• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aksi Nyata Pelestarian Lingkungan Hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aksi Nyata Pelestarian Lingkungan Hidup"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

AKSI NYATA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP:

(UPAYA MENGATASI PENCEMARAN LIMBAH INDUSTRI TEMPE)

Disusun Oleh:

Intan Sari Anggraeni (171011500009)

02PPKm001 / 430

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya yaitu

berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Sumber daya

alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah merupakan tempat

manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia

sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk menjaga keseimbangan, air

sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak dan memiliki kualitas yang baik.

Selain itu, udara merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia.

Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungannya dalam

kondisi yang baik. Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya

beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai

keadaan lingkunganhidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di berbagai

daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,

yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air), kelompok abiotik (

sawah, air dan udara) dankelompok kultur (ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan

masyarakat). Pencemaran lingkungan merupakan masalah kita bersama, yang semakin

penting untuk diselesaikan, karena menyangkut keselamatan, kesehatan, dan

kelangsungan kehidupan kita. Siapapun bisa berperan serta dalam menyelesaikan

masalah pencemaran lingkungan ini, termasuk kita. Dimulai dari lingkungan yang

terkecil, diri kita sendiri, sampai ke lingkungan yang lebih luas.

B. Ruang Lingkup Kajian

Dalam makalah ini saya selaku penulis membatasi pembahasan tentang hakikat

pelestarian lingkungan hidup yang meliputi; definisi lingkungan hidup, ruang lingkup

pelestarian lingkungan hidup, faktor kerusakan lingkungan hidup, dan usaha pelestarian

lingkungan hidup. Serta berbagai permalsalahn yang serupa terkait dengan masalah yang

(3)

C. Tujuan Penulisan

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu geografi dan pelestarian

lingkungan hidup.

2) Mengetahui hakikat lingkungan hidup.

3) Mengetahui berbagai masalah lingkungan hidup salah satunya

pencemaran akibat limbah industri.

4) Mengetahui berbagai macam tindakan terkait dengan aksi nyata

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pelestarian Lingkungan Hidup 1. Definisi pelestarian lingkungan hidup

Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk

melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki

arti penting bagi generasi selanjutnya. Namun demikian tindakan pelestarian

makin menjadi kompleks jika dihadapkan pada kenyataan sebenarnya.

Tindakan pelestarian yang dimaksudkan guna menjaga karya seni sebagai

kesaksian sejarah, kerap kali berbenturan dengan kepentingan lain, khususnya

dalam kegiatan pembangunan. James Mastron (1982) mengungkapkan bahwa

hal ini menggambarkan begitu kompleksnya masalah yang ada dalam

aktivitas pelestarian.

Lewat kajian historis terhadap peristiwa-peristiwa penting di masa lampau,

kita yang hidup sekarang bisa mempelajari pola tingkah laku (behavioral

patterns) manusia dan menganalisisnya demi kepentingan hidup kita sekarang

dan masa-masa selanjutnya. Sejarah eksistensi sebuah peradaban tidak hanya

dapat ditelusuri lewat historiografi ataupun catatan aktivitas perjuangan

masyarakatnya. Selain misalnya memerinci kajian geologis, masih banyak

saksi bisu lainnya yang bisa menceritakan perjalanan masa lalu sebuah kota,

terutama ketika kota tersebut mengalami masa kejayaan. Salah satu dari saksi

bisu itu adalah bangunan-bangunan tua, yang banyak di antaranya

menyimpan catatan sejarah autentik.

Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau

kegiatan untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian

yang memiliki nilai guna untuk dilestarikan. Namun sejauh ini belum terdapat

pengertian yang baku yang disepakati bersama. Berbagai pengertian dan

(5)

permasalahan yang timbul berdasarkan konsep dan persepsi tersendiri.

Berikut pernyataan para ahli :

 Nia Kurmasih Pontoh (1992:36), mengemukakan bahwa konsep awal

pelestarian adalah konservasi, yaitu upaya melestarikan dan melindungi

sekaligus memanfaatkan sumber daya suatu tempat dengan adaptasi

terhadap fungsi baru, tanpa menghilangkan makna kehidupan budaya.

 Eko budihardjo (1994:22), upaya preservasi mengandung arti

mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisional/kuno

persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat prservasi yang stastis,

upaya pelestarian memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis,

tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya

(conservation areas) dan bahkan kota bersejarah (histories towns). Dengan

pendekatan konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari

inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun tradisional, upaya

pemugaran (restorasi), rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan

revitalisasi yaitu memberikan nafas kehidupan baru.

 Dalam Piagam Burra Tahun 1981 (Sumargo, 1990), disepakati istilah

konservasi sebagai istilah bagi semua kegiatan pelestarian, yaitu segenap

proses pengelolaan suatu tempat agar makna kultral yang dikandungnya

terpelihara dengan baik. Konservasi dapat meliputi segala kegiatan

pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dapat pula

mencakup preservasi, restorasi, rekontruksi, adaptasi dan revitalisasi.

 Mundardjito (2002) : Terbentuknya suatu kota dalam banyak sisi dapat

dilihat sebagai suatu produk dari perkembangan kebudayaan di dalamnya

terdapat perwujudan ideologi sosial serta perkembangan teknologi yang

membantu mengkonstruksikan suatu daerah menjadi kota yang kita kenal

kini. Artinya, terbentuknya kota sedikit banyak berdasarkan atas

pengetahuan, norma, kepercayaan dan nilai-nilai budaya dari

(6)

2. Ruang lingkup pelestarian lingkungan hidup

ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam

melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

Lingkungan hidup dalam pengertian ekologi tidak mengenal batas wilayah,

baik wilayah negara maupun wilayah administratif. Akan tetapi, lingkungan

hidup yang berkaitan dengan pengelolaan harus jelas batas wilayah

wewenang pengelolaannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan

hidup Indonesia. Secara hukum, lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang

tempat negara Republik Indonesia melaksanakan kedaulatan dan hak

berdaulat serta yurisdiksinya.

Dalam hal ini lingkungan hidup Indonesia tidak lain adalah wilayah, yang

menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim

tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alam dan kedudukan

dengan peranan strategis yang tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan

bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara dalam segala aspeknya.

Dengan demikian, wawasan dalam menyelenggarakan pengelolaan

lingkungan hidup Indonesia adalah Wawasan Nusantara.

Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri atas berbagai

subsistem, yang mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi, dan geografi

dengan corak ragam yang berbeda yang mengakibatkan daya dukung dan

daya tampung lingkungan hidup yang berlainan.

Keadaan yang demikian memerlukan pembinaan dan pengembangan

lingkungan hidup yang didasarkan pada keadaan daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup akan meningkatkan keselarasan, keserasian, dan

keseimbangan subsistem, yang berarti juga meningkatkan ketahanan

subsistem itu sendiri.

Dalam pada itu, pembinaan dan pengembangan subsistem yang satu akan

(7)

ketahanan ekosistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, pengelolaan

lingkungan hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem dengan

keterpaduan sebagai ciri utamanya. Untuk itu, diperlukan suatu kebijaksanaan

nasional pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat

asas dan konsekuen dari pusat sampai ke daerah.

3. Faktor kerusakan lingkungan hidup

Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,

yaitu Faktor Alam dan Faktor Manusia.

a) Kerusakan lingkungan hidup faktor alam

Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia

telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Salah satunya

adalah gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi

Mekah dan Nias. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan

lingkungan hidup antara lain : Letusan gunung berapi, Gempa bumi, dan

Angin topan. Peristiwa-peristiwa alam tersebut yang menimbulkan

kerusakan pada lingkunga hidup.

b) Kerusakan lingkungan hidup faktor manusia

Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar

dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Namun sayang,

seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran

akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Manusia merupakan

salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan

hidup.

Bentuk kerusakan yang di timbulkan oleh manusia adalah:

 Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai

dampak adanya kawasan industri.

 Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem

pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan

(8)

 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung

juga membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

 Perburuan liar.

 Merusak hutan bakau.

 Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

 Pembuangan sampah di sembarang tempat.

 Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

 Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas1

4. Usaha pelestarian lingkungan

Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada disekitar manusia,

meliputi unsur biotik, abiotik, dan unsur sosial budaya, dan memiliki hubungan

timbal balik dengan manusia dan perilakunya. Unsur biotik merujuk pada komponen

yang memiliki ciri ciri makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan.

Unsur abiotik merujuk kepada komponen tidak hidup, berupa batu-batuan, tanah, air,

iklim, dan sebagainya. Sedangkan unsur sosial budaya merujuk pada keyakinan,

norma, nilai dalam masyarakat, dan sebagainya. Ketiga unsur lingkungan hidup

saling berhubungan dan merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Berikut

adalah upaya pelestarian lingkungan hidup :

1

(9)

Oleh Pemerintah : Upaya pemerintah dalam upaya pelestarian lingkungan

hidup adalah sebagai berikut:

 Mencanangkan program pembangunan berkelanjutan

Pemerintah dalam upayanya untuk mewujudkan kehidupan negara yang adil

dan makmur mencanangkan program pembangunan berwawasan lingkungan,

atau juga dikenal sebagai pembangunan berkelanjutan. Program ini

merupakan upaya peningkatan kualitas hidup dengan tetap memperhatikan

faktor lingkungan. Gagasan penting dalam konsep pembangunan

berkelanjutan yaitu:

Gagasan kebutuhan – kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan

makhluk hidup

Gagasan keterbatasan – keterbatasan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

dimasa sekarang dan masa depan.

 Mengeluarkan UU tentang lingkungan hidup

Upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan dapat dilihat dengan

dikeluarkannya UU yang berkaitan dengan lingkungan hidup, diantaranya:

UU No. 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber alam hayati dan

ekosistemnya

UU No. 5 tahun 1994 tentang Konvensi PBB mengenai keanekaragaman

hayati

UU No. 6 tahun 1994 tentang Konvensi PBB mengenai perubahan iklim

UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

UU No. 19 tahun 2009 tentang pengesahan konvensi Stockholm tentang

bahan pencemar organik yang persistan

UU No 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup

(10)

Pada tahun 1991, pemerintah membentuk suatu badan khusus untuk

melakukan pengendalian dan pelestarian lingkungan hidup. Tugas pokok dari

Badan Pengendalian Lingkungan, adalah (1) Menanggulangi kasus

pencemaran, baik pencemaran udara, pencemaran tanah, maupun pencemaran

air, (2) mengawasi bahan berbahaya dan beracun, (3) melakukan analisis

mengenai dampak lingkungan.

Oleh Masyarakat dan Pemerintah

Upaya pelestarian lingkungan hidup harus dilakukan oleh seluruh masyarakat

bukan hanya pemerintah. Sebanyak apapun usaha pemerintah dalam

melestarikan lingkungan hidup akan percuma apabila tidak diimbangi dengan

usaha dari masyarakat. Masyarakat perlu menyadari bahaya tidak

melestarikan lingkungan bagi kehidupannya. Dengan demikian akan ada

tindakan jelas dalam pelestarian lingkungan hidup.

Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pemerintah

antara lain:

 Menjalankan progam penanaman seribu pohon.

Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan rob bukan terjadi begitu saja.

Bencana ini utamanya terjadi karena kurangnya daerah resapan air hujan

akibat penggundulan hutan. Alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian dan

bangunan membuat tanah menjadi lemah dalam menyerap air. Akibatnya

lapisan tanah terkikis dan terjadilah erosi. Dengan adanya erosi terus menerus

dan tidak adanya penahan tanah, maka longsorpun mudah terjadi. Begitu juga

dengan terjadinya abrasi.

Karang dan hutan bakau diambil untuk keperluan pribadi tanpa

memperhatikan lingkungan, sehingga tidak ada penghalang ombak laut.

Bahaya semacam ini dapat dihindarkan dengan melakukan reboisasi

(penanaman hutan yang gundul) serta melakukan reklamasi hutan bakau.

Dengan adanya penahan tanah terhadap air hujan atau ombak, maka

kemungkinan terjadi bencana banjir, longsor, dan rob bisa berkurang. Di

(11)

pohon-pohon buah atau tanaman hias disekitar rumah. Selain membantu tanah untuk

meresap air, lingkungan sekitar rumah terlihat lebih hidup dengan adanya

tanaman.

 Tidak membuang limbah ke sungai atau laut

Selain penggundulan hutan, pembuangan sampah di aliran sungai juga

mempengaruhi terjadinya banjir. Sampah plastik misalnya, sulit untuk

didegradasi dan biasanya menumpuk di sepanjang aliran sungai. Saat hujan

datang, aliran terhalang sampah sehingga aliran air membelok keluar dari

aliran sungai yang seharusnya. Selain menjadi penyebab banjir, dampak

sampah plastik bagi kesehatan juga cukup beresiko.

Air-air yang tergenang di sampah plastik peran besar dalam daur hidup

nyamuk yang membawa penyakit malaria atau demam berdarah. Bukan hanya

limbah sampah, pabrik yang dekat aliran sungai juga sering membuang

limbahnya pada sungai. Pembuangan limbah seperti ini masih perlu banyak

dievaluasi karena pada kenyataannya limbah yang dibuang banyak yang

mengandung logam berat. Bahaya logam berat bagi lingkungan sangat besar.

Selain baunya yang menyengat, logam berat dapat meracuni ikan dan bersifat

karsiogenik bagi tubuh manusia.

 Mengurangi pencemaran udara

Dampak pencemaran udara bukan hanya menimpa manusia tetapi juga unsur

biotik dan abiotik di lingkungan hidup. Pencemaran udara utamanya berasal

dari asap kendaraan bermotor dan limbah asap pabrik. Wilayah dengan

pencemaran udara yang tinggi terlihat banyak kabut yang menutupi cahaya

matahari. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan dan hewan dapat dilihat

dari cara mereka beradaptasi. Cara hewan beradaptasi dengan lingkungan

berpolusi contohnya seperti warna kupu kupu pada wilayah industri biasanya

lebih gelap. Pencemaran udara dapat dikurang dengan beberapa cara,

(12)

a. Menanam pohon atau tanaman hias disepanjang jalan raya untuk

mengurangi polusi asap kendaraan.

b. Membangun taman kota di beberapa tempat di kota besar.

c. Mengolah kembali limbah pabrik agar setelah dilepaskan ke udara tidak

mengandung zat-zat yang dapat merusak lingkungan.

d. Mengurangi jumlah kendaraan bermotor

e. Optimalisasi penggunaan kendaraan publik massal seperti kereta dan bus

sehingga pengguna kendaraan pribadi berkurang.

 Tidak melakukan perburuan liar dan perusakan alam

Semua unsur dalam lingkungan hidup saling berinteraksi dan mengalami

hubungan timbal balik. Untuk itu perlu disadari bahwa dengan merusak alam

dengan melakukan penebangan ilegal, perburuan liar, hingga perusakan hutan

akan merusak rantai makanan dan pada akhirnya akan berimbas kepada

kehidupan manusia. Oleh karena itu, pelaku perusakan lingkungan hidup

harus diberi sanksi yang berat agar ada rasa jera untuk mengulangi

perbuatannya. Pada lingkungan laut contohnya, penggunaan pukat harimau

dan bom ikan sebaiknya dihentikan dan diberi sanksi yang tegas karena

mengancam ekosistem dan kehidupan biota laut didalamnya.

 Melakukan sosialisasi lingkungan hidup

Program program pemerintah harus selalu disosialisasikan kepada masyarakat

lewat penyuluhan lalu didukung kegiatan lain agar masyarakat punya

kesadaran untuk melestarikan lingkungan. Sebagai contoh masyarakat

diberikan sosialisasi mengenai ciri lingkungan sehat dan tidak sehat. Setelah

sosialisasi selesai, dibuat kegiatan atau lomba rumah sehat.

Sehingga masyarakat antusias dan terbiasa berpartisipasi dalam melestarikan

lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Kesadaran semacam ini juga perlu

ditanamkan pada anak anak. Dalam lingkungan sekolah dasar sebaiknya

(13)

anak terbiasa mengambil keputusan dengan mempertimbangkan dampaknya

bagi lingkungan hidup.2

B. Berbagai Masalah Lingkungan Hidup Yang Serupa

MEUREUDU - Limbah dari produksi usaha pembuatan tempe di Gampong

Cut Langien serta di Gampong Sagoe Langien, Kecamatan Bandarbaru, Pidie

Jaya, selama ini dibuang ke saluran irigasi di gampong itu. Bau limbah

tersebut sudah sejak enam tahun lalu dikeluhkan warga, namun belum ada

tindakan pengolahan limbah dari pemilik usaha, dan kini warga pun mulai

tidak tahan dengan bau menyengat dari limbah tersebut.

“Bau limbah cair yang dibuang kesaluran irigasi ini sangat mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sepanjang saluran irigasi. Pemilik usaha

dan pemerintah harus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah yang lebih

baik. Atau, segera hentikan izin usaha pembuatan tempe tersebut,” kata

Keuchik Gampong Sagoe Langien, Tgk Ishak Ibrahim, Sabtu (6/5).

Pernyataannya ini disampaikan dengan tegas karena keuchik banyak

menerima keluhan dari warganya, dan terkait persoalan ini juga sudah

beberapa kali diingatkan. Sehingga warga sudah tak tahan lagi.

Selain menebar bau tak sedap, air limbah tahu ini juga mengandung zat asam

hasil fermentasi yang dikhawatirkan mengganggu tanaman padi yang terpapar

air limbah. Karena ratusan hektare sawah di kawasan ini menggunakan air

dari saluran irigasi tersebut untuk mengairi sawahnya setiap musim tanam.

“Kami sudah mengingatkan pengusaha tempe agar membangun kolam

penampungan limbah, dan tidak membuang limbah ke saluran irigasi. Kami

2

(14)

juga meminta pihak kecamatan melakukan penertiban terkait hal ini. Namun

hingga saat ini tidak ada yang peduli,” tambah Ishak Ibrahim.

Pemerintah yang selama ini menarik pajak dan retribusi dari pengusaha juga

dinilai tidak menjalankan perannya dalam mengantisipasi pencemaran

lingkungan ini. “Karena itu kami mendesak Dinas

Kebersihan Lingkungan Hidup dan Pertamanan (DKLHP) Pidie segera

meninjau lokasi, untuk kemudian menertibkannya, atau mendampingi

pengusaha dalam hal pengelolaan limbah agar tidak mengganggu lingkungan

masyarakat,” ungkapnya.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala DKLHP Pijay, Syukri Itam SPd, Sabtu (6/5)

mengaku telah menerima laporan warga terkait persoalan pembuangan limbah

ke saluran irigasi tersebut. Ia merincikan, dua unit usaha produksi tempe di

Gampong Cut Langien telah berjalan selama enam tahun terakhir. Sementara,

di Gampong Sagoe Langien telah berjalan tiga tahun terakhir.

“Kami telah menerima laporan pencemaran lingkungan ini, dan dalam waktu

dekat akan melakukan peninjauan langsung ke lokasi,” janjinya.

Ia menambahkan, jika hasil peninjauan terbukti limbah tersebut telah

mencemari lingkungan, pihaknya akan memberikan sanksi agar usaha itu

ditutup sementara, hingga pihak pengusaha menuntaskan persoalan limbah

yang dihasilkannya. Sehingga tidak sampai mencemari lingkungan dan

merugikan warga di sekitarnya.3

3

(15)

C. Aksi Nyata Pelestarian Lingkungan Hidup

1) Solusi terhadap pemasalahan tercemarnya ais sungai yang

diakibatkan oleh limbah industri rumah tangga adalah sebagai

berikut :

 Memberlakukan peraturan-peraturan yang ditujukkan kepada masyarakat

untuk diterapkan. Peraturan pembuangan limbah hendaknya dipantau

pelaksanaannya dan pelanggaranya dijatuhi hukuman agar pelaku jera

terhadap perbuatannya.

 Memproses limbah dengan teknik pengolahan limbah dan setelah

memenuhi syarat baku mutu air, buangan baru bisa dialirkan ke sungai.

Dengan demikian limbah dari produksi tempe tidak akan mencemari

sungai.

 Pembuatan kolam limbah cair

Dalam pembuatan kolam limbah cair, dilakukan dengan mengalirkan air yang

tercemar kedalam beberapa kolam kemudian dibersihkan , baik secara

mekanisme (pengadukan), kimiawi (diberi zat kimia tertentu), maupun

biologis (diberi bakteri, ganggang, atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam

terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang

berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti.

Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar ( selokan, sungai, dll)

hanyalah air yang tidak tercemar.

Salah satu contoh tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai

berikut :

a. Proses penanganan primer yaitu, memisahkan air buangan dari

bahan-bahan padatan yang mengendap atau mengapung.

b. Proses penanganan sekunder yaitu proses dekomposisi bahan-bahan

padatan secara biologis.

c. Proses pengendapan tersier, yaitu menghilangkan komponen-komponen

(16)

Untuk itu dapat menggunakan beberapa metode bergantung pada

komponen yang ingin dihilangkan.

1. Pengendapan yaitu, cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida

untuk mengendapkan fosfor.

2. Adsorbsi, yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna

atau bau.

3. Elektrodialis, yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dengan

menggunakan tenaga listrik.

4. Osmosis, yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun

mineral dari air.

5. Klorinasi, yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit.4

Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti diatas,

tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air

tidak tercemar yang siap dialirkan kebadan air dan lumpur yang siap dialirkan

kebadan air dan lumpur yang siap dikelola lebih lanjut . berdasarkan

penelitian, tanaman air seperti eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk

menyerap bahan pencemar didalam air.

2) Hambatan dalam memberikan solusi, Disamping solusi yang

diberikan, terdapat berbagai macam hambatan diantaranya :

 Kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengelola limbah sehingga

mengakibatkan tindakan dalam memperbaiki kerusakan lingkungan

terhambat.

 Sikap individualis dan apatis masyarakat terhadap kerusakan lingkungan

juga dapat menghambat dalam pemberian solusi-solusi tersebut.

 Tidak tegasnya pemerintah dalam membuat peraturan-peraturan. Hal ini

pun menghambat dalam mengatasi permasalahan kerusakan lingkungan.

4

(17)

 Masyarakat bersinergi rendah, masyarakat ini merupakan masyarakat

yang tidak mempunyai satu tujuan sehingga yang terjadi adalah hilangnya

kekuatan untuk memperbaiki lingkungan yang telah rusak.

3) Cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, Hambatan dapat

diatasi dengan cara :

 Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang teknik-teknik dalam

mengelola limbah secara tepat untuk mengatasi kerusakan lingkungan.

 Memberikan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar

dan cara mengatasi lingkungan yang telah tercemar oleh limbah industri.

 Berkaitan dengan pemerintah, perlu mengkritisi lembaga pemerintah

untuk membuat peraturan tersebut berjalan dengan baik.

 Menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menuju satu visi dan misi

dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang ada untuk kepentingan

bersama.

4) Stackholder / pihak yang perlu dilibatkan dalam aksi nyata

Pihak-pihak yang perlu dilibatkan dalam aksi upaya mengatasi kerusakan

lingkungan akibat limbah industri yaitu, pemerintah setempat diantaranya

Kepala Desa Kertayasa RT 06/ RW 02 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal

dan masyarakat dilingkungan tersebut serta melibatkan lembaga

pemerintahan bidang lingkungan hidup untuk membantu proses kelancaran

aksi ini.

5) Hasil yang diperkirakan akan dicapai

Berdasarkan penelitian,pengkajian ulang serta tindakan-tindakan dalam

mengatasi permasalah lingkungan terkait dengan limbah dari industri rumah

tangga yang memproduksi tempe tersebut diperkirakan akan memperoleh

hasil yang positif karena keefektifan dan efisiensi dalam memberikan solusi,

(18)

6) Dampak aksi nyata yang dilakukan, Berbagai macam dampak aksi

nyata ini terhadap pelestarian lingkungan hidup yaitu diantaranya :

a) Dampak positif :

 Masyarakat akan lebih terdidik dengan diadakannya edukasi yang

diberikan.

 Dengan diadakanya sosialisasi yang diberikan, masyarakat akan lebih

paham mengenai pencegahan dan penanganan lingkungan yang telah

tercemar oleh limbah.

 Pemerintah akan lebih tegas mengenai peraturan-peraturan pelestarian

lingkungan hidup.

 Diharapkan kesadaran masyarakat akan lebih tinggi terhadap pelstarian

(19)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan

untuk merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang memiliki

nilai guna untuk dilestarikan. Terdapat ruang lingkup pelestarian lingkungan hidup

Indonesia diantaranya lingkungan hidup Indonesia tidak lain adalah wilayah, yang

menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis

dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alam dan kedudukan dengan

peranan strategis yang tinggi nilainya sebagai tempat rakyat dan bangsa Indonesia

menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam

segala aspeknya. Sedangkan faktor kerusakan lingkungan hidup yaitu karena faktor

alam dan faktor manusia. Upaya yang dilakukan untuk menangani kerusakan

lingkungan tersebut adalah dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah.

Berbagai permasalahan lingkungan dapat diatasi dengan tindakan aksi nyata yang

dilakukan.

B. Saran

 Bagi penulis :

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya,

penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah

diatas dengan sumber-sumber yang lebih bayak dan tentunya dapat

dipertanggung jawabkan terkait dengaan permasalahan tersebut.

 Bagi pembaca

Dalam permasalahan lingkungan yang ada, oleh karena itu harapannya

dari penulisan ini kita dapat memahami tentang pentingya menjaga

(20)

DAFTAR PUSTAKA

http://odesboges.blogspot.com/2018/06/penyebab-kerusakan-lingkungan-dan.html ( Diambil tanggal 22 Juni 2018, pukul 20.18 )

http://www.gurupendidikan.co.id/pelestarian-lingkungan-hidup-pengertian-contoh-upaya-usaha-melestarikan/ ( Diambil tanggal 22 Juni 2018, pukul

21.33 )

http://aceh.tribunnews.com/2017/05/07/limbah-usaha-tempe-cemari-lingkungan ( Diambil tanggal 28 Juni 2018, pukul 21.41 )

Sudjoko dkk, “Pendidikan Lingkungan Hidup”, (Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2013) hlm33.

Napitupulu Albert, “Teologi Lingkungan”. Lembaga Penelitian Lingkungan

Hidup, Universitas Negeri Malang, 2014.

Bahri Syaiful, “TANGGUNG JAWAB HUKUM PEMERINTAH DAERAH

DALAM PENGELOLAAN dan PELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN

HIDUP”.

Aziz Erwati, “Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup”.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan SK Direktur RSU Haji Makassar No.1111/TU/RSUD/I/2015 Tentang pedoman tata laksana pencegahan pengendalian infeksi nosokomial RSU Haji Makassar.. PROSEDUR

Hal i ni merujuk pada hasil wawancara dengan beberapa pelaku UMKM dimana sebagian besar menjawab sudah puas dengan keadaan sekarang, “ ngeten niki pun payu kok ” (seperti ini

Hasil kegiatan tulisan ini menunjukkan bahwa studi tentang pasif akustik yang diterapkan dengan ilmu Bioakustik yang sering dilakukan kepada mamalia dan biota/ hewan lainnya dapat

A. Satu penyiasatan telah dijalankan oleh sekumpulan murid dengan meletakkan beberapa objek iaitu paku besi, kertas, getah pemadam dan jarum peniti pada litar

Alur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa proses yang harus dilakukan yang dimulai dari indikator berupa baku mutu limbah, populasi data, dimana data

Strenght (S) Mengembangk an kekuatan untuk mengatasi ancaman (ST) Weakness (W) Meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman (WT) Threats (T) - Rekruitmen calon siswa

[r]

Pada kasus gadai mobil sewa tersebut sebagai pelaku adalah M. Ubaidillah Effendi dan Agus Sumaryanto yang berposisi sebagai penyewa mobil milik Cycilia Cyntia