• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Kimia Klinik Dasar Uri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum Kimia Klinik Dasar Uri"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kimia klinik merupakan ilmu dasar yang memerlukan pemahaman dalam menganalisis berbagai cairan tubuh atau spesimen jaringan atau tentang fisiologi dan proses biokimia tubuh dalam keadaan normal dan terjadi penyakit.

Saat ini banyak penyakit yang menyerang manusia diakibatkan pola hidup yang tidak sehat, seperti mengkonsumsi makanan yang tidak sehat / instan, merokok, dan zat zat kimia lainnya yang dapat merusak tubuh.

Seseorang yang sehat secara fisik belum tentu sehat secara klinis, banyak kemungkinan berbagai penyakit ada dalam dirinya. Maka seseorang harus melakukan pemeriksaan secara berkala agar organ dalam tubuh dapat diketahui apakah normal atau sudah tidak abnormal. Dalam hal menjaga kesehatan merupakan prioritas utama dari mahkluk hidup apalagi manusia.

Ekskresi adalah proses pembuangan zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urine. Zat buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbondioksida,serta zat warna empedu.

(2)

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat-sisa seperti racun, obat-obatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.

Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan urin secara fisika yang meliputi bobot jenis, warna, bau, ataupun pH dari urin serta mengamati zat organik yang terkandung dalam urin berupa eritrosit, leukosit, glukosa dan kristal asam urat. Dimana dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diinterpretasikan kemungkinan penyakit yang diderita oleh seseorang (probandus).

1.2 Maksud

Adapun maksud dari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara penentuan sifat fisika dan pemeriksaan zat organik pada spesimen urin serta menginterpretasikan data yang diperoleh.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum pemeriksaan fisika dan zat organik dalam urin, yaitu untuk mengetahui bobot jenis urin serta interpretasi datanya. warna-warna yang timbul dalam urin, bau yang ditimbulkan oleh urin, derajat keasaman urin, sedimen urin, glukosa.

1.4 Prinsip

1. Mengamati volume urin yang dikumpulkan didalam tabung reaksi.

2. Warna urin diamati didalam tabung reaksi dengan cahaya tembus dan dilihat dalam sikap serong.

3. Dapat dilihat dalam sikap serong pada tabung reaksi dengan cahaya tembus.

4. Derajat keasaman urin ditetapkan dengan lakmus atau kertas indikator.

(3)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Data Klinis

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan unutk membuanga molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2012 : 103).

Pembentukan urine yaitu ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh tubuh melalui tiga proses utama filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut. Di dalam urin terkandung bermacam – macam zat, antara lain (1) zat sisa pembongkaran protein seperti urea, asam ureat, dan amoniak, (2) zat warna empedu yang memberikan warna kuning pada urin, (3) garam, terutama NaCl, dan (4) zat – zat yang berlebihan dikomsumsi, misalnya vitamin C, dan obat – obatan serta juga kelebihan zat yang yang diproduksi sendiri oleh tubuh misalnya hormon (Sloane, 2003).

Urin mempunyai Ph yang bersifat asam , yakni rata-rata 5,5- 6,5 . jika didapatkan Ph yang relative basa kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea , sedangkan jika Ph yang terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu asam urat. (Purnomo.2009)

Pemeriksaan ini meliputi uji : (Purnomo.2009)

1. Makroskopik dengan menilai warna, bau dan berat jenis urin

2. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasamaan/pH , protein dan gula dalam urin.

(4)

Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ dalam tubuh, maka sangat penting sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan (Gandasoebrata, 2004) :

1. Urin sewaktu

Untuk bermacam-macam pemeriksaan dapat digunakan urin sewaktu, yaitu urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

2. Urin Pagi

Yang dimaksudkan dengan urin pagi ialah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur. 3. Urin Postprandial

Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria ; ia merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 1½ -3 jam sehabis makan.

4. Urin 24 Jam

Cara pengumpulkan umpamanya sebagai berikut ; jam 7 pagi penderita mengeluarkan urinnya ; urin dibuang . semua Urin yang dikeluarkan kemudian, termasuk juga urin jam 7 pagi esok harinya, harus ditampung dalam botol urin yang tersedia dan isinya dicampur.

B. Nilai rujukan (Lefever ,1997) 1. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin

Dewasa : 1,005 - 1,030 gram/ml Bayi baru lahir : 1,001 – 1,020 gram/ml

Anak : 1,005 – 1,030 gram/ml 2. Pemeriksaan pH

(5)

Bayi baru lahir : 5,0 – 7,0 Anak : 4,5 – 8,0

3. Pemeriksaan Glukosa pada Urin

Negatif (-) : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan (tidak ada glukosa).

Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 – 1% glukosa).

Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1 – 1,5% glukosa).

Positif 3 (+++) : warna jingga, seperti lumpur keruh (2 -3,5% glukosa).

Positif 4 (++++) : merah keruh (> 3,5% glukosa).

4. Pemeriksaan Mikroskopik (Eritrosit, Leukosit, dan Kristal Asam urat) Eritrosit : 0 – 1 / pb

Warna : kuning muda dan kuning tua Bau : menyengat, bau amoniak

(6)

2. Pemeriksaan Bobot jenis Urin

1. Berat Jenis < 1,005 : Diabetes insipidus, banyak minum, kelebihan cairan, penyakit ginjal, kekurangan dan kelebihan kalium berat jenis.

2. Berat jenis > 1,026 : Kurang minum, diabetes militus, muntah, diare, dehidrasi, penggunaan zat kontras pada sinar x.

3. Pemeriksaan pH urin

a. < 4,5 : Asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare berat, diet tinggi protein hewani.

b. > 8,0 : Bakteriuria, infeksi saluran kencing. 4. Pemeriksaan Glukosa Urin

>15 mg/dL atau +4 ; diabetes, gangguan system saraf pusat (stroke), sindrom Cushing’s, anesthesia, infuse glukosa, stress berat, infeksi. 5. Pemeriksaan Organoleptik

- Warna

a. Tidak Berwarna atau pucat : banyak minum, diabetes insipidus, GGK, minum alcohol.

b. Merah atau merah kecoklatan : hemoglobinuria, porfirin, kontaminasi dengan menstruasi.

c. Jingga tua : pembatasan masukan cairan, urin pekat, urobilin,panas.

d. Biru atau hijau : toksemia Pseudomonas

e. Coklat atau hitam : keracunan lisol, melanin, bilirubin, metemoglobin, porfirin.

- Bau

a. Amonia : pecahan urea oleh bakteri

b. Busuk atau tengik : Bakteria (infeksi saluran kencing) c. Mousey : fenilketonuria

d. Manis atau berbau buah : asidosis diabetic, kelaparan.

D. Obat – Obat dan Makanan Yang Mempengaruhi Data Klinis

(7)

Analgesik : naproksen, salisilat, fenoprofen, ibuprofen ; Anestesi : ketamine ; Antibiotik : kolistin, oksasilin, tetrasiklin, aminoglikosida, vankomisin, eritromisin, rifampisin, sulfonamid ; Antiretroviral : asiklovir ; Preparat besi ; Diuretik: furosemid, tiazid, manitol ; Koloid : dextran ; Sitostatika: siklofosfamid, cisplatin ; Antijamur : amfoterisin ; Imunosupresan: siklosporin, takrolimus ; Antitrombotik: klopidogrel, ticlid ; Antidislipidemia : statin ; Golongan bifosfonat ; Antidepresan: amitriptilin ; Antihistamin ; Allopurinol ; Antikonvulsi : fenitoin, asam valproat ; Ulcer healing drugs: H2-blocker, penghambat pompa proton.

b) Pengaruh Makanan

pH urin dipengaruhi oleh diet dan vegetarian dimana asupan asam sangat rendah sehingga membuat urin menjadi alkali (Menkes RI, 2011: 49). Beigitu pula dengan warna urin, contohnya Warna kuning merah (pink) menunjukkan adanya komposisi sayuran (Menkes RI, 2011 : 48).

E. Patofisiologi (Pearce, 2006) a. Infeksi Ginjal

Termasuk pielitis, pielonefritis, dan nefritis supuratif akut (jelas beda dengan nefritis akut). Dapat ditimbulkan oleh penyakit tuberkulosa atau penyakit ganas pada ginjal.

b. Batu dalam kandung kencing

Dapat terbentuk di tempat atau berasal dari ginjal, masuk ke dalam kandung kencing dank arena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing, maka batu tertekan pada trigonum yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Biasanya terdapat sedikit hematuria.

c. Kegagalan ginjal

(8)

d. Diabetes Mellitus

Kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan untuk mengoksidasikarbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang normal, menimbulkan hiperglikemia, glkosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar, badan kurus, kelemahan, asidosis, sering menyebabkan dispnea,lipemia, ketonuria, dan akhirnya koma.

e. Diabetes Insipidus

Kelainan metabolik yang disebabkan defisiensi hormon antidiuretik, menyebabkan kegagalan reabsorpsi air pada tubulus dalam ginjal, menimbulkan pengeluaran urin dfalam jumlah besar, dan rasa haus yang hebat.

f. Gout

Kelompok gangguan metabolik purin dan pirimidin ditandai dengan typhi yang menimbulkan serangan peradangan artfritis akut sendi paroksismal berulang biasanya mengenai sendi perifer tunggal, biasanya bereaksi baik dfengan kolkisin, dan biasanya diikuti dengan penyembuhan total; pada kasus yang lanjut juga dapat ditemui adanya hiperurisemia dan urolitiasis asa urat.

g. Uremia

Keseluruhan kumpulan tanda dan gejala gagal ginjal kronis. h. Asidosis Metabilok

Gangguan dimana status asam basa bergeser ke sisi asam akibat kehilangan basa atau retensi asam nonkarbonat / asam tetap. i. Asidosis Respiratorik

(9)

BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gegep kayu, mikroskop, plat tetes, piknometer, pipet tetes, rak tabung, sentrifuge, tabung reaksi, tabung sentrifuge, termometer, dan timbangan analitik.

Cuci tangan terlebih dahulu kemudian gunakan sarung tangan. Kemudian tampung urine 24 jam. Ambil sebagian urin dan masukkan kedalam botol secukupnya. Catat tanggal pengambilan dan beri label. Aeetelah selesai sarung tangan dibuka dan cuci tangan kembali.

3.4 Cara Kerja

a)Pemeriksaan Bobot Jenis Urin

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin ke dalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Diukur suhu dari urin, jika suhu sudah mencapai 2 C maka piknometer yang berisi urin langsung55 ditimbang. Jika belum mencapai suhu 2 C, didinginkan dalam55 wadah yang berisi es batu dan dipantau suhu dengan menggunakan termometer. Kemudian ditimbang piknometer yang berisi urin, dan dicatat masing-masing bobotnya. Dihitung bobot jenis dari urin tersebut.

b)Pemeriksaan Warna Urin

(10)

berwarna, kuning, kuning muda, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat, kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dan lain-lain.

c)Pemeriksaan Bau Urin

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipipet 5 mL urin dan dicium bau yang ditimbulkan. Dicatat hasil pengamatan, dapat dinyatakan dengan bau makanan, obat-obatan, bau amoniak, bau ketonuria, atau bau busuk.

d)Pemeriksaan pH Urin

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Dipipet urin lebih kurang setengah dari tabung reaksi. Dicelup kertas pH universal ke dalam tabung yang berisi urin. Diamati perubahan warna dan dicatat pHnya.

e) Pemeriksaan Sedimen Urin (Mikroskopik)

Dipipet urin sebanyak 8 mL, kemudian disentrifuge selama 10 menit, 5000 rpm. Dibuang supernatant, diambil endapannya. Lalu diamati dibawah mikroskop.

f) Pemeriksaan Zat Organik

(11)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

kelompo k

Bj Ph Warna bau sedimen glukos a 1 64 1,008 6 kuning tua Amoniak Kristal Asam

urat 80 0,999 5 Kuning Amoniak Kristal Asam

urat

Karbohidrat pereduksi + benedict + air asam onat + kupro oksida (Sumardjo, 2008: 237)

4.3 Pembahasan

(12)

Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat-sisa seperti racun, obat-obatan dari dalam tubuh. Sistem urin adalah organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin.

Pemeriksaan urin dilakukan menggunakan 7 spesimen yang berbeda dan diberi kode 64, 65, 71, 80, 91, 88, dan 108. Pemeriksaan spesimen urin sendiri meliputi beberapa parameter yaitu pH urin, berat jenis, warna, bau, sedimen, dan kandungan glukosa. Untuk mengetahui kandungan – kandungan urin yang dapat diperoleh dari spesimen urin maka dilakukannlah praktikum ini. Adapun pemeriksaan yang dilakukan yaitu pemeriksaan warna Urin, disiapkan alat dan bahan, masing-masing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang berbeda dan diamati warna urin dengan sikap serong pada tembus cahaya. Tujuan dari pemeriksaan warna urin yaitu untuk menentukan warna yang ada pada urine. Warna dari urine menunjukan keadaan normal atau tidaknya urine. Dari hasil yang diperoleh, spesimen urin 65 dan 71 berwarna kuning muda, spesimen urin 64 berwarna kuning tua, spesimen urin 80 dan 108 berwarna kuning, spesimen urin 91 dan 88 beerwarna kuning pucat. Hal ini mengindikasikan bahwa semua spesimen urin adalah normal, sebagaimana sesuai dengan literature range warna urin yang normal adalah kekuning – kuningan sampai kuning.

Pemeriksaan bau urin, disiapkan alat dan bahan, masing-masing sampel dipipet 5 mL kedalam tabung reaksi yang berbeda kemudian dicium bau yang ditimbulkan oleh urin. Tujuan dari pemeriksaan bau urine adalah untuk mengetahui bau dari urine dimana terdiri dari bau amoniak, keton uria dan bau busuk. Dari hasil yang diperoleh, semua spesimen memiliki bau amoniak. Hal ini mengindikasikan bahwa semua spesimen urin normal dan mengandung amoniak.

(13)

kemudian dicelupkan kertas pH universal, diamati pH-nya kemudian dicatat. Tujuan dari pemeriksaan pH urine adalah untuk mengetahui derajat keasaman urin dalam hal ini menggunakan kertas pH universal. Dari hasil yang diperoleh, ternyata spesimen urin 71, 80, dan 91 memiliki pH 5, sedangkan spesimen urin 64, 65, 88, dan 108 memiliki pH 6. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa semua urin memiliki pH asam tetapi masih dalam range normal, sebagaimana range pH urin normal berdasarkan literature adalah 4,5 -8,5.

Pemeriksaan Bobot Jenis Urin, disiapkan alat dan bahan, ditampung masing-masing sampel urin sebanyak 50 mL. Ditimbang piknometer kosong. Dipipet urin kedalam piknometer hingga mencapai mulut piknometer. Didinginkan hingga 250C dalam suhu

kamar.Ditimbang berat piknometer + urin. Kemudian dilakukan hal yang samauntuk aquades. Dicatat masing-masing bobotnya. Tujuan dari pemeriksaan bobot jenis urine adalah untuk menentukan kepekatan urin dengan mengukur bobot jenisnya. Makin kecil atau rendah bobot jenis makin besar diuresis dan sebaliknya. Dari hasil yang diperoleh, spesimen urin 64 memiliki berat jenis 1.008, spesimen urin 65 memiliki berat jenis 0.993, spesimen urin 71 memilki berat jenis sebesar 0.991, spesimen urin 80 memiliki berat jenis sebesar 0.999 spesimen urin 91 memiliki berat jenis 0.989, spesimen urin 88 memiliki berat jenis 0.992, spesimen urin 108 memiliki berat jenis 1.018. Semua spesimen urin masuk di dalam range normal yaitu 1,001 – 1,035. Semakin berat bobot jenis dari urin maka semakin pekat urin nya sehingga diuresisnya pun sedikit, dan begitupun sebaliknya.

(14)

sedimen, sedangkan spesimen urin 64, 65, 80, 91, dan 88 ditemukan sedimen kristal asam urat.

(15)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa semua spesimen urin normal.

5.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2017, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, UMI, Makassar.

Gandasoebrata 2006, Penuntun Labratorium Klinik, PT. Dian Rakyat.

Ismail, G 2012, Sehat Tanpa Obat, Grasindo, Jakarta.

Leferver, K J 1997,Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik dengan implikasi keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Menkes RI 2013, Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2013, Kemkes, Jakarta.

Menkes RI 2011, Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kemkes, Jakarta.

Pearce, E 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta.

(17)

LAMPIRAN A. Perhitungan

1. Bobot jenis spesimen urin 71

Dik : Pikno kosong = 32,6316 gram Pikno + urin = 82, 2333 gram Volume urin = 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :

BJ = (berat pikno kosong + urin) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 82, 2333 gram –32,6316 gram 50 mL

= 0,991 gram/mL 2. Bobot jenis spesimen urin 80

Dik : Pikno kosong = 32,6316 gram Pikno + urin = 82, 5833 gram Volume urin = 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :

BJ = (berat pikno kosong + urin) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 82, 5833 gram – 32,6316 gram 50 mL

= 0,999 gram/mL

3. Bobot jenis spesimen urin 64

Dik : Pikno kosong = 32,593 gram Pikno + urin = 82,263 gram Volume urin = 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :

(18)

Volume piknometer = 82,263 gram – 32,593 gram 50 mL

= 0,993 gram/mL 4. Bobot jenis Spesimen urin 65

Dik : Pikno kosong = 32,387 gram Pikno + urin = 82,823 gram Volume urin = 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……?

Penyelesaian :

BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 82,823 gram – 32,387 gram 50 mL

= 1,008 gram/mL

5. Bobot jenis Spesimen urin 71 Bobot jenis

BJ= (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 81,73865 gram –32,1054 gram 50 mL

= 0,992 gram/mL

6. Bobot Jenis Spesimen Urin 88

Dik : Pikno kosong = 32,6316 gram Pikno + urin = 82, 5833 gram

(19)

Dit : Bobot jenis urin ……? Penyelesaian :

BJ= (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 82, 5833 gram – 32,6316 gram 50 mL

= 0,999 gram/mL

6. Bobot jenis spesmen Urin 108

Dik : Pikno kosong = 31,181200 gram Pikno + urin = 82,7466 gram Volume urin = 50 mL

Dit : Bobot jenis urin ……? Penyelesaian :

BJ = (berat pikno kosong + urine) – ( pikno kosong) Volume piknometer

= 82,7466gram – 31,181200 gram 50 mL

(20)

B. Skema Kerja

a. Pemeriksaan Bobot Jenis Urin

-Dimasukkan urin

-Didinginkan pada suhu 250

b. Pemeriksaan Warna Urin

-Diamati warnanya

c. Pemeriksaan Bau Urin

-Dicium bau spesimen urin

d. Pemeriksaan pH Urin

Ditimbang piknometer kosong

Piknometer + urin

Dihitung BJnya

Dipipet 5 mL urin

Dicatat hasilnya

Dipipet 5 mL urin

(21)

-Dicelup kertas pH universal

-Diamati perubahan warna

e. Pemeriksaan Sedimen

-Disentrifuge 6000 rpm (10 menit)

-Amati dimikroskop

f. Pemeriksaan Organik (Glukosa urin)

-Dipanaskan 2 menit Dimasukkan urin ± ½ tabung reaksi

Di catat pHnya

8 mL urin

Diambil endapan

Dicatat hasilnya

5 mL larutan benedict

+ 8 tetes urin

(22)

C. Gambar

Uji benedict Uji benedict Sebelum Sesudah

(23)

Uji sedimen Uji sedimen

80 71

Uji warna Uji warna

Referensi

Dokumen terkait

Anda telah pun dapat mengenali jenis-jenis tembok penahan dan anda telah pun mengetahui tentang tekanan sisi tanah yang dikenakan ke atas tembok tersebut..

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan galur-galur padi yang berdaya hasil tinggi dan fenotipik akseptabilitas yang baik di lahan lebak pada musim kemarau.. BAHAN

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Tema dania hasamuza hama’okho,no hasamuza hama’okho,nono galimango ana’a no galimango ana’a kho duada balugu,raya badano kho duada balugu,raya badano ngawanua mazingo,lamane

Sans Famille. Sans Famille merupakan roman yang ditulis oleh Hector Malot. Roman ini menggambarkan keberanian, integritas dan kesetiaan seorang anak pungut yang bernama

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penelitian ini menemukan 3 strategi yang dilakukan oleh masyarakat Cemani dalam menyelesaikan permasalahan rumah Islami yang berlahan

Pelaksanan kerja praktik ini merupakan bentuk kerjasama &#34;ang  baik antara lembaga pendidikan dengan pihak perusahaan, khususn&#34;a antara ni(ersitas

Ija&gt;rah (ﹸﺓَﺭﺎَﺟِﻹﺍ) menurut bahasa, adalah al-itsabah (memberi upah). Misalnya aajartuhu , baik dibaca panjang atau pendek, yaitu memberi upah. Sedangkan