• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perilaku Sopan Santun Melalui Metode Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun di Kampung Krajan RT. 07 & 10/ RW. 05 Kelurahan Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Perilaku Sopan Santun Melalui Metode Bercerita pada Anak Usia 5-6 Tahun di Kampung Krajan RT. 07 & 10/ RW. 05 Kelurahan Salatiga"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAMPIRAN 1

RENCANA SETIAP PERTEMUAN

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 24 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Meminta tolong dengan baik

2. Berterimakasih jika memperoleh sesuatu

3. Menutup mulut dan hidung bila bersin atau batuk

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita 2. Kegiatan Inti

(30 menit)

 Menyampaikan cerita “Keluarga Dolly” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(3)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Memberi dan membalas salam

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Kehidupan Kura dan Kuri” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(4)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 2. Menghormati yang lebih tua

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Keluarga Pak Beruang” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(5)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 31 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator : 1. Mau mengalah

2. Tidak mengganggu teman

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Tupai Usil dan Tidak Mau Mengalah” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(6)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Rabu, 2 November 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Mendengarkan orang tua atau teman berbicara 2. Menghargai teman atau orang lain

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Pertemanan Monyet dan Niel” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(7)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Kamis, 3 November 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Menghormati yang lebih tua 2. Menghargai teman/ orang lain

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Anak tidak tahu menghormati” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(8)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 7 November 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Menyayangi yang muda dan menghormati yang lebih tua 2. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Sayang yang Muda, Hormati yang Tua” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(9)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Rabu, 9 November 2016 Waktu : 60 menit

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10. Menghormati yang lebih tua

11. Menghargai teman/orang lain

12. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita 2. Kegiatan Inti

(30 menit)

 Menyampaikan cerita “Kelinci dan Teman -teman” dengan alat peraga yang disediakan

(10)

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(11)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Kamis, 10 November 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Bersikap ramah

2. Memberi dan membalas salam

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Mari Menyapa Kepada Sesama” dengan alat peraga yang disediakan  Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku

kurang sopan 3. Kegiatan penutup

(15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(12)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 26 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator :

1. Menghargai teman/orang lain

2. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak)

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita

2. Kegiatan Inti (30 menit)

 Menyampaikan cerita “Jeranya Si Jerapah” dengan alat peraga yang disediakan

 Diskusi contoh kasus anak yang berperilaku kurang sopan

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(13)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 26 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10. Menghormati yang lebih tua

11. Menghargai teman/orang lain

12. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita 2. Kegiatan Inti

(30 menit)

 Menyampaikan cerita “Kerajaan Sopan Santun I” dengan alat peraga yang disediakan

(14)

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(15)

RENCANA AKSI (ACTION PLAN)

Hari, Tanggal : Senin, 26 Oktober 2016 Waktu : 60 menit

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10. Menghormati yang lebih tua

11. Menghargai teman/orang lain

12. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua

No. Kegiatan Kegiatan 1. Kegiatan pendahuluan

(15 menit)

 Tanya jawab berkaitan dengan cerita  Mengajak menyanyi atau games

 Menjelaskan peraturan dalam mendengar cerita 2. Kegiatan Inti

(30 menit)

 Menyampaikan cerita “Kerajaan Sopan Santun II” dengan alat peraga yang disediakan

(16)

3. Kegiatan penutup (15 menit)

 Menyampaikan kesimpulan atau pesan untuk diingat anak

 Drama untuk mempraktekkan perilaku sopan santun dengan bimbingan peneliti

(17)

LAMPIRAN 2

MATERI SETIAP PERTEMUAN

MATERI PERTEMUAN 1

Hari, tanggal : Senin, 26 Oktober 2016 Indikator :

1. Meminta tolong dengan baik

2. Berterimakasih jika memperoleh sesuatu

3. Menutup mulut dan hidung bila bersin atau batuk KELUARGA DOLLY

Di sebuah rumah di hutan tinggalah keluarga kodok yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan seorang anaknya yang bermana Dolly. Dolly merupakan anak yang sopan, saat meminta sesuatu atau meminta tolong selalu mengucapkan kata tolong sebelumnya. setelah mendapatkan sesuatu, ia juga mengucapkan terimakasih. Dolly mempunyai 3 teman yaitu Enci, Ruang, dan Bearnard. 3 temannya ini selalu menyuruh-nyuruh Dolly ataupun temannya yang lain. Ketika temannya menyuruh Dolly, ia tidak mau melakukannya sebelum temannya bisa mengucapkan tolong terlebih dahulu. dolly menjelaskan hal tersebut kepada temannya, juga mengingatkan temannya untuk berterimakasih sesudahnya. begitu seterusnya sampai teman Dolly mau melakukan hal tersebut.

(18)

mulut dan hidung itu juga meruakan hal yang tidak sopan. Sebelum kembali tidur, Ibu Dolly memberikan anaknya obat batuk, supaya menjadi sembuh.

(19)

MATERI PERTEMUAN 2

Hari, tanggal : Rabu, 26 Oktober 2016 Indikator :

1. Bersikap ramah

2. Memberi dan membalas salam

KEHIDUPAN KURA DAN KURI

Di sebuah hutan yang sangat indah tinggalah dua kura-kura yang sangat sopan. Yang satu bernama Kura, dan satu lagi bernama Kuri. Setiap hari ketika bertemu dengan siapapun, mereka selalu menyapa ataupun memberi salam dengan sangat ramah. Kura dan Kuri mempunyai banyak tetangga dan teman-teman yang menyukai mereka. Ketika hendak pergi ke sekolah kura berangkat sendirian dan bertemu dengan temannya si keropi, kodok hijau di jalan maka kura menyapa dengan melambaikan tangan dengan memanggil namanya. Ketika hampir sampai si sekolah kura juga bertemu dengan Ibu keropi, kura langsung menjabat tangan Ibu Keropi sambil mengucap salam. Ibu Keropi juga sangat menyukai kebiasaan kura yang baik ini.

Di jalan yang lain Kuri juga berangkat ke sekolah bersama temannya si kuda kecil yang bernama Kudi. Sepanjang perjalanan Kudi mengajak Kuri berbincang tanpa henti. Di perjalanan Kuri dan Kudi bertemu dengan Ibu Kelinci, Kudi tidak memperhatikan dan masih asik berbicara. Kuri langsung menghampiri Ibu Kelinci, dan menjabat tangan sambil menyapanya. Si Kudi tidak mau menyapa dan memilih langsung berjalan terus, walaupun ia sudah dipanggil oleh Ibu Kelinci ia tetap saja tidak mau berhenti hanya menengok dan berjalan kembali tanpa menjawab sapaan Ibu Kelinci. Kudi menengok sebentar untuk memanggil Kuri, dan mengajaknya untuk segera berangkat ke sekolah. Lalu mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan ke sekolah.

(20)
(21)

MATERI PERTEMUAN 3 Hari, tanggal : Kamis, 27 Oktober 2016

Indikator :

1. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 2. Menghormati yang lebih tua

KELUARGA PAK BERUANG

Disebuah hutan tinggalah keluarga pak beruang bersama 2 anak kembarnnya yang bernama beardi dan nardi. Beardi adalah anak yang sangat sopan karena menghormati bapaknya dan berbicara dengan lembut kepada bapaknya. Sedangkan nardi adalah anak yang suka berteriak-teriak kepada bapaknya, suka marah-marah dan tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh bapaknya, karena nardi tidak mau menghormati bapaknya.

Suatu hari pak beruang tidak memiliki uang untuk memasak, kebingungan akan memasak apa maka pak beruang berjalan di kebun samping rumahnya mencari apa yang bisa dimasak untuk makan anaknya. Pak beruang menemukan jantung pisang di kebun itu dan memutuskan untuk memasakkannya untuk anak-anaknya. Lalu pak beruang langsung memasakkannya untuk kedua anak yang sangat dikasihinya.

Sepulang dari sekolah beardi dan nardi langsung menghampiri dapur, hendak melihat apa yang dimasak oleh bapak mereka karena mereka sudah kelaparan. Melihat apa yang dimasak ibunya tersebut, tanpa berpikir panjang langsung marahlah nardi kepada bapaknya. Nardi berteriak kepada bapaknya, tidak mau memakan masakan tersebut, dan ketika bapaknya berusaha untuk menjelaskan kondisi keuangannya, tidak mau nardi mendengar bapaknya, dan langsung pergi meninggalkan bapaknya yang sedang berbicara kepadanya. Bapak beruang menangis karena merasa sedih karena perlakuan nardi kepadanya. Beardi anaknya yang sopan langsung menghiburnya supaya bapaknya tidak merasakan sedih yang begitu mendalam. Beardi mengatakan kepada bapaknya bahwa ia akan memakan sayur yang sudah dimasakkannnya untuk mereka.

(22)

tidak mau mendengarkan nasehat bapaknya dan langsung berangkat, maka terjatulah ia di tengah jalan. Baerdimemberikan nasehat untuk saudaranya itu supaya mendengara apa yang dikatakan bapaknya itu, itu salah satu akibat dari nardi yang tidak mau mendengar perkataan bapaknya.

(23)

MATERI PERTEMUAN 4 Hari, tanggal : Senin, 31 Oktober 2016

Indikator : 1. Mau mengalah

2. Tidak mengganggu teman

TUPAI USIL DAN TIDAK MAU MENGALAH

Ada seorang anak bernama si tupai tingglah di hutan bersama hewan-hewan yang lain. Si tupai ini selalu merasa yang paling jagoan diantara teman-temannya. Ia juga merasa akan menjadi pemenang di dalam segala hal, dan suka berteriak-teriak kepada temannya ketika bermain, dan mengganggu temannya. Ia selalu mengganggu temannya, sampai banyak orang tua yang memarahinya karena perbuatannya mengganggu banyak orang. Temannya tidak pernah membalas, apa yang dilakukan kepada mereka.

Ketika ada temannya yang sedang mengerjakan pr maka tupai mengganggu dengan mengganggu dengan mengusilinya, tujuannya supaya temannnya tidak mengerjakan pr dan mau bermain dengannya. Orang tua temannya selalu memarahinya akan perbuatannya tersebut, tetapi si tupai tidak kapok juga dan memilih mengulanginya terus.

Jika ada hewan-hewan kecil berjalan di depan si tupai, ia selalu melemparinya dengan sandalnya, atau menendangnya begitu saja. Suatu ketika ada ayam yang dilempari batu dengannya, ayam itu mencakari wajahnya hingga semua mukannya terluka.

Keesokan harinya, teman-temannya membuat rencana untuk membuat kapok si tupai, tidak tahan melihat perbuatannya mengganggu banyak temannya. Teman-temannya berencana untuk mengganggu si tupai saat mengerjakan pr, supaya si tupai tidak mengerjakan dan akhirnya dimarahi oleh gurunya. Sebelum melaksanakan rencana mereka, terlebih dahulu mereka mengerjakan pr mereka. Akhirnya pr si tupai terbengkalai dan tidak dikerjakannya. Benar saja si tupai dimarahi habis-habisan oleh gurunya.

(24)
(25)

MATERI PERTEMUAN 5 Hari, tanggal : Rabu, 2 November 2016

Indikator : (bukan cerita sopan santun)

KUPU-KUPU DAN LABA-LABA PEKERJA KERAS

Suatu hari yang indah kupu kupu terbang kesana kemari di sebuah taman bunga yang indah. Si kupu kupu sangat senang sekali hinggap dari satu bunga ke bunga yang lain. Pada suatu ketika si kupu kupu bertemu dengan seekor laba-laba yang sedang membuat jaring.

Kupu-kupu : "Hai laba-laba..selamat pagi, sedang apa kamu" kata si kupu kupu menegur si laba laba yang Laba-laba: "Halo juga kupu-kupu, aku sedang membuat jaring nih"( sedang asik membuat jaring)

Kupu-kupu : "Wah besar juga jaring mu, pasti tangkapan kamu banyak malam nanti"

Laba-laba : "Ah tidak juga kupu, kadang aku buat jaring besar, tak satupun nyamuk atau serangga lain yang hinggap di jaringku, kalau kamu pasti tidak akan pernah kekurangan madu yang kau hisap dari bunga bunga itu ya?"

Kupu-kupu : "Tidak juga kok laba-laba, kadang kalau bunga itu sudah gugur maka akupun kehilangan makanan ku, dan kadang aku harus terbang jauh untuk mencari bunga lain yang lebih segar"

(kupu merasa sedih sebab sebentar lagi akan datang musim panas dan semua bunga pasti akan layu)

Laba-laba : "Oke deh kupu, aku akan melanjutkan membuat jaringnya, sebentar lagi hari akan gelap juga". Kata si laba laba menyegerakan pekerjaannya.

Lalu keduanya berpisah dan melanjutkan aktifitasnya kembali dan hari semakin sore menjelang malam.

Setelah selesai membuat jaringnya laba-laba merasa lelah dan juga lapar. Laba-laba berusaha mencari nyamuk yang akan lengket dalam jaringnya, ternyata tidak satupun yang tersangkut di jaringnya. Laba-laba tidak patah semangat, dia berusaha membuat sarang-sarang yang baru dan menunggu nyamuk tersangkut di sarangnya. Akhirnya laba-laba mendapatkan nayamuk tersangkut di sarangnya dan menghisap nyamuk tersebut sampai kenyang.

(26)
(27)

MATERI PERTEMUAN 6 Hari, tanggal : Kamis, 3 November 2016

Indikator :

1. Mendengarkan orang tua atau teman berbicara 2. Menghargai teman atau orang lain

PERTEMANAN MONYET DAN NIEL

Hiduplah si monyet, anak yang tidak sopan karena tidak bisa mendengarkan orang lain yang berbicara kepadanya. Saat orang tua berbicara kepadanya monyet selalu menyela dan tidak mau mendengarkan , karena hobinya yang suka berbicara sendiri. Begitu pula saat sedang bersama teman-temannya, ia juga tidak pernah bisa mendengar dengan baik, selalu asyik untuk mengobrol sendiri. Ketika ditanyai tidak pernah mendengar dengan baik dan akhirnya tidak menjawab.

Si monyet berteman dengan si niel, kuda nil yang sama juga tidak sopan sepertinya. Si niel tidak bisa menghargai orang lain, kareena suka memukul temannya atau menendang temannya, mengejek, dan suka memilih-milih teman ketika bermain. Seringnya si niel dan si monyet bermain bersama, hal itu membuat teman-temannya tidak suka. Ada teman mereka yang bernama si doggy, anak yang sopan kepada orang lain. Doggy sering memperingatkan niel dan mnyet supaya menjadi anak yang sopan, ketika berbuat tidak sopan, tetapi tetaplah sama karena mereka tidak mau mendengarkannya.

(28)

Karena hari semakin larut dan monyet belum pulang juga maka ibunya segera mencari monyet. Ibunya khawatir kalau-kalau monyet benar jatuh ke dalam lubang tersebut. Sementara monyet ketakutan di dalam lubang itu yang semakin gelap, ibunya sibuk mencari monyet berada di mana. Ibunya mencari monyet di dalam lubang itu, karena sudah gelap maka si monyet tidak terlihat di dalam lubang itu. Ketika dipanggil akhirnya monyet mendengarnya, dan berteriak bahwa ia ada di dalam lubang tersebut. Ibunya menuntun monyet hingga bisa keluar dari lubang itu. Monyet menangis karena menyesal atas perbuatan tidak sopannya dan senang karena sudah selamat dari lubang tersebut. Dari kejadian itu, maka monyet menyesal dan tidakn mengulangi perbuatan tidak sopannya.

Berbeda lagi dengan si niel, yang masih suka mengejek, memukul temannya, dan memilih-milih teman. Ia masih menjadi anak yang tidak sopan. Menyet memberi tahu dia supaya menjadi anak yang sopan, begitu pula dengan doggy yang memberi tahunya tetapi tdak di dengarnya nasehatnya. Doggy adalah teman yang sangat disukai oleh niel, maka doggy berusaha menasehati temannya itu. Doggy dan monyet berusaha memberi tahu niel supaya bisa berubah, dan jika niel tidak berubah maka mereka berdua tidak mau berteman lagi dengannya. Maka benar, niel tidak berubah dan mereka berdua tidak mau berteman dengannya.

(29)

MATERI PERTEMUAN 7 Hari, tanggal : Jumat, 4 November 2016

Indikator :

1. Menghargai teman/ orang lain

a. Cerita Film:

Ada seorang anak yang tidak sopan karena suka menyuruh teman seenaknya, tidak bisa meminta ijin jika mau memakan makanan orang atau memakai barang orang, lalu dimasukkan ke asrama teladan. Di asrama teladan semua anaknya adalah anak yang sopan, maka mereka sangat tidak suka dengan kebiasaan anak yang tidak sopan itu. Mereka semua menyusun rencana untuk menakuti anak itu dengan ‘hantu sopan santun’. Anak tersebut ketakutan dan diberi tahu bahwa hantu tersebut akan menakuti anak-anak yang tidak sopan. Setelah kejadian tersebut anak itu menjadi anak yang sopan karena teman-temannya juga memberi tahu bagaimana menjadi anak yang sopan.

b. Materi Tanya Jawab:

1. Si Monyet melewati kerumunan orang berkumpul, lalu ia hanya menoleh sambil tidak berkata apa-apa lalu begitu saja melanjutkan perjalanan (sopan atau tidak?)

2. Si Panda melihat temannya di sebrang jalan, lalu melambaikan tangannya sambil berkata “halllooo” (sopan atau tidak?)

3. Kuda Nil berkata kepada ibunya sambil berteriak-teriak, dan membentak ibunya (sopan atau tidak?)

4. Si Kelinci melihat temannya terjatuh dan menertawakannya dengan keras (sopan atau tidak?)

5. Si Beruang bermain dengan temannya, lalu meminta temannya mengambilkan kelerengnya dengan mengucapkan “tolong” sebelumnya, ketika sudah diambilkan juga mengucapkan “terimakasih” sesudahnya (sopan atau tidak?)

6. Si Kura-kura sakit flu dan bersin-bersin di depan teman-temannya tanpa menutup mulut dan hidungnya (sopan atau tidak?)

(30)

MATERI PERTEMUAN 8 Hari, tanggal : Senin, 7 November 2016

Indikator :

1. Menyayangi yang muda dan menghormati yang lebih tua 2. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

SAYANG YANG MUDA HORMATI YANG TUA

Hiduplah sebuah keluarga beruang yang terdiri dari Ibu Beruang yang sudah ditinggal mati suaminya dan ketiga anaknya, yaitu Riko, Jojo, dan Jejen. Riko anak pertamanya adalah anak yang tidak sopan, ia suka sekali merebut mainan milik adiknya, memukul adiknya, membuat adiknya menangis, dan lain sebagainya. Jika adiknya akan mengikuti Riko bermain maka adiknya akan diusir atau dibentak-bentak hingga menangis. Saat diberi sesuatupun Riko tidak mau berbagi, dan lebih memilih untuk menggunakannya untuknya sendiri. Sedangkan dengan Ibunya Riko juga selalu tidak sopan. Mulai dari meminta uang yang harus diberi, membentak atau berteriak kepada Ibunya, tidak pernah mau membantu ibunya, dan masih banyak lagi. Brbeda dengan Jojo dan jejen yang sayang sekali kepada kakaknya si Riko. Mereka selalu membantu Riko saat susah, mau berbagi segala hal kepada kakaknya.

(31)

MATERI PERTEMUAN 9 Hari, tanggal : Rabu, 9 November 2016

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10.Menghormati yang lebih tua

11.Menghargai teman/orang lain

12.Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13.Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua KELINCI DAN TEMAN-TEMAN

Hiduplah si Kelinci bersama keluarganya dengan sangat bahagia. kelinci suka sekali menyapa dimanapun dia berada. kepada bapak, ibunya juga ia selalu menyapa entah itu selamat pagi, siang, sore, ataupun malam. jika ada sekerumunan orang yang akan dilewatinya, tak lupa kelinci mengucapkan permisi terlebih dahulu. tidak pernah kelinci seenaknya menyerobot kerumunan orang yang sedang antri. oleh karena itulah orang tuanya sangat menyayanginya. begitupula dengan tetangga-tetangganya pula, yang juga sangat menyukai kelinci. ketika melihat kelinci kesusahan maka dengan senang hati mereka menolongnya, karena keramahannya pula dan sikapnya yang menghargai orang lain.

berbeda lagi dengan kumpulan anak-anak yang tidak sopan lainnya. mereka suka sekali mengejek teman-temannya, menertawakan saat temannya terjatuh, suka berbicara kotor dan berbicara dengan membentak. tetangga mereka juga sering membicarakan ketidak sopanan mereka, juga sering memarahi anak-anak tersebut karena sedang bersikap tidak sopan.

(32)
(33)

MATERI PERTEMUAN 10 Hari, tanggal : Kamis, 10 November 2016

Indikator :

1. Bersikap ramah (senyum, dan menyapa) a. Cerita Film:

Ada anak laki-laki yang malas menyapa orang ketika bertemu di jalan. Pagi itu ia sedang lari pagi bersema dua orang teman perempuannya. Karena berjalan tidak memandang ke depan maka ia terjatuh menabrak dua teman laki-lakinya, dan merekapun terjatuh bertiga. Dua teman perempuannya membantu mereka, sedangn guru mereka sedang berada di situ untuk berolah raga pula. Benar saja, melihat kejadian itu gurunya langsung memberi nasehat, dan tidak lupa menasehati supaya dia mau menyapa orang lain saat bertemu di manapun.

Setelah diberi nasehat, anak laki-laki yang jarang menyapa ini menjadi berubah sopan. Setiap bertemu orang selalu menyapa, dan ia merasakan dampak baik ketika ia mulai menyapa orang yang ditemuinya. Orang-orang menjadi bersikap baik dan ramah pula kepadanya.

b. Materi Pertanyaan:

1. Jika ada kerumunan orang berkumpul, lalu kita lewat di depan orang-orang itu apa yang harus dilakukan?

2. Saat ada orang lain di depan kita jatuh, apa yang harus kita lakukan?

3. Ada orang tuamu sedang duduk di karpet, kamu ingin duduk di kursi atas orang tuamu, apa yang harus kamu lakukan?

4. Kalau kamu bertemu di jalan, apa yang harus kamu lakukan?

5. Ada temanmu sendirian duduk di depan rumahnya, kamu bermain bersama teman-temanmu, apa yang harus kamu lakukan?

6. Saat kamu flu (bersin dan batuk), ada orang banyak di depanmu, apa yang harus kamu lakukan?

7. Kamu punya mainan yang sangat kamu sukai, kamu sering bermain dengan mainan itu. Suatu saat adikmu akan meminjam mainanmu, apa yang harus kamu lakukan? 8. Jika ada orang memanggil namamu, memberi salam kepadamu, apa yang harus

(34)

9. Saat ada orang tua atau teman bicara kepadamu apa yang harus kamu lakukan? 10. Ada temanmu tidur, kamu bermain di luar rumahnya, bagaimana caramu untuk

bermain di luar rumahnya?

(35)

MATERI PERTEMUAN 11 Hari, tanggal : Senin, 14 November 2016

Indikator :

1. Menghargai teman/orang lain

2. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak)

JERANYA SI JERAPAH

Di sebuah hutan yang ramai dengan banyak sekali binatang, hiduplah mereka saling menghormati satu di antara yang lain. Di sana mereka saling memuji satu di antara yang lan. Mereka tidak pernah mengejek teman-teman mereka, juga berbicara dengan sopan kepada mereka, tidak membentak-bentak satu diantara yang lain. Mereka hidup bersama saling menolong satu diantara yang lain yang merasakan kesusahan.

Suatu ketika datanglah satu binatang baru, datang dari hutan yang sangat jauh, namanya si jerapah. Ia selalu berkata kotor, membentak teman-temannya, dan suka mengejek setiap kali bertemu dengan bintang yang lain. Ada satu binatang yang berkata kepadanya, bahwa jika sikapnya masih seperti itu kepada orang lain maka ia akan menjadi bisu, dan akan bersusah payah mengembalikan keadaannya seperti dahulu.

Karena tidak percaya, jerapah tetap saja berbuat seperti biasanya. Ia mengejek orang lain, berbicara dengan berteriak, dan membentak-bentak binatang yang lain. Baru dia selesai membentak binatang lain, datanglah petir yang sangat besar beserta suara yang datangnya dari langit bahwa ia akan menjadi bisu dan bisa pulih kembali saat ia sudah meminta maaf kepada semua binatang yang sudah disakitinya. Benarlah jika jerapah menjadi bisu, dan tidak bisa berbicara lagi.

(36)

MATERI PERTEMUAN 12 Hari, tanggal : Kamis, 17 November 2016

Indikator :

1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10.Menghormati yang lebih tua

11.Menghargai teman/orang lain

12.Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13.Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua KERAJAAN SOPAN SANTUN I

Di sebuah kerajaan sopan santun, ada istana megah yang ditinggali raja beserta rakyatnya yang sangat bahagia. Raja itu adalah si macan agung yang sangat sopan, dan dicintai semua rakyatnya. Raja bisa memberikan contoh sopan santun kepada rakyat-rakyatnya. Mulai dari menghormati orang tuanya, menyayangi semua keluarganya, menghargai rakyatnya pula baik itu yang miskin, hingga yang memakai baju sejelek apapun juga raja macan menghargainya. Semua rakyat menyayangi raja macan itu oleh karena sikapnya yang seperti itu. Di negri yang sangat besar itu ada sebuah peraturan, jika ada rakyatnya yang berbuat tidak sopan, maka raja akan memenjarakan mereka. Ada beberapa binatang yang berbuat tidak sopan, untuk itulah mereka dipenjarakan.

(37)

mewah, raja tetap mau menghargai mereka, bahkan menunjukkan jika sang raja sangat senang dengan undangan tersebut.

Tahun berganti dengan tahun yang baru, raja menjadi semakin tua dan juga sakit-sakitan. Banyak keluarga raja dan rakyatnya menjadi sangat sedih karenanya. Keluarga raja mengumumkan untuk mencari raja yang baru bagi kerajaan sopan santun itu. Tentu saja raja yang pintar yang dicari, yang raja yang adil, dan terutama pasti harus sopan santun perilakunya.

Ada beberapa calon raja yang sudah dipilih rakyat. Yaitu sang gajah, sang kambing, sang sapi, dan yang lainnya. Dari beberapa pilihan itu, dipilihlah dua yang paling pitar diantaranya yaitu sang gajah dan sang sapi. Mereka berdua pintar dan sopan pastinya, makanya mereka terpilih diantara beberapa kandidat yang lain.

Ketika melihat keseharian mereka di rumah baarulah diketahui bahwa si gajah tidak benar-benar binatang yang sopan. Gajah berpura-pura menjadi sopan agar dapat menjadi raja yang baru. Tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali keluarga gajah sendiri. Keluarga gajah diancam agar itdak memberitahukan hal itu kepada siapapun, jika ada diantara mereka yang memberitahukan hal tesebut gajah akan memukul mereka. Karena mereka takut kepada gajah maka tidak ada yang membocorkan hal tersebut kepada siapapun.

Ada pengawas hebat yang dipilih raja untuk mengawasi gajah dan sapi, supaya benar mengetahui mana yang lebih sopan diantara mereka. Ternyata pengawas tersebut tetap tidak mengetahui hal tersebut, dan mengatakan sapid an gajah adalah binatang yang sopan. Dari sapi dan gajah, ternyata benar saja gajahlah yang terpilih menjadi rajanya di kerajaan sopan santun itu. Gajah terpilih karena diketahui lebih pintar dari sapi, karena yang mereka ketahui bahwa keduanya sopan. Semua rakyat sangat senang, tetapi berbeda dengan keluarga gajah yang sangat sedih atas hal tersebut. Diadakanlah banyak pesta untuk merayakan dipihnya raja baru di kerajaan sopan santun. (bersambung . . .)

(38)

MATERI PERTEMUAN 13 Hari, tanggal : Jumat, 18 November 2016

Indikator : 1. Bersikap ramah

2. Meminta tolong dengan baik

3. Berterima kasih jika memperoleh sesuatu.

4. Berbahasa sopan dalam berbicara (tidak berteriak) 5. Mau mengalah

6. Mendengarkan orang tua/teman berbicara 7. Tidak mengganggu teman

8. Memberi dan membalas salam

9. Menutup mulut dan hidung bila bersin/batuk 10. Menghormati yang lebih tua

11. Menghargai teman/orang lain

12. Mendengarkan dan memperhatikan teman bicara

13. Menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih tua KERAJAAN SOPAN SANTUN II

Ada pengawas raja yang sampai di rumah keluarga gajah dan mengetahui perbuatan si gajah. Tetapi gajah mengetahui hal tersebut dan akan menghukum sang pengawas. Sang pengawas pergi dari situ dan melarikan diri ke rumah sang sapi, dan bersembunyi di sana. Pengawas menceritakan perbuatan si gajah kepada si sapi, maka si sapi sangat sedih mendengarkannya.

Mengetahui akan hal itu maka sapi dan sang pengawas mencari cara untuk menjebak sang gajah.

Lain halnya dengan si gajah, yang tetap saja berbuat tidak sopan kepada saudara-saudaranya. Karea keluarga si gajah sudah diajak ke istana, maka susahlah sapid an pengawas bisa menemui keluarga si gajah.

(39)

tersebut, si gajah mengumumkan bahwa si sapi, si pengawas, dan saudara gajah yang pergi tidak boleh memasuki kerajaan sopan santun lagi, gajah takut jika koohongannya bisa terbongkar. Semua rakyat mematuhi hal tersebut begitu pula prajurit kerajaan sopan santun.

Karena belum tahu akan hal tersebut mereka bertiga mencoba masuk ke kerajaan supaya bisa membongkar kebohogan dari si gajah, tetapi tidak berhasil masuk ke kerajaan. Si sapi mempunyai cara untuk menyamar, supaya bisa masuk ke istina. Akhirnya sapi bisa masuk istana hingga bertemu raja macan yang terbaring sakit. Mereka bertiga menceritakan semua ketidak sopanan si gajah, dan menyuruh raja untuk menyelidiki hal tersebut.

Raja macan menyuruh untuk pengawasnya menyelidiki hal tersebut, dan benar ditemukan jika gajah adalah binatang yang tidak sopan. Keluarga macan tidak menyetujui si gajah menjadi raja yang baru. Keluarga gajah juga sebenarnya tidak suka akan keputusan itu, gajah menjadi raja yang baru. Akhirnya gajah dipenjarakan karena menjadi binatang tidak sopan dan sudah membohongi seluruh kerajaan sopan santun. Si sapi yang sopan santun dinobatkan menjadi raja kerajaan sopan santun yang baru. Raja sapi menjadi raja yang sama seperti raja macan, raja sapi menjadi sangat disayangi oleh rakyatnya karena merupakan raja yang sopan. Semua rakyat hidup bahagia dan rakyatnya juga tetap menjadi rakyat yang sopan pula. Memang penting menjadi pintar tapi perlu diingat bahwa sopan santun tidak kalah penting dari hal yang lain.

(40)

LAMPIRAN 3

N : “wes rodok ora ngeyel og, lumayan me, daripada biasane kae” N : “sudah lumayan menurut sekarang daripada biasanya itu” P : “oooooo”

P : “oooooo”

N : “leg mau geli meneh koe, mosok adine loro ilho dikipasi, leg kroso adem yo dikemuli og, pie koe kon ra geli?”

N : “kalau tadi kamu pasti tertawa, masak adiknya sakit dikipas-kipas, trus merasa dingin ya diselimuti, bagaimana kamu tidak tertawa?”

P : “hahahahahahaha” P : “hahahahahahaha”

N : “adine angel lho padahal yo jeh gelem nunggoni og, gematimen batinku”

N : “adiknya susah padahal itu, kok yam au menunggui, perhatian sekali dalam hatiku”

P : “hahahahaha, yo iyo tho dhe, berarti ono malehe ya Dhe?” P : “hahahahaha, ya iya Dhe, beratti ada berubahnya ya Dhe?”

N : “hhhmm kandani og, koe khi pie. Nek mangkat sekolah ngono kae khi nggoleki aku sek, pamit saikhi, ra teko nggeblas wae”

N : “hhhmm diberi tahu kok, kamu itu bagaimana. Kalau berangkat sekolah begitu itu mencari saya dulu, pamit sekarang, tidak langsung pergi begitu saja”

P : “ooooo, mudeng ya Dhe?” P : “ooooo, paham ya Dhe?”

(41)

N : “iya, mengipas-ngipas adiknya, menyelimuti juga itu saya tertawa” P : “hehehehe”

P : “hehehehe”

N : “lha saikhi khi nek esok meh mangkat sekolah ngono khi langsung menyat adus, ra nganggo ita itu sek, leg ndang tandang siap-siap dewe lek’an”

N : “nah kalau pagi itu mau berangkat sekolah langsung berangkat mandi, tidak pakai ini itu dulu, langsung bersiap-siap sendiri dia”

P : “hahaha, lha pintermen Dhe” P : “hahaha, kok pintar sekali dhe” N : “aq we gumun og, nggenahmen ilho”

P : “dino senin Dhe, engko senin, rebo, mbek kemis. Tolong elingke cah-cah ya Dhe” P : “hari senin Dhe, nanti senin, rabu, dan kamis. Tolong ingatkan anak-anak ya Dhe” N : “ya, tag kandanane, tag kon’e mangkat”

N : “ya, nanti saya beri tahu, untuk berangkat”

P : “uwes dhe, ngono sek wae ya, makasih lho Dhe, minggu depan aku takon ngene meneh ya Dhe?”

(42)

2. Selasa, 1 Nov 2016

P : “mbak, meh takon perkembangane Ar” P : “mbak, mau tanya perkembangannya Ar” I : “yooo”

I : “yaaa”

P : “mbak, selama seminggu wingi wes tak ceritani ono perubahane neng Ar pora mbak?, opo tetep podo wae koyo biasa-biasa ne? Opo ono kejadian-kejadian khusus sing Ar dadi muni terimakasih, dadi ra bengok-bengok, opo dadi ra ngeyelan? Opo tetep podo wae raono perubahan mbak? ”

P : “mbak, satu minggu kamarin saya sudah bercerita, ada perubahan pada Ar atau tidak? Apa tetap seperti biasanya? Apa ada kejadian-kejadian khusus, yang Ar menjadi bisa mengatakan terimakasih, menjadi tidak berbicara berteriak, atau menjadi menurut? Atau tetap seperti biasa tidak ada perubahan mbak?”

I : “yoo dek’nen yo ngono thok kui ik, ora tau, yo mangkat sekolah yo salaman” I : “anaknya memang hanya seperti itu, jika berangkat sekolah ya memberi salam.” P : “he’em, neg kui memang ket mbieyen ok ya mbak ya? Memang wes salim ok

yo?”

P : “iya, kalau itu memang dari dulu ya mbak, sudah memberi salam?”

I : “ho’o, eee opo jenengane lek trimakasih marai yo arang dikei ok ya. Umpamane minta uang jajan, trus opo neh yaa?”

I : “kalau berterimakasih memang dia jarang diberi sesuatu. Seumpama jika meminta uang jajan, apa lagi ya?”

B : “sing jelas kan jarang sosialisasi mbek wong tuane ya, pendak dino tinggal lungo, tinggal dodol, esuk mangkat sekolah ngono khi awane wes jarang ketemu.”

B : “yang jelas anaknya jarang sosialisasi dengan orang tuanya, setiap hari ditinggal pergi untuk berjualan, pagi sudah berangkat sekolah dan siang jarang bertemu.” I : “bocahe wes dolan, nek ketemu mbengi ngene khi we nek durung turu” I : “anaknya sudah pergi bermain, jika malam bisa bertemu jika belum tidur”

P : “wingi khi dhe Pn ngene mbak muni ngene ‘kae Ar kae yo ra patek ngeyelan ik’ ngono”

(43)

I : “he’em wes ra patek ngeyel saikhi” I : “iya sudah lumayan menurut”

B : “de’en kesehariane memang wes rak ngeyel ok me” B : “dia kesehariannya memang sudah tidak membangkang.”

P : “ooo wes memang koyo ngono kui ok yo mas? Maksud e wes ngerti nek dikandani, mudeng ngono memangan. Wingi kae khi mbak semiggu khi nganu tak ceritani tentang nganu meminta tolong dengan baik, terus berterimakasih saat menerima sesuatu, menutup hidung saat batuk pilek.”

P : “oo memang sudah seperti itu ya mas? Maksudnya sudah paham jika diberi tahu. Kemarin itu selama seminggu saya cerita tentang meminta tolong dengan baik, terus berterimakasih saat menerima sesuatu, menutup hidung saat batuk pilek.” I : “lha yo de’e ra watuk ra pilek yo deknen kan yo ra nganu”

I : “dia kan memang tidak sedang batuk pilek”

P “ho’o, trus sing hari ke dua ramah, menyapa nek ketemu wong, trus” P : “iya, dan hari yang kedua ramah, menyapa jika bertemu seseorang, trus” I : “lha dek’nen khi yo nek ketemu wong ngono khi yo ngundang.”

I : “nah dia itu juga menyapa jika bertemu seseorang”

P : “ho’o, trus memberi dan membalas salam, misale diundang yo nyauri” P : “iya, trus memberi dan membalas salam, misalnya menjawab jika dipanggil” I : “nak de’e ket ndisik apik iki, nek mbek kancane yo dijajakke ngono khi” I : “kalau dia dari dulu baik dia, kalau dengan temannya ya mentraktir” P : “reti berbagi ngono khi yo mbak yo?”

P : “tahu berbagi begitu ya mbak?”

I : “he’e nek ngono khi de’e rasah diajari wes reti ok, koncone ran de duit yo ayo tak jajakke yo”

I : “iya kalau tentang hal itu dia tidak perlu diajari sudah tahu, ketika temannya tidak punya uang ya ayo aku traktir”

(44)

mbak. Lha kui khi ceritane berdampak mbek bocahe opo bocahe podo wae tetep koyosing mbiyen opo ono perubahan?”

P : “mmm lalu yang ketigamenghormati yang lebih tua, lalu berbicara sopan tidak berteriak-teriak itu lho mbak, berbicara dengan halus. Sudah, begitu itu. Sedangkan kemarin senin bercerita tentang mau mengalah dan tidak mengganggu teman, besok lagi ceritanya berbea-beda. Nah itu ceritanya berdampak tidak pada anaknya apa sama saja seperti yang dulu tidak ada perubahan?”

I : “ho’o rodok ngalah de’e saikhi”

I : “iya, agak bisa mengalah dia sekarang”

P : “nganu mbak, harine khi senin, rebo mbek kemis, pasti kui. Engko hari sabtu nek ra hari minggu aku mrene takon mbak ning sing koyo ngene khi”

P : “kalau harinya senin, rabu, dan kamis. Nanti hari sabtu atau minggu saya kesini

P : “kemarin itu waktu mandi di kali saya panggil, ayo le sudah jam empat. Oiya, dia bilang begitu sembari membawa baju gantinya”

I : “he’em” I : “iya”

P : “ngono khi bocahe yo langsung bali ok mbak” P : “begitu itu anaknya langsung mau pulang lho mbak” I : “dadi cah kui khi es ndue tanggung jawab”

I : “jadi anak itu sudah tahu tanggung jawab”

P : “he’em tanggung jawab. Yowes mbak, terimakasih ya mbak, tak neng nggone mbak ani khi njajal bocahe pie”

P : “iya bertanggung jawab. Ya sudah saya ke rumah mbak ani dulu mbak mau tanya perkembangan anaknya dulu

(45)

Mengetahui, Peneliti

Narasumber Melia Novita S.

3. 6 November 2016

P : “pie perkembangane cah-cah Dhe? Wingi kae opo dhe lorone?” P : “bagaimana perkembangan anak-anak Dhe? Kemarin itu sakit apa?” N : “panas, ngelu, weteng loro”

N : “panas, pusing, sakit perut” P : “nopo yo, opo kleru maem?”

P : “kenapa ya Dhe? Apa salah makan? N : “mbuhh, obate entek, mari”

N : “gak tahu, obatnya habis, jadi sembuh” P : “ooo, priksa ndi Dhe?”

P : “ooo, periksa dimana Dhe?” N : “rumah sakit wingi.”

N : “rumah sakit kemarin” P : “mmm”

P : “mmm”

N : “fathan wingi kae yo jalukke obat kene” N : “fathan kemarin juga dimintakkan obatnya ini” P : “ooo, yo mari Dhe?”

P : “oo juga sembuh ya dhe?” N : “he’emm”

N : “he’emm”

(46)

P : “ya kalau tidak karena cuaca Dhe. Bagaimana perkembangan Da Dhe?”

N : “ngeyelnya masih nek kae, nek dikongkon gelem, manut, kon nyapu kon opo manut. Nek wes nesu mbegegek ngono khi lho”

N : “membangkangnya masih kalau dia, tapi jika disuruh mau, menurut, disuruh menyapu atau apapun mau. Jika marah ya diam saja tidak bisa diapa-apakan”

P : “mmmm, lha nek Pa Dhe?” P : “mmmm, kalau Pa Dhe?”

N : “Pa gemati, nek kui no nek njaluk kekarepan kan wes watak ket mbien, dadi wes raiso nganu. Neng ra ngeyel, ra patek wes’an ra patek mbekengkeng. Nek maune noo”

N : “Pa sayang dengan adeknya, kalau dia meminta sesuatu harus dituruti sudah watak dari dulu, jadi tidak bisa berubah. Tapi sikap membangkangnya sudah berkurang.

P : “kalau tentang mandi bagaimana Dhe?”

(47)

N : “ho’o wingi kae ngomong yen Ar, Da meh dikei hadiah mbak dome kabeh” N : “iya kemarin itu bicara bahwa Ar, Da, mau diberi hadiah semua”

P : “ooo hehehehe, penghargaanne bocah barang ilho Dhe, wes gelem mangkat. Fathan kan berarti melu sing seminggu kae thok tho Dhe.”

P : “ooo hehehehe,sebagai penghargaan anak pula dhe, sudah mau berangkat.Fathan berarti juga ikut hanya yang seminggu kemarin itu Dhe.”

N : “Lha masuk angin kui tho.” N : “Karena sakit itu kan.”

P : “ho’o dhe, seminggu tho dhe berarti lorone” P : “iya Dhe, sakitnya berarti seminggu itu kan” N : “Podho iki, eehh sek iki”

P : “rasah entuk melu mbak okta sek ya Dhe, gen tak ceritani sek ya Dhe?” P : “jangan boleh ikut mb okta dulu ya Dhe, biar saya beri cerita dulu ya Dhe?” N : “lho kui cah kui neng kene terus ok, melu kono pie, melu kono we ra gelem ok” N : “nah anak itu disini terus, ikut kesana bagaimana, ikut kesana saja tidak mau” P : “ooo hehehe”

P : “ooo hehehe”

N : “yen sekolah rono, njaluk sangu thok, bali rene meneh”

(48)

P : “ooo”

N : “engko yen ora bali rene ngono, jam loro mesthi wes tekan kene” N : “nanti jika tidak pulang kesini, jam dua nanti pasti sudah sampai sini” P : “hehehehehe, nek rono berarti gur dolan thok?”

P : “hehehehehe, kalau kesana berate hanya main saja?” N : “njaluk sangu sekolah thok”

N : “hanya minta uang saku untuk sekolah saja”

P : “oooo. Lha mbak ning neng ngomah pora yo Dhe?” P : “oooo. Kalau mbak ning dirumah tidak ya Dhe? N : “ono, takono kono”

N : “ada, silahkan tanya sana” P : “ya, tag rono sek we yo Dhe” P : “ya, saya kesana dulu saja ya Dhe” N : “yooo”

N : “yaaa”

P : “makasih lho Dhe, monggo Pak Nn.” P : “trimakasih ya Dhe, mari pak Nn.” N : “yaaa”

N : “yaaa” K : “he’em” K : “he’em”

Mengetahui, Peneliti

Narasumber Melia Novita S. Keterangan:

(49)

4. 6 November 2016 bagaimana? Kalau mandi langsung mau atau tidak?”

I : “ho’o nek adus no yo teko adus”

I : “iya kalau mandi langsung mau mandi” N : “maksud e khi ono kacek’e pora ngono lho?”

N : “maksudnya itu ada lumayannya atau tidak, begitu?” I : “ono tanggung jawab e”

P : “ya itu tadi mbak, maksudnya bagaimana kalau di rumah perkembangannya?” I : “buk ke’i duite, ngono cah kui”

I : “buk minta uangnya, begitu kalau anak itu” P : “hehehe”

P : “hehehe”

B : “njajane jek teruss cah kui khi” B : “jajannya masih terus kalau anak itu”

P : “mergone kui ok mbak, nek aku ceritane tentang sopan santun, kabeh khi dadi tentang sopan santu, orak mbengok-mbengok mbek wong tuane, permisi nek liwat” P : “karena kalau saya kan ceritannya tentang sopan santun, semuanya jadi tentang

(50)

N : “kalau biasanya berbicara berteriak sekarang ada perubahannya atau tidak?” I : “yowes, pokoke wes mending-mending lahh timbang biasane”

I : “ya sudah, pokoknya sudah lumayan lah daripada biasanya” P : “iki tenan pora iki mbak? Mending tenan opo ora iki?” P : “ini benar tidak mbak? Sudah mendingan betul atau tidak?” B : “nek de’en seko segi kebiasaan kan ora terlalu nakal tho”

B : “kalau dia dari segi kebiasaan kan memang tidak terlalu nakal kan”

I : “nak biasane dikon nak tangi teko tangi, saiki gelem nganggo pakaian dewe, nganggo sepatu dewe”

I : “sekarang bangun tidur disuruh bangun langsung bangun, sekarang memakai pakaian sendiri, memakai sepatu sendiri”

N : “karo adine ra patek menyiksa saiki”

N : “kalau dengan adiknya tidak begitu usil sekarang” B : “nek mbek adine jeh sok lahh”

B : “kalau dengan adiknya masih lah terkadang”

I : “yoo ijeh sok rebutan lahh, rasa nganune durung ono. Yo ono, tapi seko mudenge khi durung mudeng banget ngono khi”

I : “ya masih sering berebut lahh, rasa mengalahnya belum terlalu muncul.” B : “lha nek cah sak mono kan penalarane jeh kurang”

B : “kalau nak umur segitu kan penalarannya masih kurang”

N : “Pa perkembangane, adikne loro we dikipasi, di lus-lus. Mau we ulang taun diucapi, nek maune kan koe ngerti dewe tho?”

N : “kalau Pa perkembangannya, jika adiknya sakait dikipas-kipas, di pijat-pijat. Tadi saja berulang tahun diberi ucapan, tadinya kalian tahu sendiri kan?”

B : “lha nek kui kan yo wes gedhe” B : “kalau dia kan sudah besar”

P : “cah sak mene khi wes iso diajari mas, wes iso nangkap moral mas, umur patang tahun we wes isoh”

P : “anak umur segitu sudah bisa diajari mas, sudah bisa menangkap moral, umur empat tahun sudah bisa”

(51)

B : “mmmmm, isohh, ho’o”

N : “Ar mau khi mau corone melu sisan pesta ulang tahune Ai khi mau, lek pestane khi mau nggo sego jagung ngono ik, hehehe. Do ngucapi ngono khi mbek Da Pa Ar barang, geli aku”

N : “Ar tadi itu caranya ikut perta ulang tahunnya Ai tadi, trus pestanya dengan nasi jagung, hehehe. Semuanya mengucapkan selamat ulang tahun, Da, Pa, Ar juga, lucu saya itu melihat”

P : “yowes ngono sek we mbak, sesok meneh ya, minggu sesokke neh” P : “yasudah begitu dulu saja mbak, besok minggu depan lagi ya” I : “he’em, yaaa”

I : “iya, ya”

P : “jeh rong minggu neh, ikhi wes mayan” P : “masih dua minggu lagi, ini sudah lumayan” I : “yaaa”

P : “yaaa”

Mengetahui, Peneliti

Narasumber Melia Novita S.

5. Minggu, 13 Nov 2016

P : “cah-cah pie Dhe? Jeh podo wingi?”

P : “anak-anak bagaimana Dhe? Masih seperti yang kemarin?”

N : “nek njaluk opo ngono khi, buk ti aku njaluk iki ya?, durung ono durung payu, ngono khi yo meneng wae leg lungo, biasane ngono khi mbegegek”

(52)

N : “kalau minta sesuatu itu, buk ti aku minta yang ini ya?, belum ada belum laku, belum ada belum laku, kalau begitu ya diam langsung pergi, kalau biasanya belum diberi ya hanya berdiri diam tidak mau pergi.

P : “oo berarti wes reti yo Dhe, pagerten ngono khi tho Dhe” P : “oo berarti sudah tahu ya Dhe, pengertian begitu ya Dhe?”

N : “he’em, nek nembung ngono khi to, ti maem ti, njipuk dewe, jangane neng ndi?, yo neng kono tho. Neng yo kui maeme saiki uakihh”

N : “iya, ketika minta makan, saya suruh ambil sendiri juga mau hanya bertanya sayurnya berada di mana. Tapi ya itu makannya sekarang sangat banyak”

P : “hehehe nek jajan ngono khi yo njaluk dhe Pn?” P : “hehehe kalau jajan begitu minta uang Dhe Pn?” N : “nek nde duit seko ibune kekne aku”

N : “kalau uang dari ibunya diberikan kepada saya” P : “mmm.”

P : “mmm.”

N : “nyo buk titip, ngono nek kethok uwes jajan pindo ping telu ngono khi leg, ues ok buk aku ra njaluk meneh”

N : “ini buk saya nitip, kalau dia sudah jajan dua sampai tiga kali begitu, bilang sudah buk saya tidak minta lagi”

P : “mayan berarti ya Dhe, nek diandani” P : “lumayan berarti ya Dhe, jika diberi tahu” N : “he’em. Jeh kurang ping piro tho?” N : “iya, masih kurang berapa kali lagi?”

P : “ping telu. Dhe, sesok khi nek tak kei hadiah khi neng ngomah wae yak’e yo…nek neng kono khi kethoke pie”

P : “tiga kali dhe, besok itu jika saya beri hadiah dirumah saja mungkin ya? Kalau di sini kelihatannya bagaimana”

N : “neng ngomah wae, lak yo mung Ar kui karo Da tho?” N : “di rumah saja, kan hanya Ar dan Da kan?”

(53)

P : “semua Dhe. Ya semua, kan sama saja semua Dhe, lagibula dekat semua, dan saudaraan juga, nanti bissa menimbulkan masalah kalau tidak.”

N : “he’em.” N : “iya.”

P : “sok sing terakhir aku teko sing kertase koyo sing centang-centang kae ya Dhe.” P : “besok yang terakhir saya datang pakai kertas yang centang-centang itu ya Dhe.” N : “he’em. Wingi kae meh tak potong ra gelem, aku muni sisan kono kon motong

ibumu kono, nek tag potong khi ra gelem.”

N : “iya. Kemarin itu mau saya potong rambutnya tidak mu, saya bilang saja saya suruh ibunya yang memotong rambutnya jika tidak mau.”

P : “hehehehehe.” P : “hehehehehe.”

N : “saiki lak wes bagus tak cukur dewe, ibuk’e omong jare yo bagus ok.”

N : “sekaarang ini kan sudah ganteng saya potong sendiri, ibunya berkata juga katanya menjadi ganteng.”

P : “hhhmmm” P : “hhhmmm”

N : “kui cah kui khi mesakhe ok, pie mangan yo turu ngono khi yo mangkat menyat dewe raono le ngarahke pie-pie ok, yo mesakhe tho”

N : “anak itu kasihan, bagaimana, makan juga tidur ya dengan sendirinya tidak ada yang mengarahkan ini dan itu, kan ya kasihan”

P : “iyo tho Dhe.”

N : “Aku yo mesti abot anakku, wong mbokne we yo ra nggagas anake ok.”

(54)

anaknya.” P : “hehehe.” P : “hehehe.”

N : “abot anak timbang putu me, lha pie wong podo wae jane, lha neng mbokne kui mau nehh.”

N : “lebih memihak anak daripada cucu saya, sebenarnya ya sama saja, karena ibunya itu tadi.”

P : “iya Dhe.” P : “iya Dhe.”

N : “hhheeeemmmm” N : “hhheeeemmmm”

P : “hehehehe. Kui mau ya dhe perkembangane cah-cah?” P : “hehehehe. Itu tadi ya dhe perkembangannya anak-anak?” N : “iyo me.”

N : “iya me.”

P : “yowes, makasih ya Dhe. Khi aku tak nginguk mbak ning sek ya Dhe wes bali po durung, takon Ar piye.”

P : “yasudah, trimakasih ya dhe. Saya mau menengok mbak ning dulu sudah pulang atau belum, mau tanya Ar bagaimana.”

N : “yaa me, neg raono neng pasar paling, kulak’an. Ar khi yo wes mayan, ra ngganggu adine koyo biasane me.”

N : “yaa me, jika tidak ada kemungkinan besar ke pasar. Ar itu juga sudah lumayan, tidak mengganggu adiknya seperti sebelum-sebelumnya.”

P : “iyo yo Dhe?” P : “iya, ya dhe?”

N : “ho’o. Njajal tilikono me, wong arang neng ngomah”

N : “iya, coba saja tengok di rumahnya karena memang jarang di rumah” P : “ya Dhe, makasih Dhe.”

(55)

Mengetahui, Peneliti

Narasumber Melia Novita S.

6. Minggu, 13 Nov 2016

P : “mbah, ajeng tanglet perkembangane Ar.” P : “mbah, mau tanya tentang perkembangan Ar.” M : “nggihhh.”

M : “ya.”

P : “pripun mbah, taseh ngeyelan nopo mboten mbah?” P : “bagaimana mbah, masih tidak menurut atau tidak mbah?” M : “niku? Nek ngeyel no saben ndino niku.”

M : “anak itu? Kalau tidak menurut ya setiap hari itu.” Ar : “iiihhhh ora ding.”

Ar : “iiihhhh, tidak benar itu.” P : “hehehe, wes mayan ya le ya?”

P : “hehehe, sudah agak mendingan kog ya?” M : “nggihh, ngeyel niku”

M : “ya, tidak menurut itu”

P : “berarti percuma le kula ceritani neg mboten wonten perkembangane?” P : “berarti percuma juga saya bercerita kalau tidak ada perubahannya?” M : “nggih wong niku ngeyel og, tasih ngeyel niku, tasih wani. Hehehe” M : “iya, itu masih membangkang, tidka menurut itu. Masih berani. Hehehe” P : hehehehe, lha niki mbak ning ting pundi mbah?”

P : “hehehehe, lha ini mbak ning dimana mbah?”

(56)

M : “ting pasar.” M : “di pasar.”

P : “oo ting pasar, wangsule jam pinten mbah?” P : “oo di pasar, pulang jam berapa mbah?” M : “jam pitu paling”

M : “jam tuju mungkin”

P : “nek kulak’an yah keten tho?” P : “kalau membeli bahan jam segini?” M : “nggih tho, kalih nagihi”

M : “iya, sambil menagih uang-uang”

P : “ooo, pie Rul adek ono perkembangane ra?”

P : “ooo, bagaimana Rul adik ada perkembangan atau tidak?” KP : “hhhmmm tetep koyo biasa ok hhee”

KP : “hhhmamm tetap seperti biasanya, hhee”

P : “ooo tetep koyo biasa. Lha kae pas thok terke kae Rul? Thok terke mrono kae sing ngongkon sopo? Ibuk? Opo koe dewe?”

P : “oo tetap seperti biasa. Nah waktu itu kamu antar kan? Itu yang menyuruh ibuk? Atau kemauan kamu sendiri?”

P : “ooo yawes engko ngenteni ibuk wae ya pas pulang tak takon ibuk wae. Nggih mpun mbah kulo wangsul mangkih mawon mriki malih.”

P : “ooo ya sudah nanti tunggu ibuk pulang saja. Saya pulang dulu mbah, nanti ke sini lagi saja.”

M : “nggihh, mangkih nek ning wangsul mawon” M : “ya, nanti kalau ning pulang saja”

(57)

P : “ya, mari mbah”

Mengetahui, Peneliti

Narasumber Melia Novita S.

7. Minggu, 13 Nov 2016 P : “kulanuwun” P : “permisi” I : “yaaaa” I : “yaaaa”

P : “pie mbak? Cah-cah?”

P : “bagaimana mbak? Anak-anak?”

I : “de’e wes biasa ngono kui lahh pokoke me, yo perubahane ra nganu, yo pokokmen normal-normal wae”

I : “dia ya seperti biasa itu lahh pokoknya, ya perubahannya ya itu, pokoknya dia normal-normal saja”

P : “yo suk pas terakhir-terakhir tag takoni nggo sing centang-centang ya tidak kae wae ya mbak?”

P : “ya besuk waktu terakhir-terakhir saya tanya dengan centang ya tidak itu saja ya mbak?”

I : “ya, ra popo, he’e.” I : “ya, tidak apa-apa.”

P : “esuk nek mangkat mbak ning jam piro tho?” P : “mbak ning kalau pagi berangkat jam berapa?” I : “esuk? Nak esuk? Mangkat nang ndi?”

I : “pagi? Kalau pagi? Berangkat ke mana?”

Keterangan: M: Mbah Ar

(58)

P : “ya ngene khi tho dodol-dodol ngene khi tho?” P : “ya berjualan begini ini?”

I : “nak dodol sampe jam songo jam sepuluh lahh.” I : “kalau berjualan samapi jam sembilan sepuluh lah.” P : “tangi jam piro mbak?”

P : “bangun jam berapa mbak?” I : “tangi jam papat.”

I : “bangun jam empat.”

P : “mmm, berarti engko ra ketemu cah-cah ya mbak?” P : “mmm, berarti nanti tidak bertemu anak-anak ya mbak?” I : “he’em.”

I : “iya.”

P : “nek ketemu yah mene iki?” P : “kalau ketemu jam segini ini?”

I : “he’em, delok ngene khi, awan engko yo ketemu” I : “iya, sebentar jam segini ini, siang juga ketemu” P : “kurang ping telu thok ok mbak.”

P : “ini kurang tiga kali saja mbak.”

I : “he’em. Yowes mending-mending ora nakal ngono khi tho, wes reti mudeng jadwal ngono khi tho, nganu wayahe adus ngono khi tho mangkat sekoleh wes ra koyo wingi-wingi kae kan kudhu nganu nganu nganu, saiki ora. Saikhi we ayo mandi lek adus, yoo. Nek njaluk duit y owes ra ngoyok, nek mbiyen buk kei duite ngene ngene ngene.”

I : “ya. Ya sudah mendingan anaknya tidak nakal begitu, sudah paham tentang jadwal, saatnya mandi pagi bersiap ke sekolah ya langsung mandi tidak pakai ini itu seperti sebelumnya. Jika meminta uang juga tidak harus dituruti langsung, kalau dulu ya harus.”

P : “mmm pinter berarti, raentuk ngeyel-ngeyel mbek ibuk ya le?” P : “mmm pinter berarti, tidak boleh tidak menurut dengan ibuk ya?” Ar : “hehehehe.”

(59)

P : “cah-cah kerep-kerep ditakoni mbak, nek bali sekolah ngono khi, sekolahe mau pie, ngono khi lho mbak.”

P : “anak-anak sering ditanyai ya mbak, tentang sokolahnya tadi bagaimana, begitu itu mbak.”

I : “he’em. Nek ikhi, ca, ahh aku raentuk nak minta uang mbek ibuk raentuk marah-marah saiki, nak ca malah muni ngono”

I : “iya. Kalau ca ini bilang kalau sekarang tidak boleh minta uang dengan marah-marah kepada ibuk, ca bilang seperti itu”

P : “hehehe, mudeng ya mbak ca malahan” P : “hehehe, justru paham ya mbak kalau ca” I : “lha nek ca kan gek umur patang tahun.” I : “kalau ca kan masih umur empat tahun.”

P : “mbak, nek umur patang tahun khi wes isoh diajari moral mbak.” P : “mbak, kalu umur empat tahun itu sudah bisa diajarkan moral mbak.” I : “he’em.”

I : “iya.”

P : “dadi misal aku ben ndino cerita ngono isoh mudeng isoh maleh mbak.” P : “jadi kalau setiap hari saya bercerita ya bisa paham, bisa berubah mbak.” I : “he’em.”

I : “iya.”

P : “nek cah cilik khi sregep ngandani, yo bocahe isoh manut mbak.”

P : “kalau anak kecil mau rajin menasehati, ya anaknya bisa jadi penurut mbak.” I : “he’em ncen ngono kui.”

I : “iya memang begitu itu.”

P : “aku khi yo sok ndeloke nek cah-cah gek dolan ngono khi mbak.” P : “saya itu sering melihat juga saat anak-anak sedang bermain mbak.” I : “he’em, de’e khi nak nakal nganu khi ora”

I : “iya, kalau dia itu nakal begitu itu tidak”

P : “dadi khi perubahane sithik-sithik ngono khi, ora ngeyel ngono khi yo mayan ok mbak”

(60)

sudah lumayan mbak” I : “he’em.”

I : “iya.”

P : “memang perubahan banget ngono khi ora memang, tapi sithik-sithik ra popo mbak.”

P : “memang perubahan yang sampai sangat itu memang tidak, tapi sedikit-sedikit ya tidak apa-apa mbak.”

I : “he’em.” I : “iya.”

P : “ehh, mbak nek ngaji rampung jam piro mbak?” P : “ehh, mbak kalau mengaji selesai jam berapa mbak?” I : “ngaji rampunge jam 5.”

I : “mengaji pulang jam 5.” P : “ihh, ceritane jam papat ik?” P : “ihh, ceritanya jam empat itu?”

I : “yo wes ben engko jam papat de’e wes ben rono, kui neng omahmu?” I : “ya sudah nanti jam empat biar ke sana, itu ke rumahmu?”

P : “neng nggone mbakerni.” P : “di rumah mbak erni.” I : “oo yo gen rono sesok.” I : “oo ya biar besok kesana.” P : “yowes mbak, makasih ya.” P : “ya sudah mbak, makasih ya.” I : “he’em.”

I : “iya.”

(61)

Mengetahui, Peneliti

(62)

LAMPIRAN 4

HASIL CEKLIS BUTIR AMATAN

PERILAKU SOPAN SANTUN, ANAK USIA 5-6 TAHUN SEBELUM TINDAKAN AKSI

1. Anak dapat menyapa orang lain sambil tersenyum 2. Anak sapat mengucapkan permisi ketika melewati

kerumunan orang

3. Anak dapat mengatakan “tolong” ketika meminta suatu bantuan

4. Anak dapat mengucapkan “terimakasih” jika memperoleh sesuatu dari orang lain

5. Anak dapat bertanya atau menjawab pertanyaan dengan tidak berteriak

6. Anak dapat menahan marah ketika mainan diambil oleh temannya

7. Anak tidak membalas ketika temannya memukul 8. Anak mampu menahan bicara saat orang tua/

teman sedang berbicara

9. Anak menjawab pertanyaan yang diberikan orang tua/ teman

10. Anak dapat mengecilkan volume suaranya saat temannya mengerjakan sesuatu

11. Anak tidak melakukan kontak fisik saat temannya mengerjakan sesuatu

(63)

dengan orang lain

13. Anak dapat menjawab salam yang diberikan orang lain

14. Anak dapat menutup mulutnya saat sedang bersin/ batuk

15. Anak dapat berbicara dengan tidak membentak/ berteriak kepada orang yang lebih tua

16. Anak dapat mendengar dan memperhatikan saat orang yang lebih tua berbicara

17. Anak mampu mengajak teman/ orang lain yang didekatnya untuk bermain bersama

18. Anak tidak melakukan kontak fisik (memukul/ menendang) kepada orang lain

19. Anak tidak menyela teman yang sedang berbicara 20. Anak tidak mengejek temannya

21. Anak meresPni dengan menjawab/ dengan melakukan apa yang temannya bicarakan

22. Anak mau berbagi mainan dengn teman yang lebih muda

23. Anak dapat berbicara dengan lemah lembut atau tidak membentak kepada teman yang lebih muda JUMLAH CEKLIS

6 17 9 14

NILAI YANG DIDAPAT

(64)

LAMPIRAN 5

Hasil Ceklis Butir Amatan

Perilaku Sopan Santun, Anak Usia 5-6 Tahun Sesudah Tindakan Aksi

2. Anak sapat mengucapkan permisi ketika melewati kerumunan orang

3. Anak dapat mengatakan “tolong” ketika meminta suatu bantuan

4. Anak dapat mengucapkan “terimakasih” jika memperoleh sesuatu dari orang lain 5. Anak dapat bertanya atau menjawab

pertanyaan dengan tidak berteriak

6. Anak dapat menahan marah ketika mainan diambil oleh temannya

7. Anak tidak membalas ketika temannya memukul

8. Anak mampu menahan bicara saat orang tua/ teman sedang berbicara

(65)

10. Anak dapat mengecilkan volume suaranya saat temannya mengerjakan sesuatu

11. Anak tidak melakukan kontak fisik saat temannya mengerjakan sesuatu

12. Anak dapat mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain

13. Anak dapat menjawab salam yang diberikan orang lain

14. Anak dapat menutup mulutnya saat sedang bersin/ batuk

15. Anak dapat berbicara dengan tidak membentak/ berteriak kepada orang yang lebih tua

21. Anak meresPni dengan menjawab/ dengan melakukan apa yang temannya bicarakan 22. Anak mau berbagi mainan dengan teman

yang lebih muda

(66)

JUMLAH CEKLIS

20 3 19 4

NILAI YANG DIDAPAT

(67)

DOKUMENTASI KEGIATAN

(68)
(69)

Alat Peraga Edukatif (APE) yang Digunakan

(70)

Referensi

Dokumen terkait

Program aplikasi rekam medis pasien poli umum yang dibangun dapat mengefisienkan pekerjaan petugas rekam medis sekitar 61,4% serta dapat meningkatkan

Hasil analisis regresi substruktural kedua mendapatkan hasil bahwa variabel Investasi berpengaruh langsung sebesar 0,139 terhadap Kesempatan Kerja dengan pengaruh

Meskipun demikian, terlepas dari nilai kebaikan (tolong menolong) diatas, praktik perjanjian pengelolaan lahan pertanian di Desa Sebangau Permai terdapat resiko

Upaya yang dilakukan pabrik agar dapat tetap beroperasi pada saat suplai dari perkebunan karet rakyat merosot, adalah memasok kayu dari perkebunan besar baik perkebunan

Malaysia seharusnya dapat mengikut jejak langkah Korea Selatan dalam memicu lagi Malaysia Truly Asia dan pada masa yang sama bersedia untuk turut menyebarkan bahasa dan

Mengacu pada hasil pengolahan data hasil tes yang dilakukan pada kelas VII SMP Negeri 1 Tanjungsari, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: (1) Tes Harvard

telah memperluas kegiatannya ke berbagai peralatan laut yang lebih luas untuk melengkapi sistem propulsi dan untuk memberikan keahlian teknis dalam pemasangan paket sistem

Berdasarkan hasil analisis statistic deskriptif dan statistic inferensial yang diperoleh serta hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan