• Tidak ada hasil yang ditemukan

31 188Praktis Perubahan Gambaran EKG pad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "31 188Praktis Perubahan Gambaran EKG pad"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

541

P R A K T I S

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan spektrum klinis yang mencakup angina tidak stabil, infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI), dan infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (STEMI). Keluhan utama SKA adalah nyeri dada, dan digolongkan lagi berdasarkan ada tidaknya elevasi segmen ST pada gambaran EKG (elektrokardiografi). Diagnosis awal SKA tanpa elevasi segmen ST digolongkan lagi berdasarkan hasil pemeriksaan enzim jantung, yaitu troponin. Jika troponin positif, diagnosisnya adalah infark miokard akut tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI), dan jika negatif, diagnosisnya adalah angina tidak

1 stabil.

Gambaran EKG pada angina tidak stabil dan NSTEMI

Pada gambaran EKG normal, gelombang T biasanya positif pada sadapan (lead) I, II, dan V3 sampai dengan V6; terbalik pada sadapan aVR; bervariasi pada sadapan III, aVF, aVL, dan V1; jarang didapatkan terbalik pada V2. Jika terjadi iskemia, gelombang T menjadi terbalik (inversi), simetris, dan biasanya bersifat sementara (saat pasien simptoma-tik). Bila pada kasus ini tidak didapatkan keru-sakan miokardium, sesuai dengan peme-riksaan CK-MB (creatine kinase-myoglobin) maupun troponin yang tetap normal, diag-nosisnya adalah angina tidak stabil. Namun, jika inversi gelombang T menetap, biasanya didapatkan kenaikan kadar troponin, dan diagnosisnya menjadi NSTEMI. Angina tidak stabil dan NSTEMI disebabkan oleh trombus non-oklusif, oklusi ringan (dapat mengalami reperfusi spontan), atau oklusi yang dapat dikompensasi oleh sirkulasi kolateral yang

2,3 baik.

Gambaran khas berupa depresi segmen ST lebih dari 0,5 mm (0,05 mV) pada dua atau lebih sadapan yang bersesuaian atau inversi 5 gelombang T yang dalam dan simetris. Morfologi depresi segmen ST biasanya datar

2. Gambaran awal elevasi segmen ST Jika oklusi terjadi dalam waktu lama dan de-rajatnya signifikan (menyumbat 90% lumen arteri koroner), gelombang T prominen akan diikuti dengan deviasi segmen ST. Elevasi segmen ST menggambarkan adanya daerah miokardium yang berisiko mengalami keru-sakan ireversibel menuju kematian sel (da-pat diukur berdasarkan peningkatan kadar troponin) dan lokasinya melibatkan lapisan epikardial. Diagnosis STEMI ditegakkan jika didapatkan elevasi segmen ST minimal 0,1 mV (1 mm) pada sadapan ekstremitas dan lebih dari 0,2 mV (2 mm) pada sadapan pre-kordial di dua atau lebih sadapan yang

ber-2,6

sesuaian. Elevasi segmen ST merupakan gambaran khas infark miokardium akut transmural, tetapi bisa ditemukan pula pada kelainan lain. Pada kebanyakan kasus, untuk membedakan STEMI dari kelainan lain biasa-nya tidak sulit, cukup dengan memperha-tikan gambaran klinisnya.

atau downsloping. Gambaran depresi seg-men ST pada angina tidak stabil atau NSTEMI

2,3 bersifat sesaat (transient) dan dinamis.

Gambaran EKG pada STEMI

Selama terjadi STEMI, dapat diamati karak-teristik perubahan morfologi EKG yang berbeda-beda dalam jangka waktu tertentu,

2,4,5 di antaranya adalah:

1. Gelombang T hiperakut

Pada periode awal terjadinya STEMI, bisa didapatkan adanya gelombang T prominen. Gelombang T prominen itu disebut gelombang T hiperakut, yaitu gelombang T yang tingginya lebih dari 6 mm pada sadapan ekstremitas dan lebih dari 10 mm pada sadapan prekordial. Gelombang T hiperakut ini merupakan tanda sugestif untuk STEMI dan terjadi dalam 30 menit setelah onset gejala. Namun, gelombang T prominen ini tidak selalu spesifik untuk

2,4 iskemia.

Perubahan Gambaran EKG

pada Sindrom Koroner Akut (SKA)

Risalina Myrtha

RS Anak Astrini, Kaliancar, Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah

Ischemia

4 Gambar 1. Gelombang T terbalik (inversi).

ST segment is depressed.

3 Gambar 2. Depresi segmen ST.

Normal

Peaked T-wave

ST-segment elevation

Q-wave formation and loss of R-wave

T-wave inversion

Gambar 3. Perubahan morfologi segmen ST 5 dan gelombang T pada SKA.

Tabel 1. Diagnosis Banding Gelombang

2

T Prominen.

1. SKA (biasanya besar dan lebar, disertai nyeri dada dan gejala kardiovaskuler lainnya) 2. Variasi normal (didapatkan pada sadapan prekordial tengah pasien usia muda) 3. Hiperkalemia (biasanya tidak disertai gejala nyeri dada)

4. Perdarahan intrakranial (disertai peman-jangan interval QT dan terdapat gelombang U) 5. Hipertrofi ventrikel kiri

6. LBBB (left bundle branch block)

Tabel 2. Diagnosis Banding Elevasi

5

Segmen ST.

Sering

Jarang

• SKA

• Hipertrofi ventrikel kiri • Repolarisasi dini jinak • LBBB

• Perikarditis akut • Aneurisme ventrikel • Hiperkalemia

• Miokarditis akut

• Angina Prinzmetal/spasme koroner • Sindrom Brugada

• Perdarahan subaraknoid • Hipotermia

(2)

542

P R A K T I S

3. E levasi segmen ST yang k has (berbentuk konveks)

Gelombang R mulai menghilang. Pada saat bersamaan, mulai terbentuk gelombang Q patologis. Gelombang Q patologis berhu-bungan dengan infark transmural yang disertai dengan adanya fibrosis pada seluruh

3,4

dinding. Pada 75% pasien, elevasi segmen ST yang khas ini terbentuk dalam beberapa jam sampai beberapa hari.

4. Inversi gelombang T

Bila berlangsung lama dan tidak dilakukan reperfusi arteri koroner, elevasi segmen ST mulai menghilang kembali ke garis isoelek-trik. Bersamaan dengan itu, mulai timbul gambaran inversi gelombang T. Gelombang T dapat kembali normal dalam beberapa

2 hari, minggu, atau bulan.

5. Morfologi segmen ST kembali normal Segmen ST biasanya stabil dalam 12 jam, kemudian mengalami resolusi sempurna setelah 72 jam. Elevasi segmen ST biasanya menghilang sempurna dalam 2 minggu pada 95% kasus infark miokardium inferior dan 40% kasus infark miokardium anterior. Elevasi segmen ST yang menetap setelah 2 minggu berhubungan dengan morbiditas yang lebih tinggi. Jika elevasi segmen ST menetap selama beberapa bulan, perlu dipikirkan kemungkinan adanya aneurisma

2,6 ventrikel.

Lokalisasi SKA

DAFTAR PUSTAKA

1. Kalim H, Idham I, Irmalita, dkk. Pedoman praktis tatalaksana sindroma koroner akut. Jakarta: Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. 2008.

2. Haro Luis H. Acute coronary ischemia and infarction. Available at: http://secure2.acep.org/ BookStore/documents/Chapter+6-Echocar-diography-v3.pdf

3. Jones SA. ECG Notes: Interpretation and management guide. Philadelphia: F.A. Davis Company. 2005.

4. Mirvis DM., Goldberger AL. Electrocardiography. In: Braunwald's heart disease. A textbook of cardiovascular medicine 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2008. pp. 149-93.

5. Gelfand EV, Rosen AB. Diagnosis of acute coronary syndromes. In: Gelfand EV, Cannon CP. Management of acute coronary syndromes. West Sussex: Wiley Blackwell. 2009. pp. 13-36. Ava i l a b l e a t : h t t p : / / x a . y i m g. co m / k q / groups/16749867/1715651652/name/acute+c oronary+2009.pdf

6. Dharma S, Siswanto BB. Buku panduan kursus EKG 20th weekend course on cardiology. Jak ar ta: D epar temen K ardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. 2008.

Untuk menentukan lokasi iskemia atau infark miokard serta memprediksi pembuluh koroner mana yang terlibat, diperlukan dua atau lebih sadapan bersesuaian

sebagai-2,6 mana tersaji pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hubungan anatomis sadapan EKG pada SKA (sadapan aVR tidak memiliki makna diagnostik pada SKA). Infark tidak hanya terbatas pada satu daerah jantung saja. Sebagai contoh, jika terdapat peru-bahan pada sadapan V dan V (anterior) serta 3 4 pada sadapan I, aVL, V , dan V (lateral), diag-5 6 nosisnya menjadi infark miokard

antero-3 lateral.

Tabel 3. Evolusi Gambaran EKG Pada Iskemia Miokardium.2

Gelombang T Memuncak dalam 30 menit, dan kadang masih didapatkan setelah beberapa jam. Gelombang T menjadi terbalik (inversi) dengan reperfusi spontan maupun terapi. Sering menjadi normal kembali dalam beberapa hari, minggu, atau bulan. Kadang-kadang, kelainan gelombang T menetap.

Segmen ST Elevasi dalam beberapa menit sampai jam. Jika tidak dilakukan reperfusi secepatnya, biasanya menetap setelah 12 jam, kadang-kadang sampai beberapa hari. Biasanya menghilang dalam 2-3 minggu. Jika menetap setelah 3-4 minggu, perlu dicurigai adanya aneurisma ventrikel.

Q Patologis Berkembang dalam beberapa jam. Jika dilakukan reperfusi secepatnya, dapat menghilang sempurna. Tanpa reperfusi, didapatkan persisten pada 70% kasus.

3,4

Q patologis menggambarkan adanya kematian jaringan.

Dinding anterior Dinding septum

Dinding lateral

Dinding inferior

Pandangan anterior Pandangan anterior Pandangan posterior

3 Gambar 4. Berbagai letak anatomis SKA.

I lateral

II inferior

III inferior aVR

aVL lateral

aVF inferior

V septal1

V septal2

V anterior3

V anterior4

V lateral5

V lateral6

Gambar

Tabel 4. Hubungan anatomis sadapan EKG

Referensi

Dokumen terkait

1) Bagi penulis, mengembangkan pengetahuan penulis dalam menganalisis profitabilitas dan opini audit yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2) Bagi

[r]

Dengan media atau alat peraga yang benar dan tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang perlu dikomunikasikan dalam promosi kesehatan akan mudah diterima, dicerna dan

Makalah ini menjelaskan perilaku tetes dalam kolom isian yang ditampilkan dalam bentuk kurva distribusi ukuran tetesan di sepanjang kolom isian pada berbagai laju

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat penurunan waktu reaksi yang bermakna setelah bermain video game tipe first person shooter selama

dan air dapat terjadi pada kebanakan obat-obat simpatolitik. Diuretik sering diresepkan sebagai bagian dari regimen obat, dan kehilangan elektrolit serta ketidakseimbangan

Sedang kelompok kedua berpandangan bahwa agama mempunyai kepentingan secara moral dalam sebuah negara untuk menerapkan sistem pemerintahan yang demokratis, egalitarian

Dari 6 genus keong air tawar ( Bellamya, Pomacea, Lymnaea, Gyraulus, Indoplanorbis dan Melanoides ) yang ditemukan, keong Bellamya , Pomacea dan Lymnaea ditemukan