• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 20112012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 20112012"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL

SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

FITRIA

K8408004

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Fitria

NIM : K8408004

Jurusan/Program Studi : P.IPS/ Pendidikan Sosiologi Antropologi

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul

BILINGUAL SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN

ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Yang membuat pernyataan

(3)

commit to user

iii

EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL

SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

FITRIA

K8408004

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(4)

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Juni 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Basuki Haryono, M.Pd Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd

(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 14 Juni 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Slamet Subagya, M.Pd

Sekretaris : Dra. Siti Rochani Ch, M.Pd

Anggota I : Drs. Basuki Haryono, M.Pd

Anggota II : Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si

(6)

commit to user

vi

MOTTO

Betapa banyak orang yang gagal dengan mudah mengatakan sudah

takdir, tanpa mengevaluasi dirinya

(Peneliti)

Semua orang pasti mati, tapi tidak semua benar-benar hidup,

Beri makna dalam kehidupan kita

(Asma Nadia)

Beri diri kesempatan untuk bercermin dan melakukan evaluasi

(Peneliti)

Sebaik-baik pendosa, adalah yang salah lalu segera berubah

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:

Ibu dan Bapak

Terimakasih untuk limpahan doa yang selalu ada di setiap hela nafas,

limpahan cinta dan kasih sayang, limpahan materi, pengorbanan dan kerja

keras yang tiada henti.

Mbak Tiar dan Iqbal

Terimakasih untuk kasih sayang, semangat yang selalu mendorongku

untuk menyelesaikan karya ini, iringan tangis, tawa, canda, dan bahagia

yang selalu aku rasakan di saat aku terjatuh hingga bisa bangkit lagi.

Dipta, Vani, Erva, Neni, Fitshol, dan Rahmatika

Terimakasih untuk semangat, saran, dan persahabatan kita selama ini.

Teman-Teman Sosiologi Antropologi 2008

(8)

commit to user

viii

ABSTRAK

Fitria. EVALUASI PROGRAM KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1

SELOGIRI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.

Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui pelaksanaan program kelas Bilingual SMPN 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/ 2012, 2) Mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program kelas Bilingual tahun pelajaran 2011/2012 dengan model context, input, process, product (CIPP), 3) Menyampaikan rekomendasi kebijakan terhadap program kelas Bilingual di SMPN 1 Selogiri dengan model

context, input, process, product (CIPP).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian evaluatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data diperoleh dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Informan dari penelitian ini adalah kepala program Bilingual, siswa Bilingual, guru mata pelajaran Bilingual, kepala sekolah, pengurus komite sekolah, dan alumni Bilingual. Teknik sampling (cuplikan) dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Analisa data yang digunakan adalah analisa data interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program Bilingual SMPN 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 berjalan cukup baik. Pihak sekolah melakukan perbaikan dari tahun ke tahun yang meliputi perbaikan sistem perekrutan siswa dan penambahan sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Meskipun terdapat hambatan dalam pelaksanaannya, pihak sekolah mampu mengatasinya dengan cepat dan tepat sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar di kelas Bilingual.

Simpulan penelitian ini adalah hasil evaluasi program dengan menggunakan model context, input, process, dan product (CIPP) pada program kelas Bilingual berjalan dengan cukup baik. Kebijakan yang direkomendasikan adalah melanjutkan program dengan beberapa langkah perbaikan yaitu tetap bekerja sama dengan LPK Baroto Wiyoto dan melakukan pengelolaan pendanaan yang lebih efektif dan efisien.

(9)

commit to user

ix

ABSTRACT

Fitria. AN EVALUATION ON BILINGUAL CLASS PROGRAM OF SMP NEGERI 1 SELOGIRI WONOGIRI IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. June 2012.

This research aims 1) to find out the implementation of bilingual class program in SMPN (Public Junior High School) 1 Selogiri in the school year of 2011/2012, 2) to find out the result of evaluation on the Bilingual class program implementation in the school year of 2011/2012 using context, input, process, product (CIPP), and 3) to give recommendation of policy to the bilingual class program in SMPN 1 Selogiri using context, input, process, product (CIPP).

This research used an evaluative research method using qualitative approach. The data source obtained was obtained from informant, place and event as well as document. The informant of research consisted of bilingual program chairperson, bilingual students, teacher of bilingual subject, headmaster, school committee administrator, and bilingual alumni. The sampling technique used in this research was purposive sampling one. Technique of collecting data used was interview, observation, and document analysis. The data was analyzed using an interactive data analysis.

The result of research showed that the implementation of bilingual program in SMPN 1 Selogiri in the school year of 2011/2012 had worked well. The school had made improvement over years including that in student recruitment system and infrastructure to support the teaching-learning activity. Despite some obstacles in its implementation, the school could cope with them quickly and appropriately so that they did not disturb the teaching-learning process in bilingual class.

The conclusion of research was that the result of program evaluation using context, input, process, and product (CIPP) in Bilingual class program had worked well. The policy recommended was to continue the program with some improvement measures such as keep cooperative with LPK Baroto Wiyoto and to manage the fund more effectively and efficiently.

(10)

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT atas segala

limpahan rahmat-Nya, sehingga proses penelitian dan penyusunan skripsi ini

berjalan dengan cukup baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan

pada junjungan kita Rasullulah SAW. Selama masa penyelesaian skripsi ini,

cukup banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan, berkat karunia Allah SWT

dan peran berbagai pihak, kesulitan yang timbul dapat diatasi. Tidak lupa, ucapan

terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Drs. H. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Drs. H. M.H. Sukarno, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Sosiologi

Antropologi, yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Drs. Basuki Haryono, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

motivasi, nasehat, masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Noor Muhsin Iskandar, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah

memberikan ide, masukan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

6. Seluruh Dewan Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS.

7. Ibu Sunarti selaku kepala Tata Usaha SMP Negeri 1 Selogiri yang telah

memberikan kemudahan dalam perizinan untuk penelitian ini.

8. Teman-teman Prodi Sosiologi Antropologi angkatan 2008 yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Semoga segala amal baik dan keikhlasan membantu peneliti mendapatkan

balasan dari Allah SWT dan semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juni 2012

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN ... ii

PENGAJUAN ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C.

D. Manfaat Penel 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

(12)

commit to user

xii

1. Evaluasi Program ... 5

a. Pengertian Evaluasi ... 5

b. Pengertian Program ... 6

c. Pengertian Evaluasi Program ... 7

2. Tujuan Evaluasi Program ... 8

3. Fungsi Evaluasi Program ... 9

4. Syarat- .. 10

5. .. 11

6. Pembelajaran . 18

7. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Na 20 B. Kerangka 20

BAB III. METODEPENELITIAN ... 23

A. Tempat danWaktu Penelitian ... 23

1. Tempat Penelitian ... 23

2. Waktu Penelitian ... 23

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 24

C. Data dan Sumber Data .. ... 24

D. Teknik Sampling (Cuplikan) ... 26

E. Pengumpulan Data ... 27

F. Uji Validitas Data ... 29

G. Analisis Data ... 30

1. Reduksi Data ... 30

2. Penyajian Data ... 31

3. Penarikan Kesimpulan ... 31

H. Prosedur Penelitian ... 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34

1. Profil SMP Negeri 1 Selogiri ... 34

(13)

commit to user

xiii

B. Deskripsi Temuan Penelitian ... 39

1. Pelaksanaan Program Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 39

2. Hasil Evaluasi Program dengan Metode Context Input Process Product (CIPP) ... 46

a. Kebutuhan yang Belum Terpenuhi ... 46

b. Tujuan yang Ingin Dicapai ... 47

c. Kondisi Lingkungan ... 48

d. Sumber-Sumber yang Ada ... 49

e. Kemampuan Subyek dalam Menunjang Program ... 49

f. Strategi Untuk Menc 50 g. Kegiatan 50 h. Kem 51

i. Pemanfaatan Sar 52 j. Pengaruh 53 k. Keunggul 53 3. Kebijakan yang Direkomendasikan Berdasarkan Hasil Evaluasi ... 54

C. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi ... 64

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Matrix Indikator CIPP Menurut Para Ahli 16

2. 18

3. Rincian Waktu Penelitian .. 23

4. . 36

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. 22

2. 30

3. 32

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Interview Guide 69

2. Field Note 72

3. Daftar Siswa Bilingual 96

4. Foto Penelitian 100

5. Surat Keputusan Dekan FKIP tenta 106

6. Surat Permohonan Izin Menyusun 107

7. Surat Permohonan Izin 108

(18)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi kemampuan daya saing yang kuat dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi, manajemen dan sumber daya manusia. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua

aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi memberikan sumbangan yang

besar bagi terciptanya globalisasi, karena dengan teknologi informasi batas

wilayah antar negara sudah tidak ada lagi, akibatnya manusia dituntut untuk bisa

survive dalam era persaingan yang semakin ketat. Upaya peningkatan sumber

daya manusia (SDM) harus dilakukan melalui peningkatan kompetensi manusia

Indonesia yang prima sehingga siap hidup di peradapan global agar tidak terjadi

ketertinggalan yang jauh dengan negara lain yang pada akhirnya akan berdampak

pada lemahnya daya saing bangsa Indonesia.

Peningkatan SDM dalam dunia pendidikan diperlukan adanya sekolah

yang berkualitas, tidak hanya sekolah yang mengembangkan keunggulan lokal

melalui penyediaan tenaga-tenaga terdidik, tetapi perlu juga menyikapi

tersedianya satuan pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang siap

bersaing di dunia internasional. Proses pendidikan telah dipandang sebagai salah

satu unsur yang rentan pengaruh dari kondisi global. Menghadapi kondisi

semacam itu, bangsa Indonesia memerlukan kemampuan yang tinggi untuk

mengelola berbagai dampak dari perkembangan global terhadap pendidikan

Indonesia. Atas dasar itu program pendidikan harus dibuat dengan kualitas yang

baik, sebab hal ini akan membawa implikasi yang baik pula terhadap bangsa

Indonesia untuk berkompetisi secara luas dalam forum internasional.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tertinggalnya perkembangan dunia

pendidikan Indonesia. Salah satunya, meski hanya persoalan teknis, adalah bahasa

Inggris. Lemahnya penguasaan bahasa Inggris tersebut mengindikasikan kurang

berhasilnya pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Bukan berarti meninggalkan

bahasa Indonesia dan menggantikannya dengan Bahasa Inggris, akan tetapi

(19)

commit to user

pendidikan. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Ini berarti bahwa Bahasa

Inggris digunakan sebagai alat komunikasi secara internasional. Segala kegiatan

yang bersifat internasional seperti konggres, konferensi, olimpiade dan

perdagangan dunia diselenggarakan dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris.

Pendidikan pada era global memegang peranan yang sangat penting dan

strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten

dalam bidangnya, untuk mewujudkan masyarakat maju dan bersaing dalam

menjawab tantangan global. Melihat hal tersebut, pemerintah yang diberi

kewajiban oleh konstitusi negara dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan

dengan terus menerus memberikan pelayanan yang berkualitas dan mudah diakses

dalam mewujudkan tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Keberadaan kelas bilingual yang proses pembelajarannya menggunakan dua

bahasa pengantar yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris diharapkan bisa

menjadi jawaban bagi permasalahan dalam upaya meningkatkan daya saing

manusia Indonesia di dunia internasional. (Tri Murwaningsih, 2009: 91)

Dalam rangka mengemban amanat Undang-Undang No 20 Tahun 2003

dan PP No 19 Tahun 2005 serta dengan mempertimbangkan berbagai alasan

sebagaimana dijelaskan di atas, Pemerintah mengadakan Bilingual Teaching

System In Class pada sekolah sekolah yang berprestasi sekaligus sebagai

Rintisan Sekolah Berbasis Internasional. Sekolah Bertaraf Internasional adalah

Sekolah Nasional baik jenjang Pendidikan Dasar maupun jenjang Pendidikan

Menengah yang menyiapkan peserta didiknya berstandar Nasional Pendidikan

(SNP) Indonesia dan tarafnya Internasional, sehingga menghasilkan lulusan yang

handal, mempunyai daya saing Internasional tetapi tidak meninggalkan ciri khas

Bangsa Indonesia yang berbudi pekerti luhur, jujur dan mempunyai jiwa

patriotisme yang tinggi.

Menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat, SMP Negeri 1 Selogiri

mulai membuka kelas program bilingual pada tahun pelajaran 2007/2008. Seleksi

siswa baru dilakukan dengan test tertulis dan lisan untuk mengetahui kemampuan

bahasa Inggris siswa tingkat awal. Dalam pelaksanaannya terdapat masalah dan

(20)

commit to user

3

Perlu adanya evaluasi untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan program

ini dan hasil dari evaluasi program dapat digunakan sebagai umpan balik dan

dasar pertimbangan pengambilan keputusan. Dengan adanya evaluasi dapat

memberikan informasi untuk membantu perbaikan dan pengembangan program

tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan

melakukan penelitian mengenai Evaluasi Program Kelas Bilingual SMP Negeri

1 Selogiri Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis

mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri

tahun pelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah evaluasi program kelas bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun

pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan model Context, Input, Process,

Product (CIPP)?

3. Bagaimanakah kebijakan yang direkomendasikan berdasar hasil evaluasi

tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan program kelas Bilingual SMP Negeri 1 Selogiri

tahun pelajaran 2011/2012

2. Mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan program kelas Bilingual SMP Negeri

1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012 dengan model Context, Input, Process,

Product (CIPP)

3. Menyampaikan rekomendasi kebijakan terhadap program kelas Bilingual di

SMP Negeri 1 Selogiri dengan model Context, Input, Process, Product

(CIPP)

D. Manfaat Penelitian

(21)

commit to user

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengambilan

kebijakan serta menambah dan mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan dan

teknologi khususnya tentang evaluasi program.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi gambaran mengenai pelaksanaan program kelas bilingual SMP

Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011/2012.

b. Mengetahui hasil dari evaluasi pelaksanaan program SMP Negeri 1 Selogiri

tahun pelajaran 2011/2012 .

c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis, pembaca, dan

pihak-pihak yang terkait dalam program kelas bilingual.

d. Masukan dan sumbangan pemikiran kepada pihak-pihak terkait dengan

(22)

commit to user

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Evaluasi Program

a. Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti penilaian. Definisi

evaluasi dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan

Gerald W. Brown dalam Sudijono (2008 Evaluation refer to the act or process

to determining the value of something (hlm.1), maka istilah evaluasi itu

menunjuk kepada atau mengandung pengertian, suatu tindakan atau proses untuk

menentukan nilai dari sesuatu. Stufflebeam dalam Arikunto (2010) berpendapat

informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambilan keputusan dalam

(hlm. 2).

Ralph Tyler dalam Tayibnapis menyatakan evaluas

menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai . Di

samping itu Tayibnapis juga mengutip pendapat Maclcom dan Provus pencetus

Discrepancy Evaluation,

standar untuk

Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sampai di manakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Apabila tujuan yang hendak dicapai secara bertahap, maka dengan evaluasi yang berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakah yang sudah dapat diselesaikan, tahapan manakah yang berjalan dengan mulus, dan mana pula tahapan yang mengalami kendala dalam pelaksanannya ( Sudijono, 2008: 7-9).

Definisi evaluasi disampaikan oleh Parlett dan Hamilton dalam Sudjana

(2006) Evaluasi adalah kegiatan menggambarkan dan

menginterpretasi konteks yang lebih luas di mana program berfungsi (hlm. 19).

Di samping itu Sudjana juga mengutip pendapat Scriven dan Glas, luasi

(23)

commit to user

Dari beberapa pendapat di atas dapat Penulis simpulkan bahwa evaluasi

adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat

dalam mengambil sebuah keputusan.

b. Pengertian Program

Ada dua pengertian untuk istilah program, yaitu pengertian secara khusus

dan umum. Menurut pengertian secara umum, program dapat diartikan sebagai

rencana. Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi program maka

program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan

realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang

berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan

menentukan program, yaitu (1) realisasi atau implementasi kebijakan, (2) terjadi

dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan,

(3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan

Abdul Jabar, 2010: 4). Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggal yang dapat

diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang

berkesinambungan karena melaksanakan suatu kebijakan.

Program adalah rangkaian kegiatan sebagai realisasi dari suatu kebijakan.

Apabila suatu program tidak dievaluasi maka tidak dapat diketahui bagaimana dan

seberapa tinggi kebijakan tang sudah dikeluarkan dapat terlaksana. Informasi yang

diperoleh dari kegiatan evaluasi sangat berguna bagi pengambilan keputusan dan

kebijakan lanjut dari program., karena dari masukan hasil evaluasi program itulah

para pengambil keputusan akan menentukan tindak lanjut dari program yang

sedang atau telah dilaksanakan.

Program merupakan sistem, sedangkan sistem adalah satu kesatuan dari

beberapa bagian atau komponen program yang saling terkait dan bekerja sama

satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dalam sistem. Dalam

penelitian evaluasi penting sekali bagi peneliti untuk dapat berfikir sistemik, yaitu

berpandangan bahwa program yang akan dievaluasi merupakan kumpulan dari

(24)

commit to user

7

ah bagian

bagian menunjukkan nafas penting dari kete

Abdul Jabar, 2010: 10). Mungkin orang lebih senang menggunakan istilah

untuk masing-masing program tidak sama, sangat tergantung dari tingkat

kompleksitas program yang bersangkutan.

c. Pengertian Evaluasi Program

Menurut Fernandes (1984) pemikiran secara serius tentang evaluasi

program dimulai sekitar tahun delapan puluhan. Sejak tahun 1979_an telah terjadi

perkembangan sehubungan dengan evaluasi program. Makna dari evaluasi

program itu sendiri mengalami proses pemantapan. Tyler (1950) mengatakan

evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan

sudah dapat terealisasikan. Definisi yang lebih diterima masyarakat luas

dikemukakan oleh dua orang ahli evaluasi, Cronbach (1963) dan Stufflebeam

(1971), mengemukakan bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan

informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Sehubungan dengan

definisi tersebut The Standford Evaluation Consorsium Group menegaskan bahwa

meskipun evaluator menyediakan informasi, evaluator bukanlah pengambil

keputusan tentang suatu program (Cronbach, 1982). Arikunto dan Abdul Jabar

(2010)

(hlm. 17).

Kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pengambil keputusan belum tentu

dapat direalisasikan dengan baik sesuai dengan jiwa kebijakan. Untuk mengetahui

seberapa jauh dan bagian mana dari tujuan yang sudah tercapai, dan bagian mana

yang belum tercapai serta apa penyebabnya, perlu adanya evaluasi program.

Tanpa ada evaluasi, keberhasilan dan kegagalan program tidak dapat diketahui.

Alkin dalam Sudjana (2006) mendefinisikan,

(25)

commit to user

pengambil keputusan dalam menentukan berbagai alternatif pilihan untuk menetapkan keputusan (hlm.20).

Mugiadi dalam Sudjana

upaya pengumpulan informasi mengenai suatu program, kegiatan atau proyek.

Informasi yang dikumpulkan harus memenuhi persyaratan ilmiah, praktis, tepat

guna, dan sesuai dengan nilai yang mendasari dalam setiap pengambilan

(2006: 21). Evaluasi program dapat dipahami sebagai kegiatan untuk

merespon suatu program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.

Dari uraian tersebut dapat Penulis simpulkan dalam sebuah definisi

sebagai berikut, Evaluasi program adalah upaya untuk mengetahui tingkat

keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan dengan cara mengetahui

efektivitas masing-masing komponennya.

Sudjana (2006) mengemukakan batasan evaluasi program mengandung

tiga unsur penting yaitu:

1) Kegiatan sistematis; mengandung makna bahwa evaluasi program dilakukan

melalui prosedur yang tertib berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.

2) Data; data yang dikumpulkan, sebagai fokus evaluasi program, diperoleh

melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian dengan menggunakan pendekatan, model, metode dan teknik ilmiah.

3) Pengambilan keputusan; data yang disajikan itu akan bernilai apabila

menjadi masukan berharga untuk proses pengambilan keputusan tentang alternatif yang akan diambil terhadap program (hlm. 21).

2. Tujuan Evaluasi Program

Ada dua macam tujuan evaluasi, yaitu tujan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan

khusus diarahkan pada masing-masing komponen.

adalah ingin mengetahui seberapa efektif program sudah dilaksanakan, sedangkan

tujuan khususnya adalah mengetahui seberapa tinggi kinerja masing-masing

komponen sebagai faktor penting yang mendukung kelancaran proses dan

Abdul Jabar, 2010: 19)

Tujuan dari diadakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui

pencapaian tujuan program dengan langkah mengetahui keterlaksanaan kegiatan

(26)

commit to user

9

seseorang tentang evaluasi. Konsep seseorang tentang evaluasi dipengaruhi oleh

pandangan filosofis seseorang tentang posisi evaluasi sebagai suatu bidang kajian

dan sebagai suatu profesi. Terkadang tujuan tersebut tercantum secara jelas, tetapi

terkadang tidak tercantum dalam definisi yang dikemukakan.

Hasan (2008) mengemukakan tujuan evaluasi sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi mengenai pelaksanaan pengembangan sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.

2) Menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan suatu program serta faktor-faktor yang berkonstribusi dalam suatu lingkungan tertentu. 3) Mengembangkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang dapat

digunakan dalam upaya perbaikan program.

4) Memahami dan menjelaskan karakteristik suatu program dan pelaksanaan suatu program (hlm. 42-43).

Keempat tujuan evaluasi di atas berbeda-beda satu sama lainnya. Keempat

tujuan evaluasi yang dikemukakan di atas bukanlah merupakan suatu keutuhan

dan harus digunakan oleh setiap kegiatan evaluasi. Tujuan tersebut di atas

terpisah, dan suatu kegiatan evaluasi dapat memilih salah satu tujan atau

gabungan dari beberapa tujuan tersebut.

3. Fungsi Evaluasi Program

Scriven (1967) memformulasikan fungsi evaluasi dalam istilah formatif

dan sumatif. Dia merupakan orang pertama yang mengkonseptualisasikan fungsi

evaluasi dalam fungsi formatif dan fungsi sumatif. Menurut Scriven dalam Hasan

(2008

pertimbangan yang berkenaan dengan upaya memperbaiki suatu program,

sedangkan fungsi sumatif adalah fungsi untuk memberikan pertimbangan terhadap

hasil pengembangan program (hlm. 47). Fungsi formatif ini hanya dapat

dilaksanakan ketika evaluasi itu berkenaan dengan proses dan bukan pada hasil.

Informasi atau data dari hasil program dapat digunakan untuk memperbaiki proses

pada waktu konstruksi maupun pada waktu implementasi program. Sebaliknya,

fungsi sumatif tidak dapat diterapkan ketika program masih berproses atau masih

cair.

Tiga macam fungsi pokok evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses

(27)

commit to user

1) Mengukur kemajuan

2) Menunjang penyusunan rencana

3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali (hlm. 8).

4. Syarat-Syarat Evaluasi Program

Sejalan dengan pengertian yang terkandung di dalamnya, maka evaluasi

evaluatif memiliki ciri-ciri dan persyaratan sebagai berikut:

a) Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang

berlaku bagi penelitian pada umumnya

b) Dalam melaksanakan evaluasi peniliti harus berfikir secara sistematis,

yaitu memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang

terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu

sama lain dalam menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang

dievaluasi

c) Perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai

faktor penentu bagi keberhasilan program

d) Menggunakan standar, criteria atau tolak ukur sebagai perbandingan

dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk

mengambil kesimpulan

e) Kesimpulan hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau

rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah

ditentukan

f) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata

secara rinci maka perlu adanya identifikasi komponen yang

dilanjutkan dengan identifikasi subkomponen sampai pada indicator

program yang dievaluasi

g) Standar kriteria atau tolak ukur diterapkan pada indikator, yaitu bagian

terkecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak

kelemahan dari proses kegiatan

h) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuash rekomendasi secara

(28)

commit to user

11

5. Model Evaluasi Program

Dalam ilmu evaluasi program pendidikan, ada banyak model yang bisa

digunakan untuk mengevaluasi suatu program. Meskipun antara satu dengan

lainnya berbeda, tetapi maksudnya sama yaitu untuk melakukan kegiatan

pengumpulan data atau informasi berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang

tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan

tindak lanjut suatu program. Beberapa model yang populer dan banyak dipakai

sebagai strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, adalah sebagai

berikut:

a) Goal Oriented Evaluation Model

Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Objek

pengamatannya adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum

program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus-menerus,

mencek seberapa jauh tujuan tersebut sudah terlaksana di dalam proses

pelaksanaan program. Model ini dikembangkan oleh Tyler.

b) Goal Free Evaluation Model

Menurut Michael Scriven dalam Arikunto dan Jabar (2010

melaksanakan evaluasi program tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi

(hlm.41). Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana program itu

bekerja dengan mengidentifikasi dari penampilan program baik yang diharapkan

maupun yang sebetulnya tidak diharapkan.

Alasan mengapa tujuan program tidak perlu diperhatikan karena ada

kemungkinan evaluator terlalu rinci mengamati tiap-tiap tujuan khusus. Jika

masing-masing tujuan khusus tercapai artinya terpenuhi dalam penampilan, tetapi

evaluator lupa memperhatikan seberapa jauh masing-masing penampilan tersebut

mendukung penampilan akhir yang diharapkan oleh tujuan umum.

Dari uraian ini jelaslah bahwa yang dimaksud dengan

hanya lepas dari tujuan khusus. Model ini hanya mempertimbangkan tujuan

(29)

commit to user

c) Formatif Summatif Evaluation Model

Model ini menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi,

yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan dan ketika

program sudah selesai. Dalam model ini evaluator tidak terlepas dari tujuan

program. Model ini menunjuk pada apa, kapan, dan tujuan evaluasi tersebut

dilaksanakan.

d) Model Brinkerhoff

Setiap desain evaluasi umumnya terdiri atas elemen-elemen yang sama.

Ada banyak cara menggabungkan elemen tersebut. Brinkerhoff dalam Tayibnapis

(2008) mengemukakan tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan

penggabugan elemen-elemen yang sama, seperti:

1) Fixed vs Emergent Evaluation Design. Dapatkah evaluasi dan criteria

akhirnya dipertemukan? Apabila demikian apakah itu suatu keharusan?

2) Formative vs Summative Evaluation. Apakah evaluasi akan dipakai

untuk perbaikan atau untuk melaporkan kegunaan atau manfaat suatu program? Atau keduanya?

3) Experimental and Quasi Experimental Design vs Natural Unobtrusive

Inquiry. Apakah evaluasi akan melibatkan intervensi ke dalam

kegiatan program atau mencoba memanipulasi kondisi, orang diperlakukan, variable dipengaruhi dan sebagainya, atau hanya diamati atau keduanya? (hlm. 15).

Jawaban untuk ketiga pertanyaan tersebut mungkin tidak terlalu tepat.

Namun, kategori-kategori yang dikemukakan oleh pembagian yang luas ini

mencerminkan sejumlah macam evaluasi dan kontrol yang diinginkan selama

proses evaluasi.

e) Model Evaluasi CIPP

Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan

diterapkan oleh para evaluator. Oleh karena itu, uraian yang diberikan relative

panjang dibandingkan dengan model-model lainnya. Model evaluasi Context,

Input, Process, Product (CIPP) dikembangkan oleh Stufflebeam,dkk (1967) di

Ohio State University. CIPP merupakan sebuah singkatan dari huruf awal empat

(30)

commit to user

13

Context evaluation : evaluasi terhadap konteks

Input evaluation : evaluasi terhadap masukan

Process evaluation : evaluasi terhadap proses

Product evaluation : evaluasi terhadap hasil

Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan

sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program

kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang

program yang dievaluasi sebagai sebuah sistem. Model CIPP hanya berhenti pada

output product/ lulusan.

1) Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci

lingkungan kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani,

dan tujuan proyek. Sudjana (2006)

mengenai kondisi lingkungan yang relevan, menggambarkan kondisi yang ada

dan yang diinginkan dalam lingkungan, dan mengidentifikasi

(hlm.

54-55). Evaluasi ini berkaitan pula dengan sistem nilai yang ada dan yang baru,

menyajikan alat untuk menetapkan prioritas, serta perubahan-perubahan yang

diinginkan. Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008

evaluasi membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

(hlm. 14).

Ada empat pertanyaan yang dapat diajukan sehubungan dengan evaluasi

konteks, yaitu:

a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program?

b) Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat tercapai oleh program?

c) Tujuan pengembangan pakah yang dapat membantu mengembangkan

masyarakat?

d) Tujuan-tujuan mana sajakah yang paling mudah dicapai?

2) Evaluasi Masukan

Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi masukan. Maksud dari

(31)

commit to user

input) program menyediakan data untuk

menentukan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang dapat digunakan untuk

mencapai tujuan (Sudjana, 2006: 55). Evaluasi ini mencakup kegiatan

identifikasi dan penilaian kemampuan sistem yang digunakan dalam program,

strategi-strategi untuk mencapai tujuan-tujuan program dan rancangan

implementasi strategi yang dipilih.

Pertanyaan pertanyaan yang diajukan untuk program pendidikan yang

berkenaan dengan masukan, antara lain:

a) Apakah program yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada

perkembangan siswa?

b) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati?

c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran?

d) Seberapa tinggi nilai kenaikan siswa setelah menerima program tersebut?

3) Evaluasi Proses

what) kegiatan

who) orang yang ditunjuk sebagai

penanggung jawab program, kapan (when) kegiatan akan selesai. Dalam model

CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di

dalam program sudah terlaksana sesuai dengan rencana.

Stufflebeam dalam Arikunto dan Jabar (2010) mengemukakan pertanyaan yang harus dijawab sehubungan dengan evaluasi proses ini, yaitu mengenai pelaksanaan program yang sudah sesuai dengan jadwal, kemampuan penanganan staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program, pemanfaatan secara maksimal sarana dan prasarana yang disediakan, dan hambatan-hambatan yang dijumpai selama pelaksanaan program dan kemungkinan keberlanjutan program (hlm. 30).

Sudjana (2006) memaparkan valuasi proses ini mendeteksi dan

memprediksi kekurangan dalam rancangan prosedur kegiatan program dan

pelaksanaannya, menyediakan data untuk keputusan dalam implementasi

program, dan memelihara dokumentasi tentang prosedur yang dilakukan (hlm.

55-56). Dokumentasi tentang prosedur kegiatan pelaksanaan program akan

membantu untuk kegiatan analisis akhir tentang hasil-hasil program yang telah

(32)

commit to user

15

untuk membantu mengimplementasikan keputusan mengenai sampai sejauh mana

rencana diterapkan dan apa saja rencana yang membutuhkan revisi. Begitu

pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol dan diperbaiki

(hlm. 14). Usulan pertanyaan untuk proses antara lain sebagai berikut,

a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal?

b) Apakah staf yang terlibat di dalam pelaksanaan program akan sanggup

menangani kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika

dilanjutkan?

c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara

maksimal?

d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program

dan kemungkinan jika program dilanjutkan?

4) Evaluasi Produk atau Hasil

Evaluasi produk atau hasil diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan

perubahan yang terjadi pada masukan. Evaluasi produk merupakan tahap akhir

dari serangkaian evaluasi program. Pertanyaan pertanyaan yang dapat diajukan,

antara lain:

a) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai?

b) Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara

rincian proses dengan pencapaian tujuan?

c) Dalam hal-hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi?

d) Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam jangka panjang dengan adanya

program ini?

Stufflebeam dalam Tayibnapis (2008) membuat pedoman kerja untuk

melayani para manajer dan adsministrator menghadapi empat macam keputusan

Contect evaluation to

serve planning decision, input evaluation structuring decision, process evaluation

to serve implementing decision, product evaluation to serve recycling decision

(hlm. 14).

Dalam penelitian ini, Penulis memilih menggunakan model evaluasi

(33)

commit to user

evaluasi CIPP, karena model ini mengarahkan objek sasaran evaluasinya pada

proses dan masukan sampai hasil. Dengan demikian, dapat Penulis simpulkan

bahwa model ini sangat tepat digunakan untuk mengevaluasi program pemrosesan

seperti penelitian Penulis yang berjudul Evaluasi Program Kelas Bilingual SMP

Negeri 1 Selogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penjelasan beberapa ahli mengenai CIPP menjadi acuan dasar dalam

penentuan indikator evaluasi program pada penelitian ini. Indikator yang dipilih

sebagai indikator evaluasi dengan metode CIPP dalam penelitian ini disesuaikan

dengan program yang di evaluasi. Indikator dimaksud adalah sebagaimana dalam

matrix dibawah ini:

Tabel 2.1. Matrix Indikator CIPP Menurut Para Ahli

(34)
(35)

commit to user

Tabel. 2.2. Indikator Terpilih Dalam Evaluasi Program Model CIPP

Penelitian Ini

Context Input Process Product

1. Kebutuhan

Berdasarkan Webster dictionary Hamers and Blanc (2000 Bilingual is

fluency

.

constant . Maksudnya, Bilingual diartikan mampu atau

bisa memakai dua bahasa dengan baik, khususnya dalam pembicaraan kehidupan

(36)

commit to user

19

bilingualisme adalah pilihan penggunaan dua bahasa atau lebih oleh orang yang

sama.

b. Pembelajaran Bilingual

Pengajaran bilingual merupakan model penggunaan dua bahasa untuk

menyampaikan materi kurikulum dengan tujuan menguatkan kompetensi siswa

dalam berbahasa asing. Dengan menggunakan model ini terdapat dua hal utama

yang diperoleh siswa, yaitu penguasaan ilmu pengetahuan dan berbicara dalam

dua bahasa. Belajar bahasa adalah belajar bagaimana mengungkapkan maksud

sesuai konteks lingkungan. Semakin luas lingkungan sosial, kebutuhan akan

penguasaan bahasa dengan segala kompleksitasnya akan semakin bertambah pula.

Hingga saat ini telah banyak negara yang melaksanakan pengajaran

bilingual. Tujuan pelaksanaan ini adalah untuk mempercepat perbaikan mutu

pendidikan anak dari berbagai kelompok masyarakat sehingga secara simultan

dapat mencapai kesejajaran standar nasionalnya dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan bahasa. Indonesia sejak tahun pelajaran 2006/2007 telah

melaksanakan model pengajaran bilingual pada pembelajaran MIPA. Hal ini

sebagai wujud dari pelaksanaan kebijakan pembaharuan mutu pendidikan.

Kebijakan model pengajaran bilingual bukanlah hal baru, pada awal

kemerdekaan telah dilaksanakan pengajaran bilingual, yaitu bahasa

Belanda-Indonesia. Terdapat banyak model dalam pengajaran ini, di antaranya pada suatu

sekolah menggunakan bahasa Inggris untuk mata pelajaran tertentu dan

menggunakan bahasa ibu dalam mata pelajaran yang lain. Pada model berikutnya

digunakan dua bahasa sekaligus dalam satu mata pelajaran, dimana siswa

difasilitasi dengan dua orang guru. Satu orang guru sepenuhnya menggunakan

bahasa Inggris, sedangkan seorang yang lain sepenuhnya menggunakan bahasa

ibu.

Menurut Hamers and Blanc (2000 bilingual adalah suatu

sistem pembelajaran atau pendidikan sekolah yang dalam perencanaan dan

.

Sesuai definisi tersebut program pembelajaran bilingual minimal menerapkan satu

(37)

commit to user

1) Pembelajaran diberikan dalam dua bahasa

2) Pembelajaran diberikan dalam bahasa pertama dan siswa diajarkan bahasa

kedua sampai ia dapat menggunakan bahasa kedua untuk belajar.

3) Sebagian besar pembelajaran diberikan dalam bahasa kedua dan bahasa

pertama diberikan pada langkah selanjutnya, bahasa pertama sebagai subyek

selanjutnya atau berikutnya sebagai bahasa pengantar pembelajaran.

Dalam pembelajaran berbahasa baik lisan maupun tulisan, peserta didik

perlu banyak latihan membaca dan menulis melalui pengalaman yang bermakna.

Mereka juga perlu diberi kebebasan belajar dari kekeliruanya. Pendidik atau guru

dalam hal ini harus memberikan waktu dan kesempatan belajar praktek untuk

perkembangan baca tulis seluas-luasnya. Untuk kelancaran bahasa anak, peran

guru adalah mendemonstrasikan sebagaimana membaca dan menulis.

7. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

a. Pasal 33 Ayat 3

b. Pasal 50 ayat 3

-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk

B. Kerangka Berfikir

Evaluasi program sangat bermanfaat khususnya bagi pengambil keputusan

serta pihak yang terkait langsung dalam pelaksanaan program. Hasil evaluasi

program dapat digunakan sebagai umpan balik dan dasar pertimbangan untuk

pengambilan keputusan. Dalam melakukan evaluasi program, terdapat beberapa

ragam model yang dapat digunakan. Dalam penelitian ini, evaluasi program kelas

bilingual SMP Negeri 1 Selogiri tahun pelajaran 2011 / 2012 memilih

menggunakan model Context, Input, Process, Product (CIPP) . Hal ini

berdasarkan pertimbangan bahwa model CIPP merupakan model evaluasi

(38)

commit to user

21

cukup sistemik dan memadai karena mencakup komponen konteks, masukan,

proses, hasil.

Indikator konteks menjelaskan tentang perencanaan program yang harus

mempertimbangkan beberapa hal sebelum program dilaksanakan. Indikator

masukan menjelaskan mengenai masukan-masukan yang akan diproses dan

digunakan untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pencapaian tujuan program,

berupa fasilitas yang diperlukan bagi terselenggaranya program seperti fasilitas

fisik, pelatihan dan anggaran. Indikator proses menjelaskan hal yang berkaitan

dengan kualitas mekanisme perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program untuk

mencapai tujuan. Indikator hasil menjelaskan hasil dari proses kegiatan program

yang mengambarkan efektivitas program yang didasarkan dari interaksi berbagai

faktor tersebut yang saling mempengaruhi, saling membentuk, menentukan, dan

terpadu menjalin kesatuan yang utuh. Berdasar hasil evaluasi dari empat indikator

tersebut dapat diketahui keterkaitan antar faktor serta merupakan dasar acuan

(39)

commit to user

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Program Kelas Bilingual SMPN I SELOGIRI Tahun Pelajaran 2011/2012

Evaluasi Program Bilingual dengan Model CIPP

Evaluasi Konteks

Evaluasi Input

Evaluasi Proses

Evaluasi Produk

Hasil Evaluasi Program Kelas Bilingual SMPN I Selogiri

(40)

commit to user

Penelitian dilaksanakan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Selogiri. Alasan

pemilihan SMP Negeri 1 Selogiri sebagai tempat penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. SMP Negeri 1 Selogiri merupakan salah satu SMP terbaik di Wonogiri.

b. SMP Negeri 1 Selogiri mempunyai data atau informasi yang memadai untuk

kepentingan penelitian.

c. SMP Negeri 1 Selogiri belum pernah dijadikan obyek penelitian evaluasi

program kelas bilingual sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan

memberikan manfaat bagi pengembangan sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai

dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Adapun jadwal

(41)

commit to user

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang

dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut

Kirk dan Miller sebagaimana dikutip Moleong (2007

adalah tradisi tertentu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental

bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasan sendiri dan

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam

peristila (hlm. 4).

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena penelitian ini

berusaha memaparkan obyek-obyek yang diteliti berdasarkan fakta pada masa

sekarang.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian evaluatif dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian evaluasi, yaitu penelitian yang diharapkan dapat memberi

masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua

atau lebih alternatif tindakan. Jadi penelitian ini mengevaluasi program kelas

bilingual SMP Negeri 1 Selogiri, yang nanti hasilnya akan dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

C. Data dan Sumber Data

Dalam menentukan sumber data, peneliti harus benar-benar berfikir

mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan. Menurut

Sutopo (2006

terdiri dari narasumber atau informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi,

(hlm. 57). Kemudian sumber

data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan Lofland dalam

Moleong (2007 -kata

dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

(42)

commit to user

25

karena dapat menentukan ketepatan data yang diperoleh. Jenis sumber data yang

akan digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Informan

Informasi diperoleh dari informan. Informan adalah orang-orang yang

dipandang memahami permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti dan bersedia

memberikan informasi kepada peneliti, yang lebih sering disebut responden dalam

penelitian kuantitatif. Sedangkan dalam penelitian kualitatif lebih dikenal sebagai

informan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Sutopo (2002),

yaitu: Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber)

sangat penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya .50).

Peneliti dan narasumber di sini memiliki posisi yang sama, dan

narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti,

tetapi ia lebih bisa memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia

miliki. Jadi, dengan kata lain informan merupakan orang yang memberikan

informasi atau keterangan mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan.

Dalam penelitian ini informan meliputi:

a. Kepala Sekolah

b. Ketua Program kelas Bilingual

c. Guru mata pelajaran kelas Bilingual

d. Siswa kelas Bilingual

e. Tenaga Kependidikan

f. Alumni

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan

penelitian merupakan salah satu jenis sumber data yang dimanfaatkan oleh

peneliti. Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah SMP Negeri 1

Selogiri, Sedangkan peristiwa merupakan fenomena yang terjadi di lokasi

penelitian tersebut. Peristiwa yang diteliti di sini adalah mengenai pelaksanaan

(43)

commit to user

3. Dokumen

Dokumen yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan di tempat yang berbeda, dapat juga data

dari buku, surat kabar, majalah, internet, foto dan catatan lapangan serta

dokumen-dokumen lain yang dianggap berhubungan dengan evaluasi program

kelas bilingual di SMP Negeri 1 Selogiri. Menurut Sutopo (2002

arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan suatu peristiwa atau

(hlm. 54). Foto yang dimaksud di sini adalah foto yang mampu

berbicara kebenaran suatu kejadian yang mendukung penelitian ini, baik yang

dihasilkan sendiri maupun yang dihasilkan orang lain.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

sampling) merupakan suatu bentuk khusus atau proses

55). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling (sampel bertujuan), yaitu sampel diambil tidak ditekankan pada jumlah

melainkan ditekankan pada kekayaan informasi yang dimiliki anggota sampel

sebagai sumber data. Cara pengambilan sampel didasarkan pada

karakteristik-karakteristik tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian, karena

sampel tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi.

Informan kunci dipilih karena memang menjadi sumber dan kaya dengan

informasi tentang fenomena yang ingin diteliti. Kekuatan dari sampel purposif

adalah memberikan banyak pemahaman tentang topik yang akan diteliti sehingga

membantu peneliti untuk mengungkap permasalahan tentang evaluasi program

kelas bilingual. Informan kunci yang dipilih yaitu kepala sekolah SMP Negeri 1

Selogiri.

Selanjutnya kepala sekolah akan menunjuk informan lain untuk

memperkuat data yang telah diperoleh meliputi kepala program kelas bilingual,

guru mata pelajaran kelas bilingual, siswa, dan tenaga kependidikan untuk

menjawab rumusan masalah yang telah diajukan. Teknik seperti ini disebut

sampel bola salju (snow ball sampling). Penentuan sampel jaringan (network

(44)

commit to user

27

sampel dengan menggunakan partisipan lain untuk melengkapi informasi dari

partisipan yang terdahulu. Partisipan terdahulu dapat menunjuk partisipan

selanjutnya untuk melengkapi informasi sebelumnya sehingga data yang didapat

bisa akurat.

E. Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara

mendalam, dan analisis dokumen.

1. Observasi

Melalui metode observasi ini dapat diketahui mengenai lingkungan tempat

penelitian. Menurut Moleong (2001

memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek,

sehingga memungkinkan peneliti menjadi sumber data pengamatan,

memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari

(hlm. 126).

Metode observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda. Teknik observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah langsung ke SMP Negeri 1 Selogiri. Dengan

mengobservasi langsung memungkinkan peneliti untuk melihat, mengamati dan

mempelajari secara langsung keadaan tempat yang diteliti. Terdapat empat jenis

observasi (Sutopo, 2006: 75) antara lain,

a. Observasi Tak Berperan, yaitu kehadiran peneliti dalam observasi sama sekali

tidak diketahui oleh subyek yang diamati.

b. Observasi Berperan Pasif, kehadiran peneliti di dalam lokasi menunjukkan

peran yang paling pasif, sebab kehadirannya sebagai orang asing diketahui

oleh subyek yang diamati dan hal itu membawa pengaruh pada yang diamati.

c. Observasi berperan aktif. Observasi berperan aktif merupakan cara khusus

dan peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran

yang dimungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya.

(45)

commit to user

d. Observasi berperan penuh, Peneliti memang memiliki peran dalam lokasi

studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil teknik observasi berperan pasif

untuk mengamati perilaku yang muncul di lokasi penelitian. Peneliti mengamati,

memahami dan mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek

penelitian yang meliputi berbagai kegiatan dalam peristiwa yang terjadi.

Sedangkan untuk mendapatkan data yang valid, pengamatan dilakukan beberapa

kali ditempat yang sama.

2. Wawancara Mendalam

Menurut Moleong (2007 adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)

(hlm. 186). Ada dua jenis teknik

wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tak berstruktur yang

disebut wawancara mendalam (in-depth interviewing).

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam

(indepth interviewing) untuk memperoleh berbagai data yang berkaitan dengan

masalah

kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci,

(Sutopo, 2002: 59). Wawancara jenis ini bersifat terbuka,

tidak terstruktur sehingga wawancara dapat dilakukan berulang-ulang pada

informasi yang sama agar informasi yang diperoleh mantap dan jelas. Teknik

wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai evaluasi

program kelas bilingual.

3. Analisis Dokumen

Teknik analisis dokumen adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan

dengan kategorisasi dan klasifikasi bahan tertulis yang berhubungan dengan

masalah penelitian, baik sumber maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain.

Dalam penelitian ini teknik yang dilakukan adalah menganalisis dokumen dan

(46)

commit to user

29

dalam setiap arsip yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti,

kemudian berusaha untuk memahami maknanya.

F. Uji Validitas Data

Dalam suatu penelitian data yang berhasil dikumpulkan harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Agar data dan informasi yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka perlu dilakukan uji validitas. Dalam

penelitian ini uji validitasnya menggunakan metode triangulasi. Menurut Moleong

(2007 gulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

(hlm. 330).

Menurut Patton dinyatakan bahwa untuk mendapatkan data yang valid

dalam suatu penelitian digunakan empat macam triangulasi yang terdiri dari:

1. Triangulasi data atau triangulasi sumber, yaitu mengarahkan peneliti agar di

dalam mengumpulkan data, peneliti wajib menggunakan beragam sumber

data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.

2. Triangulasi metode, triangulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti

dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau

metode pengumpulan data yang berbeda.

3. Triangulasi peneliti, yang dimaksud triangulasi ini adalah hasil penelitian

baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya

bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.

4. Triangulasi teori, triangulasi ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan

perspektif lebih dari satu teori dalam membahas pemasalahan yang dikaji

(Sutopo, 2002: 78-82).

Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi

data dan trianggulasi metode. Dalam triangulasi sumber atau triangulasi data, data

yang diperoleh dari berbagai sumber diuji keabsahannya melalui teknik triangulasi

sumber.

Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil wawancara informan

(47)

commit to user

dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang sama tapi dengan

teknik pengumpulan data berbeda yaitu antara observasi, wawancara mendalam

atau analisis dokumen. Peneliti juga diharapkan bisa melihat apa yang sedang

terjadi dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar atau melakukan

sesuatu tindakan lain.

Gambar 3.2. Triangulasi Sumber/Data

G. Analisis Data

Sutopo (2000

analisis di dalam penelitian yaitu model analisis jalinan atau mengalir dan model

analisis interaktif . 94). Analisis data penelitian kualitatif terdapat tiga alur

kegiatan secara bersama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan (verifikasi). Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang

merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari

fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Bahkan

prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Reduksi data ini dapat

dikatakan sebagai bagian dari proses analisis yang mempertegas, memperpendek, Kepala

Sekolah

Siswa dan

Alumni Kaprog

Bilingual

Guru

Mapel

Tenaga

(48)

commit to user

31

membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur sedemikian

rupa sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan.

Proses reduksi data dilakukan setelah peneliti melakukan penelitian dan

membuat fieldnote. Penyeleksian fieldnote peneliti setelah penelitian dan

didapatkan data yang dibentuk menjadi fieldnote. Reduksi data dilakukan karena

tidak setiap data yang dihasilkan saat penelitian dapat dilaporkan sebagai hasil

penelitian. Sehingga hanya data-data yang berhubungan dengan penelitian

evaluasi program saja yang dapat digunakan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis atau

sekumpulan informasi untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Hal tersebut meliputi pemahaman apa yang sedang terjadi dan apa yang harus

dilakukan untuk menelitinya. Penyajian penelitian kualitatif adalah berupa teks

naratif yang menuliskan hasil penelitian yang sudah dilakukan. Selama penelitian

telah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, kemudian informasi tersebut

diproses menjadi tulisan yang sederhana. Sebelum dilaporkan, informasi yang

sudah didapat dibuat matriks, grafik, dan bagan kemudian dianalisis sebelum

dilaporkan ke dalam teks naratif. Setelah menganalisis matriks, grafik serta bagan

kemudian disusun laporan berupa teks naratif.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan langkah analisis data yang dilaksanakan

segera setelah data diperoleh kesimpulan yang diambil mula-mula, masih belum

jelas dan masih bersifat sementara. Kemudian meningkat sampai pada kesimpulan

yang mantap yaitu telah memiliki landasan yang kuat dari proses analisis data

yang dilaksanakan.

Teknik pengumpulan data dan ketiga komponen analisis data dalam

aktivitasnya membentuk siklus. Untuk lebih jelasnya proses analisis ini dapat

(49)

commit to user

Gambar 3.3 Analisis Data Model Interaktif

(Matthew B. Miless dan A. Michael Huberman, 1992: 20)

Peneliti menggunakan model ini dikarenakan apabila peneliti mendapatkan

data akan langsung mengadakan analisis data yang sifatnya sementara, demikian

seterusnya sampai akhirnya memperoleh kesimpulan yang sifatnya meyakinkan

dan mantap. Selain itu, dalam penelitian ini pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan bekerja secara siklus, artinya kegiatan

tersebut merupakan sesuatu yang saling menjalin pada sebelum, selama dan

sesudah pengumpulan data di lapangan berdasarkan sumber data yang ada.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang

harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar

penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat

dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian dapat berupa bagan (skema) yang

melukiskan kegiatan sejak awal (persiapan) sampai dengan pembuatan laporan.

Menurut Bogdan yang dikutip Moleong (2007 ) dalam prosedur penelitian,

(hlm. 126). Pengumpulan Data

Reduksi Data

Sajian Data

Penarikan Kesimpulan

Gambar

Gambar
Tabel 2.1. Matrix Indikator CIPP Menurut Para Ahli
Tabel. 2.2. Indikator Terpilih Dalam Evaluasi Program Model CIPP
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uji statistik sebelum dan setelah penyuluhan kesehatan tentang penyakit DBD pada siswa/siswi di SD Negeri 10 Poasia Kota Kendari yang merupakan kelompok ekspe- rimen

a) Kelas dibagi menjadi delapan kelompok kecil, yaitu kelompok A, B, C, D, E, F, G, dan H. b) Setiap anggota kelompok kecil berjumlah 3-4 orang. c) Tempat duduk diatur

Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan, pada proses ini bisa dilakukan tanpa bahan kimia bila ukurannya

Dalam pembuatan ruangan Pringgitan ini juga dibentuk semi privasi karena berbeda dengan pendapa yang bersifat publik atau terbuka; (3) Dalem, merupakan ruang

Teknik

Kombinasi perlakuan Dosis pupuk NPK dan Varietas pada sidik ragam menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman tetapi berbeda tidak nyata pada

Dari kesimpulan yang telah dihasilkan, serta pengamatan terhadap jalannya kegiatan branding Hipmi Peduli Jawa tengah berikut beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai

Penelitian ini menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Proccess, Product). Context mendeskripsikan tentang program, Input menjelaskan tentang komponen Sumber