• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN KIMIA CURAH HUJAN Polusi udara: punya efek terhadap curah hujan dan akhirnya akan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KANDUNGAN KIMIA CURAH HUJAN Polusi udara: punya efek terhadap curah hujan dan akhirnya akan"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KARAKTERISTIK KUALITAS AIR

 Karakteristik kualitas air tergantung kepada penggunaannya  Standar kualitas air berdasarkan fisika, kimia dan bilologi dan

tergantung pada spesifik penggunaan

Contoh : Standar kualitas air untuk irigasi tidak sama dengan air minum

 Perubahan kualitas air yang disebabkan oleh penggunaan DAS dapat membuat kualitas air tersebut tidak sesuai lagi untuk air minum, tetapi masih cocok untuk perikanan, irigasi dan

penggunaan lainnya.

(3)

 Karakteristik kualitas air dipengaruhi oleh polusi atau pencemaran

 Polusi : Point Source Pollution, berhubungan dengan industri dan dialirkan melalui pipa atau selokan/parit. Mudah dideteksi Non-Point Source Pollution, berhubungan dengan aktifitas land use, seperti pertanian, peternakan, kehutanan dan terjadi pada area yang luas. Sulit dideteksi, karena berhubungan dengan curah hujan

KANDUNGAN KIMIA CURAH HUJAN

Polusi udara: punya efek terhadap curah hujan dan akhirnya akan mempengaruhi ekosistem darat dan air

(4)

HUJAN ASAM

Hujan Asam : menjadi issu lingkungan pada akhir 70-an dan awal 80-an pada negara-negara barat

Di USA, National Atmospheric Deposition Program (NADP) didirikan th 1977 berguna untuk menentukan kandungan kimia atmosfir dan efeknya terhadap lingkungan

NADP, menetapkan 5 parameter kualitas udara yaitu sulfat, nitrat, ammonium, kalsium dan hidrogen

EPA = Environmental Protection Agency (1980) secara alamiah pH dari Hujan agak asam sekitar 5.6 – 5.7 disebabkan kandungan

CO2 yang normal di udara

Namun, pada daerah industri di utara USA terjadi peningkatan kadar asam dari Curah Hujan yaitu sekitar 4.5 dan bahkan dibawahnya

(5)

 Penurunan pH ini disebankan oleh Sulfur Oksida dan Nitrogen Oksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fossil seperti

batu bara, gas dan minyak bumi.

 Hal di atas akan mempengaruhi ekosistem darat dan air

Efek dari kandungan asam tersebar luas karena angin di atmosfir

 Bila tanah dalam suasana basa atau mengandung kalsium yang cukup, asam menjadi netral dan air menjadi asam secara

perlahan.

 Danau dan sungai menjadi tidak subur

 pH danau dan sungai akan turun di bawah 6 dan akan mempengaruhi organisme makanan ikan dan ikan sendiri

Bila pH < 4.5, ikan tidak dapat lagi hidup sebagaimana mestinya

(6)

Kandungan Merkuri di Atmosfir

 Ada sumber Hg yang berasal dari kejadian alam dan kegiatan manusia yang menguap.

Contoh: Letusan gunung dan pembakaran hutan menyebabkan Hg menguap ke udara

Aktivitas manusia, seperti produksi metal, treatment dan

penanganan limbah dan pembakaran fosil untuk minyak bumi, gambut dan kayu punya kontribusi terhadap Hg di udara.

 Kalau sudah berada di atmosfir, Hg akan tersebar luas dan umumnya ditemukan pada area hutan.

(7)

 Efek kumulatif dari tingkat percepatan sebaran zat-zat kimia di

udara sulit untuk diukur secara kuantitas. Pada lahan yang kurang subur, penambahan nutrisi (pupuk) pada range pH tertentu dapat meningkatkan produksi biomasa dari lahan.

 Untuk beberapa danau dan sungai, penambahan tersebut di atas bisa merusak dan menyebabkan eutrofikasi

 Sebaran polutan seperti Hg punya implikasi yang serius pada DAS, sungai dan danau. Hg berakumulasi pada rantai

(8)

Karakteristik Fisik dari Air Permukaan

Berapa karakteristik Fisik : Sedimen terlarut (TSS) Polusi termal

Oksigen terlarut (DO)

Sediment terlarut mengandung lumpur dan koloid dari berbagai material berefek terhadap kualitas air pada pada

penggunaan rumah tangga dan juga industri. Disamping itu, punya efek terhadap kehidupan organisme aquatik dan

lingkungannya.

Polusi termal secara langsung maupun tak langsung juda penya efek pada organisme aquatik dan kualitas air

(9)

Sediment terlarut

 Kualitas Fisik air permukaan ditentukan oleh jumlah sedimen yang dibawanya.

 Sedimen terlarut punya efek terhadap kualitas air, karena: - menghalangi cahaya matahari, sehingga fotosintesis

terganggu

- Berpengaruhi terhadap ekosistem perairan, terutama komunitas bentik dan tempat pemijahan ikan

- Membawa banyak nutrien dan logam berat yang mempengaruhi kualitas air

Sumber sedimen terlarut

 Degradasi kualitas air dari pertanian, peternakan dan hutan

(10)

 Kebanyakan sedimen pada hutan berasal dari tebing aliran, dan yang banyak terjadi saat hujan lebat. Pada tanah organik, partikel organik lebih dijumpai dari partikel mineral

 Konsentrasi yang lebih banyak dari sedimen terlarut akibat erosi pada drainase seperti:

- perluasan perumahan - peternakan - kontruksi jalan - pembalakan

- tanaman pertanian - Kejadian alam (banjir, longsor, kebakaran)

 Beberapa dampak ekologi dari praktek penggunaan lahan di DAS pada perubahan fisik dari struktur aliran, adalah:

- peningkatan jumlah partikel halus dalam batu krikil - erosi tebing sungai

- peningkatan lebar sungai

- penurunan permukaan sungai

(11)

Kapasitas Transfor Nutrien dan Logam Berat pada Sedimen

 Besarnya kehilangan nutrien dan logam berat dari DAS hulu biasanya diukur dari konsentrasi ion terlarut melalui sedimentasi

 Pestisida (seperti atrazine) menyerap kedalam tanah dan terus ke perairan (air permukaan dan bawah permukaan)

 Batu Kapur biasanya mengandung Ca dan K yang tinggi

 Basalt mengandung Na yang tinggi

Kandungan fosfor dalam sedimen akan mengurangi kualitas kimia dari air permukaan dan akan mmpengaruhi ekosistem perairan

 Fosfor termasuk nutrien yang dibatasi jumlahnya untuk perairan, kalau jumlahnya meningkat maka eutrofikasi akan dipercepat.

(12)

Polusi Thermal

 Temperatur air dapat menjadi karakteris kualitas air yang kritikal pada beberapa sungai

- Temperatur air dapat mengontrol kehidupan flora dan fauna air - Tipe, kuantitas, dan kehidupan flora dan fauna air akan berubah

dengan perubahan temperatur air

 Praktek penggunaan lahan biasanya akan meningkatkan temperatur

 Secara umum peningkatan temperatur air akan menyebabkan peningkatan aktifitas biologi dan akhirnya meningkatkan

keperluan terhadap oksigen, sehingga DO jadi rendah

(13)

Oksigen Terlarut (DO)

 Kandungan DO punya efek yang besar terhadap reaksi kimia dan organisme akuatik di perairan

 Konsentrasi oksigen di perairan ditentukan oleh daya larut oksigen, yang mana akan berbanding terbalik dengan

temperatur, dan aktivitas biologi.

