PENGARUH PENGG UNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus
rubellus) DALAM RANSUM TERH ADAP PERFO RMAN
DO MBA LO KAL JANTAN
Skri psi
Jurusan/Program Studi Pete rnakan
Disusun O leh: Muhamm ad Arif Gunawan
H 0504067
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERS ITAS SEBELAS MARET
PENGARUH PENGG UNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus
rubellus) DALAM RANSUM TERH ADAP PERFO RMAN
DO MBA LO KAL JANTAN
Skri psi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan gu na memperol eh derajat Sarjan a Pe ternakan
Di Fakultas Pe rtanian Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Pete rnakan
Disusun O leh: Muhamm ad Arif Gunawan
H 0504067
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERS ITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
PENGARUH PENGG UNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus
rubellus) DALAM RANSUM TERH ADAP PERFO RMAN
DO MBA LO KAL JANTAN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh Muhamm ad Arif Gunawan
H 0504067
Telah dipertahankan di depan Dewan Pe nguji Pada tanggal 25 November 2009 Dan dinyatakan tel ah m em enuhi syarat
Susunan tim penguji
Ketua
Ir. Joko Riyant o, MP NIP. 19620719.198903.1.001
Anggota I
Ir. Ginda Sihombing NIP. 19471111.198003.1.001
Anggota II
Ir. Lutojo, MP
NIP. 19550912.198703.1.001
Surakart a, Januari 2010 Mengetahui, Universitas Sebelas Maret
Fakultas Pertanian Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217.198203.1.003
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat m enyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini sesuai dengan wakt u yang telah ditetapkan.
Ucapan terim a kasih penulis hat urkan kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakart a.
3. Bapak Ir. Joko Riyant o, MP selaku pembimbing utama atas bim bingan dan pengarahannya.
4. Bapak Ir. Ginda Sihombing selaku pem bim bing pendamping atas bimbingan dan pengarahan.
5. Bapak Ir. Lutojo, MP selaku dosen penguji.
6. Keluarga yang selalu mem berikan m otivasi dan do’a serta sem ua pihak yang telah m embant u dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat berm anfaat bagi penulis dan pem baca pada um um nya.
Surakarta, Januari 2010
Penulis
IV. H ASIL DAN PEMBAH ASAN ... 19
A. Konsumsi Bahan Kering Pakan... 19
B. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) ... 21
C. Konversi Pakan... 22
D. Feed Cost per Gain... 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 25
A. Kesim pulan ... 25
B. Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
LAMPIRAN... 28
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Kebutuhan nutrien domba jantan berat badan 15kg ... 13
2. Susunan konsentrat... 14
3. Kandungan nutrien bahan penyusun ransum (% BK)... 14
4. Susunan dan kandungan nutrien ransum (% BK) ... 14
5. Rerata konsum si bahan kering pakan (g/ekor/hari)... 19
6. Rerata pert am bahan bobot badan harian (g/ekor/hari) ... 21
7. Rerata konversi pakan domba lokal jantan... 22
8. Rerata feed cost per gain dom ba lokal jantan ... 24
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Analisis v arian si konsum si p akan (g/ekor/har i)... 28
2. Analisis kovarian si P BBH ( g/ekor/hari)... 29
3. Analisis v arian si konv ersi pakan... 31
4. Perhitungan feed cost per ga in ( Rp)... ………... 32
5. Bo bot badan a wal dan akh ir dom ba lokal jant an (Kg/ekor)... 33
6. Denah / La y out kandang……… 34
7. Suh u pene litian kandang………. 35
8. Hasil analisis kon sent rat dan tepung cacing tanah………. 36
9. Hasil analisis r um put lapang………. ………. 37
10. Hasil analisis sisa pakan. ………...………. 38
PENGARUH PENGG UNAAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus
Penelitian ini bert ujuan untuk m engetahui pengaruh penggunaan tepung cacing tanah (Lum bricus rubellus) dalam ransum terhadap perform an dom ba lokal jant an. Penelitian ini dilaksanakan di kandang Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakart a yang berlokasi di Desa Jatikuwung, Kecam atan Gondang Rejo, Karanganyar berlangsung dari tanggal 28 Desember 2008 sam pai 22 Februari 2009. Domba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 12 ekor dom ba lokal jant an dengan rata – rata berat badan 13,82 ± 0,73 kg dengan umur ± 7 bulan, yang ditempatkan pada kandang panggung individual. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 m acam perlakuan dan 3 ulangan,setiap ulangan terdiri dari 1 ekor dom ba. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (70% hijauan + konsent rat 30% + 0% tepung cacing tanah), P1 (70% hijauan + konsent rat 28% + 2% tepung cacing tanah), P2 (70% hijauan + konsentrat 26% + 4% tepung cacing tanah), P3 (70% hijauan + konsentrat 24% + 6% tepung cacing tanah). Pemberian pakan hijauan (rum put lapang), konsentrat (bekatul, tepung jagung, bungkil kedelai) dan penambahan tepung cacing tanah berdasarkan bahan kering (BK). Parameter yang diukur adalah performan domba lokal jantan meliputi konsumsi bahan kering pakan, pert ambahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rat a dari keempat macam perlakuan yaitu P0, P1, P2 dan P3 bert urut-t urut unt uk konsum si bahan kering pakan 843,59; 831,67; 867,70 dan 896,86 g per ekor per hari, pert am bahan berat badan harian 60,71; 57,14; 63,10 dan 67,86 g per ekor per hari, konversi pakan 13,98, 14,64, 13,83, dan 13,22, feed cost per gain Rp 19582,66; Rp. 26310,55;
Rp 30323,93; Rp 34232,22. Bahwa penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sam pai taraf 6% dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P≥0.05) terhadap konsum si bahan kering pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan, tetapi menaikkan feed cost per gain pada domba lokal jant an.
