• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU LUANG IBU RUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PEMANFAATAN WAKTU LUANG IBU RUM"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah baik itu hasil pertanian, industri olahan hasil pertanian, seni, budaya, ras dan agama.Aneka ragam jenis hasil alam, seni, industri, budaya, ras dan agama ini dapat menciptakan berbagai macam karya tersendiri yang dimana memiliki nilai jual sehingga dapat membantu pendapatan masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya.

Salah satu hasil karya seni seperti anyaman yang diciptakan manusia sebagai alat kebutuhan hidup (sandang) adalah tikar tradisional atau anyaman tikar mendong, karya seni yang difungsikan bukan hanya sekedar sebagai alas tempat duduk, tidur, dan lain lain. Anyaman merupakan salah satu hasil karya seni masyarakat suatu wilayah, Seni atau keterampilan menganyam ini secara turun temurun diwariskan kepada masyarakat sebagai bentuk identitas kultural suatu daerah.

Anyaman juga bermaksud proses menyilangkan bahan-bahan daripada tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat dan dapat digunakan. Bahan-bahan tumbuhan yang dapat dianyam diantaranya ialah lidi, rotan, rumput-rumputan, akar, buluh, pandan, mengkuang, jut dan sebagainya.Bahan ini biasanya mudah dikeringkan dan lembut.

Perkembangan Sejarah anyaman adalah sama dengan perkembangan seni tembikar. Jenis seni anyaman pada masa Neolitik kebanyakan adalah menghasilkan tali, rumah dan keperluan kehidupan.Bahan daripada akar dan rotan merupakan bahan asas yang awal digunakan untuk menghasilkan anyaman.Pembuatan tikar mendong pada dasarnya yaitu menyusun mendong dan benang secara mendatar dan membujur dalam suatu kerapatan yang memakai corak bermacam-macam.

(2)

Tanaman mendong tumbuh ideal dilahan terbuka dengan jenis tanah agak berpasir, dengan ketersediaan air yang cukup. Bagian tanaman mendong yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan adalah batang (tangkai buka). Batang mendong yang terlalu tua dan berwarna kuning atau cokelat tidak dapat digunakan sebagai bahan baku anyaman karena mudah patah. Kerajinan mendong merupakan jenis kerajinan anyaman yang menggunakan bahan baku tanaman mendong yang dikreasikan menjadi sebuah anyaman yang lebih bernilai tinggi. Kerajinan anyaman mendong merupakan kerajinan masyarakat salah satunya di desa Lenek Kecamatan Aikmel Lombok Timur.Aneka kerajinan yang terbuat dari bahan mendong banyak dijumpai seperti tikar, sandal, kotak tisu, kotak kecantikan (make up), dan lain-lain.Kerajinan anyaman mendong merupakan komoditas produksi masyarakat Lenek. Adapun tenaga kerja yang digunakan dalam proses penganyaman tikar mendong ini yaitu mayoritasnya adalah kaum wanita yang lebih condong kepada ibu ibu rumah tangga.

Salah satu dari sumbangan wanita dalam pembangunan adalah partisipasi wanita itu sebagai tenaga kerja dalam berbagai bidang kehidupan.Konsekuensi dari partisipasi tersebut terlihat juga dari berbagai masalah yang dihadapi wanita, lebih-lebih jika mengingat peran ganda dari wanita dalam keluarga, rumah tangga, serta masyarakat luas.

Jika melihat kedudukan (status) wanita dalam keluarga, rumah tangga serta masyarakat luas dari peranannya yang ganda itu, maka hal ini berarti bahwa disatu pihak sebagai Ibu Rumah Tangga dalam keluarga masing-masing wanita itu berperan sebagai tenaga kerja domestik yang tidak mendatangkan hasil secara langsung. Namun demikian mereka dalam kedudukan tersebut memberikan dukungan bagi anggota lain pencari nafkah untuk memanfaatkan peluang kerja yang ada, sehingga dengan hal ini pemanfaatan waktu luang ibu rumah tangga di desa lenek secara tidak langsung memberikan masukan yang tidak sedikit terhadap perekonomian dalam keluarga khususnya.

(3)

bersuku sasak. Desa lenek merupakan satu dari 9 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Aikmel.Lenek merupakan desa yang berada sebelah ujung barat daya kecamatan aikmel, desa lenek merupakan desa yang wilayah dan penduduknya paling luas dan padat di kecamatan aikmel sehingga desa lenek di sini sangat memiliki peranan penting dalam memberikan input baik itu dari segi ekonomi dan sumber daya alam dan manusia yang ada.

Dilihat dari jumlah penduduk Lombok Timur dalam angka bahwa jumlah penduduk yang jenis kelamin perempuan di setiap kecamatan mendominasi dari penduduk jenis kelamin laki-laki, maka dari ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan perempuan dalam subsektor pertanian dan industri untuk meningkatkan produktifitas memang sepatutnya untuk dikembangkan dalam mencapai tingkat kesejahteraan.

Tabel 1.1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan perbandingan Jenis Kelamin di Kabupaten Lombok Timur (Hasil Sensus Penduduk 2010)

(4)

Perempuan

Ket : Tanda (*) merupakan daerah penelitian

Sumber : Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur

(5)

yang memadai jika dikelola dengan benar, dalam mengelola usaha rumah tangga di butuhkan keahlian manajemen, baik manajemen keuangan maupun manajemen waktu.

Kaitannya dengan waktu luang yang di maksudkan di atas dalam menopang perekonomian keluarga solusi yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga yang ada di kecamatan Aikmel Desa Lenek yaitu melakukan usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong, usaha ini merupakan alternatif yang di lakukan para ibu rumah tangga dalam membantu mengemban tanggung jawab dari laki-laki yang bertindak sebagai kepala keluarga. Meskipun industri kerajinan anyaman tikar mendong dalam hal ini adalah usaha rumahan atau usaha rumah tangga yang basisnya masih usaha kecil-kecilan atau industri rumah tangga akan tetapi dinilai cukup dan mampu membantu ekonomi dalam keluarga.

Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk meneliti salah satu kerajinan anyaman tikar mendong yang ada di Desa Lenek Lombok Timur yang keberadaannya mulai terpinggirkan.Di Desa lenek Lombok Timur terdapat banyak pengrajin anyaman tikar mendong.Selain keahlian dalam menganyam masyarakat Desa Lenek juga memiliki alat dalam menganyam tikar mendongbukan mesin yang masih orisinil dan masih sangat tradisional yang sudah ada secara turun temurun. Maka dari itu anyaman ini merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat di daerah tersebut, Sehingga perlu untuk melestarikan anyaman tikar mendongyang menjadi ciri khas kerajinan daerah desa lenek lombok timur.Maka atas dasar pertimbangan tersebut peneliti memiliki keinginan untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam mengenai “ Analisis Pemanfaatan Waktu Luang Ibu Rumah Tangga Untuk Pengembangan Kerajinan Anyaman Tikar Mendong Di Desa Lenek Kabupaten Lombok Timur ”

1.2. Perumusan Masalah

(6)

kehidupan maka pemanfaatan waktu luang diluar pekerjaan tetap dapat dimanfaatkan seefektif mungkin dalam meningkatkan mutu hidup.Untuk pemenuhan kebutuhan materialnya wanita tergantung kepada lelaki sebagai pencari nafkah.Pembagian peran di sektor publik untuk lelaki dan di sektor domestik untuk wanita ini terlihat jelas di lingkungan keluarga ekonomi menengah ke atas, sedangkan pada keluarga ekonomi rendah/bawah pembagian peran kerja berdasarkan sistem patriarkal mengalami perubahan. Kesulitan ekonomi memaksa mereka kaum wanita dari kelas ekonomi rendah untuk ikut berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarganya dengan bekerja di luar sektor domestik (yang memang dianggap sebagai peran kodrati mereka) dan di sektor publik selanjutnya akan disebut peran ganda.

Seiring dengan itu keterampilan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dan didaptakan secara turun temurun seperti anyaman tikar mendong yang ada didesa lenek sebagai salah satu alternatif ibu rumah tangga dalam meningkatkan peran serta gandanya dalam keluarga dan sebagai penopang perekonomian rumah tangga sehingga dapat membantu laki-laki dalam mengemban tanggung jawab sebagai pemberi nafkah yang sudah sebagai peran kodrati seorang laki laki.

Kaitanyya dengan pertumbuhan penduduk dan jumlah Rumah Tangga yang ada di Desa Lenek dapat dilihat pada tabel:

Tabel 1.2.1 Laporan Data Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Desa Lenek Tahun 2013.

No Dusun Penduduk Awal Tahun 2013 Jumlah KK

L P Jumlah

(7)

2

Jumlah 4379 4575 8954 2758

Keterangan :

Tanda (*) : Merupakan Daerah Penelitian.

Sumber : Kantor Desa Lenek Kecamaan Aikmel

Dari tabel di atas dapat menggambarkan penjelasan bahwa dalam jumlah total penduduk yang ada di desa lenek di dominasi oleh kaum wanita, maka peran serta waanita untuk memberikan kontribusi dalam bermasyarakat secara umumnya dan dalam rumah tangga secara khususnya sangat dibutuhkan.

Terkait dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal yang menjadi inti permasalahan yang perlu dipecahkan antara lain:

1. Untuk dapat mengetahui berapa besar waktu luang yang dicurahkan ibu rumah tangga dalam usaha kerajinan anyaman tikar mendong.

2. Untuk dapat mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan Ibu Rumah Tangga dalam usaha Anyaman Tikar Mendong.

3. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh ibu rumah tangga dalam usaha kerajinan anyaman tikar mendong.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

(8)

1. Untuk mengetahui jumlah waktukerja ibu rumah tangga dalam usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong.

2. Untuk dapat menganalisis berapa besar kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga dalam usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong

3. Untuk dapat mengetahui faktor-faktor penghambat yang dihadapi oleh ibu rumah tangga dalam usaha kerajinan anyaman tikar mendong.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan pemerintah dalam upaya meningkatkan dan lebih memperhatikan keterampilan masyarakat serta lebih memperhatikan produk-produk lokal yang berpotensi di Desa Lenek Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.

3. Sebagai salah satu acuan yang dapat digunakan penganyam untuk melihat apakah usaha Anyaman Tikar Mendong mampu meningkatkan produktifitas usahanya. 4. Sebagai informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang

masalah yang sama.

II. TINJAUAN PUSTAKA

(9)

2.1.1. Tanaman Mendong

Mendong yang nama latinnya Fibristylis Globulosa adalah salah satu jenis tanaman yang hidup di rawa tanaman ini tumbuh didaerah yang berlumpur dan air yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis rumput yang tumbuh berumpun biasanya tumbuh dengan panjang kurang lebih 100cm. (Sutimin, 1997).

Penanaman mendong boleh dikatakan hampir sama dengan cara penanaman padi, dari mengolah, menabur bibit, menanam, memelihara dengan memberi pupuk urea atau pupuk lainnya.

2.1.2 Pengertian Industri

(10)

1. Meningkatkankemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan dana, sumber daya alam dan/atau hasil budidaya dengan memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian kearah yang lebih baik, maju sehat dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya.

3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya tekhnologi yang tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional.

4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemapuan golongan ekonomi lemah, termasuk pengrajin agar berperan serta aktif dalam pembangunan industri.

5. Meningkatkan penerimaan devisa melalui penerimaan ekspor hasil produksi nasional yang bermutu, disamping penghemat devisa melalui pengutamaan pemakain hasil produksi dalam negeri guna mengurangi ketergantungan dari luar negeri.

6. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan peranan koprasi industri.

7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.

8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional.

Usaha industri dapat dibedakan menjadi : (1) Industri kecil dan kerajinan rumah tangga.(2) industri sedang (3) industri besar. (Raharjo, 1984).