(14)

Biochemical and Chemical Oxygen Demand (BOD and COD)

BOD adalah suatu index yang menyatakan oksigen yang

diperlukan untuk degradasi zat-zat dalam air secara biologi - Sampel air diambil dan diinkubasi di laboratorium pada suhu

20ºC, setelah 5 hari sisa DO diukur.

COD merupakan suatu ukuran polutan untuk proses oksidasi kimia

 COD dapat ditentukan dengan cepat, yakni dengan proses titrasi, karena tidak melibatkan proses dengan bakteri. Bagaimanapun, COD tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan oksigen utk zat-zat natural water.

(15)

 Bila zat-zat organik seperti limbah rumah tangga, hewan dan penebangan hutan masuk ke dalam perairan, maka bakteri dan organisme lain akan memecahnya menjadi senyawa kimia yang lebih stabil.

 Bila oksigen tersedia dan larut dalam air, dan zat-zat organik tidak terlalu banyak, oksidasi dapat diteruskan tanpa

menurunkan ketersediaan DO

(16)

Karakteristik Kualitas Air yang Lain - pH

- Kadar Asam - Kadar Basa

- Konduktansi Spesifik, Total Dissolved Solid (TDS) - Kekeruhan

- Efek Kumulatif pH

 pH air akan dipengaruhi oleh reaksi kimia di perairan

(17)

 pH > 7 menandakan air dalam suasana basa

 pH < 7 menandakan air dalam suasana asam

 Dalam air biasa, reaksi CO2 suatu yang penting dalam menentukan tingkat pH

 Bila CO2 masuk ke dalam air melalui udara atau respirasi tanaman, asam karbonat akan terbentuk, pecah menjadi bikarbonat; karbonat dan ion H+ dibebaskan, ini yang mempengaruhi pH:

CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3 - ↔ 2H+ + CO3

 Derajat pH mengindikasikan keseimbangan bahan kimia dalam air dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan zat-zat kimia tertentu

yang akan diserap tanaman

(18)

 Secara umum batasan toksik pada pH < 4.8 dan > 9.2

 Umumnya ikan air tawar toleran terhadap pH 6.5 – 8.4

 Umumnya algae tidak bisa hidup pada pH > 8.5 Kadar Asam

 Kadar asam dan pH mempunyai hubungan yang erat, dimana dicerminkan dengan aktifitas ion H+ dalam air.

 Kadar asam disebabkan oleh ion H+ bebas dari karbonat,

organik, sulfur, nitrit dan asam fosfat

(19)

 Hujan asam yang jatuh pada DAS merupakan salah satu isu LH yang berkenaan dengan kualitas air dan terjadi para era 80-an Kadar Basa

 Kadar basa berlawanan dengan kadar asam, yaitu kapasitas air untuk menentralkan kadar asam

 Kadar basa juga berkaitan dengan pH, dan terjadi akibat kebera-daan karbonat, bikarbonat, hidroksida yang terbentuk akibat

terserapnya CO2.

(20)

Konduktansi Spesifik

 Konduktansi spesifik adalah kemampuan air untuk menghantar aliran listrik melalui tabung sedalam 1 cm,

Dinyatakan dengan mikromhos per sentimeter at 25ºC atau mikrosiemens per sentimeter

 Konduktansi spesifik meningkat dengan tingginya padatan terlarut (TDS)

 Makanya Konduktansi spesifik bisa diduga dari TDS

 Bila Konduktansi spesifik melebihi 2000 µmhos/cm

menandakan kadar TDS juga tinggi untuk spesies ikan air tawar

(21)

Kekeruhan

 Kejernihan adalah suatu indikator dari kualitas air yang

berhubungan dengan kemampuan penetrasi cahaya

 Kekeruhan adalah suatu indikator dimana cahaya bisa tersebar atau terserap

 Kekeruhan yang rendah, menyebabkan cahaya masuk lebih dalam dan fotosintesis yang terjadi lebih besar dan oksigen lebih banyak

 Kekeruhan disebabkan oleh terlarutnya liat, pasir, zat-zat organik, plankton, partikel organik dan anorganik lainnya

 Alat ukur kekeruhan disebut Turbidimeter, yang digunakan untuk yang mengukur kedalaman cahaya yang masuk ke sampel air

(22)

Efek Kumulatif

 Banyak senyawa kimia yang diserap dan dipindahkan melalui partikel pasir atau liat, sebagai akibat perubahan lingkungan

 Sebagai konsekuensi aktifitas penggunaan lahan, terjadi

peningkatan erosi dan pada akhirnya juga terjadi peningkatan transportasi kimia dan nutrien dai DAS Hulu.

 Dalam jangka panjang aktifitas di atas akan menurunkan fungsi dari DAS tersebut

 Temperatur air permukaan ditentukan oleh: - temperatur aliran air

- output dan input energi matahari

(23)

Sumber-sumber Nutrien

 Sumber utama dari unsur-unsur kimia terlarut yang mengalir dari DAS adalah:

- Unsur-unsur yang jatuh ke DAS melalui air hujan - Geologic weathering dari batuan induk

 Akibat perubahan iklim, proses secara kimia dan fisika akan merubah dalam bentuk yang mudah larut atau transporable ke dalam sungai dan danau

 Input secara biologi berupa :

- fotosintesis yang menghasilkan perubahan zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik.

- Daun yang jatuh ke sungai, sumber utama zat-zat organik dan secara priodik menghasilkan perubahan pada konsentrasi nutrien

(24)

Beberapa nutrien dan zat-zat kimia terlarut pada air permukaan sebagai dampak penggunaan lahan terhadap kualitas air:

1. Nitrogen

 Sumber N memcakup fiksasi N dari udara oleh bakteri tertentu dan tanaman, menambah zat-zat organik pada perairan dan dalam jumlah yang kecil berasal hancuran iklim dari batuan

 Nitrogen terdiri dari berbagai bentuk mencakup: - ammonia (NH4)

(25)

 Dalam keadaan tidak ada oksigen, maka proses denitrifikasi dapat merubah Nitrat menjadi ammonia dan gas nitrogen

 Konsentrasi nitrat yang tinggi dapat meransang pertumbuhan algae dan tanaman akuatik yang lain. Tetapi dengan adanya fosfor, maka untuk pertumbuhan algae hanya diperlukan 0.3 mg/L nitrat.

 Beberapa jenis ikan akan terpengaruh bila nitrat melebihi 4.2 mg/L

(26)

2. Fosfor

 Sumber fosfor berasal dari hancuran batuan, soil leaching, zat-zat organik. Sedikit yang berasal dari siklus fosfor tidak seperti N

 Dalam lingkungan akuatik, fosfor tersedia untuk tanaman, diambil dan dirubah menjadi fosfos organik dengan adanya perubahan iklim

 Problem eutrofikasi biasanya terjadi karena penambahan fosfor di dalam air

(27)

3. Kalsium

 Kalsium, sangat banyak dijumpai di air kecuali air gambut dan rawa, karena merupakan unsur utama pada beberapa batuan, terutama batuan kapur

 Kalsium dapat larut sepanjang CO2 ada dan air pada pH 7-8.

 Kalsium salah satu yang merupakan ion utama yang

mempengaruhi pembekuan air, TDS, dan konduktansi spesifik

(28)

4. Magnesium

 Magnesium banyak dijumpai pada batuan karbonat dan igneous rock (batuan beku karena perapian), seperti batuan kapur dan

dolomit

 Magnesium larut dengan cepat bila konsentrasi CO2 lebih tinggi, pH rendah.

 Pada konsentrasi 100 – 400 mg/L, magnesium menjadi toksik pada beberapa jenis ikan

(29)

5. Natrium

 Natrium banyak dijumpai pada batuan sedimen dan igneous rock , dia tercuci masuk ke dalam air permukaan dan bawah permukaan dan bertahan dalam bentuk larutan

 Natrium tidak mempunyai dampak terhadap kehidupan perairan, kecuali bila konsentrasinya > 85 mg/L

(30)

6. Kalium

 Sumber kalium igneous rock, liat dan es

 Kalium dijumpai lebih sedikit dari Natrium, tetapi zat yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan di recycle oleh vegetasi akuatik

 Air murni umumnya mengandung < 1.5 mg/L K tetapi nutrien yang kaya atau air eutrofikasi bisa mengandung > 5 mg/L K

(31)

7. Mangan

 Mangan dijumpai pada igneous rock, tercusi melalui tanah

 Mangan merupakan zat yang penting untuk proses metabolisme

 Konsentrasi Mn jarang yang melebihi 1 mg/L pada air tak terganggu

(32)

8. Sulfur

 Sulfur terjadi secara alamiah dari hasil pencucian gipsum, igneous rock yang lain dan batuan sedimen.

 Proses iklim menghasilkan ion sulfat (SO4-2) yang larut di air

 Sulfat juga ditemukan pada air hujan dengan konsentrasi melebihi 1 mg/L, dan kadang2 sampai 10 mg/L

 Konsentrasi lebih besar di udara menyebabkan terjadi polusi dan merupakan penyumbang utama terjadi hujan asam

 Pada penurunan kondisi, sulfur organik berubah menjadi sulfid

 Metal sulfid terjadi bila H2S berada pada pH < 7 dan HS- terjadi pada air basa. H2S mengeluarkan bau tak sedap

(33)

Pestisida dan Pupuk

 Pestisida dan Pupuk sering digunakan untuk pertanian dan kegunaan lainnya, potensial mempengaruhi kualitas air

 Pestisida digunakan untuk target organisme spesifik, sedangkan pupuk untuk penyuburan tanah

 Dalam pengelolaan DAS didapati pestisida masuk ke dalam perairan dan berbahaya pada organisme non target

 Resiko atau bahaya dari pestisida adalah seberapa jauh

kehidupan organisme non target kontak dengan dengannya dan tingkat keracunan kimia tersebut terhadap organisme ybs

 Efek keracunan: - Akut : tiba-tiba

(34)

Akut disebabkan dosis yang tinggi dalam waktu pendek

Kronik terjadi pada dosis rendah dalam waktu relatif panjang Awalnya efeknya tidak kelihatan, lama kelamaan terlihat jelas, seperti: kanker, kencing manis dll

 Jadi ukuran dosis dan lamanya kontak akan menentukan tingkat keracunan terhadap organisme

 Tingkat keracunan non target ditentukan dengan metode bioassay yang mana organisme dijadikan sasaran untuk meningkatkan

konsentrasi kimia dan diobservasi dari waktu ke waktu.

(35)

Proses Perpindahan Unsur-unsur Kimia

 Unsur-unsur kimia terlarut dapat pindah ekosistem darat ke aliran bawah permukaan melalui:

- Tanah (leaching)

- Runoff air permukaan - Air bawah permukaan

 Proses di atas merupakan bagian dari siklus nutrien, yang mengandung input, output dan perpindahan gas dan padatan terlarut dalam suatu system

 Problem kehilangan nutrien dari lahan hutan menyebabkan turunnya kualitas air pada DAS hilir

 Komponen aktif secara kimia dalam tanah adalah liat dan koloid2

(36)

Karakteristik Secara Biologi

 Karakteristik secara biologi dari air mencakup bakteri dan protozoa dalam air

 Beberapa diantaranya merusak kesehatan dan populasi invertebrata akuatik

 Biota akuatik alamiah dalam air dapat digunakan sebagai indikator kualitas air dan menggambarkan karakteristik habitat ekosistem perairan

Bakteri

 Bakteri patogen menyebabkan penyakit gastrointestinal pada manusia, ternak dan margasatwa

(37)

 Escherichia coli (E.coli) ditemukan pada tahi binatang berdarah panas

 E. coli sering digunakan sebagai indikator spesies dalam testing secara biologi dalam menentukan kualitas air minum atau air kolam renang.

 Dengan mengetahui jumlah dari E.coli, maka kita akan bisa mengetahui indeks kualitas air secara biologi

(38)

Protozoa

 Protozoa juga menyebabkan penyakit gastrointestinal pada manusia, ternak dan margasatwa

 Giardia dan Crystosporidium ditemukan protozoa yang berbahaya

 Kedua parasit tersebut dibawa oleh hewan2 berdarah panas termasuk binatang mengerat (tikus), rusa, kijang, dan ternak

(39)

Kualitas Air Bawah Permukaan

 Penggunaan air bawah permukaan untuk air minum atau irigasi tergantung pada kualitasnya, yang berhubungan dengan tipe dan lokasi aquifer

 Umumnya air bawah permukaan kualitasnya lebih baik dari air atas permukaan, air bawah berhubungan langsung dengan batuan dan mineral dalam tanah lebih lama.

Sampah rumah tangga, limbah pabrik, limbah ternak akan mencemari air bawah permukaan

 Beberapa faktor akan membatasi kemampuan kita untuk mengatasi problem air bawah permukaan:

- Sulit mengetahui kecepatan dan aliran air bawah permukaan

(40)

PENCEMARAN

(41)

DEFINISI PENCEMARAN

Masuknya atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat energi, dan atau komponen lain

ke dalam lingkungan oleh kegiatan

manusia atau proses alam sehingga

kualitas lingkungan turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan

lingkungan mjd kurang atau tidak

berfungsi lagi sesuai dengan

(42)

DAUR PENCEMARAN LINGKUNGAN

Sumber pencemaran

Udara

Air

Daratan

Tanaman

Tanaman

Hewan

Hewan

(43)

POLUSI / PENCEMARAN MELIPUTI

Pencemaran udara

penyebabnya:

(CO

2

, CO, SO

2

, NO, NO

2

, CFC, debu)

Pencemaran air

penyebabnya:

(deterjen,plastik, L.RT, L.I, L.P).

Pencemaran tanah

penyebabnya:

(deterjen, plastik, L.RT, L.I, L.P)

Pencemaran suara

penyebabnya

(industri, pesawat terbang,

(44)

PENCEMARAN UDARA

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya

bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara

yang menyebabkan perubahan susunan

(komposisi) udara dari keadaan normalnya.

Pencemaran udara adalah segala kegiatan yang

(45)

PENYEBAB PENCEMARAN UDARA

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam:

Faktor internal(alamiah), mis:debu,debu dr letusan gunung

berapi, proses pembusukan sampah organik,dll.

Faktor eksternal (ulah manusia), mis: hsl pembakaran

bahan bakar fosil, debu/serbuk kegiatan industri,

pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

(46)

SUMBER PENCEMARAN UDARA

Berasal dari industri / pabrik

yang

menggunakan bahan bakar minyak

bumi / batu bara.

Kendaraan bermotor

(sarana

transportasi).

Pendingin yang menggunakan bahan

CFC

(chloro fluoro carbon) / freon.

