• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGAWASAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM MENGATASI PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON"

Copied!
208
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh Choiriah NIM 6661101760

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

(2)
(3)
(4)
(5)

ditanamkan untuk sebuah kejelekan, tidaklah kesuksesan akan

didapatkan

...

Skripsi ini kupersembahkan untuk

Ayah dan almarhumah ibuku dan

(6)

Tirtayasa. Pembimbing I. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si, Dosen Pembimbing II Anis Fuad, S.Sos., M.Si.

Masalah pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon yaitu Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon terhadap perusahaan yang berada pada kawasan industri tidak secara berkala atau rutin dan laporan yang dihasilkan oleh Badan Lingkungan Hidup kota Cilegon tidak objektif,Tidak adanya tindak lanjut pada pencemaran tersebut, kurangnya petugas pengawas lapangan yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon, ,Tidak adanya sanksi tegas yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengawasan Badan Linkungan Hidup Kota Cilegon Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode ini menggunakan karakteristik pengawasan yang efektif menurut Handoko ( 2003). Teknik analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif Lexy j.Moleong. Hasil penelitian ini menunjukkan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon dalam mengatasi pencemaran lingkungan belum optimal, Mekanisme pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon tidak melibatkan masyarakat, desa, kecamatan dan semua perusahaan masih belum semua diawasi,tindakan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon kurang tegas dalam pemberian sanksi. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu pihak BLH kota Cilegon harus melibatkan masyarakat, desa dan kecamatan, BLH Kota Cilegon seharusnya mengajukan anggaran, pemberian sanksi yang diberikan BLH Kota Cilegon lebih tegas dan harus lebih jelas, dan menambah waktu pengawasan yang lebih rutin dan tidak dan tidak menunggu laporan dari perusahaan.

(7)

Department, Social and Political Sciences Faculty, Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st Advisor: Dr.Agus Sjafari, S.Sos.,M.Si and 2nd Advisor: Anis Fuad, S.Sos.,M.Si.

Issues of the environmental agency oversight of life in the Cilegon City : Supervision by the conducted of the environmental agency oversight of life in the Cilegon city to companies that are in the industrial area is not regularly & routien and reports generated are not objective, no follow up on pollution, lack of field workers owned by BLH Cilegon city. the absence of strict sanctions conducted by BLH Cilegon city, the lack of a budget which is owned by BLH Cilegon city. The purpose of this study was to find out surveillance BLH Cilegon city in addressing area environmental pollution in the industrial area in the Ciwandan subdistrict in the Cilegon city. The method used in this study is a qualitative method. The method uses the characteristics of effective oversight by Handoko (2003). Data analysis techniques using qualitative analysis techniques Lexi J.Moleong. the result of this study indicate BLH Cilegon city in addressing environmental pollution in the industrial area in the Ciwandan subdistrict in Cilegon city not optimal.BLH oversight mechanisms dont involve the community, village, subdistrict and all companies are still not all supervised. BLH Cilegon city less assertive in the granting of action in sanctioning. Recomendations is can be given to BLH: BLH parties involve the community, village,subdistrict. BLH Cilegon city should lodge the budget. In the granting of sanctions should be more assertive and clear, and add more routine monitoring time and not wait for the report of the company.

(8)

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT, shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para sahabatnya yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang seperti sekarang. Syukur Allhamdulillah dengan izin Allah SWT pembuatan skripsi ini dapat di selesaikan dengan judul Pengawasan Badan

Lingkungan Hidup Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan KotaCilegon”.

Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak-pihak sebagai berikut:

1. Prof. DR.H. Sholeh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. DR. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi. Terimakasih Bapak atas arahan dan pembelajaran selama penyusunan skripsi.

(9)

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 7. Ipah Ema Jumiati, S.Sos., M.Si sebagai Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Anis Fuad, S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing II terimakasih atas arahan dan masukannya selama pembuatan skripsi ini.

9. Semua Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

10. Untuk kedua orangtuaku tercinta H. Hujaini dan Almarhumah Hj. Aisyah, yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil. Terimakasih selalu memberikan semangat dan tak kenal lelah berdo’a demi keberhasilan anaknya.

11. Untuk kakakku Nunung Doifah, Solehah, Mutmainah, Sofah, Dan Muhamad Amar terimakasih atas do’a dan dukungannya.

12. Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan kelas F dan G angkatan 2010 jurusan Administrasi Negara.

(10)

apabila ada kesalahpahaman yang kurang berkenan selama penelitian.peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada yang membaca. Demikian yang disampaikan, peneliti mengucapkan banyak terimkasih

Alhamdulillahirrabbil’alamiin.

Wassalammu’alaikum Wr. Wb

Serang, Mei 2015

(11)

iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

KATA PENGANTAR. ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 12

1.3 Batasan Masalah ... 13

1.4 Rumusan Masalah ... 13

1.5 Tujuan Penelitian ... 13

1.6 Manfaat Penelitian ... 13

1.7 Sistematika Penulisan ... 14

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN 2.1 Teori Pengawasan ... 20

2.1.1 Arti, maksud Dan Tujuan Pengawasan ... 20

2.2.2 Metode Pengawasan ... 26

(12)

iii

2.2.7 Prinsip-Prinsip Pengawasan ... 35

2.2.8 Karakteristik-Karakteristik Pengawasan ... 36

2.2.9 Mengenai Dampak Lingkungan ... 38

2.2.10 Arti, Peranan, Tujuan Dan Manfaat Amdal ... 40

2.2.11 Prosedur Amdal... 43

2.2.12 Dampak Industri ... 44

2.2.13 Pencemaran Lingkungan ... 47

2.2.13.1 Definisi Pencemaran Lingkungan ... 47

2.3 Penelitian Terdahulu ... 50

2.4 Kerangka Berfikir... 53

2.5 Asumsi Dasar ... 56

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metode Penelitia ... 57

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ... 58

3.3 Lokasi Penelitian ... 59

3.4 Variabel Penelitian ... 59

3.4.1 Definisi Konsep ... 59

3.4.2 Definisi Oprasional ... 60

(13)

iii

3.9 Jadwal Penelitian ... 78

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 69

4.1.1 Gambaran Umum Kondisi Kota Cilegon ... 69

4.1.2 Gambaran Umum Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon ... 70

4.2 Informan Penelitian ... 79

4.3 Deskripsi Data dan Analisis Data ... 83

4.3 Pembahasan Analisi Dan Analisis Hasil Penelitian ... 85

4.3.1 Pengawasan Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon Dalam Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon ... 85

4.3.1.1 Akurat ... 87

4.3.1.2 Tepat–Waktu ... 95

4.3.1.3 Obyektif Dan Menyeluruh ... 99

4.3.1.4 Terpusat Pada Titik Pengawasan Strategik 103 4.3.1.5 Realistik Secara Ekonomi ... 108

(14)

iii

4.3.1.9 Bersifat Sebagai Petunjuk Operasional ... 124 4.3.1.10 Diterima Para Organisasi ... 128 4.4 Pembahasan ... 135 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ...

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(15)

iii

Tabel 3.1 Informan Wawancara... 63

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara... 68

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 79

Tabel 4.1 Informan penelitian ... 80

Tabel 4.2 Pedoman Wawancara ... 81

(16)

iii

Gambar 2.1 Proses Pengawasan ... 20

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ... 54

Gambar 3.3 Komponen Dalam Analisis Dan Model Interaktif ... 74

Gambar 4.1 SLHD kota Cilegon mengenai kewajiban setiap perusahaan untuk memiliki AMDAL, UKL-UPL ... 90 Gambar 4.2 Sesuai SLHD Kota Cilegon pendidikan yang dimiliki petugas

pengawas dan pegawai BLH Kota Cilegon ... 101 Gambar 4.3 Pengambilan air sampel laut ... 123 Gambar 4.4 Sesuai dengan tabel SLHD Kota Cilegon Pencemaran udara

(17)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam rangka menjamin kelangsungan hidup masyarakat banyak. Pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Peningkatan pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari pembangunan yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan dengan prinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan.salah satu masalah yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki keseimbangan lingkungan yang terganggu atau mengalami kerusakan. Kegiatan pembangunan yang kita ketahui sekarang ini, mengacu pada pertumbuhan ekonomi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Tidak sedikit jumlah lingkungan yang mengalami kerusakan akibat dari pelaksanaan pembangunan, terutama pembangunan yang bersifat fisik. Keseimbangan lingkungan tersebut perlu direhabilitasi agar fungsinya kembali seperti semula demi kesejahteraan masyarakat.

(18)

hidup serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik, maju, sehat dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri khususnya, meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri.

Pembangunan termasuk upaya yang dilakukan untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam rangka menjamin kelangsungan hidup masyarakat banyak. Pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Peningkatan pelaksanaan pembangunan dapat dilihat dari pembangunan yang terus dilakukan secara berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan dengan prinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah satu masalah yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki keseimbangan lingkungan yang terganggu atau mengalami kerusakan. Dengan begitu, ekonomi tidak harus selalu didahului dalam pembangunan tanpa melihat bagaimana kondisi lingkungan.

(19)

agar fungsinya kembali seperti semula demi kesejahteraan masyarakat banyak dan mengurangi kerusakan lingkungan, namun akhir–akhir ini pembangunan industri mulai menjadi perhatian masyarakat secara serius karena berbagai dampak yang dihasilkan atau ditimbulkan dari pembangunan industri tersebut, yang tidak sedikit bahan bakunya yang tidak dapat dipulihkan atau didaur ulang menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat, sehingga limbah tersebut dapat mencemari lingkungan dan merusak semua ekosistem. Pencemaran lingkungan terjadi bila daur ulang bahan baku tersebut dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidakseimbangan dalam hal struktur dan fungsi daur materi terjadi disebabkan oleh proses alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam masa saat ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk kebutuhan dan kepentingan sendiri tanpa memikirkan kerusakan ekosistem alam.

(20)

manusia. Pencemaran lingkungan ini dapat menimbulkan gangguan terhadap kesejahteraan bahkan dapat berakibat bagi kesehatan manusia di lingkungan sekitar kawasan industri.

Semakin berkembangnya perekonomian semakin banyak pabrik atau industri yang ikut mengambil peran dalam perkembangan perekonomian baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. Hal ini tentunya sangat baik untuk kemajuan perekonomian. Sayangnya, semua itu tidak hanya menimbulkan hal – hal yang menguntungkan saja melainkan juga menimbulkan hal – hal yang berdampak negatif.

(21)

Keberadaan industri di Kota Cilegon yang bergerak di bidang industri pada kawasan industri, tentunya akan menimbulkan bangkitan lalu lintas terhadap jalan yang semakin tinggi baik berasal dari kendaraan angkutan bahan baku, hasil produksi, karyawan / buruh pabrik, ataupun masyarakat umum,ditambah lagi jalan yang ada merupakan jalur lintas sumatera serta dengan bertambahnya jumlah persampahan. Dimana dalam proses produksinya akan menghasilkan produk sampingan / emisi baik dalam jumlah kecil maupun besar, sehingga dapat menimbulkan masalah – masalah penurunan kualitas udara yang akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat kota Cilegon yang lebih parah pada masyarakat yang tinggal dekat di kawasan industri tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas harus ada pengendalian atau pengawasan dampak lingkungan hidup pada aktivitas perindustrian tersebut khususnya oleh pihak pemerintah seperti Badan Lingkungan Hidup di Kota Cilegon harus melakukan upaya–upaya dalam mengatasi pencemaran lingkungan tersebut

(22)

Terkait dengan permasalahan pencemaran lingkungan akibat industri membawa dampak yang luar biasa terhadap kehidupan masyarakat, karena bisa menimbulkan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu penanganan yang serius untuk mengatasinya. Sehingga antara pemerintah, masyarakat, dan lingkungan dibutuhkan hubungan timbal balik yang selalu harus dikembangkan agar tetap dalam keadaan yang serasi dan dinamis. Untuk melestarikan hubungan tersebut dibutuhkan adanya peran serta dari masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Hal ini agar tidak terjadi gangguan, masalah–masalah maupun perusakan yaitu pencemaran lingkungan. Untuk mencegah dan mengatasi limbah industri, pemerintah harus berperan aktif baik melalui perundang – undangan ataupun dengan cara yang lain. Pemerintah harus menggiatkan pembangunan yang berkesinambungan dengan artian pembangunan yang berwawasan kedepan dengan maksud agar mampu dimanfaatkan oleh generasi sekarang maupun akan datang.

(23)

wawancara dengan ibu Eri staf Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon pada hari senin, 24 november 2014 ).

Berdasarkan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan maka pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon mengantisipasi sedini mungkin agar tidak terjadi pencemaran sehingga pemerintah harus menekankan pada penggunaan teknologi yang bersih lingkungan karena perhatian terhadap lingkungan tidak hanya kepada masyarakat semata tetapi untuk perusahaan itu sendiri. Terkait dengan peran pemerintah sebagai regulator dalam pencemaran lingkungan, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon telah membuat program untuk mendukung penanganan tersebut diantaranya :

1. Program meningkatkan perencanaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan dan pemanfaatan semberdaya alam dan buatan.

2. Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia pengelolaan lingkungan hidup.

3. Meningkatkan ketaatan terhadap peraturan / perundang-undangan lingkungan hidup bagi aparatur masyarakat dan dunia usaha.

4. Meningkatkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang kota serta konservasi sumber daya alam buatan.

(24)

6. Meningkatkan pelayanan pengelolaan lingkungan hidup.

7. Meningkatkan koordinasi dan kemitraan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Jadi pada dasarnya untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan pemerintah harus melakukan pengawasan langsung maupun tidak langsung. Ketika semua program telah dibuat dan telah diterapkan, tetapi masih terlihat terjadi banyak pencemaran dimana – mana, hal ini bisa dari pihak pemerintah yang kurang tanggap meskipun program telah dibuat tanpa harus ada pengawasan lebih lanjut terhadap penerapan program yang ada sehingga program tersebut tidak bisa berjalan dengan maksimal.

(25)

dengan menghindari penyebabnya baik dalam menyusun perencanaan maupun pelaksanaannya. Untuk itulah fungsi pengawasan dilaksanakan agar diperoleh sesuatu yang lebih baik untuk melaksanakan perbaikan bila terdapat kekeliruan atau penyimpangan sebelum menjadi lebih buruk dan sulit diperbaiki.

Menurut Undang – Undang nomor 32 tahun 2009 pasal 1 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan dengan atau tanggungjawab pemerintah daerah, asas berkelanjutan dan asas manfaat, pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup untuk kesejahteraan masyarakat, satuan kerja perangkat daerah yang diberi tanggungjawab untuk itu adalah Badan Lingkungan Hidup. ( Sumber Undang–Undang No 32 tahun 2009 Pasal 1 ).

(26)

mulai disepanjang jalan, mobil – mobil besar yang lewat di daerah tersebut, sampai polusi pembuangan limbah udara, udara disekitar Kecamatan Ciwandan juga kondisinya kurang baik, bau yang tak sedap dirasakan oleh penduduk Ciwandan dan orang yang melalui jalan tersebut. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Bahwa beberapa usaha dan/ atau kegiatan jasa, pengelolaan bahan maupun yang memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan sebagai tempat pembuangan limbah berdampak terhadap mutu lingkungan, bahwa apabila mutu lingkungan melampaui baku mutu lingkungan yang ditentukan, maka lingkungan disekitar lokasi kegiatan tersebut tercemar dan/ atau rusak sehingga fungsi lingkungan terganggu, dan dapat mengancam kehidupan makhluk manusia serta makhluk hidup lainnya. ( Sumber Peraturan Daerah Kota Cilegon No 2 Tahun 2004 ).

(27)

Sumber, Peneliti 2015)

Gambar 1.1 Cerobong asap yang sedang produksi oleh Pt. Posko Dan berdasarkan observasi peneliti, bahwa masih terdapat pencemaran air yang mencemarinya di lingkungan perusahaan, Menurut bapak Masri warga sekitar juga mengeluh jika air yang digunakan sehari – hari sudah tidak seperti dahulu yang bersih dan tidak keruh. Jarak perusahaan dan rumah warga sangat dekat sehingga debunya lebih berdampak pada aktivitas warga tersebut. (Wawancara pada bapak H. Neni tokoh masyarakat Desa Tegal Ratu Kecamatan Ciwandan pada tangga 15 November 2014 ).

(28)

(Sumber: Peneliti, 2015)

Tabel 1.1 Pengaduan Masyarakat

Perusahaan – perusahaan yang berdampak mencemari lingkungan di kota Cilegon maka harus diawasi kegiatan industri tersebut. Badan Lingkungan hidup Kota Cilegon mempunyai fungsi pengawasan terhadap aktivitas kegiatan atau usaha yang berpotensi mencemari lingkungan, terutama pada kegiatan perusahaan. Namun pada kenyataannya Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon dalam melakukan pengawasan masih belum cukup baik. Dibuktikan dengan adanya beberapa masalah mengenai lemahnya pengawasan Badan Lingkungan Hidup Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.Berdasarkan observasi awal di lapangan, lemahnya pengawasan tersebut diindikasikan pada permasalahan sebagai berikut

Pertama, Bentuk pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon Tidak dilakukan secara berkala pada perusahaan yang ada pada kawasan industri yang menghasilkan limbah yang mencemari lingkungan dan laporan yang dihasilkan tidak objektif. Menurut salah satu pegawai Badan Lingkungan hidup

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

pengaduan masyarakat Column1

(29)

Kota Cilegon pengawasan yang dilakukan tidak secara berkala terhadap perusahaan penghasil limbah tersebut. membutuhkan dana yang cukup besar karena di Cilegon memiliki 169 perusahaan industri. Badan lingkungan Hidup Kota Cilegon juga tidak memiliki laboratorium untuk menguji keabsahan data dan untuk membuktikan jika perusahaan itu melakukan suatu pencemaran, jika terjadi suatu masalah dalam melakukan pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon meminta bantuan pihak ketiga untuk membantu menguji atau membuktikan sesuatu yang disebutkan pencemaran itupun proses sangat rumit karena laboratoriumnya bertempat di Jakarta. Pengawasan secara berkala yang dimaksud disini menurut petugas pengawasnya seharusnya dilakukan pertiga bulan sekali, tetapi dari sumber yang diketahui (pegawai BLH) hanya melakukan pengawasan setahun dua kali bahkan hanya menunggu dari laporan perusahaan yang langsung ke kantor Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon. (wawancara pada ibu Eri Sukaesih, ST, MM. Pada tanggal 24 november 2014 ).

(30)

kendaraan pabrik (industri). ( wawancara pada bapak H. Neni tokoh masyarakat Desa Tegal Ratu Kecamatan Ciwandan pada tangga 15 November 2014 ).

Ketiga, kurangnya petugas pengawas lapangan yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon, hanya memiliki dua petugas lapangan dan satu koordinator dan mereka harus mengawasi 169 perusahaan yang ada di kota Cilegon.

Keempat, sanksi yang diberikan oleh pihak Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon masih terbilang ringan yang dimaksud disini yaitu masih ada perusahaan yang membuang limbah ke aliran sungai Dan faktanya masih ada perusahaan yang sudah dua kali tiap tahunnya menerima teguran secara tertulis ( sumber Cilegon Online, kamis 4 desember 2014 ).

Kelima, Kurangnya anggaran yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon.

(31)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah peneliti uraikan dalam latar belakang masalah di atas, maka peneliti melakukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pengawasan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon terhadap perusahaan yang berada pada kawasan industri tidak secara berkala atau rutin dan laporan yang dihasilkan oleh Badan Lingkungan Hidup kota Cilegon tidak objektif.

2. Tidak adanya tindak lanjut pada pencemaran tersebut.

3. kurangnya petugas pengawas lapangan yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon, hanya memiliki dua petugas lapangan dan satu koordinator dan mereka harus mengawasi 169 perusahaan yang ada di kota Cilegon.

4. Tidak adanya sanksi tegas yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon.

5. Kurangnya anggaran yang dimiliki oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon

(32)

1.3. Batasan Masalah

Dalam batasan masalah penelitian ini, maka peneliti akan membatasi penelitian pada Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dibuat oleh peneliti maka maslah penelitian dapat dirumuskan :

1. Bagaimana efektivitas pengawasan Badan Lingkungan Hidup Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon ?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektiv pengawasan Badan Lingkungan Hidup Dalam mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dapat dilihat dari manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

(33)

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis bagi peneliti dapat mengetahui bagaimana pengawasan badan lingkungan hidup dalam mengatasi pencemaran Lingkungan pada kawasan industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.

1.1 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini dibagi kedalam lima bagian yang masing-masing terdiri dari sub bagian, yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masah menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti. Bentuk penerangan dan penjelasan dalam peneleitian ini akan diuraikan secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang berbentuk umum hingga menukik ke masalah yang spesifik dan relevan dengan judul skripsi.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, dikaitkan dengan tema/topik/judul penelitian.

1.3 Batasan Masalah

(34)

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen yang berkaitan dengan judul penelitian. Dalam bagian ini juga akan didefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam kalimat tanya.

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin di capai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan tentang manfaat teoritis dan praktis terkait dengan temuan penelitian

1.7 Sistematika Penulisan

Yaitu menjelaskan isi bab per babnya dan menjelaskan urutan penulisan skripsi ini secara keseluruhan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

1.1 Landasan Teori

(35)

1.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh penulis sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah. 1.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berfikir menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari perbincangan kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai asumsi dasarnya.

1.4 Asumsi Dasar Penelitian

Asumsi dasar merupakan jawaban sementara dan akan diuji kebenarannya.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitan

Bagian ini menguraikan tentang tipe/pendekatan dan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Dalam bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan, yaitu menjelaskan tempat, serta alasan memilihnya locus tersebut untuk dijadikan tempat penelitian.

3.4 Instrumen Penelitian

(36)

akan disampaikan pedoman wawancara yang akan digunakan dalam pengumpulan data dan observasi.

3.5 Informan Penelitian

Informan penelitian yaitu pihak yang memberikan informasi baik secara lisan maupun tulisan kepada peneliti. Pemberian informasi biasanya didapatkan dengan cara wawancara dengan peneliti.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisis dan rasionalisasinya, yaitu memaparkan teknik pengolahan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3.7 Jadual Penelitian

Menjelaskan jadual penelitian, beserta tahapan penelitian yang akan dilakukan, serta dilengkapi dengan tabel jadual penelitian.

BAB IV : PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

1.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan mempergunakan teknik analisis data yang relevan.

1.3 Pembahasan

(37)

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas dan mudah dipahami.

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun praktis.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(38)

22

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori digunakan untuk memperkuat uraian sebelumnya. Pada bab ini, peneliti menggunakan teori tentang pengawasan untuk mendukung masalah dalam penelitian. Penggunaan teori merupakan cara yang tepat untuk mengelola sumber daya waktu yang singkat untuk menyelesaikan pekerjaan serta alat yang tepat untuk memperingati pekerjaan.

Teori berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Maka dari itu, pada bab ini peneliti akan menjelaskan teori yang berkaitan dengan pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Pada Kawasan Industri Di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.

2.2 Teori Pengawasan

2.2.1 Arti, Maksud Dan Tujuan Pengawasan 1. Definisi Pengawasan

Robert J. Mockler dalam (Handoko,2003:360) definisi pengawasan adalah:

(39)

perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan–tujuan perusahaan.

Farland dalam (Handayaningrat,1994:143) memberikan definisi Pengawasan(control)sebagai berikut:

“Control is the process by which an executive gets the performance of hi subordinates to correspond a closely a possible to chosen plans, orders, obhectives, or policies” dalam bahasa Indonesia diartikan “Pengawasan ialah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya sesusai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijaksanaan yang telah ditentukan”. Jelasnya Pengawasan harus berpedoman terhadap: 1) Rencana (planning) yang telah diputuskan 2) Perintah (order) terhadap pelakasanaan pekerjaan (performance), 3) Tujuan dan 4) Kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya”.

Dapat disimpulkan, bahwa pengawasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Ketua/ Pimpinan di dalam suatu organisasi tertentu agar dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan pekerjaan bawahannya yang dilakukan sebelumnya apakah sudah sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya sehingga Ketua/ Pimpinan tersebut mengetahui kenaikan kinerja atau penurunan kinerja bawahannya. Dibawah ini digambarkan proses pengawasan (Handayaningrat,1994:143) yaitu, sebagai berikut:

Pedoman Hasil

Monitoring Koreksi

Umpan Balik(feddback)

Gambar 2.1 Proses Pengawasan standar

(40)

Gambar 2.1 menunjukkan Proses Pengawasan dari awal yaitu, merumuskan Rencana(planning)organisasi, yang sesuai kebutuhan atau pedoman sehingga tercipta visi dan misi organisasi yang diatur sebelumnya, setelah itu menjalankan pekerjaan sehingga dapat mengeluarkan hasil atau produk dari pekerjaannya dan saat itulah pelaksanaan pengawasan dilakukan. Pengawasan dijadikan bahan koreksian ketika suatu organisasi yang sudah memiliki visi dan misi namun hasil pekerjaanya tidak optimal atau tidak sesuai dengan visi dan misinya. Kemudian dilakukannya monitoring sebagai perbandingan antara tujuan awal organisasi, pekerjaan yang dilakukan dan masalah yang ditemukan, sehingga dari monitoring tersebut organisasi memulai dengan merumuskan rencana yang baru dari hasil solusi atau produk dari pengawasan yang sebelumnya dilakukan. Oleh sebab itu, organisasi memerlukan pandangan baru untuk menentukan perencanaan yang baru dalam hal ini, dapat meminimalisir kesalahan yang sudah terjadi sebelumnya. Dan ini yang bisa dikatakan timbal balik (feedback) antara pengawasan dengan perencanaan.

(41)

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk ‘ menjamin ‘ bahwa tujuan –tujuan organisasi dan manajemen tercapai keseluruhan pengawasan adalah aktivitas membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya (Handoko, 2003 : 359).

Ada tiga dasar pengawasan, yaitu (1) pengawasan pendahuluan, (2) pengawasan Concerrent, dan (3) pengawasan umpan balik menurut (Handoko, 2003 : 361) :

1. Pengawasan pendahuluan (feedforward control), pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah – masalah atau penyimpangan – penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif,dengan mendeteksi masalah – masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan efektif hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan – perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan yang diiinginkan.

2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini, sering disebut pengawasan ya tidak, screening control atau berhenti – terus dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.

(42)

2. Maksud Pengawasan

Menurut Handoko (2003 : 258) menyatakan bahwa,

Pengawasan itu dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan dalam suatu organisasi didasarkan pada suatu rencana termasuk suatu strategi yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa perlu mempersoalkan pada tingkat manajerial mana rencana tersebut disusun dan ditetapkan. Pengawasan dilakukan untuk mencegah terjadnya deviasi dalam operasionalisasi suatu rencana sehingga berbagai kegiatan operasional yang sedang berlangsung terlaksana dengan baik dalam arti bukan hanya sesua dengan rencana, akan tetapi juga dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang setinggi mungkin.

Menurut Handayaningrat (1990:143) menyatakan bahwa,

“Pengawasan itu dimaksudkan untuk mencegah atau untuk meperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidak-sesuaian, penyelewengan dan lainnya yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran terhadap hasil pelaksanaan pekerjaannya”.

Maka dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan bahwa, Pengawasan dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara perencanaan dengan pelaksanaan sehingga ketika terjadi ketidaksesuaian dengan visi dan misi yang telah dirumuskan sebelumnya, dalam pelaksanaan pengawasan ini dapat menemukan solusi atau jawaban sehingga dapat menanggulangi ketidaksesuaian tersebut.

3. Tujuan Pengawasan

(43)

1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan – ketentuan dari rencana.

2. Melakukan tindakan perbaikan (Corrective), jika tedapat penyimpangan–penyimpangan (Deviasi). ialah mengusahakan Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.

Menurut Manullang (2005:173) tujuan utama dari pengawasan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar – benar merealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan–kelemahan serta kesulitan -kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan – penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu – waktu yang akan datang.

Menurut Handayaningrat (1990:143) menyatakan bahwa, “Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan diperoleh secara berdaya

(44)

2.2.2 Metode Pengawasan

Cara–cara pengawasan atau pengendalian menurut

(Hasibuan, 2008 : 245) yaitu :

1. Pengawasan langsung

Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil – hasilnya sesuai dengan yang dikehendaki.

Kebaikannya :

1. Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini mungkin, sehingga perbaikannya dilakukan dengan cepat.

2. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan, sehingga akan memperdekat hubungan antara atasan dan bawahannya.

3. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi bawahan, karena merasa diperhatikan oleh atasannya.

4. Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan yang mungkin bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya.

5. Akan dapat mengindari timbulnya kesan laporan. Keburukannya:

1. Waktu seorang manajer banyak tersita, sehingga waktu untuk pekerjaaan lainnya berkurang.

2. Mengurangi inisiatif bawahan, karena mereka merasa bahwa atasannya selalu mengamatinya.

3. Ongkos semakin besar karena adanya biaya perjalanan dan lain –lainnya.

2. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan.

Kebaikannya :

1. Waktu manajer ntuk mengerjakan tugas – tugas lainnya semakin banyak, misalnya perencanaan, kebijaksanaan, dan lain–lain.

2. Biaya pengawasan relatif kecil.

3. Memberikan kesempatan inisiatif bawahan berkembang dalam melaksanakan pekerjaan.

Keburukannya :

(45)

2. Jika ada kesalahan – kesalahan terlambat mengetahuinya, sehingga perbaikannya pun terlambat.

3. Kurang mencipatakan hubungan – hubungan antara atasan dan bawahan.Pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengendalian yang di khususkan untuk kesalahan –kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan.

Dalam Handayaningrat, (1990:147) ada beberapa Metode Pengawasan yaitu sebagai berikut:

1. Pengawasan langsung ialah, apabila Aparat Pengawasan/ Pimpinan Organisasi melakukan pemeriksaan langsung pada tempat pelaksanaan pekerjaan, baik dengan sistem inspektif, verifikatif maupun dengan sistem investigatif.

2. Pengawasan tidak langsung ialah apabila Aparat Pengawasan/ Pimpinan Organisasi melakukan pelaksanaan pekerjaan hanya melalui laporan-laporan yang masuk padanya.

3. Pengawasan formal ialah pengawasan yang secara formal dilakukan oleh Unit/ Aparat Pengawasan yang bertindak atas nama Pimpinan Organisasinya atau Atasan dari pada Pimpinan Organisasi itu. Dalam hal ini biasanya telah ditentukan prosedur, hubungan dan tata kerjanya. Misalnya periode waktu pertanggung jawaban. Aparat pengawasan ini harus melaporkan secara periodik perkembangan dari hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan terhadap pimpinan.

4. Pengawasan informal ialah pengawasan yang tidak melalui saluran formal atau prosedur yang telah ditentukan.

5. Pengawasan administratif ialah pengawasan yang meliputi bidang Keuangan, Kepegawaian, dan Material. Bidang keuangan menyangkut tentang: Pos-pos Anggaran (rencana Anggaran), Pelaksanaan Anggaran, yang meliputi Pengurusan Administratif dan Pengurusan Bendaharawan. Pengawasan Kepegawaian menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan Administrasi Kepegawaian, yaitu: perihal kebenaran prosedur penerimaan (umur, pendidikan, atau keahlian, pengalaman, bakat dan sebagainya). Pengawasan Material ialah untuk mengetahui apakah barang-barang yang disediakan (dibeli) sesuai dengan rencana pengadaannya.

6. Pengawasan Teknis (Technical Control) ialah pengawasan, terhadap hal-hal yang bersifat fisik, misalnya: pemeriksaan terhadap pembangunan gedung, pembuatan kapal, penanaman padi di sawah, kesehatan rakyat di desa, dan sebagainya.

(46)

1. Pimpinan secara langsung mendatangi lokasi pekerjaan bawahannya dalam hal memeriksa (Inspektif), dan sebagai pembuktian (Verifikatif) secara nyata apa yang sedang terjadi, sehingga pimpinan dapat mengamati (Investigatif) hal-hal yang terjadi di lokasi pekerjaan bawahannya. Kesimpulannya, Pengawasan langsung akan menghasilkan sesuatu yang baru atau yang belum diketahui misalnya, BLH Kota Cilegon langsung datang ke tempat pencemaran lingkungan, untuk mengetahui langsung apa yang sedang terjadi disana sehingga Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon dapat menentukan langkah-langkah yang tepat untuk perencanaannya, pengelolaannya dan mengantisipasi masalah-masalah yang ada.

2. Pimpinan mengawasi bawahannya melihat pada laporan-laporan yang dibuat oleh bawahannya. Dalam hal ini Pimpinan dapat menentukan kebijakan untuk kondisi organisasinya melaui laporan-laporan tersebut. Misalnya laporan-laporan hasil pengawasan oleh pegawai Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon khusunya di bidang pengawasan, dari laporan tersebut Dinas dapat membandingkan pencemaran pertahun yang terjadi.

3. Yang melakukan pengawasan ini ialah bawahan pimpinan yang memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk melakukan pengawasan kepada bawahannya yang lain. Dalam penelitian ini terkait yang melakukan pengawasan formal yaitu pegawai Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon khususnya staff di bidang Pengawasan, karena untuk melakukan pengawasan di perusahaan–perusahaan di Kota Cilegon.

4. Pengawasan informal ini biasanya dilakukan oleh Pejabat Pimpinan dengan melalui kunjungan yang tidak resmi (Pribadi). Hal ini untuk menghindarkan kekauan dalam hubungan antara Atasan dan Bawahan. Misalnya pegawai Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon terlepas dari jam kerjanya mengunjungi perusahaan di kota Cilegon dengan tujuan untuk berkunjung namun, dapat juga sekaligus memerhatikan kondisi pencemaran yang terjadi hal ini tidak terlepas dari tugas dan fungsinya sebagai pegawai Badan Lingkungan Hidup Kota Cilegon.

5. Pengawasan administrasi dilakukan oleh kepala di dalam bidang Keuangan, Kepegawaian, dan Material. Yang melihat dengan hak dan kewajiban pegawainya masing-masing.

(47)

2.2.3 Prosedur Pengawasan

Handoko (2003:367) mengemukakan prosedur untuk penetapan sistem pengawasan, pendekatannya terdiri atas lima langkah dasar yang dapat diterapkan untuk semua tipe kegiatan pengawasan :

1. Merumuskan hasil yang diinginkan, manajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai sejelas mungkin. Tujuan yang dinyatakan secara umum atau kurang jelas seperti pengurangan biaya overhead atau meningkatkan pelayanan langganan. Perlu dirumuskan lebih jelas seperti pengurangan biaya overhead dengan 12% atau menyelesaikan setiap keluhan konsumen dalam waktu paling lama tiga hari disamping itu, hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab atas pencapaiannya.

2. Menetapkan penunjuk (predictors) hasil. Tujuan pengawasan sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan.

3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil. Penetapan standar untuk penunjuk dan hasil akhir adalah bagian penting perancangan proses pengawasan. Tanpa penetapan standar, manajer mungkin memberikan perhatian yang lebih terhadap penyimpangan kecil atau tidak bereaksi terhadap penyimpangan besar.

4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik. Langkah keempat dalam perancangan suatu siklus pengawasan adalah menetapkan sarana untuk pengumpulan informasi penunjuk dan perbandingan penunjuk terhadap standar. Jaringan kerja komunikasi dianggap baik bila aliran tidak hanya ke atas tetapi juga ke bawah kepada siapa yang harus mengambil tindakan koreksi.

5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, langkah terakhir adalah perbandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil, dan kemudiam pengambil tindakan.

(48)

1. Observasi atau Pengamatan, suatu hal yang perlu dipertimbangkan bahwa Pimpinan/Atasan secara periodik perlu mengadakan observasi terhadap bawahannya, yaitu tentang cara berkerja, sistem bekerjanya dan hasil-hasil pekerjaanya.

2. Pemberian Contoh adalah penting bagi pemimpin, karena Pimpinan sering menjumpai suatu pemberian contoh yang akan dapat membantu hasil dari pada pengawasan.

3. Pencatatan dan Pelaporan (Recording and Reporting), yaitu mempunyai nilai pengawasan, sekalipun dalam penggunaanya diperlukan waktu dan tenaga yang banyak karena ini merupakan suatu pembuktian dari suatu pekerjaan Organisasi tertentu.

4. Pembatasan wewenang, dalam hal bawahan mempunyai wewenang yang melebihi dari pada wewenang yang telah ditentukan, maka perlu adanya suatu pembatasan agar supaya tidak terjadi penyimpangan. Misalnya seorang Bendaharawan hanya diperbolehkan menyimpan uang dalam kas paling banyak Rp.2.000.000,- . Bila ia menyimpan lebih dari itu berarti suatu penyimpangan, sebab membahayakan keselamatan uang Negara.

5. Menentukan Peraturan, Perintah dan Prosedur. Dalam menentukan Peraturan dan Prosedur pengawasan, Pimpinan mempunyai peranan yang penting dalam pengawasan tugas rutin dan dapat mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dari pada pelaksanaan yang dilakukan oleh orang-orang di dalam suatu organisasi.

6. Menentukan Anggaran (budget), adalah rencana yang merupakan alat dari pada Pimpinan untuk dilaksanakan. Anggaran ini merupakan suatu petunjuk untuk mengembangkan dan memajukan organisasi, dan juga merupakan suatu alat penilaian suksesnya suatu rencana.

7. Sensor adalah tindakan preventif yaitu untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Sebaiknya dalam pengawasan ini mereka masih timbul pertanyaan, yaitu apakah suatu yang telah dilakukan itu sudah sesuai dengan pedoman atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.

(49)

2.2.4 Manfaat Hasil Pengawasan

Menurut Siagan (2008:261), manfaat terpenting dari pengawasan ialah:

a) Tersedianya bahan informasi bagi manajemen tentang situasi nyata dalam mana organisasi berada.

b) Dikenalinya faktor-faktor pendukung terjadinya oprasionalisasi rencana dengan efisien dan efektif.

c) Pemahaman tentang berbagai faktor yang menimbulkan kesulitan dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan oprasional.

d) Langkah-langkah apa yang segera dapat diambil untuk menghargai kinerja yang memuaskan.

e) Tindakan prefentif apa yang segera dapat dilakukan agar deviasi dari standar tidak terus berlanjut.

Peneliti menarik kesimpulan dari manfaat pengawasan yang sudah disebutkan, yaitu sebagai berikut:

a) Informasi dibutuhkan suatu organasisasi terkait keberlangsungan program yang akan dilaksanakan dan organisasi membutuhkan informasi terbaru mengenai situasi yang sedang terjadi. Untuk itu diperlukan pengawasan agar dapat mengetahui informasi yang menunjang suatu program di dalam organisasi.

b) Dengan melakukan pengawasan suatu organisasi dapat mengetahui serta mengkaji faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung bagi suatu program yang akan dilaksanakan selanjutnya. Sehingga program organisasi tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan apa yang di harapkan.

c) Pengawasan menuntut suatu organisasi untuk mengkaji ulang setiap permasalahan yang menjadi hambatan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan. Karena itu, dilakukan pengawasan akan menambah ilmu-ilmu baru bagi organisasi tersebut.

d) Setelah mengetahui permasalahan serta mengkaji ulang kesalahan yang terjadi maka dengan dilakukannya pengawasan, organisasi mendapat gambaran atau memberikan solusi yang tepat, dari setiap permasalahan yang ada sehingga, dapat mengurangi kesalahan yang terjadi dan mendapatkan kinerja yang memuaskan.

(50)

2.2.5 Tahaptahap dalam proses pengawasan

Menurut Handoko (1984:363) proses pengawasan biasanya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), seperti ini:

1. penetapan standar pelaksanaan, tahap pertama dalam pengawasan adalah penetapan standar pelaksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil – hasil tujuan, sasaran, kuota dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar.

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan, penetapan standar adalah sia–sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu, tahap kedua dalam pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.

3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan,ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu a) pengamatan (observasi), b) laporan- laporan baik lisan dan tertulis, c) metode –metode otomatis dan d) inspeksi ( pengujian).

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan, tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan, bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil dalam berbagai bentuk.

2.2.6 Ciriciri pengawasan yang efektif

menurut Siagian (2004:130) pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki berbagai ciri yang dibahas berikut ini :

1. pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan, yang dimaksud adalah bahwa teknik pengawasan harus sesuai antara lain dengan penemuan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran tersebut.

2. Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana.

3. Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik – titik strategi tertentu.

(51)

standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana kegatan operasional.

2.2.7 PrinsipPrinsip Pengawasan

Menurut Handayaningrat (1990:149) prinsip – prinsip pengawasan sebagai berikut :

1. Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi

2. Pengawasan harus objektif, jujur, dan mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi.

3. Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan–peraturan yang berlaku (wetmatigheld), berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan (rechtmatighed), dan berorientasi terhadap tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan (doelmatifheid).

4. Pengawasan harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan. 5. Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti

(accurate) dan tepat.

6. Pengawasan harus bersifat terus –menerus (continue).

7. Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed

back) terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan, perencanaan, dan kebijakansanaan waktu yang akan datang.

Menurut Manullang (2005:173) untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka perlu dipenuhi beberapa prinsip pengawasan, ada dua prinsip pokok, yang merupakan suatu conditio sine qua non bagi suatu sistem pengawasan yang efektif ialah adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi – instruksi, serta wewenang – wewenang kepada bawahan. Maka suatu sistem pengawasan haruslah mengandung prinsip–prinsip berikut :

1. Dapat mereflektir sifat – sifat dan kebutuhan – kebutuhan dari kegiatan–kegiatan yang harus diawasi.

(52)

3. Fleksibel.

4. Dapat mereflektir pola organisasi. 5. Ekonomis.

6. Dapat dimengerti.

7. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

2.2.8 KarakteristikKarakteristik Pengawasan

Dalam pengawasan penelitin ini peneliti menggunakan teori karakteristik – karakteristik pengawasan yang efektif menurut Handoko (2003: 373), untuk menjadi efektif, sistem pengawasan harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria–kriteria utama adalah bahwa sistem seharusnya:

1. Mengawasi kegiatan–kegiatan yang benar 2. Tepat–waktu

3. Dengan biaya yang efektif 4. Tepat–akurat

5. Dapat diterima oleh yang bersangkutan.Semakin dipenuhinya kriteria kriteria tersebut semakin efektif sistem pengawasan.

Karakteristik–karakteristik pengawasan yang efektif dapat lebih diperinci sebagai berikut.

a. Akurat, informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat, data yang tidak akurat dari sistem pengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau bahkan menciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.

b. Tepat – waktu, informasi harus dikumpulkan disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatan perbaikan harus dilakukan segera.

c. Obyektif dan menyeluruh, informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap.

d. Terpusat pada titik –titik pengawasan strategik, sistem pengawasan harus memusatkan perhatian pada bidang – bidang di mana penyimpangan – penyimpangan dari standar paling sering terjadi atau yang akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.

(53)

f. Realistik secara organisasional, sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengan kenyataan–kenyataan organisasi.

g. Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, informasi pengawasan harus terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi, karena setiap tahap dan proses pekerjaan dapat mempengaruhi sukses kegagalan atau keseluruhan operasi, dan informasi pengawasan harus sampai pada seluruh personalia yang memerlukannya.

h. Fleksibel, pengawasan harus mempunyai fleksibelitas untuk memberikan tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan dan lingkungan.

i. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional, sistem pengawasan efektif harus menunjukkan baik deteksi atau deviasi dari standar. Tindakan koreksi apa yang sebenarnya diambil.

j. Diterima para anggota organisasi, sistem pengawasan harus mampu mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi, bertanggungjawab, dan berprestasi.

2.2.2.2 Mengenai Dampak Lingkungan

Dalam undang – undang nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat (21) disebutkan bahwa analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan dari ketentuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan bagian dari proses perencanaan.

2. Tidak semua kegiatan usaha wajib dlengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan, hanya rencana kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting yang wajib dilengkapi denga analisis dampak lingkungan. (Raihan, 2006 : 3)

(54)

menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi :

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang terbaharui maupun yang tak terbaharui

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya alam dan pemanfaatannya.

4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya.

5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan / atau perlindungan cagar budaya.

6. Introduksi jenis tumbuuh – tumbuhan, jenis hewan, dan jasad renik.

7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati.

8. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi lingkungan hidup.

9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi dan / atau mempengaruhi pertahanan negara.

2.2.2.3 Arti, Peranan, Tujuan Dan Manfaat Amdal

1. Definisi AMDAL

AMDAL menurut Kristanto (2004:245) adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.

AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak lingkungan hidup, yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.(Raihan, 2006: 35).

(55)

terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan.

2.Peranan Amdal

Peranan AMDAL dalam (Kristanto 2004 : 248) yaitu :

1. AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang akan dibangun karena undang - undang dan peraturan pemerintah mengehendaki demikian,jika memiliki atau pemrakarsa proyek tidak melakukannya,maka hal itu akan melanggar undang – undang dan besar kemungkinan perizinan untuk membangun proyek tersebut tidak akan didapatkan, atau akan, atau akan menghadapi pengadilan yang dapat memberikan sanksi – sanksi yang tidak ringan. Jawaban ini sering kurang memperhatikan kualitas lingkungan atau pemilik proyek yang hanya mementingkan keuntungan proyeknya tanpa meghiraukan dampak sampingan yang mungkin timbul. Tanpa adanya undang – undang peraturan pemerintah, baku mutu, maka dasar hukum dari pelaksanaan amdal ini tidak ada.

2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek – proyek pembangunan. Jawaban ini merupakan jawaban yang ideal, tetapi kesadaran mengenai masalah ini tidak mudah ditanamkan pada setiap orang,terutama para pemrakarasa proyek.

3.Tujuan Amdal Dan Manfaat Amdal

Amdal bertujuan untuk menjamin agar dampak penting dapat diketahui lebih dini dan ditangani pada tahap awal. Untuk mencapai tujuan ini hasil penilaian perlu dikomunikasikan dengan berbagai kelompok yang berperan dalam pengambilan keputusan, Sedangkan manfaat AMDAL menurut (Raihan,2006:35:36) adalah untuk :

(56)

3. Menyajikan hasil prediksi serta alternatif –alternatif bagi pengambilan keputusan.

2.2.2.4 Prosedur Amdal

Prosedur AMDAL menurut Raihan (2006:35) dalam melakukan AMDAL diatur pada peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1999, prosedur penyusunan AMDAL mencakup langkah–langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dampak dan pelingkupan dari rencan kegiatan dan / atau usaha.

2. Penyusunan kerangka acuan (KA) berdasarkan pelingkungan (scoping).

3. Meakukan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang meliputi prakiraan besarnya dampak dan evaluasi dampak.

4. Membuat perencanaan pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan (RPL),

5. Penyusunan laporan AMDAL yang meliputi ringkasan eksekutif dan penyusunan laporan utama dilengkapi dengan lampiran – lampiran.

2.2.2.5Dampak Industri

Kegiatan pembangunan industri adalah salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraa masyarakat ( Soemarwoto, 2009 : 11).

Dampak kegiatan industri terhadap lingkungan menurut ( Soemarwoto 2009 : 20) yaitu:

1. Dampak kegiatan pembebasan tanah

Pembebasan tanah adalah salah satu dampak pada kegiatan industri walaupun sifatnya sementara, namu akibatnya bisa berantai.

2. Dampak prakonstruksi

(57)

3. Dampak masa konstruksi

Masa konstruksi membutuhkan bahan – bahan yang tersedia dari bahan lokal maupun non lokal. Kebutuhan tanaman sirtu untuk penimbunan akan merubah bentang alam pada tempat penggalian sumber daya alam.

4. Dampak limbah cair

Limbah air mengakibatkan badan penerima menjadi kotor dan senyawa – senyawa pencemar yang terkandung membahayakan terhadap lingkungan. Di samping itu perubahan air menjadi kotor perubahan air dilapisi bahan – bahan berminyak atau bahan padatan lain yang menyebabkan terjadinya penutupan permukaan air.

Air tercemar bila salah satu atau lebih kondisi berikut ini terpenuhi yaitu :

1. Mengakibatkan naik turunnya kesamaan air.

2. Akan terjadi perubahan sifat fisik air misalnya terjadi perubahan warna, air menjadi keruh, berbau dan perubahan suhu air.

3. Permukan air tertutup oleh lapisan terapung, berupa minyak, lemak dan bahan padat lainnya.

4. Peningkatan kandungan bahan – bahan organik maupun organik dalam air.

5. Meningkatkan zat–zat tersuspensi dalam air. 5. Dampak terhadap udara

Limbah gas melalui udara menyebar kesekitar lingkungan menyebabkan udara menjadi tidak segar, kotor dan berbau. Terjadinya peningkatan kandungan bahan – bahan dalam udara seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, hidrokarbon, karbon monoksida, debu dan partikel lainnya. Penyebab limbah ini adanya pabrik –pabrik pengecoran biji besi, proses – proses dalam pabrik pembusukan bahan – bahan organis,pabrik battery, debu asbes, bahan–bahan pewarna, pembakaran batu bata, sampah lainnya Limbah gas yang beracun dan berbahaya mengganggu kesehatan manusia yang berada dalam lingkungan itu. Gangguan terhadap pekerja yang berada dalam ruangan, radang pada seluruh pernafasan, fungsi panca indera berkurang. Terganggunya flora dan fauna.

6. Dampak bahan–bahan beracun dan berbahaya

(58)

bergabung sebagai limbah karena tumpahan atau kebocoran suatu bahan tergolong beracun dan bebahaya dapat diketahui antara lain : mudah meledak sifat mudah terbakar, sifat korosif menyengat sifat oxidator, sifat membunuh serta menimbulkan luka – luka bila disentuh.

7. Dampak kegiatan industri terhadap lingkungan flora dan fauna

Adanya gas – gas di udara yang bersumber dari asap pabrik mengancam kehidupan tanaman–tanaman.

Akar yang tercemar bahan beracun membuat binatang – binatang dalam perairan segera meninggalkan pemukimannya sedangkan binatang yang lambat geraknya mendapat ancaman.

2.2.2.6 Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan keputusan menteri negara kependudukan dan lingkungan hidup no. 02/MENKHL/1988, yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukannya mahkluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam air/ udara, dan/ atau berubahnya tatanan (komposisi) air/ udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara/ air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. (Kristanto,2004 : 71).

2.2.2.6.1 Definisi Pencemaran Lingkungan

Menurut Raihan (2006:6) lingkungan adalah sejumlah benda dan kondisi keadaan dan pengaruh yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita (Soemarwoto, 1983).

(59)

Menurut Raihan (2006 : 8)Lingkungan hidup juga dapat dibedakan antara lain :

1. Lingkungan fisik (physical Environment), yaitu segala sesuatu yang ada dalam lingkungan berwujud benda mati seperti batu, tanah dan lain–lainnya.

2. Lingkungan sosial (social environment), yaitu manusia – manusia yang ada pada lingkungan (yang ada pada sekitar kita) 3. Lingkungan biologi (biological environment), segala sesuatu

yang berada di lingkungan berwujud makhluk.

Definisi Pencemaran menurut Raihan (2006:11) adalah berkaitan erat dengan teknologi dan industrialisasi serta gaya hidup (life style), pencemaran dapat terjadi pada 3 dimensi bumi yaitu tanah, air, dan udara. Pencemaran baru akan terjadi apabila suatu zat dengan tingkat konsentrasi yang melampaui ambang batas yang ditetapkan atau dengan tingkat konsntrasi tertentu sehingga dapat mengubah kualitas lingkungan dan kondisi lingkungan baik langsung atau tidak langsung yang berakibat lingkungan tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya.

Definisi pencemaran lingkungan Tresna (2000:57) merupakan perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan, sebagian karena tindakan manusia, disebabkan perubahan pola penggunaan energi dan materi, tingkatan radias, bahan–bahan fisika dan kimia, dan jumlah organisasi. Perbuatan ini dapat mempengaruhi langsung manusia, atau tidak langsung melalui air, hasil pertanian, peternakan, benda –benda, perilaku dalam apresiasi dan reaksi di alam bebas.

(60)

yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berrati bahwa semua air sudah tercemar.

Sedangkan berdasarkan keputusan menteri negara kependudukan dan lingkungan hidup no. 02/MENKLH/1988, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah :

“ masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau

komponen lain ke dalam udara dn/ atau berubahnya tatanan (komposisi) udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Raihan (2006:11) pencemaran dapat diakibatkan karena :

1. Kegiatan pertanian, yang dikarenakan pemakaian pestisida kimia serta pupuk organik.

2. Kegiatan industri, seperti logam, air, buangan panas, asap

3. Kegiatan pertambangan yang berupa terjadinya pencemaran udara, rusaknya lahan akibat pengglian dan buangan – buangan penambangan.

4. Alat transportasi yang berupa asap (co2), naiknya suhu (iklim mikro).

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh berbagai aktivitas tersebut maka perlu dilakukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan, termasuk baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi, dan sebagainya.

(61)

diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar untuk berada di udara dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuh–tumbuhan atau benda.

2.3 Penelitian Terdahulu

Temuan – temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung dalam sebuah penelitian. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan pengawasan badan lingkungan hidup Kota Cilegon dalam mengatasi pencemaran lingkungan. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahuli berupa skripsi, tesis, dan jurnal yang pernah peneliti baca diantaranya :

Pertama, penelitian atau skripsi yang dilakukan oleh Ahmad Hirliansyah, penelitian ini berjudul Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung Terhadap Pengelolaan Limbah Hasil Pembakaran Batu Bara Bagi Industri (studi di kawasan industri Panjang), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Bandar Lampung Terhadap Pengelolaan Limbah Hasil Pembakaran Batu Bara bagi industri.

(62)

Lingkungan Di Kota Cilegon, metode penelitian yang peneliti lakukan menggunakan metode kualitatif. Penelitian yang peneliti lakukan berlokasi di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon.

Perbedaan dari penelitian ini yaitu dari kesimpulan dan Hasil dari penelitian ini dan pembahasan menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan BPPLH kota Bandar Lampung terhadap pengelolaan limbah hasil pembakaran batu bara bagi industri dilakukan dengan cara sebagai memberlakukan prosedur wajib untuk memperoleh izin tempat penyimpanan sementara LB3 bagi perilaku industri yang mempunyai kegiatan di bidang pengumpulan dan/ atau penyimpanan sementara LB3. Pembentukan tim pengawas pelaksana kebijakan bidang lingkungan hidup kota bandar Lampung terdapat & faktor – faktot yang menghambat pelaksana pengawasan BPPLH kota Bandar Lampung terhadap pengelolaan limbah hasil pembakaran batubara bagi industri adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) aparatur profesional yang dimiliki oleh BPPLH Kota Bandar Lampung untuk melakukan pengawasan, terbatasnya sarana mobilitas atau operasional lapangan untuk melakukan pengawasan.

Gambar

Gambar 1.1 Cerobong asap yang sedang produksi oleh Pt. Posko
Tabel 1.1 Pengaduan Masyarakat
Gambar 2.1 Proses Pengawasan standar
Gambar 2.2Kerangka Berfikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Matakuliah  ini  bertujuan  untuk  memberikan  pengetahuan  kepada  mahasiswa  tentang  konsep  sistem  informasi  dan  sistem  pengendalian,  praktik  yang  ada, 

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Dilla Handayani 2016

dekat dengan rumah, yaitu saya merasa. cepat sampai ke lokasi dari

Pada tahun ke-3 tidak terlihat lagi pengaruh interaksi antara dosis pemupukan dengan daerah peletakan pupuk terhadap semua parameter, meskipun ada pengaruh nyata dari masing-masing

Apabila terdapat kondisi dimana konsumen yang hendak pergi membawa barang berukuran besar dan kebetulan konsumen tersebut berusia tua, datang seorang diri, dan

According to Dusuki and Bouheraoua (2011), the preservation of wealth can be categorized into five dimensions, namely (1) the protection of ownership; (2) the protection of

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil dari proses penelitian saya yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian yang benar

Formula lainnya yang berasa manis adalah formula 4 dan formula 6, ketiganya mempunyai rata-rata nilai atribut rasa dan aroma tidak berbeda, tetapi berbeda