1
MAKALAH
EKONOMI PUBLIK
“EKSTERNALITAS EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN
EKONOMI
DAERAH (STUDI KASUS KAWASAN WISATA GUNUNG KIDUL,
YOGYAKARTA)”
Disusun Oleh
Khairani Pambudhi Utami
F1117036
Dosen
Yogi Pasca Pratama SE, M.Si
EKONOMI PEMBANGUNAN B (TRANSFER)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2 DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... 1
HALAMAN DAFTAR ISI ... ... 2
DAFTAR TABEL ... ... 3
DAFTAR GAMBAR ... ... 4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 5
BAB II RUMUSAN MASALAH 2.1 Rumusan Masalah .. ... 9
2.2 Tujuan Penelitian .... ... 9
2.3 Manfaat Penelitian .. ... 9
BAB III KAJIAN LITERATUR 3.1 Eksternalitas ... ... 10
3.2 Pembangunan Ekonomi ... 11
3.3 Metode ... ... 12
BAB IV PEMBAHASAN ... ... 14
BAB V KESIMPULAN ... ... 17
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1... ... 6
Tabel 1.2... ... 7
Tabel 1.3... ... 8
4
DAFTAR GAMBAR
5 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia saat ini merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan taraf perekonomian di Indonesia dan merupakan salah satu sektor yang menyumbang devisa terbesar di Indonesia. Melemahnya penerimaan negara dari sektor lain seperti minyak bumi dan gas bumi menyebabkan pemerintah harus mengarahkan potensi lain yang dimiliki oleh Indonesia untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu membantu perekonomian di Indonesia. Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang banyak tersebar seluruh wilayah. Indonesia juga memiliki berbagai macam potensi wisata, baik itu wisata alam maupun wisata budaya, mengingat Indonesia merupakan wilayah kepulauan dan terdapat berbagai macam suku, budaya dan adat istiadat.
6
Tabel 1.1
Laporan Perkembangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia tahun 2016 - 2017
Bulan Perkembangan Pariwisata 2016 – 2017
2016 2017
Januari 814.303 1.302.930
Februari 888.309 957.583
Maret 915.019 1.066.588
April 901.095 1.142.180
Mei 915.206 1.150.067
Juni 857.651 1.111.616
Juli 1.032.741 1.379.961
Agustus 1.031.986 1.404.664
September 1.006.653 1.213.640
Oktober 1.040.651 1.158.559
November 1.061.055 1.002.333
Jumlah 10.405.947 12.678.883
Sumber: kemenpar.go.id
Di Indonesia saat ini terjadi perubahan kecenderungan perilaku, masyarakat menjadi lebih senang berwisata, hal ini disebabkan oleh kejenuhan yang terjadi terhadap tempat wisata buatan seperti halnya mall, dan pada akhirnya masyarakat di Indonesia lebih memilih untuk berkunjung ke wisata alam. Hal tersebut kemudian menyebabkan membangkitkan semangat untuk mengembangkan obyek wisata alam yang ada di Indonesia.
7
Dari sekian banyak sektor, sektor pariwisata adalah salah satu sektor yang selalu meningkat ranking devisanya dibandingkan dengan sektor-sektor lain, berikut dapat dilihat lebih rinci kenaikan ranking devisa pariwisata:
Tabel 1.2
Ranking Devisa Pariwisata Terhadap 11 Ekspor Barang Terbesar Tahun 2011 - 2015
Minyak & gas bumi (41.477,10)
Minyak & gas bumi (36.997,00)
Minyak & gas bumi (32.633,20)
Minyak & gas bumi (30.318,80)
Minyak & gas bumi
4 Karet Olahan (14.258,20) Karet Olahan (10.394,50) (10.054,15) Pariwisata (11.166,13) Pariwisata (12.225,89) Pariwisata
5 Pariwisata
6 Pakaian Jadi (7.801,50) Pakaian Jadi (7.304,70) Pakaian Jadi (7.501,00) Karet olahan (7.021,70)
Makanan Olahan (6.456,30)
7 Alat Listrik (7.364,30) Alat Listrik (6.481,90) Alat Listrik (6.418,60)
8
Potensi wisata yang terdapat di Gunung Kidul dapat menjadikan sumber pendapatan daerah yang merupakan salah satu faktor utama untuk melakukan peningkatan pembangunan di daerah Kabupaten Gunung Kidul. Dari tahun ke tahun tempat wisata di daerah Gunung Kidul selalu ramai oleh pengunjung yang menyebabkan meningkatnya pendapatan daerah. Pembangunan dan pengembangan obyek wisata dan sarana pendukungnya sangat diperlukan guna meningkatkan lagi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Berikut adalah data pendukung jumlah kunjungan wisatawan di Kab. Gunung Kidul:
Tabel 1.3
Jumlah Kunjungan Wisatawan DI Kab. Gunung Kidul tahun 2012 - 2016
No Tahun Mancanegara Nusantara Jumlah
1 2012 2.053 1.277.012 1.279.065
2 2013 3.558 1.818.693 1.822.251
3 2014 5.319 3.679.818 3.685.137
4 2015 - 2.642.759 2.642.759
5 2016 3.882 3.476.008 3.479.890
Sumber: Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta
9 BAB II
2.1
Rumusan MasalahKabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi D.I Yogyakarta yang memiliki cukup banyak wilayah potensial untuk dijadikan kawasan wisata.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang eksternalitas Kab. Gunung Kidul terhadap perekonomian daerah diperlukan penelitian lebih lanjut tentang wisata apa saja yang sangat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian daerah.
2.2
Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan wisata yang dilakukan di daerah wisata Kab. Gunung Kidul sehingga menimbulkan eksternalitas terhadap perekonomian.
2.3
Manfaat Penelitian1. Bagi Mahasiswa dan pembaca lainnya
Merupakan referensi tambahan pembaca dan informasi bagi yang sedang ingin melakukan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.
2. Bagi Pemerintah
10 BAB III
KAJIAN LITERATUR 3.1 Eksternalitas
Eksternalitas merupakan suatu dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh suatu pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi yang lain (Surjanti dkk, 2016: 151)
Menurut Idris (2016: 99) secara umum eksternalitas akan terjadi apabila masyarakat mendapatkan dampak atau efek-efek tertentu diluar barang atau jasa yang terkait langsung dengan mekanisme pasar. Dengan kata lain ekternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita oleh pelaku ekonomi sebagai akibat dari tindakan pelaku ekonomi tersebut (Widjajanta dan Widyaningsih, 2001: 85)
Eksternalitas ekonomi adalah efisiensi usaha berkat membesarnya skala usaha yang telah didapat dari keseluruhan usaha, karena investasi yang besar itu kemudian memberikan manfaat kepada semuanya (Sicat dkk, 2009: 358)
Menurut Rosenb (1988) pada Kurniawan (2017) eksternalitas terjadi ketika aktivitas suatu satu kesatuan yang mempengaruhi kesejahteraan kesatuan yang lain yang terjadi diluar mekanisme pasar.
Menurut Prasetyia (7) eksternalitas dibagi menjadi 2 macam jika dilihat dari segi dampaknya:
1. Eksternalitas positif
Eksternalitas positif yaitu tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasinya didalam pasar.
2. Eksternalitas negatif
11
Sedangkan jenis-jenis eksternalitas menurut Dagupta dan Pearce seperti dikutip dari Prasetyia (11) adalah:
1. Eksternalitas uang / Pecuniary externalities
Eksternalitas uang yaitu suatu tindakan yang mengacu pada pengaruh produksi atau utilitas pada pihak ketiga karena terjadinya perubahan permintaan.
2. Eksternalitas teknikal / Technical eksternalities
Eksternalitas teknikah yaitu tindakan yang menyebabkan efek fungsi produksi dan fungsi utilitas terpengaruh.
3.2 Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan produk domestik bruto suatu negara atau daerah dalam jangka panjang (Alam, 2007: 25).
Menurut Gunadi (2012: 121) pembangunan ekonomi yaitu akumulasi kegiatan dalam rangka memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai kemakmuran rakyat.
Menurut Todarro seperti dikutip dari Sukwiaty dkk (2006: 28) pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses multidimensional dimana proses tersebut melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga-lembaga nasional, termasuk juga percepatan pertumbuhan ekonomi serta pengurangan dan pemberantasan kemiskinan absolut.
Pembangunan ekonomi adalah rangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, meratakan distribusi pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi regional dan melalui pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier (Kembauw dkk, 2016: 189)
12
Pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi disertai dengan perubahan sikap pelaku ekonomi, kelembagaan dan struktur ekonomi ke arah yang lebih baik (Arifin dan Hadi, 2009: 7).
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut menurut Arsyad (1999) dikutip pada Sumarsono dkk (2017: 5).
Menurut Soeroso (2002: 45) terdapat tiga sifat penting yang terdapat pada pembangunan daerah yaitu:
1. Proses yang berarti perubahan yang terjadi secara bertahap dan terus- menerus
2. Usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan riil per kapita 3. Berlangsung dalam jangka panjang
Terdapat tiga tolak ukur dasar dalam pembangunan ekonomi menurut Arifin dan Hadi (2009: 10)
1. Kesempatan kerja penuh, yaitu semua faktor produksi dan semua pelaku ekonomi ikut serta dalam kegiatan ekonomi
2. Homogenitas, yaitu semua perilaku ekonomi memiliki faktor produksi dan memiliki kesempatan berusaha dan kemampuan menghasilkan yang sama
3. Bekerjanya mekanisme pasar, yaitu interaksi antara pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi terjadi dalam keseimbangan pasar.
3.3 Metode
13
Menurut Denzin dan Lincoln (2011) dikutip pada Setyanto dkk (2015) penelitian kualitatif merupakan suatu aktifitas berlokasi yang menempatkan penelitiannya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari serangkaian praktik penafsiran material yang membuat dunia menjadi terlihat. Praktik-praktik ini mentransformasi dunia. Mereka mengubah dunia menjadi serangkaian representasi yang mencakup berbagai catatan lapagan, wawancara, percakapan, foto rekaman dan catatan pribadi. Dalam hal ini, penelitian kualitatif melibatkan suatu pendekatan penafsiran yang naturalistik terhadap dunia.
Menurut Cahyani dkk (2015) penelitian kualitatif memiliki 5 ciri pokok karakteristik, yaitu:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa yang terjadi merupakan kajian utama penelitian kualitatif
2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikam dalam bentuk uraian naratif bukan dalam bentuk angka-angka.
3. Tekanan pada proses bukan hasil.
4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta di lapangan.
14 BAB IV
PEMBAHASAN
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota yang yang aman dan nyaman serta keramah tamahan masyarakatnya, menjadikan kota Yogyakarta sebagai salah kota yang memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri sehingga banyak diminati oleh wisatawan yang berkunjung. Kabupetan Gunung Kidul merupakan salah satu Kabupaten yang berada di daerah D.I Yogyakarta. Menurut web portal Gunung Kidul , bahwa Kabupaten Gunung Kidul adalah salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan D.I Yogyakarta yang sudah ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 sesuai dengan UU no 15 tahun 1950 jo peraturan pemerintah No 32 tahun 1950. Kabupaten Gunung Kidul memiliki banyak potensi yang dimiliki sebagai penopang ekonomi seperti pertanian, perikanan, peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta pariwisata.
Seperti yang sudah diketahui bahwa pada masa pemerintahan Indonesia saat ini, sektor pariwisata sedang gencar-gencarnya melakukan promosi agar menarik para wisatawan. Dikarenakan sektor pariwisata merupakan salah satu pemasukan devisa terbesar saat ini, dan juga sektor pariwisata merupakan sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Dengan kekayaan alam yang begitu melimpah dan keindahan yang dimiliki Kab. Gunung Kidul memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Karakteristik yang dimilik oleh wisata di Kab. Gunung Kidul seperti pantai yaitu dengan pasir putih yang menawan dan karang-karang menjadikan keunikan tersendiri dari obyek wisata yang ada di Kab. Gunung Kidul.
15 Gambar 4.1
Grafik Jumlah wisatawan yang berkunjung di Kabupaten yang ada di Yogyakarta tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Pariwisata D.I Yogyakarta
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa jumlah pengunjung di Kab. Gunung Kidul terus meningkat dari tahun 2012 yaitu sebesar 1.277.012 kemdian pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.822.251 dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 3.685.137 pengunjung. Jumlah tersebut merupakan jumlah keseluruhan dari tempat wisata yang ada di daerah wisata Kab. Gunung Kidul, walaupun jumlah pengunjung tidak sebanyak daerah lain seperti daerah Kab. Sleman. Kenaikan jumlah wisatawan tersebut sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah, hal itu sangat menguntungkan bagi pemerintah khususnya pemerintah D.I Yogyakarta. Berikut akan dijelaskan lebih rinci tabel perkembangan pendapatan daerah di Kab. Gunung Kidul:
Tabel 4.1
Perkembangan pendapatan asli daerah Kab. Gunung Kidul tahun 2012-2014
Sumber: Dinas Pariwisata D.I Yogyakarta
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah Kab. Gunung Kidul pada tahun 2012 sebesar Rp 8.487.767.503 dengan prosentase kenaikan sebesar 267,2%, lalu kemudian sempat menurun pada tahun 2013 menjadi Rp
16
8.168.857.392 dengan prosentase kenaikan sebesar -3,7% , tetapi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 meningkat kembali menjadi sebesar Rp 17.415.255.557 dengan prosentase kenaikan sebesar 113,2%.
17 BAB V
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Alam S (2006). Ekonomi Jilid 1 [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=EByJXELGa7EC&pg=PT38&dq=pe mbangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huMHY AhUkT48KHa7mChwQ6AEIJjAA#v=onepage&q=pembangunan%20eko nomi%20adalah&f=false
Amdani, Suut (2008). Analisis Potensi Obyek Wisata Alam Pantai DI Kabupaten Gunung Kidul [Online]. Tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/967/1/E100020020.pdf
Bnasikh, Sumarsono, Hadi dan Muslikah (2017). Indegenous Ekonomi Pembangunan Daerah [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=i-E6DwAAQBAJ&pg=PA5&dq=tujuan+pembangunan+ekonomi&hl=id&sa =X&ved=0ahUKEwjZzbnRp8LYAhWMqo8KHZEEDw4Q6AEIPzAF#v=o nepage&q=tujuan%20pembangunan%20ekonomi&f=false
Chandra, Adhi Ardhan (2017, Oktober). Tiga tahun Jokowi – JK, Pariwisata Sumbang Devisa Terbesar Kedua [Electronic Version]. Detik Finance
Dinas Pariwisata Yogyakarta [Online]. Tersedia:
https://visitingjogja.com/downloads/Buku%20Statistik%20Kepariwisataa n%20DIY%202016.pdf
Gunandi (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=Bss4CgAAQBAJ&pg=PA121&dq=p embangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huMH YAhUkT48KHa7mChwQ6AEIKzAB#v=onepage&q=pembangunan%20e konomi%20adalah&f=false
http://gunungkidulkab.go.id/
Idris, Amiruddin (2016). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia [Online]. Tersedia:
19
AhXBO48KHSDfAkQ4FBDoAQg1MAQ#v=onepage&q=pembangunan% 20ekonomi%20adalah&f=false
Idris, Amirudin (2016). Ekonomi Publik [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=1wYrDAAAQBAJ&pg=PA99&dq=ek sternalitas+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjitbWXpsHYAhVLpY8KH UesDmEQ6AEIRzAH#v=onepage&q=eksternalitas%20adalah&f=false
Kembauw, Esther , Sinay J, Lexy dan Sahusilawane M, Aphrodite (2015). Pembangunan Perekonomian Maluku [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=aPk1DQAAQBAJ&pg=PA189&dq= pembangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiZuq_huM HYAhUkT48KHa7mChwQ6AEIMTAC#v=onepage&q=pembangunan%2 0ekonomi%20adalah&f=false
Kementrian Pariwisata [Online]. Tersedia:
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/devisa2011-2015.pdf
Kementrian Pariwisata [Online]. tersedia:
http://www.kemenpar.go.id/userfiles/file/Lapbul%20Nov%202017_klasik. pdf
Kurniawan, Heri (2017, September). Eksternalitas dan Barang Publik dalam Perspektif Ekonomi Sektor Publik. [Electronic Version]. Kompasiana
Linangkung, Erfanto (2016, September). Pertumbuhan Usaha DIY Meningkat, GunungKidul Tertinggi [Electronic Version]. Sindo News
Mulyaningrum. “EKSTERNALITAS EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN
WISATA ALAM BERKELANJUTAN (Studi Kasus pada Kawasan Wisata Alam Baturaden – Purwokerto, Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah)” Jurnal Penelitian UNIB 11.1 (2015).
Musdholifah, Surjanti dan Budiono (2016). Teori Ekonomi(Pendekatan Mikro) Berbasis Karakter [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=KiRADAAAQBAJ&pg=PA151&dq=e ksternalitas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwja2fr0ksHYAhWGvI8KHYXrDL 0Q6AEIQTAG#v=onepage&q=eksternalitas&f=false
20
Perdagangan Bebas Kawasan Asean (Studi Kasus Kampung Batik Laweyan)." ETIKONOMI 14.2 (2015).
Setyanto, Alief Rakhman, Bhimo Rizky Samudro, and Yogi Pasca Pratama. "KAJIAN POLA PENGEMBANGAN UMKM DI KAMPUNG BATIK LAWEYAN MELALUI MODAL SOSIAL DALAM MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS KAWASAN ASEAN." Jurnal Ilmu Ekonomi
dan Pembangunan 15.2 (2017).
Sicat P, Gerardo dan Arndt, Heinz Wolfgang (2009). Ilmu ekonomi untuk konteks Indonesia [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=bdPrAAAAMAAJ&q=pengertian+ek sternalitas&dq=pengertian+eksternalitas&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjBl ar3q8HYAhWKrI8KHe_ACKg4FBDoAQhDMAY
Soeroso, Santoso (2002). Mengarusutamakan Pembangunan Berwawasan Kependudukan di Indonesia [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=vKEQ4pS2qvwC&pg=PA45&dq=pe mbangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi43JaausHY AhUMM48KHcJcA4c4ChDoAQhNMAk#v=onepage&q=pembangunan% 20ekonomi%20adalah&f=false
Sukwiaty, Sudirman dan Sukamto (2006). Ekonomi [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=Hwpu_DswR4UC&pg=PA28&dq=p embangunan+ekonomi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi43JaausH YAhUMM48KHcJcA4c4ChDoAQg0MAM#v=onepage&q=pembangunan %20ekonomi%20adalah&f=false
Widjajanta, Bambang dan Widyaningsiah, Aristanti (2007). Ekonomi & Akuntansi: Mengasah Kemampuan Ekonomi [Online]. Tersedia:
https://books.google.co.id/books?id=m84iC9KybScC&pg=PA85&dq=eks ternalitas+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjitbWXpsHYAhVLpY8KH UesDmEQ6AEIJjAA#v=onepage&q=eksternalitas%20adalah&f=false
Yoety, Oka (2008) . Ekonomi Pariwisata [Online]. Tersedia: