Perbandingan Hasil Belajar PKn Antara Siswa yang
Menggunakan Model Pembelajaran
Examples Non
Examples
dengan
Picture and Picture
Berdasarkan
Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas V SD
Mohammad Jumri STKIP Al Amin Indramayu Email: [email protected]
ABSTRAK
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya dengan memperhatikan kesiapan intelektual siswa serta pemilihan model dan penggunaan media pembelajaran yang tepat pada proses pembelajaran PKn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa PKn antara model pembelajaran, tingkat kemampuan awal, dan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Ranjeng II Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Sampel penelitian diambil sebanyak dua kelas dan menggunakan teknik
rata-rata kemampuan hasil belajar siswa PKn berdasarkan tingkat kemampuan awal; (3) terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil siswa belajar PKn berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyarankan agar model pembelajaran komunikatif yang bersifat gambar dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa di kelas yang memiliki tingkat kemampuan awal yang heterogen yaitu tinggi dan rendah.
Kata Kunci: Model Pembelajaran (examples non examples dan
picture and picture), tingkat kemampuan awal, dan hasil belajar siswa.
ABSTRACT
Have many ways can be done to improve students result. One of them is notice to readiness of students intellectualand the sellection of model and the use of appropriate learning media in the learning PKn process. The This study aimed to determin differences inlearning outcomes ofthe PKn based learning model students, level of prior knowledge and interaction between the students with the learning model based on the level of initial ability. Populasi and samples in
this study were allfive grade studentsof SDN Ranjeng II Kecamatan
Losarang Kabupaten Indramayu. Samples were takenas much as two classes and using cluster random sampling techniques with. The classes that being selected V as an experimental class I treated the learning model examples and non-examples of class V treated learning model picture and picturet hat experimental class II. Based
ondata analysis, it is concluded: (1) there is no difference in the averageability oflearning outcomes in the PKn is based ona model student learning; (2) there are differences in averageabilitystudent
learning outcomes inthe PKn is based onthe level ofprior knowledge;
(3) there are differences in average ability student learning outcomes
have heterogeneous initialability levelis highandlow.
Keywords: Learning Model (examples and non-examples of picture and picture), the level of prior knowledge, and student learning outcomes
A. PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi dituntut adanya perubahan dalam dunia pendidikan. Selama ini “pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Trianto, 2013:1). Hal tersebut tidak sejalan dengan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang hanya ditinjau dari kemampuan kognitif serta kurang memperhatikan kemampuan afektif dan psikomotorik. Pendidikan merupakan faktor yang menunjang terhadap kemajuan suatu bangsa.
Menurut ketentuan umum, UU pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa: “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.” Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan akhir yang akan dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, non formal, maupun informal yang berada dalam masyarakat dan negara Indonesia. Telah dikatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara yang bersangkutan.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan jalan satu-satunya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Agar sumber daya manusia berkualitas maka dibutuhkan seorang guru yang mempunyai berbagai kemampuan dasar, di mana kemampuan dasar tersebut dinamakan dengan kompetensi psikomotorik, kompetensi kognitif, dan kompetensi afektif.
memotivasi peserta didik agar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan optimal. Maka peran guru dalam kegiatan proses pembelajaran wajib menjalankan tugas utama yang antara lain merencanakan kegiatan pembelajaran sebagai antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran agar mampu mencapai tujuan kegiatan pembelajaran yang diharapkan.
Berdasarkan pengalaman program lapangan(PPL) di SD Negeri Ranjeng II Indramayu, menemukan bahwa hasil belajar kurang optimal karena masih banyak di antara siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata khususnya mata pelajaran PKn. Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yakni masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan terutama materi PKn.
Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Slameto (2010: 54) bahwa “faktor internal (dari dalam diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar, yakni terdiri dari kecerdasan anak, kesiapan anak, kemauan belajar, bakat dan minat untuk belajar, sedangkan faktor eksternal (dari luar siswa) yakni keluarga, sekolah dan masyarakat”. Faktor kemauan belajar indikator keberhasilan dari kemampuan awal yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar PKn siswa, salah satunya adalah faktor sekolah. Adapun dari faktor sekolah dalam proses pembelajaran di kelas keberhasilan siswa dipengaruhi oleh strategi, pendekatan, model pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan, siswa dan guru sebagai objek pembelajaran. Dibutuhkan penerapan model pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik dan mudah memahami materi sehingga hasil belajar PKn pada manusia meningkat.