Kesim pulan dari penelitian penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) tidak berpengaruh terhadap performan domba lokal jantan (konsumsi bahan kering pakan, pertambahan bobot badan harian, dan konversi pakan).
Kata kunci : penggunaan, tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus), perform an,
dom ba lokal jantan
significant effect (P≥0,05) to dry m atter intake, average daily gain, feed convert ion, but increased the feed cost per gain on male local sheeps.
The conclusion of this research that used of worm m eal (Lumbricus rubellus) was not effected the perform ance of m ale local sheeps (dry m atter intake, average daily gain, feed convertion).
Keyword : used, worm meal (Lum bricus rubellus), performance, male local sheeps.
PENG ARUH PENGG UNAAN TEPUNG C ACING TA NAH (Lumbric us rubellus) DALAM RANSUM TERHADA P PERFORMA N
DOMBA LOKAL JANTAN
Muha mm ad Arif Gunawan1)
Ir .Joko Riy anto, MP.2 ), I r. Ginda Sihom bing.3 )
P enelitian ini be rtujua n untuk m enge tahui penga ruh pengguna an tepung cac ing tanah (Lum bricus rubellus) da lam ransum te rhadap performan domba lokal j antan. P enelitian ini dilaksana kan di kandang Juru sa n P eterna kan Fakultas Perta nian Unive rsitas Sebe las Maret Sura karta ya ng berlokasi di Desa Jatikuwung, Kec ama tan Gondang Rejo, Karanganyar berlangsung dari ta nggal 28 D esem ber 2 008 sam pa i 22 Febr uari 2009. Dom ba y ang digunakan da lam pe nelitian ini seba nya k 12 ekor dom ba lokal j antan dengan ra ta – r ata berat bada n 13,82 ± 0,73 kg denga n um ur ± 7 bulan, y ang dite mpa tkan pa da kanda ng pa nggung individua l. Rancanga n pe rcobaan yang digunakan a da lah Ranc angan Acak Lengkap (RAL) y ang terd iri da ri 4 ma cam pe rlakua n da n 3 ulangan, setiap ula ngan terdiri dar i 1 ekor dom ba. P erlakuan y ang dibe rikan adalah P0 (70% hij aua n + konse ntra t 30% + 0% tepung ca cing ta nah) , P1 (70% hij aua n + konse ntra t 28% + 2% tepung ca cing ta nah) , P2 ( 70% hija ua n + konse ntrat 26% + 4% tepung cac ing tanah), P 3 (70% hij aua n + konsentra t 24% + 6% tepung c acing tanah) . P embe ria n pa kan hijaua n (r umput lapang), konse ntrat (bekatul, tepung j agung, bungkil kedelai) dan penam baha n tepung cacing tana h be rdasa rkan baha n kering ( BK). P aram eter y ang diukur a dalah pe rf orm an dom ba lokal j antan me liputi konsum si ba han kering pakan, pe rta mbahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost pe r gain.
Hasil pene litian m enunjukkan ba hwa ra ta-rata da ri keempat m aca m pe rlakua n yaitu P 0, P1, P 2 da n P 3 berturut-tur ut untuk konsum si ba han kering pakan 843,59; 831,67; 867,70 da n 896,86 g per ekor per ha ri, pe rtam baha n be rat ba dan haria n 60,71; 57,14; 63,10 dan 67,86 g per ekor per ha ri, konve rsi pa kan 13,98, 14,64, 13,83, dan 13,22, feed cost per gain Rp 19582,66; Rp. 26310,55; Rp 30323,93; Rp 34232,22.Bahwa pe nggunaan tepung c acing ta nah (Lumbricus rubellus) sa mpa i tara f 6% dalam ransum berpe ngaruh tida k ny ata (P≥0.05) terhadap konsum si ba han kering pakan, per tamba han bobot badan har ian, konver si pakan, te tapi m enaikkan feed c ost pe r gain pada domba lokal j anta n.
Kesim pula n da ri pe ne litian pe ngguna an tepung cac ing tanah (Lumbricus rube llus) tidak berpengaru h terh adap performan domba lokal j antan (konsum si ba han kering pakan, pertamba han bobot bada n har ian, da n konversi pakan) .
Kata kunc i : pen ggunaan, te pung cacing tana h (Lumbricus rubellus), performan, domba lokal jantan
1 )
Ma hasiswa Jurusa n Pe ternakan Fakultas P ertanian U nive rsitas Sebela s Ma ret Surakarta de ngan NIM H0504067
2 )
Dosen P em bimbing Utama
3 )
THE EFFEC TS OF USING WORM M EAL (Lumbricus rubellus) ON RATION TO PERFORM ANCE
Muham m ad Arif G unawan
This re searc h a im ed to know the e ffe cts of using worm me al (Lumbricus rubellus) on ra tion to pe rf orm ance of m ale local she eps. This researc h was e xe cuted at the fa rm of Anim al Husbandary Field, Agric ulture Faculty , Sebe las Ma ret Unive rsity that located at Jatikuw ung V illage , Gondangre jo Distric t, Karangany ar took place from Decem ber 28th, 2008 until Februa ry 22th, 2009. Ma le were use d in this re sear ch 12 male local sheeps with average body 13,82 ± 0,73 kg with age ± 7 m onth yea rs old, that place d at individual stage c age. The treatme nt design was use d Com pletely Ra ndom ized Design (CRD) one way c lassific ation tha t consist of four kinds of tre atment and thre e replication,eac h of replica tion consist of one m ale local she eps. The treatm ents were given P0 (70% fora ges + 30% conc entra tes + 0% worm me al), P 1 (7 0% fo rage s + 28% conce ntrates + 2% wor m m eal), P 2 (7 0% fo rage s + 26% conc entra tes + 4% w or m me al), P0 (70% fora ges + 24% conc entra tes + 6% worm me al). The give n of fora ge s (fie ld gr ass), c oncentrates (bran, corn meal, soy bean meal) a nd the a dded of worm meal based on Dry Matter (DM) . Th e para me ters we re m easure d pe rf orm ance of m ale local she eps c om pr ised dry ma tter inta ke, ave rage daily gain, fee d convertion and fee d c ost pe r ga in.
