• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERAPI MUSIK KOMBINASI HUMOR (SIKKOMO) TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TERAPI MUSIK KOMBINASI HUMOR (SIKKOMO) TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI PURWOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

299

Tema 3: Pangan, Gizi dan Kesehatan

PENGARUH TERAPI MUSIK KOMBINASI HUMOR (SIKKOMO)

TERHADAP TEKANAN DARAH DAN DENYUT JANTUNG

PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN MERSI

PURWOKERTO

Oleh

Sidik Awaludin

1

, Iwan Purnawan

2

, Arif Setyo Upoyo

3

Staf Pengajar Jurusan Keperawatan FIKES Universitas Jenderal Soedirman

(1,2,3)

email : abifayza@yahoo.co.id

ABSTRAK

Hipertensi yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal dan stroke, sehingga perlu diterapi. Ada terapi komplementer yang mampumenurunkan tekanan darah tinggi dan mempertahankan denyut jantung dalam dalam rentang normal. Musik memberikan efek relaksasi, sehingga pembuluh darah melebar dan tekanan darah turun serta denyut jantung normal. Terapi humor dapat memberikan respons relaksasi dan menurunkan tekanan darah. Terapi kombinasi ini mampu bekerja secara sinergi untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan denyut jantung normal. Tujuanpenelitianini yaitu mengidentifikasi pengaruh terapi Musik Kombinasi Humor (SIKKOMO)terhadap tekanan darah dan denyut jantung.Penelitianini menggunakan desain true experiment pre and post control group design. Jumlah sampelpenelitian ini adalah40 responden penderita hipertensi primer di Kelurahan Mersi. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil penelitian ini ada perbedaan yang bermakna denyut jantung (p value = 0,001) dan tekanan darah sistolik (p value = 0,028) antar kelompok perlakuan dan kontrol, sedangkan tekanan darah diastoliktidak ada perbedaan yang bermakna antar kedua kelompok (p value = 0,171).

Kata kunci:hipertensi, musik, humor, tekanan darah, denyut jantung

ABSTRACT

Hypertension that is not treated right away can lead to complications of heart disease, kidney disease, and stroke. Hence it is necessary to take a therapy. There are complementary therapies that can decrease high blood pressure and maintain heart rate within the normal range. Music provides relaxing effects which benefit to the body such as dilating blood vessel, dropping blood pressure, and normalizing heart rate. Humor therapy, on the other side, can give a relaxing response and lower blood pressure. The combination of these two therapies results in a synergy to lower blood pressure and maintain the heart rate in normal range. The purpose of this study was to identify the effect of humor-music combination therapy (which is later written as SIKKOMO) over blood pressure and heart rate. This studyused true experiment pre and post control group design. The number of samples of this study was 40 respondents of primary hypertension patients in Mersi Purwokerto. The sampling technique used was simple random sampling. The result of this study

showed that there was a significant difference in terms of patients’ heart rate (p value = 0.001) and systolic blood pressure (p value = 0.028) between experimentgroup and control group. On the other hand, there was no significant difference between the two groups in term of diastolic blood pressure (p value = 0.171). In short, the therapy using humor-music combination can lower systolic blood pressure and maintain heart rate under normal conditions.

(2)

300

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan suatu keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang

semata-mata bukan hanya bebas dari masalah penyakit dan kelemahan (Smeltzer, 2008). Masalah

kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat dan tidak disadari oleh penderitanya adalah hipertensi

atau tekanan darah tinggi (Awaludin dkk., 2016)

Kejadian hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2007 menunjukkan, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui

memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi pada usia 18 tahun ke

atas(Radar Banyumas, 2013). Hasil penelitian Awaludin dkk. (2016) menunjukkan bahwa kejadian

hipertensi pada lansia di RW 01 Kelurahan Mersi Purwokerto lebih dari 90%.

Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskular yang ditandai dengan tekanan darah lebih

dari 140/90 mmHg (WHO,2009). Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko yang

paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi seringnya

tidak menunjukkan gejala, sehingga baru disadari apabila telah menyebabkan gangguan organ

seperti gangguan fungsi jantung atau dan pembuluh darahnya. Mayoritas penderita hipertensi

menemukan bahwa dirinyamengalami hipertensi secara tidak sengaja, yaitu pada waktu

pemeriksaan kesehatan atau datang dengan keluhan lain. Seseorang yang mengalami hipertensi

pada pembuluh darahnya mengalami penyempitan atau aterosklerosis, dengan penyempitan

tersebut, maka dibutuhkan tekanan yang besar untuk mensuplai darah ke seluruh tubuh, disamping

itu juga diperlukan denyut jantung yang cepat. Jika hal tersebut berlangsung lama maka

penderitanya akan mengalami nyeri kepala, badan lemah, dan tidak nyaman, bahkan dapat

mengalami penurunan kesadaran (Smeltzer, 2008).

Melihat fenomena tersebut maka tekanan darah tinggi dan denyut jantung yang tidak

normal perlu di lakukan penanganan yang efektif. Usaha untuk menurunkan tekanan darah dan

mempertahankan denyut jantung dalam rentang normal (60-100 x/menit) dapat dilakukan melalui

dua cara yaitu farmakologi dan non-farmakologi. Cara farmakologi merupakan kewenangan atau

tugas dari dokter, sedangkan profesional pelayanan kesehatan yang lain misalkan perawat

menggunakan cara non-farmakologi. Peran perawat yaitu memberikan intervensi keperawatan

menggunakan terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan denyut

jantung normal (Kozier, 2004). Perawat memberikan intervensi terapi komplementer, mengevaluasi

efektivitas intervensi, bertindak sebagai advokat pasien saat intervensi tidak efektif.

Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan denyut jantung

dalam rentang normal dengan terapi musik dan humor(Kozier, 2004). Geer et al. (2009)

(3)

301

meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera. Musik dapat memengaruhi beberapa

fungsi fisiologis seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah. Musik merangsang pelepasan

hormon endorfin. Terapi humor yaitu tindakan untuk menstimulasi seseorang untuk tertawa,

tindakan ini mampu merangsang pelepasan opiat endogenous yang disebut dengan endorfin.

Manfaat endorfin yaitu membuat relaksasi yang berdampak pada pelebaran pembuluh darah

sehingga menurunkan tekanan darah, dengan kondisi relaks juga akan membuat denyut jantung

menjadi normal. Terapi humor dilakukan dengan beberapa cara dengan melihat film lucu, dengan

mendengarkan kelompok lawak, dengan melihat kartun, komik dan karikatur yang lucu serta

membaca kumpulan cerita lucu (Doulau, 2004). Kedua terapi akan di kombinasi menjadi terapi

SIKKOMO ( Musik Kombinasi Humor) sehingga akan bersinergi mempercepat penurunan tekanan

darah dan mempertahankan denyut jantung normal. Melihat fenomena tersebut yang mendasari

penelitimelakukan penelitian dengan judul “Pengaruh terapi SIKKOMO (Musik Kombinasi Humor) terhadap tekanan darah dan denyut jantung penderita hipertensi di Kelurahan Mersi

Purwokerto”.

METODE PENELITIAN

True experiment pre and post control group design, rancangan penelitian ini

mengobservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah, peneliti akan membagi responden

menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diberi terapi SIKKOMO sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol hanya diberikan terapi humor saja. Jumlah sampel40 responden

yang terdiri atas20 kelompok eksperimen (A) dan 20 kelompok kontrol (B) dengan kriteria inklusi

yang ditentukan adalah sebagai berikut: responden adalah pasien yang bersedia diteliti, pasien yang

menderita hipertensi, berumur antara 45 – 75 tahun, kesadaran komposmentis, dan dapat membaca.

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami gangguan kejiwaan stres berat.