(11)

1. Industri lokal, yaitu kelompok jenis industri yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada dasar setempat yang terbatas, serta relatif dari segi lokasinya. 2. Industri sentral, yaitu kelompok jenis industri yang terdiri dari satu-kesatuan

usaha kecil, tetapi membentuk satu kesatuan usaha skala kecil, tetapi membentuk suatu pengelompokan atau kawasanproduksi yang terdiri dari kumpulan unit usaha yang menghasilkan barang sejenis.

3. Industri mandiri, yaitu industri yang pada azasnya masih dapat di deskripsikan mempunyai sifat-sifat industri kecil namun telah berkemampuan mengadaptasi tekhnologi produksi yang cukup canggih.

2.1.3. Tenaga Kerja Wanita

Tenaga kerja wanita merupakan satu pekerja berjenis kelamin wanita yang ikut berperan serta dalam pembangunan baik tingkat nasional maupun di tingkat daerah.Hal ini sesuai dengan undang-undang Nomor 14 tahun 1969, pasal 1 tentang ketentuan-ketentuan pakok mengenai tenaga kerja. GBHN 1988 dalam bidang peranan wanita dalam pembangunan bangsa, wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumber instansi bagi pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dalam segenap kegiatan pembangunan.

(12)

Menurut Endang (1982), Wanita Indonesia yang berjumlah lebih dari separuh penduduk, merupakan potensi yang wajib diperhitungkan. Kegiatan dan peranannya perlu diselaraskan guna menunjang program pembangunan Nasional.Tenaga Kerja Wanita adalah tiap wanita yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa, untuk memnuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam hal ini bukan saja buruh wanita, karyawati atau buruh-buruh wanita yang merupakan tenaga kerja tetapi juga mereka yang bekerja mandiri.Semuanya merupakan tenaga kerja yang sangat penting bagi perekonomian negara.

2.1.4. Konsep Jam Kerja Wanita

Masyarakat dunia pada umumnya masih dibayangi oleh sistem Patriarkal, demikian juga di Indonesia.Struktur masyarakat umumnya masih bersifat patriarkal dan lembaga utama dari sistem ini adalah keluarga.Sistem patriarkal merupakan struktur yang mengabsahkan bentuk struktur kekuasaan dimana lelaki mendominasi wanita.Dominasi ini terjadi karena posisi ekonomis wanita lebih lemah dari lelaki.Sehingga wanita dalam pemenuhan kebutuhan materialnya sangat tergantung pada lelaki. Kondisi ini merupakan impilkasi dari sistem patriarkal yang memisahkan peran utama antara lelaki dan wanita dalam keluarga, lelaki berperan sebagai kepala keluarga, terutama bertugas di sektor publik sebagai pencari nafkah, memberi peluang bagi lelaki untuk memperoleh uang dari pekerjaannya, sedang wanita sebagai Ibu rumah tangga, terutama bertugas di sektor domestik sebagai pendidik anak dan pengatur rumah tangga yang tidak memperoleh bayaran.

(13)

bekerja di luar sektor domestik (yang memang dianggap sebagai peran kodrati mereka) dan di sektor publik selanjutnya akan disebut peran ganda (Sudarwati, 2003).

Keterlibatan wanita dalam pasar tenaga kerja ditinjau dari perspektif Karl Marx erat kaitannya dengan perkembangan sistem kapitalis.Pada dasarnya perkembangan kapitalis sangat tergantung pada akumulasi modal dengan demikian kedudukan buruh dalam sistem ini hanya merupakan komoditi yang dinilai dengan nilai tukar di pasar bebas. Untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari proses produksinya maka sistem ini berupaya untuk menekan biaya proses produksi seminimal mungkin, sehingga pada prakteknya upah buruh dibayar murah, tapi buruh harus mencurahkan waktu yang panjang untuk bekerja bagi kepentingan kapitalis. Perspektif Marx menggambarkan dengan cara ini kapitalis memperoleh keuntungan yang besar sehingga bisa menjadi modal untuk mengembangkan usaha.

Sedangkan Neoklasikal teori tentang house hold functionmenyatakan bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang tersedia bagi ibu rumah tangga yaitu :

1. Bekerja di rumah.

2. Bekerja di luar rumah (diantaranya mencari nafkah).

3. Waktu istirahat.

Ketiga alokasi waktu tersebut dapat menghasilkan tiga macam komoditi antara lain :

1. Hasil kerja dirumah diantaranya adalah memasak, mengurus anak atau membersihkan rumah (house work).

2. Hasil kerja di luar rumah (market work) berupa upah yang digunakan untuk membeli keperluan hidup sehari-hari.

3. Utility yang diperoleh dari waktu istirahat.

2.1.5 Pengertian Pemanfaatan Waktu Luang

(14)

kegiatan rumah tangga dan istirahatnya untuk memperoleh pendapatan secara langsung ataupun tidak langsung.

2.1.6 Pengertian Ibu Rumah Tangga

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, ibu rumah tangga dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagaimacam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurus berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja dikantor).

2.1.7 Pengertian Biaya

Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian biaya diantaranya menurut Mulyadi (1993), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut (Supriyono2000), Biaya (cost) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Biaya Tetap (Fixed Cost); Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Contoh biaya tetap antara lain: sewa tanah, pajak, alat pertanian; dan iuran irigasi. Disisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel didefinisikan ditambah, pupuk juga perlu ditambah dan sebagainya, sehingga biaya ini sifatnya berubah-ubah tergantung dari besar kecilnya produksi yang diinginkan.

(15)

2.1.8 Pengertian Pendapatan

Menurut Soekartawi dalam Hartono (2005), yang dimaksud dengan pendapatan adalah selisih dari penerimaan dan pengeluaran dalam proses produksi. Pendapatan diperhitungkan dengan jalan mengurangi nilai produksi dengan nilai pengeluaran atau biaya produksi.

Pakar ekonomi pertanian memberikan pengertian bahwa penerimaan tidak sama dengan pendapatan. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara harga barang dengan jumlah barang yang terjual.Sedangkan pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan total biaya (Abubakar, 2010).

2.2 Kerangka Pendekatan Masalah

(16)

Gambar 2.1. Kerangka Pendekatan Masalah

2.3 Definisi Oprasional

1. Pemanfaatan waktu luang adalah mengolah dan memanfaatkan waktu diluar jam kerja prodiktif.

2. Ibu rumah tangga adalahseorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, atau dengan pengertian lain ibu rumah tangga merupakan seorang istri (ibu) yang hanya mengurus berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja dikantor).

Waktu kerja RT

Pendapatan Suami

Pendapatan Total Rumah Tangga

Industri Kerajinan Tikar mendong

Pendapatan Industri Mendong

Waktu istirahat (waktu luang)

Masalah dan Hambatan Keluarga

Suami, Istri dan Anak

Suami Istri (Ibu Rumah

tangga)

Bekerja Produktif

(17)

3. Tenaga Kerja adalah setiap orang, ternak dan mesin yang mampu bekerja guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

4. Menganyam adalah sebuah proses,pekerjaan yang dilakukan oleh manusia yang dilakukan dengan keterampilan tertentu.

5. Tikar Mendong adalah tikar yang dihasilkan dari bahan baku mendong.

6. Biaya adalah segala jenis pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang atau Rupiah.

7. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.

8. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau produksi yang dihasilkan.

9. Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima produsen atas penjualan suatu produk. 10.Pendapatan adalah jumlah total penerimaan setelah dikurangi dengan biaya-biaya atau

pengeluaran.

11. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri

III. METODOLOGI PENELITIAN

(18)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada waktu sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa, dan menarik kesimpulan serta mengintrpretasikannya. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survei yaitu data dikumpulkan dari sejumlah individu (unit sampling) dalam waktu bersamaan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya (Ridwan, 2007).

3.2. Unit Analisis

Dalam Penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah Ibu Rumah Tangga yang mengusahakan anyaman tikar mendong di desa lenek Lombok Timur.

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah sampel dalam penelitian ini adalah di Desa Lenek Lombok Timur karena sesuai dengan pertimbangan bahwa di Desa Lenek ini adalah salah satu sentra produksi anyaman tikar mendong.

3.3.2. Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, penentuan sampel dilakukan dengan Quota sampling(penarikan sample secara jatah).Teknik sampling ini dilakukan dengan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan.

Dalam penelitian ini 1desa sebagai sampling karena mengingat bahwa dengan terkait judul penelitian yang hanya memfokuskan di 1 Desa saja. Total responden yang akan dijadikan sebagai sampel yaitu 30 responden yang ada didalam 1 desa. Dari Jumlah pengerajin anyaman tikar mendong di Desa Lenek kecamatan Aikmel yang ada di dusun paok pondong sebanyak 150 orang.

Secara sederhana penentuan jumlah responden, dapat di lihat digambar berikut :

(19)

Keterangan :

N = Populasi n = Sampel

Untuk dapat mengetahui jumlah ibu rumah tangga pengrajin dalam industi

kerajinan anyaman tikar mendong yang ada di desa lenek kecamatan aikmel kabupaten

Lombok timur ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3.2. Jumlah Pengrajin Anyaman Tikar Mendong Yang Ada Di Lombok Timur

No Nama Sentra Alamat Kecamatan Kabupaten/Kota Unit Usaha

Desa/Kel PAOK PONDONG

N = (150)

(20)

1 Anyaman Mendong Anjani Suralaga Lombok timur 235

2 Anyaman Mendong Deanger Masbagik Lombok timur 20

3 Anyaman Mendong Jurit Pringgasela Lombok timur 15

4 Anyaman Mendong Lenek (*) Aikmel Lombok timur 150

Keterangan :

Tanda (*) : Merupakan daerah penelitian

Sumber : Disperindag Kabupaten Lombok Timur

3.4. Jenis dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu:

1. Data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang meliputi biaya produksi, jumlah produksi, harga produk dan pendapatan rumah tangga.

2. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berupa angka yang meliputi identitas responden dan hambatan-hambatan selama proses produksi.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang digunkanan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengrajin yang menjadi responden denganmengadakan wawancara langsung berdasarkan daftar pertanyaan.

2. Data Sekunder

(21)

3.5. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik survei yaitu cara pengumpulan data dari sejumlah responden dengan mengadakan wawancara langsung disertai dengan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu (Nazir, 1983).

3.6. Analisis Data

1. Untuk menghitung pendapatan menurut Soekartawi (1986), digunakan persamaan matematika sebagai berikut :

Pd = TR-TC = (P.Q)-TC Dimana : Pd = Pendapatan TR = Nilai produksi TC = Total biaya

P = Harga jual produk Q = Total produksi produk

2. Untuk mengetahui besarnya pendapatan total rumah tangga dari seluruh sumber pendapatan, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Yk : Y1 + Pd

Ketererangan :

Yk = Pendapatan total rumah tangga Y1 = Pendapatan dari suami

Pd = Pendapatan rumah tangga dari anyaman tikar

3. Untuk mengetahui pemanfaatan waktu luang ibu rumah tangga dalam pengembangan tikar mendong dianalisa berdasarkan perhitungan sebagai berikut.

P=t x h x j

6

(22)

P = waktu yg dicurahkan ibu rumah tangga penghasil j = jumlah jam kerja

t = jumlah tenaga kerja

h = jumlah hari kerja yang diluangkan (curahkan) 6 = standar jam kerja orang dewasa perhari

Tinggi rendahnya curahan waktukerja diluar usaha kerajinan dapat dilihat dengan membandingkan besarnya curahan waktu kerja diluar usaha kerajinan mendong (dalam satuan HKO) dengan 360 HKO ( HKO normal jika seseorang pekerja bekerja penuh 6 jam perhari selama setahun). Tinggi rendahnya curahan waktu kerja tersebut digolongkan menjadi 4 yaitu :

a. Sangat rendah, jika ≤ 160 HKO b. Rendah, jika besarnya 161-260 HKO c. Tinggi, jika besarnya 261-360 HKO d. Sangat tinggi, jika besarnya > 360 HKO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(23)

Gambaran umum daerah penelitian ini meliputi letak geografis, luas wilayah, iklim dan curah hujan, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan keadaan sosial ekonomi di Kabupaten Lombok Timur.

4.1.1 Letak Dan Keadaan Geografis

Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Barat, secara Geografis, kabupaten lombok timur terletak pada 116o – 117o bujur

timur, dan 8o – 9o lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Lombok Timur 267.988

Hektar. Yang terdiri dari daratan seluas 160.555 Hektar (59,91%), dan Lautan seluas 107.433 Hektar (40,09%). Secara administrative Kabupaten Lombok Timur terdiri dari 20 Kecamatan, 13 Kelurahan,106 Desa dan 772 Lingkungan/Dusun dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Tengah Dan Lombok Barat - Sebelah Timur : Selat Alas

- Sebelah Utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

(24)

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) %

Keterangan : Tanda (*) merupakan daerah penelitian Sumber : BPS Lombok Timur Dalam Angka 2009/2010

4.1.2 Iklim Dan Curah Hujan

(25)

Curah hujan merupakan salah satu unsur iklim yang berpengaruh terhadap usaha kerajinan tikar mendong di Kabupaten Lombok Timur. Rata-rata curah hujan pertahun relatif cukup tinggi meskipun bila dilihat perbulan sangat variatif. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi pada bulan-bulan November, Desember, Januari, Februari, Maret dan April. Sedangkan dari bulan Mei hingga Oktober jumlah hari hujan sedikit karena musim kemarau.

4.1.3 Jumlah Dan Tingkat Kepadatan Penduduk

Untuk Kabupaten Lombok Timur, pandangan yang ekstrim yang patut dilontarkan adalah tingkat dan laju pertumbuhan penduduk seharusnya nol persen atau bahkan negatif karena kepadatan sudah sangat tinggi lapangan kerja terbatas, masalah social ekonomi lainnya belum terpecahkan. Untuk mengetahui jumlah dan tingkat kepadatan penduduk setiap kecamatan di kabupaten Lombok timur dapat dilihat pada tabel berikut :

(26)

Keterangan :

Tanda (*) : Merupakan Daerah Penelitian

Sumber : BPS,Lombok Timur Dalam Angka 2010 4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki +

(27)

Keadaan sosial ekonomi yang dimaksud adalah jumlah sarana dan prasarana yang menunjang perekonomian di Kabupaten Lombok Timur yaitu sebagai berikut:

1. Prasarana Jalan

Jalan merupakan urat nadi perekonmian. Kndisi jalan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Keadaan jalan berpengaruh terhadap kegiatan pemasaran untuk kelancaran pengangkutan dan penyaluran barang dari produsen ke konsumen dan dari satu tempat ketempat lainnya.

Keadaan jalan di Kecamatan Aikmel tercatat dalam badan pusat statistik dalam jenis permukaan jalan beraspal.

2. Sarana Angkutan

Proses dalam pemasaran ini juga dapat dipengaruhi oleh sarana angkutan yang tersedia. Keadaan sarana angkutan yang ada di Kecamatan Aikmel dan beberapa Kecamatan yang lain di Kabupaten Lombok Timur berupa kendaraan bermesin dan tidak bermesin. Dari keseluruhan kendaraan tersebut dapat menunjang kelancaran pengangkutan bahan baku (Mendong) atau bahan penolong serta pemasaran Kerajinan Anyaman Tikar Mendong.

3. Sarana Perekonomian

Keadaan sarana perekonomian berpengaruh terhadap pemasaran, khususnya pemasaran produk-produk pertanian dan produk-produk kerajinan serta kemudahan dalam mendapatkan barang yang dibutuhkan. Dengan tersedianya jalan dan transportasi yang dapat menghubungkan kesetiap desa maka sarana perekonomian seperti pasar, rumah makan, KUD/BUUD, Bank dan asuransi juga sudah tersedia meskipun belum tersebar merata disetiap desa. Untuk sarana perekonomian seperti pasar umum,pasar desa,toko dan kios/warung keberadaannya disetiap desa hampir merata.

(28)

4.2.1 Umur Responden

Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan produktifitas perajin dalam berusaha. Prayitno (1987). Menyatakan bahwa yang termasuk usia produktif yaitu usia yang berkisar 15 - 64 tahun, artinya tenaga kerja produktif mempunyai pengaruh terhadapterhadap kemampuan fisik ibu rumah tangga pengrajin dalam mengelola usahanya baik itu yang ada dalam bidang usaha kerajinan atau bahkan diluar dari usaha kerajinan. Rata-rata umur pengrajin mendong ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3 : Jumlah wanita responden berdasarkan kisaran umur di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013

No Umur Jumlah (orang) Presentase (%)

1

Sumber : Data Primer Diolah

Keterangan Tabel :

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat umur responden secara keseluruhan, sebagian besar secara fisik maupun mental dapat dan mampu melakukan pekerjaan industri anyaman tikar mendong dan pekerjaan lainnya secara baik.

4.2.2 Pendidikan Responden

Pendidikan responden merupakan salah satu fakor yang menentukan atau menunjang produktifitas responden dalam berusaha. Sebaran tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada tabel berikut :

(29)

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Sumber : Data Primer Diolah

Keterangan tabel :

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden sebagian besar dikatakan sangat rendah dimana responden yang TS (Tidak Sekolah) berjumlah 13 orang (43,33%), TTSD (Tidak Tamat Sekolah Dasar) berjumlah 1 orang (3,33%), TSD (Tamat Sekolah Dasar) berjumlah 11 orang (36,68%), TTSMP (Tidak Tamat Sekolah Menengah Pertama) berjumlah 1 orang (3,33%), TSMP (Tamat Sekolah Menengah Pertama), berjumlah 4 orang (13,33%), dan untuk TTSMA (Tidak Tamat Sekolah Menengah Atas), TSMA (Tamat sekolah Menengah Atas) dan TPT (Tamat Perguruan Tinggi) berjumlah 0 orang (0%). Oleh sebab itu tingkat pendidikan responden dinyatakan sangat rendah. Namun dari hasil penelitian tingkat penerimaan/penyerapan tentang tekhnologi baru,informasi dan penyuluhan dalambidang tertentu dapat diterima dengan cepat oleh sebagian responden sehingga dapat berakibat lanjut pada produktifitas tenaga kerja dan disertai oleh tingkat pendapatan.

4.2.3 Tanggungan Keluarga

(30)

ketersediaan tenaga kerja potensial dalam keluarga tersebut. Jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 distribusi anggota keluarga pada Rumah Tangga Sampel di Desa Lenek Lombok Timur Tahun 2013.

No Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%) 1

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Berdasarkan tabel diatas bahwa ibu rumah tangga yang memiliki tanggungan keluarga terbesar yaitu pada kisaran 3-4 orang sebanyak 17 rumah tangga atau (56.67%). Yang berarti bahwa jumlah tanggungan keluarga responden tergolong sedang. Keadaan ini sesuai dengan pendapat ilyas (1988). Yang menyatakan bahwa besar kecilnya rumah tangga/keluarga ditentukan oleh tanggungan keluarga. Suatu keluarga tergolong kecil jika memiliki tanggungan keluargamasing-masing antara 1-2 orang, dan tergolong sedang jika memiliki tanggungan 3-4 orang, dan tergolong besar jika memiliki tanggungan 5-6 orang.

4.2.4 Pengalaman Berusaha Kerajinan Tikar Mendong

Pengalaman responden dimulai dari lamanya pengrajin melakukan usaha yang dibidang Kerajinan Anyaman Tikar Mendong. Lama pengalaman responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 : Jumlah responden beradasarkan pengalaman berusaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong Didesa Lenek Lombok Timur Tahun 2013.

(31)

11 – 15 16 – 20 > 20

5 9 11

16.67 30 36.67

Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pengalaman ibu rumah tangga responden berusia paling banyak berada pada kisaran >20 tahun sebesar 11 orang atau (36.67%). Artinya pengalaman sampel tergolong sangat berpengalaman dalam usaha dibidang kerajinan anyaman tikar mendong.

4.3 Analisis Usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong

4.3.1 Proses Produksi

Usaha kerajinan anyaman tikar mendong yang dilakukan responden ini, seluruhnya merupakan usaha perorangan atau usaha rumah tangga. Walaupun usaha yang dilakukan ini merupakan usaha sampingan selain dari kegiatan produktif ibu rumah tangga yang kodartinya sebagai ibu didalam keluarga, akan tetapi nampaknya sudah mengarah ke usaha untuk meningkatakan pendapatan keluarga.

Pengrajin melakukan kegiatan usaha penganyaman ini dengan memperoleh pengetahuan dari orang tua mereka yang sudah secara turun temurun mengusahakan Anyaman Tikar Mendong. Jenis yang dihasilkan sampai saat ini belum pernah berubah.

4.3.2 Biaya Produksi

Biaya produksi yang dikeluarkan untuk usaha Anyaman Tikar Mendong ini diantanya adalah sebagai berikut :

(32)

Biaya Tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi kerajinan anyaman tikar mendong atau biaya yang tidak habis di pakai selama satu kali produksi tikar mendong tersebut. Biaya tetap meliputi biaya penyusutan alat dan biaya pajak lokasi.

2. Biaya Bahan Baku

Bahan baku yang dibutuhkan dalam kerajinan ini adalah berupa mendong, benang kasur dan pewarna. Dalam melakukan kerajinan ini bahan baku yang paling banyak dibutuhkan adalah mendong. Sedangkan benang kasur yang digunakan sebagai pengikat mendong yang akan disesek atau dianyam dan pewarna sebagai penghias atau pembentukan pola motif sebelum mendong dianyam atau disesek. Dalam penelitian ini anyaman yang diproduksi oleh masing-masing responden adalah tikar mendong. Adapun kerajinan anyaman yang lainnya berbahan baku mendong seperti sajadah, taplak meja, hiasan dinding, tas bahkan tirai jendela. Akan tetapi jenis-jenis produksi tersebut tidak diproduksi karena terkait dengan alat untuk penganyaman jenis produksi selain tikar mendong tidak tersedia dan keterampilan yang kurang. Rata – rata bahan baku yang diperlukan responden dalam penganyaman kerajinan anyaman tikar mendong ini dapat disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 6 : Rata – rata bahan baku yang dibutuhkan responden perajin tikar mendong di Desa Lenek selama satu bulan yaitu :

Jenis Anyaman Tikar Bahan Baku

Mendong (ikat)

Benang Kasur (gulung)

Pewarna (bungkus) Tikar warna

Tikar tanpa warna 50.60 67.470 67.470

(33)

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Dari tabel di atas bahwa rata-rata bahan baku yang dibutuhkan oleh responden perajin kerajinan anyaman tikar mendong dalam proses produksi setiap bulannya yaitu 50,6 ikat mendong, 67,47 gulung benang kasur dan 67.47 bungkus pewarna/celup.

Rata-rata biaya bahan baku yang dibutuhkan responden dalam melakukan kegiatan kerajinan anyaman tikar mendong setiap bulannya yaitu dapat disajikan pada tabel berikut :

Tabel 7 : Rata-rata biaya bahan baku yang dibutuhkan oleh responden selama satu bulan yaitu :

Jenis tikar Biaya Bahan Baku (Rp) Jumlah

Mendong Benang Kasur Pewarna

Tikar Berwarna Tikar tanpa warna

118066,67 0

66600 0

66600 0

251266 0

Jumlah 118066 66600 66600 251266

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Dari data tabel di atas diketahui bahwan rata-rata biaya bahan baku yang dibutuhkan responden untuk melakukan kerajinan anyaman tikar mendong ini yaitu. Biaya rata-rata untuk mendong sebanyak Rp. 118.066,667, untuk benang kasur Rp. 66.600, dan pewarna atau celup warna sebesar Rp. 66.600.

2. Biaya Lain – lain

Biaya lain-lain yang dimaksudkan disini yaitu biaya yang tetap dikeluarkan oleh responden diantaranya yaitu biaya modal, biaya penyusutan alat tahan lama, biaya bahan bakar dan biaya transportasi.

(34)

Tabel 8 : besarnya biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh responden selama satu bulan :

Biaya Lain-Lain Rata – Rata Biaya Tetap (Rp) Penyusutan alat

Bahan bakar Transportasi

17166.67 12000 5000

Jumlah 142166.6667

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan Tabel :

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biaya penyusutan alat adalah biaya penyusutan alat tahan lama yaitu Rp. 17.166,67.

Pada kegiatan usaha kerajinan anyaman tikar mendong, alat yang digunakan adalah dandang,gunting, alat tenun dan teropong. Jumlah penyusutan alat yaitu 4 unit rata-rata nilai beli Rp.300.000, Rata-rata nilai beli penyusutan alat tahan lama yaitu 10 tahun dan rata-rata nilai penyusutan sebesar Rp.17.166.67.

Dalam pemenuhan sarana produksi usaha kerajinan anyaman tikar mendong salah satu bahan yang dipergunakan yaitu kayu bakar sebagai bahan bakar. Kayu bakar di sini digunakan untuk merebus air pada saat proses pewarnaan pada bahan dasar mendong sebelum dilakukan penganyaman. Kebutuhan bahan bakar ini didapatkan dengan mudah oleh pengrajin dan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk memperolehnya. Ini dikarenakan sudah tersedianya penjual kayu bakar disekitaran tempat pengrajin itu melakukan kegiatan pengrajinan.

3. Total Biaya Produksi

Rata-rata total biaya produksi dalam usaha kerajinan anyaman tikar mendong yang dikeluarkan oleh responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

(35)

Biaya Produksi Rata-Rata (Rp/Bulan)

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Dari tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata total biaya produksi yang dikeluarkan selama satu bulan oleh pengrajin kerajinan anyaman tikar mendong di desa lenek yaitu sebesar Rp. 393.732,67.

4.4 Produksi Dan Nilai Produksi

Pada dasarnya jenis produksi kerajinan anyaman mendong memiliki banyak motif yang bisa dikreasikan, akan tetapi pada kenyataannya motif yang dikreasikan oleh masyarakat desa lenek secara umum hanya motif tikar saja. Jenis dari tikar itu juga memiliki motif dan corak tersendiri namun kenyataannya di lapangan yang dapat responden hanya memproduksi satu jenis tikar saja yaitu tikar mendong berwarna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi dan nilai produksi kerajinan anyaman tikar mendong di desa lenek dapat disajikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 10 : Rata-rata jumlah produksi dan nilai produksi kerajinan anyaman tikar mendong yang dihasilkan selama satu bulan yaitu :

Jenis Anyaman Harga Satuan (Rp)

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

(36)

4.5 Pemasaran Hasil Produksi

Dalam memasarkan hasil produksi, pegrajin menjual hasil kerajinannya ke pedagang pengumpul, dan kemudian pedagang pengumpul menjual pada pasar-pasar tradisional dan stand-stand pameran, tetapi banyak juga pengerajin menjual hasil kerajinannya langsung kepada konsumen atau konsumen langsung datang ke pengrajin.

Ini menandakan bahwa dalam hal memasarkan hasil pengrajin selama ini tidak memiliki masalah.

4.6 Pendapatan Usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong

Rata-rata total pendapatan bersih responden setiap bulannya dari usaha kerajinan anyaman tikar mendong dapat disajikan pada tabel yaitu ;

Tabel 11 : Rata-rata total biaya produksi, total nilai produksi dan pendapatan bersih usaha kerajinan anyaman tikar mendong di desa lenek yaitu sebagai berikut :

Uraian Rata-rata (Rp/bulan)

Total Nilai Produksi

Total Biaya Produksi 506000,00393732.67

Pendapatan Bersih 112.266,00

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel:

Tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata nilai produksi dalam usaha kerajinan anyaman tikar mendong dalam satu bulan sebesar Rp.112.266,00. Untuk biaya produksi sebesar Rp. 393.732.00 sehingga pendapatan bersih responden yang diperoleh dari usaha kerajinan anyaman tikar mendong sebesar Rp. 112.266.00.

4.7 Kontribusi Pendapatan Usaha Kerajinan Anyaman Tikar Mendong Terhadap Pendapatan Rumah Tangga

(37)

responden dari pendapatan suami dan pendapatan ibu rumah tangga yaitu sebagai berikut.

Tabel 12 : Rata-rata kontribusi pendapatan usaha kerajinan anyaman tikar mendong terhadap total pendapatan rumah tangga yaitu :

Sumber Pendapatan Nilai

(Rp/Bulan)

Persentase (%) Pendapatan suami

Pendapatan Usaha Kerajinan Tikar

560900 112.266

83.32 16.68

Total Pendapatan Rumah Tangga 673166 100

Sumber : Data Primer Diolah

Keterangan tabel :

Tabel di atas menjelaskan bahwa rata-rata pendapatan suami responden sebesar Rp.560.900,00 atau 83,32% , dan sumbangan dari pendapatan usaha kerajinan anyaman tikar mendong terhadap total pendapatan rumah tangga responden adalah sebesar Rp.112.266,00 atau 16,68% dari pendapatan total rumah tangga.

Dengan tidak adanya sumber pendapatan lain memperlihatkan bahwa usaha kerajinan anyaman tikar mendong memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap pendapatan keluarga. Usaha kerajinan anyaman tikar mendong di desa lenek ini diusahakan pada saat waktu luang ketika tidak ada waktu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang lain.

(38)

4.8 Analisa Curahan Waktu Kerja Responden Terhadap Kerajinan Anyaman Tikar Mendong

Wanita atau ibu rumah tangga pengrajin anyaman tikar mendong dalam memanfaatkan waktu luangnya selain melakukan kewajibannya sebagai seorang istri juga melakukan kegiatan produktif yaitu melakukan kegiatan pengrajinan anyaman tikar mendong untuk membantu menambah pendapatan rumah tangga, dari 30 responden tidak ada yang memiliki pekerjaan tetap lainnya. Untuk dapat mengetahui jumlah waktu yang dicurahkan ibu rumah tangga pengrajin atau responden setiap bulannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 13 : Rata-rata curahan waktu kerja pengrajin anyaman tikar mendong perbulan di desa lenek yaitu sebagai berikut :

Jenis kegiatan Curahan waktu kerja (HKO)

Penganyaman 42

Jumlah 42

Sumber : Data Primer Diolah Keterangan tabel :

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa meskipun kegiatan usaha kerajinan anyaman tikar mendong akan tetapi responden mencurahkan waktu yang sangat tinggi untuk melakukan penganyaman. Karena pada konsepnya bahwa tinggi rendahnya curahan waktu kerja dapat dibandingkan dengan 360 HKO (HKO Normal jika seseorang bekerja penuh selama 6 jam perhari selama satu tahun). Curahan waktu kerja digolongkan menjadi 4 yaitu : sangat rendah jika <160 HKO, rendah jika 161-260 HKO, tinggi jika besarnya 261-360 HKO, dan sangat tinggi jika >360 HKO.

(39)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapatan rata-rata total dari kegiatan industri kerajinan anyaman tikar mendong di desa lenek kabupaten Lombok timur ini dalam satu bulan yaitu sebesar Rp. 112.266,00

2. Kontribusi pendapatan industri kerajinan tikar mendong di desa lenek kabupaten Lombok timur terhadap pendapatan total rumah tangga adalah rata-rata sebesar Rp.112.266,00 atau 16,68% .

3. Jumlah rata-rata curahan waktu kerja dari pemanfaatan waktu luang pada industri kerajinan anyaman tikar mendong adalah 42 HKO setiap bulannya dan jika dihitung dalam tahun mencapai 504 HKO. Ini merupakan curahan waktu kerja yang sangat tinggi, itu disebabkan karena tidak terjadwalnya waktu kerja untuk melakukan kerajinan anyaman tikar mendong.

4. Masalah dan hambatan yang di hadapi oleh para ibu rumah tangga pengerajin industri kerajinan anyaman tikar mendong disini yaitu semakin berkurang dan sulitnya untuk mendapatkan bahan baku yaitu mendong karena semakin kurangnya petani yang mengusahakan rumput mendong.

(40)
(41)

DAFTAR PUSTAKA

Alvin Toffer,1971. Future Shock. Bantam Books

Abubakar. 2010.Agribisnis Teori dan Aplikasi. Penerbit Gaung persada (GP) Press. Jakarta

BPS, Nilai Tambah Menurut Sub Sektor 2001-2008. Statistik industri.

Firdaus A. Dunia, 1994. Akuntansi Biaya; Buku 1, Lembaga Penerbit FEUI Press. Jakarta.

Halide. 1994. Pemanfaatan Waktu Luang Rumah Tangga di Daerah Aliran Sungai Jeneberang. Disertasi Fakultas. Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Http://Elib.Unikom.Ac.Id/Files/Disk1/459/Jbptunikompp-Gdl-Andriyanan-22908-5-Unikom_A-I.Pdf. Diakses pada hari Senin 01 Juli 2013.

Http:://id.m.wikepedia.org/wiki/biaya. Diakses pada rabu 03 juli 2013.

Ilyas.1988. Kajian Social Ekonomi Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur Dalam Dalam Rangka Pengelolaan Kependudukan (Studi Kasus Di Kota Madya Ujung Pandang).Majalah Demografi Indonesia Nomor 37 Lembaga Peneliti Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Jakarta.

Ridwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

Mulyadi.1993. Akuntansi Biaya; Edisi ketiga, BPFE Universitas Gunadarma. Yogyakarta.

(42)

Rahil Dane. 2011. Sejarah desa lenek, Lombok Timur. budidarma.wirangbaya@sasak.org. Lenek.

Ridwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung.

Raharjo, 1984.Transformasi Pertanian, Industrialisasi Dan Kesempatan Kerja. UI-Press, Jakarta.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. Rajawali. Jakarta

Supriyono.2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua.BPFE.Yogyakarta.

Sutimin.1997. Pembuatan Tas Dari Anyaman Mendong. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Nusa Tenggara Barat.

(43)

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Pendekatan Masalah
Tabel 3.3.2. Jumlah Pengrajin Anyaman Tikar Mendong Yang Ada Di Lombok Timur
Tabel 3 :  Jumlah wanita responden berdasarkan kisaran umur di Kabupaten Lombok
Tabel  5  :  Jumlah  responden  beradasarkan  pengalaman  berusaha  Kerajinan
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,007 dan nilai C.R (2,678) yang lebih besar dari nilai standar 1,979 menunjukkan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil kerajinan perak ditinjau dari motif, dan teknik pembuatan karya kerajinan perak produksi rumahan yang ada di desa

Tahap-tahap pengembangan desain praktikum dengan pendekatan STEM pada pembelajaran fermentasi melalui pembuatan tempe dari fermentasi biji nangka untuk meningkatkan

Hasil ini merupakan rekomendasi yang baik bagi IASB untuk memasukkan metrik yang menunjukkan prospek masa depan perusahaan dalam system pelaporan keuangan perusahaan

Dari pembahasan di atas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan berikut ini: Tari Topeng mempunyai nilai hiburan yang mengandung pesan-pesan terselubung, karena

Sebagaimana disimpulkan diatas bahwa Korea Utara mempunyai kepentingan nasional mempertahankan kekuasaan Dinasti Politik Kim Il-Sung dan juga telah dipaparkan

Responden menjawab bahwa peraturan dalam pembangunan hutan tanaman rakyat antara lain hutan tanaman rakyat memiliki kawasan di hutan produksi yang dikelola oleh

a. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya persoalan hukum mengenai pengenaan PPN di perbankan syariah adalah disebabkan perundang-undangan yang mengatur tentang PPN di