Melihat masalah tersebut, peneliti mencoba sebuah model pembelajaran aktif yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu model pembelajaran examples non-examples dengan picture and picture. Model pembelajaran examples non examples dan picture and picture
Dalam proses pembelajaran yang baik maka perlu melihat dan memperhatikan kemampuan awal siswa. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Harjanto (2006: 128) bahwa “kemampuan awal merupakan hasil belajar yang belajar yang didapat untuk mengetahui adanya perubahan”. Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa dengan kemampuan awal tinggi, cenderung lebih mudah dalam menerima pelajaran dari pada siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Oleh sebab itu, kemampuan awal siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Materi PKnAntara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Examples Non Examples dengan Pictrure And PictureBerdasarkan Tingkat Kemampuan Awal Siswa Kelas V Di SDN Ranjeng II Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu”.
B. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sugiyono (2012: 36) secara ringkas menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel umumnya dilakukan seacara random, pengumpulan data menggunakan instrumen, serta analisis data statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian factorial design dua faktor. Menurut Sugiyono (2012 : 113) design factorial “merupakan modifikasi dari desain true experimental, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil”.
Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel. Kedua kelas sampel masing-masing akan diberikan perlakuan. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples dan kelas eksperimen II diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Sebelum diberi perlakuan, kedua kelas sampel dilakukan pretest. Hasil
siswa. Setelah memberikan perlakuan kepada kedua kelas sampel. dilakukan
posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Menurut Sugiyono (2012: 110) desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
R : O1 K1 A1 O2
K2
R : O1 K1 A2 O2
K2
Keterangan:
R : Random untuk menentukan sampel
A1 : Perlakuan untuk kelas eksperimen I (kelas yang menggunakan model pembelajaran examples non examples)
A2 : Perlakuan untuk kelas eksperimen II (kelas yang menggunakan model pembelajaranpicture and picture)
K1 : Tingkat kemampuan awal siswa tinggi K2 : Tingkat kemampuan awal siswa rendah O1 : Pretest
O2 : Posttest
Hipotesis statistik dalam penilitian ini menurut Kadir (2010: 220), yaitu:
1. Pengaruh utama (main effect), yaitu ada tidaknya perbedaan
skor rata-rata hasil belajar antarmodel pembelajarandan antar
kategori tingkatkemampuan awal siswa.
a. Antar model pembelajaran H0 : µA1= µA2
Ha : µA1µA2
b. Antar kategori tingkat kemampuan awal siswa Ho: µK1 = µK2
Ha :bukan H0
2. Pengaruh interaksi (interaction effect).
Untuk memudahkan dalam menganalisis data penilitian, maka peniliti membuat desain analisis yang dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Desain analisis data
A
A1 A2
K K1 µA1K1 µA2K1 µK1 K2 µA1K2 µA2K2 µK2
µA1 µA2
Keterangan:
A : Model pembelajaran A1 : Examples non examples
A2 : Picture and picture
K : Tingkat kemampuan awal
K1 : Tingkat kemampuan awal kategori tinggi K2 : Tingkat kemampuan awal kategori rendah
µA1 : Rata-rata hasil belajar PKndengan model pembelajaran
examples non examples
µA2 : Rata-rata hasil belajar PKndengan model pembelajaran pucture and picture.
µK1 : Rata-rata hasil belajar PKn dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi.
µK2 : Rata-rata hasil belajar PKn dengan tingkat kemampuan awal kategori rendah.
µA1K1 : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran
examplesnon examples dengan tingkat kemampuan awal kategori tinggi.
µA1K2 : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran examples non examplesdengan tingkat kemampuan awal kategori rendah.
µA2K2 : Rata-rata hasil belajar PKn dengan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat kemampuan awal kategori rendah.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dari hasil pengumpulan data meliputi skor dari tes tingkat kemampuan awal (pretest) dan skor dari tes kemampuan hasil belajar
(posttest)siswa kedua kelas sampel. Data-data tersebut akan digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis.
Hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Pada Kelas yang Menggunakan Model Pembelajaran Examples non examples dan Picture and picture
Berdasarkan Kategori Tingkat Kemampuan Awal
Model Pembelajaran (A)
picture adalah 13.
Pengujian terhadap hipoteis dilakukan dengan menggunakan analisis varians dua jalan (two way analysis of variance)atau sering disebut juga ANAVA. Berdasarkan perhitungan ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan ANOVA Dua Jalan
Sumber Variansi JK Db RJK Fhitung Ftabel (0,025;db1;db2)
Antar A 11,76 1 11,76 2,60 5,29
Antar K 173,92 1 173,92 38,78 5,29
Interaksi A x K 25,31 1 25,31 5,60 5,29
Dalam 262,27 58 4,52
Total 473,24 61
1. Pengujian terhadap hipotesis statistik pengaruh utama (main
effecct) untukmengetahui perbedaan kemampuan hasil belajar
PKn berdasarkan model pembelajaran(antar A). Karena Fhitung=2,60 dan F(0,025;1;58)= 5,29, maka Fhitung < F(0,025;1;58), sehingga
H0 diterima. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan hasil
belajar siswa antara model pembelajaran.
2. Pengujian terhadap hipotesis statistik pengaruh utama (main
effecct) untukmengetahui perbedaankemampuan hasil belajar
PKnberdasarkantingkat kemampuan awal (antar K). Karena Fhitung=38,78 dan F(0,025;1;58)=5,29, maka Fhitung > F(0,025;1;58), sehingga
H0 ditolak. Dengan demikian terdapat perbedaan kemampuan
hasil belajar siswa antara tingkat kemampuan awal.
Uji lanjut dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mana yang lebih baik antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal. Adapun perhitungan ujit-Dunnet sebagai berikut:
1. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples dengan tingkat kemam-puan awal tingi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah.
2. Kemampuan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat kemampuan awal tinggi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemam puan awal rendah.
1. Perbandingan Model Pembelajaran dan Kemampuan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis pertama menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa ntara model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture. Artinya siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture sama hasilnya pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran masih dianggap baru oleh siswa dalam pembelajarannya, sehingga siswa masih kurang beradaptasi dan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Trianto (2013:22) “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.
belajar dipengaruhi oleh dua faktor, antara lain: (1) faktor dari dalam siswa dan (2) faktor lingkungan, terutama kualitas pembelajaran. Artinya, kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar.
Selain faktor di atas, hal tersebut dikarenakan adalah kurangnya persiapan baik dari alat pelajaran yang berupa gambar dan penyampaian materi, sehingga kurang maksimal menerima pelajaran. Hal tersebut didukung oleh pendapat Agus Suprijono (2010:46) bahwa “model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas”. Persiapan mengajar sangat penting sebelum proses pembelajaran. Artinya, persiapan yang baik sebelum pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih aktif dan menarik, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Perbandingan Tingkat Kemampuan Awal dan Kemampuan Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan kategori tingkat kemampuan awal. Artinya siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran examples non examples dengan model pembelajaran
picture and picture tidak sama, yaitu tingkat kemampuan awal siswa yang menggunakan dengan model pembelajaran examples non examples
lebih baik dibandingkan dengan tingkat kemampuan awal siswa pada model pembelajaran picture and picture. Ketidaksamaan tersebut yang meliputi pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemampuan awal yang heterogen, ada yang tinggi dan rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan dasar atau kemampuan awal yang baik dalam sebuah pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan hasil belajar siswa dengan tingkat kemampuan awal tingi, lebih baik daripada siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal rendah.
dan memahami materi berikutnya dan sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan dasar atau kemampuan awal yang rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran dan memahami materi berikutnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmat S. Fauzi (2012: 57) secara ringkas mengatakan bahwa siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi mempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang maupun rendah. Jadi, kemampuan awal merupakan modal dasar sebelum melalukan proses pembelajaran di kelas.
3. Perbandingan Kemampuan Hasil Belajar Siswa berdasarkan Interaksi antara Model Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Awal
Berdasarkan Tabel 4.3 hasil uji hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat interaksi kemampuan hasil belajar siswa berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dan tingkat kemampuan awal. Artinya siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran examples non examples
dengan model pembelajaran picture and picture tidak sama, yaitu terdapat interaksi hubungan antara model pembelajaran examples non examples dan model pembelajaran picture and picture dengan tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Ketidaksamaan tersebut meliputi pada mata pelajaran PKn yang meliputi Pemerintahan pusat, Presiden, Wakil Presiden, DPR dan MPR.. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kemampuan awal yang tinggi akan menghasilkan kemampuan hasil belajar yang tinggi pula, baik untuk siswa yang menggunakan model pembelajaran examples non examples ataupun siswa yang menggunakan model pembelajaran picture and picture.
pemahaman konsep atau kemampuan awal siswa sebelum proses pembelajaran di kelas.
C. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan model pembelajaran. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan tingkat kemampuan awal. Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan hasil belajar PKn berdasarkan interaksi antara model pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azrul Azwar dan Joedo Prihartono.2003. Metedologi Penelitian dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Binarupa Aksara.
Depdiknas. 2006. Standar Nasional pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.
Francisca S. Tapilau. 2006. Diktat Mata Kuliyah Metode Penilitian Pendidikan Berbasis IPA, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Harjanto. 2006. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Jamal M. Asmani, 2011.Tujuh Tips Aplikasi PAKEM, Yogyakarta: Diva Press Kadir. 2010. Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
La Iru dan La Ode Saifun Arihi. (2012). Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model – Model Pembelajaran.Yogyakarta: Multi Persada.
Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Isui-isu Metodis dan Paradigmatis . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riduwan. 2011. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penilitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Syaiful Sagala. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: Penerbit Alfabeta.