This re searc h’s result was shown that average of these four treatment (P0, P 1, P2, P 3), f or dry ma tter c onsum tion 843,59; 831,67; 867,70; 896,86 g/m ale/da y, a ve rage daily gain 60,71; 57,14; 63,10; 67,86 g/m ale/da y , fe ed conver tion 13,98, 14,64, 13,83, 13,22, fe ed cost pe r ga inRp 19582,66; Rp. 26310,55; Rp30323,93; Rp 34232,22. The result of the rese arch indicated that the used of worm m eal (Lum bricus rubellus)until level of 6% in ra tion ha d non signif icant effe ct (P ≥0,05) to dr y ma tter inta ke, avera ge da ily ga in, f eed c onver tion, but inc rea se d the feed c ost pe r ga in on m ale loca l sheeps.
The conc lusion of this re se arc h tha t use d of worm me al (Lumbricus ru be llus) was not effe cted the performance of male local sheeps (d ry ma tter inta ke, a vera ge da ily ga in, feed c onver tion).
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ternak domba merupakan salah satu ternak yang sudah populer dan banyak
dikembangkan di Indonesia. Jenis ternak domba yang sudah banyak dipelihara
ada dua jenis yaitu domba ekor gemuk dan domba ekor tipis atau domba lokal.
M enurut Davendra (1993), pemeliharaan domba di Indonesia banyak dilakukan
secara tradisional dengan pemberian pakan yang masih tergantung pada hijauan
pakan ternak dan sedikit diberi pakan penguat (konsentrat).
Produktivitas ternak domba sangat dipengaruhi oleh faktor pakan, baik segi
kualitas maupun kuantitas. Pakan ternak domba tidak hanya hijauan sebagai
pakan pokok, tetapi juga konsentrat. Semakin banyak pemberian konsentrat
dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi sy arat sesuai kebutuhan domba
akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi dan waktu yang digunakan
untuk penggemukan semakin cepat serta efisiensi pakannya lebih baik.
Konsentrat merupakan pakan tambahan yang diberikan untuk melengkapi
kekurangan nutrien yang didapat dari pakan hijauan. Konsentrat mempunyai
kandungan energi, protein, dan lemak yang relatif lebih tinggi dengan kandungan
serat kasar yang rendah dibanding hijauan yang diberikan. Hal ini menunjukkan
walaupun ternak jenis unggulan apabila jenis pakan yang diberikan berkualitas
jelek maka pertumbuhannya kurang maksimal.
Konsentrat umumnya disebut pakan penguat y ang memiliki kandungan serat
kasar kurang dari 18%. Konsentrat mudah dicerna dibanding dengan hijauan
pakan yang tumbuh di lingkungan tropis. Pemberian pakan hijauan pada domba
tidak
dapat
memenuhi kebutuhan
hidupnya secara optimal, sebagai
konsekuensinya pakan hijauan ternak domba harus disuplementasi dengan pakan
penguat atau konsentrat (M urtidjo, 1993). M enurut Siregar (1994), bahan pakan
ternak yang biasa digunakan sebagai sumber konsentrat antara lain jenis
2
kacang – kacangan seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah ataupun
berupa dedak padi, bungkil kelapa, limbah pertanian, limbah industri.
Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
pakan sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum domba, salah satunya dengan
memanfaatkan cacing
tanah (Lumbricus rubellus) dan sudah banyak
dikembangkan oleh para peternak di Indonesia.
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah kelompok cacing yang termasuk
ke dalam famili Lumbricidae yang mendominasi hampir separuh dari sp esies
cacing tanah yang telah diketahui, kelompok cacing ini memegang peranan
penting dalam banyak bidang, diantaranya dunia pertanian, lingkungan hidup dan
peternakan (Soenanto, 2000). Dilihat dari aspek produksinya, jika bibit cacing
tanah yang digunakan berusia 3 bulan dan produktivitasnya berlangsung hingga
umur 9 bulan maka penyediaan bibit dapat berlangsung 8 – 12 kali serta jumlah
hasil panen dari penggunaan 1 kg bibit dapat mencapai 32 – 48 kg
(Palungkun, 1999).
Cacing tanah memiliki kandungan gizi cukup tinggi, terutama kandungan
proteinnya. M enurut Palungkun (1999), cacing tanah memiliki kandungan protein
64-76%, lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, serat kasar 1,08%. Cacing
tanah sangat berpotensi menjadi bahan pakan sumber protein tinggi. Budidaya
cacing tanah relatif mudah, efisien dan murah, dan untuk membudidayakan
cacing ini hanya dibutuhkan media berupa kompos. Potensi cacing tanah sebagai
bahan pakan sumber protein tinggi, pemanfaatannya sangat beragam, salah
satunya sebagai pakan ternak. Penggunaan cacing tanah sangat baik untuk pakan
unggas dan perikanan. Dari beberapa hasil penelitian pemberian untuk p akan ikan
dapat memacu pertumbuhan dan unggas dapat meningkatkan kualitas serta
3
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam
ransum akan dapat meningkatkan performan domba lokal jantan
B.
Rumusan Masalah
Usaha peningkatan produksi ternak untuk memenuhi kebutuhan bahan
pangan asal hewani telah banyak dilakukan. Salah satu ternak yang dapat
dikembangkan yaitu ternak domba. Proses peningkatan produktivitas tersebut
masih terganjal oleh masalah ketersedian pakan hijauan. Pada daerah tropis
hijauan memiliki kualitas yang rendah sehingga pemberian hijauan sebagai pakan
utama domba belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya secara optimal.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pemeliharaan
domba, diperlukan upaya untuk memilih pakan tambahan guna meningkatkan
kandungan nutrien pakan.
Salah satu bahan pakan yang dapat digunakan adalah tepung cacing tanah.
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) memiliki perkembangan yang cepat dan dapat
menjadi bahan pakan sumber protein tinggi. Cacing tanah ini memiliki kandungan
protein sekitar 64 – 76%, sehingga cacing tanah sangat potensial dijadikan bahan
pakan ternak. M anfaat lain dari cacing tanah adalah sebagai penghasil pupuk
organik, pendaur ulang limbah, penyubur tanah, bahan pembuat obat dan
kosmetika.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam
ransum akan dapat meningkatkan performan domba lokal jantan.
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam ransum domba lokal jantan dan
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Domba Lokal
Domba lokal merupakan domba asli Indonesia dengan karakteristik tubuh kecil, lambat dewasa, warna putih, kadang terdapat lebih dari satu tinggi terhadap berm acam-m acam hijauan pakan ternak dan daya adaptasi sangat baik terhadap berbagai keadaan lingkungan sehingga dapat diternakkan dim ana saja dan sifat melahirkan anak lebih dari 1 dalam satu kelahiran.
5
Kita m engenal beberapa bangsa domba, seperti:
1. Domba kampung adalah dom ba yang berasal dari Indonesia serealia, kacang-kacangan, tepung ikan, mineral serta vitamin. Pakan hijauan ialah semua bahan pakan yang berasal dari tanaman berupa daun-daunan baik dari bangsa rumput, kacang-kacangan dan tumbuh-t umbuhan lain. Hijauan diberikan dalam dua macam yaitu keadaan segar atau kering. Bahan pakan berupa rum put bisa dibedakan atas rumput lapang dan rumput potong. Rum put lapang merupakan rum put yang tumbuh secara liar yang tidak diusahakan oleh manusia, sedangkan rumput pot ong dibudidayakan dan dikem bangkan untuk persediaan pakan ternak (Sugeng, 2002).
6
Pakan yang dikonsumsi ternak unt uk m encukupi kebutuhan hidup pokok dan unt uk produksi. Kebutuhan hidup pokok adalah kebutuhan nutrien untuk memenuhi proses-proses hidup saja tanpa ada suatu kegiatan dan produksi (pertum buhan, kerja dan produksi susu), sedangkan kebutuhan produksi adalah kebutuhan nutrien untuk pertum buhan, kebunt ingan, produksi susu, dan kerja. Kebutuhan hidup pokok tergantung pada bobot badan. Sem akin tinggi bobot badan ternak sem akin banyak nutrien yang dibutuhkan. Kebutuhan nutrien unt uk produksi tergantung pada tingkat dan jenis produksi. Sem akin tinggi produksi yang dihasilkan semakin banyak nutrien yang diperlukan (Siregar, 1994).
Pakan hijauan adalah sem ua bahan pakan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan berupa daun-daunan, termasuk batang, rant ing dan bunga. Kelompok pakan ini adalah bangsa rumput (Gramineae), legum e dan tum buh-tum buhan lain. Semuanya bisa diberikan sebagai hijauan segar maupun kering (Siregar, 1994). Rum put sebagai sumber serat kasar merupakan salah satu bahan pakan yang diperlukan dan besar manfaatnya bagi kehidupan dan populasi domba (M urt idjo, 1993).
Menurut T illm an et al., (1998) konsent rat adalah pakan yang mengandung energi relatif tinggi, serat kasar rendah, BETN tinggi, dan m udah dicerna oleh ternak. Konsentrat terdiri dari biji-bijian yang digiling halus, seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dan dedak.
7
C. Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
Cacing tanah jenis Lum bricus rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binat ang avert ebrat a (t idak bertulang belakang). Hidup di tanah yang gembur dan lem bab. Jenis cacing ini m udah untuk dibudidayakan dan perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain (http://www.usaha wantan i.com, Desem ber 2008).
Cacing tanah (Lum bricus rubellus) m asuk ke dalam famili Lum bricidae. Kelompok cacing ini m em egang peranan penting dalam banyak bidang, diantaranya dunia pert anian, lingkungan hidup dan peternakan. Cacing tanah mem iliki kandungan protein sangat tinggi. Dalam bidang peternakan, cacing tanah digunakan sebagai pakan, diantaranya untuk unggas dan perikanan. (Palungkun, 1999).
Cacing tanah term asuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata). Cacing tanah jenis Lum bricus mempunyai bent uk tubuh pipih, produktivitas tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan) dan baik diternakkan. (Prihatm an, 2000).
8
D. Kon sumsi Pakan
Ternak rum inansia dalam kondisi normal, m engkonsum si pakan dalam jum lah yang sesuai dengan kebutuhannya. Pem berian pakan yang berkualitas pengaruhnya sangat besar dibanding faktor-faktor yang lain dan sangat pent ing unt uk peningkatan produktivitas. T inggi rendahnya konsumsi pakan pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh fakt or eksternal (lingkungan) dan fakt or internal (kondisi ternak itu sendiri) (Siregar, 1994).
Kart adisastra (1997) menyatakan, ternak rum inansia yang normal (tidak dalam keadaan sakit atau sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jum lah yang terbatas sesuai dengan kebutuhannya unt uk mencukupi hidup pokok. Kem udian, sejalan dengan pert um buhan, perkem bangan kondisi, sert a tingkat produksi yang dihasilkannya, konsumsi pakan akan m eningkat .
Jum lah konsumsi pakan merupakan salah satu tanda terbaik produkt ivitas hewan. Pemberian pakan untuk hijauan berkisar 60-70% sedangkan konsent rat berkisar 30-40%. Jum lah konsum si pakan adalah faktor penentu yang paling penting untuk m enentukan jum lah zat-zat makanan yang didapat oleh ternak dan selanjutnya mem pengaruhi tingkat produksi. Pengatur konsum si pakan pada ternak ruminansia sangat komplek dan banyak faktor yang terlibat sepert i : sifat-sifat pakan, fakt or ternak, dan faktor lingkungan (Woodzicka, et al., 1993).
Menurut Parakkasi (1999), pakan yang berkualitas baik, tingkat konsum sinya relatif tinggi dibanding dengan pakan yang berkualitas rendah. Hewan yang mem punyai tingkat konsumsi lebih tinggi, produksinya relatif akan lebih tinggi dibanding dengan hewan (yang sejenis) dengan tingkat konsum si rendah dengan ransum yang sama.
9
Hijauan terdiri dari selulosa, hem iselulosa dan lignin yang sukar dicerna sehingga kecepatan alirannya juga rendah. Hijauan dengan kandungan lignin tinggi m em punyai palatabilitas rendah dan konsumsinya lebih kecil bila dibandingkan dengan lignin rendah (Arora, 1989) .
E. Pertam bah an Bobot Badan Harian
Pertum buhan murni term asuk pertambahan dalam bentuk dan berat dari jaringan-jaringan bangunan sepert i urat daging, tulang, jant ung, ot ak dan sem ua jaringan tubuh (kecuali jaringan lemak) dan alat-alat tubuh. Pertam bahan berat badan akibat penim bunan jaringan lemak bukan merupakan pertum buhan yang m urni (Anggorodi, 1990). Sedangkan menurut Murtidjo (1993), pert um buhan dapat diketahui dengan pengukuran kenaikan berat tubuh yang dapat dilakukan m elalui penimbangan berulang-ulang sert a mencatat pertambahan berat tubuh setiap hari, m inggu, bulan.
Pertum buhan adalah suatu sifat dari kehidupan dan sesuatu yang dapat terlihat nyata, dapat dinilai dalam beberapa kriteria. Konsep yang sederhana, arti pertum buhan adalah kehidupan menjadi lebih besar dan lebih sempurna karena terdapat pengaruh secara komplek ( Subagyo, 2008 ).
Pertam bahan berat badan terjadi apabila pakan yang dikonsum si telah melebihi kebutuhan hidup pokok, m aka kelebihan dari nutrien akan diubah menjadi urat daging dan lemak (Williamson dan Payne, 1987).
10
F. Kon versi Pakan
Konversi pakan digunakan sebagai tolok ukur efisiensi produksi, sem akin rendah nilai konversi berarti efisiensi penggunaan pakan sem akin tinggi (Siregar, 1994). Konversi pakan adalah jum lah pakan yang dimakan persatuan pert am bahan berat badan yang dihasilkan (Anggorodi, 1990). Selanjutnya T illm an et al., (1998), menyatakan bahwa konversi pakan mencerminkan kebutuhan pakan yang diperlukan unt uk m enghasilkan pert am bahan berat badan dalam satu satuan yang sam a.
Menurut Basuki (2002), besar kecilnya konversi pakan sangat tergantung pada konsumsi bahan kering dan pertambahan berat badan harian ternak. Ditam bahkan oleh Martawidjaja (1998), bahwa konversi pakan dipengaruhi oleh kualitas pakan, pertambahan berat badan dan kecernaan, artinya bahwa sem akin baik kualitas pakan yang dikonsumsi akan menghasilkan pert am bahan berat badan yang lebih tinggi dan lebih efisien dalam penggunaan pakannya.
Menurut Anggorodi (1990), konversi pakan dipengaruhi oleh laju perjalanan digesta di dalam alat pencernaan, bentuk fisik ransum , komposisi ransum dan pengaruh im bangan nutrisi. Efisiensi substitusi pakan khususnya ternak rum inansia kecil antara lain dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pert am bahan berat badan dan nilai kecernaan, m akin baik kualitas pakan yang dikonsumsi ternak akan menghasilkan pertambahan bobot badan harian lebih tinggi.
G. Feed Cost Per Gain
11
12
H IPO TESIS
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan tepung cacing tanah (Lum bricus rubellus) dalam ransum dapat m eningkatkan performan domba lokal jantan.
III.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan mulai tanggal 28 Desember 2008
sampai 22 Februari 2009, di kandang penelitian Jurusan Peternakan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas M aret Surakarta yang berlokasi di Desa
Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Analisis pakan
dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan dan
Laboratorium Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah M ada
serta sisa pakan di Laboratorium Biologi Tanah Universitas Sebelas M aret
Surakarta.
B.
Bahan dan Alat Penelitian
1.
Domba
Domba yang digunakan dalam penelitian adalah domba lokal jantan
dengan berat badan 13,82
±
0,73 kg dengan umur
±
7 bulan sebanyak 12 ekor.
2.
Ransum
Ransum yang digunakan terdiri dari pakan hijauan (rumput lapang)
dan pakan konsentrat (bungkil kedelai, bekatul, tepung jagung, premix) dan
penambahan tepung cacing tanah sebagai pakan perlakuan. Adapun kebutuhan
nutrien domba, susunan konsentrat, kandungan nutrien dan susunan ransum
dapat dilihat p ada tabel 1, 2, 3 dan 4.
Tabel 1. Kebutuhan nutrien untuk domba jantan berat badan 15 kg
No
Nutrien
Kebutuhan (%)
1
Total Digestible Nutrient (TDN)
55,00
2
Protein Kasar (PK)
12,50
3
Kalsium (Ca)
0,31
4
Fosfor (P)
0,32
Sumber :
Ranjhan (1980)14
Tabel 3. Kandungan nutrien bahan penyusun ransum
Bahan Pakan
BK
TDN
PK
LK
SK
Ca
P
Hasil perhitungan menurutHartadi et al., (1997)
4)
Tabel 4. Susunan dan kandungan nutrien ransum Sumber :
15
3.
Persiapan Kandang dan Peralatan
Kandang yang digunakan merupakan kandang individual dengan
sistem panggung yang berjumlah 12 dengan ukuran 100 cm x 75 cm x 120
cm. Kandang terbuat dari kayu dan peralatan yang digunakan meliputi :
a.
Tempat pakan hijauan terbuat dari papan kayu, sedangkan ember plastik
untuk konsentrat dan tempat minum.
b.
Termometer ruang untuk mengukur suhu dalam dan luar kandang.
c.
Timbangan elektronik merk
Ideal life kapasitas 5 kg dengan kepekaan 1
gram untuk menimbang pakan dan sisa pakan.
d.
Timbangan gantung kapasitas 25 kg dengan kepekaan 0,1 kg untuk
menimbang domba.
e.
Lampu pijar sebagai alat p enerangan kandang.
f.
Peralatan lain yang digunakan yaitu sapu lidi, sabit, selang air, sekop.
C.
Persiapan Penelitian
1.
Persiapan Kandang
Kandang dan peralatan sebelum digunakan dibersihkan dan di
desinfektasi terlebih dahulu menggunakan larutan
Lysol dengan dosis 15ml/1
liter air dengan tujuan untuk mencegah berkembangnya mikroba pathogen
yang dapat mengganggu kesehatan domba.
2.
Persiapan domba
Domba sebelum digunakan diberi obat cacing merk
Nemasol
dengan
dosis 375mg/45 kg BB untuk menghilangkan parasit dalam saluran
pencernaan. Kemudian dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot
badan awal. Jumlah domba yang digunakan sebanyak 12 ekor. Sebelum
penelitian dilaksanakan, dilakukan adaptasi selama 2 minggu.
3.
Persiapan Ransum
Ransum yang diberikan berdasarkan BK sebanyak 6% dari berat badan.
16
ditambah dengan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus). M etode
pembuatan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus), yaitu :
1)
M enyediakan cacing tanah yang telah dewasa (panjang 2-5 inchi).
2)
M asukkan cacing tanah ke dalam wadah dan dibiarkan selama 30 menit.
3)
Jemur cacing tanah selama 60 menit di atas wadah seng yang bersih untuk
menghilangkan lendir dari tubuhnya.
4)
Cuci cacing tanah tersebut, lalu diangin-anginkan selama 30 menit.
5)
Jemur hingga kering di bawah sinar matahari langsung.
6)
Setelah kering cacing tanah digiling hingga menjadi tepung dengan alat
penggiling.
Perlakuannya adalah tepung cacing tanah dicampur dengan konsentrat
secara homogen sesuai dengan tingkat p erlakuannya.
D.
Cara Penelitian
1.
M etode penelitian
Penelitian mengenai pengaruh penggunaan tepung cacing tanah
(Lumbricus rubellus) dalam ransum terhadap performan domba lokal jantan
ini merupakan penelitian secara eksperimental.
2.
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan acak Lengkap
(RAL) pola searah dengan 4 macam perlakuan ransum. Setiap perlakuan
terdiri tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari satu ekor domba. Perlakuan
yang diberikan adalah sebagai berikut :
P0 = 70% Hijauan + 30% Konsentrat + Tepung cacing tanah 0%
P1 = 70% Hijauan + 28% Konsentrat + Tepung cacing tanah 2%
P2 = 70% Hijauan + 26% Konsentrat + Tepung cacing tanah 4%
17
3.
Peubah Penelitian
Peubah yang diamati meliputi :
a.
Konsumsi pakan
Konsumsi pakan (dalam BK) diperoleh dengan menghitung selisih
jumlah pakan yang diberikan dengan sisa pakan setiap harinya, konsumsi
pakan dinyatakan dalam bentuk konsumsi BK (g per ekor per hari).
b.
Pertambahan bobot badan Harian(g/ekor/hari).
Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan
awal dengan bobot badan akhir pemeliharaan yang dinyatakan dalam
g/ekor/hari. Penimbangan bobot badan tiap satu minggu sekali.
PBBH : Bobot badan akhir – bobot badan awal
Waktu (hari)
c.
Konversi pakan
M erupakan perbandingan antara jumlah konsumsi pakan dengan
pertambahan bobot badan selama pemeliharaan.
Konversi pakan : Pakan yang dikonsumsi (g)
PBBH (g)
d.
Feed cost per gain (Rupiah/Kg bobot badan)
Feed cost per gain diperoleh dengan cara menghitung jumlah biaya
pakan yang diperlukan untuk menghasilkan pertambahan bobot badan.
Feed cost per gain = harga ransum x konversi pakan.
4.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap adaptasi
dan tahap pengumpulan data. Tahap adaptasi dilakukan selama 2 minggu
meliputi penimbangan bobot badan awal serta adaptasi terhadap perlakuan
pakan yang diberikan dan lingkungan kandang. Kegiatan pengumpulan data
yaitu pengumpulan data menimbang bobot badan domba, yang dilakukan
setiap satu minggu sekali dan mencatat konsumsi pakan dan menimbang
pakan yang tersisa. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari. Pakan yang
18
dan pukul 16.00 WIB. Pemberian pakan berupa konsentrat dan tepung cacing
tanah diberikan pada pukul 07.00 WIB dan pukul 15.00 WIB. Sedangkan air
diberikan secara ad libitum.
E.
Cara Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian untuk konsumsi dan konversi
pakan dianalisis menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), pertambahan
bobot badan harian menggunakan analisis kovariansi dan
feed cost per gain
menggunakan analisis deskriptif untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan
terhadap peubah yang diamati. M odel matematika yang digunakan sebagai
berikut
Y
ij= μ + t
I+ ε
ijY
ij= Nilai pengamatan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j
μ = Nilai tengah perlakuan ke-I
t
I= Pengaruh perlakuan ke-I
ε
ij= Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kon sumsi Bahan Kering Ransum
Rerata konsum si bahan kering pakan domba lokal jant an selama penelitian ditampilkan pada T abel 5.
Tabel 5. Rerata konsumsi bahan kering pakan (g/ekor/hari)
Perlakuan Ulangan Rata-rata Hasil analisis variansi (lampiran 1) m enunjukkan bahwa konsumsi bahan kering ransum ant ar perlakuan adalah berbeda tidak nyata (P≥0.05). Hal ini berarti bahwa penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sampai taraf 6% dari total ransum tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum .
20
ransum . Bahan pakan berserat kasar tinggi menghabiskan wakt u tinggal yang lebih lama dalam saluran pencernaan yang menyebabkan lam batnya laju pakan di dalam rumen dan terjadinya pengurangan kapasitas rum en. Hal ini sesuai dengan pendapat Arora (1989), bahwa konsum si pakan dipengaruhi oleh laju aliran pakan. Jika laju aliran pakan cepat maka konsumsi pakan akan terhadap konsumsi bahan kering dom ba selama penelitian. Anggorodi (1990), mengatakan bahwa tinggi rendahnya kandungan energi dalam pakan berpengaruh terhadap banyak sedikitnya konsumsi pakan. Lebih lanjut dijelaskan oleh Tillman et al., (1991) bahwa kandungan nutrien yang sangat berpengaruh terhadap konsum si adalah kandungan energi dalam pakan.
21
B. Pertam bah an Bobot Badan Harian (PBBH )
Pengaruh penggunaan tepung cacing tanah (Lum bricus rubellus) dalam ransum terhadap pert ambahan bobot badan harian dom ba lokal jantan selama penelitian ditampilkan pada T abel 6.
Tabel 6. Rerata pertambahan bobot badan harian (g/ekor/hari)
Perlakuan Ulangan Rata-rat a
Hasil analisis kovariansi (lampiran 2) menunjukkan bahwa pert am bahan bobot badan harian ant ar perlakuan berbeda tidak nyata (P≥0.05). Hal ini berarti bahwa penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sam pai taraf 6% dari total ransum tidak berpengaruh terhadap pert am bahan bobot badan harian dom ba lokal jantan.
22
Davies (1992) cit Handayant a (2004) bahwa konsum si protein dan energi merupakan fakt or yang menentukan pert ambahan berat badan.
Tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) mengandung nilai nutrien yang cukup baik terutam a untuk protein dan energi. Dari hasil hasil analisa Laboratorium Biokimia Nutrisi Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (2008) tertulis bahwa kandungan protein kasar 50,02% dan energinya 91,11%, sehingga sangat baik dimanfaatkan sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum ternak. Peningkatan penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) m enyebabkan kandungan protein kasar ransum meningkat. Protein yang dikonsum si dihidrolisis oleh bakt eri di dalam rum en menjadi asam amino yang selanjutnya m engalami perubahan menjadi asam organik, am onia dan CO2. Am onia (NH3) akan digunakan oleh bakt eri dalam mensint esis protein mikrobia yang kemudian mengalam i pencernaan pasca rumen (Arora, 1989). Menurut Anggorodi (1990), protein merupakan bahan penyusun bagian terbesar dari urat daging, organ tubuh, tulang rawan dan jaringan ikat sert a
Tabel 7. Rerata konversi pakan domba lokal jant an selama penelitian
23
menggambarkan bahwa dom ba lokal jantan pada penelitian mengkonsumsi bahan kering sebanyak 14,28 g untuk m enaikkan 1 g berat badannya, sedangkan pada pakan perlakuan P1 m embutuhkan pakan sebanyak 15,70 g untuk m enaikkan 1 g berat badan dan seterusnya. Semakin kecil nilai konversi pakan maka didapat nilai efisiensi pakan yang lebih tinggi.
Hasil analisis variansi (lam piran 3) menunjukkan bahwa konversi pakan antar perlakuan berbeda tidak nyata (P≥0.05). Hal ini berart i bahwa penggunaan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sam pai taraf 6% dari total ransum tidak berpengaruh terhadap konversi pakan.
Diduga perbedaan kandungan nutrien pada pakan perlakuan belum mampu m enjadikan konversi pakan yang dihasilkan berbeda nyata, karena konversi pakan dipengaruhi oleh konsumsi dan pert ambahan bobot badan harian. Dengan berbeda tidak nyatanya konsumsi dan pert ambahan bobot badan harian dom ba lokal jantan dalam penelitian menyebabkan konversi pakan juga berbeda tidak nyata.
24
D. Feed Cost per Gain
Feed cost per gain merupakan biaya pakan yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk satu kg pert am bahan berat badan. Perhitungan feed cost per gain diperoleh dengan mengalikan biaya pakan pada saat penelitian dengan konversi pakan perlakuan pada saat penelitian sepert i terlihat pada Tabel 8. mengetahui biaya pakan perlakuan yang lebih ekonom is dalam m enghasilkan daging dan dihitung berdasarkan harga pakan.
Hasil analisis deskriptif (lam piran 4) m enunjukkan bahwa biaya pakan digunakan dalam ransum, jum lah bahan pakan yang dikonsumsi setiap harinya sert a rerata pert am bahan bobot badan yang dihasilkan.
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan bahwa pemberian pakan dengan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) sampai taraf 6% tidak berpengaruh terhadap perform an dom ba lokal jant an (konsumsi bahan kering pakan, pertambahan bobot badan harian, konversi pakan dan feed cost per gain) dan kurang efisien pada feed cost per gain.
B. SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R., 1990. Ilmu Makanan Ternak Um um . PT Gramedia. Jakarta.
Anonim us., 2008. Ternak Cacing. ht tp://www.usahawant ani.com. Diakses Desember 2008.
Apriani, S., 2007. Pengaruh Penggunaan Kulit Kopi Ferm entasi Dalam Ransum Terhadap Penampilan Produksi Dom ba Lokal Jantan. Skripsi S1 Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakart a. Arora, S.P., 1989. Pencernaan Mikrobia Pada Rum inansia. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Basuki, P., 2002. Pengantar Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Bahan Kuliah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Davendra, C. 1993. Kam bing dan Dom ba di Asia dalam Produksi Kam bing dan Dom ba di Indonesia. Sebelas Maret University Press. Surakarta.
Dinas Perikanan Propinsi DKI Jakarta., 2008. Brosur Inform asi Proyek Peningkatan Diversifikasi Usaha Perikanan. http://www.radmanblog.cn. Diakses Januari 2009.
Gaspersz, V., 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV Arm ico. Bandung. Handayanta, E., 2004. Pengaruh Subtitusi Rum put Raja dengan Pucuk Tebu
dalam Ransum terhadap Performan Sapi Jantan Friesian Holstein. Ilmu Peternakan Jurusan Produksi T ernak Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 49-56
Hart adi, H., S Reksohadiprojo dan A. D. Tillman., 1997. Tabel Kom posisi Pakan untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakart a.
Kart adisastra, H. R., 1997. Penyediaan dan Pengolahan Pakan Ternak Rum inansia. Kanisius. Yogyakart a.
Martawidjaja, M., 1998. Pengaruh T araf Pem berian Konsentrat T erhadap Keragaman Kambing Kacang Betina Sapihan. Dalam Prosiding sem inar Nasional Peternakan dan Veteriner Jilid I. Puslitbang Peternakan, Balitbang, Dept an. Bogor.
Mulyono, S., 1998. Tehnik Pem bibitan Kam bing dan Dom ba. Penebar Swadaya. Jakarta.
Murtidjo, B. A., 1993. Memelihara Dom ba. Kanisius. Yogyakarta.
Palungkun, R., 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). Penebar Swadaya. Jakarta.
Parakkasi, A., 1999. Ilm u Nutrisi dan Makanan Ternak Rum inansia. University Indonesia Press. Jakart a.
Prihatm an, K., 2000. Budidaya Cacing Tanah. Proyek Pengembangan Ekonom i Masyarakat Pedesaan. Bappenas. Jakart a.
27
Ranjhan, S. K., 1980. Anim al Nutrition and Feeding Practise in India. Vikan Publicing House PVT Ltd. New Delhi.
Rasyaf, M., 1996. Memasarkan Hasil Peternakan. Penebar Swadaya. Jakart a Setter, L. D. dan L. L. Slyter., 1974. Effect of Amm onia Concentration on Rum en
Microbial Protein Production In Vitro. Br. J. Nutr. 32:199-208. Siregar, S., 1994. Ransum Ternak Rum inansia. P enebar Swadaya. Jakarta. ., 2002. Penggem ukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakart a.
Subagyo, YBP., 2008. Ilmu Ternak Potong dan Kerja. Laboratorium Produksi T ernak. Jurusan Peternakan. Fakultas Pert anian. Universitas Sebelas Maret. Soenant o, H., 2000. Budidaya Cacing Tanah (Lum bricus rubellus). CV. Aneka. Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret . Surakarta.
Tillman A. D., H. Hartadi, S Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo., 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. University Gadjah
Mada Press. Yogyakarta.
Widyastuti, S.D., Md. Toha, Rasmi Murni dan Suparjo., 1996. Peningkatan Mutu Serat Sawit dan Bagase Tebu Melalui Teknik Amoniasi dan Suplementasi Zeolit serta Kajian Nutrisinya pada Kam bing Jantan. UNS. Surakart a. Wijaya, A., 2007. Pengaruh Im bangan Hijauan dengan Hasil Berbahan Baku
Lim bah Pengolahan Hasil Pertanian dalam Ransum terhadap Penampilan Sapi PFH Jantan. Skripsi S1. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
William son, G dan Payne J. A., 1987. An Intoduction to Animal Husbandry in The Tropics. Longm an Group. London. Dalam Darm adja, D. (edt). 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.