai berikut:6

a. menentukan kelayakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai agen

pembelajaran dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional;

b. meningkatkan proses dan mutu hasil

pendidikan;

c. meningkatkan martabat guru; dan

d. meningkatkan profesionalitas guru.

Sistem sertifikasi terbaru di tahun 2011 yaitu dengan melakukan penilaian

fortofolio dan juga Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Pelaksanaan

tunjangan profesi sebagaimana diketahui dalam beberapa tahun terakhir telah terealisasikan oleh pemerintah dengan cukup baik. Namun demikian, disadari sepenuhnya bahwa masih terdapat beberapa guru yang sulit memperoleh tunjangan profesi tersebut, khususnya pada guru agama yang mengajar di tingkat SD (mengajar di sekolah umum).

2.3 Guru Agama

Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi

6

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun

(5)

dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta. Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.7

Guru agama adalah seseorang yang bertugas mengajarkan agama islam sekaligus membimbing anak didik kearah pencapaian kedewasaan serta terbentuknya kepribadian anak didik yang Islami sehingga terjalin keseimbangan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Guru agama disamping melaksanakan tugas dan pembinaan bagi peserta didik ia juga membantu dalam pembentukan kepribadian dan mental anak didik tersebut sehingga anak didiktersebut dapat meningkatkan dan mengembangkan potensi keimanan dan ketaqwaannya kepada Sang Pencipta.8

7

Zuhairini Dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama, Usaha Nasional, Jakarta, 2004, hlm 54.

8

Noor Jamaluddin, Pengertian guru, Jakarta, 1978, hlm 1.

Berikut adalah tingkatan pembagian pendidikan dasar sampai pendidika menengah yakni sebagai berikut : 9

1) Pendidikan dasar sendiri dibagi dalam dua bentuk, yaitu:

a. sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat; dan

b. sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

2) Sedangkan pendidikan menengah

merupakan lanjutan pendidikan dasar, yang terdiri sebagai berikut:

a. pendidikan menengah umum: Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

Madrasah Aliyah (MA) atau bentuk lain yang sederajat; dan

b. pendidikan menengah kejuruan: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa guru mengajar dalam tingkatan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), beserta

9 Arifin, H. M.1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi

(6)

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

2.4 Kementerian Agama Kota Bandar Lampung

Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung beralamat di Jl. Pangeran Emir M Noor No. 81, Sumur Putri Bandar Lampung. Kementerian Agama Kota Bandar Lampung dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang urusan haji, pembinaan kelembagaan agama islam dan bimbingan masyarakat katholik, serta pengelolaan administrasi, informasi, pengkoordinasian

perencanaan, pengendalian, dan pengawasan program pelaksanaan tunjangan profesi terhadap guru agama. Kemenag Kota Bandar Lampung berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kementerian Agama Provinsi Lampung.

Susunan Instansi Kementerian Agama Kota Bandar Lampung yang berdasarkan Keputusan Menteri Agama Indonesia No. 373 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi terhadap Guru Agama adalah sebagai berikut: 10 1. Kepala Kantor

2. Kasubag. Tata Usaha

10

Keputusan Menteri Agama Indonesia No. 373 Tahun 2002.

3. Kasi Urais

4. Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh 5. Kasi Mapenda

6. Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam

7. Kasi Penyelenggaraan Syariah 8. Penyelenggara Katholik 9. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam hal pelaksanaan tunjangan profesi yang berperan penting adalah Kepala Kantor, Kasi Mapenda beserta pegawainya. Kepala Kantor Kementerian

Agama Kota Bandar Lampung bertugas untuk memimpin, mengendalikan dan

(7)

2.5 Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi terhadap Guru Agama oleh Kementerian agama Kota Bandar Lampung

Pelaksanaan tunjangan profesi oleh Kemenag Kota Bandar Lampung dilaksanakan dengan tahap pertama yaitu penilaian portofolio. Sesuai Permendiknas No. 18 Tahun 2007 yang dimaksud penilaian portofolio guru adalah penilaian kumpulan dokumen yang mencerminkan rekam jejak prestasi guru dalam

menjalankan tugasnya sebagai agen, sebagai dasar pertimbangan pengakuan

tingkat profesionalitas guru yang bersangkutan. Sebelum mengikuti uji kompetisi ini, calon peserta diwajibkan memenuhi persyaratan seperti berstatus guru tetap di MI/SD, MTs/SMP dan MA/SMA,memiliki NUPTK, telah berijazah S-1/D-4, masa kerja yang, usia, prestasi bekerja, dan belum pernah menjadi peserta sertifikasi sebelumnya.

Guru yang tidak lulus penilaian portofolio dapat melakukan kegiatan-kegiatan untuk melengkapi portofolio agar mencapai nilai lulus, atau mengikuti diklat yang diakhiri dengan evaluasi/penilaian sesuai persyaratan yang ditentukan. Bagi guru yang telah lulus dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tahap Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

2.6 Mekanisme Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung

Berikut adalah proses pengajuan dokumen ke bagian panitia pelaksana sertifikasi di Kementerian Agama Kota Bandar Lampung:

1. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofolio.

2. Formulir dan dokumen portofolio yang

telah disusun kemudian diserahkan kepada Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara sertifikasi untuk dinilai.

3. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai angka minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.

(8)

ditandatangani tanpa dibubuhi materai, dan sebagainya.

5. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi belum mencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkan alternatif sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk melengkapi kekurangan portofolio bagi peserta yang memperoleh skor 841 s/d 849.

b. Mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau DPG) yang

diakhiri dengan uji kompetensi. 6. Pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK

penyelenggara dengan memperhatikan skor hasil penilaian portofolio dan rambu-rambu yang ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). a. Peserta DPG yang lulus uji

kompetensi, akan memperoleh sertifikat pendidik.

b. Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian ulang sebanyak dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu.

2.6 Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi terhadap Guru Agama oleh Kemenag Kota Bandar Lampung

Faktor penghambat dalam pelaksanaan pemberian tunjangan profesi adalah:

1. Faktor guru yang kurang kooperatif ataupun kurangnya pehamanan guru tentang cara penyusunan portofolio, mutasi guru sehingga terjadi keterhambatan dalam pelaksanaan

pemberian tunjangan profesi.

Faktor guru yang kurang kooperatif

yang berarti kurang adanya kerja sama yang baik. Dalam hal ini sebagai contohnya adalah keterlambatan guru dalam melihat pengumuman yang ada. Hal ini sering terjadi sehingga berkas-berkas yang seharusnya sudah harus dikumpul sesuai dengan jadwalnya mengalami keterlambatan. Faktor mutasi guru merupakan salah satu faktor penghambat karena bilamana guru (peserta) mengalami mutasi maka pelaksanaan tunjangan profesi akan terhambat karena adanya proses perpindahan pada guru tersebut.

(9)

Keterlambatan dalam pencairan dana tunjangan profesi mengakibatkan pada mundurnya jadwal pelaksanaan pemberian tunjangan profesi.

3. Adanya perbedaan pendapat antara beberapa staf Mapenda.

Dalam hal pelaksanaan tugas sering terjadinya persepsi yang masih belum utuh dan terkesan invidualis sehingga dapat menyebabkan terjadinya perbedaan persepsi antara yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut tentunya akan

mengganggu dalam pelaksanaan pemberian tunjangan profesi terhadap guru

agama oleh Kementerian Agama Kota Bandar Lampung.

III.PENUTUP 3.1KESIMPULAN

1. Ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Panitia sertifikasi pada Kementerian

Agama Kota Bandar Lampung menginformasikan kepada guru yang mendapat panggilan sebagai calon peserta sertifikasi untuk mendaftarkan diri sesuai dengan pedoman.

b. Melakukan uji kompetensi (portofolio) terhadap peserta sertifikasi.

c. Setelah melakukan portofolio diakan tes melalui jalur Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dan memfasilitasi pendanaan PLPG. d. Melakukan tindak lanjut bagi peserta

yang tidak lulus dan diskualifikasi.

2. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Profesi terhadap guru agama oleh Kemenag Kota Bandar Lampung

Faktor guru yang kurang kooperatif atau kurangnya pemahaman guru dalam

penyusunan portofolio, faktor mutasi guru, faktor adanya perbedaan pendapat

antara staf, dan dana yang tersendat dari pusat yang biasanya menjadi kendala dalam pelaksanaan pemberian tunjangan profesi oleh Kemenag Kota Bandr Lampung.

3.2SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan di atas, peneliti mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:

(10)

memiliki masa kerja cukup lama untuk diusulkan sebagai calon peserta.

2. Kepada guru diharapkan dapat lebih bisa untuk bekerja sama dengan baik dalam proses sertifikasi agar pelaksanaan tunjangan profesi dapat berjalan sebagaimana semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

A.LITERATUR/BUKU

H. M. Arifin, 1996, Ilmu Pendidikan

Islam, Jakarta : Bumi Aksara.

Bintoro, 1991, Pelaksanaan dalam Kaitan dengan Pemerintahan, Jakarta.

Abdul Muiz Lidinillah, Dindin, 2007,

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan

PPG SD/MI Pra Jabatan di

Indonesia, Bandung.

Noor Jamaluddin, 2007, Pengertian guru, Jakarta, 1978,

Abdullah Syukur, 1977, Permasalahan Pelaksanaan, Jakarta.

Zuhairini Dkk. 2004. Metode Khusus Pendidikan Agama. Jakarta.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Keputusan Menteri Agama Indonesia No. 373 Tahun 2002.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain, bila pada distribusi binomial hasil sebuah percobaan hanya dikategorikan dua macam, yaitu berhasil atau gagal, dalam distribusi multinomial

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung diperoleh pada saat presentasi di depan kelas yang dipilih acak oleh guru dalam

Telah dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh bahan baku terhadap nilai PRI (Plasticity Retentuin Index) pada mutu Crumb Rubber.. COMPARISON OF THE EFFECT OF RAW MATERIALS CUP

Free, Blender merupakan sebuah software yang Gratis, Blender gratis bukan karena tidak laku, melainkan karena luar biasanya fitur yang mungkin tak dapat dibeli dengan uang, selain

5 dari isolat tersebut yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphyl,ococcus aureus dan E8 yang aktifitas nya tinggi dengan diameter zona bening 18.96 mm dan

Penyusunan Rencana Kinerja Inspektorat Kota Palembang Tahun 2015 bertujuan untuk mendorong terwujudnya sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan

Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan 11 Desember 2013 Tanggal Distribusi Saham secara Elektronik 11 Desember 2013 Tanggal Pencatatan Saham pada BEI 12 Desember 2013 Sumber

(2) Metode berdzikir dalam penanganan problem psikologis santri di Pondok Pesantren Suryabuana Desa Balak, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang dapat dikatakan efektif