• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DAN TUJUAN FILSAFAT (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN DAN TUJUAN FILSAFAT (2)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Kata filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan, baik secara substansial maupun historis. Kehadiran ilmu tidak dapat dipisahkan dari peran penting filsafat, dan begitu juga sebaliknya bahwa perkembangan ilmu akan memperkuat keberadaan filsafat. Pada zaman Plato sampai pada masa Al-Kindi, batas antara filsafat dan ilmu pengetahuan boleh dikatakan tidak ada. Seorang filosuf p as ti me ng u as ai i lm u pengetahuan. Perkembangan daya berfikir manusia yang mengembangkan filsafat pada tingkat praktis dikalahkan oleh perkembangan i1mu yang didukung oleh teknologi. Wilayah kajian filsafat menjadi lebih sempit dibandingkan dengan wilayah kajian ilmu. Sehingga ada anggapan filsafat tidak dibutuhkan lagi.

Filsafat kurang membumi sedangkan ilmu lebih bermanfaat dan lebih praktis. Padahal filsafat menghendaki pengetahuan yang komprehensif yang luas, umum, dan universal dan hal ini tidak dapat diperoleh dalam ilmu. Sehingga filsafat dapat di tempatkan pada posisi dimana pemikiran manusia tidak mungkin dapat dijangkau oleh ilmu.

Ilmu bersifat pasteriori (kesimpulan ditarik setelah melakukan pengujian secara berulang), sedangkan filsafat bersifat priori (kesimpulan ditarik tanpa pengujian tetapi pemikiran dan perenungan). Keduanya sama-sama menggunakan aktivitas berfikir, walaupun cara berfikirnya berbeda. Keduanya juga sama-sama mencari kebenaran. Kebenaran filsafat tidak dapat dibuktikan oleh filsafat sendiri tetapi hanya dapat dibuktikan oleh teori keilmuan melalui observasi ataupun eksperimen untuk mendapatkan justifikasi.

(2)

PENGERTIAN DAN TUJUAN FILSAFAT A. Pengeritan Filsafat

Secara etimologis, pengertian filsafat terdiri dari berbagai bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris “Philosophy”, sedangkan dalam bahasa Yunani “Philein atau “Philos” dan “Sofein” atau “sophi”. Ada juga yang mengatakan bahwa filsafat itu berasal dari bahasa Arab, yaitu “Falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi kata teersebut pada awalnya berasal dari bahasa Yunani “Fhilos” artinya cinta, sedangkan “Shopia” artinya kebijaksanaan. Oleh karena itu filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang dalam bahasa arab diistilahkan Al-hikmah.

Secara Terminologi, filsafat mempunyai arti yang bervariasi. Menurut Juhaya S. Pradja mengatakan bahwa arti yang sangat formal dari filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang di junjung tinggi. Suatu sikap falsafi yang benar adalah sikap kritis dan mencari. Sikap itu merupakan sikap toleran dan terbuka dalam melihat persoalan dengan berbagai sudut pandang dan tanpa prasangka.

Menurut Sutardjo A. Wiramihardja filsafat diartikan sebagai pengetahuan tentang cara berfikir terhadap segala sesuatu atau secara sekalian alam. Artinya semua materi pembicaraan filsafat adalah segala hal yang menyangkut keseluruhan yang bersifat universal.

Aristoteles (384-332 SM) tokoh utama silosof klasik, mengatakan bahwa filsafat menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud. Karena itu, ia menamakan filsafat dengan ‘teologi’ atau ‘fisafat pertama’. Aristoteles sampai pada kesimpulan bahwa setiap gerak dialam ini digerakkan oleh yang lain

(3)

dan secara hakiki bersifat dialetika dalam arti bahwa setiap kebenaran menjadi lebih benar dengan setiap putaran tesis dan antitesis.

B. Tujuan Filsafat

Segala sesuatu yang terdapat di alam ini diciptakan dengan fungsinya, dengan kata lain bahwa tidak ada materi yang tidak bermanfaat tak terkecuali lahirnya filsafat ilmu. Lahirnya filsafat ilmu memberikan jawaban terhadap persoalan yang muncul terutama yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Oleh karena, di antara tujuannya ialah:

1. Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia lebih mendidik dan membangun diri sendiri. Sifat yang khusus bagi seorang filsuf ialah bahwa sesadar-sadarnya apa saja yang termasuk dalam kehidupan manusia, Tetapi dalam pada itu juga mengatasi dunia itu, Sanggup melepaskan diri, menjauhkan diri sebentar dari keramaian hidup dan kepentingan-kepentingan subyektif untuk menjadikan hidupnya sendiri itu obyek peyelidikannya. Dan justru kepentingan-kepentingan dan keinginan-keinginan subyektif itu maka ia mencapai keobyektifan dan kebebasan hati, Yang perlu buat pengetahuan dan penilaian yang obyektif dan benar tentang manusia dan dunia. Dan sifat ini, sifat mengatasi kesubyektifan belaka, Sifat melepaskan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan sendiri,

2. Berusaha mempertahankan sikap yang obyektif mengenai intisari dan sifat-sifat objek-objek itu sendiri. Bila seseorang semakin pantas di sebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, Semakin memiliki “kebijaksanaan”.

(4)

tidak termasuk lapangan penyelidikan itu sendiri, Sifat ini sangat merugikan perkembangan manusia sebagai keutuhan maka obatnya yang paling manjur ialah “pelajaran filsafat”

4. Agar menjadi orang yang dapat berpikir sendiri. Dengan latihan akal yang di berikan dalam filsafat kita harus menjadi orang yang sungguh-sungguh “berdiri sendiri” / mandiri terutama dalam lapangan kerohanian, mempunyai pendapat sendiri. Jika perlu dapat dipertahankan pula menyempurnakan ara kita berpikir, hingga dapat bersikap kritis, melainkan mencari kebenaran dalam apa yang dikatakan orang baik dalam buku-buku maupun dalam surat – surat kabar dan lain –lain.

5. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.

6. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara histories.

7. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang alamiah dan non-alamiah.

8. Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkanya.

Referensi

Dokumen terkait

Berisi mengenai pantangan-pantangan bagi seseorang ketika sedang atau mau tidur.. Kategori ini berisi tentang posisi tidur, jam tidur, alas tidur dan

KUH Perdata meyebutkan, bahwa anak yang belum dewasa atau dibawah umur adalah yang belum berusia 21 tahun atau belum menikah, dan untuk dapat melakukan perbuatan hukum dibutuhkan

Hasil penelitian ini memberikan bukti yang nyata dan memberikan dukungan pada beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan Astray (2011) dimana makna simbolik, manfaat fungsional

Banyak ilmuan maupun praktisi teknologi membagi level entitas organisasi kedalam beberapa level sistem informasi yang berfariasi, namun pada intinya akan menjadi seperti

Luciana dan Irmaya Briliantien (2007) dalam penelitiannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi yang dilakukan dengan sampel pada bank

Seperti pada siklus pertama akumulasi yang diperoleh yaitu 32,5% persentase tersebut menujukan kategori nilai yang sangat kurang, namun kenaikan yang sangat

corethrurus yang diberi perlakuan insektisida karbofuran ternyata senyawa methylcarbomat sangat mempengaruhi hormon pada kokon sehingga jumlah dan daya tetas kokon menu- run.