(47)

SUSUNAN UDARA BERSIH & KERING

Unsur

% Volume

Kandungan ppm

Nitrogen 78.09 780.900

Oksigen 20.94 209.400

Argon 0.93 9.300

Karbondioksida 0.0318 318

Neon 0.0018 18

Helium 0.00052 5.2

Krepton 0.0001 1

Xenon 0.000008 0.008

Nitrogen oksida 0.000025 0.25

Hidrogen 0.00005 0.5

Metana 0.00015 1.5

(48)

SUSUNAN UDARA BERSIH&KERING

Unsur

% Volume

Kandungan ppm

Ozone

0.000002

0.02

Belerangdioksida

0.00000002

0.0002

Karbon monoksida

0.00001

0.1

(49)

PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN

MAUPUN KESEHATAN MANUSIA

Menimbulkan

hujan asam

(penyebabnya

SO

2

dan NO

2

yang bergabung dengan uap

air di udara).

Kerusakan

pada bangunan terutama yang

terbuat dari bahan logam/besi.

Rusaknya

berbagai macam tumbuhan.

Gangguan pada sistem

pernapasan

manusia, kanker paru-paru, asma dll).

(50)

DAMPAK PENCEMARAN UDARA

NO2, memperburuk asma dan meningkatkan kemungkinan

kontak infeksi.

SO2, menyebabkan tarikan nafas yg berat & memperburuk

asma, bronkitis kronis.

Partikel PM10,total partikel yg berterbangan, asap hitam;

berhubungan dgan berbagai gejala gangguan pernafasan,

kena polusi dlm jangka panjang dpt meningkatkan resiko

kematian akibat penyakit jantung & paru, partikel jg dpt

menyebabkan kanker paru

Aerosol asam (sulfur&nitrogen dioksida); memperburuk

(51)

DAMPAK PENCEMARAN UDARA

CO; sangat berbahaya pd kadar yg tinggi,kadar

rendah dpt mengganggu konsentrasi & fungsi

syaraf prilaku, meningkatkan kemungkinan rasa

sakit yang berhubungan dgn jantung,

berbahaya pd fetus.

Timah; menganggu perkembangan intelektual

normal &kemampuan belajar pada anak.

Asbes; dapat menyebabkan kanker paru &

tumor.

Senyawa organik yg mudah menguap(mis

(52)

POLUSI / PENCEMARAN UDARA

Asap cerobong

pabrik.

(53)

POLUSI UDARA DAPAT

MENYEBABKAN HUJAN ASAM

HUJAN ASAM

Awan dng H2SO4

(54)

Pendekatan Input

Rekayasa Teknologi

Non Teknologi (pengenaan

pajak, perubahan gaya hidup,

tata ruang, transportasi)

Pendekatan Output

Kontrol emisi yang ketat

Pembatasan usia kendaraan

Pendekatan Input

Rekayasa Teknologi

Non Teknologi (pengenaan

pajak, perubahan gaya hidup,

tata ruang, transportasi)

Pendekatan Output

Kontrol emisi yang ketat

Pembatasan usia kendaraan

(55)

Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdp

pengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan

pencadang-an kawaspencadang-an lindung, kawaspencadang-an konservasi, jalur hijau:

 UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang;

 Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,

dll

.

SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota

Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdp

pengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan

pencadang-an kawaspencadang-an lindung, kawaspencadang-an konservasi, jalur hijau:

 UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang;

 Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,

dll

.

SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota

Kebijakan penataan ruang yang langsung

mengatur pengurangan emisi CO2 masih

sedikit.

Hutan kota tipe kawasan permukiman

adalah hutan kota yang dibangun

di atas areal permukiman yang berfungsi sbg penghasil oksigen, penyerap

CO2, peresapan air dan penahan angin

Besaran luasan hutan kota belum di atur dlm peraturan/standar nasional.

Naskah ilmiah yang telah membahas tentang metode perhitungan luasan

hutan kota:

• Alokasi hutan kota berbagai negara: 10% - 60%

(56)

No

Negara

Kebutuhan R. Terbuka/pdk

1.

Malaysia

1,9 m

2

/penduduk

2.

Jepang

5 m

2

/penduduk

3.

Inggris

11,5 m

2

/penduduk

4.

Amerika

60 m

2

/penduduk

5.

DKI Jakarta

1,5 m

2

/penduduk

L = Luasan hutan kota V = Jumlah penduduk W = Jumlah kendaraan 20 = Tetapan

A = Kebutuhan Oksigen/orang (Kg/jam)

B = Rata-Rata kebutuhan oksigen kendaraan bermotor (Kg/jam)

L = aV + bV

20

Formula

(57)

Perangkat lunak sbg landasan kebijakan

daerah u/ pengendalian emisi CO2 sudah tersedia

.

Dokumen penataan ruang sudah mengakomodasi langkah-langkah

pengurangan emisi CO2, a.l. melalui:

 pengaturan kepadatan penduduk dan bangunan;

 penetapan kawasan lindung (perlindungan setempat, hutan kota, jalur hijau, taman kota, sempadan, dll);

 pengaturan jaringan jalan;

 distribusi pusat-pusat kegiatan;

 pengaturan luas kapling rumah.

Pengendalian implementasi kebijakan tata ruang menjadi hal yang

penting mengingat evaluasi tata ruang yang ada hanya membahas

aspek ketepatan/penyimpangan pemanfaatan ruang berdasarkan

zoning yang ditetapkan, sementara perubahan intensitas

pemanfaatannya jarang di bahas.

(58)

POLUSI/PENCEMARAN AIR

(59)

PENCEMARAN AIR

Air tercemar apabila air tsb telah menyimpang dari

keadaan normalnya.

Suatu peristiwa masuknya zat-zat ke dlm air yg

mengakibatkan kualitas air tsb menurun, sehingga

membahayakan kesehatan masyarakat.

Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya

perubahan atau tanda yg dpt diamati melalui:

Adanya perubahan suhu air

Adanya perubahan pH air

(60)

Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.

Adanya mikroorganisme

Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.

Komponen pencemar air dpt dikelompokkan sbb:

1.

Bahan buangan padat; kemungkinan yg terjadi pelarutan

bahan buangan padat(konsentrasi meningkat &perubahan

warna air), pengendapan bahan buangan padat di dasar

air dan pembentukan koloidal yang melayang di dlm air.

(61)

KOMPONEN PENCEMAR AIR

Bahan buangan anorganik,pd umumnya berupa limbah yg

tidak dpt membusuk dan sulit didegradasi oleh

mikroorganisme.

Bahan buangan cairan berminyak

Bahan buangan zat kimia, banyak ragamnya ttp yg

dimaksud dlm kelompok ini adalah sabun(deterjen,

(62)

PENGERTIAN COD & BOD

COD(chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen

kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di

dalam air.

BOD(biological oxygen demand) adalah kebutuhan oksigen

bilogis untuk memecah bahan buangan di dlm air oleh

(63)

PENYEBAB POLUSI AIR

Limbah rumah tangga.

(detergen,

sampah, kotoran/tinja manusia).

Limbah Industri.

(Hg, Pb, Cu, dan

logam berat lainnya).

Limbah Pertanian.

(pupuk urea,

insectisida, herbisida, dll).

Pertambangan minyak lepas pantai.

(64)

POLUSI AIR

(65)
(66)

AIR BEBAS POLUSI

(67)

AIR MINUM YANG

TERKONTAMINASI PERTISIDA

(68)

DAMPAK PENCEMARAN AIR

Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:

Air mjd tidak bermanfaat lagi; seperti air tidak dapat

digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, keperluan

industri, dan keperluan pertanian.

Air menjadi penyebab penyakit; penyakit

(69)

UPAYA PENGENDALIAN

A. SECARA TEKNIS

1. LIMBAH INDUSTRI

- PENGOLAHAN AIR LIMBAH SESUAI KETENTUAN TEKNIS IPAL - MINIMISASI AIR LIMBAH : PENGHEMATAN AIR, RECYCLE

- CLEANER PRODUCTION.

2. LIMBAH DOMESTIK

- SETIAP RUMAH TANGGA DIWAJIBKAN MEMBUAT SEPTIC TANK - PEMBUATAN MCK UMUM UNTUK DAERAH KUMUH

- PEMBUATAN IPAL DOMESTIK

- MINIMISASI POLUTAN DOMESTIK, SEPERTI MINIMISASI PENGGUNAAN AIR UNTUK MENCUCI, PENGURANGAN PENGGUNAAN PUPUK,

(70)

UPAYA PENGENDALIAN

3. LIMBAH PERTANIAN

- PENERANGAN KEPADA PETANI CARA PENGGUNAAN PUPUK DAN PENYIMPANAN PUPUK YANG BAIK DAN BENAR

- PENERANGAN KEPADA PETANI TENTANG CARA MENGGUNAKAN PESTISIDA YANG BENAR

- MENGONTROL PEMAKAIAN PESTISIDA - MEREDUKSI PENGGUNAAN PESTISIDA - PENGGUNAAN AIR IRIGASI SECUKUPNYA.

4. LIMBAH PERTAMBANGAN - PEMBUATAN IPAL

- MENGURANGI SUSPENSI DENGAN PEMBUATAN SALURAN PENGENDAP SEDIMEN

(71)

5. EROSI

- MENGURANGI DAN MENGAWASI PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR - PEMBUATAN TERASERING PADA LAHAN YANG MIRING

- MEMPERTAHANKAN DAERAH PENYANGGA UNTUK MELINDUNGI SUNGAI

UPAYA PENGENDALIAN

6. LIMBAH PETERNAKAN

(72)

UPAYA PENGENDALIAN

B. SECARA KELEMBAGAAN

- MENINGKATKAN KOORDINASI DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH TERKAIT TERMASUK DENGAN KAB/ KOTA YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN LANGSUNG DALAM MEMBINA INDUSTRIAWAN - MELAKUKAN PEMBINAAN UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN

PENANGGUNGJAWAB USAHA DAN ATAU KEGIATAN DALAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

- MELAKUKAN UPAYA PENGELOLAAN DAN ATAU PEMBINAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA

C. SECARA HUKUM

(73)

PENCEMARAN DARATAN

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah

berbentuk padat yang dikumpulakan pada suatu tempat

penampungan yang sering disebut dgn TPA atau dump

station.Bahan buangan padat terdiri dr berbagai macam

komponen baik yg bersifat organik maupun anorganik.

Semakin banyak bahan buangan organik dibandingkan

anorganik akan semakin baik dipandang dari sudut

pelestarian lingkungan.karena mudah didegradasi dan

menyatu kembali dgn lingkungan alam.

(74)

Sumber Pencemaran Tanah

Sampah rumah tangga

Sampah industri

Air limbah rumah tangga

Air limbah industri

Racun serangga

Racun jamur

Racun tikus

(75)

PENYEBAB PENCEMARAN TANAH

Kegiatan pertanian

(pupuk buatan,

herbisida, insectisida).

Limbah rumahn tangga

(sampah

organik terutama sampah anorganik,

yang susah diuraikan oleh bakteri).

(76)

DAMPAK PENCEMARAN DARATAN

Bentuk dampak pencemaran daratan dpat berupa dampak

langsung dan dampak tidak langsung.

a.dampak langsung seperti bau (sampah organik) dan estetika

(kotor&kumuh).zat beracun yang masuk kedlm tanah dapat

berdampak langsung kepda manusia ketika bersentuhan

atau dapat mencemari air tanahdan udara di atasnya.

b.dampak tidak langsung spt penyakit pes, penyakit kaki

(77)

Penanggulangan Pencemaran

Pengawasan terhadap pembuangan

sampah

Pengawasan air limbah

Pengawasan penggunaan racun dan

(78)

PENYEBAB POLUSI SUARA

Mesin industri.

Mesin kendaraan bermotor.

Mesin pesawat terbang.

Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas

bunyi melampaui 50 desibel (db).

(79)
(80)

Radiasi Electromagnetis

Gelombang mikro (radio, TV,

Computer):

Astenia

Kelainan neurovaskuler

Perubahan tonus pembuluh darah

Paroxysma

(81)

Sinar lazer

Kebutaan

Sinar ultra merah

Katarak

Sinar ultra violet

Conjugtivitis fotoelectrica

Sinar X

Leukemia

Impoten

Luka bakar

Radiasi sinar radioaktif

Sinar alfa, beta, gamma akan

(82)

USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN MANUSIA

UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN

LINGKUNGAN

Pengolahan / pemrosesan limbah industri

maupun rumah tangga sebelum dibuang ke

lingkungan.

Lokalisasi daerah industri, jauh dari

pemukiman penduduk.

Memperluas reboisasi / penghijauan.

(83)

PENANGANAN LIMBAH ORGANIK

DAN ANORGANIK.

Pemanfaatan untuk makanan ternak.

Untuk membuat pupuk kompos.

Pemanfaatan untuk biogas.

(84)

PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI

Penanganan Limbah

Uji Laboratoris

Daya Buang

Industri

Proses

(85)

Penanganan dan

Pembuangan Limbah

-

Effluen dibuang langsung ke lingkungan

tanpa perlakuan.

-Efluen dibuang ke tanah, lagoon, sumur.

-Sebagian effluen diperlakukan sebelum dibuang

-Effluen dikirim ke penampungan limbah.

-Effluen ditangani oleh industri itu sendiri.

Faktor-faktor Yang

Diamati Pada Air Limbah

-Kecepatan alir limbah.

-Kekeruhan/warna.

-Padatan tersuspensi.

-Oksigen terlarut, BOD, COD

-pH dan temperatur.

-Kandungan toksik; logam, Cl

-

, sulfida,sianida,

fenol dan detergent.

-Bau dan rasa.

(86)

Strategi

Penngolahan Limbah

1.

Survey ke industri.

2.

Mengidentifikasi sumber air tercemar.

3.

Pemisahan limbah pekat menjadi berguna

4.

Pengendapan padatan dalam limbah cair.

Strategi

Pengolahan Limbah

1. Reduce : mengurangi pembentukan

limbah.

2. Re-use : Pemanfaatan limbah untuk

bahan bakar.

(87)

Proses

•BOD 40.000-70.000 mg/l : limbah yang

mengandung miselium jamur.

•BOD 10.000-25.000 mg/l limbah industri

alkohol

Uji Laboratoris

•Beberapa persyaratan :

parameter-parameter yang diamati.

•Mencari teknik untuk :

- menurunkan kadar garam

(88)
(89)

MANAJEMEN KUALITAS AIR

 Air bersih menjadi tujuan utama dari manajemen DAS

 Pada masa lalu, tujuan ini bisa dicapai dengan pendekatan peraturan.

 Saat ini, perubahan pengambilan keputusan dan melibatkan penduduk lokal

 Pemda, organisasi lokal dan group lainnya berkerja sama untuk menegakan peraturan dan tanggung jawab untuk mendapatkan suplai kualitas air yang baik melalui manajemen DAS

(90)

Isu-isu Berkaitan Manajemen Kualitas Air

1. Kualitas di DAS hulu dan penggunaannya di DAS hilir

2. Bagaimana kualitas air dipengaruhi oleh aktifitas penggunaan lahan

3. Penggunaan lahan mempengaruhi air bawah permukaan

 Isu-isu tersebut di atas, berkaitan dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dalam manajemen

(91)

 Dari perspektif manajemen DAS berkenaan kualitas air ditunjukkan:

- Perlunya penanganan dampak masalah polusi air, mencakup penjagaan standar kualitas air

- Perlunya hukum dan peraturan pemerintah tentang manajemen kualitas air

 Skala isu dan efek kumulatif penting untuk diketahui manajemen dan penyelesaian masalah kualitas air

(92)

Masalah-masalah Polusi Air

 Masalah Point dan Non-Poin Source Pollution

- Penurunan kualitas air dan berbahaya terhadap barang dan jasa berasal DAS

- Ancaman terhadap kesehatan manusia dan hewan - Efeknya terhadap ekosistem akuatik

- Dampak terhadap ekonomi regional dan negara

- Sejumlah sumber air permukaan dan bawah permukaan mengalami degradasi, dimana pembuangan tanpa treatmen semakin meningkat

- Banyaknya buangan agrokimia

- Banyaknya buangan zat-zat berbahaya, beracun atau limbah

industri ke dalam air yang digunakan sebagai suplai bagi pengguna - Drainse berupa air asin dari lahan pertanian

(93)

 Dengan masalah yang ada, maka perlu diupayakan suatu

manajemen DAS hulu, sehingga kualitas air alami bisa terjaga:

- Pelaku DAS hendaknya membantu mengatasi problem kualitas air, dengan terus menjaga DAS dalam kondisi yang baik

- Praktek manajemen DAS dapat memelihara DAS dengan:

- menjaga laju infiltrasi yang tinggi,

- mengurangi laju erosi,

- mengusahakan laju aliran air yang lambat walaupun hujan datang

(94)

Penjagaan Standar Kualitas Air

 Isu lain yang berkaitan dengan pelaku DAS adalah penjagaan kualitas air

 Penjagaan kualitas air ini sesuai dengan kegunaan dari badan air tersebut

 Kegunaan badan air bisa untuk: - Suplai air

- Lingkungan (pond untuk simpanan air) - Rekreasi

 Penetapan standar tersebut dilakukan bersama-sama dengan masyarakat, berdasarkan karakteristik kimia, fisika dan biologi

(95)

Penumbuhan Peraturan

 Untuk mencapai tujuan penjagaan standar kualitas air, maka praktek manajemen DAS mesti direncanakan dan

diimplementasikan dengan suatu hukum dan peraturan.

Identifikasi non point source lebih sulit dilakukan.

 Point dan non-point source digunakan untuk penyempurnaan perencanaan TMDL

 Peraturan TMDL hanya membatasi masalah setelah terjadi

(96)

 Clean Water Act :

- Mengharuskan industri2 besar membuat performa standar untuk menjamin pengontrolan polusi;

- Membuat kriteria kualitas air yang sesuai dan mengembangkan program pengontrolan polusi untuk negara2 bagian

- Menyediakan bantuan keuangan untuk negara bagian dan

komunitas lokal untuk membantu penyediaan air bersih mereka

- Melindungi wetland dan habitat akuatik lainnya

(97)

Best Management Practices (BMPs)

 BMPs menurut the U.S Environmental Protection Agency’s (US EPA) Metode untuk melindungi atau mengurangi polusi air, mencakup

pengontrolan operasi dan pemelihaaan

 BMPs diaplikasikan sebelum, selama dan setelah aktifitas produksi untuk mengurangi atau menghabiskan polusi yang diterima oleh air

 BMPs sangat berguna untuk mengurangi proses sedimentasi-erosi , terutama:

(98)

BMPs pada Pengelolaan Hutan untuk melindungi Kualitas Air dan Wetland (Minnesota Department of Natural Resources, 1995):

1. Managing fuel (bahan bakar), lubricant, and equipment (sehingga tidak berbahaya terhadap lingkungan)

2. Menyediakan filter strips of vegetation berdekatan danau, sungai dan wetland untuk mengurangi sedimen, nutrien dan pestisida masuk ke perairan. Lebar strip berdasarkan kemiringan lahan

3. Pembangunan dan penjagaan jalan2 hutan ( mengikuti guidelines untuk planning jalan, seleksi tipe jalan, bagaimana kalau melintasi air, aliran drainase dll)

4. Timber-harvesting guidelines ( desain tempat pengumpulan hasil untuk mengurangi runoff dan merusak badan air, rekomendasi postharvesting)

(99)

6. Pesticides use guidelines (incorporated peat management strategies, seleksi pestisida, pengurangan kontaminasi potensial, pengelolaan semua fase penggunaan pestisida)

7. Prescribed burning guidelines

- Mengurangi bahaya kebakaran

- Revegetasi

- Pemindahan habitat margasatwa

- Pengontrolan insektisida dan penyakit

- Mengurangi potensi erosi dan endapan sedimen ke dalam air

(100)

Kualitas Air dan Pengelolaan Vegetasi

 Kualitas air yang mengalir dari DAS hulu ditentukan oleh: - Kandungan kimia air hujan

- Faktor-faktor iklim - Strata geologi - Vegetasi

- Aktifitas penggunaan lahan

Sedimen

 Sedimen berkaitan dengan peningkatan:

- Penebangan Hutan - Peternakan

- Aktifitas penggunaan lahan yang berakibat pada tanah permukaan

(101)

Pemanenan Kayu = Timber Harvesting (Pembalakan Kayu = Forest logging)

 Pemanenen kayu dan aktifitas hutan lainnya menyebabkan kondisi permukaan lahan mengalami perubahan. Perubahan biasanya terganggunya lapisan top soil.

 Dalam operasi pemanenan kayu, gesekan, dahan dan ranting kayu terhadap sedimen biasanya diabaikan, sehingga dapat meningkatkan sedimen dengan mempercepat runoff, dan resiko perpindahan tanah

 Bagaimanapun dalam proses pengangkutan sering terjadi erosi tanah, yang menyebabkan penumpukan sedimen di DAS hilir

(102)

 Dampak lanjutan dari pemanenan kayu adalah terjadinya:

- Perubahan iklim mikro, dalam hal ini, terjadi peningkatan suhu setempat akibat pembukaan tajuk vegetasi.

- Berkurangnya ETc karena luas bidang penguapan (luas tajuk pohon) berkurang

- Meningkatkan kelembaban tanah, dan pada gilirannya,

merangsang aktivitas mikro organisme tanah sehingga bahan organik lebih banyak terurai

- Hasil dekomposisi bahan organik tsb punya peranan utk terjadinya perubahan konsentrasi unsur-unsur kimia perairan, dengan

(103)

Faktor-faktor yang menentukan waktu terjadinya dan besarnya kehilangan unsur hara meliputi:

- Proporsi unsur hara yang terkandung dalam vegetasi yg ditebang

- Luas pembalakan hutan

- Perlakuan terhadap sisa tegakan yang tidak laku diperdagangkan (daun, cabang dan bagian lainnya yg tak dimanfaatkan apakah dibakar, dibiarkan membusuk atau dibuang ke luar hutan)

- Proses pengasaman tanah melalui dekomposisi sisa-sisa tebangan

(104)

 Cara Memperkecil Resiko Kerusakan Lingkungan: - Hati-hati membuat lay out untuk jalan traktor

- Helikopter dan baloon

- Buffer strip, pengontrol overflow dan erosi

- untuk mengurangi kecepatan aliran air dan masuknya air ke dalam tanah

- Kurangnya sedimen sampai ke perairan

 Karakteristik buffer strip: - Lebarnya

- Vegetative and litter cover - surface roughness

- local topography

 Tidak seperti penggunaan lahan yang lain yang merusak tanah secara beransur-ansur, pemanenan kayu dalam priode yang singkat.

(105)

Kebakaran Hutan

 Kebakaran akan :

- Mengurangi kedalaman litter - Merusak mineral-mineral tanah

- Mempercepat erosi dan sedimentasi, karena proteksi vegetasi dan litter

- Berubahnya lapiran atas tanah secara fisik

 Pemanenan kayu, diikuti dengan pembakaran akan

menghilangkan dukungan mekanik terhadap sistem perakaran tanaman dan vegetasi herba

 Pembakaran, pemanenan kayu dan pembangunan jalan: - Mempercepat perpindahan tanah

(106)

 Kebakaran hutan atau pembakaran sisa-sisa pembakakan dapat meningkatkan transpor ion-ion yang berasal dari serasah hutan dan dari mineral tanah.

 Kenaikan lebih besar dibanding dengan aktivitas pembalakan, lepasnya ikatan-ikatan bahan organik menjadi bentuk lain yang mudah larut dalam air

 Keadaan tersebut di atas akan meningkatkan unsur hara total di aliran sungai

 Di daerah humid dimana pertumbuhan vegetasi berlangsung cepat, dampak kebakaran hutan kurang signifikan.

(107)

Firelines yang dibuat dengan buldozer bisa mengontrol penyebaran api, tapi secara potensial sbg sumber sedimen di perairan. Banyak nutrien yang kaya pada lapisan top soil terbuang ke perairan

Firelines dibuat sesuai keadaan yang urgen saat itu, tanpa memperhatikan perlindungan terhadap sungai

 Aplikasi dari seed dan fertilizer adalah cukup efektif untuk melindungi firelines dari tererosi

 Sedimentasi hasil pembakaran biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan penyebaran pembakaran yang tinggi.

 Sedimentasi tertinggi kita dapatkan pada tahun pertama pembakaran dan berkurang pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan

(108)

Tebang dan bakar (slash and burn techniques)

 Pada hutan hujan tropis, kegiatan tebang dan bakar sering dijumpai untuk tanaman pertanian

 Aktivitas ini lebih dikenal dengan peladangan berpindah (slash and burn agriculture)

 Besarnya dampak yang ditimbulkan lebih besar dibanding dengan pembalakan dan kebakaran hutan

Dampak yang terjadi:

1. Pembakaran biomassa dapat menyebabkan lepasnya unsur-unsur N dan S ke atmosfir, sedangkan unsur-unsur hara lainnya akan ditranfer ke tanah dalam bentuk abu (ash)

(109)

Dampak yang ditimbulkan ditempat pembakaran kesuburan tanah menjadi menurun, sedangkan konsentrasi unsur-unsur hara yang leaching tsb dalam perairan akan meningkat (eutrofikasi)

Eutrofikasi menyebabkan tumbuh dan berkembangnya gulma air, dan bila terjadi pada waduk dengan fungsi pembangkit tenaga listrik maka akan terganggu operasinya

2. Kandungan unsur-unsur hara dalam abu hasil pembakaran vegetasi hutan akan menurunkan keasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur P, Ca, Mg dan K.

Dampak sebaliknya akan terjadi sejalan dengan perjalanan waktu

3. Proses nitrifikasi (nitrat jadi nitrit) seringkali meningkat setelah aktifitas penebangan hutan, kemudian menurun sejalan dengan pertumbuhan kembali vegetasi tsb (biasanya 6 bulan s/d 1 tahun kalau pertumbuhannya tak terhambat)

(110)

4. Besarnya kehilangan unsur hara akan menjadi kecil bila hasil penebangan dibiarkan terdekomposisi secara alamiah dibanding dengan dibakar.

Namun, pembakaran sulit dihindarkan pada perladangan berpindah karena ini adalah bagian penting dari sistem perladangan berpindah terutama pada tahap persiapan lahan

Fungsi lain pembakaran adalah untuk:

-Pengendalian hama dan penyakit tanaman

- mengandalikan tumbuh dan berkembangnya gulma (weeds)

Tampak, aktivitas tebang dan bakar dapat menimbulkan dampak:

-Kesuburan tanah

(111)

Pengembalaan Ternak

 Pada kebanyakan DAS di negara-negara tropis, kegiatan pertanian (dalam arti luas) juga mencakup pemeliharaan ternak dalam bentuk ternak kandang dan pengembalaan ternak

 Bila pengembalaan tidak dilakukan secara berlebihan (overgrazing), dampaknya pada perubahan unsur-unsur kimia terlarut di perairan tidak signifikan

 Namun, bila dilakukan secara berlebihan maka transpor unsur hara di tempat pengembalaan tsb meningkat tajam

(112)

Cara Mengurangi Dampak Pengembalaan Ternak:

1. Perlu dihindari peternakan intensif pada tempat-tempat yang dianggap rentan terjadinya erosi

2. Usahakan agar kotoran ternak tidak langsung dibuang ke perairan. Hal ini dengan cara membuat sekat-sekat penyangga (buffer

(113)

Pemantauan Kualitas Air

 Untuk eveluasi unsur-unsur hara dan komponen-komponen lainnya yang ada di dalam perairan diperlukan sampel air untuk dianalisis di laboratorium

 Untuk itu perlu prosedur analisis kualitas air di laboratorium, masing-masing unsur punya prosedur berbeda

 Dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air, hal pertama yang harus diingat adalah:

Mendefinisikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara spesifik serta mengenali permasalahan atau kendala yang

dihadapi dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air

(114)

Secara umum program pemantauan kualitas air dalam

kaitannya dengan pengelolaan DAS dapat diklasifikasikan:

1. Pemantauan untuk hubungan sebab akibat

Dalam hal ini untuk menentukan dampak suatu kegiatan pengelolaan DAS tertentu terhadap kualitas air.

Umpamanya: Dampak pembalakan

2. Pemantauan untuk pengumpulan data dasar

Program ini ditujukan untuk melihat kecenderunga perubahan kualitas air seiring berjalannya waktu. Berguna untuk

perencanaan program pengelolaan untuk pemasokan air daerah tengah dan hilir

3. Pemantauan untuk inventarisasi

Ditujukan untuk mengetahui kualitas air saat pemantauan.

(115)

 Lokasi, waktu dan frekuensi pemantauan ditentukan berdasarkan tipe pemantauan mana yang dilakukan.

 Setelah tipe pemantauan ditentukan, selanjutnya diikuti prosedur statistik untuk pengambilan sampel dilapangan

 Hal perlu diperhatikan:

- Variabilitas sampel

(116)
(117)

PENDAHULUAN

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu

proses produksi baik industri maupun domestik

(rumah tangga).

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada

suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki

lingkungannya karena tidak mempunyai nilai

(118)

Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap

lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan

aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian

terhadap pencemaran lingkungan dengan

menetapkan baku mutu lingkungan

(119)

LIMBAH INDUSTRI

Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian

merupakan salah industri yang menghasilkan air

limbah yang dapat mencemari lingkungan.

Mengingat tingginya potensi pencemaran yang

ditimbulkan oleh air limbah yang tidak dikelola

dengan baik maka diperlukan pemahaman dan

(120)

Bahan beracun dan berbahaya (limbah) banyak

digunakan sebagai bahan baku industri maupun

sebagai penolong.

Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh

sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah

maupun kualitasnya.

Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah

ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah

(121)

Limbah berdasarkan nilai ekonominya dirinci menjadi

limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah

nonekonomis.

Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah

dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah.

Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolah

dalam proses bentuk apapun tidak akan memberikan

nilai tambah, kecuali mempermudah sistem

(122)

Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3

bagian, yaitu: limbah cair, limbah gas/asap dan limbah

padat

Limbah cair : air + bahan kimia, bahan buangan padat,

bahan buangan organik, dan bahan buangan

anorganik.

Limbah gas/asap : udara mengandung unsur kimia

seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, partikel dan gas

(123)

Karakteristik Limbah :

Berukuran mikro

Dinamis

Berdampak luas (penyebarannya)

(124)

PENGOLAHAN LIMBAH

Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik

dan limbah anorganik

Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan

oleh organisme detrivor karena berasal dari

bahan-bahan organik.

Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara

langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun

secara tidak langsung melalui proses daur ulang

(125)

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat

diuraikan oleh organisme detrivor atau diuraikan

tetapi dalam jangka waktu yang lama

Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alam

yang tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyak

bumi dan berasal dari proses industri, seperti botol,

plastik, dan kaleng

Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara

lain adalah plastik, logam, dan kaca.

Limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah

terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill,

(126)

Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang

meliputi kegiatan pengurangan (

minimization

),

segregasi (

segregation

), penanganan (

handling

),

pemanfaatan dan pengolahan limbah

Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah

(pengurangan, segregasi dan penanganan limbah)

akan sangat membantu mengurangi beban

(127)

Integrasi dalam pengelolaan limbah dibuat menjadi

berbagai konsep seperti: produksi bersih (

cleaner

production

), atau minimasi limbah (

waste

minimization

).

konsep produksi bersih dan minimasi limbah

(128)

Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi

yang minim bahan pencemar, limbah, minim air dan

energi

Minimasi limbah merupakan implementasi untuk

mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang

dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara

(129)

Untuk mempermudah pemanfaatan dan pengolahan

maka limbah yang memiliki karakteristik yang

berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkat

cemaran harus dipisahkan.

Sedangkan limbah yang memiliki kesamaan

karekteristik dapat digabungkan dalam satu aliran

limbah.

(130)

Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan

selanjutnya diolah pada unit pengolahan limbah

untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga

sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut

dapat dibuang ke lingkungan.

Bila memungkinkan, keluaran (output) dari

instalasi pengolahan limbah dapat pula

(131)

Pengolahan limbah adalah upaya

terakhir dalam sistem pengelolaan

limbah setelah sebelumnya

dilakukan optimasi proses

(132)

Karakteristik utama limbah didasarkan pada

jumlah atau volume limbah dan kandungan

bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur

fisik, biologi, kimia dan radioaktif.

Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk

menentukan proses dan alat yang

(133)

Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan

proses yaitu pengolahan pendahuluan (

pre-treatment

),

pengolahan utama (

primary treatment

), dan

pengolahan akhir (

post treatment

).

Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk

mengkondisikan aliran, beban limbah dan karakter

lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama.

Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk

menurunkan pencemar utama dalam air limbah.

Pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk

(134)

Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat

dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu:

proses secara fisik, biologi dan kimia

Proses fisik dilakukan dengan cara

memberikan perlakuan fisik pada air limbah

seperti menyaring, mengendapkan, atau

mengatur suhu proses dengan

(135)

Proses biologi dilakukan dengan cara memberikan

perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah

seperti penguraian atau penggabungan substansi

biologi dengan lumpur aktif (

activated sludge

),

attached growth filtration

,

aerobic process

dan

an-aerobic process

(136)

proses dan alat pengolahan tersebut dapat

diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau

dikombinasikan

Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat

yang digunakan seharusnya dapat

mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan

pengelolaannya

(137)

Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di

dalam limbah maka dapat ditetapkan

metode pengolahan dan pilihan jenis

peralatan

Penetapan efisiensi peralatan, dan standar

buangan yang diinginkan akan

mempengaruhi ketelitian alat, volume air

(138)
(139)
(140)

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pengolahan tingkat pertama (

primary treatment

)

Pengolahan tingkat kedua (

secondary treatment

)

Dalam sistem pengolahan limbah terdapat juga

(141)

Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menghilangkan

padatan tersuspensi secara proses fisika dan kimia dari air

limbah.

Pengolahan tingkat pertama:

A. Proses fisika

:

Penyeragaman aliran

Penyaringan

Penapisan

Pengendapan secara fisika

Pencampuran, dsb.

B. Proses kimiawi :

Pengendapan

(142)

Pengolahan limbah tingkat dua bertujuan untuk

menghilangkan kontaminants secara biologi dari

air limbah melalui proses aerasi dengan

mengembangkan bakteri atau organisme biologi

lainnya untuk mengkomsumsi limbah yang

selanjutnya melewati tangki pengendap dan kolam

khlorinasi yang selanjutnya dapat dibuang ke

(143)

1. pengolahan secara fisika

2. pengolahan secara kimia

3. pengolahan secara biologi

(144)
(145)
(146)

Pengolahan secara biologi

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi

dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi

(

suspended growth reaktor

);

(147)

Ditinjau dari segi lingkungan dimana

berlangsung proses penguraian secara biologi,

proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:

1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya

oksigen;

(148)

PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN

Pengolahan Limbah Cair

Jenis kegiatan Tujuan pengolahan

1. Penyaringan 1. Untuk menghilangkan zat padat.

2. Perajangan 2. Memotong benda yang berada di dalam air limbah

3. Bak penangakap pasir 3. Menghilangkan pasir dan koral.

4. Bak Penangkap lemak 4. Memisahkan benda terapung

5. Tangki ekualisasi 5. Melunakkan air limbah

6. Netralisasi 6. Menetralkan asam atau basa.

7. Pengendapan /pengapungan 7. Menghilangkan benda tercampur

8. Reaktor lumpur aktif /aerasi 8. Menghilangkan bahan organik.

9. Karbon aktif 9. Menghilangkan bau benda yang tidak dapat diuraikan.

10. Pengendapan kimiawi 10. Untuk mengendapkan fosfat.

11. Nitrifikasi / denitrifikasi 11. Menghilangkan nitrat secara biologis.

12. Air sripping 12. Menghilangkan amoniak

13. Pertukaran ion 13. Menghilangkan jenis zat yang tertentu.

14. Saringan pasir 14. Menghilangkan partikel padat yang lebih kecil.

15. Osmosis / elektrodialisis 15. Menghilangkan zat terlarut.

(149)

Proses pengolahan limbah cair pada prinsipnya

terdiri dari tiga tahap yaitu proses pengolahan

primer, proses pengolahan sekunder, dan proses

pengolahan tersier

Proses Pengolahan Primer :

-

Penyaringan

-

Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil

(150)

Proses Pengolahan Sekunder :

-

proses

penyaring trikel

dan

-

lumpur aktif

Proses Pengolahan Tersier :

-

proses biologis untuk menghilangkan

senyawa-senyawa nitrogen dan fosfor sampai pada proses

Referensi

Dokumen terkait

seorang belajar dengan mengadakan restrukturisasi atas skema yang sudah dimiliki, baik dengan menambah atau mengganti skema tersebut. Proses pembentukan dan pengubahan

1) Dalam rangka meningkatkan keuntungan usaha tani tambak udang windu di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. diperlukan

Hasil penelitian ini diharapkan bagi pemerintah, khususnya pemerintah Kabupaten Abdya agar dapat memperhatikan hal-hal yang mendukung meningkatnya kinerja pemerintah

Dari data tabel 4 diketahui bahwa sensor akan aktif dan memberikan logika 1 ke mikrokontroler, pada saat sensor mendeteksi adanya asap yang berlebih didalam ruangan secara

Kondisi permodalan industri perbankan pada periode November 2017 masih berada pada level yang solid tercermin dari rasio KPMM sebesar 22,90% atau meningkat 42bps

Berikut yang disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR),