commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia selain sebagai negara maritim juga sekaligus sebagai negara
kepulauan terbesar di dunia. Artinya bahwa Indonesia merupakan negara yang
paling banyak memiliki pulau di dunia baik pulau besar maupun pulau kecil.
Sekarang ini jumlah pulau di Indonesia sekitar lebih dari 17.000-an pulau.
Sebagai negara kepulauan, sebagian besar wilayah Indonesia berupa lautan.
Kondisi tersebut menjadikan Indonesia kaya akan sumberdaya laut yang
sangat besar. Menurut Ghufran (2004 : 1), selain perairan laut, luas daratan
Indonesia juga menyimpan perairan umum atau perairan tawar yang cukup
luas. Sebagaimana perairan laut, perairan tawar juga menyimpan potensi
sumber daya alam yang tidak sedikit. Luasnya laut dan perairan umum
Indonesia merupakan sebuah “lumbung” pangan nasional yang setiap saat siap
dimanfaatkan secara umum.
Ikan merupakan salah satu komoditas hasil perikanan yang
keberadaannya cukup melimpah di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena
perairan di Indonesia sangat cocok bagi perkembangan dan pertumbuhan
berbagai jenis ikan. Melimpahnya sumberdaya alam yang sangat luas
berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi bagi penduduknya.
Terpenuhinya kebutuhan pangan seluruh penduduk akan mempengaruhi
kualitas sumberdaya manusia yang tercipta. Menurut Rachman dan Supriyatib
(2011 : 81-92) kecerdasan dan kualitas suatu masyarakat sangat berkorelasi
positif dengan seberapa besar konsumsi protein hewani. Hal ini mengingat
peran protein hewani dalam membentuk masyarakat yang sehat, cerdas,
produktif dan berkualitas hampir tidak dapat digantikan oleh protein nabati.
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat baik bagi
pertumbuhan dan kesehatan manusia serta sangat bermanfaat bagi
keseimbangan tubuh. Menurut Adawyah (2008 : 13) ikan sebagai bahan
pangan mengandung protein tinggi dan mengandung asam asmino esensial
commit to user
lemak yang bersifat tak jenuh, vitamin, mineral, dan jaringan pengikatnya
lebih sedikit sehingga mudah dicerna.
Ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang memiliki kelebihan
apabila dibandingkan dengan produk hewani lainnya. Menurut Hadiwiyoto
(1993 : 19-20) dibandingkan dengan nilai gizi daging hewan darat misalnya
daging sapi, kedudukan kandungaan gizi dalam ikan boleh dikatakan jauh
lebih tinggi, sedangkan dibandingkan dengan telur kedudukan ikan sebagai
bahan pangan juga tidak jauh berbeda. Ikan mempunyai nilai biologik tinggi.
Perbandingan komposisi kandungan gizi dalam ikan dengan beberapa hasil
hewani lainnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Gizi Dalam Ikan Sebagai Bahan Pangan dengan
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa komposisi kandungan gizi
dalam ikan lebih komplek jika dibandingkan dengan udang, daging sapi,
daging ayam, telur, dan susu sapi. Terutama pada kandungan protein ikan
yang mencapai 16-20% atau lebih tinggi dari protein yang terkandung dalam
hewan darat lainnya. Ikan juga mengandung vitamin D yang tidak terkandung
Konsumsi terhadap ikan sudah menjadi menu makanan harian
masyarakat sekarang ini. Adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi bahan makanan yang bergizi dan berguna bagi kesehatan
tubuh mengakibatkan banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi ikan
sebagai lauk pauk harian. Hal tersebut mengakibatkan jumlah permintaan ikan
konsumsi di suatu daerah meningkat dan dapat mengakibatkan adanya
pasokan ikan dari daerah lainnya.
Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang
membutuhkan pasokan ikan dari daerah lain. Hal tersebut dikarenakan
berbagai jenis ikan konsumsi tidak dapat diproduksi di Kota Surakarta,
sehingga membutuhkan pasokan dari daerah lain. Ikan yang didatangkan dari
daerah lain adalah jenis ikan air tawar, ikan laut basah, ikan laut kering,
bandeng pindang/ banyar, dan ikan olahan lainnya. Banyaknya pasokan ikan
dari daerah lain di Kota Surakarta pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Banyaknya Pasokan Ikan dari Daerah Lain di Kota Surakarta pada Tahun 2007 - 2011
Tahun Banyaknya (Ton)
2007 4.573,28
2008 4.975,00
2009 7.560,00
2010 8.800,00
2011 7.054,27
Sumber : Badan Pusat Statistika Surakarta Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa pasokan ikan di Kota
Surakarta pada tahun 2007 – 2011 cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat Kota Surakarta banyak yang
mengkonsumsi ikan, sehingga dibutuhkan pasokan yang cukup. Daerah
pemasok ikan di Kota Surakarta berasal dari Semarang, Kedungombo dan
Janti.
Salah satu jenis ikan yang memiliki nilai gizi yang cukup tinggi adalah
ikan kakap. Menurut Nazar (2012) ikan kakap tercatat sebagai salah satu
commit to user
yang membantu tubuh membakar asam amino, asam lemak, dan karbohidrat.
Menurut Wulanhastari (2008) Kandungan gizi pada berbagai jenis ikan per
100 gr dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Gizi pada Berbagai Jenis Ikan per 100 gr Nama
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kandungan gizi dan mineral
yang terkandung di dalam ikan kakap cukup besar. Jumlah energi yang
terkandung dalam ikan kakap sebesar 92 Kkal, kandungan protein sebesar 20
g, lemak sebesar 0,7 g, kalsium 20 mg, dan fosfor sebesar 200 mg.
Berdasarkan Tabel 3 juga dapat diketahui bahwa kandungan protein pada ikan
kakap cukup tinggi jika dibanding dengan kandungan protein yang terdapat
pada jenis ikan yang lainnya.
Ikan kakap yang banyak dikenal oleh masyarakat luas umumnya ada dua
jenis yaitu ikan kakap merah dan ikan kakap putih. Ikan kakap merah
menempati jumlah terbanyak dalam jenis ikan kakap yang banyak ditemui di
perairan laut Indonesia. Ikan kakap merah (Lutjanus argentimanculatus) juga
merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen
sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian baik
digoreng maupun dalam berbagai bentuk olahan lainnya. Jenis ikan kakap
merah ini lebih disukai oleh konsumen jika dibandingkan dengan ikan kakap
putih.
Konsumsi nilai dasar ikan kakap merah di Kota Surakarta menempati
urutan kedua setelah ikan lele yaitu sebesar Rp 4.133,81. Hal tersebut berarti
oleh masyarakat di Kota Surakarta jika dibandingkan dengan jenis ikan yang
lainnya. Nilai konsumsi dasar yang cukup tinggi tersebut mengindikasikan
bahwa derajat penerimaan ikan kakap di Kota Surakarta cukup tinggi. Nilai
konsumsi dasar bahan makanan golongan ikan segar yang ada di Kota
Surakarta dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai Konsumsi Dasar Kelompok/ Sub Kelompok Jenis Ikan Segar di Kota Surakarta Tahun 2007
Sumber : Badan Pusat Statistika Surakarta Tahun 2007
Keberadaan berbagai jenis ikan kakap merah banyak ditemui di pasar
tradisional. Dengan perkembangan zaman yang semakin maju, tidak membuat
keberadaan pasar tradisional lenyap. Pasar tradisional mampu bersaing dengan
pasar-pasar modern seperti swalayan yang lebih dikenal dengan prestise,
kenyamanan dan imagenya. Pasar tradisional mampu menyediakan ikan kakap
merah dalam jumlah yang banyak dan dalam kondisi segar, sehingga banyak
masyarakat yang memenuhi kebutuhan rumah tangganya termasuk ikan kakap
merah di pasar tradisional. Selain itu harga ikan kakap merah di pasar
tradisional relatif lebih murah karena masih bisa di tawar. Harga ikan kakap
pada bulan Februari tahun 2013 di Pasar Gede berkisar antara Rp 20.000 per
kilo, sedangkan di Hypermart Solo Grand Mall harga ikan kakap mencapai Rp
38.500 per kilo. Harga ikan kakap di pasar tradisional tersebut masih bisa
lebih rendah karena di pasar tradisional terjadi tawar menawar antara pembeli
dan penjual, sehingga apabila pembeli berhasil menawar maka harga bisa
commit to user
Kesegaran ikan menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam
membeli ikan yang dapat dilihat dari kenampakan fisiknya yaitu dari atribut
yang dimiliki oleh ikan kakap merah. Menurut Sumarwan (2003 : 122-167)
pengetahuan konsumen mengenai atribut produk akan mempengaruhi
keputusan pembelian. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan
(belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan
konsumen tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan
manfaat dari obyek tersebut.
Sikap konsumen mempunyai peranan utama dalam membentuk perilaku.
Perilaku konsumen dalam membeli ikan segar dipengaruhi oleh faktor internal
yaitu faktor-faktor yang berasal dalam diri seseorang. Faktor-faktor internal
meliputi karakteristik konsumen yang melekat pada dirinya seperti usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, dan jumlah anggota
keluarga. Pemahaman karakteristik demografi konsumen sangat penting bagi
pemasar karena karakteristik demografi konsumen akan mempengaruhi apa
yang dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengenai sikap konsumen
terhadap ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) perlu dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keinginan konsumen akan suatu produk yang dapat
dilihat melalui selera dan pengetahuan (perilaku konsumen), sehingga perlu
adanya penelitian mengenai sikap konsumen terhadap ikan kakap merah
(Lutjanus argentimaculatus) yang ada di pasar tradisional Kota Surakarta.
B. Rumusan masalah
Ikan sangat dibutuhkan oleh tubuh karena banyak mengandung berbagai
gizi dan mineral. Salah satu ikan yang banyak mengandung gizi dan mineral
adalah ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus). Ikan kakap merah
banyak mengandung omega 3 yang baik untuk kesehatan dan kecerdasan otak
pada anak. Ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) banyak ditemui di
Ikan merupakan salah satu hasil perikanan yang selain memiliki
kelebihan dalam hal kandungan gizi juga memiliki sisi kelemahan, salah
satunya adalah mudah rusak dan busuk. Sehingga ikan membutuhkan
penanganan yang cepat dan tepat agar ikan yang sampai kepada konsumen
dalam kondisi yang baik/ segar. Ikan segar adalah ikan yang masih
mempunyai sifat sama seperti ikan hidup baik rupa, bau, maupun teksturnya.
Kesegaran ikan merupakan tolak ukur untuk membedakan kualitas ikan.
Kesegaran ikan dapat dilihat dari kondisi fisiknya yang merupakan atribut ikan
yaitu meliputi ukuran ikan, keadaan sisik, keadaan mata, dan keadaan daging.
Atribut produk adalah ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk.
Pengetahuan konsumen mengenai suatu produk akan mempengaruhi
keputusan dalam pembelian produk. Pengetahuan yang lebih banyak mengenai
atribut suatu produk akan memudahkan konsumen untuk memilih produk yang
akan dibelinya.
Setiap konsumen memiliki produk ideal bagi dirinya. Model angka ideal
memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang
dirasakan (yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen) dan apa yang
diinginkan (yang ideal) oleh konsumen. Semakin dekat ke poin ideal, maka
sebuah produk akan semakin baik posisinya.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan antara
lain sebagai berikut :
1. Bagaimana kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut pada ikan
kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di pasar tradisional Kota
Surakarta?
2. Apakah atribut pada ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) telah
memenuhi sifat ideal sesuai dengan keinginan konsumen di pasar
tradisional Kota Surakarta?
3. Bagaimana sikap konsumen terhadap berbagai atribut pada ikan kakap
commit to user
C. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut pada ikan
kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) di pasar tradisional Kota
Surakarta
2. Mengidentifikasi sejauh mana atribut pada ikan kakap merah (Lutjanus
argentimaculatus) telah memenuhi sifat ideal sesuai dengan keinginan
konsumen di pasar tradisional Kota Surakarta
3. Mengkaji sikap konsumen terhadap berbagai atribut pada ikan kakap
merah (Lutjanus argentimaculatus) di pasar tradisional Kota Surakarta
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi produsen, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi produsen ikan kakap merah (Lutjanus
argentimaculatus) untuk meningkatkan kualitas produknya
3. Bagi pengusaha atau pemasar, memberikan informasi di bidang pemasaran
dalam menentukan strategi pemasaran ikan kakap merah (Lutjanus
argentimaculatus).
4. Bagi pembaca, sebagai sumber referensi dan dapat digunakan sebagai