• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT MANUSIA MODERN Dosen Pembimbin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILSAFAT MANUSIA MODERN Dosen Pembimbin"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

“FILSAFAT MANUSIA MODERN”

Dosen Pembimbing :

Dr. Achmad Chusairi, M.A. (PJMK) Listiyono Santoso, S.S., M.Hum (Tim) Dra. Veronika Suprapti, MS. Ed, Psikolog (Tim) Prof. Dr. Cholichul Hadi, Drs., M.Si., Psikolog (Tim)

Disusun Oleh :

Amithya Nafisah 111711133024

Ibrahim M. Hanifuddin 111711133080

Bambang Hari Mulyono 111711133035

Kenny Almira Eliyana 111711133049

Mifta Mufidah 111711133005

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan abad pertengahan berhenti. Namun, dapat dikatakan bahwa abad pertengahan itu berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa setelah abad pertengahan adalah masa modern. Sekalipun, memang tidak jelas kapan berakhirnya abad pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang jelas menandai masa modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik Yunani – Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik. Aliran-aliran dari Plato dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya – karya yang penting.

Tidak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang ditandai dengan muncuknya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di Italia (pertengahan abad ke-14). Tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Selain itu, juga dimaksudkan untuk mempersatukan kembali gereja yang terpecah-pecah.

(3)

Hal yang yang menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah perkembangannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang menjadi awal dari masa modern. Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan metode eksperimental dan matematis. Segala sesuatunya, khususnya di dalam bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme. Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan modernisme dan bagaimana terjadinya? 2. Apa yang dimaksud dengan era Enlightenment?

3. Apa yang dimaksud dengan rasio dan bagaimana rasio berpengaruh terhadap pemikiran manusia pada masa itu?

4. Apa yang dimaksud dengan sains?

5. Apa yang dimaksud dengan industrialisme?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui mengenai modernism dan bagaimana terjadinya. 2. Mengetahui mengenai era enlightenment.

3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan rasio dan bagaimana rasio berpengaruh terhadap pemikiran pada masa itu.

4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sains

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Modernisme

Modernisme dapat disebut sebagai semangat (elan) yang diandaikan ada pada (dan menyemangati) masyarakat intelektual sejak zaman renaissance hingga paruh pertama abad ke 20. Semangat yang dimaksud adalah semangat untuk meraih kemajuan dan untuk humanisasi manusia. Semangatini dilandasi oleh keyakinan yang sangat optimistik dari kaum modernis akan kekuatan rasio manusia.

Berhubungan dengan kekuatan rasio dalam segenap aktivitas manusia, pada kenyataannya modernism tidak lain dan tidak bukan adalah salah satu bentuk dari humanism. Modernisme, dengan perkataan lain, adalah humanism. Narasi-narasi besar modernism yang berasal dari kapitalisme, komunisme, eksistensialisme, liberalism, idealism, tidak bisa lain membuktikan hal itu.

Modernisme pun, dalam perspektif kaum posmodernis yang lebih luas, dimengerti dalam cara yang sama dengan pandangan dari perspektif filsafat. Dalam perspektif mereka, modernism merupakan semangat yang mendorong masyarakat untuk menyusun secara hierarki narasi-narasi besar kaum modernis. Hierarki adalah sistem tata-urutan wewenang atau otoritas mulai dari yang paling bawah sampai yang paling atas. Oleh sebab itu, di dalam suatu hierarki, terdapat suatu puncak kekuasaan sebagai sentral dan penentu suatu sistem (The One), dan di bawahnya terdapat sesuatu yang bersifat rendahan atau pinggiran (The Others). The One adalah sesuatu yang dominan, yang penting, yang berada dalam posisi sentral, yang rasional, yang sama dan seragam (singular), yang perlu diperhitungkan, dikagumi, bersifat mendalam. Sedangakan The Others adalah sesuatu yang dangkal, yang berbeda, yang tidak rasional, yang marginal, yang berada di luar pusat kekuasaan.

(5)

hak dan kekuasaan untuk berada di pusat-pusat percaturan politik dan ekonomi. Sedangkan Negara yang masih berkembang atau terbelakang hanya berada di pinggir-pinggir pergaulan.

2.2 Enlightenment

Filsafat abad ke-18 di Jerman disebut Zaman Aufklarung atau zaman pencerahan yang di Inggris dikenal dengan Enlightenment, yaitu suatu zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa dalam pemikiran filsafatnya. Namun setelah Immanuel Kant mengadakan penyelidikan dan kritik terhadap peran pengetahuan akal barulah manusia terasa bebas dari otoritas yang datang dari luar manusia demi kemajuan peradaban manusia.

Pemberian nama ini juga dikarenakan pada zaman itu manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. Immanuel Kant mendefenisikan zaman itu dengan mengatakan, “Dengan Aufklarung dimaksudkan bahwa manusia keluar dari keadaan tidak balig yang dengannya ia sendiri bersalah.” Apa sebabnya manusia itu sendiri yang bersalah? Karena manusia itu sendiri tidak menggunakan kemungkinan yang ada padanya, yaitu rasio. Sebagai latar belakangnya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi, filsafat, dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan. Disisi lain jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam.

(6)

2.3 Rasio

Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk memahami realitas; untuk membangun ilmu pengetahuan dan teknologi, moralitas, dan estetika; untuk menentukan arah hidup dan perkembangan sejarah; untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi; untuk mengendalikan sistem sosial, politik, dan budaya; dan seterusnya. Rasio, pendek kata, dipandang sebagai kekuatan tunggal yang menentukan segalanya. Betapa besarnya kekuatan rasio dalam kehidupan, bisa kita saksikan dari metanarrative para eksponen modernism. Kita ingat, misalnya dengan pernyataan Hegel yang terkenal bahwa “apa yang nyata adalah rasional dan apa yang rasional adalah nyata”, sehingga dengan mengandalkan kekuatan berpikir rasional, kita akan dapat mengetahui segenap realitas, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Kita pun pasti teringat dengan teori Max Weber, yang menekankan pada rasionalitas dalam pembangunan dan teknologi manusiawi (“rasionalitas nilai” dan “rasionalitas tujuan”); atau dengan Habernas, yang menekankan rasionalitas komunikasi. Mereka memang adalah eksponen-eksponen modernisme yang menekankan dominasi rasio dalam segenap aktivitas manusia.

Pengakuan atas kekuatan rasio dalam segenap aktivitas manusia, berarti pengakuan atas harkat dan martabat manusia. Tidak ada makhluk, selain manusia (dan Tuhan, tentu saja), yang dianggap memiliki kemampuan berpikir rasional. Manusia dengan rasionya adalah sebjek. Maksudnya disini adalah sebagai pemberi bentuk dan warna pada realitas, adalah penentu arah perkembangan sejarah, adalah pusatnya kehidupan (menggantikan posisi Tuhan) dalam jagad raya.

(7)

2.4 Sains

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sudan Trowbribge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan “Real science is both product and process, inseparably Joint” (Agus. S. 2003: 11)

Sains inilah yang menjadi semangat era enlightenment dan filsafat modern dalam merumuskan suatu masalah. Pada masa ini, segala hal harus dihubungkan dengan proses berpikir dan nalar sehingga menghasilkan suatu produk atau teknologi yang dapat membantu kehidupan manusia nantinya.

2.5 Industrialisme

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi masyarakat industri.

(8)

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan

Secara historis, zaman modern dimulai pada abad ke-14 dan abad ke-q5 selama dua abad tersebut ditandai dengan munculnya sebuah ilmu yang lebih modern. Filsafat modern ini muncul saat para ahli sudah mulai berbeda pandangan mengenai peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Bahkan sebagian dari mereka berpendapat bahwa zaman pertengahan telah berakhir saat Konstantinopel berhasil ditaklukan oleh Turki. Perbedaan pendapat inilah yang menyebabkan Filsafat modern perlahan-lahan mulai dikenal dalam masyarakat.

Rennaissance atau kelahiran kembali menjadi salah satu faktor yang menyebabkan filsafat modern ini muncul. Tujuan utama gerakan ini adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Krsitiani dan mempersatukan kembali gereja-gereja yang telah pecah.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Daya inverter tiga fasa yang akan digunakan harus sesuai dengan besarnya daya maksimum dari beban yaitu minimal sebesar 28.775 kW, oleh karena itu dipilih

as the mechanisms of resolving conflicts in the form of conflict resolution models in the society which relies on the local 296. wisdom. This study found that the local

Dilengkapi dengan fungsi untuk mencerahkan / memutihkan dan menyegarkan wajah Anda.. Mencegah dan menghilangkan flek hitam atau

Hasil pengolahan data penelitian diperoleh bahwa program pendidikan layanan khusus bagi anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II

merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen. sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian

Teknik pembiusan dengan penyuntikkan obat yang dapat menyebabkan pasien mengantuk, tetapi masih memiliki respon normal terhadap rangsangan verbal dan tetap dapat mempertahankan

Dalam Proyek Tugas Akhir kali ini Saya memiliki gagasan untuk membuat suatu sistem pengaman rumah berupa tombol emergency yang dikontrol oleh sebuah mikrokontroller

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat