• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktualisasi Diri 2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri - Pengaruh Kebutuhan Aktualisasi Diri Dan Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Perawat Rsu Bunda Thamrin Medan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aktualisasi Diri

2.1.1 Pengertian Aktualisasi Diri

Menurut Goldstein dalam Suryabrata (2006:326). Aktualisasi diri adalah

motif pokok yang mendorong tingkah laku individu (organisme). Adanya

dorongan-dorongan yang berbeda misalkan dorongan-dorongan untuk makan, seksual, ingin tahu, ingin

memiliki, sebenarnya hanyalah manifestasi satu tujuan hidup pokok. Yaitu aktualisasi

diri. Apabila seseorang lapar, dia akan mengaktualisasikan dirinya dengan makan,

apabila dia ingin pintar, dia mengaktualisasi dengan belajar, dan sebagainya.

Pemuasan kebutuhan-kebutuhan khusus tertentu itu memang merupakan syarat bagi

realisasi diri seluruh organisme. Jadi, aktualisasi diri adalah kecenderungan kreatif

manusia.

Menurut Sunyoto (2012:13) aktualisasi diri adalah kebutuhan yang paling

tinggi dari Maslow. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan

potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Menurut Sutrisno (2011:125) kebutuhan

aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan yang paling tinggi. Untuk memenuhinya

biasanya seseorang bertindak bukan atas dorongan orang lain melainkan karena

kesadaran dan keinginan diri sendiri. Dalam kondisi seseorang ingin memperlihatkan

(2)

Menurut Maslow dalam Mangkunegara (2006:77) melukiskan kebutuhan ini

sebagai “hasrat untuk makin menjadi diri sendiri sepenuh kemampuannya sendiri,

menjadi apa saja menurut kemampuannya”. Aktualisasi diri dapat diartikan sebagai

perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat, potensi, serta

penggunaan semua kualitas dan kapasitas secara penuh. Karena aktualisasi diri adalah

kebutuhan yang paling tinggi, maka ia menjadi kebutuhan yang paling rendah

prioritasnya. Orang harus memenuhi keempat kebutuhan dibawahnya untuk merasa

butuh akan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri sangat penting dan merupakan harga mati apabila ingin

mencapai kesuksesan. Aktualisasi diri adalah tahap pencapaian oleh seorang manusia

terhadap apa yang mulai disadarinya ada dalam dirinya. Semua manusia akan

mengalami fase itu, hanya saja sebagian dari manusia terjebak pada nilai-nilai atau

ukuran-ukuran pencapaian dari tiap tahap yang dikemukakan Maslow. Andai saja

seorang manusia bisa cepat melampaui tiap tahapan itu dan segera mencapai tahapan

akhir yaitu aktualisasi diri, maka dia punya kesempatan untuk mencari tahu siapa

dirinya sebenarnya. (Arianto, 2009:66).

Jadi aktualisasi diri adalah suatu kebutuhan untuk mengungkapkan diri yaitu

merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini

akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpuaskan

(3)

orang yang sesuai dengan keinginan dan potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari

individu untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi

yang dimilikinya.

Menurut Hasibuan (2007:156) pemenuhan kebutuhan dapat dilakukan

pimpinan perusahaan dengan menyelenggarakan pendidikan dan latihan. Pendidikan

aktualisasi diri berbeda dengan pendidikan lainnya, karena dua hal yakni:

1. Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari luar namun pemenuhannya

berdasarkan keinginan atas usaha individu itu sendiri.

2. Aktualisasi diri berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan seorang

individu. Kebutuhan ini berlangsung terus terutama sejalan dengan meningkatkan

jenjang karier seorang individu.

2.1.2 Karakteristik Orang Yang Mengaktualisasikan dirinya

Menurut Maslow dalam Jess dan Gregory (2010:345), ada beberapa

karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri. Karakteristik

tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mampu melihat realitas secara lebuh efisien

2. Penerimaan akan diri, oran lain dan hal almiah

3. Spontanitas, kesederhanaan dan kealamian

4. Berpusat pada masalah

5. Kebutuhan akan privasi

(4)

8. Pengalaman puncak

9. Ketertarikan sosial

10. Hubungan interpersonal yang kuat

11. Struktur karakter yang demokratis

12. Diskriminasi antara cara dan tujuan

13. Rasa jenaka atau humor yang filosofis

14. Kreatifitas

15. Tidak mengikuti apa yang tidak diharuskan oleh kultur

2.1.3 Kebutuhan Akan Beraktualisasi Diri

Aktualisasi diri tokoh utama dalam psikologi terlihat di bagian aktualisasi diri

pada tingkat dalam hirarki Abraham Maslow (Poduska, 2008:177). Tingkat yang

paling rendah adalah mengenai kebutuhan-kebutuhan jasmani; tingkat kedua,

kebutuhan rasa aman; tingkat ketiga, kebutuhan cinta dan rasa memiliki; tingkat

keempat, kebutuhan harga diri; tingkat kelima dengan beraktualisasi diri.:

1. Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis

Untuk mencapai tingkat kebutuhan jasmani secara memadai, tingkat-tingkat

daerah biologis dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi biologis dari

tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa daerah kebutuhan jasmani manusia

adalah: lapar, haus, latihan atau gerak jasmani, seks, dan ransangan sensoris

(5)

2. Kebutuhan Rasa Aman

Hal objektif yang utama untuk pencukupan kebutuhan rasa aman adalah dengan

mengetahui rasa takut. Apakah ketakutan itu berdasarkan realitas atau imajinasi

saja (Poduska:2008:182). Kebutuhan keamanan sudah muncul sejak bayi, dalam

bentuk menangis dan berteriak ketakutan karena perlakuan yang kasar atau karena

perlakuan yang dirasa sebagai sumber bahaya. Manusia akan merasa lebih aman

berada dalm suasana semacam itu mengurangi kemungkinan adanya perubahan,

dadakan, kekacauan yang tiak terbayangkan sebelumnya (Alwisol, 2004:258).

3. Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Ada dua jenis cinta (dewasa) yakni deficiency atau D–love; orang yang mencintai

sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang

membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya hubungan pacaran, hidup

bersama atau perkawinan yang membuat seseorang terpuaskan kenyamanan dan

keamanannya. D-love adalah cinta yang mementingkan diri sendiri, lebih

memperoleh adari pada memberi. B-love didasarkan pada penilaian mengenai

orang lain apa adanya, tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu.

Cinta yang berniat memiliki, tidak mempengaruhi, dan tertuma bertujuan memberi

orang lain gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka

kesempatan orang itu untuk berkembang (Alwisol, 2004:259).

4. Kebutuhan Harga Diri

(6)

a) Menghargai diri sendiri (self respect): orang membutuhkan pengetahuan

tentang dirinya sendiri, bahwa dirinya berharga, mampu menguasai tugas dan

tantangan hidup.

b) Mendapat penghargaan dari orang lain (respect from others): orang

membutuhkan pengetahuan bahwa dirinya dikenal baik dan dinilai baik orang

lain.

Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaaan dan sikap percaya

diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna dan penting di lingkungan

keberadaannya. Sebaliknya, frustasi karena kebutuhan harga diri tak terpuaskan

akan menimbulkan perasaan dan sikap inferior, canggung, lemah, pasif,

tergantung, penakut, tidak mampu mengatasi tuntutan hidup dan rendah iri dalam

bergaul.

5. Kebutuhan Beraktualisasi Diri

Kebutuhan akan beraktualisasi diri adalah kebutuhan manusia yang paling tinggi.

Kebutuhan ini akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan dibawahnya telah

terpuaskan dengan baik. Maslow dalam Poduska (2008:125), menandai kebutuhan

akan aktualisasi diri sebagai hasrat individu untuk menjadi orang yang sesuai

dengan keinginan dan potensi-potensi yang dimilikinya, atau hasrat dari individu

untuk menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan segenap potensi yang

dimilikinya. Contoh dari aktualisasi diri ini adalah seseorang yang berbakat musik

menciptakan komposisi musik, seseorang yang memiliki potensi intelektual

(7)

2.1.4 Langkah-Langkah Mengaktualisasikan Diri

Menurut Asmadi (2008:123) Ada beberapa langkah sederhana untuk

mengaktualisasikan diri dalam mencapai sukses, yaitu:

1. Kenali potensi dan bakat unik yang ada dalam diri

Jangan pernah menyembunyikan bakat anda karena bakat diciptakan untuk

digunakan. Oleh karena itu anda harus dan wajib mengenali bakat dan potensi unik

yang ada dalam diri anda. Ia adalah anugerah Tuhan yang tidak ternilai. Yakinilah

masing-masing kita terlahir dengan bakat dan potensi yang luar biasa. Tugas

kitalah untuk memahami, mendeteksi dan mengenali bakat dan potensi apa sajakah

yang kita miliki.

2. Asah kemampuan unik anda setiap hari

Orang sukses adalah orang yang senantiasa mengasah kemampuan unik yang ada

dalam dirinya, yang membedakan dirinya dengan 6 milyar orang lainnya. Tidak

perlu malu, kemampuan sekecil apapun yang anda miliki sekarang adalah modal

untuk menciptakan kesuksesan di masa depan.

3. Buat diri anda berbeda dan jadilah “One in a million kind of person

Kita semua terlahir berbeda dan diciptakan untuk membuat perbedaan hidup.

Yakinilah anda adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Maka buatlah diri

berharga dengan menjadi yang berbeda dan bukan asal beda, tetapi harus unik.

Berikanlah perbedaan besar dalam hidup sehingga hidup anda merupakan berkah

(8)

2.2 Penghargaan

2.2.1 Pengertian Penghargaan

Usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan

tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu

usaha kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggunaan, dan pemeliharaan tenaga

kerja agar mampu melaksanakan tugas dengan efektif dan efisien. Sebagai langkah

nyata dalam hasil pembinaan maka diadakan pemberian penghargaan karyawan yang

telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Pemberian penghargaan tersebut

merupakan upaya perusahaan dalam memberikan balas jasa atas hasil kerja pegawai,

sehingga dapat mendorong bekerja lebih giat dan berpotensi.

Perusahaan memberikan penghargaan pada saat hasil kerja seorang karyawan

telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Ada juga perusahaan yang memberikan penghargaan kepada karyawan karena masa

kerja dan pengabdiannya dapat dijadikan teladan bagi karyawan lainnya. Pemberian

penghargaan karena masa kerja bertujuan untuk memotivasi gairah dan loyalitas

terhadap perusahaan.

Penghargaan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung

atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atau jasa yang diberikan

kepada perusahan (Hasibuan, 2007:130). Menurut Simamora (2004:514),

(9)

meningkatkan produktivitas para karyawan guna mencapai keunggulan yang

kompetitif. Penghargaan adalah reward dalam bentuk uang yang diberikan kepada

mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah ditentukan (Mahmudi,

2005:89).

Berdasarkan dari beberapa pengertian penghargaan diatas disimpulkan bahwa

suatu penghargaan adalah imbalan yang diberikan dalam bentuk material dan non

material yang diberikan oleh pihak perusahaan kepada karyawannya agar mereka

dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan berpretasi dalam mencaapai tujuan-tujuan

perusahaan, dengan kata lain pemberian penghargaan dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas dan mempertahankan karyawan yang berprestasi agar

tetap berada dalam perusahaan. Pemberian sistem penghargaan dimaksudkan sebagai

dorongan agar karyawan mau bekerja dengan lebih baik dan membangkitkan

motivasi sehingga dapat mendorong kinerja karyawan menjadi lebih baik.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghargaan

Konsep pemberian penghargaan yang layak serta adil bagi karyawan

perusahaan, akan dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan serta dapat

menimbulkan motivasi kerja yang tinggi bagi karyawan. Menurut Hasibuan

(2007:132) Pertimbangan pemberian penghargaan kepada karyawan sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor pada organisasi. Adapun faktor-faktor yang

(10)

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Jika pencari kerja (penawaran) lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan

(permintaan) maka penghargaan relatif sedikit. Sebaliknya jika pencari kerja lebih

sedikit daripada lowongan pekerjaan, maka penghargaan relatif semakin banyak.

2. Kemampuan dan kesediaan organisasi

Apabila kemampuan dan kesediaan organisasi untuk membayar semakin baik,

maka tingkat penghargaan akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika

kemampuan dan kesedian organisasi untuk membayar kurang maka tingkat

penghargaan relatif kecil.

3. Organisasi karyawan

Apabila organisasi karyawan kuat dan berpengaruh maka tingkat penghargaan

semakin besar. Sebaliknya jika organisasi karyawan tidak kuat dan kurang

berpengaruh maka tingkat penghargaan relatif kecil.

4. Produktivitas kerja karyawan

Jika produktivitas kerja karyawaan baik dan banyak maka penghargaan akan semakin

besar. Sebaliknya kalau produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka

penghargaannya kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres

Pemerintah dengan undang-undang dan keppres menetapkan besarnya penghargaan

minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya organisasi tidak

sewenang-wenang menetapkan besarnya penghargaan bagi karyawan. Pemerintah berkewajiban

(11)

6. Biaya hidup

Apabila biaya hidup didaerah itu tinggi maka tingkat penghargaan semakin besar.

Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah itu rendah maka tingkat penghargaan

relatif kecil.

7. Posisi jabatan karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima gaji/penghargaan

lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan lebih rendah akan

memperoleh gaji/penghargaan yang kecil.

8. Pendidikan dan pengalaman kerja

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka penghargaan akan

semakin besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.

9. Kondisi perekonomian nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju maka tingkat penghargaan akan

semakin meningkat, karena akan mendekati kondisi full employment

10.Jenis dan sifat pekerjaan

Kalau jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan mempunyai risiko yang besar maka

tingkat penghargaan akan meningkat karena membutuhkan kecakapan serta

ketelitian untuk mengerjakannya.

2.2.3 Alternatif Norma Pemberian Penghargaan

Menurut Mahsun (2006:114), terdapat empat alternatif norma pemberian

penghargaan agar dapat digunakan untuk memicu kinerja dan produktivitas pegawai,

(12)

1. Kesesuaian tujuan (goal congruense)

Setiap organisasi publik pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai, sedangkan

setiap individu dalam organisasi mempunyai tujuan individual yang sering tidak

selaras dengan tujuan organisasi. Penghargaan harus diciptakan sebagai jalan

tengah agar tujuan organisasi dapat di capai tanpa mengorbankan tujuan individual

dan sebaliknya tujuan individual dapat tercapai tanpa harus mengorbankan tujuan

organisasi.

2. Keadilan (equity)

Penghargaan harus dialokasikan secara proporsional dengan mempertimbangkan

besarnya kontribusi setiap individu atau kelompok. Karyawan yang memberi

kontribusi tinggi maka penghargaannya juga akan tinggi, sebaliknya siapa yang

memberi kontribusi rendah maka penghargaannya juga akan rendah.

3. Kemerataan (equality)

Penghargaan juga harus didistribusikan secara merata bagi semua pihak

(individu/kelompok) yang telah menyumbangkan sumber dayanya untuk

tercapainya produktivitas

4. Kebutuhan

Alokasi penghargaan kepada pegawai seharusnya mempertimbangkan tingkat

kebutuhan utama dari pegawai. Penghargaan yang berwujud finansial tidak selalu

(13)

2.2.4 Tujuan Penghargaan

Menurut Hasibuan (2007:133), tujuan pemberian penghargaan antara lain

adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,

stabilitas karyawan, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah:

1. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian penghargaan terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

manajer dan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugas dengan baik,

sedangkan manajer wajib membayar penghargaan sesuai dengan perjanjian yang

disepakati

2. Kepuasan Kerja

Dengan penghargaan, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

jabatannya.

3. Pengadaan Efektif

Jika program penghargaan ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika penghargaan yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi

bawahannya.

5. Stabilitas Karyawan

(14)

6. Disiplin

Dengan pemberian penghargaan yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin

baik. Mereka akan menyadari serta menaati peraturan-peraturan yang berlaku.

7. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program penghargaan yang baik pengarh serikat buruh dapat diindarkan dan

karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

8. Pengaruh Pemerintah

Jika program penghargaan sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku

maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

2.3 Prestasi Kerja

2.3.1 Pengertian Prestasi Kerja

Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung salah satu diantaranya pada

prestasi kerja karyawannya dalam melaksanakan pekerjaan. Karena karyawan

merupakan unsur perusahaan terpenting yang harus mendapat perhatian. Pencapaian

tujuan perusahaan menjadi kurang efektif apabila banyak karyawan yang tidak

berprestasi dan hal ini akan menimbulkan pemborosan bagi perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2006:33) prestasi kerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya. Prestasi kerja adalah

hasil upaya seseorang yang ditentukan oleh kemampuan karakteristik pribadinya serta

(15)

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dengan

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2008:94). Menurut Rivai

(2005:94), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak

melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika.

Dari beberapa pengertian-prestasi kerja di atas pada hakikatnya prestasi kerja

merupakan sesuatu yang dicapai oleh seseorang atau kelompok kerja dalam

melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang

ditetapkan untuk pekerjaan itu. Tinggi rendahnya prestasi kerja seseorang karyawan

tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi diperoleh melalui proses yang panjang, yaitu

dengan adanya proses penilaian prestasi kerja.

2.3.2 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Handoko (2004:142) metode dalam penilaian prestasi kerja

karyawan, yaitu:

a. Metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

1. Rating Scale

Pada metode ini evaluasi dilakukan oleh penilai terhadap prestasi kerja

karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Evaluasi hanya

(16)

karyawan dengan faktor-faktor (kriteria) yang dianggap penting bagi

pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2. Checklist

Metode penilaian ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa penilai. Penilai

tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi

kerja dan karakteristik-karakteristik karyawan. Metode ini dapat memberikan

suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi

item-item yang memadai.

3. Metode Peristiwa Kritis

Merupakan metode penilaian yang berdasarkan pada catatan-catatan penilaian

yang menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam

kaitannya dengan pelaksanaan kerja.

4. Peninjauan Lapangan

Agar tercapai penilaian yang lebih terstandarisasi, banyak perusahaan

menggunakan metode peninjauan lapangan. Dengan metode ini wakil ahli

departemen personalia turun ke lapangan dan membantu para penyelia dalam

penilaian mereka.

5. Tes dan Observasi Prestasi Kerja

Bila jumlah pekerja terbatas penilaian prestasi kerja bisa dilakukan pada tes

(17)

6. Metode Evaluasi Kelompok

Metode penilaian kelompok berguna untuk pengambilan keputusan kenaikan

upah, promosi dan berbagai bentuk penghargaan organisasi karena dapat

menghasilkan ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek.

b. Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan

1. Penilaian Diri

Teknik evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan

pengembangan diri.

2. Penilaian Psikologis

Penilaian ini terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan

atasan langsung. Penilaian ini dilakukan oleh para psikolog untuk menilai potensi

karyawan di waktu yang akan dating. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,

motivasi karyawan dan karakteristik lainnya diharapkan bisa membantu untuk

memperkirakan prestasi kerja diwaktu yang akan datang.

3. Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah setiap karyawan dan penyelia secara bersama

menetapkan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran pelaksanaan kerja diwaktu yang

akan datang.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa ada dua faktor

(18)

1. Faktor Individu

a. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang

digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

b. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu

tugas.

c. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh

individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Faktor lingkungan

a. Kondisi fisik

b. Peralatan

c. Waktu

d. Material

e. Pendidikan

f. Supervisi

g. Desain Organisasi

h. Pelatihan

i. Keberuntungan

Sedangkan Mangkunegara (2006:33) mengatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi, yaitu:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi

(19)

IQ diatas rata-rata: (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu pegawai perlu ditempatkan pada

perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.

2. Faktor Motivasi

Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

2.3.4 Indikator-indikator Prestasi Kerja

Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution

(2004:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja

antara lain :

1. Kualitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja,

dan kerapihan kerja.

2. Kuantitas kerja

Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.

3. Disiplin kerja

Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan

(20)

4. Inisiatif

Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan

tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari

atasan.

5. Kerjasama

Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta

kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas

kewenangannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penulis/Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Jumeldi

Uji t variabel bebas yaitu penghargaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Prestasi Kerja). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara Penghargaan terhadap Prestasi Kerja karyawan pada PT Pertamina EP Region sumatera field rantau kuala simpang Aceh

Tamiang merupakan hubungan yang erat

Adhani (2013)

Kebutuhan

Aktualisasi Diri dan Beban Kerja Terhadap Prestasi

Adanya pengaruh yang signifikan antara aktualisasi diri (X1) terhadap prestasi kerja (Y) dan tidak adanya pengaruh yang signifikan anta

(21)

yang signifikan antaraa ktualisasi diri (X1) dan beban kerja (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi kerja (Y)

Mercy (2012) Pengaruh Kebutuhan

Secara simultan terdapat hubungan yang positif dan signifikan variabel aktualisasi diri dan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan pada

PT. Pelindo IV Makassar dan diketahui bahwa penghargaan merupakan faktor yang paling signifikan memengaruhi prestasi kerja karyawan pada PT. Pelindo IV Makassar. Tarmizi

(2011)

Pengaruh

Aktualisasi Diri Terhadap Motivasi Berprestasi

karyawan PT. Wira Karya Sakti Jambi.

(22)

2.5 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya hubungan antara perusahaan dan karyawan adalah hubungan

yang saling menguntungkan. Di satu sisi perusahaan ingin mendapatkan keuntungan

yang besar, sementara di sisi lain karyawan membutuhkan harapan dan kebutuhan

tertentu yang harus dipenuhi perusahaan. Dengan demikian perusahaan dan karyawan

memiliki keterikatan hubungan dan selalu dihadapkan pada

permasalahan-permasalahan (Wibowo, 2007:101).

Satu hal utama yang harus diperhatikan perusahaan yakni kebutuhan dan

keinginan karyawan. Perlu diketahui kebutuhan dan keinginan karyawan merupakan

sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia yang secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan. Sebab telah diketahui

secara umum bahwa kemampuan kerja atau kinerja seorang karyawan tidak hanya

dipengaruhi kemampuan akademik dan kemampuan psikomotorik, melainkan banyak

hal-hal lain yang tentunya perlu diketahui sebagai penyebab utama.

Hubungan aktualisasi diri terhadap prestasi kerja disampaikanoleh Maslow

dalam Hariandja (2004:327), menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yaitu

kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan harga diri, kebutuhan rasa cinta memiliki dan

dimiliki, kebutuhan rasa aman dan perlindungan dan kebutuhan fisiologis yang

membentuk hierarki kebutuhan yang dapat meningkatkan motivasi seorang pekerja

(23)

Pemenuhan kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan

yang tertinggi dari teori Maslow. Ketika seseorang telah tercukupi dalam ke-4

kebutuhan di bawahnya maka ia pun akan membutuhkan aktualiasi diri dimana ia

diakui sebagai seseorang yang memiliki kontribusi penting atas sebuah

perusahaan. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat diberikan oleh pihak

perusahaan, maka prestasi karyawan diharapkan akan meningkat dan memberikan

keuntungan terhadap perusahaan.

Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

Salah satu faktor tersebut adalah penghargaan. Pada suatu organisasi atau perusahaan

sangat diperlukan adanya program penghargaan, sebab program ini merupakan salah

satu bagian penting dari sekian banyak program kerja perusahaan. Bentuk

penghargaan yang paling baik adalah membuat pegawai mengetahui kalau dirinya

dihargai oleh perusahaan, bukan hanya oleh sekelompok kecil orang (As’ad,

2004:67).

Penghargaan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi karyawan, selain

sebagai motivasi kerja yang tinggi, penghargaan juga memberikan arti bahwa

karyawan tersebut dianggap ada dalam perusahaan, terutama karyawan yang telah

lama berkontribusi bagi kelangsungan hidup perusahaan. Selain bagi karyawan lama,

pemberian penghargaan tersebut juga sangat berarti bagi karyawan yang berusaha

keras untuk mencapai prestasi kerja yang baik. Dengan adanya penghargaan,

(24)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, kerangka konseptual yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Sutrisno (2009), Simamora (2004), Nasution (2004) Gambar 2.2: Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2007:70) adalah “jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan perumusan

masalah sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Aktualisasi diri berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

perawat pada RSU Bunda Thamrin Medan.

2. Penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja perawat

pada RSU Bunda Thamrin Medan.

3. Aktualisasi diri dan penghargaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja perawat pada RSU Bunda Thamrin Medan. Aktualisasi diri

(X1)

Penghargaan (X2)

Gambar

Gambar 2.2: Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

First, remote-sensing investigations are discussed, especially those directed toward taking full advantage of the capabilities of the new generation of satellites

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara mahluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lainnya serta

glycines yang hidup pada tanaman aplikasi PGPR memiliki waktu yang lebih panjang sehingga perkembangan menjadi imago dewasa menjadi lebih lambat pula dibandingkan dengan tanaman

[r]

Pengayaan Kompos Limbah Kelapa Sawit dengan Cendawan Endofit Isolat Lokal untuk Menekan Infeksi Ganoderma spp. dan Peningkatan Produksi di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di

[r]

Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan atau Daerah Kota, dalam menghadapi perkembangan daerah Kabupaten Murung Raya ke depan dan

[r]