• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR PROMOSO KESEHATAN SOAL SOAL LATIHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DASAR PROMOSO KESEHATAN SOAL SOAL LATIHAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

DASAR PROMOSI KESEHATAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Soal

1. Jelaskan perkembangan atau sejarah perkembangan pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku hingga saat ini lebih familiar disebut sebagai promosi kesehatan

2. Jelaskan pengertian, tujuan, sasaran dan strategi promosi kesehatan

3. Jelaskan yang saudara ketahui tentang konsep belajar dalam promosi kesehatan 4. Jelaskan pengertian media dan metode promosi kesehatan beserta contoh

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi kesehatan yang efektif dan contohnya

6. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi prilaku kesehatan (dari 2 teori yang berbeda)

7. Jelaskan bagaimana sifat umum dan sifat khusus prilaku manusia beserta contohnya

Jawaban

1. Sejarah perkembangan pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku hingga saat ini lebih familiar disebut sebagai promosi kesehata

a. Periode sebelum ilmu pengetahuan, Diketahui dari dokumen-dokumen tertulis bangsa kuno seperti Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma yang mencatat prosedur penanganan penyakit, sistim pembungan limbah, pengaturan air minum, pengaturan sampah, dan lain-lain. Beberapa kerajaan diketahui melakukan peninjauan ke tempat minuman umum, warung makan, dan lain-lain. Pada abad ke-7, tercatat terjadi banyak pandemik, mulai dari pandemik Kolera di Inggris, kemudian menyebar ke Afrika, Asia, khususnya India. Pada abad ke-13 tercatat mulai terjadi wabah Pes dahsyat di Cina dan India. Pada tahun itu dikenal sebagai “the black death” akibat banyaknya jumlah korban. Tahun 1603 penyakit menular mulai mengganas dan menimbulkan wabah seperti Difteri, Tifus dan Disentri. Dari catatan sejarah ini dapat dilihat bahwa masalah kesehatan masyarakat khususnya perkembangan penyakit menular sudah begitu meluas dan dahsyat namun belum dilakukan upaya kesehatan.

ke-20 mulai dikembangkan pendidikan untuk tenaga kesehatan yang profesional. Pada tahun 1893 John Hopkins, mempelopori berdirinya universitas dan didalamnya terdapat Sekolah (Fakultas) Kedokteran, yang mencakup pendidikan Kesehatan Masyarakat didalamnya. Mulai tahun 1908 Sekolah Kedokteran mulai menyebar ke Eropa, Canada dan sebagainya. Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang mempunyai perhatian terhadap kesehatan masyarakat, baik dari universitas maupun dari pemerintah di Kota New York. Pertemuan tersebut menghasilkan Asosiasi Kesehatan Masyarakat Amerika (American Public Health Association).

Belanda melakukan penelusuran angka kematian dan kesakitan dan menemukan penyebab kesakitan akibat sanitasi buruk, sumber air minum tercemar.

Atas usaha Hydrich, kemudian diluncurkan Konsep Bandung (Bandung Plan) yang mengemukakan bahwa layanan kesehatan kuratif dan preventif tidak dapat dipisahkan. Pada tahun 1956, dr. Y. Sulianti mendirikan Proyek Bekasi (tepatnya Lemah Abang) sebagai proyek percontohan atau model pelayanan bagi pengembangan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia dan sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Akhirnya pada tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional, dicetuskan bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah (Departemen Kesehatan) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan, di kota madya atau kabupaten.

2. Pengertian, tujuan, sasaran dan strategi promosi kesehatan

Promosi kesehatan dikenal sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan. Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan atau upaya agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Promosi kesehatan merupakan revitalisiasasi dari pendidikan kesehatan, yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya melakukan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan atau peningkatan determinan kesehatan yang lain.

kesehatan bukan hanya melakukan perubahan perilaku, tetapi juga perubahan atau peningkatan determinan kesehatan yang lain.

Strategi Promosi Kesehatan

Menurut WHO, 1984 adapun strategi dalam promosi kesehatan adalah sebagai berikut : 1) Advocacy (advokasi) ,Advokasi merupakan kegiatan untuk memperoleh

komitmen guna mendukung program-program kesehatan. Advokasi berusaha meyakinkan orang lain tersebut untuk membantu dan mendukung apa yang kita inginkan. Advokasi biasanya dilakukan kepada pembuat kebijakan agar dikeluarkannya peraturan atau undang-undang yang mendukung program kesehatan. Advokasi dapat dilakukan secara formal seperti penyajian dan presentasi isu program yang diinginkan maupun informal seperti silaturahmi kepada pejabat publik.

2) Social support (kemitraan) ,Social support atau kemitraan merupakan kegiatan untuk membina suasana yang kondusif sehingga diperolehnya dukungan sosial terhadap program-program kesehatan. Kemitraan adalah usaha untuk mencari dukungan melalui tokoh-tokoh masyarakat. Tujuannya adalah agar tokoh masyarakat mampu menjadi fasilitator antara sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dan masyarakat sebagai penerima program kesehatan.

3) Empowerment (pemberdayaan) ,Pemberdayaan merupakan kegiatan untuk menumbuhkan gerakan masyarakat guna mewujudkan program-program kesehatan masyarakat. Bentuk pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dalam kegiatan berupa penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan usaha rumahan yang mendukung ekonomi masyarakat.

Menurut Perjanjian Ottawa, 1986 strategi dalam promosi kesehatan sebagai berikut: 1) Kebijakan publik mengenai kesehatan , Strategi yang ditujukan kepada pembuat

kebijakan agar terciptanya kebijakan-kebijakan yang berwawasan atau mendukung kesehatan masyarakat.

mendukung terciptanya perilaku sehat, seperti tersedianya tempat sampah, air bersih, tersedia ruangan untuk merokok, dll.

3) Tata ulang orientasi layanan kesehatan ,Pelayanan kesehatan preventif dan promotif diutamakan, tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan kesehatan bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja, tetapi tanggung jawab semua sektor. Realisasi dari tata ulang layanan kesehatan ini adalah para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus dilibatkan, dan masyarakat turut serta diberdayakan agar ikut berperan dalam menyelenggarakan kesehatan.

4) Personal skills ,Setiap orang dimampukan (terampil) untuk memelihara kesehatannya sendiri. Langkah awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan memberikan pemahaman mengenai cara-cara memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan, dsb.

5) Community action ,Timbulnya gerakan-gerakan atau usaha-usaha masyarakat untuk memelihara kesehatan masyarakat sendiri.

Sasaran Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan memiliki beberapa sasaran yakni :

1) Sasaran primer, yang menjadi sasaran primer adalah masyarakat umum yang dikelompokkan berdasarkan permasalahan kesehatan dan kelompok rentan (berisiko tinggi).

2) Sasaran sekunder, terdiri dari tokoh masyarakat baik formal maupun informal di semua tingkat administrasi pemerintahan.

3. Konsep belajar dalam promosi kesehatan

Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah proses pembelajaran masyarakat tentang kesehatan. Hasil proses pembelajaran tersebut adalah perilaku masyarakat yang baru tentang kesehatan (perilaku sehat). Proses pembelajaran pada prinsipnya adalah leaner oriented atau student oriented. Oleh sebab itu teknologi promosi kesehatan atau teknologi pembelajaran harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat yang belajar tetang kesehatan, bukan kebutuhan petugas kesehatan. Teknologi pembelajaran kesehatan mencakup metoda pembelajaran dan teknik (alat bantu atau media) pembelajaran.

Belajar secara sederhana diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas yang dimaksudkan sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif) dan karsa (psikomotor).

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana (1989), belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut Witherington (1952) menyebutkan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman. Menurut UNESCO, kegiatan belajar dibagi dalam empat pilar utama yaitu :

a. Learning to know, memiliki makna bagaimana belajar, yaitu apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.

b. Learn to do, menekankan perkembangan keterampilan yang berhubungan dengan dunia kerja.

d. Learning to be, menekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahannya dengan kompetensi-kompetensi akan membangun pribadinya secara utuh.

Suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut :

1. Belajar adalah perubahan tingkah laku

2. Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman bukan karena pertumbuhan.

3. Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

Perubahan yang menjadi ciri khas dalam proses belajar antara lain : 1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

3. Perubahan yang fungsional

4. Perubahan yang bersifat positif dan aktif

5. Perubahan yang bersifat pemanen.

6. Perubahan yang bertujuan dan terarah.

4. Media dan metode promosi kesehatan beserta contoh

Metode Promosi Kesehatan

Metode merupakan cara yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan atau promosi kesehatan. Metode promosi kesehatan adalah cara dan media (teknik) yang sistematik dalam proses pembelajaran masyarakat secara keseluruhan untuk memperoleh perubahan perilaku kesehatan secara cepat dan akurat. Berdasarkan sasarannya, metode promosi kesehatan dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Metode pembelajaran individual ,Bentuk metode pembelajaran individual adalah dengan cara konseling, dimana promotor kesehatan dan sasaran dapat berkomunikasi secara langsung. Metoda ini sangat efektif karena adanya dialog interaktif antar kedua belah pihak, meskipun tidak efisien.

2) Metode pembelajaran kelompok ,Sasaran kelompok dibagi menjadi dua yaitu: a. Kelompok besar , Merupakan promosi kesehatan yang melibatkan banyak

orang, lebih kurang 15 sampai dengan 50 orang. Metode untuk kelompok besar dapat dilakukan melalui ceramah atau seminar.

b. Kelompok kecil , Kelompok kecil terdiri dari mulai 6 – 15 orang. Metode yang dilakukan melalui diskusi kelompok, curah pendapat (brain strorming), bermain peran (role play), permainan simulasi (simulation games).

3) Metoda pembelajaran massa ,Sasaran pembelajaran massa adalah massa atau publik secara luas, secara massal, kepada masyarakat yang heterogen latar belakangnya. Menyampaikan pesan-pesan kesehatan secara massa dapat dilakukan melalui :

a. Ceramah umum (public speaking) , Memberikan ceramah umum dapat dilakukan di tempat-tempat umum seperti lapangan.

b. Talk show dan diskusi interaktif dalam radio dan televise ,Penyampaian pesan kesehatan melalui radio dan televisi merupakan media yang efektif karena dapat menjangkau masyarakat luas.

d. Artikel-artikel kesehatan di dalam media cetak (koran, tabloid, dan majalah). Pesan kesehatan di media cetak dapat berupa artikel kesehatan, komik, tanya jawab, dan sebagainya.

e. Billboard, spanduk, poster yang dipasang disepanjang jalan. Pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan menggunakan billboard untuk di luar ruangan, di jalan, dan sebagainya untuk menyasar masyarakat secara luas. f. Penyebaran leaflet, booklet, dan flyer. Leaflet, booklet dan flyer digunakan

untuk menyampaikan media kesehatan untuk perorangan, atau kelompok , yang mudah dibawa, disebarluaskan, dapat digunakan diluar ruangan maupun didalam ruangan.

Media promosi kesehatan

Media adalah semua sarana atau alat bantu yang digunakan untuk pelaksanakan pendidikan atau promosi kesehatan. Media atau alat bantu promosi atau pembelajaran kesehatan adalah alat (teknologi) yang digunakan untuk menyampaikan materi atau bahan pembelajaran atau pesan kesehatan kepada masyarakat. Manfaat media promosi kesehatan diantaranya adalah :

1. Menimbulkan minat dan perhatian sasaran

2. Dapat mencapai sasaran yang lebih banyak (besar).

3. Membantu dalam mengatasi hambatan dalam pemahaman.

4. Mempermudah menyampaikan pesan-pasan kesehatan

5. Mendorong keinginan sasaran untuk lebih memahami atau mendalami pesan-pesan.

Media promosi kesehatan disusun berdasarkan prinsip bahwa makin banyak indera yang digunakan untuk menerima pesan atau informasi kesehatan, makin tinggi atau jelas dalam memahami pesan yang diterima. Teknologi promosi kesehatan dalam bentuk media merupakan sumber belajar masyarakat tentang kesehatan. Masyarakat belajar tentang kesehatan dari berbagai macam sumber belajar, antara lain:

1. Penyiaran radio dan televisi

2. Koran atau majalah yang memuat artikel kesehatan

3. Leaflet, selebaran, dan booklet yang dibagikan oleh petugas kesehatan.

4. Poster, spanduk, bill board, umbul-umbul yang dipasang di Puskesmas, kantor kelurahan, sisi-sisi jalan, dan sebagainya.

5. Ceramah atau penyuluhan dari petugas kesehatan atau petugas yang lain.

Jenis-Jenis Media Promosi Kesehatan Media promosi kesehatan dapat dibagi berdasarkan :

1) Berdasarkan penangkapan indera:

a. Media (alat) bantu lihat (visual aids) , Alat yang diproyeksikan, misalnya: slide dan film strip Alat yang tidak diproyeksikan

i. Dua dimensi, misalnya gambar, bagan ii. Tiga dimensi, misalnya, boneka, model b. Media (alat) bantu dengar (audio aids)

i. Radio kaset ii. CD

c. Media (alat) bantu dengar dan lihat (Audio-Visual Aids = AVA) i. Televisi

ii. Film

iii. Video kaset, VCD 2) Berdasarkan teknik penyajian pesan

a. Media cetak : booklet, leaflet, flyer, poster, foto, dsb

c. Media papan:bill board 3) Berdasarkan penempatannya:

a. Media di dalam ruang: digunakan atau dipasang dalam ruangan b. Media di luar ruang : digunakan atau dipasang diluar ruangan.

5. Komunikasi kesehatan yang efektif dan contohnya

Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran atau media tertentu pada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens dgn maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.

Penerapan proses komunikasi dalam program kesehatan, dengan tujuan agar masyarakat memperoleh pesan-pesan (informasi) tentang kesehatan (cara memelihara dan meningkatkan) kesehatannya : 1. Berperilaku hidup sehat (healthy behavior): preventif dan promotif 2. Mencari penyembuhan atau pengobatan dan pemulihan secara tepat(health seeking behavior): kuratif dan rehabilitatif. Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi pada umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai isu yang berhubungan dengan kesehatan.

Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud. Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang– bidang seperti program–program kesehatan nasional dan dunia, pencegahan penyakit, kebijakan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam kesehatan, promosi kesehatan, dan rencana kesehatan publik.

dengan klien. Komunikasi kesehatan dipandang sebagai bagian dari bidang–bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik dalam hal pelayanan kesehatan. Secara umum komunikasi kesehatan meliputi dua unsur, yaitu :

1) Proses komunikasi manusia (human communication ) , Komunikasi antar manusia merupakan proses komunikasi antar individu dengan individu demi mengatasi masalah kesehatan. Komunikasi antar manusia melibatkan interaksi antar kedua belah pihak, dinamis, melibatkan perasaan dan sikap manusia. Komunikasi kesehatan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi antar manusia. Komunikasi yang sama dgn komunikasi pada umumnya, yaitu ada komunikator kesehatan, komunikan, pesan, media, efek, ada konteks komunikan kesehatan. 2) Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan yang

berkaitan dengan kesehatan. Pemanfaatan media dan tehnologi komunikasi dan teknologi informasi dalam penyebarluasan informasi kesehatan. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungannya. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan pasien diklinik, self help groups, mailings, hotlines, kampanye media massa hingga penciptaan peristiwa.

6. Factor-faktor yang mempengaruhi prilaku kesehatan

Perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green and Ottoson, 1998). Perubahan perilaku dapat dicapai melalui :

a. Pendidikan (education) , Melalui pendidikan akan tercipta perubahan perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran. Hasil dari pendidikan kesehatan adalah sebuah kesadaran jangka panjang (lifelong) namun memerlukan jangka waktu yang lama.

kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut.

Menurut Lawrence Green (1980), perilaku ditentukan oleh tiga faktor :

a. Faktor predisposisi (predisposing factors) , Adalah faktor-faktor yang dapat mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku, seperti pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat terhadap apa yang akan dilakukan. Contoh faktor predisposisi adalah kepercayaan dan tradisi masyarakat yang bertentangan dengan perilaku hidup sehat. Upaya promosi kesehatan terhadap predisposisisi faktor diberikan dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan. Upaya ini ditujukan untuk meluruskan tradisi-tradisi, kepercayaan yang bertentangan dengan perilaku tidak sehat.

b. Faktor pemungkin (enabling factors) Adalah faktor-faktor pemungkin atau pendukung perilaku seperti fasilitas, sarana atau prasarana yang mendukung atau memfasilitasi seseorang atau masyarakat. Agar masyarakat mempunyai perilaku sehat maka fasilitas, sarana dan prasarana haruslah terjangkau. Upaya promosi kesehatan pada faktor pemungkin dilakukan melalui masyarakat. Upaya ini diharapkan dapat menfasilitasi individu atau masyarakat untuk berperilaku sehat. Intervensi yang diberikan bukan berupa penyediaan sarana dan prasarana, namun memberikan kemampuan sebagai pendukung berperilaku sehat.

7. Sifat umum dan sifat khusus prilaku manusia beserta contoh Sifat umum Prilaku manusia

Perilaku manusia adalah hasil dari segala pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya. Perilaku terbentuk karena respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks terkadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang sehingga menerapkan perilaku tertentu.

Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas, yang merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam gejala seperti perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan, dan fantasi. Tiap gejala kejiwaan tersebut jarang berdiri sendiri. Gejala itu muncul bersama-sama dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu perilaku manusia selalu kompleks. Gejala-gejala jiwa yang saling mempengaruhi dalam bentuk perilaku manusia tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Perhatian , Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek. Perhatian merupakan banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Macam-macam perhatian adalah sebagai berikut:

i. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi: 1) Perhatian intensif 2) Perhatian tidak intensif.

ii. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi: 1) Perhatian spontan (perhatian tidak sekehendak, tidak disengaja). 2) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif).

iii. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi: 1) Perhatian terpencar (distributive) 2) Perhatian terpusat (konsentratif)

c. Tanggapan , Setelah melakukan pengamatan (melihat, mendengar, membau, dsb) maka akan terjadi gambaran yang tinggal dalam ingatan. Gambaran yang tinggal dalam ingatan inilah yang disebut tanggapan. Tanggapan ini akan berpengaruh terhadap belajar individu pada waktu kemudian. Tanggapan ini akan mempengaruhi perilaku manusia secara umum. Linschoten mengemukakan bahwa menanggap adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu perbuatan tanpa hadirnya objek fungsi primer yang merupakan dasar dari modalitas tanggapa tersebut (Kohn-Stam, 1955 : 106) Terdapat tiga macam tanggapan yaitu tanggapan masa lampau atau tanggapan ingatan, tanggapan masa datang atau antisipasi dan tanggapan masa kini.

d. Fantasi , Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan-tanggapan yang telah ada. Tanggapan-tanggapan baru ini tidak harus sama dengan tanggapan yang telah ada. Fantasi dapat pula dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajiner, melampaui dunia riil. Fantasi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu: Fantasi tak disadari , adalah fantasi yang terjadi dengan tak disengaja, jadi orang melampaui dunia riil dengan tak disengaja. Fantasi disadari yaitu fantasi yang terjadi dengan disengaja, dan ada usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajiner.

e. Ingatan ,Ingatan adalah kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Secara teori, ingatan dibedakan karena tiga aspek dalam berfungsinya ingatan yaitu mencamkan (menerima kesan-kesan), menyimpan kesan-kesan dan memproduksikan kesan-kesan. Ingatan yang baik mempunyai sifat berikut:

i. Cepat, artinya mudah menerima kesan-kesan yang diterima. Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa menjumpai kesukaran. Setia, artinya apa yang telah diterima akan disimpan baik dan tidak akan berubah. Apa yang telah diterima akan disimpan sebaik mungkin, tak akan berubah-ubah sehingga tetap cocok dengan keadaan waktu menerimanya.

iii. Siap, artinya demgan mudah dapat memproduksi hal-hal yang telah diterima dan disimpan.

f. Berfikir ,Berfikir adalah aktivitas yang sifatnya idealistis yang mempergunakan abstraksi (idea). Dalam berfikir, orang meletakkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya yang berupa pengertian-pengertian. Berfikir adalah kelangsungan tanggapan– tanggapan dimana subjek yang berfikir pasif. Plato beranggapan bahwa berfikir adalah berbicara dalam hati. Plato juga menjelaskan bahwa berfikir merupakan aktivitas ideasional. Proses berfikir secara umum dibagi menjadi tiga langkah :

i. Pembentukan pengertian ,Pengertian logis dibentuk melalui analisis ciri dari sejumlah objek sejenis, membandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan perbedaan dan persamaan dan mengabstraksikan dengan cara membuang ciri-ciri yang tidak hakiki.

ii. Pembentukan pendapat , Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu pendapat afirmatif atau positif yang menyatakan iya secara tegas terhadap suatu keadaan, pendapat negatif yang menerangkan sifat tidak setuju terhadap suatu keadaan dan pendapat modalitas atau ke-barangkali-an yaitu menyatakan sifat ragu-ragu terhadap suatu kondisi.

iii. Penarik kesimpulan atau pembentukan keputusan ,Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada.

g. Motif , Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati. Yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut.

h. Perasaan 

ii. Perasaan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan jasmani pada umumnya

iii. Perasaan-perasaan rohaniah Sifat Khusus Perilaku Manusia

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Dari sifatnya, faktor yang membedakan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Pendekatan tersebut dapat dijelaskan dari penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan, sebagaimana dijelaskan berikut :

1. Penekanan ,Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku , Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan psikoanalitis,perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

 

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang dimaksud dengan icon?dan contonya1. Apa fungsi

Ragam bahasa yang bersifat lugas arus digunakan dalam artikel, karya ilmiah, dan laporan penelitian.. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa yang

Jelaskan contoh presentation layer dan bagaimana cara bekerja-nya6. Jelaskan perbedaan Half Duplex dan Full Duplex,

Jelaskan Apa yang dimaksud system terbuka dan system tertutup dan jelaskan juga komponen system informasi3. (Nilai

Jelaskan yang dimaksud dengan TTKI dan sebutkan aspek apa saja yang.. dibahas dalam kegiatan

Sebutkan dan jelaskan empat dimensi informasi yang harus dipertimbangkan oleh manajer4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan gaya dari manajer dalam

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika penegakkan hukum yang berkeadilan sebagaimana tercantum dalam Ketetapan MPR Nomor VI/MPR/2001! Jawaban: Rumusan yang memuat

Jelaskan apakah yang dimaksud dengan K3 dalam suatu pekerjaan industri..