• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA STANDARD OPERTATING PROCEDURE format

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENTINGNYA STANDARD OPERTATING PROCEDURE format "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA STANDARD OPERTATING PROCEDURE (SOP) TERHADAP TERSTRUKTURISASINYA PEKERJAAN KANTOR

Bogi Hartono 145213008 Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bandung

ABSTRAK

SOP (Standard Operating Procedures) have a counterpart of the word, namely the procedure work is a series of work that relate to one another that shows the existence of a clear and definite steps and ways that must be taken in order to completion of tasks. Public Services, namely all service activities conducted by the organizer of the public services as the effort to fulfill the needs of the recipients of the services. The symbols are a picture that represents a specific process in the SOP. The product/Output is the results obtained from the type of service which is done by a unit of an organization working to goods or services permanent procedures (prosedur tetap) is a series of written instructions that dibakukan and documented from the routine activities and repeatedly done by the organization. There are principles in the preparation of SOP, namely : SOP clearly written, simple and not circular, SOP to the guidelines that measured both about time norms, the work of a precise and accurate as

well as the details of the cost of the services, SOP giving clarity when and who should implement the activities, SOP easily formulated and adjust with the needs of the development of the applicable policy, SOP can illustrates the flow of activities is easy to navigate if happened obstacles. The development of the SOP for covers the seven stages of the process of the activities which is: forming teams collecting information, identify procedure and alternatives, analysis and alternative elections, writing SOP, reintegration SOP, testing and review the SOP and the legalization of SOP. This aspect in the preparation of SOP, is the type and format of the SOP. The steps of the review and testing done, Simulation/Testing against the SOP and enhancements to the SOP. Implementation of the SOP in the practice of organizing tasks and functions of the organization is a step after formally specified by the direction of the organization.

(2)

PEMBAHASAN

Pengertian SOP

Menurut Hartatik (2014:35) mengatakan bahwa Standard operating procedure adalah suatu set instruksi tertulis/tertera yang dipakai untuk kegiatan rutinitas atau aktivitas yang berulang kali dilakukan oleh sebuah organisasi. Sedangkan menurut Tambunan (2008:3) menyatakan bahwa SOP pada dasarnya merupakan pedoman yang di dalamnya berisi prosedur-prosedur operasional yang ada di dalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwasanya setiap keputusan, langkah, atau tindakan, serta penggunaan dari fasilitas-fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang-orang di dalam sebuah organisasi, telah berjalan dengan efektif, tetap , standar, dan juga sistematis.

Santosa (2014) secara khusus menerangkan bahwa SOP dapat dikatakan sebagai sekumpulan tulisan yang memuat langkah -langkah khusus yang spesifik, yang menjelaskan tiap detail dari aktivitas untuk menyempurnakan tugas - tugas berdasarkan dengan regulasi organisasi. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa SOP merupakan sekumpulan perintah tertulis yang dibuat sesuai dengan regulasiatu kebijakan dari organisasi untuk menjelaskan langkah - langkah dengan detail dari satu aktivitas pekerjaan yang dilaksanakan secara

rutin di dalam kantor tersebut.

Fungsi dan Tujuan SOP

Pada dasarnya, hal yang menjadi landasan mengapa sebuah Standard Operating Procedure (SOP) perlu dibuat bagi setiap organisasi maupun instansi. Seperti yang diketahui bersama bahwa hidup adalah manajemen. Segala sesuatunya tentu bisa diatur dan membutuhkan aturan-aturan. Berangkat dari hal itu, sebuah SOP bisa diterapkan dalam organisasi kehidupan mana pun karena landasannya adalah manajemen yang pasti, objektif dan juga analitik, serta mendukung tercapainya efisiensi dan efektivitas seperti yang sudah dimaksud.

Menurut Santosa (2011:17-18) Tujuan dan fungsi suatu prosedur tertulis seperti halnya SOP adalah sebagai berikut:

 Menyediakan sebuah record aktivitas, dan pengoperasian yang dilakukan secara praktis.  Menyediakan sebuah informasi

yang tentunya konsisten, untuk itu karenanya juga akan membentuk karakter disiplin kepada semua rekan anggota sebuah organisasi baik itu dalam institusi, organisasi, maupun perusahaan.

(3)

 Mendukung pengalaman dan pengetahuan para pegawai, sekaligus juga antisipasi dari banyaknya kesalahan yang mungkin terjadi.

 Memperbaiki lagi peforma, atau kualitas pegawai itu sendiri.  Membantu menguatkan regulasi

perusahaan.

 Memastikan efisiensi tiap-tiap aktivitas operasional.

 Menjelaskan segala bentuk peralatan untuk keefektifan suatu program pelatihan.

(Hartatik, 2014:37) Menjelaskan bahwa SOP merupakan pedoman bagi pelaksanaan pekerjaan dalam sebuah organisasi, termasuk di dalam bisnis. Dengan begitu, SOP dibuat untuk para pelaksana pekerjaan yang bisa berarti para karyawan, resepsionis, office boy,

sopir, staf

administrasi/ketatausahaan di kantor, pabrik (perusahaan) ,atau gudang, supervisor, dan manager.

Pengembangan dan penggunaan SOP meminimalkan variasi-variasi dan menggambarkan kualitas konsistensi dari sebuah proses organisasi, walaupun di dalamnya terjadi gejolak secara temporal maupun permanen oleh anggota-anggotanya. Dengan demikian, secara objektif, SOP membuat suatu organisasi menjadi lebih bernilai dan professional.

Prinsip Penyusunan SOP

Menurut Muhaimin Iskandar dalam Hartatik (2014:44), Dalam hal penyusunan sebuah SOP semua prosedur yang dijadikan standar harus memenuhi prinsip-prinsip

berikut:

1. Kemudahan dan juga kejelasan. Harus dapat mudah dipahami dan diterapkan oleh semua pihak pegawai kantor, bahkan pegawai baru pun dapat melaksanakan tugasnya.

2. Efisiensi dan efektifitas. Merupakan sebuah prosedur yang sangat efisien dan terukur dalam sebuah proses pelaksanaan-pelaksanaan tugas.

3. Keselarasan dengan prosedur serta standar lainnya yang terkait. Haruslah selaras tentunya dengan prosedur standar lainnya yang terkait.

4. Keterukuran atau Ketepatan. Sebuah Ouput dari segala prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas biasanya disebut dengan (mutu) tertentu yang dapat dinilai pencapaian keberhasilan.

5. Dinamis. Haruslah cepat sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan dari kualitas mutu yang sudah berkembang dalam penyelenggaraan perkantoran.

(4)

memberikan kepuasan pengguna.

7. Kepatuhan terhadap hukum. Harus memenuhi ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan dari pemerintah yang harus diikuti.

8. Kepastian mengenai hukum. Harus pula ditetapkan oleh seoran pimpinan yakni sebagai sebuah tatanan hukum yang ditaati, dilaksanakan, dan menjadi instrument untuk melindungi pegawai dari tuntutan hukum-hukum.

9. Transparansi serta keterbukaan. Transparansi bahwa setiap prosedur yang dijalankan harus jelas dan terbuka. Keterbukaan bahwasanya prosedur yang ada siap untuk menerima masukan dari masyarakat.

Sedarmayanti (2009) menjelaskan juga bahwa mengingat pentingnya suatu prosedur, maka dalam teknik penyusunan dan penentuan prosedur kerja, dalam setiap instansi hasus hendaknya dapat dipenuhi prinsip -prinsip sebagai berikut:

1. Prosedur kinerja haruslah dirancang dengan memperhatikan dari segi tujuannya, fasilitas, peralatan, material, biaya, waktu yang dimiliki serta dari segi luas, dan sifat dari suatu pekerjaan.

2. Perlu juga mempersiapkan

segala bentuknya dengan cermat, untuk itu terlebih dahulu disiapkan penjelasan mengenai tujuan utama organisasi, sekema organisasi berikut klasifikasi terhadap jabatan dan analisis jabatanya, unsur - unsur kegiatan organisasi dan lain sebagainya.

3. Hendaknya ditentukan oleh satu pokok utama bidang tugas yang akan dibuatkan bagan/skema prosedurnya.

4. Perlu pula didaftar atau dilist dengan rinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan serta lamanya waktu sesuai dengan kebutuhkan untuk mengerjakan bidang tugas yang dimaksud.

5. Dalam penetapan urutan harus diperhatikan tahapan-tahapan yang berkenaan dengan rangkaian pekerjaan maka antara tahap yang satu dengan tahap selanjutnya haruslah terdapat hubungan yang erat sekali yang kesemuanya tersebut menuju ke satu tujuan yang sama.

(5)

7. Perlu juga ditetapkan mengenai kecakapan dan juga keterampilan dari seorang pegawai yang diharapkan untuk penyelesaian pada bidang tugas yang dimaksud.

8. Prosedur kerja yang disusun secara tepat sehingga memiliki stabilitas dan dleksibilitas.

9. Penyusunan sebuah prosedural kerja tentunya selalu disesuaikan dengan perkembangan dari teknologi.

10. Untuk suatu penggambaran mengenai penerapan sebuah prosedur khusus sebaiknya dipergunakan symbol dan skema prosedur dengan setepat -tepatnya.

11. Dan untuk menjamin sebuah penerapan prosedur dengan tepat, maka diperlukan buku pedoman

Dengan demikia jelas bahwa dalam pembuatan prosedural kerja haruslah memperhatikan prinsip - prinsip, agar prosedur yang dibuat dapat berguna sesuai dengan yang dibutuhkan.

Langkah langkah dalam Pembuatan SOP

Prosedur Penyusunan SOP Prosedur penyusunan SOP ialah sebuah siklus atau urutan , yang dimulai dari penilaian kebutuhan SOP pengembangan SOP (SOP

Development), (SOP Need Assessment), penerapan SOP (SOP Implementation), evaluasi dan hingga monitoring SOP (SOP Monitoring and Evaluation) dan Apabila dari hasil evaluasi masih perlu dilakukan penyempurnaan atau dilakukan pembuatan SOP yang baru, maka proses diawalai kembali dari tahapan penilaian kebutuhan SOP 1.

1. Penilaian Kebutuhan SOP Penilaian kebutuhan ialah sebuah proses awal atau pertama kali dari penyusunan SOP yang dilakukan guna mengidentifikasi kebutuhan SOP yang mau disusun. Bagi sebuah organisasi yang sudah mempunyai SOP, maka tahapan ini adalah yang akan melihat tahapan untuk meninjau kembali SOP yang sudah dimilikinya dan mengidentifikasi setiap perubahan yang dibutuhkan. Namun bagi organisasi yang belum memiliki SOP, maka proses ini ialah hal yang sangat perlu untuk dilakukannya identifikasi SOP.

(6)

2.Aspek yang dapat menimbulkan penilaian kebutuhan Aspek yang perlu dipertimbangkan ketika pada saat melakukan penilaian kebutuhan, yaitu:

a. Lingkungan Operasionalnya Apabila suatu organiasi semakin besar atau semakin luas maka ruang lingkup penilaiannya pun akan semakin luas pula. baik penilaian yang bersifat internal atau external. yang termasuk internal yaitu struktur organiasi, tugas dan juga fungsi yang diemban.

Sedangkan yang termasuk kedalam faktor eksternal yaitu: tuntutan serta keinginan penggunaan layanan, hubungan antara organiasi dengan pihak lain baik didalam dan juga diluar negeri, dan berbagai bentuk jaringan kerja.

b. Peraturan Perundang-undangan Undang-undang turut berperan dalam penyusunan SOP, dimulai dari undang-undang itu sendiri, dan turunannya hingga kepada keputusan menteri.

c. Kebutuhan Organisasi dan Stakeholders Hal ini berhubungan dengan skala prioritas terhadap prosedur yang harus distandarkan, dikarenakan adanya perubahan fungsi serta tugas dan tuntutan dari pegawai juga perubahan dari struktur organisasi SOP juga tentunya harus berubah sebab perubahan pada sarana dan juga prasarana serta perkembangan teknologi informasi

3.Langkah-langkah penilaian kebutuhan a.

Menciptakan Komitmen Pimpinan Penyusunan SOP tidak hanya semata-mata disusun melainkan juga memerlukan komitmen dari seluruh unsur pimpinan organisasi, mau menerima dan melakukan perubahan, serta memiliki ketegasan. Dan pada hal ini pimpinan akan menjadi actor perubahan yang nanti nya akan menjadi panutan bagi karyawan. Komitmen ini akan menjadi sesuatu hal yang sangatlah penting guna menunjang kelancaran penyusunan SOP bagi perusahaan.

b. Menyusun rencana tindak penilaian kebutuhan.

Penyelenggaraan atau pelaksanaan seluruh proses mungkin akan menghabiskan waktu yang relative lama. Sehingga pembuatan rencana dan target yang jelas sangat dibutukan. serta pembagian tugasnya. Sehingga pembuatan rencana akan membantu menjaga sebuah komitmen kerja, dan menunjukkan akuntabilitas kerja. Sehingga lebih focus dalam mencapai tujuan.

c. Melakukan penilaian kebutuhan

1. Himpunan Organisasi/kerja yang telah mempunyai SOP, harus dilakukan penyempurnaan secara berkesinambungan, dimulai dari:

(7)

dikembangkan.

e. Menciptakan dokumen-dokumen penilaian dari kebutuhan SOP.

f. Tahapan terakhir dari penilaian kebutuhan SOP ini, yaitu membuat suatu dokumen penilaian atau laporan kebutuhan SOP, dimana dalam dokumen melalui penilaian kebutuhan ini. 2. Pemaparan macam-macam

prioritas yang nantinya harus segera mungkin dilakukan dan mempertimbangkan kompetensi organiasi.

memiliki SOP, cantumkan alasan mengapa dibutuhkan SOP.

Metode Penulisan SOP yang Baik Dalam penulisan SOP ini, terdapat metode/cara penyusunan yang diperlukan guna mencari metode yang efektif dan terukur bagi setiap organisasi dalam membuat pedoman kerja dari yang dibutuhkannya.

Banyak cara, teknik atau metode yang dapat dipakai untuk menulis prosedur. Menurut Nuraida (2008) metode/tatacara penulisan prosedur ialah:

1. Deskriptif

Deskriptif merupakan cara yang dapat dikatakan sederhana karena

prosedur yang dituliskan adalah prosedur yang sederhana pula dan tidak banyak membutuhkan simbol khusus. telah ada sebaiknya disajikan dengan cara visualisasi hal ini bertujuan untuk memudahkan analisis pada prosedur atau cara kerja serta memudahkan komunikasi. Sehingga berdasarkankebutuhan itu, yakni setiap kegiatan disusun dalam setiap simbol yang bersifat penting.

Dan untuk pembuatan simbol dapat berupa gambar yang melukiskan instruksi atau perintah, jenis kegiatan, perpindahan kegiatan dan lain sebagainya, menjadi lebih jelas sehubungan dari satu kegiatan terhadap kegiatan lainya. Chart dapat diartikan peta, diagram, gambar dan juga tabel. Berikut ini merupakan tatacara penyusunan menggunakan chart:

a. Gambar atau skema Gambar atau skema biasanya digunakan pada organisasi/instansi assembling. Pembuat knock down furniture, panduan bagi pengguna.

(8)

tertentu, tanggaung jawab setiap bagian/divisi pada arus pergerakan dokumen yang dimulai dari start sampai finish. selain itu untuk jumlah tembusan yang dibutuhkan dalam setiap arus pergerakan dokumen. Dengan kata lain, document flow chart menunjukan perpindahan formulir kantor beserta salinan dokumen tersebut dari bagian yang satu ke yang lain.

c. Proses kegiatan Proses kegiatan organisasi melewati satu langkah atau beberapa unit/departemen.

Dengan demikian, dapat terjadi beberapa proses dalam departemen yang sama. Jadi hal inilah yang menjadi sebuah perhatian perhatian penting bukan dokumen dan unit/departemen, melainkan proses pelaksanaan suatu prosedur kerja. Nmun proses kerja ini belum jelas siapa penenggung jawab untuk setiap proses.

Simbol memperlihatkan segala proses yang berangkat di dalam sebuah prosedur dari awal hingga akhir. Setiap organisasi memiliki metode - metode prosedur yang berbeda. Semakin berkembang suatu organisasi/kantor, maka dari itu apabila semakin berkembang pula prosedur kerja yang dimiliki. Organisasi kecil mungkin hanya membutuhkan prosedur deskriptif sebagai dokumen mereka.

Sedangkan organisasi besasr memerlukan prosedur yang rumit karena biasanya pekerjaan tersebut melibatkan beberapa divisi/departemen. Prosedur tersebut bisa berupa gambar, document flow

chart maupun process chart. Diagram gerak (Movement diagram) Diagram gerak menunjukan gerakan melalui ruangan. Diagram gerak dapat digambarkan dalam sebuah layout berskala pada sebuah meja atau floor plan sehingga gerakan tersebut dapat diukur dan dipandang dalam buhungannya dengan faktor-faktor fisik.

Peran dan Manfaat SOP Bagi Sebuah Organisasi

Sebetulnya sudah dibayangkan tentang peran dari sebuah SOP terhadap organisasi.

Secara umum dapat dikatakan bahwa, sebagai pedoman, SOP mempunyai peran/fungsi untuk memberikan acuan atau pedoman mengenai semua kegiatan yang tengah dijalankan dalam sebuah organisasi secara efektif, sehingga membantu organisasi mencapai tujuan-tujuannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Nuraida (2008) manfaat SOP adalah:

1. Menjadi tuntunan atau acuan atas kebijakan yang menjadi dasar dari semua kegiatan atau aktivitas organisasi, baik operasional maupun administrative. Kebijakan -kebijakan akan diterapkan dengan benar apabila didukung oleh prosedural operasional standar yang efektif.

(9)

dengan lebih efektif. Sebagai tuntunan kegiatan, SOP harus dapat dijalankan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam kondisi apapun.

3. Menjadi pedoman atau acuan atas validasi prosedur pelaksanaan kegiatan dalam organisasi.

4. Menjadi pedoman atau acuan dalam penggunaan sebuah dokumen, formulir, blangko, dan laporan yang masih berhubungan dengan kegiatan didalam organisasi.

5. Menjadi pedoman atau acuan dalam penilaian efektifiras kegiatan organisasi.

6. Menjadi pedoman pengintegrasian kegiatan dalam setiap organisasi, yaitu dalam hal mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hartatik (2004) menjelaskan mengenai manfaat SOP sebagai berikut:

1. Membantu melancarkan tugas pegawai atau tim dari setiap unit kerja.

2. Sebagai landasan atau dasar hukum jika sewaktu -waktu terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui secara jelas hambatan - hambatan dan mudah ditelusuri balik.

4. Mengarahkan keryawan/pegawai untuk disiplin dan konsisten dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam

melaksanakan pekerjaan rutin.

Pengujian SOP

Tahap pengujian dilakukan agar mengetahui apakah SOP yang disusun atau dirancang telah sesuai standar yang ditetapkan dan atau yang dibutuhkan organisasi sehingga kemudian hasil dari pengujian bisa dipakai sebagai suatu bahan evaluasi pada saat melakukan perbaikan dan pengembangan.

langkah pengujian dan review bisa dapat dilakukan dengan mengirimkan kepada pihak atau bagian yang terlibat secara langsung dalam penggunaan SOP yang dijelaskan untuk memperoleh masukan. Masukan dari calon pengguna ini sangatlah penting untuk dilakukan. Selain itu, juga dapat dilakukan simulasi atau percobaan untuk melihat sampai dimana SOP dapat tersebut dapat berjalan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang nyata.

Dengan simulasi atau percobaan pula dapat ditemui kelemahan dan juga prosedur yang perlu diperbaiki sesuai dengan kondisi lapangan.

(10)

valid dan reliable sehingga dapat diterapkan bagi kelancaran kegiatan di kantor tersebut.

Pengembangan SOP diantaranya mencakup tujuh tahapan/lagkah proses kegiatan diantaranya: : dimulai dari pembentukan tim, kemudian pengumpulan informasi atau data, mengidentifikasikan prosedur serta alternatifnya, menganalisis pemilihan alternatif, melakukan penulisan SOP, kemudian melakukan pengintegrasian SOP, melakukan pengujian melakuan review kembali pada SOP dan yang terakhir yaitu melakukan pengesahan SOP itu sendiri.

Pengembangan SOP dilakukan dengan membentuk sebuah tim yang secara khusus akan menanganinya. Tim pengembangan SOP dibentuk dari beberapa unsur orang yang ada dalam satuan perkantoran atau unit kerja dan dimulai dari tingkat Eselon I hingga Eselon III. Satuan organisasi atau unit kerja ini dapat melibatkan tenaga yang mumpuni dari bidangnya sehingga bisa menghasilkan SOP yang optimal.

Dari segi opersional, dan keefektivitasan kerja tim ini sangat bergantung pada tingkat keikutsertaan atau keterlibatan pimpinan dalam sebuah organisasi atau unit kerja tersebut dalam memberikan bimbingan serta intruksi. atau perintah hal ini akan memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengembangan SOP. Tidak hanya itu peran serta tim dalam memberikan informasi secara aktif mengenai progress penyusunan SOP sesjak awal hingga akhir

diperoleh hasil final juga diperlukan.

Penerapan sebuah SOP dalam

Manajemen Perkantoran

Penerapan dari SOP dalam penyelenggaraan suatu fungsional dan tugas organisasi/kantor diyakini sebagai langkah selanjutnya setelah sebelumnya secara formal ditetapkan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan. Proses penerapan juga harus mampu memberikan kepastian bahwa output yang diharapkan atau dikehendaki dapat direalisasikan yaitu:

1. Dari setiap pelaksana harus mengetahui sebuah SOP yang baru disusun atau dirancang dan juga alasan adanya perubahan. 2. Hasil Salinan dari setiap SOP

harus disebarluaskan sesuai dengan suatu kebutuhan dan siap diakses atau dijalankan oleh seluruh pengguna potensial. 3. Dan setiap pelaksana harus

mengetahui perannya dengan pasti didalam SOP serta dapat mempergunakan seluruh kemampuan serta pengetahuan yang dimiliki guna menerapkan sebuah SOP secara terukur dan efektif (dimana didalamnya pemahaman mengenai akibat yang mungkin akan terjadi bila gagal dalam melaksanakan SOP).

(11)

upaya pengawasan juga akan menjadi salah satu bahan yang cukup berharga dalam pengevaluasian sehingga tahap penyempurnaan SOP tersebut bisa dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai

Keterkaitan Pelaksanaan SOP Dengan Manajemen

Secara umum fungsi manajemen adalah kegiatan yang dijalankan berdasarkan fungsi dari masing-masing dan mengikuti suatu tahapan khusus dalam pelaksanaannya. Arti fungsi manajemen menurut George R.

Terry diantaranya ialah planning, organizing, actuating, dan controlling. Dari semua rangkaian proses manajemen tersebut, pelaksanaan atau sering disebut dengan istilah actuating ialah suatu fungsi manajemen yang paling pertama dan utama. Pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian biasanya lebih banyak berkaitan dengan aspek abstrak merupakan proses manajemen, namun sedangkan fungsi actuating justru lebih mementingkan pada kegiatan yang berhubungan dengan orang didalam organisasi.

Pelaksanaan menurut Muninjaya (2004:26) dalam buku Manajemen Kesehatan diartikan sebagai suatu proses bimbingan atau arahan kepada staf agar mereka atau para staf mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas pokok masing masing yang sesuai dengan keterampilan atau kompetensi yang dimiliki, dan dukungan sumber daya manusia yang tersedia.

Pelaksanaan (actuating) menurut Terry (2000:17) disebut juga “gerakan aksi” mencakup kegiatan yang dilaksanakan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkankegiatan yang telah diterapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar misi-misi dapat tercapai. Salah satu indikator dalam menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar bisa berjalan dengan maksimal maka yang perlu sekali diperhatikan adalah Efisiensi yang berhubungan dengan suatu ketepatan waktu dan penghematan biaya.

KESIMPULAN

1. Sebagai suatu standar yang dijadikan acuan sera pedoman dalam sebuah proses pelaksanaan dari tugas keseharian sebuah organisasi/kantor, pengembangan Standard Operating Procedure (SOP) bukan kegiatan yang tiba-tiba langsung jadi (instan), namun membutuhkan peninjauan-peninjauan secara berkala sebelum akhirnya menjadi seubah SOP yang terukur dan reliable bagi semua pihak kantor yang menjalankan SOP .

(12)

pengesahan SOP itu sendiri.

3. Secara operasional, efektivitas kerja tim sangat ditentukan dari tingkat kejelian manajer satuan organisasi/kerja dalam mengontrol salah satunya arahan sejak permulaan dari tim dibuat, sehingga dapat memfleksibelkan proses dari pengembangan SOP . Oleh karena itu, tim harus secara aktif menyampaikan informasi berkenaan dengan kemajuan dari penyusunan mulai dari awal kegiatan hingga pada akhir dan memperoleh hasil final.

SARAN

1. Pada proses pembuatan/pembentukan SOP, maka diharuskan memperhatikan terhadap tipe dan juga format yang telah ada.

2. Dokumen dan flowchat yang dibutuhkan pada penyusunan SOP disusun secara berkesinambungan sehingga tersusun rapi dan mudah untuk diterapkan dalam unit/departemen yang menjalankannya.

(13)

Daftar Putaka

Algesindo Tambunan, Rudi M. (2008). Pedoman Penyusunan SOP. Jakarta: Maiestash Publishing

http://www.ejurnal.com/2016/02/. pelaksanaan-standar-operasional.html

Muninjaya, Gde.2004. Manajemen Kesehatan. jakarta : Buku Kedokteran EGD.

Santoso, Joko Dwo. (2014). Lebih Memahami SOP. Surabaya: Kata Pena.

Sedarmayanti. (2009). Manajemen Perkantoran. Bandung: Mandar Maju

Siagian, Yolanda M. (2007). Supply Chain Management. Jakarta: Grasindo Algasindo

Silalahi, Ulbert. (2009). Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Buku

Tathagati, Arini. (2014). Step By Step Membuat SOP.

(14)

Plagiarism Checker X

Originality Report

Similarity Found: 3%

Date: Kamis, Juni 09, 2016

Statistics: 106 words Plagiarized / 3542 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs

Optional Improvement.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Mobile Android Per- mainan Tradisional Anak-anak Pulau Jawa merupakan aplikasi untuk mem- berikan informasi tentang kebudayaan Indonesia yaitu permainan tradisional

Respons kebijakan moneter dari BI atas kejutan pada inflasi makanan tersebut hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas inflasi non-makanan sehingga tidak terja- di tekanan kedua

Makalah Seminar Nasional PTBB FT UNY 3 Desember 2011 Page 5 maka perlu kiranya dilakukan pengujian terhadap karakteristik fisik visual serat daun suji tersebut

Kedua aktor tersebut memasuki halaman utama situs web, kemudian pada server-side selanjutnya akan mengirim data dari permintaan client- side,

Sebagian besar masyrarakat nelayan.Desa Borong loe memiliki kepercayaan yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi.Masyarakat petani Desa Borongloe memiliki agama yang dianut

Perhatian adalah tahap kedua dari proses pengolahan informasi. Pada tahap pertama, produsen memaparkan stimulus kepada konsumen. Tidak semua stimulus yang dipaparkan &

Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen,

Berdasarkan hasil penelitian, afiks derivasi dalam teks Sinrilik I Tolok Daeng Magassing yang ditemukan derivasi adjektiva yang mengubah identitas leksikal