• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budi daya Tanaman Selada. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Budi daya Tanaman Selada. doc "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Budidaya Tanaman Selada

Disusun Oleh :

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Selada (Lactuca sativa L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi masyarakat. Selada sebagai bahan makanan sayuran bisa konsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan bersama-sama dengan bahan makanan lain. Selain berguna untuk bahan makanan, selada juga berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat. Mengingat akan pentingnya sayuran ini bagi kesehatan,baik kandungan gizi maupun seratnya, mendorong masyarakat makin menggemari sayuran khususnya daun selada. Mengingat permintaan yang terus meningkat sesuai dengan pertambahan pendudukmaka perlu adanya usaha-usaha pengembangan tehnologi dalam budidaya selada.

(3)

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan-tujuan tersebut antara lain :

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman selada.

2. Untuk meningkatkan kemampuan pembaca dalam bertani, khususnya di dalam pembudidayaan tanaman selada.

3. Untuk mengetahui hama dan penyakit pada selada.

BAB II

(4)

Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi, merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Bukti lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini mungkn digunakan sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat dimakan. Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan untuk diambil minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yang berduri, tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung banyak getah.

Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.

B. Deskripsi Selada

Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih, bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20 cm – 30 cm.

Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat pada tanaman selada adalah sebagai berikut.

a. Daun

(5)

Daun bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis. Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar 15 cm atau lebih.

b. Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang

membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada batang), 2 cm – 3 cm (selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).

c. Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh lurus ke pusat bumi. Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.

d. Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar 1mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

e. Bunga

Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.

C. Klasifikasi Selada

(6)

Spesies (jenis) : Lactuca sativa

Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada varietas yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas yang helaian daunnya lepas tidak merapat membentuk bulatan.

D. Varietas Selada

Selada telah lama dikenal oleh masyarakat. Pada awalnya, hanya terdapat beberapa varietas (jenis) selada. Dengan berkembangnya peradaban manusia dan teknologi, kini telah ditemukan varietas – varietas baru yang lebih unggul dari generasi – generasi sebelumnya yang jumlahnya tidak terhitung lagi. Sehingga memberikan harapan besar terhadap peningkatan produksi selada di Indonesia maupun di nehara – negara lain. Di samping itu, terbitnya varietas – varietas baru yang produksinya lebih tinggi dari varietas – varietas sebelumnya juga memberikan harapan yang besar terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Di Indonesia terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal dari luar negeri (varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak dibudidayakan oleh petani adalah varietas impor, karena produksi varietas lokal pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan varietas impor. Varietas – varietas impor yang lebih banyak beredar di pasaran Indonesia berasal dariberbagai Negara penghasil benih unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika Serikat), Yasui (Taiwan), Known You Seed (Taiwan), Liong You Seed (Taiwan), Qiang Nong Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang), Takil Seed (Jepang), Hungnong Seed (Korea), Nunhems Seed (Belanda), dan sebagainya, yang semuanya dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap tahun secara kontinu perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru. Masing – masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda – beda, sehingga akan menghasilkan nilai rupiah yang berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi produktivitas tanaman (produksi daun/krop), daya adaptasi terhadap lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyaki, serta rasa daun.

Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok, yaitu tipe selada kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting lettuce atau Leaf lettuce), dan selada batang (Asparagus lettuce atau Stem lettuce).

E. Pembibitan Selada

(7)

bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer saat ini antara lain penn great lakes, imperial dan new york. Kebutuhan benih selada per satu hektar lahan adalah 250 gram. Untuk mendapatkan hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas.

Ada berbagai jenis media penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam polybag, daun pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas bedengan. Pada kesempatan kali ini yang akan kami uraikan adalah media tanam di atas bedengan.

Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15 cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan harus ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan pupuk kandang, tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk kandang yang digunakan harus sudah betul-betul matang untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme yangn tidak diharapkan. Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang sekam diperlukan untuk menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur pertanian atau dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk budidaya selada adalah pH 5 sampai 6,8.

Siram media penyemaian dengan air untuk memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur. Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa membusukan tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan. Padat penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai. Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan mulsa berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut berguna untuk mengurangi penguapan akibat terik matahari.

Buatlah naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan untuk melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara langsung. Pada musim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari yang terlalu terik. Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung plastik atau plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup buka, sehingga pada pagi dan sore hari tutup bisa dibuka agar mendapat penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi dari sengatan matahari.

(8)

diperkenankan penyemprotan pestisida sintetis. Apa bila ada hama bisa diusir dengan menutup penyemaian, apabila terserang penyakit bisa diberikan pupuk kandang tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan. Bibit selada keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4 minggu sejak benih ditebar.

1. Penyiapan Benih dan Pembibitan

Selada diperbanyak dengan biji-bijinya. Benih selada dapat langsung disebar di atas bedengan namun cara yang dianjurkan adalah disemai dulu di lahan persemaian selama ± 1 bulan atau bibitnya telah berdaun 3-5 helai. Kelebihan cara ini antara lain: dapat menghemat benih, memudahkan pemeliharaan bibit karena terkonsentrasi di lahan persemaian saja dan dapat memilih (menyeleksi) bibit yang baik saat dipindahtanamkan ke kebun.

2. Pengolahan Tanah

Tanah dicangkul atau dibajak sedalam ± 0 cm dan dibalikkan, kemudian biarkan dikeringkan selama ± 15 hari. Berikutnya, tanah diolah kembali sambil membentuk bedengan atau cukup diratakan asalkan di sekelilingnya dibuatkan parit-parit pembuangan air selebar 40-60 cm dan dalamnya 50-60 cm. bila dibentuk bedengan, ukuran 80-120 cm dan tingginya 30-40 cm, sehingga tiap bedengan dapat ditanami 3-5 barisan tanamam dan jarak antar bedengan 30-40 cm.

Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan berupa hamparan lahan yang dibuatkan alur-alur pada jarak antara 25-30 cm yang telah dibuatkan lubang tanam pada jarak 25x40 cm atau 20x25 cm atau 25x25 cm.

3. Penanaman

Waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir musim hujan (maret/april). Penanaman dilakukan pagi atau sore hari.

Penanaman selada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Sebar benih langsung

b. Pindah tanam bibit

4. Pemeliharaan

(9)

untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval pengerjaannya adalah seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada patut mendapat perhatian. Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih panas dan sering kekurangan air. Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal pcnanaman, saat penyiangan pertama (umur 2 minggu), dan ketika tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun, lakukan penyiraman dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan. Jaga pula agar parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat. Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10 ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk kandang, tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan dalam aluran di kiri-kanan tanaman. Pemberiannya dilakukan saat penanaman.

F. Penanaman dan Pemanenan

Selada daun adalah jenis selada yang hidup di dataran rendah. Memiliki bentuk gerigi di tepinya, warna daun yang hijau segar, dan biasanya lebih enak jikalau dimakan langsung dari pohonnya atau mentah. Tempat dominannya berada di lima negara, seperti: Pennlake, Imperial, New York, dan Great Lakes.

Agar selada lebih cepat untuk berbiji dan berbunga, harus ditanam di dataran rendah. 15-25 derajat C adalah suhu optimal dari tanaman ini. Dalam hal tanam menanam tanah yang digunakan harus jenis: tanah masih mengandung humus, lempung berpasir, dan lempung berdebu.

Masih bisa hidup di tanah yang sedikit memiliki hara tetapi hal ini harus diantisipasikan dengan diberi pengairan dan dipupuk organik serta rutin sesuai peraturan. Tanah harus netral. Jangan sampai tanah masam yang dipakai untuk lahan tanam. Bisa-bisa Anda gagal panen, untuk itu harus dilakukan pengapuran sebelum menanam bibit sayuran selada.

a. Cara penanaman:

(10)

cukup untuk satu hektar kebun Anda. Sebelum benih itu masuk ke dalam tanah, lebih baik disemai di dalam kotak ataupun di sebuah lahan. Olahlah tanah hingga menjadi gembur. Tambahkan pupuk kandang juga pasir. Bibit ditabur dengan merata. Benih ditutup dengan lapisan tanah tipis. Saat benih Selada berusia tiga minggu, maka siap untuk dipanen. Material bumi seperti; kerikil dan batu besar dikeluarkan dari sebuah tanah. Bertujuan untuk akar mudah menyerap zat hara karena tak ada halangan pada akar untuk menembus tanah. Artinya tanah jadi gembur.

Bedengan dibuat parit kecil tempat mengatur kekurangan atau kelebihan air. Agar sayuran selada mendapatkan nutrisi yang cukup untuk masa pertumbuhannya.

Bedengan yang dibuat berukuran 1 meter-1,2 meter. Tingginya sekitar 20 centi meter. Namun untuk panjangnya harap disesuaikan dengan lahan pertanian masing-masing. Di sela-sela bedengan harap dibuat sebuah parit kecil. Karena parit ini akan berguna sebagai sebuah tempat atur kurang atau lebihnya sebuah kebutuhan pengairan. Agar benih sayuran selada mendapatkan nutrisi yang cukup. Tidak lebih ataupun kurang. Menggunakan jarak tanam dengan ukuran 20x25 centi meter. Semoga bermanfaat.

b. Cara Pemanenan Selada

Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang. Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besar dengan yang besar dan yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segera dipasarkan karena tak tahan panas dan penguapan.

Cara Pemanenan :

• Panen dilakukan mulai umur 60 HST

(11)

G. Hama dan Penyakit a. Hama

1. Angel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini membuat daun berlubang.

2. Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan jangel namun tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau dibanding musim hujan.

Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu daun. Akibat serangan hama ini daun mengerut dan mengering karena kurang cairan. Jika tanaman muda yang diserang maka pertumbuhan tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida yang biasa digunakan untuk mengendalikan kutu ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning, mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan dengan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan dosis 2 ml/l air.

b. Penyakit pada selada

1. Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora. Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun, warna daun menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada yang siap diangkut ke pasar.

2. Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.

(12)

busuk akar. Saat kondisi lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya, kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi. Dapat pula dilakukan penyemprotan fungisida Maneb atau Dithane M 45 dengan dosiss 2 g/l.

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan dari makalah yang sudah di bahas di atas, kesimpulan yang kami dapat adalah :

Tanaman selada dapat dibudidayakan di indonesia namun harus diperhatikan masalah pembibitan dan penanganan pada hama penyakit

Referensi

Dokumen terkait

17.00 - 18.00 60' Penutupan Kegiatan PKKP Lapangan Utama PNJ - Mahasiswa baru sudah hadir dan menempati gugus masing-masing Lapangan Utama PNJ - Presensi dan Kesiapan peserta

Rahman Hakim Arteri Sekunder Sukolilo 82 Pacar Keling Kedung Tarukan Residen Sudirman Arteri Sekunder Tambak Sari 83 Pahlawan Kebon Rojo Tembaan Arteri Sekunder Bubutan

Telah menerima anugerah atau pengiktirafan akademik daripada badan profesional dan ilmiah di peringkat kebangsaan atau antarabangsa.. Membawa impak secara langsung

[r]

Menggunakan metode numerik untuk mencari solusi numerik dari sistem persamaan diferensial pada model pertumbuhan sel T yang mensekresi IL-2.... Ketika Kyai

Bertitik tolak dari realitas kondisi sarana, keterampilan dan kesiapan belajar siswa maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana hasil pengembangan

Kajian ini menemukan beberapa hal: Pertama, konstruksi muslimah mompreneur yang ditawarkan Hadila adalah ibu rumah tangga, memiliki usaha yang akrab dengan dunia perempuan,

Hasil yang dicapai kemampuan siswa kelas XI SMA Swasta Al-Misbhah Banda Aceh dalam menulis surat lamaran pekerjaan sudah memadai dengan nilai rata-rata yang