TIGA PILAR
KODE ETIKA ILMU PENGETAHUAN
ISI:
Pengantar: pentingnya etika bagi peneliti
Bagian pertama:
KODE ETIKA PENELITI
Bagian kedua:
KLIRENS ETIK DALAM PENELITIAN DAN PUBLIKASI
Bagian ketiga:
KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH
Penutup: kredibilitas peneliti dan kemajuan iptek
REFERENSI KODE ETIKA
ILMU PENGETAHUAN
1. KODE ETIKA PENELITI
“Rambu
-
rambu etika“
sanksi etika (upaya
penegakan kode etika) Perka LIPI No.5/2013
2. KLIRENS ETIK PENELITIAN DAN PUBLIKASI
“Pengecekan mandiri kepatuhah etika”
(upaya pembinaan) Perka LIPI No. 8/2013
3. KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH
Upaya menjamin mutu publikasi ilmiah
Perka LIPI No. 5/2014
Bagian pertama:
PENTINGNYA ETIKA
BAGI PENELITI
PENELITI
•
INSAN BERPIKIR DAN MENCIPTA
- sesuai bidang kompetensi;
- bebas dikawal etika peneliti;
•
INSAN PENCIPTA PENEMUAN DAN
PEMBARUAN IPTEK.
TANGGUNGJAWAB
PENELITI
•
Terhadap
keilmuan
penelitian sesuai baku
ilmiah; memajukan ilmu pengetahuan; dan
membangun komptensi ilmiah
•
Terhadap
masyaraka
t
luaran penelitian
yang bermanfaat (Besar, Signifikan, Nyata);
•
Terhadap
lembaga
menjaga kehormatan
lembaga ilmiah.
Landasan etika
ETIKA
• Nilai nilai subyektif (rasa) dan relatif (baik/buruk), yang melekat dalam diri peneliti dalam membuat pilihan melaksanakan tanggungjawab peneliti.
• Kepekaan rasa (moralitas) terhadap nilai dasar:
integritas, kejujuran/keterbukaan dan keadilan dalam penelitian;
• Berkenaan dengan NILAI BAKU untuk menghindari penyimpangan moral peneliti;
• Unsur dari sistem iptek untuk mendorong pembaruan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
•
Nilai utama: jujur/malu bohong
•
Nilai-nilai terkait:
tanggungjawab, malu bebal
adil, malu tidak adil
terbuka, malu tertutup
lurus, malu menyimpang
santun, malu kasar/sangar
* DALAM PENELITIAN
(KEBENARAN ILMIAH, KESELAMATAN SEMUA, TANGGUNGJAWAB KEILMUAN)
* DALAM BERPERILAKU
(KETELADANAN MORAL, KESANTUNAN PERLAKUAN, KETERBUKAAN INFORMASI)
* DALAM KEPENGARANGAN
(KETELITIAN LAPORAN, KEJUJURAN PENULISAN, KEADILAN PENGAKUAN HAK)
NILAI
Kejujuran
KENETRALAN konsep/pikiran
KEAKURATAN Pengumpulan dan Pengolahan Data
KEBENARAN penyimpulan
-TERBUKA dibahas kenetralan pikiran/konsep
-TERBUKA diuji keakuratan pengumpulan dan pengolahan data
-TERBUKA ditelesuri kebenaran penyimpulan
NILAI
Keterbukaan
KETEPATAN, metodologi mencapai temuan/bukan dipaksakan mencapai keinginan
KETELITIAN, alat dan data membuktikan kebenaran, bukan mengesahkan keinginan
KEADILAN, memberikan pengakuan kepada yang berhak, bukan menjiplak
NILAI
Kelurusan
NILAI Kontributif
PENELITIAN UNTUK:
- KEMAJUAN peradaban manusia
- PEMBANGUNAN iptek dan kesejahteraan, - PEMELIHARAAN keseimbangan alam
Bagian kedua:
KODE ETIKA
PENELITI
KODE ETIKA PENELITI
KAIDAH TERTULIS sebagai aturan main yang mengawasi profesi peneliti dalam mengatur diri sendiri dan ditegakkan oleh organisasi profesi peneliti (Himpenindo).
ACUAN MORAL peneliti dalam melaksanakan proses penelitian dan melaporkan hasil penelitian
Kode etika peneliti merupakan ALAT KENDALI MANDIRI bagi peneliti membaktikan keahlian dalam pekerjaan untuk
pembaruan dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Kode etika penelitian
1. membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah yang bermanfaat;
2. melakukan penelitian untuk kepentingan umum dan keselamatan kehidupan berlandaskan tujuan mulia;
3. mengelola sumber daya keilmuan dengan rasa tanggung jawab.
Kode Etika dalam Berperilaku
1. mengelola jalannya penelitian secara jujur, bernurani dan berkeadilan;
2. menghormati obyek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non-hayati secara bermoral;
3. membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama peneliti terhadap proses dan hasil penelitian
Kode etika kepengarangan
1. mengelola, melaksanakan, dan melaporkan
hasil penelitian ilmiahnya secara
bertanggungjawab;
2. menyebarkan informasi hasil penelitian ke
dunia ilmu pengetahuan
pertama kali dan
sekali
;
3. memberikan pengakuan dan penghargaan
bagi pihak yang memberikan sumbangan
berarti dalam penelitian.
PELANGGARAN KODE ETIKA
Pertentangan kepentingan:
Antara kepentingan memelihara integritas ilmiah dengan kepentingan tertentu, sehingga diragukan untuk berlaku jujur.
Perilaku buruk:
Perilaku tidak jujur dalam penelitian maupun perilaku curang sebagai peneliti, sehingga diragukan kebenaran proses dan/atau hasil penelitiannnya.
1. mendapatkan dan/atau mengamankan kedudukan dengan mengorbankan integritas ilmiah
2. mendapatkan imbalan dengan mengorbankan
integritas ilmiah
3. meningkatkan reputasi dengan mengorbankan integritas ilmiah
4. mengamankan proyek penelitian dengan mengorbankan integritas ilmiah
5. mengamankan hubungan (famili, pertemanan dan bisnis) dengan mengorbankan integritas ilmiah
Pertentangan kepentingan
Perilaku buruk
1. Pemalsuan hasil penelitian (fabrication) dengan mengarang, mencatat dan/atau mengumumkan hasil penelitian tanpa pembuktian telah
melakukan proses penelitian.
2. Pemalsuan data penelitian (falsification) denganmemanipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data, sehingga hasil penelitian tidak akurat.
3. Pencurian proses dan/atau hasil (plagiarism) dalam mengajukan usul penelitian, melaksanakannya, menilainya dan melaporkan hasil penelitian sebagai milik sendiri
4. Kecerobohan yang disengaja (intended careless) dalam
penyimpanan data, pengutipan data, dan penyembunyian data
5. Pemerasan tenaga peneliti & pembantu peneliti (Exploitation)
6. Perbuatan tidak adil (Injustice), tidak memberikan hak kepada yang berhak 7. Penduplikasian (duplication) temuan sebagai asli dalam lebih
dari satu saluran
PENEGAKAN
KODE ETIKA PENELITI
• Komisi Etika Peneliti (LIPI), Majelis Pertimbangan Etika Peneliti (MPEP)-Himpenindo: pelaksana
penegakan aturan main profesi peneliti
• Prinsip kerja komisi: “mengutamakan mediasi”, “Azas
praduga tak melanggar” untuk menjaga kehormatan
profesi peneliti
• Sanksi moral: teguran tertutup sampai pengumuman terbuka, serta usulan sanksi administratif
• Objektifitas dan kerahasiaan dijamin dalam
penyelidikan untuk penegakan kode etika peneliti
@EA
287
2016
20
@EA
287
2016
21
PENEGAKAN KODE
ETIKA PENELITI
Bagian ketiga:
KLIRENS ETIK
DALAM PENELITIAN
DAN PUBLIKASI
KLIRENS ETIK
(Perka Kepala LIPI No. 8/2013)
Tujuan:
(i) Menjaga Peneliti agar mawasdiri sebelum
tersandung persoalan etika.
(ii) Membantu Peneliti menghindari kesalahan dan
penyalahgunaan yang berujung pada pelanggaran
Kode Etika Peneliti;
•
Mengecek kebersihan etika dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan penelitian
serta publikasi ilmiah
•
Mengecek kepatuhan etika untuk menghindari
pelanggaran kode etika penelitian (KEP);
•
Mengecek pemahaman terhadap kaidah etika
dan mengatasinya sebelum menjadi masalah etika
/upaya
preventif
.MEMBANTU PENELITI DALAM:
ACUAN KLIRENS ETIK
(Perka: Kode Etika peneliti)
Butir: 1.1.3.2
Perka Kepala LIPI No6/E/2013, tentang Kode Etika Peneliti
Moralitas peneliti dipertanyakan yang tidak tampak dapat terjadi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian ilmiah yang dengan sengaja menentang hati nurani atau mengorbankan integritas peneliti, yaitu keteguhan bulat hati untuk berpendirian tetap mempertahankan nilai-nilai baku penelitian ilmiah.
Persoalan moralitas tidak tampak di awal, dapat menjadi persolan moralitas tampak di akhir proses penelitian, seperti tampak dalam gugatan pihak yang dirugikan karena mengabaikan klirens etik
dalam penelitian (ethical clearence).
BEBERAPA KLIRENS ETIK
• Klirens dalam perencanaan penelitian (contoh: kompetensi peneliti kepala/principal investigator)
• Klirens dalam sponsor penelitian (contoh: masalah tanggungjawab publik terhadap hasil penelitian kerjasama)
• Klirens dalam pekerjaan pesanan/kontrak (contoh: masalah konflik kepentingan)
• Klirens dalam rancangan penelitian (contoh: prosedur klarafikasi/iterasi data kualitatif)
• Klirens etik dalam subyek penelitian hidup (informed consent)
• Klirens etik dalam kebaruan dan kecermatan isi publikasi (bebas FFP dan segala bentuk kekeliruan)
KLIRENS ETIK
DALAM RANCANGAN PENELITIAN
Kompas, Senin, 02 April 2014
KLIRENS ETIK
DALAM PENELITIAN KERJASAMA
KLIRENS ETIK
DALAM DEKLRASI INFORMED CONSENT
1. Hasil yang disajikan merupakan
kebenaran ilmiah yang utuh sehingga mengungkapkan ilmu pengetahuan yang menyeluruh dan dapat berdiri sendiri
ya tidak
Catatan: Prinsipnya satu Penelitian
menghasilkan satu makalah utuh, kecuali Penelitian multidisiplin atau kajian
multiperspektif atau Penelitian inkremental
Bersih dari rekayasa memecah-mecah naskah dari satu kesatuan utuh, tanpa tambahan informasi atau pengetahuan ilmiah baru. (KEP:8 )
3. Naskah memakai bahasa yang tepat dan tidak mengandung penafsiran ganda dan opini salah
ya tidak
4. Naskah tidak berisi temuan yang menganggu kehidupan masyarakat
ya tidak
Melaporkan hasil
Penelitian/kajian ilmiah secara bertanggung
jawab, cermat dan saksama. (KEP:7)
KLIRENS ETIK
DALAM PUBLIKASI ILMIAH
MODUS-MODUS DUPLIKASI (SALAMI)
DALAM PUBLIKASI ILMIAH
SEHARUSNYA DIREKAYASA
@EA2872016
SUMBER SEKUNDER Mengutip sumber primer dari sumber sekuder (tanpa membaca sumber primer)
SUMBER TIDAK ABSAH Sumber tidak dikutip, pustaka pajangan
DUPLIKASI Penggunaan hasil/data penelitian sebelumnya tanpa mengutip PARAFRASE Penggunaan hasil/data orang lain yang disamarkan (pencurian
intelektual dari cara halus sampai vulgar)
REPLIKASI Publikasi yang sama dalam beberapa saluran, tanpa ada pembaruan dan rujukan
ATRIBUT MENYESATKAN Urutan penulis tak sesuai sumbangan ilmiah (penulis tanpa ilmiah = fabrikasi)
KERJASAMA TIDAK ETIS Menggunakan hasil/data penelitian bersama untuk kepentingan sendiri tanpa rujukan dan sitasi
VERBATIM PLAGIARISM Kutipan langsung tanpa mengutip (kopi pasta)
PLAGIARISM SEMPURNA Mengambil karya orang lain dengan mengganti nama
KLIRENS ETIK MENINGKATKAN HASIL PENELITIAN BERMANFAAT
RISET
IPTEK
PENGGUNA
MASYARAKA
T
KLIREN ETIK DALAM PERENCANAAN PENELITIAN
LUARAN:
●
POLICY BRIEF
OUTPUT PENELITI TIDAK
BERTANGGUNG-JAWAB
(Responsible) (Rank seeking )
(Rent seeking Researcher) (Irresponsible )
KEPATUHAN PADA KODE ETIKA PENELITI KLIRENS ETIK
MEMACU PENELITI BERTANGGUNGJAWAB
MENJUNJUNG HAK LEMBAGA
SEBAGAI “FUNDING AGENCY”
HAK CIPTA PUBLIKASI
HAK CIPTA BASIS DATA
MEMELIHARA KEHORMATAN LEMBAGA DENGAN
PERLAKUAN ETIS PADA OBJEK RISET HIDUP
KLIRENS ETIKS DARI KOMISI KLIRENS ETIK
PERNYATAAN KLIRENS ETIK DALAM PUBLIKASI
TP2I / TP3
KLIRENS ETIK MENGHARUSKAN
PENELITI MENGHORMATI HAK CIPTA LEMBAGA
KLIRENS ETIK MENCEGAH
KLIRENS ETIK : MENDORONG MEMATUHI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA (No.28, tahun 2014)
*
*
*
*
*
*
*
HAK CIPTA dan HAK KEPENGARANGAN
(Hak komersial publikasi dan Hak moral publikasi)
KETERBUKAAN INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
UNDANG-UNDANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK (No 14, tahun 2008)
UUKIP, Pasal 17, butir b.
Informasi yang dikecualikan, informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik dapat: mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual , mengungkapkan kekayaan alam Indonesia, mengganggu perlindungan dari persaingan usaha yang tidak sehat, merugikan ketahanan ekonomi nasional, membahayakan pertahanan negara,
menghambat proses penegakan hukum, merugikan kepentingan hubungan luar negeri, mengungkapkan rahasia pribadi dan rahasia yang diatur undang-undang.
Cakupan Hak atas kekayaaan Intelektual A. Hak Cipta (copy Right)
B. Hak atas Kekayaan Industri
● Paten
● Merek (Trade Mark)
● Desain Produk (insdustrial design)
● Informasi Rahasia (trade secret)
● Indikasi geografis (geographical indications)
●Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (circuit lay-out)
●Varitas tanaman (plant varieties)
● Kompetisi terselubung (unfair Competition)
CAKUPAN ETIKA DALAM
PENGELOLAAN DATA
DATA ILMIAH
(PATEN, HAK CIPTA)
DATA STATISTIK
(INTEGRITAS, KUALITAS, KEAMANAN)
BIG DATA
(PRIVASI, IDENTITAS)
KLIRENS ETIK MENDORONG PUBLIKASI (JURNAL DAN BUKU ILMIAH)
PENGEMBANGAN MENJADI ARTIKEL
ATAU BUKU (Disclaimer Hak
cipta)
JURNAL Transfer of
KLIRENS ETIK MENDORONG PUBLIKASI (JURNAL DAN BUKU ILMIAH)
Dari Laporan Teknis (Diterbitkan lembaga)
Ke Jurnal Ilmiah, Buku ilmiah (Diterbitkan publisher)
Bukan duplikasi
► Menulis abstrak/extended abtract artikel jurnal
► Menyempurnakan (improve) makalah singkat berisi temuan penelitian (seminar) artikel lengkap untuk jurnal.
► Menyempurnakan makalah (seminar) berisi deksripsi data/informasi artikel jurnal memuat interpretasi, diskusi dan konklusi data/informasi.
► Mempublikasi ulang (republish) artikel jurnal bahasa Indonesia Bahasa Inggeris
UPGRADE
Perka LIPI No.5/ 2013, hal 12.
►karya tulis ilmiah pertama ini dapat dijadikan rujukan untuk publikasi yang membangun lanjut pemahaman yang awal itu.
►Alih bahasa, saduran dan penerbitan ulang (republish ataupun reprint) suatu
karangan ilmiah yang berguna bagi penyebaran ilmu pengetahuan harus atas seizin penerbit atau pengarangnya
KLIRENS ETIK MENCEGAH
@EA2872016
REKOMENDASI PENERAPAN KLIRENS ETIK
TENTANG DISCALIMER (IP Policy
)
Transfer of copyright
Disclaimer of copyright
IP POLICY tentang DISCLAIMER
1. Proyek tematik (regular funding project), untuk kepentingan memajukan ilmu pengetahuan, LIPI memberikan hak kepada pengarangnya untuk menulis kembali (selain informasi yang dikecualikan) laporan teknis ke dalam karya tulis ilmiah bentuk lain (jurnal, buku dll) dengan memberi
acknowledgment tentang sumber asli penulisan karya tulis ilmiah itu (RESEARCH REPORT SERIES, UNTUK MEMELIHARA HAK CIPTA LEMBAGA).
2. Proyek nasional/kompetitif (contract funding project), untuk kepentingan memajukan ilmu pengetahuan, pengarangnya dapat menulis kembali (selain informasi yang dikecualikan)
laporan teknis ke dalam karya tulis ilmiah bentuk lain (jurnal, buku dll) dengan memberi
Bagian ketiga:
KODE ETIKA
PUBLIKASI ILMIAH
KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH
●
SALAH SATU PILAR ETIK UNTUK
KEMAJUAN IPTEK
●
NILAI-NILAI ETIK: KETERBUKAAN,
KEADILAN, DAN KEJUJURAN
●
INDIKATOR: MUTU PUBLIKASI,KINERJA
RISET, KREDIBILITAS PENELITI
JENIS PUBLIKASI ILMIAH
•
KARYA SENDIRI
•
KARYA BERSAMA
PENGARANG
BERSAMA (
Team
)
KONTRIBUTOR
BERSAMA
(BUNGA RAMPAI)
BUKU ILMIAH/JURNAL DARI: HASIL PENELITIAN
BUKU ILMIAH DARI: HASIL PENGGALIAN
LAPORAN PENELITIAN: HASIL PERCOBAAN/
HASIL KAJIAN
•
KARYA SENDIRI
Hasil penelitian (mendalam
dan
tuntas/bukan dalam proses
)
Koleksi beberapa publikasi
(dalam satu tema)
Buku teks (kumulasi
pengetahuan orisinil)
•
KARYA BERSAMA (buku)
Disusun atau di reformat dari satu hasil utuh penelitian bersama:disiplin/inter-disiplin/cross-disiplin (mendalam dan tuntas)
•
KARYA BERSAMA (bunga rampai)
Koleksi bab-bab orisinil kontributor
Koleksi hasil-hasil penelitian kontributor disiplin, multi-disiplin/perspektif)
Koleksi beberapa publikasi terdahulu dari kontributor
Koleksi hasil-hasil konferensi/ prosiding dari kontributor
• Seri laporan penelitian (research report series)
Laporan utuh satu hasil penelitian bersama: disiplin/inter- disiplin/cross-disiplin (mendalam dan tuntas)
• Seri monograf (monograph series)
Laporan utuh aspek tertentu dari hasil penelitian bersama: disiplin/inter-disiplin/cross- disiplin (mendalam dan tuntas)
• Seri kertas kerja (working paper series)
Makalah hasil penelitian bersama: disiplin/inter- disiplin/cross- disiplin (masih dalam proses dan belum tuntas)
• Seri kertas diskusi/teknis (discusion/technical paper series)
Makalah pembahasan aspek tertentu dalam rangka /disseminasi hasil penelitian bersama disiplin/inter-disiplin/cross-disiplin
• Seri kertas/saran kebijakan (policy paper/brief series)
Makalah komunikasi pendek/lengkap yang disusun atau direformat
untuk kebutuhan pengambil kebijakan, yang bersumber dari satu/beberapa hasil penelitian: disiplin/inter- disiplin/cross- disiplin
KODE ETIKA
PUBLIKASI ILMIAH
•
Kode Etika dalam Kepengarangan
1. mengelola, melaksanakan, dan melaporkan hasil penelitian ilmiahnya secara bertanggungjawab;
2. menyebarkan informasi hasil penelitian ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali;
3. memberikan pengakuan dan penghargaan bagi pihak yang memberikan sumbangan berarti dalam
penelitian.
KODE ETIKA PUBLIKASI ILMIAH
1. Pemalsuan hasil penelitian (fabrication) dengan mengarang, mencatat dan/atau mengumumkan hasil penelitian tanpa pembuktian telah melakukan proses penelitian.
2. Pemalsuan data penelitian (falsification) dengan memanipulasi bahan penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan data, sehingga hasil penelitian tidak akurat.
3. Pencurian proses dan/atau hasil (plagiat) dalam mengajukan penelitian, melaksanakannya, menilainya dan melaporkan hasil penelitian sebagai milik sendiri
4. Penduplikasian (duplication) temuan sebagai asli dalam lebih dari satu saluran
PUBLIKASI: melaporkan hasil penelitian
secara bertanggungjawab
– menghormati hak kepengarangan atas sumbangan substansial.
– pengarang-bersama semua bertanggung-jawab atas segala pernyataan yang dikemukakan dalam karangan bersama;
– menolak hak kepengarangan tanpa sumbangan substansial.
MENGHORMATI
HAK KEPENGARANGAN
– menghormati hak kepengarangan bila (i)
menyumbang konsep; rancangan, analisis, dan penafsiran data; (ii) menulis naskah atau merevisi secara kritis substansi penting, dan (iii) mengarang
“pendahuluan/ prolog“ (sebagai penyunting) karena
otoritas keilmuannya;
– menolak hak kepengarangan bila (i) peranan tidak substansial; (ii) sebagai pengarangkehormatan, dan (iii) pengarang patron.
PUBLIKASI: menyebarkan hasil penelitian ke dunia ilmu pengetahuan pertama kali dan sekali
– mengupayakan tidak terjadinya kesalahan penyebaran informasi dalam segala bentuk;
– menyebarkan informasi yang menambah khazanah ilmu pengetahuan dengan tambahan informasi dan pengetahuan ilmiah baru ataupun membangun-lanjut dengan merujuk pemahaman awal sebelumnya;
– menolak praktek merekayasa data ilmiah atau memalsukan data ilmiah;
PUBLIKASI: memberikan pengakuan dan penghargaan bagi bagi pihak yang memberikan sumbangan berarti
– menyebarkan informasi tidak mengambil alih
gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan;
– penghargaan disampaikan pada yang berhak memperolehnya;
– pengakuan sumbangan berbentuk pujian, kutipan atau sebagai kepengarangan bersama;
PELAKU
PUBLIKASI ILMIAH
●
PENGELOLA (OPI, Lembaga litbang, penerbit)
●
MITRA BESTARI (tenaga pakar sesuai disiplin menilai
substansi naskah)
●
EDITOR
-Editor Ilmiah/Penanggungjawab (pengambil keputusan terbit)
-Dewan Editor (tenaga ilmiah sesuai lingkup jurnal, membahas penilaian mitra bestari, dan membuat rekomendasi kepada editor ilmiah)
-Editor seksi/pelaksana (pengelola siklus publikasi ilmiah)
● PENGARANG (pengirim naskah yang berinteraksi dengan editor pelaksana)
KODE ETIKA
MITRA BESTARI
-
Menilai naskah yang diperbaiki:
i. untuk review lanjutan
ii. setelah ditolak jurnal lain
-
Menolak menilai naskah yang:
i. diproses jurnal lain,
ii. berpotensi bias,
iii. pertentangan kepentingan,
iv. mempengaruhi penilaian (open review)
v. tidak sesuai kepakaran
KODE ETIKA
MITRA BESTARI (2)
- Membuat penilaian secara:
jujur dan seimbang
objektif dan logis
santun dan tetapi ilmiah
meyakinkan (rinci dan jelas)
konstruktif:
*Saran perubahan (memperjelas)
* saran melengkapi data (memperkuat) * komentar positif (bagi pengarang)
* komentar rahasia (bagi editor) * saran sitasi (tidak bias)
KODE ETIKA
EDITOR ILMIAH
-
Melakasanakan proses review dan
editorial yang baku, dengan:
menginformasikan tahapan proses review dan editorial yang baku, untuk pembaca.
menginformasikan pedoman penulisan yang lengkap dan jelas, untuk pengarang.
menyediakan pedoman review naskah menilai: keorisinilan, publikasi sejenis, kode etika pengarang (bebas fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi), sitasi, referensi.
KODE ETIKA
EDITOR ILMIAH(2)
-
Melaksanakan proses review dan
editorial yang baku, dengan:
memonitor, mengevaluasi, menetapkan, mengganti, menambah reviewer sesuai baku proses review.
Menetapkan dewan editor yang membahas penilaian mitrabestari dan memberi rekomendasi kepada editor
-
Editor memiliki mekanisme penanganan:
perbedaan dengan dengan pengelola,
pelanggaran kode etika oleh pengarang
.
KODE ETIKA
EDITOR ILMIAH (3)
-
Editor hanya mempublikasi naskah setelah:
proses review dan editorial yang baku
memeriksa kelengkapan klirens etik
(kepengarangan, hak cipta, perlakuan riset)
memeriksa hasil pelaksanaan teknis editing
memutuskan naskah hasil riset dan non
riset
KODE ETIKA PENGARANG
- Naskah yang akan dipublikasi pengarang harus:
berisi informasi ilmiah akurat, bebas dari fabrikasi, falsifikasi, plagiasi dan duplikasi
Pengarang pengirim (corresponding authors) atas persetujuan pengarang kepenyertaan (co-author)
Urutan nama pengarang sesuai dengan subangan substansial para pengarang
Mendeklarasikan sumber pembiayaan riset untuk penyusunan naskah
- Naskah yang akan dipublikasi pengarang harus:
berisi informasi ilmiah orisinal, dengan menjelaskan kebaruan dari publikasi sebelumnya dan disitasi dengan betul.
Memiliki izin tertulis penggunaan data hak milik (copyright) pihak lain
Mensitasi publikasi asli segala referensi yang berkaitan dengan substasi naskah, kecuali informasi umum (common knowledge)
KODE ETIKA PENGARANG (2)
PENUTUP
•
KEPATUHAN PADA KODE ETIKA PUBLIKASI
ILMIAH, INDIKATOR:
1. publikasi ilmiah bermutu;
2. kinerja hasil riset ilmiah;
3. kredibilitas peneliti
•
KOMITMEN PADA KODE ETIKA PUBLIKASI
ILMIAH PENTING DALAM MEMAJUKAN IPTEK
BANGSA.
@EA2872016
•
Etika peneliti bagian dari sistem iptek,
Pembangunan iptek mustahil tanpa etika
peneliti
•
Mencegah pelanggaran etika (preventif)
lebih baik dari menerima sangsi
pelanggaran
•
Pimpinan Lembaga memegang peranan
penting mengawal praktek penegakan
kode etika peneliti.
@EA2872016
CONTOH
@EA2872016
@EA2872016
CONTOH NOVELTY
@EA2872016