KARAKTERISTIK KUALITAS AIR
Karakteristik kualitas air tergantung kepada penggunaannya Standar kualitas air berdasarkan fisika, kimia dan bilologi dan
tergantung pada spesifik penggunaan
Contoh : Standar kualitas air untuk irigasi tidak sama dengan air minum
Perubahan kualitas air yang disebabkan oleh penggunaan DAS dapat membuat kualitas air tersebut tidak sesuai lagi untuk air minum, tetapi masih cocok untuk perikanan, irigasi dan
penggunaan lainnya.
Karakteristik kualitas air dipengaruhi oleh polusi atau pencemaran
Polusi : Point Source Pollution, berhubungan dengan industri dan dialirkan melalui pipa atau selokan/parit. Mudah dideteksi Non-Point Source Pollution, berhubungan dengan aktifitas land use, seperti pertanian, peternakan, kehutanan dan terjadi pada area yang luas. Sulit dideteksi, karena berhubungan dengan curah hujan
KANDUNGAN KIMIA CURAH HUJAN
Polusi udara: punya efek terhadap curah hujan dan akhirnya akan mempengaruhi ekosistem darat dan air
HUJAN ASAM
Hujan Asam : menjadi issu lingkungan pada akhir 70-an dan awal 80-an pada negara-negara barat
Di USA, National Atmospheric Deposition Program (NADP) didirikan th 1977 berguna untuk menentukan kandungan kimia atmosfir dan efeknya terhadap lingkungan
NADP, menetapkan 5 parameter kualitas udara yaitu sulfat, nitrat, ammonium, kalsium dan hidrogen
EPA = Environmental Protection Agency (1980) secara alamiah pH dari Hujan agak asam sekitar 5.6 – 5.7 disebabkan kandungan
CO2 yang normal di udara
Namun, pada daerah industri di utara USA terjadi peningkatan kadar asam dari Curah Hujan yaitu sekitar 4.5 dan bahkan dibawahnya
Penurunan pH ini disebankan oleh Sulfur Oksida dan Nitrogen Oksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fossil seperti
batu bara, gas dan minyak bumi.
Hal di atas akan mempengaruhi ekosistem darat dan air
Efek dari kandungan asam tersebar luas karena angin di atmosfir
Bila tanah dalam suasana basa atau mengandung kalsium yang cukup, asam menjadi netral dan air menjadi asam secara
perlahan.
Danau dan sungai menjadi tidak subur
pH danau dan sungai akan turun di bawah 6 dan akan mempengaruhi organisme makanan ikan dan ikan sendiri
Bila pH < 4.5, ikan tidak dapat lagi hidup sebagaimana mestinya
Kandungan Merkuri di Atmosfir
Ada sumber Hg yang berasal dari kejadian alam dan kegiatan manusia yang menguap.
Contoh: Letusan gunung dan pembakaran hutan menyebabkan Hg menguap ke udara
Aktivitas manusia, seperti produksi metal, treatment dan
penanganan limbah dan pembakaran fosil untuk minyak bumi, gambut dan kayu punya kontribusi terhadap Hg di udara.
Kalau sudah berada di atmosfir, Hg akan tersebar luas dan umumnya ditemukan pada area hutan.
Efek kumulatif dari tingkat percepatan sebaran zat-zat kimia di
udara sulit untuk diukur secara kuantitas. Pada lahan yang kurang subur, penambahan nutrisi (pupuk) pada range pH tertentu dapat meningkatkan produksi biomasa dari lahan.
Untuk beberapa danau dan sungai, penambahan tersebut di atas bisa merusak dan menyebabkan eutrofikasi
Sebaran polutan seperti Hg punya implikasi yang serius pada DAS, sungai dan danau. Hg berakumulasi pada rantai
Karakteristik Fisik dari Air Permukaan
Berapa karakteristik Fisik : Sedimen terlarut (TSS) Polusi termal
Oksigen terlarut (DO)
Sediment terlarut mengandung lumpur dan koloid dari berbagai material berefek terhadap kualitas air pada pada
penggunaan rumah tangga dan juga industri. Disamping itu, punya efek terhadap kehidupan organisme aquatik dan
lingkungannya.
Polusi termal secara langsung maupun tak langsung juda penya efek pada organisme aquatik dan kualitas air
Sediment terlarut
Kualitas Fisik air permukaan ditentukan oleh jumlah sedimen yang dibawanya.
Sedimen terlarut punya efek terhadap kualitas air, karena: - menghalangi cahaya matahari, sehingga fotosintesis
terganggu
- Berpengaruhi terhadap ekosistem perairan, terutama komunitas bentik dan tempat pemijahan ikan
- Membawa banyak nutrien dan logam berat yang mempengaruhi kualitas air
Sumber sedimen terlarut
Degradasi kualitas air dari pertanian, peternakan dan hutan
Kebanyakan sedimen pada hutan berasal dari tebing aliran, dan yang banyak terjadi saat hujan lebat. Pada tanah organik, partikel organik lebih dijumpai dari partikel mineral
Konsentrasi yang lebih banyak dari sedimen terlarut akibat erosi pada drainase seperti:
- perluasan perumahan - peternakan - kontruksi jalan - pembalakan
- tanaman pertanian - Kejadian alam (banjir, longsor, kebakaran)
Beberapa dampak ekologi dari praktek penggunaan lahan di DAS pada perubahan fisik dari struktur aliran, adalah:
- peningkatan jumlah partikel halus dalam batu krikil - erosi tebing sungai
- peningkatan lebar sungai
- penurunan permukaan sungai
Kapasitas Transfor Nutrien dan Logam Berat pada Sedimen
Besarnya kehilangan nutrien dan logam berat dari DAS hulu biasanya diukur dari konsentrasi ion terlarut melalui sedimentasi
Pestisida (seperti atrazine) menyerap kedalam tanah dan terus ke perairan (air permukaan dan bawah permukaan)
Batu Kapur biasanya mengandung Ca dan K yang tinggi
Basalt mengandung Na yang tinggi
Kandungan fosfor dalam sedimen akan mengurangi kualitas kimia dari air permukaan dan akan mmpengaruhi ekosistem perairan
Fosfor termasuk nutrien yang dibatasi jumlahnya untuk perairan, kalau jumlahnya meningkat maka eutrofikasi akan dipercepat.
Polusi Thermal
Temperatur air dapat menjadi karakteris kualitas air yang kritikal pada beberapa sungai
- Temperatur air dapat mengontrol kehidupan flora dan fauna air - Tipe, kuantitas, dan kehidupan flora dan fauna air akan berubah
dengan perubahan temperatur air
Praktek penggunaan lahan biasanya akan meningkatkan temperatur
Secara umum peningkatan temperatur air akan menyebabkan peningkatan aktifitas biologi dan akhirnya meningkatkan
keperluan terhadap oksigen, sehingga DO jadi rendah
Oksigen Terlarut (DO)
Kandungan DO punya efek yang besar terhadap reaksi kimia dan organisme akuatik di perairan
Konsentrasi oksigen di perairan ditentukan oleh daya larut oksigen, yang mana akan berbanding terbalik dengan
temperatur, dan aktivitas biologi.
Biochemical and Chemical Oxygen Demand (BOD and COD)
BOD adalah suatu index yang menyatakan oksigen yang
diperlukan untuk degradasi zat-zat dalam air secara biologi - Sampel air diambil dan diinkubasi di laboratorium pada suhu
20ºC, setelah 5 hari sisa DO diukur.