Teknik samplingnya adalah simple random sampling. Penelitiandilakukan mulai bulan Januari

sampai Juni 2017 di Kelurahan Mersi Purwokerto. Pengumpulan data dilakukan dengan membuat 2

kelompok pasien yaitu kelompok warga yang diberikan terapi SIKKOMO dan kelompok diberikan

terapi humor saja. Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensi meter digital

merk OMRON yang sudah dilakukan kalibrasi.

Prosedur pengumpulan data penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada responden, setelah memahami tujuan

penelitian, responden diminta menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden

penelitian. Melakukan pengundian untuk menentukan kelompok eksperimen atau kelompok

kontrol. Responden kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut jantung.

(4)

302

diperdengarkan musik instrumentalia selama 5 menit, kemudian ditontonkan video terapi humor

selama 10 menit. Responden kelompok kontrol hanya ditontonkan terapi humor saja. Segera

setelah selesai terapi maka responden akan dilakukan pengukuran tekanan darah dan denyut

jantung. Hasil pengukuran dicatat dalam lembar observasi. Untuk memenuhi unsur etik pada

kelompok kontrol terapi tawa diberikan setelah pengukuran yang kedua. Setelah selesai peneliti

menarik kembali lembar pengkajian skala nyeri yang sudah terbagi dan diperiksa kelengkapan

jawabannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh selama proses penelitian yang dilaksanakan mulai

Januari sampai dengan Juni 2017, diperoleh sejumlah 40 responden, yang meliputi 20 responden

sebagai kelompok perlakuan dan 20 responden sebagai kelompok kontrol. Data-data hasil

penelitian disajikan sebagai berikut.

Analisis Univariat

Gambaran rerata denyut jantungdan tekanan darah pra-terapi SIKKOMO dapat dilihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Gambaran rerata denyut jantung dan tekanan darah responden pra-terapi SIKKOMO

Tabel 1 menunjukkan kategori dari rerata denyut jantung dalam batas normal (60-100 x/menit), dan

rerata tekanan darah tergolong hipertensi sedang (tekanan darah sistolik 160-179 mmHg) pada

kedua kelompok.

Gambaran rerata denyut jantungdan tekanan darah pasca-terapi SIKKOMO dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Gambaran rerata denyut jantung dan tekanan darah responden pasca-terapi SIKKOMO

Tabel 2 menunjukkan pada kelompok perlakuan yaitu: rerata denyut jantung dalam batas

(5)

303

sistolik 160-179 mmHg). Data kelompok rerata tekanan darahnya lebih tinggi dari sebelum

perlakuan/terjadi kenaikan tekanan darah.

Analisis Bivariat

Hasil uji perbedaan pra dan pasca-perlakuan menurut denyut jantung, dan tekanan darah

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil uji perbedaan denyut jantung, dan tekanan darah a = uji parametrik, b = uji non parametrik

Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan denyut jantung, dan tekanan darah pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05), sedangkan pada kelompok

kontrol denyut jantung menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05), pada tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok kontrol menunjukkan perbedaan yang bermakna tetapi

nilai Z nya negatif artinya tekanan darah pada kelompok kontrol mengalami kenaikan yang

bermakna.

Hasil uji perbedaan denyut jantung dan tekanan darah setelah diberikan terapi SIKKOMO

antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengaruhterapi SIKKOMO pada skala nyeri, denyut jantung, dan tekanan darah responden antar kelompok

Tabel 4 menunjukkan bahwa data denyut jantung, dan tekanan darah pra pada kelompok

perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna, atau homogen sehingga data pasca antar kelompok dapat dilakukan uji beda.Data denyut jantung dan tekanan darah sistolik kelompok perlakuan dan

kontrol berbeda bermakna (p < 0,05), sedangkan tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna (p > 0,05).

Bagian ini selanjutna menjelaskan tentang pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pembahasan ini terdiri atas interpretasi dan diskusi hasil serta keterkaitan antara hasil

penelitian dengan tinjauan teori dan hasil penelitian sebelumnya. Bagian ini juga menjelaskan

tentang keterbatasan penelitian dan implikasi penelitian dalam keperawatan.

(6)

304

Pemberian terapi komplementer keperawatan memberikan pengaruh pada penurunan

tekanan darah dan mempertahankan denyut jantung pada kondisi normal. Pembahasan secara

lengkap setiap variabel denyut jantungdan tekanan darah dijelaskan sebagai berikut.

Denyut Jantung

Tabel 1 dan 2 menunjukkan rerata denyut jantung responden perlakuan mengalami

penurunan, sedangkan pada kelompok kontrol cenderung mengalami kenaikan. Tabel 3

menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan denyut jantung dan tekanan darah sistolik maupun

diastolik sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan

bermakna (p=0,000), sedangkan pada kelompok kontrol denyut jantung responden menunjukkan

tidak ada perbedaan yang bermakna (p=0,12), sedangkan tekanan darah sistolik menunjukkan

peningkatan yang signifikan (p=0,007) dan tekanan darah diastoliknya pun mengalami kenaikan

yang signifikan (p=0,001). Terapi musik dapat memengaruhi beberapa fungsi fisiologis seperti

denyut jantung dan tekanan darah (Bernadi et al., 2009, Geer et al., 2009). Musik juga dapat

menurunkan kebutuhan oksigen miokardium, dan meningkatkan kualitas tidur (Bernadi et al.,

2009). Musik dapat menurunkan kecemasan (Ismail, 2010). Kondisi rileks akan menstabilkan

tingkat metabolisme dan kebutuhan oksigen tubuh, sehingga tanda-tanda vital seperti denyut

jantung, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah dalam batas normal (Potter dan Perry, 2005).

Perasaan rileks dapat menurunkan sekresi adrenalin dan noradrenalin. Efek adrenalin pada sistem

kardiovaskular berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, sedangkan noradrenalin

menyebabkan peningkatan tekanan darah (Ulrica, 2008).

Terapi humor merupakan tindakan menstimulasi seseorang untuk tertawa, tindakan ini

mampu merangsang pelepasan opiat endogenous yang disebut dengan endorphin.Endorphin

mampu menurunkan denyut jantung. Metode untuk menstimulasi tawa pada penelitian ini dengan

meminta responden mendengarkan dan menonton rekaman video lucu yang dibuat oleh peneliti

sendiri.

Pemberian terapi humor pada penderita hipertensi pada kelompok perlakuan mampu

mempertahankan rerata denyut jantung dalam rentang normal (82,65 menjadi 70,40 kali/menit),

sedangkan pada kelompok kontrol denyut jantung mengalami kenaikan rerata dari 85,45x/mnt

menjadi 88,80x/mnt. Hasil uji statistik menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan penurunan

skala nyeri pada kelompok perlakuan, sehingga dapat disimpulkan pemberian terapi humor mampu

menurunkan skala nyeri kepala penderita hipertensi secara signifikan (p value = 0,000).

Terapi humor yang diberikan pada penderita hipertensi mampu menstimulasi pelepasan

opiat endogenous yang menghambat pengiriman informasi oleh serabut sel A delta. Penghambatan

serabut sel A delta menyebabkan pemutusan pengiriman informasi ketidaknyamanan dari

nosiseptor ke girus post sentral. Perlambatan pengiriman stimuli nyeri menyebabkan perlambatan

(7)

305

nyeri karena terapi humor mampu membantu proses respirasi dari paru, melatih kerja jantung,

meningkatkan antibodi dan sel darah putih dalam menghadang infeksi. Menurut Keegan (2001),

terapi humor mampu menyebabkan pelepasan delyoson, akibat dari pelepasan delyoson ini adalah

penurunan tekanan darah sampai 10 – 20 mmHg. Jadi responden yang diberikan terapi humor akan

rileks dan terjadi vasodilatasi pembuluh darah sehingga tekanan darahnya menurun (Awaludin,

2016). Kombinasi pemberian musik selama 5 menit dilanjutkan dengan terapi humor (SIKKOMO)

mampu mempertahankan denyut jantung pasien dalam kondisi normal. Kedua terapi tersebut jika

dikombinasikan akan memperkuat pengaruh dalam menjaga kestabilan denyut jantung pada kondisi

optimal (Awaludin, 2013)

Tekanan Darah

Tabel 1 menunjukkan rerata tekanan darah responden perlakuan mengalami penurunan sedangkan pada kelompok kontrol tekanan sistolik sedikit menurun tetapi pada diastolik

mengalami peningkatan. Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan

bermakna (p=0,000), sedangkan pada kelompok kontrol juga menunjukan perbedaan yang bermakna tetapi nilai Z nya negatif artinya tekanan darah pada kelompok kontrol mengalami

kenaikan yang bermakna, padahal yang diharapkan adalah terjadi penurunan.

Terapi musik dapat memengaruhi beberapa fungsi fisiologis seperti respirasi, denyut jantung dan tekanan darah (Geeret al., 2009). Musik gamelan slendro dapat menurunkan tekanan

darah secara signifikan pada penderita hipertensi (Hidayati dan Maryanti, 2010). Musik instrumentalia dapat menurunkan tingkat stres pada pasien dengan ventilator (Ismail, 2010).

Penurunan stres akan diikuti dengan vagal outflow dan penurunan aktivitas sistem saraf simpatis (White, 2000). Penurunan aktivitas simpatis ke otot polos pembuluh darah akan menyebabkan

relaksasi dan vasodilatasi sehingga tekanan darah akan menurun (Oparil et al., 2003). Musik

memberikan stimulus positif pada sistem limbik di otak (Hidayat, 2007). Sistem limbik berhubungan dengan perilaku emosional (marah dan takut), sehingga menurunkan aktivitas sistem

saraf outonomik, sehingga menciptakan perasaan rileks. Perasaan yang rileks akan merangsang produksi nitric oxide hormone/NO (Champbell, 2001). Hormon NO disintesis oleh sel endothelial

pembuluh darah dari asam amino arginin yang banyak terdapat dalam plasma. Efek NO pada sistem kardiovaskular sebagai agen vasodilator, sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Devlin,

2007). Terapi kombinasi musik dengan humor (SIKKOMO) mampu bersinergi dan memperkuat penurunan tekanan darah.

Tabel 4 menunjukkan bahwa data denyut jantung dan tekanan darah sistolik kelompok

perlakuan dan kontrol berbeda bermakna (p< 0,05), sedangkan tekanan darah diastolik pada kelompok perlakuan dan kontrol tidak berbeda bermakna (p> 0,05). Sesorang yang mengalami

(8)

306

penurunan elastisitas perifer. Hal tersebut meningkatkan venus return dan preload yang pada akhirnya menyebabkan disfungsi sistolik dan diastolik (Schiffrin, 2000). Hal tersebut

memungkinkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok. kemungkinan lain

antara laindata dasar dari kedua kelompok responden menunjukkan tekanan darah yang variatif dan semua respondennya berusia > 60 tahun (lansia). Penurunan intensitas denyut jantung responden

diyakini karena pemberian terapi SIKKOMO, karena datadenyut jantungdan tekanan darah bersifat homogen.

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, S., E. Nurrachmah, & T. Herawati. 2013. Pengaruh Formula PHISIK (Pijat,

Hipnosis, dan Musik) untuk Menurunkan Skala Nyeri Pasca Bedah Jantung. Tidak

dipublikasikan. Universitas Indonesia.

Awaludin, S., Purnawan, I., & Alivian, G.N 2016. Pengaruh terapi humor untuk

menurunkan nyeri kepala akibat hipertensi di Kelurahan Mersi Purwokerto.

Kumpulan Abstrak Semnas . LPPM Universitas Jenderal Soedirman.

Champbell. 2001.

Efek Mozart: Memanfaatkan Kekuatan Musik untuk Mempertajam

Pikiran, Meningkatkan Kreativitas dan Menyehatkan Tubuh.

Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Geer, E., A.C. Vink, J.M. Schols, &J.P. Slaets. 2009. Music in the Nursing Home: Hitting

the Right Note: The Provision of Music to Dementia Patients with Verbal and

Vocal Agitation in Dutch Nursing Homes.

International Phychogeriatrics

21:

86-93.

Hidayat, AA . 2007.

Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah

. Salemba Medika.

Jakarta.

Hidayati, W.&Maryanti. 2010. The effect gamelan music for reducing blood pressure of

elderly with hypertention in elderly health care Yuswo Adhi

Semarang.

Makalah dipresentasikan pada

Java International Nursing Conference

tanggal 2-3

Oktober 2010. Semarang.

Ismail, S., C. Kritpracha, P. Thaniwattananan. 2010. The effects of music intervension on

aniety reduction in patients with ventilator support. Makalah dipresentasikan pada

Java International Nursing Conference

tanggal 2-3 Oktober 2010. Semarang.

Keegan, L. 2001.

Healing with complementary & alternative therapies

. Delmar Thomson

Learning. Albany.

(9)

307

Oparil, S., A.M. Zaman, & D.A. Calhoun. 2003. Pathogenesys of Hypertention.

Ann Intern

Med.

139:761-776.

Perry, A&P.A.G. Potter. 2005.

Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan

Praktik.

Edisi 4, vol 2.Mosby.St.Louis.

Radar Banyumas. 2013. PenderitaHipertensi di BayumasTinggi. 15 Agustus 2013.

Riskesdas. 2007.

Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007

. Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Schiffrin, E.L. 2000. Reactivity of Small Blood Vessels in Hypertension: Relation with

Structural Changes. State of the Art Lecture.

Hypertension

19(2 Suppl): II1

9.

PMID 1735561.

Lee, &T.K. Welty. 2005. Association of Blood Pressure with Blood Viscosity in American

Indians: The Strong Heart Study.

Hypertension Journal of The American Heart

Association

45: 625-630.

Smeltzer, S.C. 2008.

Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth

/ editor, Suzanne C.

Smeltzer, Brenda G. Bare; alih bahasa, Agung Waluyo....[et al] ; editor edisi bahasa

Indonesia, Monica Ester.

Ed. 8. Vol 2

Jakarta: EGC.

Ulrica, N. 2008. The Anxiety and Pain Reducing Effects of Music Interventions: a

Systematic Review.

Associations of operating room nurses

(AORN)

Journals

83(4): 780.

WHO. 2009. Report of Hypertensions. WHO/CDS/RBM/2001.35. Geneva 28-30 March

2009.

Gambar

Tabel 2. Gambaran rerata denyut jantung dan tekanan darah responden pasca-terapi SIKKOMO
Tabel 4. Pengaruhterapi SIKKOMO pada skala nyeri, denyut jantung, dan tekanan darah responden antar kelompok

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membandingkan karakteristik (vswr, return loss dan pola radiasi) antara pengukuran dan hasil simulasi, dimensi antena ditingkatkan dan frekuensi resonansi

Salah satu penelitian tersebut adalah kerja sama antara Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Institut Teknologi Bandung dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan

Berdasarkan hasil pngumpulan dan pengolahan data maka diperoleh gambaran mengenai latar belakang keluarga atlet sepak takraw pelatda PON XVII Jawa Barat sebagai

Dengan melihat keadaan orang tua peserta didik yang tidak semuanya tergolong mampu atau kaya dan dengan melihat jenis-jenis infaq, infaq panen di MI Ma’arif Purwodeso masuk

Untuk menghindari kesalahan pembaca dalam memahami istilah yang dimaksud dalam judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keabsahan Akad yang Berlaku pada Tabungan Faedah Bank BRI

The combination of traditional forewarning treatment and high-controlling attack message, and reactance-enhanced forewarning treatment and low-controlling attack message, should

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari alternatif solusi dalam pengedalian pemanas pemanggang kopi , yaitu dengan cara mengendalikan tingkat pemanasan elemen