• Tidak ada hasil yang ditemukan

PU TU SA NP EN GA DIL AN TI NG GI TA US AH AN EG AR AM ED AN PU TU SA NP EN GA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PU TU SA NP EN GA DIL AN TI NG GI TA US AH AN EG AR AM ED AN PU TU SA NP EN GA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

P

U T U S A N

Nomor: 89/B/2012/PT.TUN-MDN

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Medan yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan

sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai

berikut dibawah ini dalam sengketa antara :

---WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA (WALHI) yang diwakili oleh

BERRY NAHDIAN FORQAN; Kewarganegaraan

Indonesia, Pekerjaan Ketua Badan Pengurus Wahana

Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), berdasarkan

Akta Notaris Arman Lany, SH., No. 05 tanggal 24 Mei

2007, Akta Perbaikan Notaris Arman Lany, SH., No. 04

tanggal 27 Agustus 2007, Akta Notaris (Perubahan)

Arman Lany, SH., Nomor : 04 tanggal 17 Juli 2008,

Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor :

C-2898. HT.01.02. tahun 2007 tanggal 10 September

2007 dan Surat Kementerian Hukum dan HAM No.

AHU.2-AH.01.09-13641 ,beralamat di jalan Tegal Parang

Raya Utara No. 14 Jakarta 12970, dalam hal ini diwakili

(2)

:---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

1. JEHALIM BANGUN, SH (Advokat);

---2. NURUL IKHSAN, SH (Advokat);

---3. SYAFRUDDIN, SH (Advokat);---

4. KAMARUDDIN, SH (Advokat);---

5. M. ZUHRI HASIBUAN, SH. MH (advokat);---

6. IR. TEUKU MUHAMMAD ZULFIKAR, M.P. (Direktur

Eksekutif Daerah WALHI Aceh);---

7. MUHAMMAD NIZAR ABDURRANI, S.T., M.T. (Kepala

Divisi Advokasi dan Kampanye Eksekutif Daerah

WALHI Aceh;

---8. TEUKU MURSALIN JAYA PUTRA, S. SI. (Kepala

Divisi Riset dan Kajian Kebijakan Eksekutif Daerah

WALHI Aceh);

---Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, yang

beralamat di Jalan Tgk. Main, Lorong Chik Machmud

No. 26, Gampong Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng,

Kota Banda Aceh, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal 16 Nopember 2011 dan 12 Januari 2012;-

yang untuk selanjutnya disebut sebagai :

(3)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

L A W A N

1. GUBERNUR ACEH, Berkedudukan di Jln. T. Nyak Arief No. 219 Banda Aceh;

---dalam hal ini diwakili oleh kuasanya :

---1. M. JAFAR, SH., M. Hum, pekerjaan Staf Ahli

Gubernur bidang Hukum dan Politik pada

Sekretariat Daerah Aceh;

---2. MAKMUR, SH., M. Hum., Pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil/Kepala Biro Hukum dan Humas pada

Sekretariat Daerah Aceh;

---3. EDRIAN, SH., M.Hum, Pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil/Kepala Bagian Pembinaan Hukum Kab/Kota

pada Sekretariat Daerah Aceh;

---4. Ir. KAIFAL, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil/Kepala

Bidang Pelayanan SDA BP2T Aceh pada Sekretariat

Daerah Aceh;

---5. SABARUDDIN, SH, Pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil/Kepala Bagian Bantuan Hukum dan PPNS pada

Biro Hukum dan Humas pada Sekretariat Daerah

(4)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

6. 6. Ir. FAKRI ABD. RAHIM, Pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil/Kepala Bidang Usaha Tani Perizinan dan

Pengolahan Hasil pada Dishutbun Aceh;

---7. SYAHRUL, SH, Pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil/Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum pada Biro

Hukum dan Humas pada Sekretariat Daerah Aceh;

-8. SAIFULLAH, S.Hut., M.Si, Pekerjaan Pegawai Negeri

Sipil/Staf Teknis Perkebunan BP2T Aceh pada

Sekretariat Daerah Aceh;

---9. M. Syafi’i Saragih, SH, Pekerjaan Advokat/Tim

Penasihat Hukum pada Biro Hukum dan Humas

pada Sekretariat Daerah Aceh;

---10. ZAINI DJALIL, SH, Pekerjaan Advokat/Tim

Penasihat Hukum pada Biro Hukum dan Humas

pada Sekretariat Daerah Aceh;

---Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, beralamat

di Kantor Gubernur Aceh, Jln. T. Nyak Arief No. 219

Banda Aceh, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tertanggal, 2 Desember 2011, yang untuk selanjutnya

disebut sebagai; TERGUGAT I/ TERBANDING

(5)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Direktur PT.

KALISTA ALAM, Beralamat di Komplek Setia Budi Indah

II Blok V Ruko No. 11-14 Medan;

---dalam hal ini diwakili oleh kuasanya :

1. FIRMAN AZUAR LUBIS, SH.;

---2. MARIHUT SIMBOLON, SH.;

3. AHMAD SUKRI LUBIS, SH.;

----4. FADILLAH HUTRI LUBIS, SH.;

---Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

Advokat/Konsultasi Hukum pada Kantor Hukum Firman

Azuar Lubis & Rekan, beralamat di Jalan Brigjen. H.

A. Manaf Lubis No. 1B Medan, berdasarkan Surat Kuasa

Khusus tertanggal 5 Desember 2011, yang untuk

selanjutnya disebut sebagai : TERGUGAT II

INTERVENSI/ TERBANDING II;

---Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan tersebut :

---Telah

membaca;--- Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No.

89/B/2012/PT.TUN-MDN, tanggal 10 Juli 2012 tentang Penetapan Susunan Majelis

(6)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

- Penetapan Ketua Majelis Hakim No. 89/HS/2012/PT.TUN-MDN, tanggal 23 Agustus

2012, tentang Penetapan Hari Sidang perkara ini:

--- Berkas perkara yang terdiri dari : Salinan Resmi Putusan , Berita Acara Persidangan,

Surat-Surat Bukti, Keterangan Saksi-Saksi, Memori Banding serta Kontra memori

Banding yang diajukan para pihak;

---TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan

mengambil alih Duduk Sengketa sebagaimana tercantum dalam Salinan Resmi Putusan

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA, tanggal 03

April 2012 , yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

---MENGADILI

1. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh tidak berwenang untuk

memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa dalam Perkara Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA ;

---2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak

diterima;---3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 162.000,-

(seratus enam puluh dua ribu

rupiah);---Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 03 April 2012 yang dimohonkan banding, diucapkan di

(7)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut , Pihak Penggugat/Pembanding

telah mengajukan permohonan banding pada tanggal 04 April 2012 dengan Akta

Permohonan Banding Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA yang ditandatangani oleh

Kuasanya SYAFRUDDIN, S.H., dan Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh,

serta telah diberitahukan secara seksama kepada pihak lawan dengan Surat

Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 04 April

2012;

---Menimbang, bahwa pihak Penggugat/Pembanding melalui kuasanya telah

mengajukan Memori Banding tertanggal 25 April 2012 yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh pada tanggal 26 April 2012, dan Tambahan

Memori Banding tertanggal 04 Juni 2012 yang kedua-duanya telah diberitahukan

kepada pihak lawan dengan Surat Pemberitahuan dan Penyerahan Memori Banding

Nomor : BNA tanggal 30 April 2012 dan Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 05 Juni 2012, yang pada pokoknya keberatan atas Putusan Pengadilan

Tata Usaha Negara Banda Aceh tersebut, dan mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi Tata Usaha Negara Medan agar menerima permohonan banding

Penggugat/Pembanding, menolak eksepsi Tergugat/Terbanding serta membatalkan

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA

tanggal 03 April 2012, yang dimohon banding;

---Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding yang diajukan Pihak

Penggugat/Pembanding, pihak Tergugat/Terbanding telah mengajukan Kontra Memori

Banding tertanggal 29 Mei 2012 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

(8)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

lawan dengan Surat Pemberitahuan dan Penyerahan Kontra Memori Banding Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 05 Juni 2012, yang pada pokoknya memohon agar

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan menolak permohonan

banding Penggugat/Pembanding dan menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Banda Aceh Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 03 April 2012 yang

dimohonkan banding;

---Menimbang, bahwa terhadap Memori Banding dan Tambahan Memori Bandingg

yang diajukan Pihak Penggugat/Pembanding, pihak Tergugat II Intervensi/Terbanding II

telah mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 24 Mei 2012 yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh pada tanggal 24 Mei 2012 dan

Tambahan Kontra Memori Banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha

Negara Banda Aceh pada tanggal 29 Juni 2012 yang pada pokoknya memohon agar

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan menolak permohonan

banding Penggugat/Pembanding dan menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Banda Aceh Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 03 April 2012 yang

dimohonkan banding;

---Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim Ke Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara Medan, kepada para pihak yang bersengketa telah diberi kesempatan

untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara dengan Surat Pemberitahuan Untuk

(9)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 03 April 2012 yang dimohonkan banding diucapkan di

persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 03 April 2012 dengan

dihadiri oleh Kuasa Penggugat, Kuasa Tergugat dan Kuasa Tergugat II Intervensi , maka

tenggang waktu untuk mengajukan banding sebagaimana ketentuan Pasal 123 (1)

Undang Nomor 5 tahun 1986 sebagaimana dirubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009, adalah dihitung 14 hari sejak diucapkannya putusan

tersebut;

---Menimbang, bahwa oleh karena Pihak Penggugat/Pembanding telah mengajukan

permohonan banding susuai dengan Akta Permohonan Banding Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 04 April 2012 yang berarti hari pertama setelah

pembacaan putusan , maka permohonan banding tersebut secara formal harus

dinyatakan diterima karena diajukan masih dalam tenggang waktu serta dengan

persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal-Pasal : 123, 125 dan 126

Undang Nomor 5 tahun 1986 sebagaimana dirubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 51 tahun 2009 tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

---Menimbang, bahwa Memori Banding/Tambahan Memori Banding dari

Penggugat/Pembanding pada pokoknya keberatan atas Putusan Pengadilan Tata Usaha

Negara Banda Aceh Nomor : 19/G/2011/PTUN-BNA, tanggal 03 April 2012, dengan

(10)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

1. Bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2003 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan :

Pasal 84 :

(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan

atau di luar pengadilan;

(2) Pilihan penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan oleh para pihak

yang bersengketa;

(3) Gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian

sengketa di luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah

satu pihak yang bersengketa (Bukti : P-19=T.I-3);

Pasal 85 :

(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk

mencapai kesepakatan mengenai :

a. Bentuk dan besarnya ganti rugi;

b. Tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;

c. Tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran

dan /atau perusakan , dan/atau;

d. Tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan

(11)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

(2) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak pidana

lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam undang-undang ini;

(3) Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat

digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan

sengketa lingkungan hidup (Bukti : P-19 = T.I-3);

2. Bahwa jikapun sengketa a quo adalah sengketa lingkungan hidup “tidak

mewajibkan “ penyelesaian sengketa lingkungan terlebih dahulu diselesaikan di luar

pengadilan. Akan tetapi penyelesaian tersebut pilihan sukarela oleh para pihak yang

bersengketa, sebagaimana ketentuan Pasal 84 ayat (2) Undang-Undang No. 32

Tahun 2099 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ;

3. Bahwa pasal 84 ayat (3) Undang-Undang No. 32 Tahun 2099 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi : “ Gugatan

melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya penyelesaian sengketa di

luar pengadilan yang dipilih dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para

pihak yang bersengketa.” Ketentuan ini hanya berlaku jika para pihak yang

bersengketa sejak awal telah memilih penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

Dan berdasarkan fakta hukum di pengadilan, tahapan ini tidak terjadi, oleh

karenanya ketentuan pasal 84 ayat (3) tidak dapat diberlakukan;

4. Berdasarkan ketentuan Pasal 85 ayat (1) Undamng-Undang No. 32 Tahun

2009, gugatan Penggugat tidak bisa diselesaikan di luar pengadilan, dikarenakan

Gugatan Penggugat : Tidak menuntut ganti rugi, tidak menuntut pemulihan akibat

(12)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan, tidak menuntut

tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan . Namun

gugatan Penggugat adalah menuntut pembatalan terhadap Keputusan Tata Usaha

Negara, yaitu Surat Izin Gubernur Aceh Nomor 525/BP2T/5322/2011, tentang : Izin

Usaha Perkebunan Budidaya kepada PT.Kalista Alam di Desa Pulo Kruet Kecamatan

Darl Makmur Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh tanggal 25 Agustus 2011,

karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan asas-asas umum

pemerintahan yang baik ;

5. Bahwa tindakan Tergugat I menerbitkan Surat Izin No.525/BP2T/5322/2011,

tentang : Izin Usaha Perkebunan Budidaya kepada PT. Kalista Alam di Desa Pulo

Kruet Kecamatan Darl Makmur Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh tanggal 25

Agustus 2011, telah bertentangan dengan :

 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya;

 Undang-Undang No. 6 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Pemerintah terhadap

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Keanekaragaman Hayati;

 Undang-Undang No. 21 Tahun 2004 tentang Protokol Cartegena tentang

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai perubahan iklim;

 Undang-Undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh , pasal 150 dan

pasal 147;

(13)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

 Peraturan Pemerintah No.27 Tahun 2009 tentang Rawa;

 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional ( RTRWN ) lampiran X;

 Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan

Pemerintah No.45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;

 Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung ;

 Inpres No. 48 Tahun 1991 tentang Konvensi Internasional mengenai Lahan

Basah;

 Inpres No. 10 Tahun 2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan

Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut;

 Peraturan Menteri Pertanian No. 14/Pertanian/110/2/2009 tentang Pedoman

Pemanfaatan Lahan Gambut untuk Budidaya Kelapa Sawit;

 Keputusan Menteri Kehutanan No. 190/KPTS-II/2001 tentang Pengesahan Batas

Kawasan Ekosistem Leuser di Propinsi Daerah Istimewa Aceh;

 Keputusan Menteri Kehutanan No. 10 tahun 2010 tentang Tata Cara Perubahan

Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan;

 Instruksi Menteri Pertanian No. 301 Tahun 2007 tentang Mensyaratkan

(14)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

dengan Peraturan dan Larangan yang Ada dan Menerbitkan Konsesi Baru di

Lahan Gambut;

 Instruksi Gubernur NAD No. 5 Tahun 2007 tentang Moratorium Penebangan

Hutan pada bulan Juli 2007;

6. Bahwa tindakan Tergugat I menerbitkan Surat Izin No.525/BP2T/5322/2011,

tentang : Izin Usaha Perkebunan Budidaya kepada PT.Kalista Alam di Desa Pulo

Kruet Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh tanggal 25

Agustus 2011, telah bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang

Baik, khususnya Asas : Kepastian Hukum, Tertib Penyelenggaraan Negara,

Kepentingan Umum, Keterbukaan, Proposional, Profesional dan Akuntabilitas;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka telah terbukti bahwa Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh telah keliru dan salah dalam menerapkan

hukum sehingga dengan demikian amat patut kiranya apabila amar putusannya juga

dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan;

Menimbang, bahwa Tergugat I/ Terbanding I dalam Kontra Memori Banding

tertanggal 29 Mei 2012 yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara

Banda Aceh pada tanggal 4 Juni 2012, pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai

berikut :

Bahwa Terbanding I / menolak seluruh dalil-dalil Pembanding di dalam Memori Banding

dengan alasan sebagi berikut :

(15)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

oleh karena di dalam sengketa tata usaha negara terdapat irisan sengketa yang lain

yang patut dipertimbangkan oleh judex facti dalam memutus perkara quo;

2. Bahwa Penggugat/Pembanding tidak berhak untuk menggugat , karena sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup , ditegaskan bahwa Organisasi Wahana Lingkungan Hidup dapat

mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan diantaranya di dalam Anggaran

Dasarnya organisasi tersebut didirikan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan

hidup dan telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling

singkat 2 (dua) tahun . Berdasarkan fakta di persidangan , Penggugat/Pembanding

tidak dapat membuktikan telah melakukan kegiatan nyata untuk pelestarian lingkungan

hidup terhadap obyek perkara tersebut sesuai dengan amanah perauran

perundang-undangan;

3. Bahwa obyek gugatan belum bersifat final, karena masih memerlukan proses

perizinan pemberian alas hak (Hak Guna Usaha) oleh Kepala Badan Pertanahan

Nasional sesuai dengn Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 , tentang Hak

Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah;

4. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 170/KPTS-II/2000, Lokasi Izin

Usaha Perkebunan Budidaya (IUP-B) PT Kalista Alam berada pada Areal Penggunaan

Lain (APL) dan ini selaras dengan Izin Lokasi Bupati Nagan Raya yang diperuntukkan

untuk budidaya tanaman kelapa sawit yang telah memiliki dokumen UKL-UPL yang telah

disahkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Nagan Raya

Nomor 660/116/LHK/2009 tanggal 16 April 2009. Hal ini menurut pasal 93

(16)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

mengajukan gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara apabila badan atau

pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan kepada kegiatan yang wajib

UKL-UPL, tetapi tidak dilengkapi dokumen UKL-UPL.” Dalam hal ini proses perizinan Izin

Usaha Perkebunan Budidaya (IUP-B) PT Kalista Alam telah memnuhi syarat lingkungan

hidup dengan dilengkapi Dokumen UKL-UPL.

5. Bahwa obyek sengketa adalah bentuk sengketa tata usaha negara yang memiliki

substansi sengketa lingkungan hidup dalam penyelesaiannya, sehingga sesuai Asas Lex

Spesialis derogat legi generalis, maka ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 32

tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang harus

diberlakukan dan sudah sepantasnya eksepsi Tergugat/Terbanding harus diterima

secara keseluruhan oleh judex facti;

6. Berdasarkan pasal 85 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 dinyatakan,

bahwa “ Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk

mencapai kesepakatan mengenai :

a. bentuk dan besarnya ganti rugi;

b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan;

c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau

perusakan; dan/atau :

(17)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

Tetapi pihak Penggugat tidak memiliki otoritas legalitas terhadap maksud ketentuan

tersebut, karena pihak Tergugat/Terbanding telah dengan tegas mendalilkan di

dalam point 2, 3 dan 4 Kontra Memori Banding ini;

7. Bahwa tidak adanya pertentangan hukum keluarnya obyek sengketa, dengan

sejumlah peraturan yang disampaikan oleh Pembanding. Pembanding tidak memerinci

dan tidak menyebutkan substansi aturan mana yang dilanggar. Pemberian Izin Usaha

Perkebunan Budidaya (IUP-B) kepada PT Kalista Alam telah mempedomani ketentuan

peraturan perundangan dan sesuai dengan asas legalitas yang dimiliki oleh pemohon

izin;

8. Bahwa tidak benar Izin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP-B) yang diberikan

kepada PT. Kalista Alam melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik seperti

yang didalilkan oleh Pembanding, yang benar adalah di dalam penerbitan izin tersebut ,

Terbanding I telah meneliti dan menelaah peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan pemohon izin telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan , sehingga layak

diterbitkan izin dimaksud oleh Terbanding I;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Terbanding I mohon agar Pengadilan Tinggi

Tata Usaha Nehara Medan menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Nomor :

19/G/2011/PTUN-BNA tanggal 03 April 2012 yang dimohon banding;

Menimbang, bahwa Tergugat II Intervensi/ Terbanding II telah mengajukan

Kontra Memori Banding tertanggal 24 Mei 2012 yang diterima di kepaniteraan

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh pada tanggal 24 Mei 2012 yang pada

(18)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

1. Judex Facti tidak salah dalam menerapkan hukum ;

1.1. Bahwa gugatan Penggugat tidak terlepas dari permasalahan lingkungan hidup

yang menjadi alasan utama diajukannya gugatan;

1.2. Bahwa gugatan Penggugat adalah berdasarkan konsep hak gugat organisasi

lingkungan hidup sebagaimana diatur pada pasal 92 UU No.32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

1.3. Bahwa oleh karena materi gugatan Pembanding/Penggugat didasarkan konsep

perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup , maka pertimbangan hukum judex

facti pada halaman 97 dan 98 cukup beralasan menurut hukum. Pertimbangan judex

facti pada pokoknya menyatakan bahwa walaupun obyek sengketa a quo merupakan

sengketa keputusan tata usaha negara, akan tetapi Majelis Hakim menilai rangkaian

proses administrasi berupa penyelesaian sengketa di luar pengadilan belum dilakukan

oleh Pihak Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II Intervensi ; Atas dasar alasan

tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa sengketa antara Penggugat , Tergugat I dan

tergugat II Intervensi belum bisa dilakukan gugatan ke pengadilan karena ada proses

administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009. Bahwa dengan demikian alasan keberatan Pemggugat/Pembanding dalam

Memori Banding pada halaman 4 s.d 10 sudah selayaknya untuk ditolak atau

setidak-tidaknya tidak dapat diterima ;

Menimbang, bahwa Tergugat II Intervensi/Terbanding II juga telah

(19)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh pada tanggal 29 Juni 2012 , yang pada

pokoknya ;

1. Tentang Majelis Hakim TUN Banda Aceh Telah Kontradiksi Menafsirkan Perkara

SengketaTUNa quo ; -Bahwa dalil tambahan Memori Banding Penggugat/Pembanding a

quo sudah diuraikan oleh Penggugat/Pembanding di dalam Memori Banding terdahulu

bahkan Tergugat II Intervensi/Terbanding II telah menangkis dan membantah

keberatan a quo sebagaimana uraian didalam Kontra Memori banding tanggal 24 Mei

2012 , sehingga dalil tambahan Memori Banding a quo mohon untuk ditolak dan tidak

dipertimbangkan lagi ;

2. Tentang Penafsiran Judex Facti terhadap bukti P-3, P-6 dan T.I-18

:---Bahwa pertimbangan hukum judex facti tersebut adalah sebagai berikut :

Menimbang bahwa walaupun terdapat adanya bukti P-3, P-6 dan T.I-18, namun Majelis

Hakim berpendapat bahwa bukti-bukti tersebut belum cukup dijadikan dasar telah ada

upaya administrasi penyelesaian sengketa di luar pengadilan, namun Majelis Hakim juga

tidak mengenyampingkan adanya niat baik (goodwill) dari Tergugat I dengan

menerbitkan Surat Pemberhentian Sementara kepada PT. Kalista Alam ( Bukti P-6) atas

somasi (Bukti T.I-18) dan Petisi (Bukti P-3) yang diajukan oleh kelompok lain yakni Tim

Koalisi Penyelamatan Rawa Tripa (TKPRT) dan Forum Tata Ruang Sumatera

(FORTRUST);

---Menimbang, bahwa dengan mengkaji fakta-fakta hukum tersebut di atas terutama Bukti

P-3, P-6 dan Bukti T.I-18 yang dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 angka 29 dan pasal

(20)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

hidup antara Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II Intervensi mengenai obyek

sengketa yang terletak di Desa Pulo Kruet Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan

Raya Propinsi Aceh dengan luas areal ± 1.605 Ha belum pernah dilakukan upaya

penyelesaian sengketa di luar pengadilan;

---Bahwa dengan demikian adalah beralasan menurut hukum untuk menolak dalil

Tambahan Memori Banding Penggugat/Pembanding a quo ;

3. Tentang Penafsiran Judex Facti terhadap Pasal 1 angka 25 jo Pasal 84 jo Pasal 85

dan Pasal 86 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009;

---Bahwa dalil Penggugat/Pembanding dalam Tambahan Kontra Memori Banding a quo

yang mendalilkan bahwa judex facti telah keliru menafsirkan pasal 1 angka 25 jo Pasal

84 jo Pasal 85 dan Pasal 86 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 adalah tidak

beralasan hukum sama sekali;

---Bahwa menurut Tergugat II Intervensi/Terbanding II justru Penggugat/Pembanding

yang telah keliru memahami ketentuan pasal 1 angka 25 jo Pasal 84 jo Pasal 85 dan

Pasal 86 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 apalagi dengan menggunakan

“tatanan” berupa sketsa dan gambar yang dibuat sendiri oleh Penggugat/Pembanding

sebagaimana diuraikan dalam Tambahan Memori Banding pada halaman 3 s.d 63 ,

dengan demikian adalah pantas dan beralasan hukum untuk tidak mempertimbangkan

dan menolak dalil Penggugat/Pembanding a quo;

Bahwa berdasarkan alasan dan uraian tersebut di atas, Tergugat II

(21)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

memberikan putusan yang amarnya berbunyi : Menolak Permohonan Banding

Pembanding/Penggugat;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Medan memeriksa dan meneliti berkas perkara yang bersangkutan, terutama

alasan-alasan yang dikemukakan oleh Penggugat/Pembanding dalam Memori Banding dan

Tambahan Memori Bandingnya, alasan-alasan yang dikemukakan oleh Tergugat

I/Pembanding I dalam Kontra Memori Bandingnya serta alasan-alasan yang

dikemukakan oleh Tergugat II Intervensi/Pembanding II dalam Kontra Memori Banding

dan Tambahan Kontra Memori Bandingnya, maka akan dipertimbangkan

berturut-turut mengenai Permohonan Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara,

Eksepsi-eksepsi dan Pokok Perkara, yang pada pokoknya sebagai berikut;

---DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN PELAKSANAAN KEPUTUSAN TATA USAHA

NEGARA :

Menimbang, bahwa Permohonan Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha

Negara a quo tidak dibuat secara khusus oleh Penggugat/Pembanding, melainkan

diuraikan dalam posita gugatannya dan akhirnya muncul pada akhir posita dengan

kalimat : “ Berdasarkan fakta-fakta di atas dan mengingat dampak kerusakan dan

kerugian meluas yang akan muncul terhadap ekosistem hutan Rawa Gambut Tripa,

maka sepatutnya Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh memerintahkan

penundaan pelaksanaan Surat Izin Gubernur No. 525/BP2T/5322/2011 tanggal 25

(22)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

Desa Pulo Kruet Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh

dengan luas ± 1.605 Ha sampai dengan adanya putusan hukum yang tetap”;

---Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan

mempertimbangkan permohonan penundaan tersebut mengacu kepada ketentuan Pasal

67 ayat (4) huruf a dan b yang selengkapnya sebagai berikut : Permohonan

penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :

---a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang

mengakibatkan kepentingan penggugat sangat dirugikan jika Keputusan Tata Usaha

Negara yang digugat itu tetap dilaksanakan;

---b. Tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka pembangunan

mengharuskan dilaksanakannya keputusan tersebut;

Menimbang, bahwa mencermati ketentuan Pasal 67 ayat (4) huruf a dan b

tersebut di atas, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan

berpendapat bahwa mengingat kedudukan Penggugat/Pembanding selaku Badan

Hukum Perdata yang bergerak di bidang lingkungan hidup (bukan orang atau

perseorangan) maka tidak terdapat kerugian yang secara langsung diderita

Penggugat/Pembanding terhadap pelaksanaan keputusan tata usaha negara yang

digugat a quo, oleh karena itu permohonan penangguhan adalah tidak berdasarkan

hukum dan dinyatakan ditolak; ---

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha

(23)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

DALAM EKSEPSI

1. Obyek sengketa bukan keputusan tata usaha negara;

--2. Penggugat /Pembanding tidak berhak untuk menggugat ( legal standing );

---3. Gugatan kabur (Obscuur libel);

---4. Gugatan Penggugat/Pembanding belum layak diperiksa dan bukan menjadi

kewenangan absolut Pengadilan Tata Usaha Negara;

---Menimbang, bahwa eksepsi-eksepsi nomor 1 tentang obyek sengketa bukan

keputusan tata usaha negara , eksepsi nomor 2 tentang legal standing yang juga

berkaitan ada tidaknya kepentingan telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim

Pengadilan Tata Usaha Negara Banda Aceh sebagai formalitas dari gugatan (halaman

77 sampai dengan halaman 79 alinea satu Putusan PTUN Banda Aceh

No.19/G/2011/PTUN-BNA, tanggal 03 April 2012;

---Menimbang, bahwa pertimbangan putusan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Banda Aceh mengenai formalitas gugatan tersebut di atas menurut pendapat

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan telah tepat dan benar

secara hukum sehingga akan diambil alih sebagai pertimbangan hukum di tingkat

banding ini;

---Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara Medan akan mempertimbangkan eksepsi selebihnya yaitu tentang : Gugatan

(24)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

Menimbang, bahwa mengenai eksepsi tentang gugatan kabur ( obscuur libell )

Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan akan mempertimbangkan

secara singkat, yaitu bahwa gugatan kabur atau obscuur tidak dikenal dalam hukum

acara tata usaha negara, oleh karena adanya pemeriksaan persiapan ( pasal 63 ayat 1 )

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986,yang bertujuan untuk melengkapi gugatan yang

kurang jelas, oleh karena itu eksepsi mengenai gugatan kabur adalah tidak berdasarkan

hukum dan harus dinyatakan ditolak;

---Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara Medan akan mempertimbangkan mengenai kewenangan mengadili, yang pada

pertimbangan pengadilan tingkat pertama dipertimbangkan sebagai gugatan yang

belum waktunya diajukan ke pengadilan tata usaha negara karena ada proses

administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang belum dilakukan;

-Menimbang, bahwa mencermati posita dan tuntutan gugatan, Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan berpendapat bahwa sengketa ini

merupakan sengketa tata usaha negara bukan sengketa lingkungan hidup, sehingga

akses masuk (entry point) diatur pada pasal 93 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2009 , tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup juncto Pasal 53 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara , yang selengkapnya sebagai

berikut :

(25)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

1. Setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap keputusan tata usaha negara

apabila :

a. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan kepada

usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal tetapi tidak dilengkapi dokumen

amdal;

---b. badan atau pejabat tata usaha negara menerbitkan izin lingkungan kepada

kegiatan yang wajib UPL , tetapi tidak dilengkapi dengan dokumen

UKL-UPL, dan/ atau;

---c. badan atau pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin usaha dan/atau

kegiatan yang tidak dilengkapi dengan izin lingkungan;

---2. Tata cara pengajuan gugatan terhadap keputusan tata usaha negara mengacu pada

Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara;

---Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara : “ Orang

atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu

Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada kepada

pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara

yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai

tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;

---Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding adalah Badan Hukum Perdata

sebagaimana dapat dilihat dalam : Akta Notaris Arman Lany, S.H., No.05 tanggal 24 Mei

(26)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

Notaris ( perubahan ) Arman Lany, S.H., No.04 tanggal 17 Juli 2008, Surat Keputusan

Menteri Hukum dan HAM Nomor : C-2898.HT.01.02 Tahun 2007,m tanggal 10

September 2007 dan Surat Kementerian Hukum dan HAM No.AHU.2-AH.01.09-13641

tanggal 28 Nopember 2011 ( Bukti : P-8, P-9, P-10, P-11, P-12 masing-masing sesuai

dengan aslinya ) sehingga berdasarkan ketentuan Pasal 93 ayat (1) dan (2)

Undang Nomor 32 tahun 2009 dihubungkan dengan ketentuan Pasal 53

Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 tersebut di atas , maka menurut pendapat Majelis Hakim

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, Penggugat/Pembanding mempunyai hak

untuk mengajukan gugatan ini;

---Menimbang, bahwa mengenai eksepsi selanjutnya, yaitu bahwa gugatan

Penggugat tidak memenuhi Legal Formal, karena berdasarkan ketentuan pasal 18 ayat

(1) dan (2) Anggaran Dasar Yayasan Walhi, seorang Ketua harus bersama-sama dengan

Sekretaris dalam hal mengajukan gugatan a quo;

---Menimbang, bahwa untuk menjawab eksepsi di atas, Majelis Hakim Pengadilan

Tinggi Tata Usaha Negara Medan akan menunjuk pada bukti P-7 (sesuai dengan

aslinya), yaitu berupa Surat Kuasa dari Muhammad Fadli dan Muhammad Teguh Surya,

keduanya dalam kapasitas selaku Pengurus Yayasan Walhi kepada Berry Nahdian

Forqan (Penggugat) yang substansinya adalah : “ untuk dan atas nama Pemberi Kuasa

guna mewakili Pemberi Kuasa dalam mewakili pengurus Yayasan Walhi mengajukan

gugatan perkara ini ,” Dari surat kuasa tersebut dihubungkan dengan Pasal 16 (5) Akte

Pendirian Yayasan Walhi ( Bukti P-8, sesuai dengan aslinya ), yang berbunyi : “

Pengurus berhak mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan ... dst .”, menurut

(27)

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

bahwa gugatan telah memenuhi persyaratan Legal Formal dan karena itu eksepsi

tersebut harus dinyatakan tidak diterima;

---Menimbang, bahwa pengujian terhadap obyek sengketa sebagaimana diatur

dalam pasal 93 ayat (1) huruf (c) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup , adalah : “Setiap orang dapat

mengajukan gugatan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara apabila , (c) badan atau

pejabat tata usaha negara yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan yang tidak

dilengkapi dengan izin lingkungan”;

---Menimbang, bahwa menurut pendapat Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara Medan ketentuan pasal 93 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 32

tahun 2009 tersebut harus dikaitkan dengan ketentuan pasal 53 ayat (2) huruf a dan b

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 sehingga pengujian obyek sengketa tidak hanya

terbatas pada ada atau tidaknya Izin Lingkungan akan tetapi juga harus didasarkan

pada : Apakah Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku atau Keputusan Tata Usaha Negara yang

digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik, yang dalam

perkara ini adalah peraturan-peraturan tentang Izin Usaha Perkebunan Budidaya

Perkebunan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

26/Permentan/OT.140/2/2007 tanggal 28 Februari 2007 tentang Pedoman Perizinan

Usaha Perkebunan (Bukti T.I-15);

Menimbang, bahwa ketentuan pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2004 berbunyi sebagai berikut : Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam

(28)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

---b. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas

umum pemerintahan yang baik;

---Menimbang, bahwa dari ketentuan pasal 53 ayat (2) Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2004 tersebut, maka dalam praktek di pengadilan tata usaha negara pengujian

atas obyek sengketa meliputi : Pengujian atas kewenangan Tergugat I/Terbanding I

dalam menerbitkan obyek sengketa , Pengujian atas prosedur penerbitan obyek

sengketa dan Pengujian atas substansi obyek sengketa, masing-masing diuji

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku;

---Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan

akan menguji kewenangan Tergugat I/Terbanding I dalam menerbitkan obyek sengketa

sebagaimana tersebut di bawah ini :

---Menimbang, bahwa mengenai kewenangan Tergugat I/Terbanding I dalam

menerbitkan obyek sengketa diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

26/Permentan/OT.140/2/2007, tanggal 28 Februari 2007, pasal 15 yang berbunyi

sebagai berikut : Untuk memperoleh IUP-B sebagaimana dimaksud dalam Pasal

9,perusahaan perkebunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada

bupati/walikota atau gubernur sesuai dengan lokasi areal sebagaimana dimaksud dalam

pasal 13 dengan dilengkapi persyaratan sebagai berikut :

(29)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

IN

G

G

I T

AT

A

c. Surat Keterangan Domisili ;

---d. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dari

bupati/walikota ( untuk IUP-B yang diterbitkan oleh Gubernur );

---e. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan perkebunan provinsi

dari gubernur (untuk IUP-B yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota);

---f. Izin lokasi dari Bupati/Walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan

skala 1:100.000 atau 1 : 50.000;

---g. Pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari instansi Kehutanan (apabila areal

berasal dari kawasan hutan);

---h. Rencana kerja pembangunan perkebunan;

---i. Hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), atau Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

---j. Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT);

---k. Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan

pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran;

---l. Pernyataan kesediaan membangun kebun untuk masyarakat sesuai pasal 11 yang

dilengkapi dengan rencana kerjanya, dan;

(30)

---PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

EN

G

AD

IL

AN

T

IN

G

G

I T

AT

A

U

SA

H

A

N

EG

AR

A

M

ED

AN

P

U

TU

SA

N

P

EN

G

A

PU

TU

SA

N

P

EN

G

AD

IL

AN

G

G

I T

AT

A

Menimbang, bahwa merujuk pada ketentuan huruf d, dan huruf f

dihubungkan dengan luas lahan yang mencapai 1.605 Ha, maka Majelis berpendapat

bahwa Tergugat I/ Terbanding I memiliki kewenangan untuk menerbitkan obyek

sengketa a-quo;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara Medan akan menguji penerbitan obyek sengketa berdasarkan prosedur yang

diatur dalam Pasal 15 Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

26/Permentan/OT.140/2/2007, tanggal 28 Februari 2007 (Bukti T.I-15) sebagaimana

tersebut di atas, yang diantaranya termuat ketentuan mengenai Izin Lokasi dari

Bupati /Walikota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan skala 1 : 100.000

atau 1 : 50.000; ---

Menimbang, bahwa mencermati bukti TII.In.7 (Fotokopi dari Fotokopi asli ada di

Tergugat I/terbanding I) berupa : Keputusan Bupati Nagan Raya Nomor : 522/104/2008

tanggal 05 Februari 2008 tentang Pemberian Izin Lokasi Pembangunan Perkebunan

Kelapa Sawit Dalam Kabupaten Nagan Raya , ternyata terdapat fakta hukum bahwa Izin

Lokasi berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal ditetapkan dan atas permohonan

yang bersangkutan dapat diperpanjang dengan jangka waktunya selama 12 (duabelas)

bulan atau 1 (satu) tahun dan permohonan perpanjangan harus diajukan 10 (sepuluh)

hari kerja sebelum jangka waktu izin lokasi berakhir disertai alasan perpanjangannya;

--Menimbang, bahwa mencermati Bukti T.II.In-7 tersebut di atas dan tidak adanya

bukti mengenai permohonan perpanjangan I

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan pada perspektif ini PT.Artifa Sukses Persada dalam pembelajaran dan pertumbuhannya cukup baik, hal ini dapat dilihat dari inovasi-inovasi yang telah dilakukan

Setelah menerima RKA Departemen Perindustrian tentang Tugas Pembantuan, Bupati/Walikota menyampaikan usulan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengelola Tugas

Pada saat merayakan hari ulang tahun (merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan

ERAT dari ASEAN bertujuan untuk membantu organisasi-organisasi penanggulangan bencana nasional dalam tahap paling awal dalam satu keadaan darurat dalam berbagai bidang termasuk (a)

Hasil analisa Efektifitas pemberian posisi menyusui Cradle Hold terhadap penurunan nyeri episiotomi pada ibu post partum di Ruang Camar I RSUD Arifin Achmad

Pada pelaksanaan hand hygiene, mencuci tangan terkadang tidak dapat dilakukan karena kondisi atau karena keterbatasan sumber daya. Banyaknya pasien yang kontak dengan

Bodgan dan Taylor (Moleong, 2005:4) menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

Polineuropati yaitu gangguan beberapa saraf perifer yang sering diakibatkan oleh Polineuropati yaitu gangguan beberapa saraf perifer yang sering diakibatkan oleh proses peradangan,