COD merupakan suatu ukuran polutan untuk proses oksidasi kimia
COD dapat ditentukan dengan cepat, yakni dengan proses titrasi, karena tidak melibatkan proses dengan bakteri. Bagaimanapun, COD tidak bisa digunakan untuk menentukan kebutuhan oksigen utk zat-zat natural water.
Bila zat-zat organik seperti limbah rumah tangga, hewan dan penebangan hutan masuk ke dalam perairan, maka bakteri dan organisme lain akan memecahnya menjadi senyawa kimia yang lebih stabil.
Bila oksigen tersedia dan larut dalam air, dan zat-zat organik tidak terlalu banyak, oksidasi dapat diteruskan tanpa
menurunkan ketersediaan DO
Karakteristik Kualitas Air yang Lain - pH
- Kadar Asam - Kadar Basa
- Konduktansi Spesifik, Total Dissolved Solid (TDS) - Kekeruhan
- Efek Kumulatif pH
pH air akan dipengaruhi oleh reaksi kimia di perairan
pH > 7 menandakan air dalam suasana basa
pH < 7 menandakan air dalam suasana asam
Dalam air biasa, reaksi CO2 suatu yang penting dalam menentukan tingkat pH
Bila CO2 masuk ke dalam air melalui udara atau respirasi tanaman, asam karbonat akan terbentuk, pecah menjadi bikarbonat; karbonat dan ion H+ dibebaskan, ini yang mempengaruhi pH:
CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3 - ↔ 2H+ + CO3 –
Derajat pH mengindikasikan keseimbangan bahan kimia dalam air dan mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan zat-zat kimia tertentu
yang akan diserap tanaman
Secara umum batasan toksik pada pH < 4.8 dan > 9.2
Umumnya ikan air tawar toleran terhadap pH 6.5 – 8.4
Umumnya algae tidak bisa hidup pada pH > 8.5 Kadar Asam
Kadar asam dan pH mempunyai hubungan yang erat, dimana dicerminkan dengan aktifitas ion H+ dalam air.
Kadar asam disebabkan oleh ion H+ bebas dari karbonat,
organik, sulfur, nitrit dan asam fosfat
Hujan asam yang jatuh pada DAS merupakan salah satu isu LH yang berkenaan dengan kualitas air dan terjadi para era 80-an Kadar Basa
Kadar basa berlawanan dengan kadar asam, yaitu kapasitas air untuk menentralkan kadar asam
Kadar basa juga berkaitan dengan pH, dan terjadi akibat kebera-daan karbonat, bikarbonat, hidroksida yang terbentuk akibat
terserapnya CO2.
Konduktansi Spesifik
Konduktansi spesifik adalah kemampuan air untuk menghantar aliran listrik melalui tabung sedalam 1 cm,
Dinyatakan dengan mikromhos per sentimeter at 25ºC atau mikrosiemens per sentimeter
Konduktansi spesifik meningkat dengan tingginya padatan terlarut (TDS)
Makanya Konduktansi spesifik bisa diduga dari TDS
Bila Konduktansi spesifik melebihi 2000 µmhos/cm
menandakan kadar TDS juga tinggi untuk spesies ikan air tawar
Kekeruhan
Kejernihan adalah suatu indikator dari kualitas air yang
berhubungan dengan kemampuan penetrasi cahaya
Kekeruhan adalah suatu indikator dimana cahaya bisa tersebar atau terserap
Kekeruhan yang rendah, menyebabkan cahaya masuk lebih dalam dan fotosintesis yang terjadi lebih besar dan oksigen lebih banyak
Kekeruhan disebabkan oleh terlarutnya liat, pasir, zat-zat organik, plankton, partikel organik dan anorganik lainnya
Alat ukur kekeruhan disebut Turbidimeter, yang digunakan untuk yang mengukur kedalaman cahaya yang masuk ke sampel air
Efek Kumulatif
Banyak senyawa kimia yang diserap dan dipindahkan melalui partikel pasir atau liat, sebagai akibat perubahan lingkungan
Sebagai konsekuensi aktifitas penggunaan lahan, terjadi
peningkatan erosi dan pada akhirnya juga terjadi peningkatan transportasi kimia dan nutrien dai DAS Hulu.
Dalam jangka panjang aktifitas di atas akan menurunkan fungsi dari DAS tersebut
Temperatur air permukaan ditentukan oleh: - temperatur aliran air
- output dan input energi matahari
Sumber-sumber Nutrien
Sumber utama dari unsur-unsur kimia terlarut yang mengalir dari DAS adalah:
- Unsur-unsur yang jatuh ke DAS melalui air hujan - Geologic weathering dari batuan induk
Akibat perubahan iklim, proses secara kimia dan fisika akan merubah dalam bentuk yang mudah larut atau transporable ke dalam sungai dan danau
Input secara biologi berupa :
- fotosintesis yang menghasilkan perubahan zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik.
- Daun yang jatuh ke sungai, sumber utama zat-zat organik dan secara priodik menghasilkan perubahan pada konsentrasi nutrien
Beberapa nutrien dan zat-zat kimia terlarut pada air permukaan sebagai dampak penggunaan lahan terhadap kualitas air:
1. Nitrogen
Sumber N memcakup fiksasi N dari udara oleh bakteri tertentu dan tanaman, menambah zat-zat organik pada perairan dan dalam jumlah yang kecil berasal hancuran iklim dari batuan
Nitrogen terdiri dari berbagai bentuk mencakup: - ammonia (NH4)
Dalam keadaan tidak ada oksigen, maka proses denitrifikasi dapat merubah Nitrat menjadi ammonia dan gas nitrogen
Konsentrasi nitrat yang tinggi dapat meransang pertumbuhan algae dan tanaman akuatik yang lain. Tetapi dengan adanya fosfor, maka untuk pertumbuhan algae hanya diperlukan 0.3 mg/L nitrat.
Beberapa jenis ikan akan terpengaruh bila nitrat melebihi 4.2 mg/L
2. Fosfor
Sumber fosfor berasal dari hancuran batuan, soil leaching, zat-zat organik. Sedikit yang berasal dari siklus fosfor tidak seperti N
Dalam lingkungan akuatik, fosfor tersedia untuk tanaman, diambil dan dirubah menjadi fosfos organik dengan adanya perubahan iklim
Problem eutrofikasi biasanya terjadi karena penambahan fosfor di dalam air
3. Kalsium
Kalsium, sangat banyak dijumpai di air kecuali air gambut dan rawa, karena merupakan unsur utama pada beberapa batuan, terutama batuan kapur
Kalsium dapat larut sepanjang CO2 ada dan air pada pH 7-8.
Kalsium salah satu yang merupakan ion utama yang
mempengaruhi pembekuan air, TDS, dan konduktansi spesifik
4. Magnesium
Magnesium banyak dijumpai pada batuan karbonat dan igneous rock (batuan beku karena perapian), seperti batuan kapur dan
dolomit
Magnesium larut dengan cepat bila konsentrasi CO2 lebih tinggi, pH rendah.
Pada konsentrasi 100 – 400 mg/L, magnesium menjadi toksik pada beberapa jenis ikan
5. Natrium
Natrium banyak dijumpai pada batuan sedimen dan igneous rock , dia tercuci masuk ke dalam air permukaan dan bawah permukaan dan bertahan dalam bentuk larutan
Natrium tidak mempunyai dampak terhadap kehidupan perairan, kecuali bila konsentrasinya > 85 mg/L
6. Kalium
Sumber kalium igneous rock, liat dan es
Kalium dijumpai lebih sedikit dari Natrium, tetapi zat yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan di recycle oleh vegetasi akuatik
Air murni umumnya mengandung < 1.5 mg/L K tetapi nutrien yang kaya atau air eutrofikasi bisa mengandung > 5 mg/L K
7. Mangan
Mangan dijumpai pada igneous rock, tercusi melalui tanah
Mangan merupakan zat yang penting untuk proses metabolisme
Konsentrasi Mn jarang yang melebihi 1 mg/L pada air tak terganggu
8. Sulfur
Sulfur terjadi secara alamiah dari hasil pencucian gipsum, igneous rock yang lain dan batuan sedimen.
Proses iklim menghasilkan ion sulfat (SO4-2) yang larut di air
Sulfat juga ditemukan pada air hujan dengan konsentrasi melebihi 1 mg/L, dan kadang2 sampai 10 mg/L
Konsentrasi lebih besar di udara menyebabkan terjadi polusi dan merupakan penyumbang utama terjadi hujan asam
Pada penurunan kondisi, sulfur organik berubah menjadi sulfid
Metal sulfid terjadi bila H2S berada pada pH < 7 dan HS- terjadi pada air basa. H2S mengeluarkan bau tak sedap
Pestisida dan Pupuk
Pestisida dan Pupuk sering digunakan untuk pertanian dan kegunaan lainnya, potensial mempengaruhi kualitas air
Pestisida digunakan untuk target organisme spesifik, sedangkan pupuk untuk penyuburan tanah
Dalam pengelolaan DAS didapati pestisida masuk ke dalam perairan dan berbahaya pada organisme non target
Resiko atau bahaya dari pestisida adalah seberapa jauh
kehidupan organisme non target kontak dengan dengannya dan tingkat keracunan kimia tersebut terhadap organisme ybs
Efek keracunan: - Akut : tiba-tiba
Akut disebabkan dosis yang tinggi dalam waktu pendek
Kronik terjadi pada dosis rendah dalam waktu relatif panjang Awalnya efeknya tidak kelihatan, lama kelamaan terlihat jelas, seperti: kanker, kencing manis dll
Jadi ukuran dosis dan lamanya kontak akan menentukan tingkat keracunan terhadap organisme
Tingkat keracunan non target ditentukan dengan metode bioassay yang mana organisme dijadikan sasaran untuk meningkatkan
konsentrasi kimia dan diobservasi dari waktu ke waktu.
Proses Perpindahan Unsur-unsur Kimia
Unsur-unsur kimia terlarut dapat pindah ekosistem darat ke aliran bawah permukaan melalui:
- Tanah (leaching)
- Runoff air permukaan - Air bawah permukaan
Proses di atas merupakan bagian dari siklus nutrien, yang mengandung input, output dan perpindahan gas dan padatan terlarut dalam suatu system
Problem kehilangan nutrien dari lahan hutan menyebabkan turunnya kualitas air pada DAS hilir
Komponen aktif secara kimia dalam tanah adalah liat dan koloid2
Karakteristik Secara Biologi
Karakteristik secara biologi dari air mencakup bakteri dan protozoa dalam air
Beberapa diantaranya merusak kesehatan dan populasi invertebrata akuatik
Biota akuatik alamiah dalam air dapat digunakan sebagai indikator kualitas air dan menggambarkan karakteristik habitat ekosistem perairan
Bakteri
Bakteri patogen menyebabkan penyakit gastrointestinal pada manusia, ternak dan margasatwa
Escherichia coli (E.coli) ditemukan pada tahi binatang berdarah panas
E. coli sering digunakan sebagai indikator spesies dalam testing secara biologi dalam menentukan kualitas air minum atau air kolam renang.
Dengan mengetahui jumlah dari E.coli, maka kita akan bisa mengetahui indeks kualitas air secara biologi
Protozoa
Protozoa juga menyebabkan penyakit gastrointestinal pada manusia, ternak dan margasatwa
Giardia dan Crystosporidium ditemukan protozoa yang berbahaya
Kedua parasit tersebut dibawa oleh hewan2 berdarah panas termasuk binatang mengerat (tikus), rusa, kijang, dan ternak
Kualitas Air Bawah Permukaan
Penggunaan air bawah permukaan untuk air minum atau irigasi tergantung pada kualitasnya, yang berhubungan dengan tipe dan lokasi aquifer
Umumnya air bawah permukaan kualitasnya lebih baik dari air atas permukaan, air bawah berhubungan langsung dengan batuan dan mineral dalam tanah lebih lama.
Sampah rumah tangga, limbah pabrik, limbah ternak akan mencemari air bawah permukaan
Beberapa faktor akan membatasi kemampuan kita untuk mengatasi problem air bawah permukaan:
- Sulit mengetahui kecepatan dan aliran air bawah permukaan
PENCEMARAN
DEFINISI PENCEMARAN
Masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan oleh kegiatan
manusia atau proses alam sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan mjd kurang atau tidak
berfungsi lagi sesuai dengan
DAUR PENCEMARAN LINGKUNGAN
Sumber pencemaran
Udara
Air
Daratan
Tanaman
Tanaman
Hewan
Hewan
POLUSI / PENCEMARAN MELIPUTI
Pencemaran udara
penyebabnya:
(CO
2
, CO, SO
2
, NO, NO
2
, CFC, debu)
Pencemaran air
penyebabnya:
(deterjen,plastik, L.RT, L.I, L.P).
Pencemaran tanah
penyebabnya:
(deterjen, plastik, L.RT, L.I, L.P)
Pencemaran suara
penyebabnya
(industri, pesawat terbang,
PENCEMARAN UDARA
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya
bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan
(komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Pencemaran udara adalah segala kegiatan yang
PENYEBAB PENCEMARAN UDARA
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam:
Faktor internal(alamiah), mis:debu,debu dr letusan gunung
berapi, proses pembusukan sampah organik,dll.
Faktor eksternal (ulah manusia), mis: hsl pembakaran
bahan bakar fosil, debu/serbuk kegiatan industri,
pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
SUMBER PENCEMARAN UDARA
Berasal dari industri / pabrik
yang
menggunakan bahan bakar minyak
bumi / batu bara.
Kendaraan bermotor
(sarana
transportasi).
Pendingin yang menggunakan bahan
CFC
(chloro fluoro carbon) / freon.
SUSUNAN UDARA BERSIH & KERING
Unsur
% Volume
Kandungan ppm
Nitrogen 78.09 780.900
Oksigen 20.94 209.400
Argon 0.93 9.300
Karbondioksida 0.0318 318
Neon 0.0018 18
Helium 0.00052 5.2
Krepton 0.0001 1
Xenon 0.000008 0.008
Nitrogen oksida 0.000025 0.25
Hidrogen 0.00005 0.5
Metana 0.00015 1.5
SUSUNAN UDARA BERSIH&KERING
Unsur
% Volume
Kandungan ppm
Ozone
0.000002
0.02
Belerangdioksida
0.00000002
0.0002
Karbon monoksida
0.00001
0.1
PENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN
MAUPUN KESEHATAN MANUSIA
Menimbulkan
hujan asam
(penyebabnya
SO
2dan NO
2yang bergabung dengan uap
air di udara).
Kerusakan
pada bangunan terutama yang
terbuat dari bahan logam/besi.
Rusaknya
berbagai macam tumbuhan.
Gangguan pada sistem
pernapasan
manusia, kanker paru-paru, asma dll).
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
NO2, memperburuk asma dan meningkatkan kemungkinan
kontak infeksi.
SO2, menyebabkan tarikan nafas yg berat & memperburuk
asma, bronkitis kronis.
Partikel PM10,total partikel yg berterbangan, asap hitam;
berhubungan dgan berbagai gejala gangguan pernafasan,
kena polusi dlm jangka panjang dpt meningkatkan resiko
kematian akibat penyakit jantung & paru, partikel jg dpt
menyebabkan kanker paru
Aerosol asam (sulfur&nitrogen dioksida); memperburuk
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
CO; sangat berbahaya pd kadar yg tinggi,kadar
rendah dpt mengganggu konsentrasi & fungsi
syaraf prilaku, meningkatkan kemungkinan rasa
sakit yang berhubungan dgn jantung,
berbahaya pd fetus.
Timah; menganggu perkembangan intelektual
normal &kemampuan belajar pada anak.
Asbes; dapat menyebabkan kanker paru &
tumor.
Senyawa organik yg mudah menguap(mis
POLUSI / PENCEMARAN UDARA
Asap cerobong
pabrik.
POLUSI UDARA DAPAT
MENYEBABKAN HUJAN ASAM
HUJAN ASAM
Awan dng H2SO4
Pendekatan Input
Rekayasa Teknologi
Non Teknologi (pengenaan
pajak, perubahan gaya hidup,
tata ruang, transportasi)
Pendekatan Output
Kontrol emisi yang ketat
Pembatasan usia kendaraan
Pendekatan Input
Rekayasa Teknologi
Non Teknologi (pengenaan
pajak, perubahan gaya hidup,
tata ruang, transportasi)
Pendekatan Output
Kontrol emisi yang ketat
Pembatasan usia kendaraan
Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdp
pengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan
pencadang-an kawaspencadang-an lindung, kawaspencadang-an konservasi, jalur hijau:
UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,
dll
.
SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Kebijakan yang mempunyai kontribusi signifikan thdp
pengurangan CO2 dikaitkan dg pengaturan
pencadang-an kawaspencadang-an lindung, kawaspencadang-an konservasi, jalur hijau:
UU No. 22/1992 tentang Tata Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002, tentang Hutan Kota,
dll
.
SNI-1733 – Perencanaan Kawasan Perumahan Kota
Kebijakan penataan ruang yang langsung
mengatur pengurangan emisi CO2 masih
sedikit.
Hutan kota tipe kawasan permukiman
adalah hutan kota yang dibangun
di atas areal permukiman yang berfungsi sbg penghasil oksigen, penyerap
CO2, peresapan air dan penahan angin
Besaran luasan hutan kota belum di atur dlm peraturan/standar nasional.
Naskah ilmiah yang telah membahas tentang metode perhitungan luasan
hutan kota:
• Alokasi hutan kota berbagai negara: 10% - 60%
No
Negara
Kebutuhan R. Terbuka/pdk
1.
Malaysia
1,9 m
2/penduduk
2.
Jepang
5 m
2/penduduk
3.
Inggris
11,5 m
2/penduduk
4.
Amerika
60 m
2/penduduk
5.
DKI Jakarta
1,5 m
2/penduduk
L = Luasan hutan kota V = Jumlah penduduk W = Jumlah kendaraan 20 = Tetapan
A = Kebutuhan Oksigen/orang (Kg/jam)
B = Rata-Rata kebutuhan oksigen kendaraan bermotor (Kg/jam)
L = aV + bV
20
Formula
Perangkat lunak sbg landasan kebijakan
daerah u/ pengendalian emisi CO2 sudah tersedia
.
Dokumen penataan ruang sudah mengakomodasi langkah-langkah
pengurangan emisi CO2, a.l. melalui:
pengaturan kepadatan penduduk dan bangunan;
penetapan kawasan lindung (perlindungan setempat, hutan kota, jalur hijau, taman kota, sempadan, dll);
pengaturan jaringan jalan;
distribusi pusat-pusat kegiatan;
pengaturan luas kapling rumah.
Pengendalian implementasi kebijakan tata ruang menjadi hal yang
penting mengingat evaluasi tata ruang yang ada hanya membahas
aspek ketepatan/penyimpangan pemanfaatan ruang berdasarkan
zoning yang ditetapkan, sementara perubahan intensitas
pemanfaatannya jarang di bahas.
POLUSI/PENCEMARAN AIR
PENCEMARAN AIR
Air tercemar apabila air tsb telah menyimpang dari
keadaan normalnya.
Suatu peristiwa masuknya zat-zat ke dlm air yg
mengakibatkan kualitas air tsb menurun, sehingga
membahayakan kesehatan masyarakat.
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yg dpt diamati melalui:
Adanya perubahan suhu air
Adanya perubahan pH air
Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
Adanya mikroorganisme
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Komponen pencemar air dpt dikelompokkan sbb:
1.
Bahan buangan padat; kemungkinan yg terjadi pelarutan
bahan buangan padat(konsentrasi meningkat &perubahan
warna air), pengendapan bahan buangan padat di dasar
air dan pembentukan koloidal yang melayang di dlm air.
KOMPONEN PENCEMAR AIR
Bahan buangan anorganik,pd umumnya berupa limbah yg
tidak dpt membusuk dan sulit didegradasi oleh
mikroorganisme.
Bahan buangan cairan berminyak
Bahan buangan zat kimia, banyak ragamnya ttp yg
dimaksud dlm kelompok ini adalah sabun(deterjen,
PENGERTIAN COD & BOD
COD(chemical Oxygen Demand) adalah kebutuhan oksigen
kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di
dalam air.
BOD(biological oxygen demand) adalah kebutuhan oksigen
bilogis untuk memecah bahan buangan di dlm air oleh
PENYEBAB POLUSI AIR
Limbah rumah tangga.
(detergen,
sampah, kotoran/tinja manusia).
Limbah Industri.
(Hg, Pb, Cu, dan
logam berat lainnya).
Limbah Pertanian.
(pupuk urea,
insectisida, herbisida, dll).
Pertambangan minyak lepas pantai.
POLUSI AIR
AIR BEBAS POLUSI
AIR MINUM YANG
TERKONTAMINASI PERTISIDA
DAMPAK PENCEMARAN AIR
Kerugian yang disebabkan oleh pencemaran air dapat berupa:
Air mjd tidak bermanfaat lagi; seperti air tidak dapat
digunakan lagi untuk keperluan rumah tangga, keperluan
industri, dan keperluan pertanian.
Air menjadi penyebab penyakit; penyakit
UPAYA PENGENDALIAN
A. SECARA TEKNIS
1. LIMBAH INDUSTRI
- PENGOLAHAN AIR LIMBAH SESUAI KETENTUAN TEKNIS IPAL - MINIMISASI AIR LIMBAH : PENGHEMATAN AIR, RECYCLE
- CLEANER PRODUCTION.
2. LIMBAH DOMESTIK
- SETIAP RUMAH TANGGA DIWAJIBKAN MEMBUAT SEPTIC TANK - PEMBUATAN MCK UMUM UNTUK DAERAH KUMUH
- PEMBUATAN IPAL DOMESTIK
- MINIMISASI POLUTAN DOMESTIK, SEPERTI MINIMISASI PENGGUNAAN AIR UNTUK MENCUCI, PENGURANGAN PENGGUNAAN PUPUK,
UPAYA PENGENDALIAN
3. LIMBAH PERTANIAN
- PENERANGAN KEPADA PETANI CARA PENGGUNAAN PUPUK DAN PENYIMPANAN PUPUK YANG BAIK DAN BENAR
- PENERANGAN KEPADA PETANI TENTANG CARA MENGGUNAKAN PESTISIDA YANG BENAR
- MENGONTROL PEMAKAIAN PESTISIDA - MEREDUKSI PENGGUNAAN PESTISIDA - PENGGUNAAN AIR IRIGASI SECUKUPNYA.
4. LIMBAH PERTAMBANGAN - PEMBUATAN IPAL
- MENGURANGI SUSPENSI DENGAN PEMBUATAN SALURAN PENGENDAP SEDIMEN
5. EROSI
- MENGURANGI DAN MENGAWASI PENEBANGAN HUTAN SECARA LIAR - PEMBUATAN TERASERING PADA LAHAN YANG MIRING
- MEMPERTAHANKAN DAERAH PENYANGGA UNTUK MELINDUNGI SUNGAI
UPAYA PENGENDALIAN
6. LIMBAH PETERNAKAN
UPAYA PENGENDALIAN
B. SECARA KELEMBAGAAN
- MENINGKATKAN KOORDINASI DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH TERKAIT TERMASUK DENGAN KAB/ KOTA YANG MEMPUNYAI KEWENANGAN LANGSUNG DALAM MEMBINA INDUSTRIAWAN - MELAKUKAN PEMBINAAN UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN
PENANGGUNGJAWAB USAHA DAN ATAU KEGIATAN DALAM PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
- MELAKUKAN UPAYA PENGELOLAAN DAN ATAU PEMBINAAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA
C. SECARA HUKUM
PENCEMARAN DARATAN
Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah
berbentuk padat yang dikumpulakan pada suatu tempat
penampungan yang sering disebut dgn TPA atau dump
station.Bahan buangan padat terdiri dr berbagai macam
komponen baik yg bersifat organik maupun anorganik.
Semakin banyak bahan buangan organik dibandingkan
anorganik akan semakin baik dipandang dari sudut
pelestarian lingkungan.karena mudah didegradasi dan
menyatu kembali dgn lingkungan alam.
Sumber Pencemaran Tanah
Sampah rumah tangga
Sampah industri
Air limbah rumah tangga
Air limbah industri
Racun serangga
Racun jamur
Racun tikus
PENYEBAB PENCEMARAN TANAH
Kegiatan pertanian
(pupuk buatan,
herbisida, insectisida).
Limbah rumahn tangga
(sampah
organik terutama sampah anorganik,
yang susah diuraikan oleh bakteri).
DAMPAK PENCEMARAN DARATAN
Bentuk dampak pencemaran daratan dpat berupa dampak
langsung dan dampak tidak langsung.
a.dampak langsung seperti bau (sampah organik) dan estetika
(kotor&kumuh).zat beracun yang masuk kedlm tanah dapat
berdampak langsung kepda manusia ketika bersentuhan
atau dapat mencemari air tanahdan udara di atasnya.
b.dampak tidak langsung spt penyakit pes, penyakit kaki
Penanggulangan Pencemaran
Pengawasan terhadap pembuangan
sampah
Pengawasan air limbah
Pengawasan penggunaan racun dan
PENYEBAB POLUSI SUARA
Mesin industri.
Mesin kendaraan bermotor.
Mesin pesawat terbang.
Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas
bunyi melampaui 50 desibel (db).
Radiasi Electromagnetis
Gelombang mikro (radio, TV,
Computer):
Astenia
Kelainan neurovaskuler
Perubahan tonus pembuluh darah
Paroxysma
Sinar lazer
Kebutaan
Sinar ultra merah
Katarak
Sinar ultra violet
Conjugtivitis fotoelectrica
Sinar X
Leukemia
Impoten
Luka bakar
Radiasi sinar radioaktif
Sinar alfa, beta, gamma akan
USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN MANUSIA
UNTUK MENCEGAH PENCEMARAN
LINGKUNGAN
Pengolahan / pemrosesan limbah industri
maupun rumah tangga sebelum dibuang ke
lingkungan.
Lokalisasi daerah industri, jauh dari
pemukiman penduduk.
Memperluas reboisasi / penghijauan.
PENANGANAN LIMBAH ORGANIK
DAN ANORGANIK.
Pemanfaatan untuk makanan ternak.
Untuk membuat pupuk kompos.
Pemanfaatan untuk biogas.
PENANGANAN LIMBAH INDUSTRI
Penanganan Limbah
Uji Laboratoris
Daya Buang
Industri
Proses
Penanganan dan
Pembuangan Limbah
-
Effluen dibuang langsung ke lingkungan
tanpa perlakuan.
-Efluen dibuang ke tanah, lagoon, sumur.
-Sebagian effluen diperlakukan sebelum dibuang
-Effluen dikirim ke penampungan limbah.
-Effluen ditangani oleh industri itu sendiri.
Faktor-faktor Yang
Diamati Pada Air Limbah
-Kecepatan alir limbah.
-Kekeruhan/warna.
-Padatan tersuspensi.
-Oksigen terlarut, BOD, COD
-pH dan temperatur.
-Kandungan toksik; logam, Cl
-, sulfida,sianida,
fenol dan detergent.
-Bau dan rasa.
Strategi
Penngolahan Limbah
1.
Survey ke industri.
2.
Mengidentifikasi sumber air tercemar.
3.
Pemisahan limbah pekat menjadi berguna
4.
Pengendapan padatan dalam limbah cair.
Strategi
Pengolahan Limbah
1. Reduce : mengurangi pembentukan
limbah.
2. Re-use : Pemanfaatan limbah untuk
bahan bakar.
Proses
•BOD 40.000-70.000 mg/l : limbah yang
mengandung miselium jamur.
•BOD 10.000-25.000 mg/l limbah industri
alkohol
Uji Laboratoris
•Beberapa persyaratan :
parameter-parameter yang diamati.
•Mencari teknik untuk :
- menurunkan kadar garam
MANAJEMEN KUALITAS AIR
Air bersih menjadi tujuan utama dari manajemen DAS
Pada masa lalu, tujuan ini bisa dicapai dengan pendekatan peraturan.
Saat ini, perubahan pengambilan keputusan dan melibatkan penduduk lokal
Pemda, organisasi lokal dan group lainnya berkerja sama untuk menegakan peraturan dan tanggung jawab untuk mendapatkan suplai kualitas air yang baik melalui manajemen DAS
Isu-isu Berkaitan Manajemen Kualitas Air
1. Kualitas di DAS hulu dan penggunaannya di DAS hilir
2. Bagaimana kualitas air dipengaruhi oleh aktifitas penggunaan lahan
3. Penggunaan lahan mempengaruhi air bawah permukaan
Isu-isu tersebut di atas, berkaitan dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dalam manajemen
Dari perspektif manajemen DAS berkenaan kualitas air ditunjukkan:
- Perlunya penanganan dampak masalah polusi air, mencakup penjagaan standar kualitas air
- Perlunya hukum dan peraturan pemerintah tentang manajemen kualitas air
Skala isu dan efek kumulatif penting untuk diketahui manajemen dan penyelesaian masalah kualitas air
Masalah-masalah Polusi Air
Masalah Point dan Non-Poin Source Pollution
- Penurunan kualitas air dan berbahaya terhadap barang dan jasa berasal DAS
- Ancaman terhadap kesehatan manusia dan hewan - Efeknya terhadap ekosistem akuatik
- Dampak terhadap ekonomi regional dan negara
- Sejumlah sumber air permukaan dan bawah permukaan mengalami degradasi, dimana pembuangan tanpa treatmen semakin meningkat
- Banyaknya buangan agrokimia
- Banyaknya buangan zat-zat berbahaya, beracun atau limbah
industri ke dalam air yang digunakan sebagai suplai bagi pengguna - Drainse berupa air asin dari lahan pertanian
Dengan masalah yang ada, maka perlu diupayakan suatu
manajemen DAS hulu, sehingga kualitas air alami bisa terjaga:
- Pelaku DAS hendaknya membantu mengatasi problem kualitas air, dengan terus menjaga DAS dalam kondisi yang baik
- Praktek manajemen DAS dapat memelihara DAS dengan:
- menjaga laju infiltrasi yang tinggi,
- mengurangi laju erosi,
- mengusahakan laju aliran air yang lambat walaupun hujan datang
Penjagaan Standar Kualitas Air
Isu lain yang berkaitan dengan pelaku DAS adalah penjagaan kualitas air
Penjagaan kualitas air ini sesuai dengan kegunaan dari badan air tersebut
Kegunaan badan air bisa untuk: - Suplai air
- Lingkungan (pond untuk simpanan air) - Rekreasi
Penetapan standar tersebut dilakukan bersama-sama dengan masyarakat, berdasarkan karakteristik kimia, fisika dan biologi
Penumbuhan Peraturan
Untuk mencapai tujuan penjagaan standar kualitas air, maka praktek manajemen DAS mesti direncanakan dan
diimplementasikan dengan suatu hukum dan peraturan.
Identifikasi non point source lebih sulit dilakukan.
Point dan non-point source digunakan untuk penyempurnaan perencanaan TMDL
Peraturan TMDL hanya membatasi masalah setelah terjadi
Clean Water Act :
- Mengharuskan industri2 besar membuat performa standar untuk menjamin pengontrolan polusi;
- Membuat kriteria kualitas air yang sesuai dan mengembangkan program pengontrolan polusi untuk negara2 bagian
- Menyediakan bantuan keuangan untuk negara bagian dan
komunitas lokal untuk membantu penyediaan air bersih mereka
- Melindungi wetland dan habitat akuatik lainnya
Best Management Practices (BMPs)
BMPs menurut the U.S Environmental Protection Agency’s (US EPA) Metode untuk melindungi atau mengurangi polusi air, mencakup
pengontrolan operasi dan pemelihaaan
BMPs diaplikasikan sebelum, selama dan setelah aktifitas produksi untuk mengurangi atau menghabiskan polusi yang diterima oleh air
BMPs sangat berguna untuk mengurangi proses sedimentasi-erosi , terutama:
BMPs pada Pengelolaan Hutan untuk melindungi Kualitas Air dan Wetland (Minnesota Department of Natural Resources, 1995):
1. Managing fuel (bahan bakar), lubricant, and equipment (sehingga tidak berbahaya terhadap lingkungan)
2. Menyediakan filter strips of vegetation berdekatan danau, sungai dan wetland untuk mengurangi sedimen, nutrien dan pestisida masuk ke perairan. Lebar strip berdasarkan kemiringan lahan
3. Pembangunan dan penjagaan jalan2 hutan ( mengikuti guidelines untuk planning jalan, seleksi tipe jalan, bagaimana kalau melintasi air, aliran drainase dll)
4. Timber-harvesting guidelines ( desain tempat pengumpulan hasil untuk mengurangi runoff dan merusak badan air, rekomendasi postharvesting)
6. Pesticides use guidelines (incorporated peat management strategies, seleksi pestisida, pengurangan kontaminasi potensial, pengelolaan semua fase penggunaan pestisida)
7. Prescribed burning guidelines
- Mengurangi bahaya kebakaran
- Revegetasi
- Pemindahan habitat margasatwa
- Pengontrolan insektisida dan penyakit
- Mengurangi potensi erosi dan endapan sedimen ke dalam air
Kualitas Air dan Pengelolaan Vegetasi
Kualitas air yang mengalir dari DAS hulu ditentukan oleh: - Kandungan kimia air hujan
- Faktor-faktor iklim - Strata geologi - Vegetasi
- Aktifitas penggunaan lahan
Sedimen
Sedimen berkaitan dengan peningkatan:
- Penebangan Hutan - Peternakan
- Aktifitas penggunaan lahan yang berakibat pada tanah permukaan
Pemanenan Kayu = Timber Harvesting (Pembalakan Kayu = Forest logging)
Pemanenen kayu dan aktifitas hutan lainnya menyebabkan kondisi permukaan lahan mengalami perubahan. Perubahan biasanya terganggunya lapisan top soil.
Dalam operasi pemanenan kayu, gesekan, dahan dan ranting kayu terhadap sedimen biasanya diabaikan, sehingga dapat meningkatkan sedimen dengan mempercepat runoff, dan resiko perpindahan tanah
Bagaimanapun dalam proses pengangkutan sering terjadi erosi tanah, yang menyebabkan penumpukan sedimen di DAS hilir
Dampak lanjutan dari pemanenan kayu adalah terjadinya:
- Perubahan iklim mikro, dalam hal ini, terjadi peningkatan suhu setempat akibat pembukaan tajuk vegetasi.
- Berkurangnya ETc karena luas bidang penguapan (luas tajuk pohon) berkurang
- Meningkatkan kelembaban tanah, dan pada gilirannya,
merangsang aktivitas mikro organisme tanah sehingga bahan organik lebih banyak terurai
- Hasil dekomposisi bahan organik tsb punya peranan utk terjadinya perubahan konsentrasi unsur-unsur kimia perairan, dengan
Faktor-faktor yang menentukan waktu terjadinya dan besarnya kehilangan unsur hara meliputi:
- Proporsi unsur hara yang terkandung dalam vegetasi yg ditebang
- Luas pembalakan hutan
- Perlakuan terhadap sisa tegakan yang tidak laku diperdagangkan (daun, cabang dan bagian lainnya yg tak dimanfaatkan apakah dibakar, dibiarkan membusuk atau dibuang ke luar hutan)
- Proses pengasaman tanah melalui dekomposisi sisa-sisa tebangan
Cara Memperkecil Resiko Kerusakan Lingkungan: - Hati-hati membuat lay out untuk jalan traktor
- Helikopter dan baloon
- Buffer strip, pengontrol overflow dan erosi
- untuk mengurangi kecepatan aliran air dan masuknya air ke dalam tanah
- Kurangnya sedimen sampai ke perairan
Karakteristik buffer strip: - Lebarnya
- Vegetative and litter cover - surface roughness
- local topography
Tidak seperti penggunaan lahan yang lain yang merusak tanah secara beransur-ansur, pemanenan kayu dalam priode yang singkat.
Kebakaran Hutan
Kebakaran akan :
- Mengurangi kedalaman litter - Merusak mineral-mineral tanah
- Mempercepat erosi dan sedimentasi, karena proteksi vegetasi dan litter
- Berubahnya lapiran atas tanah secara fisik
Pemanenan kayu, diikuti dengan pembakaran akan
menghilangkan dukungan mekanik terhadap sistem perakaran tanaman dan vegetasi herba
Pembakaran, pemanenan kayu dan pembangunan jalan: - Mempercepat perpindahan tanah
Kebakaran hutan atau pembakaran sisa-sisa pembakakan dapat meningkatkan transpor ion-ion yang berasal dari serasah hutan dan dari mineral tanah.
Kenaikan lebih besar dibanding dengan aktivitas pembalakan, lepasnya ikatan-ikatan bahan organik menjadi bentuk lain yang mudah larut dalam air
Keadaan tersebut di atas akan meningkatkan unsur hara total di aliran sungai
Di daerah humid dimana pertumbuhan vegetasi berlangsung cepat, dampak kebakaran hutan kurang signifikan.
Firelines yang dibuat dengan buldozer bisa mengontrol penyebaran api, tapi secara potensial sbg sumber sedimen di perairan. Banyak nutrien yang kaya pada lapisan top soil terbuang ke perairan
Firelines dibuat sesuai keadaan yang urgen saat itu, tanpa memperhatikan perlindungan terhadap sungai
Aplikasi dari seed dan fertilizer adalah cukup efektif untuk melindungi firelines dari tererosi
Sedimentasi hasil pembakaran biasanya lebih kecil bila dibandingkan dengan penyebaran pembakaran yang tinggi.
Sedimentasi tertinggi kita dapatkan pada tahun pertama pembakaran dan berkurang pada tahun-tahun berikutnya sesuai dengan
Tebang dan bakar (slash and burn techniques)
Pada hutan hujan tropis, kegiatan tebang dan bakar sering dijumpai untuk tanaman pertanian
Aktivitas ini lebih dikenal dengan peladangan berpindah (slash and burn agriculture)
Besarnya dampak yang ditimbulkan lebih besar dibanding dengan pembalakan dan kebakaran hutan
Dampak yang terjadi:
1. Pembakaran biomassa dapat menyebabkan lepasnya unsur-unsur N dan S ke atmosfir, sedangkan unsur-unsur hara lainnya akan ditranfer ke tanah dalam bentuk abu (ash)
Dampak yang ditimbulkan ditempat pembakaran kesuburan tanah menjadi menurun, sedangkan konsentrasi unsur-unsur hara yang leaching tsb dalam perairan akan meningkat (eutrofikasi)
Eutrofikasi menyebabkan tumbuh dan berkembangnya gulma air, dan bila terjadi pada waduk dengan fungsi pembangkit tenaga listrik maka akan terganggu operasinya
2. Kandungan unsur-unsur hara dalam abu hasil pembakaran vegetasi hutan akan menurunkan keasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur P, Ca, Mg dan K.
Dampak sebaliknya akan terjadi sejalan dengan perjalanan waktu
3. Proses nitrifikasi (nitrat jadi nitrit) seringkali meningkat setelah aktifitas penebangan hutan, kemudian menurun sejalan dengan pertumbuhan kembali vegetasi tsb (biasanya 6 bulan s/d 1 tahun kalau pertumbuhannya tak terhambat)
4. Besarnya kehilangan unsur hara akan menjadi kecil bila hasil penebangan dibiarkan terdekomposisi secara alamiah dibanding dengan dibakar.
Namun, pembakaran sulit dihindarkan pada perladangan berpindah karena ini adalah bagian penting dari sistem perladangan berpindah terutama pada tahap persiapan lahan
Fungsi lain pembakaran adalah untuk:
-Pengendalian hama dan penyakit tanaman
- mengandalikan tumbuh dan berkembangnya gulma (weeds)
Tampak, aktivitas tebang dan bakar dapat menimbulkan dampak:
-Kesuburan tanah
Pengembalaan Ternak
Pada kebanyakan DAS di negara-negara tropis, kegiatan pertanian (dalam arti luas) juga mencakup pemeliharaan ternak dalam bentuk ternak kandang dan pengembalaan ternak
Bila pengembalaan tidak dilakukan secara berlebihan (overgrazing), dampaknya pada perubahan unsur-unsur kimia terlarut di perairan tidak signifikan
Namun, bila dilakukan secara berlebihan maka transpor unsur hara di tempat pengembalaan tsb meningkat tajam
Cara Mengurangi Dampak Pengembalaan Ternak:
1. Perlu dihindari peternakan intensif pada tempat-tempat yang dianggap rentan terjadinya erosi
2. Usahakan agar kotoran ternak tidak langsung dibuang ke perairan. Hal ini dengan cara membuat sekat-sekat penyangga (buffer
Pemantauan Kualitas Air
Untuk eveluasi unsur-unsur hara dan komponen-komponen lainnya yang ada di dalam perairan diperlukan sampel air untuk dianalisis di laboratorium
Untuk itu perlu prosedur analisis kualitas air di laboratorium, masing-masing unsur punya prosedur berbeda
Dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air, hal pertama yang harus diingat adalah:
Mendefinisikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai secara spesifik serta mengenali permasalahan atau kendala yang
dihadapi dalam melaksanakan program pemantauan kualitas air
Secara umum program pemantauan kualitas air dalam
kaitannya dengan pengelolaan DAS dapat diklasifikasikan:
1. Pemantauan untuk hubungan sebab akibat
Dalam hal ini untuk menentukan dampak suatu kegiatan pengelolaan DAS tertentu terhadap kualitas air.
Umpamanya: Dampak pembalakan
2. Pemantauan untuk pengumpulan data dasar
Program ini ditujukan untuk melihat kecenderunga perubahan kualitas air seiring berjalannya waktu. Berguna untuk
perencanaan program pengelolaan untuk pemasokan air daerah tengah dan hilir
3. Pemantauan untuk inventarisasi
Ditujukan untuk mengetahui kualitas air saat pemantauan.
Lokasi, waktu dan frekuensi pemantauan ditentukan berdasarkan tipe pemantauan mana yang dilakukan.
Setelah tipe pemantauan ditentukan, selanjutnya diikuti prosedur statistik untuk pengambilan sampel dilapangan
Hal perlu diperhatikan:
- Variabilitas sampel
PENDAHULUAN
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu
proses produksi baik industri maupun domestik
(rumah tangga).
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap
lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan
aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan
menetapkan baku mutu lingkungan
LIMBAH INDUSTRI
Agroindustri atau industri pengolahan hasil pertanian
merupakan salah industri yang menghasilkan air
limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Mengingat tingginya potensi pencemaran yang
ditimbulkan oleh air limbah yang tidak dikelola
dengan baik maka diperlukan pemahaman dan
Bahan beracun dan berbahaya (limbah) banyak
digunakan sebagai bahan baku industri maupun
sebagai penolong.
Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh
sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah
maupun kualitasnya.
Beberapa kriteria berbahaya dan beracun telah
ditetapkan antara lain mudah terbakar, mudah
Limbah berdasarkan nilai ekonominya dirinci menjadi
limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah
nonekonomis.
Limbah yang mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah
dengan proses lanjut akan memberikan nilai tambah.
Limbah nonekonomis adalah limbah yang diolah
dalam proses bentuk apapun tidak akan memberikan
nilai tambah, kecuali mempermudah sistem
Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi 3
bagian, yaitu: limbah cair, limbah gas/asap dan limbah
padat
Limbah cair : air + bahan kimia, bahan buangan padat,
bahan buangan organik, dan bahan buangan
anorganik.
Limbah gas/asap : udara mengandung unsur kimia
seperti O2, N2, NO2, CO2, H2, partikel dan gas
Karakteristik Limbah :
Berukuran mikro
Dinamis
Berdampak luas (penyebarannya)
PENGOLAHAN LIMBAH
Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik
dan limbah anorganik
Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan
oleh organisme detrivor karena berasal dari
bahan-bahan organik.
Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara
langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun
secara tidak langsung melalui proses daur ulang
Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat
diuraikan oleh organisme detrivor atau diuraikan
tetapi dalam jangka waktu yang lama
Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyak
bumi dan berasal dari proses industri, seperti botol,
plastik, dan kaleng
Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara
lain adalah plastik, logam, dan kaca.
Limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah
terlebih dahulu dengan cara sanitary landfill,
Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang
meliputi kegiatan pengurangan (
minimization
),
segregasi (
segregation
), penanganan (
handling
),
pemanfaatan dan pengolahan limbah
Kegiatan pendahuluan pada pengelolaan limbah
(pengurangan, segregasi dan penanganan limbah)
akan sangat membantu mengurangi beban
Integrasi dalam pengelolaan limbah dibuat menjadi
berbagai konsep seperti: produksi bersih (
cleaner
production
), atau minimasi limbah (
waste
minimization
).
konsep produksi bersih dan minimasi limbah
Produksi Bersih menekankan pada tata cara produksi
yang minim bahan pencemar, limbah, minim air dan
energi
Minimasi limbah merupakan implementasi untuk
mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah yang
dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara
Untuk mempermudah pemanfaatan dan pengolahan
maka limbah yang memiliki karakteristik yang
berbeda dan akan menimbulkan pertambahan tingkat
cemaran harus dipisahkan.
Sedangkan limbah yang memiliki kesamaan
karekteristik dapat digabungkan dalam satu aliran
limbah.
Limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
selanjutnya diolah pada unit pengolahan limbah
untuk menurunkan tingkat cemarannya sehingga
sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.
Limbah yang telah memenuhi baku mutu tersebut
dapat dibuang ke lingkungan.
Bila memungkinkan, keluaran (output) dari
instalasi pengolahan limbah dapat pula
Pengolahan limbah adalah upaya
terakhir dalam sistem pengelolaan
limbah setelah sebelumnya
dilakukan optimasi proses
Karakteristik utama limbah didasarkan pada
jumlah atau volume limbah dan kandungan
bahan pencemarnya yang terdiri dari unsur
fisik, biologi, kimia dan radioaktif.
Karakteristik ini akan menjadi dasar untuk
menentukan proses dan alat yang
Pengolahan air limbah biasanya menerapkan 3 tahapan
proses yaitu pengolahan pendahuluan (
pre-treatment
),
pengolahan utama (
primary treatment
), dan
pengolahan akhir (
post treatment
).
Pengolahan pendahuluan ditujukan untuk
mengkondisikan aliran, beban limbah dan karakter
lainnya agar sesuai untuk masuk ke pengolahan utama.
Pengolahan utama adalah proses yang dipilih untuk
menurunkan pencemar utama dalam air limbah.
Pengolahan akhir dilakukan proses lanjutan untuk
Terdapat 3 (tiga) jenis proses yang dapat
dilakukan untuk mengolah air limbah yaitu:
proses secara fisik, biologi dan kimia
Proses fisik dilakukan dengan cara
memberikan perlakuan fisik pada air limbah
seperti menyaring, mengendapkan, atau
mengatur suhu proses dengan
Proses biologi dilakukan dengan cara memberikan
perlakuan atau proses biologi terhadap air limbah
seperti penguraian atau penggabungan substansi
biologi dengan lumpur aktif (
activated sludge
),
attached growth filtration
,
aerobic process
dan
an-aerobic process
proses dan alat pengolahan tersebut dapat
diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau
dikombinasikan
Pilihan mengenai teknologi pengolahan dan alat
yang digunakan seharusnya dapat
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi dan
pengelolaannya
Dengan mengetahui jenis-jenis parameter di
dalam limbah maka dapat ditetapkan
metode pengolahan dan pilihan jenis
peralatan
Penetapan efisiensi peralatan, dan standar
buangan yang diinginkan akan
mempengaruhi ketelitian alat, volume air
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Pengolahan tingkat pertama (
primary treatment
)
Pengolahan tingkat kedua (
secondary treatment
)
Dalam sistem pengolahan limbah terdapat juga
Pengolahan tingkat pertama bertujuan untuk menghilangkan
padatan tersuspensi secara proses fisika dan kimia dari air
limbah.
Pengolahan tingkat pertama:
A. Proses fisika
:
Penyeragaman aliran
Penyaringan
Penapisan
Pengendapan secara fisika
Pencampuran, dsb.
B. Proses kimiawi :
Pengendapan
Pengolahan limbah tingkat dua bertujuan untuk
menghilangkan kontaminants secara biologi dari
air limbah melalui proses aerasi dengan
mengembangkan bakteri atau organisme biologi
lainnya untuk mengkomsumsi limbah yang
selanjutnya melewati tangki pengendap dan kolam
khlorinasi yang selanjutnya dapat dibuang ke
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
Pengolahan secara biologi
Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi
dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:
1. Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(
suspended growth reaktor
);
Ditinjau dari segi lingkungan dimana
berlangsung proses penguraian secara biologi,
proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya
oksigen;
PENGOLAHAN LIMBAH PERTANIAN
Pengolahan Limbah Cair
Jenis kegiatan Tujuan pengolahan
1. Penyaringan 1. Untuk menghilangkan zat padat.
2. Perajangan 2. Memotong benda yang berada di dalam air limbah
3. Bak penangakap pasir 3. Menghilangkan pasir dan koral.
4. Bak Penangkap lemak 4. Memisahkan benda terapung
5. Tangki ekualisasi 5. Melunakkan air limbah
6. Netralisasi 6. Menetralkan asam atau basa.
7. Pengendapan /pengapungan 7. Menghilangkan benda tercampur
8. Reaktor lumpur aktif /aerasi 8. Menghilangkan bahan organik.
9. Karbon aktif 9. Menghilangkan bau benda yang tidak dapat diuraikan.
10. Pengendapan kimiawi 10. Untuk mengendapkan fosfat.
11. Nitrifikasi / denitrifikasi 11. Menghilangkan nitrat secara biologis.
12. Air sripping 12. Menghilangkan amoniak
13. Pertukaran ion 13. Menghilangkan jenis zat yang tertentu.
14. Saringan pasir 14. Menghilangkan partikel padat yang lebih kecil.
15. Osmosis / elektrodialisis 15. Menghilangkan zat terlarut.