• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan PDM dan Pert Serta Crash Project (Studi kasus: Pembangunan Gedung Main Power House PT. Adhi Karya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan PDM dan Pert Serta Crash Project (Studi kasus: Pembangunan Gedung Main Power House PT. Adhi Karya)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan PDM dan Pert

Serta Crash Project

(Studi kasus: Pembangunan Gedung Main Power House PT. Adhi

Karya)

Suherman

1

, Amarina Ilma

2

1,2Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif kasim Riau

E-mail: suher_aje@yahoo.co.id

Abstrak

Pengendalian proyek diperlukan untuk memastikan bahwa pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan waktu, biaya dan mutu yang terdapat didalam dokumen kontrak. Metode yang digunakan yaitu

metode Precedence Diagram Method (PDM), Program Evaluation Review Technique (PERT) dan Crash

Project. Penelitian dilakukan pada pekerjaan pembangunan gedung main power house (MPH) yang

dilaksanakan oleh PT. Adhi Karya. Dari hasil penelitian didapat jalur kritis pada proyek adalah kegiatan

A-C-E-F-G-H-I-J-K-L dengan probabilitas penyelesaian proyek selama 110 hari (dengan pendekatan PDM) adalah 52%. Sedangkan biaya optimal proyek adalah sebesar Rp 1.168.150.740,68 dengan percepatan durasi

kegiatan finishing sebanyak 5 hari.

Kata Kunci: Penjadwalan proyek, PDM, PERT, Crash Project.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi meningkatkan pembangunan pada setiap daerah, baik itu

perkotaan maupun pedesaan. Pembangunan

ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, misalnya pembangunan jalan,

gedung, jembatan dan lainnya.

Dalam suatu proyek pembangunan,

perencanaan merupakan masalah yang sangat penting. Suatu perencanaan diperlukan dan

dipergunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan proyek sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efisien (Arianto, 2010).

Salah satu kontraktor yang bergerak di bidang konstruksi jasa adalah PT Adhi Karya.PT Adhi Karya sedang menjalankan proyek yang berada di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Provinsi Riau. Proyek tersebut meliputi pekerjaan parkir, jalan dan lanjutan pembangunan gedung operasional dan perkantoran Bandara Sultan Syarif Kasim II dengan waktu pelaksanaan 240 hari kalender dan waktu pemeliharaan 180 hari kalender. Salah satunya adalah pembangunan

gedung Main Power House (MPH).

Saat ini perencanaan dan penjadwalan

proyektersebut hanya menggunakan metode

bar-chart dan kurva-s.sehingga, tidak dapat terlihat

kegiatan yang kritis atau tidak dapat ditunda pekerjaannya. Sehingga,jika ada salah satu kegiatan yang ditunda akan berdampak waktu penyelesaian proyek.Untuk itu, perlu dilakukan

penelitian dengan metode PDM (Precedence

Diagram Method) dan PERT (Project Evaluation

and Review Technique) serta Crash Project.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jalur kritis pada proyek.

2. Untuk mengetahui probabilitas penyelesaian

proyek.

3. Untuk mengetahui biaya optimal proyek.

Tinjauan Pustaka

Definisi Proyek

(2)

Manajemen Proyek

Manajemen proyek dapat diartikan

sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam suatu kegiatan proyek dengan kata lain merupakan suatu kegiatan yang mengatur jalannya kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan proyek untuk semua tahapan-tahapan proyek (Iman Soeharto,1995 dalam Raharja, 2014).

Metode Network Diagram

Ada beberapa macam metode analisis jaringan kerja yang dapat digunakan dalam penjadwalan waktu proyek, antara lain (Soeharto, 1999 dalam Arianto, 2010):

1. Critical Path Method (CPM)

2. Precedence Diagramming Method (PDM)

3. Project Evaluation and Review Technique

(PERT)

PDM (Precedence Diagram Method)

Menurut Ervianto (2005) kelebihan

Precedence Diagram Method (PDM)

dibandingkan dengan CPM adalah PDM tidak

memerlukan kegiatan fiktif/dummy sehingga

pembuatan jaringan menjadi lebih sederhana. Hal

ini dikarenakan hubungan overlapping yang

berbeda dapat dibuat tanpa menambah jumlah kegiatan (Arianto, 2010).

Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir atau selesai = (F). Maka di sini terdapat empat macam konstrain (Soeharto,1999dalam Arianto, 2010), yaitu:

1. Konstrain selesai ke mulai – Finish to Start

(FS)

Konstrain ini memberikan penjelasan

hubungan antara mulainya suatu kegiatan

dengan selesainya kegiatan terdahulu.

Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berartikegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.

2. Konstrain mulai ke mulai – Start to Start

(SS)

Memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Atau SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai. Konstrain

semacam ini terjadi bila sebelum kegiatan terdahulu selesai 100 % maka kegiatan (j) boleh mulai setelah bagian tertentu dari kegiatan (i) selesai.

3. Konstrain selesai ke selesai – Finish to

Finish (FF).

Memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Atau FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah selesainyasuatu kegiatan mencapai 100% sebelum kegiatan yang terdahulu telah sekian (=c) hari selesai.

4. Konstrain mulai ke selesai – Start to Finish

(SF)

Menjelaskan hubungan antara selesainya

kegiatan dengan mulainya kegiatan

terdahulu. Dituliskan dengan SF (i-j) = d, yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah d hari kegiatan (i) terdahulu mulai.

ES

LF EF LS

DURASI NO. KEG

JENIS KEGIATAN

ES

LF EF LS

DURASI NO. KEG

JENIS KEGIATAN FF ij

FS ij

SS ij

SF ij

Gambar 1.Hubungan Kegiatan i dan j (Sumber: Arianto, 2010)

Teknik Perhitungan PDM

Metode PDM adalah jaringan kerja yang

termasuk klasifikasi Activity On Node (AON).

Disini kegiatan dituliskan dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan (Soeharto. 1999 dalam Arianto, 2010).

ES

LF EF

LS

DURASI NO. KEG

JENIS KEGIATAN

(3)

Keterangan:

ES : Earliest Start

LS : Latest Start

EF : Earliest Finish

LF : Latest Finish

Berikut adalah rumus untuk perhitungan PDM adalah (Amani, 2012):

1. Perhitungan maju

a. Hubungan kegiatan finish to finish

EFj = EFi + FFi ...

ESj = EFj - Dj

b. Hubungan kegiatan finish to start

ESj = EFi + FSij ...

EFj = ESj + Dj

c. Hubungan kegiatan start to start

ESj = ESi + SSij ...

EFj = ESj + Dj

d. Hubungan kegiatan start to finish

EFj = ESi + SFij ...

ESj = EFj - Dj

2. Perhitungan mundur

a. Hubungan kegiatan finish to finish

LFi = LFj–FFij

LSi = LFi - Di

b. Hubungan kegiatan finish tostart

LFi = LSj–FSij

LSi = LFi - Di

c. Hubungan kegiatan start to start

LSi = LSj–SSij

LFi = LSi + Di

d. Hubungan kegiatan start to finish

LSi = LFj–SFij

LFi = LSi + Di

3. Suatu kegiatan dikatakan kritis, apabila:

a. waktu mulai paling awal dan paling akhir sama ES = LS

b. waktu selesai paling awal dan akhir harus sama EF = LF

c. kurun waktu kegiatan adalah sama dengan perbedaan waktu selesai paling akhir dengan waktu mulai paling awal LF – ES = D

d. Total float = 0 = LF - EF = LS - ES

PERT (Project Evaluation and Review Technique)

Metode PERT merupakan suatu metode yang memasukkan unsur-unsur probabilistas, karena mempunyai kadar ketidakpastian pada kurun waktu aktivitas yang berhubungan dengan

pelaksanaan proyek. Inti dari PERT pada dasarnya adalah menentukan besarnya peluang proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. PERT memakai pendekatan yang menganggap bahwa kurun waktu kegiatan tergantung pada banyak faktor dan variansi, sehingga lebih baik perkiraan diberi rentang

(range), yaitu memakai 3 angka estimasi bagi

setiap aktivitas yaitu optimistik (a), pesimistik (b)

dan yang paling mungkin (m). Dengan

memberikan tiga angka estimasi tersebut maka akan memberikan rentang yang lebih besar dalam melakukan estimasi kurun waktu kegiatan dibanding satu angka deterministik (Abisetyo, 2010).

Teknik Perhitungan PERT

PERT adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan (Prasetya dan Lukiastuti, 2009:33). Tiga angka estimasi tersebut tersebut, yaitu, a, b, dan m yang mempunyai arti sebagai berikut (Soeharto, 1999 dalam Arianto, 2010):

1. a = kurun waktu optimistik (optimistic

duration time), yaitu durasi tercepat yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya berjalan dengan baik.

2. m = kurun waktu yang paling mungkin (most

likely time), yaitu durasi yang paling sering

terjadi bila suatu kegiatan dilakukan

berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama.

3. b = kurun waktu pesimistik (pessimistic

duration time), yaitu durasi yang paling lama

dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan bila segala sesuatunya berjalan dalam kondisi buruk.

Adapun untuk mendapatkan nilai mean

durasi kegiatan yang diharapkan te (expected

duration) dan standar deviasi kegiatan dari setiap kegiatan adalah sebagai berikut (Uher, 1996 dalam Arianto, 2010):

te=

a+4m+b

6

s=b-a

6

Dimana:

Te = mean durasi kegiatan yangdiharapkan

a = adalah waktu optimistik

m = adalah waktu paling mungkin

(4)

s =adalah standar deviasi kegiatan

Kemudian durasi proyek yang diharapkan Te (Uher, 1996:153) adalah jumlah durasi dari kegiatan kritis dengan asumsi bahwa semua kegiatan adalah independen. Hal itu berarti nilai

mean dari durasi proyek yang diharapkan

terdistribusi normal sesuai dengan Central Limit

Theorem (Bhattacharya dan Johnson, 1977) yang

menyatakan bahwa dalam suatu populasi, fungsi distribusi apapun dapat diasumsikan sebagai

fungsi distribusi normal jika jumlah sample cukup

banyak. Adapun standar deviasi dari distribusi durasi proyek yang diharapkan S adalah akar jumlah kuadrat dari standar deviasi pada kegiatan kritis (Arianto, 2010).

Te=∑ (te) untuk kegiatan kritis

S= 𝑠!untuk kegiatan kritis

Z=!"!!!"

Dimana:

Te = waktu penyelesaian proyek yang diharapkan

Te = mean durasi kegiatan yang diharapkan

S = standar deviasi dari distribusi durasi

proyek yang diharapkan S = standar deviasi kegiatan

Ts = target waktu penyelesaian proyek Z = nilai probabilitas

Perhitungan Biaya

Mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaian proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keaadaan normal. Dengan diadakannya percepatan proyek ini akan terjadi pengurangan durasi kegiatan yang

akan diadakan crash program. Durasi crashing

maksimum suatu aktivitas adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu aktivitas yang secara teknis masih mungkin dengan asumsi sumber daya bukan merupakan hambatan (Soeharto, 1997 dalam Frederika, 2010).

Biaya lembur per hari =

(jam kerja lemburpertama x 1,5 x upah satu

jam normal)+ (jam kerja lembur berikutnya

x 2 upahsatu jam normal)

Metode Penelitian

Pada metodologi penelitian atau tahap-tahap penelitian ini akan diuraikan yang

dilalui dari awal sampai akhir, yaitu studi literatur, penelitian pendahuluan, identifikasi masalah,

penetapan tujuan, penentuan batasan,

pengumpulan data, pengolahan data, analisa serta kesimpulan dan saran.

Hasil dan Pembahasan

Pengumpulan Data

Berikut rincian kegiatan pembangunan gedung Main Power House (MPH):

Tabel 1. Rincian Kegiatan Proyek Gedung Main Power House (MPH)

No Uraian Tgl.

Pekerjaan Selasar 14-Drainase Terbuka

04-Jun-Pekerjaan Tangga

18-Mar-15 Diruang Gudang Oli Pasangan Dinding

5-May-Pekerjaan Pelapis

Lantai & Dinding

5-May-Pekerjaan Sanitair 23-Jun-15

30-Jun-15 8 Hari Pekerjaan Dak

Atap

Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela

19-Pekerjaan Rumah Pompa 3 Mekanikal & Elektrikal

Elektrikal Arus Kuat

(Sumber: Pengumpulan Data PT Adhi Karya, 2015)

Tabel 2. Rincian Biaya Langsung Gedung Main Power House (MPH)

N

o Uraian Pekerjaan

Jumlah Harga Rp.

Gedung Main Power House

(MPH)

(5)

2.70

1. Pekerjaan Selasar 41,014,700

.70

2. Pekerjaan Drainase Terbuka 191,366,63

7.30

3. Pekerjaan Tangga 27,410,000

.00

4. Pekerjaan Mezzanine Di

Ruang Gudang Oli

74,244,134 ,70

II Arsitektur 723,350,01

8.40

6. Pekerjaan Finishing 70,903,850

.00

7. Pekerjaan Rumah Pompa 9,665,376.

00

II

I Mekanikal & Elektrikal

84,608,420

(Sumber: Pengumpulan Data PT Adhi Karya, 2015)

Tabel 3. Rincian Biaya Tidak Langsung Gedung Main Power House (MPH)

Rincian Biaya (Rp)

Jumlah 26,776.580,32

(Sumber: Pengumpulan Data PT Adhi Karya, 2015)

Tabel 4. Rincian Biaya Upah/ Jam

Kegiatan Upah (Rp) / Jam

Pekerjaan Tangga 447.100

Pekerjaan Mezzanine Diruang

Gudang Oli 769.300

Elektrikal Arus Kuat 297.000

Pekerjaan Pasangan Dinding 205.900

Pekerjaan Dak Atap 104.600

Pekerjaan Pelapis Lantai &

Dinding 148.600

Pekerjaan Rumah Pompa 220.000

Pekerjaan Selasar 189.500

Pekerjaan Kusen, Pintu,

Jendela 880.000

Pekerjaan Finishing 198.000

Pekerjaan Drainase Terbuka 88.000

Pekerjaan Sanitair 87.200

(Sumber: Pengumpulan Data PT Adhi Karya, 2015)

Pengolahan Data

Diagram Network PDM

Berikut adalah Rekapitulasi rincian kegiatan gedung Main Power House (MPH) pada

diagram network PDM.

Tabel 5. Rekapitulasi rincian kegiatan gedung Main Power House (MPH)

(6)

0 an

(Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Berdasarkan tabel di atas, berikut adalah diagram network-nya:

Pek.

Gambar 3. Precedence Diagram Proyek Main Power House (MPH)

(Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur

Perhitungan maju dan perhitungan mundur

dibuat berdasarkan network diagram yang telah dibuat

sebelumnya. Berikut adalah hasil dari perhitungan maju dan perhitungan mundur:

Tabel 6. Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur

Perhitungan Maju Perhitungan Mundur

Kegiatan A ES = 0

EF = 0 + 22 = 22

Kegiatan L LF = 110

LS = 110 – 8 = 102 Kegiatan B

ES = 22 + 0 = 22 EF = 22 + 26 = 48

Kegiatan K

LS = 103 - 21 = 82 LF = 82 + 21 = 103 Kegiatan C

ES = 22 + 0 = 22 EF = 22 + 54 = 76

Kegiatan J

LS = 128 – 63 = 65 LF = 65 + 63 = 128

Kegiatan D Kegiatan I

ES = 22 + 0 = 22 EF = 22 + 28 = 50

LS = 102 – 37 = 65 LF = 65 + 37 = 102 Kegiatan E

ES = 22 + 27 = 49 EF = 49 + 31 = 80

Kegiatan H I-H Kegiatan F

ES = 22 + 27 = 49 EF = 49 + 49 = 98

Kegiatan G

LS = 98 – 49 = 49 LF = 49 + 49 = 98

Perhitungan Maju Perhitungan Mundur

Kegiatan G ES = 22 + 27 = 49 EF = 49 + 49 = 98

Kegiatan F

(7)

98

Kegiatan H D-H

Kegiatan E

LS = 98 – 49 = 49 LF = 49 + 49 = 98

Kegiatan I ES = 59 + 6 = 65 EF = 65 + 37 = 102

Kegiatan D

LS = 77 – 28 = 49 LF = 49 + 28 = 77

Kegiatan J Kegiatan C

ES = 59 + 6 = 65 EF = 65 + 63 = 128

LS = 76 – 54 = 22 LF = 22 + 54 = 76

Kegiatan K I-K

Kegiatan B

LF = 49 – 0 = 49 LS = 49 – 26 = 23

Kegiatan L

ES = 82 + 20 = 102 EF = 102 + 8 = 110

Kegiatan A B-A (Sumber : Pengolahan Data, 2015)

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Pek.

Gambar 4. Precedence Diagram Proyek Main Power House (MPH) Berdasarkan Perhitungan Maju dan Perhitungan

Mundur

(Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Perhitungan Lintasan Kritis

Perhitungan lintasan kritis dilakukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis atau

tidak dapat ditunda pekerjaannya. Adapun

perhitungannya adalah sebagai berikut: Total float = 0 = LF - EF = LS - ES

(8)

Kegiatan Perhitungan Total Float Keterangan

(Sumber : Pengolahan Data, 2015)

Berdasarkan perhitungan lintasan krits di atas, berikut adalah diagram network-nya:

Pek.

Gambar 5. Precedence Diagram Proyek Main Power House (MPH) Berdasarkan Lintasan Kritis

(Sumber : Pengolahan Data, 2015)

(9)

pekerjaan pelapis lantai dinding, pekerjaan rumah pompa, pekerjaan selasar, pekerjaan kusen, pintu, jendela, pekerjaan drainase dan pekerjaan sanitair.

Probabilitas PERT (Project Evaluation and Review Technique)

Pada penelitian ini, perhitungan probailitas menggunakan metode PERT dilakukan dengan

pendekatan metode PDM sehingga diagram network

pada metode ini sama dengan metode PDM. Tabel 8. Estimasi Durasi PERT

Kegiatan Durasi (Hari)

a m b

Pekerjaan Tangga 19 22 25

Pekerjaan Mezzanine Diruang

Gudang Oli 23 26 29

Elektrikal Arus Kuat 51 54 57

Pekerjaan Pasangan Dinding 24 28 32

Pekerjaan Dak Atap 27 31 33

Pekerjaan Pelapis Lantai &

Dinding 47 49 52

Pekerjaan Rumah Pompa 46 49 51

Pekerjaan Selasar 19 21 23

Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela 33 37 41

Pekerjaan Finishing 61 63 65

Pekerjaan Drainase Terbuka 18 21 25

Pekerjaan Sanitair 6 8 11

(Sumber : Pengolahan Data, 2015)

Setelah dilakukan estimasi durasi untuk

perhitungan probabilitas PERT, maka selanjutnya

adalah perhitungan mean durasi kegiatan yang

diharapkan serta standar deviasi. Berikut adalah rumus

yang digunakan:

te=

a+4m+b

6

s= b-a

6

1. Pekerjaan tangga

te=19+4(22)+25 6

= 22

s=

25-19

6

= 1

Berikut adalah rekapitulasi estimasi durasi

Tabel9. Rekapitulasi Estimasi Durasi PERT

Kegiatan

Durasi

(Hari)

a m b te s s2

Pekerjaan

Tangga 19 22 25 22,00 1,00 1,00

Pekerjaan Mezzanine Diruang Gudang

Oli 20 26 29 25,50 1,50 2,25

Elektrikal Arus

Kuat 51 54 59 54,33 1,33 1,78

Pekerjaan Pasangan

Dinding 24 28 32 28,00 1,33 1,78

Pekerjaan Dak

Atap 27 31 33 30,67 1,00 1,00

Pekerjaan Pelapis Lantai &

Dinding 45 49 52 48,83 1,17 1,36

Pekerjaan Rumah

Pompa 46 49 51 48,83 0,83 0,69

(Sumber : Pengolahan Data, 2015)

Tabel 10. Rekapitulasi Estimasi Durasi PERT (Lanjutan)

Kegiatan

Durasi

(Hari)

a m b te s s2

Pekerjaan Selasar 19 21 25 21,33 1,00 1,00 Pekerjaan Kusen,

Pintu, Jendela 33 37 41 37,00 1,33 1,78

Pekerjaan

Finishing 58 63 65 62,50 1,17 1,36

Pekerjaan Drainase

Terbuka 18 21 27 21,50 1,50 2,25

Pekerjaan

Sanitair 6 8 11 8,17 0,83 0,69

(10)

Berdasarkan nilai te (durasi yang diharapkan) pada perhitungan di atas, maka dibuat diagram network dengan

pendekatan PDM. Adapun diagram network PERT adalah sebagai berikut:

Pek.

54,33 30,67 62,5

48,83

Gambar 6.Diagram Network Proyek Main Power House (MPH) Metode PERT

(Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Adapun perhitungan kemungkinan/

probabilitas waktu penyelesaian proyek Main Power House (MPH) dengan durasi waktu yang dijadwalkan Ts = 110 hari (diambil dari durasi penyelesaian proyek dengan PDM) adalah sebagai berikut:

Te adalah jumlah dari te untuk kegiatan kritis atau sama dengan total waktu penyelesaian proyek yang diharapkan, lintasan kritis proyek Main Power House (MPH) dengan metode PERT adalah kegiatan A-C-E-F-G-H-I-J-K-L atau kegiatan pekerjaan tangga, pekerjaan elektrikal arus kuat, pekerjaan dak atap, pekerjaan pelapis lantai dinding, pekerjaan rumah pompa, pekerjaan selasar, pekerjaan kusen, pintu, jendela, pekerjaan drainase dan pekerjaan sanitair dengan total durasi proyek tercepat yan diharapkan Te = 110,17 hari. Sedangkan standar deviasi dan distribusi durasi proyek yang diharapkan adalah sebagai berikut: Ts = 110 hari

Te = 110,17 hari

S = 𝑠! untuk kegiatan kritis

S = (1,00+2,25+1,78+1,78+1,00+1,36

+0,69+1,00+1,78+1,36+2,25+0,69)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahi bahwa kemungkinan waktu penyelesaian

proyek Main Power House (MPH) dengan waktu toal

penyelesaian proyek 110 hari adalah 52%.

(11)

oleh pekerja, sehingga erat hubungannya dengan upah

yang diterima oleh setiap pekerja. Pada crash project

ini, kegiatan yang dilakukan percepatan durasi adalah kegiatan yang memiliki durasi paling lama yang ada

pada lintasan kritis, yaitu kegiatan finishingdengan

durasi 63 hari. Perihitungan durasi proyek

menggunakan pendekatan PDM, yaitu dengan total waktu proyek 110 hari dengan nilai Rp 70,903,850.00.

Adapun crash project kegiatan finishing dapat

dilihat sebagai berikut: Diketahui:

Bobot kegiatan finishing = Rp70,903,850.00

Bobot keseluruhan proyek = Rp1,141,993,911.10

Waktu kegiatan finishing = 63 hari

Waktu kegiatan proyek = 110 hari

1.

Pengurangan durasi pekerjaan 1 hari (62 hari)

a. Perhitungan Bobot Pekerjaan

= 70,903,850.00

1,141,993,911.10x 100%= 6,21% ≈ 0,06

b. Waktu Normal Perkerjaan = 110 Hari

c. Waktu Perkerjaan Dipercepat = 1 Hari

d. Waktu Setelah Dipercepat = 110 – 1

= 109 Hari

e. Volume Pekerjaan Normal/Hari

= 0,06110= 0,00099

f. Volume Pekerjaan Dipercepat/Hari

= 0,06

109= 0,00100

g. Tambahan Waktu Lembur

= 0,00100 - 0,00099

0,000099 x 8 = 0,11 Jam

Karena tambahan waktu lembur diperoleh kurang dari 6 jam, maka upah yang dikenakan adalah jam lembur dikali upah standar per jam, sehingga:

h. Upah Lembur/Hari =

0,11 x Rp 198.000= Rp 22.354,84

i. Biaya Langsung:

Rp 1.141.993.911,10 + (1 x Rp 22.354,84) = Rp 1.142.016.265,94

j. Biaya Tidak Langsung:

(Rp 26.776.530,82 : 110) x 109 = Rp 26.533.107,81

k. Total Biaya

=Rp1.142.016.265,94+Rp26.533.107,81 = Rp 1.168.549.373,75

Berikut adalah rekapitulasi crash project hingga mendapatkan biaya optimal.

Tabel 11. Rekapitulasi Perhitungan Crash Project

Crash Duration

(Hari)

Durasi

(Hari) Biaya Langsung (Rp)

Biaya Tidak

Langsung (Rp) Total Biaya (Rp)

0 63 1.141.993.911,10 26.776.580,32 1.168.770.491,42

1 62 1.142.016.265,94 26.533.107,81 1.168.549.373,75

2 61 1.142.084.796,35 26.289.684,81 1.168.374.481,15

3 60 1.142.201.811,10 26.046.261,80 1.168.248.072,90

4 59 1.142.369.775,51 25.802.838,79 1.168.172.614,30

5 58 1.142.591.324,89 25.559.415,78 1.168.150.740,68

6 57 1.142.869.279,52 25.315.992,78 1.168.185.272,30

7 56 1.143.206.661,10 25.072.569,77 1.168.279.230,87

8 55 1.143.606.711,10 24.829.146,76 1.168.435.857,86

9 54 1.168.658.634,00 24.585.723,75 1.168.658.634,85

10 53 1.144.609.005,00 24.342.300,75 1.168.951.306,19

(Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dilihat dengan percepatan durasi sebanyak 5 hari akan menambah biaya optimal yaitu Rp 1.168.150.740,68

(12)

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Percepatan Durasi dan Biaya (Sumber: Pengolahan Data, 2015)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa biaya optimum percepatan durasi adalah dengan mempercepat

5 hari kegiatan finishing yaitu dengan total biaya Rp 1.168.150.740,68. Jika percepatan durasi sebanyak 6 hari, maka

total biaya akan lebih besar yaitu Rp 1.168.185.272,30.

Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penelitian ini

adalah:

1. Jalur kritis pada proyek Gedung Main Power

House (MPH) adalah kegiatan

A-C-E-F-G-H-I-J-K-L atau kegiatan pekerjaan tangga, pekerjaan

elektrikal arus kuat, pekerjaan dak atap, pekerjaan

pelapis lantai dinding, pekerjaan rumah pompa,

pekerjaan selasar, pekerjaan kusen, pintu, jendela,

pekerjaan drainase dan pekerjaan sanitair.

2. Probabilitas penyelesaian proyek selama 110 hari

(dengan pendekatan PDM) adalah 52%.

3. Biaya optimal proyek adalah sebesar Rp

1.168.150.740,68 dengan percepatan durasi

kegiatan finishing sebanyak 5 hari.

Daftar Pustaka

Abisetyo. W. 2010. Penerapan Penjadwalan

Probabilistik pada Proyek Pengembangan Gedung Fsaintek Unair. Jurnal.

Amani. W., Helmi., Beni. I. 2012. Perbandingan

Aplikasi CPM, PDM, dan Teknik Bar Chart-

Kurva S pada Optimalisasi Penjadwalan

Arianto, A. 2010. Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM,

PDM, PERT, Line of Balance dan Time of

Chainage Diagram dalam Penjadwalan

Proyek Konstruksi. Tesis.

Arta. I. M. J. A. 2010. Analisa Optimasi Biaya dan Waktu Pada Proyek Lanjutan Tahap III Pembangunan Gedung Fakultas Teknologi Informasi (FTIF) ITS. Jurnal.

Christian., Cefiro., Sentosa. 2013. Studi Kasus Penerapan Metode Pert Pada Proyek Gudang X. Jurnal.

Dannyanti, E. 2011. Optimalisasi Pelaksanaan Proyek dengan Metode PERT dan CPM. Jurnal.

Frederika. A. 2010. Analisis Percepatan Pelaksanaan dengan Menambah Jam Kerja Optimum pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung). Jurnal.

Gumilang. 2014. Metode PERT-CPM untuk

Optimalisasi Penjadwalan Proyek (Studi Kasus Pembangunan Rusunawa Karangroto Semarang). Jurnal.

Gray. C. F dan Erik. W. L. 2007. Manajemen Proyek. Yogyakarta. Andi.

Lumbabatu. J. K., Syahrialz. 2013. Analisis Percepatan Waktu Proyek dengan Tambahan Biaya Yang Optimum (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Sekolah Yayasan Pelita Bangsa di Jl.

1,167,600,000.00

1,167,800,000.00

1,168,000,000.00

1,168,200,000.00

1,168,400,000.00

1,168,600,000.00

1,168,800,000.00

1,169,000,000.00

1,169,200,000.00

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bi

aya (R

p

)

Percepatan Durasi (Hari)

Grafik Perbandingan Percepatan Durasi dan Biaya

(13)

Malingkas. G.Y ., Tisano. T. J. A, Huibert. T. 2013.

Menganalisis Sensitivitas Keterlambatan

Durasi Proyek Dengan Metode CPM (Studi Kasus: Perumahan Puri Kelapa Gading). Jurnal.

Raharja. I. 2014. Analisa Penjadwalan Proyek Dengan Metode PERT di PT. Hasana Damai Putra Yogyakarta pada Proyek Perumahan Tirta Sani. Jurnal.

Sahid. D.S.S. 2012. Implementasi Critical Path

Method dan PERT Analysis pada Proyek

Global Technology for Local Community.

Jurnal.

Sasmoko. D. 2013. Penerapan Teknologi XML Web

Service Perusahaan Manufaktur untuk

Mengukur Waktu Kerja Menggunakan

Metode CPM. Jurnal.

Gambar

Gambar 1.Hubungan Kegiatan i dan j
Tabel 1. Rincian Kegiatan Proyek Gedung Main
Tabel 5. Rekapitulasi rincian kegiatan gedung
Tabel 6. Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ayat lainnya yang juga ditengarai sebagai sumber radikalisme agama terdapat dalam surat al-Taubah ayat 29 yang artinya : “perangilah orang-orang yang tidak

4 Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi terhadap Keputusan Petani Padi Organik dalam Menjalin Kemitraan dengan Perusahaan Beras “Padi Mulya” di Kecamatan Sambirejo

Distribusi posterior yang digunakan untuk mengestimasi parameter dari regresi logistik biner mempunyai bentuk analitik yang sulit.. Untuk itu dilakukan simulasi dari

Berbagai penelitian untuk meningkatkan nilai jual dari pasir besi telah dilakukan diantaranya adalah analisis ukuran kristal, sifat magnetik dan penyerapan

Konsekuensi sistem multipartai tidak hanya mempengaruhi mekanisme dan efisiensi pembahasan rancangan undang- undang dan rancangan peraturan daerah di DPR atau DPRD,

Petugas wajib memperhatikan semua benda yang berada di dalam lingkup tugasnya dan segera melaporkan ke kepala unit terkait dan kepala keamanan jika menemukan benda

Uji ini dapat dipercaya terbukti dengan perbedaan yang bermakna antara nilai uji Virotec Dengue IgG/IgM XP pada penderita DBD dan non-DBD serta mempunyai nilai

Atas dasar laporan hasil analisis kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit, baik berupa seorang pejabat yang ditunjuk atau pimpinan bank tersebut maupun berupa satu